Nama : Hazen Alrasyid
Mata Kuliah : Material Teknik
NIM : 3333160102
1. Jelaskan prinsip produksi killed steel !
Ketika baja telah terdegradasi sepenuhnya sebelum pengecoran d an tidak ada gas yang berevolusi selama pemadatan, baja yang dihasilkan dikenal sebagai baja terbunuh. Baja ini ditandai dengan tingkat homogenitas kimia yang tinggi. Ini bebas dari porositas gas, yang membuat baja ini lebih sesuai untuk komponen penting dan untuk aplikasi yang melibatkan perlakuan panas. Hal ini dikombinasikan dengan agen seperti casting sebelum digunakan. Baja ini disebut "terbunuh" karena diam-diam memadat dalam cetakan dan tidak ada gas yang berevolusi.
2. Jelaskan produk sulfur print dan phospor print ! - Produk sulfur Print ialah produk yang sering atau bisa digunakan dalam keadaan gelap atau minim pada cahaya,karena produk phospor print dapat bisa menyala dengan cukup terang pada ditempat gelap,inilah contoh yang ada padagelang seorang mainan anak-anak anak -anak yang mempunyai warna-warni,sablon yang ada pada stiker yang berada didinding. - Produk sulfur print ialah produk yang biasa kita jumpai atau yang digunakan pada dalamkehidupan sehari-hariyaitu sehari-hariyaitu untuk membersihkan membersihkan badan dari kuman ialah sabun mandi,sabun mandi juga banyak macamnya yaitu sabun mandi batang,cair seperti cream kecantikan dan masih banyak lagi.oleh karenanya print yang dapat digunakan saat mengetahui keretakan saat proses saat pembuatan suatu produk,sulfur print dapat digunakan saat produk tidak dapat dilihat dari yang ada di keadaan mata yang ada di bagian luar.
3. Jelaskan prinsip pembuatan aluminium, nikel dan tembaga !
a) Pembuatan Aluminium
Meskipun aluminium tergolong melimpah di kulit bumi, mineral yang dapat dijadikan sumber komersial aluminium hanya bauksit. Bauksit mengandung aluminium sebagai aluminium oksida (Al2O3). Pengolahan aluminium dari bauksit ini berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni (alumina). Tahap kedua adalah peleburan (reduksi) alumina. Pengolahan aluminium oksida dari bauksit didasarkan pada sifat amfoter dari oksida aluminium itu. Pengotor utama dalam bauksit biasanya terdiri atas SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Apabila bauksit dilarutkan dalam larutan natrium hidroksida, maka aluminium oksida akan larut sedangkan pengotornya tidak. Al2O3(s) +2NaOH(aq) +3H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq) Pengotor dipisahkan dengan penyaringan. Selanjutnya, aluminium diendapkan dari filtrate dengan mengalirkan gas karbon dioksida dan pengenceran. 2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s) +Na2CO3(aq) +H2O(l) Endapan aluminium hidroksida disaring, dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (alumina). Selanjutnya pada tahap kedua, reduksi aluminium oksida dilakukan melalui elektrolisis menurut proses Hall-Heroult . Al2O3(l) → 2Al3+(l) + 3O2-(l) Katode: Al3+(l) + 3e → Al(l) Anode: 2O2-(l) → O2(g) +4e C(s) + 2O2-(l) → CO2(g) + 4e Jadi selama elektrolisis, anode terus menerus dihabiskan. Untuk memproduksi 1 kg aluminium, rata-rata dihabiskan 0,44 kg anode karbon.
b) Pembuatan nikel 1. Land Clearing Proses land clearing merupakan proses awal sebelum penggalian mareial bijih nikel dilakukan. Pada proses ini, vegetasi yang terdapat diatas cadangan nikel
dibersihkan terlebih dahulu untuk memudahkan pembongkaran dan penggalian material tanah penutup dan bijih nikel yang akan dilakukan kemudian. 2. Top soiling Top soiling merupakan tahapan selanjutnya yang akan dilakukan setelah tahap land clearing telah selesai dilakukan. Pada tahap ini, lapisan tanah pucuk (top soil ) yang mengandung humus dan unsur hara yang penting untuk kesuburan tanah dikupas, diangkut lalu ditimbun pada suatu lokasi khusus (dipisahkan dari mateial tanah penutup/overburden) yang telah dipersiapkan untuk menimbun tanah pucuk ini (top soil bank ). c)
Pembuatan Tembaga
Bijih tembaga yang terpenting adalah kalkopirit (CuFeS2). Sebenarnya tembaga mudah direduksi. Akan tetapi, adanya besi dalam bijih tembaga membuat proses pengolahan tembaga menjadi relatif sulit. Pengolahan tembaga melalui beberapa tahap, yaitu flotasi, pemanggangan, peleburan, pengubahan, dan elektrolisis. Pada umumnya, bijih tembaga hanya mengandung 0,5% Cu. Melalui pengapungan dapat diperoleh bijih pekat yang mengandung 20-40% Cu. Bijih pekat itu kemudian dipanggang untuk mengubah besi sulfide menjadi besi oksida, sedangkan tembaga tetap berupa sulfida. 4CuFeS2 + 9O2 → 2Cu2S + 2Fe2O3 + 6SO2 Bijih yang sudah melalui pemanggangan kemudian dilebur sehingga bahan tersebut mencair dan terpisah menjadi dua lapisan. Lapisan bawah disebut “copper matte”yang mengandung Cu2S dan besi cair, sedangkan lapisan atas merupakan terak
silikat
yang
antara
lain
mengandung
FeSiO3.
Selanjutnya, “copper
matte” dipindahkan ke dalam tungku lain dan ditiupkan udara sehingga terjadi reaksi
redoks yang menghasilkan tembaga lepuh (blister copper ).