MAKALAH PANCASILA Dosen Pengampu : Rohman, S.Pd., M.Pd.
KELOMPOK 2 Kelas : DIV KEPERAWATAN TANJUNG KARANG Disusun oleh:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Wahyudha Jovani Agustina Syaza Tara Melinia Gerry Clarisya Rindi Annelia Adelia Putri
( 1714301024) (1714301018) (1714301044) (1714301035) (1714301017) (1714301041) (1714301047)
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG TAHUN 2017/2018 Page | 1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan segala rahmat, petunjuk dan karunia-NYA akhirnya, tugas makalah pancasila ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini memaparkan pengertian,asal mula pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pancasila di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Karena, makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan tugas makalah selanjutn ya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandar Lampung, 29 Agustus 2017
Penulis
Page | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah............................................................................... 4 2. Tujuan Masalah ............................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
1. 2. 3. 4. 5.
Pengertian Asal Mula Pancasila .................................... ............................. 5 Bentuk dan Susunan Sila-Sila Pancasila ..................................................... 7 Isi Arti Pancasila yang Abstrak Umum Universal ...................................... 9 Isi Arti Pancasila yang Umum Kolektif ..................................................... 9 Isi Arti Pancasila yang Khusus, Singular dan Kongkrit ............................ 9
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................. ............................................... 12 B. Saran .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
Page | 3
BAB I PENDAHULUAN I.
Latar Belakang
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya, karena ideologi ini merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya. Begitu juga dengan Negara Indonesia. Ideologi negara Indonesia adalah Ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila ini dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Di zaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya melalui proses yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masingmasing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan. Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti : 1) Pancasila sebagai jiwa bangsa, 2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa. 3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Untuk itu kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk senantiasa menjaga kelestarian nilai – nilai pancasila sehingga apa yang pernah terjadi di masa lalu tidak akan teredam di masa yang akan datang.
II.
Tujuan
Makalah ini disusun untuk menjelaskan pengertian, asal mula pancasila, bentuk dan susunan pancasila serta isi arti pancasila sebagai dasar negara serta untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah Pancasila.
Page | 4
BAB II PEMBAHASAN
I.
Pengertian Asal Mula Pancasila
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta tidak hanya diciptakan oleh seseorang melainkan terbentuknya melalaui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ditinjau dari kausalitasnya, asal mula Pancasila dibedakan menjadi dua macam yaitu: asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut: 1.1 Asal Mula yang Langsung
Asal mula yang langsung tentang Pancasila adalah asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat Negara yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang proklamasi kemerdekaan. Adapun rincian asal mula langsung Pancasila tersebut menurut Notonagoro (1975) adalah sebagai berikut: a. Asal mula bahan (Kausa Materialis) Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidup. Unsure-unsur Pancasila tersebut dapat berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. b. Asal mula bentuk (Kausa Formalis) Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama-sama dengan Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila. c. Asal mula karya (Kausa Effisien) Asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah. Adapun asal mula Pancasila adalah PPKI sebagai pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk negara yang mengasahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah, setelah dilakukan pembahasan baik dalam siding-sidang BPUPKI maupun oleh Panitia Sembilan. d. Asal mula tujuan (Kausa Finalis) Tujuan dirumuskan dan dibahasnya Pancasila adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara. Adapun asal mula tujuannya yaitu para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang sah. Page | 5
1.2
Asal Mula yang Tidak Langsung
Asal mula tidak langsung Pancasila adalah asal mula sebelum proklamasi kemerdekaan yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia. Adapun rincian asal mula tidak langsung Pancasila adalah sebagai erikut: a. Nilai-nilai yang menjadi unsur-unsur Pancasila sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar negara yaitu: nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara. b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara dan dijadikan pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. c. Dengan demikian asal mula tidak langsung Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri sebagai Kausa Materialis yaitu sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila. Berdasarknan tinjauan kausalitas tersebut, pada hakikatnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia jauh sebelum bangsa Indonesia membentuk Negara, nila-nilai tersebut telah tercermin dan teramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu tinjauan tersebut memberikan bukti bahwa terbentuknya pancasila bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang dan bukan hasil pengaruh dari paham-paham besar dunia, melainkan nilai-nilai Pancasila secara tidak langsung telah terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia. 1.3 Bangsa Indonesia ber- Pancasila dalam ‘Tri Prakara’
Berdasarkan tinjauan Pancasila secara kausalitas tersebut memberikan pemahaman bahwa proses terbentuknya Pancasila memerlukan proses yang cukup panjang dalam konsep kesejarahan bangsa Indonesia. Sebelum disahkan sebagai dasar negara, unsur-unsur Pancasila telah melekat dalam bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan, serta nilai-nilai religius. Dengan demikian Pancasila sebagai dasar negara terwujud dalam tiga asas atau ‘Tri Prakara’ yaitu sebagai berikut : 1.
