TRAUMA PADA MUSKULOSKELETAL 1. Kontosio
Adalah injury pada jaringan lunak yang disebabkan oleh benda tumpul (pukulan,tendangan,jatuh) MANIFESTASI KLINIS
1. perdara perdarahan han pada pada daera daerah h injury injury (ecchy (ecchymos mosis) is) karena rupture pembuluh darah kecil, juga berhubungan berhubungan dengan dengan fraktur fraktur 2. nyeri nyeri,, bengka bengkak, k, dan peru peruba bahan han war warna na 3. hiperkalemia hiperkalemia mungkin mungkin terjadi terjadi pada kerusakan kerusakan jaringan jaringan yang luas luas dan dan kehilangan kehilangan arah arah yang banyak
INTERVENSI KEPERAWATAN A. mengurangi/me mengurangi/menghilang nghilangkan kan rasa tidak nyaman 1. tingg tinggik ikan an daera daerah h inju injury ry 2. berikan kompres kompres dingin dingin selama selama 24 jam jam pertama pertama (20-30 (20-30 menit menit setiap setiap pemberia pemberian) n) untuk vasokonstriksi, menurunkan edema, dan menurunkan rasa tidak nyaman 3. berikan kompres kompres hangat disekitar disekitar area area injury setelah setelah 24 jam prtama (20-30 menit) 4 kali sehari untuk melancarkan sirkulasi dan absorpsi 4. laku lakuka kan n pe pembal mbalut utan an untuk mengontrol perdarahan dan bengkak 5. kaji status status neurovaskul neurovaskuler er pada daerah extremit extremitas as setiap setiap 4 jam jam bila ada indikasi indikasi B. Jadu Jadual al akti aktivi vita tass 1. anjrk anjrkan an ROM ROM pada pada sem semua ua sen sendi di 2. Bantu Bantu aktivit aktivitas as yang yang dilakuk dilakukan an bila bila diperlu diperlukan kan 3. ajarkan ajarkan pada pada pasien pasien latihan latihan berlebi berlebihan han yang harus harus dihind dihindari ari 4. ajarkan ajarkan pada pada pasien pasien untuk untuk meng menghind hindari ari kekamb kekambuhan uhan
2. Stra 2. Strains ins and and Sprain Sprainss (tegangan dan keseleo) Strains adalah sobekan kecil pada otot disebabkan karena gaya yang berlebihan, regangan, atau penggunaan yang berlebihan Sprains adalah injury pada struktur ligamen disekitar persendi; biasanya disebabkan oleh terkilir sehingga menurunkan stabilitas sendi
•
•
Manifestasi klinis •
Strains : Biasanya perdarahan dalam otot, bengkak, nyeri ketika kontraksi otot Sprain : Bengkak cepatextravasasi darah dalam jaringan Nyeri pada pada sendi Nyeri bertamb bertambah ah pada jam-jam jam-jam pertama pertama seiring seiring bertamba bertambah h bengkak X-ray : area keseleo tampak tidak ada injury tulang
– •
– – – –
Intervensi Keperawatan •
•
Mengurangi nyeri 1. Beri Berika kan n kom kompr pres es ding dingin in (kir (kirba batt es) es) sela selama ma 15-2 15-20 0 men menit it seca secara ra intermittent selama intermittent selama 12 - 36 jam vasokonstriksi akan memperlambat ekstravasasi darah dan limpa sertamenekannyeri 2. Sete Setela lah h 24 jam, jam, ber berikan ikan komp komprres hang hangat at (15 (15 – 30 30 mnt mnt,, 4 x perhari) perhari) meningkatkan penyerapan 3. Inst Instru ruks ksik ikan an pada pada pasi pasien en untu untuk k men mengg ggun unak akan an anal analge geti tik k ses sesua uaii anjuran Immobilisasi area injury untuk penyembuhan 1. Spli plint dan dan immobil obiliisasi asi area inju njury 2. Ting Tinggi gika kan n eks ekstr trem emmi mita tass inj injur ury y unt untuk ukme memi mini nima malk lkan an benk benkak ak 3. Gunak unakaan pem pembeba bebatt elast astis (te (tensok nsokrrep)
3. Traum Traumati aticc Joint Joint Dislo Dislocat cation ion Adalah terjadi ketika permukaan tulang sendi tidak sesuai dengan posisi anatomi. Dislokasi merupakan keadaan emergensi karena berhubungan dengan kerusakan aliran darah dan persarafan disekitarnya
MANIFESTASI KLINIS 1. 2. 3. 4. 5.
