KIMIA ORGANIK 2 (AKKC353)
KELARUTAN SIKLOHEKSIL AMINA, DAN FUNGSI SERTA SINTESIS AMINA
DOSEN PENGASUH: Dra. Rilia Iriani, M. Si Dra. Leny, M.Si
OLEH : Siti Hajar A1C311025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN NOVEMBER 2013
TUGAS
1. Terangkan pengamatan bahwa sikloheksilamina lebih mudah larut dalam air daripada sikloheksanol! 2. Apa saja fungsi amina selain sebagai obat-obatan? 3. Jelaskan sintesis amina yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari!
JAWABAN:
1.
Amina dengan jumlah atom karbon dibawah enam biasanya larut dalam air akibat
adanya
interaksi
ikatan
hidrogen.
Meskipun
nitrogen
tidak
seelektronegatif oksigen namun mampu mempolarisasi ikatan N-H sehingga terbentuk gaya dipol-dipol yang kuat antara molekulnya. Amine tersier tidak memiliki atom hidrogen karena itu tidak terjadi ikatan hidrogen antara air dengannya atau dengan amin tersier lainnya.konsekuensinya titik didihnya lebih rendah disbanding amina primer atau sekunder. Sama seperti alkohol, senyawa amina yang lebih sederhana menunjukkan pengaruh ikatan hydrogen. Nitrogen kurang elektonegatif dibandingkan dengan oksigen, ikatan hydrogen pada N – H … N kurang kuat dibanding dengan ik atan O – H …. O. Amina yang berbobot molekul rendah larut dalam air karena membentuk ikatan hidrogen dengan air. Amina tersier maupun amina sekunder dan primer dapat
membentuk
ikatan
hidrogen
karena
memiliki
pasangan
elektron
menyendiri yang dapat digunakan untuk membentukikatan hidrogen dengan air. Berdasarkan data-data tersebut, sikloheksilamina menjadi lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan sikloheksanol, hal ini karena bobot molekul sikloheksilamina lebih rendah dibandingkan dengan sikloheksanol. Dimana bobot molekul sikloheksilamina sebesar 99 g/mol, sedangkan bobot molekul sikloheksanol adalah 100 g/mol.
2. Fungsi amina di antaranya:
Senyawa amina memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan yaitu dapat berguna sebagai pencegah korosif, bakterisida, fungisida, bahan pemflotasi dan pengemulsi (Billenstein,1984). Empat amin yang relative sederhana sangat penting dalam fungdi tubuh manusia. Mereka adalah sekresi kelenjar adrenal epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (non adrenalin), dopamine dan serotonin. Senyawa-senyawa tersebut berfungsi sebagai neurotransmitter (pembawa pesan kimiawi) antara sel-sel saraf. Epinefrin juga berfungsi sebagai hormone yang menstimulasi pemecahan glikogen menjadi glukosa dalam otot ketika kadar cadangan glukosa menurun. Epinefrin, norepinefrin dan dopamine juga dikenal sebagai katekolamin yang merupakan turunan dari katekol (o-dihidroksibenzen). Defisiensi dari dopamine mengakibatkan penyakit Parkinson. Sel otak penderita Parkinson hanya mengandung 5 hingga 15 persen dari konsentrasi normal dopamine. Pemberian dopamine tidak menghentikan gejala penyakit ini karena dopamine dalam darah tidak bisa melewati dinding darah dan otak. Sedangkan kekurangan serotonin dapat mengakibatkan depresi mental (Stroker, 1991) Reagen yang mengandung nitrogen terkhususnya amin dan turunannya merupakan ekstraktan yang efisien untuk beberapa logam golongan platinum dan digunakan secara meluas untuk teknologi dan anlisa. Walaupun reagent tersebut sangat direkomendasikan aplikasinya dibatasi oleh beberapa factor termasuk kelarutan ekstraktan dalam larutan berair dan ekstraksi zat yang tak dapat dipisahkan dalam larutan asam dengan keasaman rendah. Pemilihan pelarut dan menghadirkan
lainnya.
Teknik
pendekatan
modern
rasional
untuk
untuk
ekstraksi logam
memilih
ekstraktan
platinum dari
sisi
ketersediaanya dan selektivitas dan proses pengembangan untuk ekstraksi satu tingkat untuk logam tertentu dan pemisahannya dari logam yang berhubungan (Khisamutdinov, 2006). a.
