Studi kelayakan bisnis sangat perlu dilakukan jika mendirikan suatu bisnis atau usaha. Studi kelayakan bisnis sering disebut juga sebagai feasible study . Studi ini merupakan salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan, apakah menerima/menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Suatu usaha yang diusulkan/direncanakan dikatakan layak jika dalam pelaksanaannya dapat memberikan manfaat finansial maupun sosial., coba kerjakan soal dibawah ini untuk mengetahui layak tidaknya mengganti mesin lama dengan mesin baru 1. Pimpinan perusahaan Satria Pinanditha akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 100.000.000, ‐. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.40.000.000, ‐. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 45.000.000, ‐ dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV? 2. Saham PT. Almira dengan nilai nominal Rp.10.000 pada akhir tahun ini merencanakan membagi deviden Rp. 2.000 Saham tersebut memiliki tingkat pertumbuhan 6 % per tahun dan pada saat ini ada seorang investor yang mensyaratkan return sebesar 13 % berapa nilai saham yang dianggap wajar oleh investor tersebut? Selamat bekerja ,sukses Jawab: NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. Net Present Value juga merupakan selisih antara present value arus manfaat (benefit) dengan present value arus biaya (cost). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha selama umur usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu.
Kriteria NPV : a) NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan. oyek ) /p y tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan. b) NPV < 0 ( nol) → usaha/pr oyek c) NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan. Dari kriteria di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan: kesimpulan: a) makin tinggi income, makin tinggi NPV b) makin lebih awal datangnya income, makin tinggi NPV c) makin tinggi discount rate, makin rendah NPV Jika NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharapkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki. Untuk membandingkan dua proyek yang mana akan dipilih dapat dilakukan dengan membandingkan kedua nilai NPV proyek, dimana NPV proyek yang lebih besar adalah suatu proyek yang layak.
Sedangkan untuk present value (PV), berguna untuk menghitung nilai sekarang dari suatu deret angsuran seragam di masa yang akan datang dari sutau jumlah tunggal yang telah disama ratakan pada akhir periode pada sutau tingkat bunga. Rumus : PV = Ʃni=1 CFi / (1+r)m + SV / (1+r)n Dimana : PV = Present value CF = Cash flow n = periode waktu tahun ke n m = periode waktu r = tingkat bunga SV = salvage value 1. PV = ∑_(i-r)n(cFi/((1+r )m )+ Sv/((1+r )n )) = 45.000.000/((1+0,18)) + 45.000.000/((1+0,18)2 ) + 45.000.000/((1+0,18)3 ) + 45.000.000/((1+0,18)4 ) + 45.000.000/((1+0,18)5 ) + 40.000.000/((1+0,18)5 ) = 38.135.593+32.318.299+ 27.388.389+23.210.499+19.699.915+17.484.369 = 158.207.065 Pembelian alat feasible karena nilai PV lebih tinggi dibandingkan nilai Original Outlays (OO) = Rp. 100.000.000 maka NPV = PV – OO = 158.207.065 – 100.000.000 = +58.207.065 = NPV > 0, maka dilakukan penggantian mesin baru 2. D1 = dividen = Rp. 2000 P0 = harga saham R= return G =growth P0 = D1/ (r-g) = 2000/(13% – 6%) = Rp 28.571