nyeri deform ormitas itas perubah perubahan an panjang panjang daerah daerah extrem extremita itass keru kerusa sakan kan ger gerak akan an yang yang norm normal al x-ray menunjukkan menunjukkan adanya dislokasi dislokasi tanpa tanpa berhubungan berhubungan dengan fraktur fraktur
PENATALAKSANAAN 1. immobi immobilis lisasi asi area area dislokas dislokasii selama selama pasien pasien dibawa dibawa ke UGD 2. lakukan reduksi area dislokasi dislokasi (mengembalika (mengembalikan n ke posisi posisi anatomi anatomi yang normal) normal) sesegera mungkin jika perlu menggunakan anesthesia 3. stabil stabilisa isasi si reduksi reduksi selama selama penyemb penyembuhan uhan strukt struktur ur sendi 4. monit monitor or perke perkemb mbang angan an sambun sambunga gan n
INTERVENSI KEPERAWATAN A. pembe pemberi rian an rasa rasa nyama nyaman n 1. gunakan gunakan anest anesthesi hesiaa pada saat saat mela melakuka kukan n reduksi reduksi 2. berikan berikan obat-o obat-obta btan n untuk menghi menghilang langkan kan rasa rasa tidak nyama nyaman n 3. immo immobi bili lisa sasi si sen sendi di B. peme pemenu nuha han n ADL ADL 1. Bantu Bantu pasien pasien dalam dalam memenu memenuhi hi ADL ADL yang dibut dibutuhka uhkan n
2. berikan KIE yang dibutuhka dibutuhkan n pasien pasien dengan dengan keterbatas keterbatasan an aktivitas, aktivitas, terapi rehabilitasi, dan monitor sambungan sendi setiap saat
4. Fraktur Definisi Fraktur: Fraktur adalah diskontinuitas dari jaringan tulang (patah tulang) yang biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak. (Aswin, dkk,; 1986).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma trauma langsung, langsung, misalnya misalnya benturan benturan pada lengan lengan bawah yang yang menyebabakan menyebabakan patah patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada lengan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Klasifikasi Klinis: 1. greens greenstic tickk frac fractur turee; terjadi pada anak-anak, tulang patah di bawah lapisan periosteum yang elastis dan tebal (lapisan periosteum sendiri tidak rusak). 2. Fissura Fissura frak fraktur tur;; patah patah tulang tulang yang yang tidak tidak disert disertai ai perubah perubahan an letak letak yang yang berart berarti. i. 3. complete fracture; fracture; patah tulang yang disertai dengan terpisahnya bagian-bagian tulang. 4. Comminuted fracture; fracture; tulang patah menjadi beberapa fragmen. 5. Fraktur tekan ( stress stress fracture fracture); ); kerusakan tulang karena kelemahan yang terjadi sesudah berulang-ulang berulang-ulang ada ada tekanan berlebi berlebihan han yang tidak tidak lazim. lazim. 6. Impacted fracture fracture; fragmen-fragmen tulang terdorong masuk ke arah dalam tulang satu sama lain, sehingga tidak dapat terjadi gerakan di antara fragmen-fragmen itu. 7. Fraktur Fraktur Tertut Tertutup up (Simpl (Simple): e): Faktur Faktur tidak tidak meluas meluas mele melewat watii kulit kulit 8. Fraktur Fraktur Terbuka Terbuka (com (compaun paund): d): Frakt Fraktur ur tulang tulang meluas meluas mele melewat watii otot dan kulit kulit 9. Fraktur Fraktur Patol Patologis ogis:: Fraktur Fraktur terjadi terjadi pada pada peny penyak akit it tula tulang ng
Derajat Patah Tulang Terbuka Terbuka
1. 2. 3.