Amina Sebagai Pelembut Pakaian
Turunan amina rantai panjang dalam hal ini garam kuraterner ammonium yang mengandung setidaknya satu gugus amina rantai panjang bersifat larut dalam air dan aktif secara biologis. Penambahan gugus amina rantai panjang membuatnya sulit larut dalam air namun tetap dapat didispersikan dalam air. Penggunaan senyawa tersebut paling umum pada industri pelembut pakaian dimana garam tersebut melekat pada permukaan pakaian dan memberi kesan lembuta terhadap tangan (Reck, 1962). b.
Amina Sebagai Anti Iritasi Pada Shampo
Turunan amina rantai panjang yaitu Stearil Dimetil Amin Oksida telah dilaporkan
digunakan
menggunakan
bahan
sebagai dasar
anti natrium
iritasi lauril
pada
shampo
sulfat
dan
yang zink
pyridinethion.Stearil dimetil amin oksida juga telah dilaporkan bertindak sebagai anti iritasi terhadap shampo yang menggunakan garam lauril sulfat lain beserta turunannya seperti kalium lauril sulfat atau natrium lauril eter sulfat dan juga garam alkil sulfat lainnya seperti gliseril alkil sulfat dan alkil aril sulfat (Gerstein, 1977). c.
Amina Sebagai Pelumas
Pelumas digunakan pada kendaraan untuk memperkecil gesekan antara bagian yang bergerak pada mesin mobil seperti keramik dan logam. Aditif yang digunakan pada umumnya adalah zink dialkil ditiofosfat (ZDDP) namun senyawa tersebut bmemberikan kontribusi besar terhadap emisi partikulat sulfur dan fosfor ke udara serta menjadi racun katalis pada catalytic converter sehingga perlu ditemukan penggantinya.Sebagai pengganti telah dilaporkan turunan senyawa oleilamina dan stearilamina yang direaksikan dengan asam sitrat dan asam suksinat telah menunjukkan sifat pelumas yang baik (Kocsis, 2010). d.
Amina sebagai Obat Parasit Leishmania
Formulasi lemak sebagai obat anti Leishmania telah dilaporkan sebagai terapi yang efektif serta mengurangi efek racun dalam tubuh.
Dalam hal ini, Liposom yang dicampurkan dengan phosphatidylcoline (PC) dan stearilamina (SA) telah terbukti memiliki aktivitas anti protozoa secara in vitro terhadap parasit Trypanosoma cruzi,Trypanosoma Brucei Gambiense dan secara in vivo terhadap parasit Toxoplasma Gandii dan L Donovani (Banerjee, 2007).
3. Sintesis amina PEMBUATAN AMINA
a. Cara Reaksi Reduksi O RCNH2 atau RNC
RCH2 NH2
suatu alkil halida
b. Cara Substitusi Substitusi nukleofilik RX + NH3
+
-
RNH3 X
RNH2
1) Pembuatan amina primer Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada tahapan pertama, terbentuk sebuah garam – dalam hal ini, etilamonuim bromida. Garam ini sangat mirip dengan amonium bromida, kecuali bahwa salah satu atom hidrogen dalam ion amonium telah diganti oleh sebuah gugus etil.
Dengan demikian, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran.
Amonia mengambil sebuah atom hidrogen dari ion etilamonium sehingga menjadikannya amina primer, yakni etilamina. Semakin banyak amonia yang terdapat dalam campuran, semakin besar kemungkinan terjadi reaksi selanjutnya.
2) Pembuatan amina sekunder Reaksi di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti reaksi sebelumnya. Pada tahap pertama, terbentuk sebuah garam – kali ini, dietilamonium bromida. Anggap garam yang terbentuk ini adalah amonium bromida dengan dua atom hidrogen yang digantikan oleh gugus-gugus etil.
Lagi-lagi terdapat kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion dietilamonium sehingga menjadikannya amina sekunder, yakni dietilamin. Amina sekunder adalah amina yang memiliki dua gugus alkil terikat pada atom nitrogen. 3) Pembuatan amina tersier Setelah amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti. Dietilamina juga bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti pada reaksi sebelumnya. Pada tahapan pertama, terbentuk trietilamonium bromida.
Lagi-lagi ada kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, sebagaimana ditunjukkan berikut:
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion trietilamonium sehingga menjadikannya amina tersier, yakni trietilamin. Amina tersier adalah amina yang memiliki tiga gugus alkil terikat pada nitrogen.