Pancasila asas kebudayaan, bahwasanya unsur unsur pancasila sebelum disahkanmenjadi dasar filsafat Negara secara yuridis sudah dimiliki bangsa Indonesia sebagai asas-asas dalam adat istiadat dan kebudayaan.
2.
Pancasila asas religius, atau unsur unsur pancasila telah terdapat pada bangsa Indonesia sebagai asas asas dalam agama agama ( nilai nilai religious ).
3.
Pancasila sebagai asas kenegaraan. Dari unsur unsur tadi diolah, dibahas dan dirumuskan secara seksama oleh para pendiri Negara dalam siding BPUPKI, panitia Sembilan, setelah Indonesia merdeka.
Ketiga asas tersebut tidak dapat dipertentangkan karena merupakan unsur-unsur yang membentuk Pancasila (Notonagoro, 1975).
Page | 6
II. Bentuk dan Susunan Sila-Sila Pancasila Pancasila lahir 1 Juni 1945, dan ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD’45. Rumusan Pancasila tercantum di dalam alinea IV Pembukaan UUD’45. Rumusan tersebut secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara RI. Bentuk dan susunan Pancasila terdiri dari:
1. Majemuk tunggal 2. Hierarkhis-piramidal 3. Sila-sila Pancasila saling mengkualifikasi Bentuk Pancasila di dalam pengertian ini diartikan sebagai rumusan Pancasila sebagaimana tercantum di dalam alinea IV Pembukaan UUD’45. Pancasila sebagai suatu sistem nilai mempunyai bentuk, ciri-cirinya yaitu: a. Setiap sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.Artinya, masing-masing sila dalam Pancasila tidak dapat dipisahkan. b. Setiap unsur pembentuk Pancasila merupakan unsur mutlak yang membentuk kesatuan, bukan unsur komplementer. Artinya, salah satu sila dalam Pancasila kedudukannya tidak lebih rendah dari sila yang lain. Sila pertama berkaitan dengan Tuhan sebagai Causa Prima (sebab pertama) dan sila yang lainnya bukan sebagai unsur pelengkap. c.
Sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah atau dikurangi. Artinya, Pancasila tidak dapat diperas menjadi trisila ataupun eka sila.
Susunan sila- sila Pancasila merupakan kesatuan yang organis, satu sama lain membentuk suatu sistem disebut dengan istilah majemuk tunggal (Notonagoro). Majemuk tunggal artinya Pancasila terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu kesatuan yang berdiri sendiri secara utuh. Bentuk dan susunan Pancasila hierarkhis-piramidal. Hierarkhis berarti tingkat, sedangkan piramidal dipergunakan untuk menggambarkan hubungan bertingkat dari sila-sila Pancasila dalam urutan cakupan yang luas dan juga isi pengertian. Rumusan Pancasila yang hierarkhis-piramidal yaitu: 1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah meliputi serta menjiwai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah diliputi atau dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi serta menjiwai sila persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Sila ketiga
:Persatuan Indonesia, adalah diliputi atau dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi serta menjiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Page | 7
4. Sila keempat :Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah diliputi atau dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, meliputi serta menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Sila kelima :Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah diliputi atau dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan (Kaelan, 2008:60). Pancasila sebagai satu kesatuan sistem nilai, juga membawa implikasi bahwa antara sila satu dengan sila yang lain saling mengkualifikasi. Hal ini berarti bahwa antara sila satu dengan sila yang lain, saling memberi kualitas, memberi bobot isi (Rukiyati, 2008:31 ). Rumusan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi: 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan
Indonesia,
berkerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Sila
Persatuan
Indonesia,
adalah
ber-Ketuhanan
Yang
Maha
Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 4.Sila
kerakyatan
yang
dipimpin
permusyawaratan/perwakilan,
oleh
adalah
hikmat
ber-Ketuhanan
kebijaksanaan Yang
dalam
Maha
Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan (Notonagoro, 1975:43,44).
Page | 8
III.