Dera Derajat jat I : laser laseras asii < 2 cm, cm, pada pada frak fraktu turr seder sederhan hana, a, dis dislo lokas kasii frag fragme men n tulang minimal Derajat Derajat II : lasera laserasi si > 2 cm, kontusi kontusio o otot disekit disekitarny arnya, a, disklok disklokasi asi fragmen fragmen jelas. Derajat jat II III : luk lukaa le lebar bar, rus rusaak he hebat at atau hi hilang angnya nya ja jaringa ngan di disekitar itarny nyaa, komunitif, segmental, fragmen tulang ada yang hilang
Gambaran klinis fraktur: 1. Riwa Riwaya yatt tra traum uma. a. 2. Nyeri, Nyeri, pembe pembengka ngkakan kan dan dan nyeri nyeri pada daer daerah ah fraktur fraktur (tenderness). tenderness). 3. Perub Perubaha ahan n bentuk bentuk (defor (deformi mita tas) s).. 4. Hilangnya Hilangnya fungsi fungsi anggota anggota badan dan dan persendianpersendian-persendia persendian n yang terdekat. terdekat. 5. Gera Gerakan kan-ge -gerak rakan an yang abnor abnorma mal. l. 6. Krepit pitasi. Prinsip terapi fraktur Ada empat konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada waktu menangani fraktur yaitu:
1. Rekognisi atau pengenalan (Price & Wilson, 1985); Rekognisi yaitu pengenalan mengenai dignosis pada tempat kejadian kecelakaan dan kemudian di rumah sakit. Riwayat kecelakaan, parah tidaknya, jenis kekuatan yang berperanan dan deskripsi tentang kejadian tersebut oleh klien sendiri, menentukan kemungkinan tulang yang patah, yang dialami dialami dan kebutuhan kebutuhan pemeriksaa pemeriksaan n spesifik spesifik untuk fraktur. fraktur. 2. Reduksi ; pemilihan keselarasan anatomi bagi tulang fraktur (Sabiston, 1984) Reposisi. Fraktura tertutup pada tulang panjang seringkali ditangani dengan reduksi tertutup. Untuk mengurangi rasa sakit selama tindakan ini klien dapat diberi narkotika intravena, obat penenang (sedati (sedatiff atau anastesia anastesia blok blok saraf saraf lokal). Traksi kontinu; dengan plester felt melekat di atas kulit atau dengan memasang pin trafersa melalui tulang, distal terhadap fraktur. Reduksi terbuka bedah, biasanya disertai sejumlah bentuk fiksasi interna dengan plat pin, batang atau atau sekrup. sekrup. 3. Imobilisasi (Sabiston, 1995) atau retensi reduksi (Wilson & Price, 1985) Bila reduksi telah tercapai, maka diperlukan imobilisasi tempat fraktur sampai timbul penyembuhan penyembuhan yang mencukupi. mencukupi. Berbagai Berbagai teknik digunakan untuk untuk imobilisas imobilisasi, i, yang tergantung tergantung pada fraktur: fraktur: Fraktur impaksi pada humerus proksimal sifatnya stabil serta hanya memerlukan ambin atau balutan lunak Fraktur kompresi (impaksi) pada vertebra, tepat diterapi dengan korset atau brace Fraktur yang memerlukan reduksi bedah terbuka biasanya diimobilisasi dengan perangkat keras interna, imobilisasi eksternal normalnya tidak diperlukan. Fraktur ekstremitas dapat diimobilisasi dengan gibs, gibs fiberglas atau dengan brace yang tersedia secara komersial Semua pasien fraktur perlu diperiksa untuk menilaian neurology dan vascular. Adanya nyeri, pucat, prestesia prestesia,, dan hilangnya hilangnya denyut nadi pada ekstremitas ekstremitas distal distal merupakan merupakan tanda tanda disfungsi disfungsi neurovaskuler. Bila traksi digunakan untuk reduksi, maka traksi juga bertindak sebagai imobilisasi dengan ekstrimitas disokong di atas ranjang atau di atas bidai sampai reduksi tercapai.