Reaksi Substitusi Dengan Amina
a. Reaksi dengan suatu alkil halida :
RNH2 + R’Cl
SN2
RNH2Cl
-
-
-
dan juga RNHR’2Cl dan RNR’3 Cl
b. Reaksi dengan ester CH3C OCH2CH3 + HNCH3
CH3C NHCH3 + CH3CH2OH
c. Reaksi dengan asam anhidrida CH3C OCCH3 + HNCH3
CH3C NHCH3 + HOCCH3 CH3 NH2 +
-
+CH3 N H3CL d. Reaksi dengan asam halida CH3C CL + HNCH3
CH3C NHCH3 + HCL
e. Amina juga bereaksi dengan asam nitrit (HONO) R 3 N + H ONO
R 3 N+H – ONO
(amina tersier)
(garam amina)
R 2 NH + HONO
R 2 N N═ O
(amina sekunder)
(nitrosamin)
RNH2 + HONO dingin (amina primer)
+ -N + 2 R (tidak
R N2
stabil)
Penggunaan amina dalam sintesis
Sintesis senyawa yang mengandung nitrogen mendapatkan perhatian khusus dari para ahli kimia organik yang berkecimpung dalam farmakologi dan ilmu pngetahuan biologis lainnya, karena banyak biomolekul yang mengandung nirogen. Sebagian besar yang digunakan untuk mensintesis senyawa nitrogen dari amina telah dibahas dalam buku lain. Banyak reaksi amina adalah hasil serangan nukleofilik oleh elektron menyendiri dari nitrogen amina. Reaksi substitusi suatu amina dengan alkil halida adalah suatu contoh dari amina yang bertindak sebagai suatu nukleofil. Amina dapat juga digunakan sebagai nukleofil dalam reaksi substitusi asil nukleofilik. Jika derivat asam karboksilat merupakan reagensia karbonilnya, maka diperoleh amida sebagai produk. Jika reaksi karbonil berupa aldehid atau keton, produknya dalah imina (dari amina primer, RNH2) atau suatu enamina (dari suatu amina sekunder, R 2 NH). +
-
-NR 3 OH ) merupakan suatu teknik sintetik lain. Eliminasi Hofmann dari amonium kuarter hidroksida, lebih berguna sebagai suatu alat analitis dari pada suatu alat sintetik, karena dihasilkan campuran alkena. (juga, suatu reaksi eliminasi alkil halida merupakan jalur yang lebih mudah menuju alkena di laboratorium). Bahkan spektroskopi nmr telah lebih bayak digunakan sebgai suatu alat bantu dalam suatu struktur dari pada eliminasi Hofmann. Di pihak lain,pengubahan suatu arilamina menjadi garam diazonium yang disusul reaksi substitusi, sangat berguna dalam sitesis organik, dan
untuk memeriksa tipe
senyawa yang mudah diperoleh dari garam arildiazonium. Enantiomer tunggal dari amina kristal lazim dijumpai dalam tumbuhan. Karena kebasaannya, beberapa amina ini dapat digunakan untuk memisahkan asm-asam karboksilat rasimik. Dua diantaranya ialah striknina (strychnine) dan brusina (brucine), keduanya dapat diisolasi dari biji bidara laut (strychnos nuxvomica; kedua senyawa itu merupakanstimulan yang bersifat racun dalam sistem syaraf pusat). Berikut adalah beberapa senyawa yang dapat diperoleh dari amina: -
Garam amina
-
Amida
-
Imida
-
Enamina
-
Garam arildiazonium
-
Alkena
R 3 NR’X-
R 3 N + R’X O
(Garam Amina)
O
R 2 NH + R’CCl
R 2 NCR’
RNH2 primer + R’2C
O
(Amida)
RN
CR’2 (Imina)
O
NR2
R 2 NH sekunder + R’2CHCR’ NaNO2 NaNO 2
ArNH2
ArN2+Cl-
R’2C
CR’ (Enamina)
(Garam Arildiazonium)
HCl
NR’2
CH3I Ag2O,H2O
R 2CHCR 2
R 2C
CR 2
(Alkena)
GARAM AMINA
Garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam air. Larut Banyak alkaloid (misalnya kina dan atropin) digunakan medicinally dalam bentuk garam larut ('hydrochlorides'). Jika alkali (natrium hidroksida) ditambahkan ke larutan garam seperti amina bebas adalah dibebaskan. Reaksi suatu asam amina dengan suatu asam mineral (seperti CHl) atau suatu asam karboksilat (seperti asam asetat) menghasilkan suatu garam amina. Garam amina lazim diberi nama menurut salah satu dari dua cara: sebagai garam ammonium tersubstitusi atau sebagai kompleks amina-asam.
(CH3)3 N: + HCl
(CH3)3 NH+ Cltrimetilamonium klorida atau trimetilamina hidroklorida
CH3CH2 NH2 + CH3CO2H
-
CH3CH2 NH3 O2CCH3 etilamonium asetat atau etilamina aseta