Isi Arti Pancasila yang Abstrak Umum Universal
Isi arti pancasila yang abstrak umum universal adalah tetap tidak berubah dan dapat berlaku di mana saja,tidak hanya untuk bangsa dan negara indonesia, tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain dengan ciri khusus tertentu,sehinga dari sifat abstrak umum universal dapat di susun arti pancasila umum kolektif sebagai pelaksanaan dalam kedudukanya dasar filsafat negara atau sebagai pedoman praktis dalam penyelengaraan Negara. Isi Pancasila yang abstrak umum universal merupakan inti dari Pancasila sehingga menjadi pangkal tolak pelaksanaan pada bidang-bidang kenegaraan, tertib hukum Indonesia, dan realisasi praktisnya dalam berbagai bidang kehidupan. Isi arti Pancasila yang abstrak umum universal sebagai prinsip dasar umum merupakan pengertian yang sama bagi bangsa Indonesia. IV.
Isi Arti Pancasila yang Umum Kolektif
Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman kolektif Negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. Isi arti Pancasila yang umum kolektif adalah realisasinya dalam bidang-bidang kehidupan. Pancasila sebagai pedoman dan sumber nilai kolektif bangsa dan negara Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif lainnya. Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah namun semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam kehidupan bermasarakat, berbangsa dan bernegara. V.
Isi arti Pancasila yang Khusus, Singular dan Kongkrit
Negara dan dalam hal ini adalah suatu Negara Indonesia memerlukan suatu norma-norma atau ukuran-ukuran yang berlaku secara kolektif, dan oleh karena itu isi-arti pancasila dan pengertian ini adalah bersifat umum kolektif yaitu merupakan pedoman umum bagi seluruh Bangsa Indonesia dan Negara Indonesia. Pelaksanaan Pancasila yang konkrit ini sangat bersifat dinamis, yaitu sesuai dengan perkembangan zaman, keadaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban manusia. Karena sifatnya yang khusus dan kongkrit serta dinamis maka setiap pelaksaan dan kebijaksanaan bisa berbeda, namun tetap dalam batas norma isi-arti Pancasila yang umum universal dan umum kolektif (yaitu sebagaimana terumuskan dalam pedoman-pedoman umum secara kolektif terutama sebagaimana tercantum dalam rumusan pokok hukum positif Indonesia yaitu UUD 1945 dan Ketetapan MPR).
Page | 9
Beberapa contoh konkrit pelaksanaan isi-arti Pancasila yang khusus singular dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara adalah sebagai berikut : a. Bidang politik Dalam kehidupan politik, terlihat kesan kuat bahwa telah timbul apa yang pernah disebut dan dikhawatirkan oleh dr. Mohammad Hatta sebagai suatu ultra demokrasi. Walaupun lembaga legislatif serta lembaga eksekutif telah dipilih secara demokratis, namun demonstrasi ke jalan-jalan bukan saja tidak berhenti, tetapi sudah menjadi suatu hal yang terjadi secara rutin. Tiada hari tanpa demonstrasi. Partai-partai politik yang seyogyanya berfungsi sebagai lembaga demokrasi yang mengagregasi serta mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan rakyat serta sebagai wahana untuk seleksi kepemimpinan ditengarai hanya asyik dengan dirinya sendiri dan telah mulai kehilangan kepercayaan dari rakyat. Dalam contoh lain, seperti : 1. Dengan adanya partai-partai politik yang berbeda-beda namun memiliki asas yang sama yaitu asas Pancasila. Setiap partai politik tersebut memiliki perbedaan-perbedaan, sifat organisasinya, anggaran rumah tangganya, dan terutama perbedaan dalam kebijaksanaan programnya. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum anggota-anggota badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat yang telah tiga kali diubah, yaitu dengan Undang Undang Nomor 4 Tahun 1975, Undang Undang Nomor 3 Tahun 1985, serta untuk menggantikan Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Undang Undang Pemilihan Umum. b. Bidang ekonomi, seperti : 1. Ekonomi Indonesia yang “sosialistik” sampai 1966 berubah menjadi “kapitalistik” bersamaan dengan berakhirnya Orde Lama (1959-1966). Selama Orde Baru (1966-1998) sistem ekonomi dinyatakan didasarkan pada Pancasila dan kekeluargaan yang mengacu pasal 33 UUD 1945, tetapi