Pemulihan fungsi (restorasi) atau rehabilitasi rehabilitasi (Price & Wilson 1985, Sabiston 1995) 4. Pemulihan Sesudah periode imobilisasi pada bagian manapun selalu akan terjadi kelemahan otot dan kekakuan sendi. Hal ini dapat diatasi dengan aktivitas secara progresif, dan ini dimudahkan dengan fisioterapi atau dengan melakukan kerja sesuai dengan fungsi sendi tersebut. Adanya penyambungan penyambungan yang awal awal dari dari fragmen-frag fragmen-fragmen men sudah sudah cukup menjadi menjadi indikasi indikasi untuk untuk melepas melepas bidai atau atau traksi, traksi, akan tetapi tetapi penyambungan penyambungan yang yang sempurna sempurna (konsolidasi (konsolidasi)) seringkali seringkali berlangsung berlangsung dalam dalam waktu yang yang lama. lama. Bila konsolida konsolidasi si sudah terjadi terjadi barulah barulah klien klien diijinkan diijinkan untuk menahan beban atau menggunakan anggota badan tersebut secara bebas. Pengelolaan Fraktur
Contoh fraktur
Konservatif
Operatif Immobilisasi
Tulang rusuk Tungkai bwh Radius distal Femur tibia Kolum femur Femur tibia humerus
Pro teksi + + + +
Repo sisi + + +
Immobi lisasi + + +
Trak Repo si sisi + + +
Fiksator Pin intra ekstern meduler
Pelat dan sekrup
Pros tesis
+ + +
+ +
Secara ringkas tahap penyembuhan tulang adalah sebagai berikut: 1. Stad Stadium ium pem pembe bentu ntuka kan n hemat hematom om;; Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang berasal dari pembuluh darah yang robek. Hematom dibungkus jaringan lunak sekitar (peristeum & otot). Terjadi sekitar 1 – 2 x 24 jam. 2. Stadium Stadium prolife proliferas rasii sel/ sel/impl implama amasi; si; Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periosteum, sekitar lokasi fraktur. Sel-sel ini menjadi precusor osteoblast. Sel-sel ini aktif tumbuh ke arah fragmen tulang. Prolifferasi juga terjadi di jaringan sumsum tulang. Terjadi setelah hari ke 2 kecelakaan terjadi. 3. Stad Stadium ium pem pembe bentu ntuka kan n kallu kallus; s; Osteoblast membentuk tulang lunak (kallus). Kallus memberikan rigiditas pada fraktur. Jika terlihat massa kallus pada X-ray berarti fraktur telah menyatu. Terjadi setelah 6 – 10 hari setelah kecelakaan terjadi. 4. Stad Stadiu ium m kons konsol olid idas asii Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi. Fraktur teraba telah menyatu. Secara bertahap menjadi tulang mature. Terjadi pada minggu ke 3 – 10 setelah kecelakaan. 5. Stad Stadiu ium m remo remode deli ling ng;; Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada lokasi eks fraktur. Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklast. Pada anak-anak remodeling dapat sempurna, dewasa masih ada tanda penebalan tulang. Penyembuhan fraktur disertai faal memadai umumnya dapat dicapai dengan: 1. immobil immobilisas isasii dengan dengan gips gips dan/a dan/atau tau traks traksii 2. mempe mempert rtaha ahanka nkan n penja penjajar jaran an 3. penc penceg egah ahan an rota rotasi si 4. lati latihan han pers persend endian ian sec secar araa aktif aktif 5. penggunaan penggunaan keempat keempat ekstremitas ekstremitas (kecuali (kecuali yang yang diimobi diimobilisasi lisasi))
Faktor-faktor yang menghambat penyambungan (union) fragmen-fragmen; 1. Luas Luas frak frakttur. ur.
2. Repos Reposis isii yang yang tidak tidak mem memada adai. i. 3. Imobilisasi Imobilisasi yang yang tidak memadai memadai ditinjau ditinjau dari segi segi waktu maupun maupun luas luas imobilisasi imobilisasi.. 4. Sepsi Sepsiss atau atau tindaka tindakan n pembe pembedah dahan. an.
Faktor-faktor yang mencegah terjadinya penyambungan (union) fragmen-fragmen; 1. 2. 3. 4.
Interposisi Interposisi jaringan jaringan lunak lunak seperti seperti otot otot di antara antara ujung-uju ujung-ujung ng fraktur. fraktur. Imob Imobil ilis isasi asi yang yang tidak tidak mema memadai dai.. Traksi yang berlebihan berlebihan (distraksi), (distraksi), sehingga sehingga mencegah mencegah peyambungan peyambungan oleh oleh callus. callus. Infeksi.
Sindroma kompartemen sering kali ditemukan pada fraktur tungkai bawah yang ditandai 1. Nyeri ( pain) pain) 2. Parest Parestesi esiaa karena karena rangsa rangsangan ngan sara saraff perasa perasa 3. Pale Pale (puca (pucat) t) kare karena na iske iskemi miss 5P 4. Parali Paralisis sis atau atau paresis paresis karena karena ganggu gangguan an saraf saraf motorik motorik 5. Pulse (nadi) yang sulit diraba lagi Penatalaksanaan Fraktur Terbuka 1. Debridement 2. Pemb Pembeerian rian Teta Tetanu nuss Tok Tokso soid id 3. Peme Pemeri riks ksaa aan n Kult Kultur ur Jari Jaring ngan an 4. Pembe Pemberia rian n raw rawat at luka luka denga dengan n komp kompre ress ter terbuk bukaa 5. Pember berian ian ant antiibiotic 6. Pema Pemant ntau auan an geja gejala la infe infeks ksii 7. Menut Menutup up luka luka sete setelah lah dipa dipast stik ikan an tida tidak k ada ada infe infeks ksii 8. Immo Immobi bili lisas sasii pada pada ekst ekstre remit mitas as yang yang patah patah Pemeriksaan Diagnostik : 1. Peme Pemeri riks ksaa aan n ron rontg tgen en : untu untuk k mene menent ntuk ukan an loka lokasi si/l /lua uasn snya ya frak fraktu turr atau atau trau trauma ma Scan Scan tula tulang. ng. CT Scan, Scan, MRI MRI : untuk memperlihatkan memperlih atkan fraktur dapat d apat juga digunakan digu nakan untuk 2. mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak 3. Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vascular dicurigai Hitung Hitung darah darah lengkap lengkap : penin peningk gkat atan an jum jumla lah h sel sel dara darah h putih putih ada adala lah h resp respon on str stres es nor normal mal setel setelah ah 4. trauma 5. Kreatinin : Tr Trauma otot meningkatkan be beban kr kreatinin un untuk klirens ginjal 6. Profi ofil koagul agulas asii : per peruba ubahan han dapa dapatt terjad jadi pad pada kehil hilanga ngan dar darah, trans ansfusi multiple ple atau cedera hati Masalah Keperawatan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Masalah Kolaborasi : Infeksi Resiko tinggi terhadap trauma (tambahan) Nyeri akut Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskular perifer Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas Gangguan mobilitas fisik Resiko tinggi terhadap kerusakan jaringan kulit Resiko tinggi terhadap infeksi
Diagnosa Keperawatan Dan Rencana Keperawatan: 1. Resi Resiko ko ting tinggi gi terh terhad adap ap trau trauma ma (tam (tamba baha han) n) sehu sehubu bung ngan an deng dengan an kehi kehila lang ngan an inte integr grit itas as kulit/fraktur Tujuan: Mempertahankan stabilisasi dan posisi fraktur dengan kriteria: - Stabi Stabili litas tas pada pada sisi sisi frak fraktu tur r - Pembentukan Pembentukan kalus kalus atau atau mulai mulai penyatuan penyatuan fraktur fraktur dengan dengan tepat. tepat. Intervensi 1. Pertahankan tirah baring/ekstremitas sesuai indikasi. Beri sokongan sendi di atas dan di bawah fraktur bila bergerak/membalik 2. Letakan papan di bawah tempat tidur atau tempatkan pasien pada tempat tidur ortopedik 3. Sokong fraktur dengan bantal/ gulungan selimut, pertahankan posisi netral pada pada bagian bagian yang sakit sakit dengan bantal pasir, pasir, papan kaki 4. Evaluasi pembebat ekstremitas terhadap resolusi oedema 5. Pertahankan posisi/integritas traksi 6. Kaji integritas alat traksi eksternal 2. Nyeri Nyeri akut sehubun sehubungan gan dengan dengan spasme spasme otot/i otot/imob mobili ilisas sasii Tujuan: Nyeri hilang dengan kriteria: Rilek; mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/ istirahat dengan tepat. Intervensi 1. 2. 3.