dalam praktek meninggalkan ajaran moral, tidak demokratis, dan tidak adil. Ketidakadilan ekonomi dan sosial sebagai akibat dari penyimpangan/penyelewengan Pancasila dan asas kekeluargaan telah mengakibatkan ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang tajam yang selanjutnya menjadi salah satu sumber utama krisis moneter tahun 1997.Aturan main sistem ekonomi Pancasila yang lebih ditekankan pada sila ke-4 Kerakyatan (yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan) menjadi slogan baru yang diperjuangkan sejak reformasi. Melalui gerakan reformasi banyak kalangan berharap hukum dan moral dapat dijadikan landasan pikir dan landasan kerja. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang memihak pada dan melindungi kepentingan ekonomi rakyat melalui upaya-upaya dan program-program pemberdayaan ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sub-sistem dari sistem ekonomi Pancasila, yang diharapkan mampu meredam ekses kehidupan ekonomi yang liberal. Page | 10
2. Untuk
menyehatkan
perekonomian
nasional
maka
pemerintah
mengeluarkan kebijaksanaan paket Oktober (Pakto), Kebijaksanaan devaluasi,
peningkatan
ekspor
non
migas
dan
kebijaksanaan-
kebijaksanaan di bidang moneter dan perbankan yang lainnya. 3. Kebijaksanaan menaikkan harga BBM, kerjasama ekonomi dengan Negara-negara lain dan sebagainya. Kesemuanya itu tetap berpedoman pada perekonomian yang berdasarkan Pancasila, sebagaimana diatur secara kolektif dalam Pasal 33 UUD 1945).
c. Bidang Kebudayaan, misalnya : 1. Pemerintahan mengembangkan kebudayaan nasional, namun demikian kebudayaan daerah harus tetap dijaga dan dilestarikannya. 2. Tidak menutup kemungkinan masuknya kebudayaan asing namun harus tetap berpedoman pada budaya Pancasila sebagai kepribadian bangsa dasar filsafat Negara Indonesia. d. Bidang Kehidupan Umat Beragama, misalnya : 1. Setiap pemeluk agama beribadah dan menggunakan ajaran-ajaran agama sesuai dengan ajaran agama masing-masing. 2. Diwujudkannya Undang-undang Perkawinan, yang berdasarkan ajaran agama masing-
Page | 11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat diketahui bahwa perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara bukanlah hal yang mudah.Dari mulai pemilihan kata,gagasan-gagasan yang diusulkan butuh kesepakatan untuk menjadi suatu dasar yang dapat mencakup asas-asas dan karakter bangsa Indonesia.Pancasila merupakan perjanjian luhur bangsa Indonesia yang harus dijunjung tinggi bersama.Dengan demikian sejak saat bangsa Indonesia bersepakat untuk mengatur sendiri kehidupannya yang berdasar Pancasila,setiap warga negara Indonesia seharusnya merasa dirinya berada dalam keterikatan dan merasa bertanggung jawab pada asas-asas yang telah disepakati bersama,yaitu kelima sila dalam Pancasila. Pancasila tidak hanya untuk dipahami artinya saja namun juga diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi,dalam tata pergaulan hidup dengan masyarakat,dan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.Pancasila juga harus terwujud dalam pembangunan sosial,ekonomi,pendidikan maupun dalam hal politik. Selain menghayati dan mengamalkan semua sila dengan sebaik-baiknya,setiap warga negara juga harus mengamankan dan menyelamatkan Pancasila dari setiap usaha yang hendak merongrong atau menggantinya.Jika setiap warga negara bersikap seperti itu tidaklah mustahil jika negara Indonesia bisa menjadi negara yang kuat dan berani.Yang terpenting disetiap generasi akan selalu menghasilkan generasi yang dapat memajukan Indonesia menjadi lebih baik lagi.
B. SARAN
1. Diharapkan pembaca mampu lebih memahami arti dari kata Pancasila itu sendiri. 2. Diharapkan pembaca mampu memahami asal mula Pancasila. 3.
Diharapkan pembaca nantinya mampu menjelaskan dan memahami bentuk dan susunan sila-sila
4.
Diharapkan pembaca memahami isi arti pancasila.
Page | 12
DAFTAR PUSAKA
http://damayantilinda.blogspot.co.id/2014/05/asal-mula-pancasila.html Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Pantjuran Tudjuh. http://mediabelajarnurwendah.blogsport.com/ http://orathforever.blogspot.com/2012/10Pengertian Asal Mula Pancasila http://www.academia.edu/9869791/makalah_pancasila
Page | 13