dalam gips 4. pada ibu jari jari kaki
Pertahankan bagian yang sakit dengan tirah baring Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terluka Hindari penggunaan sprei/bantal plastik di bawah ekstremitas Tinggikan penutup tempat tidur, pertahankan linen terbuka
Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyaman, perhatikan lokasi dan karakteristik, termasuk intensitas (skala 0 – 10). Perhatika Perhatikan n petunjuk petunjuk nyeri nyeri non verbal verbal 6. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan cedera 7. Jelaskan prosedur sebelum memulai 8. Beri obat sebelum perawatan aktivitas 9. Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif/aktif 10. Berikan alternatif tindakan kenyamanan, contoh pijatan pijatan pijatan punggung, punggung, perubahan perubahan posisi 11. Dorong/ajari teknik manajemen nyeri, latihan nafas dalam, sentuhan teraupeti selidiki keluhan nyeri yang tidak biasa/tiba-tiba 3. Resiko Resiko tinggi terhadap terhadap disfungsi disfungsi neurovas neurovaskul kular ar perife periferr sehubun sehubungan gan dengan penurunan penurunan aliran aliran darah Tujuan: Mempertahankan perfusi jaringan dengan kriteria: - Ter Teraban abanya ya nadi nadi - Kulit ha hangat ngat - Sens Sensas asii nor normal mal 5.
- Sens Sensor orii bias biasaa - Tanda Tanda-t -tand andaa vita vitall stabi stabill - Haluar Haluaran an urian urian adequate adequate untuk untuk situ situasi asi indivi individu du Intervensi 1. Lepaskan segala perhiasan/aksesoris yang ada pada ekstremitas yang sakit 2. Evaluasi adanya kualitas nadi perifer distal terhadap cedera melalui palpasi. palpasi. Bandingkan Bandingkan dengan dengan ekstremitas ekstremitas yang yang sakit 3. Kaji aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan distal pada fraktur Lakukan pengkajian neuromuskuler. Perhatika Perhatikan n perubahan perubahan fungsi 4. motorik/ sensorik untuk melokalisasi nyeri/ ketidaknyamanan 5. Kaji jaringan sekitar akhir gips untuk titik yang kasar/tekan. Selidiki rasa terbakar di bawah gips 6. Perhatikan keluhan nyeri ekstremitas untuk tipe cedera atau peningkatan peningkatan nyeri pada pada gerakan gerakan pasif ekstremitas ekstremitas Perhatikan tanda iskemia ekstremitas tiba-tiba, contoh Penurunan 7. suhu kulit dan peningkatan nyeri 8. Latih pasien untuk secara rutin latihan jari/sendi distal cedera. Ambuilasi sesegera mungkin Observasi nyeri tekan, pembengkakan pada dorsofleksi kaki 9. 10. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan tanda-tanda sianosis umum, kulit dingin, perubahan mental 11. Kolaborasi: kompres es sekitar fraktur sesuai indikasi 4. Resi Resiko ko ting tinggi gi terha terhada dap p gang ganggua guan n pertu pertukar karan an gas gas sehub sehubung ungan an denga dengan n peruba perubahan han alir aliran an darah/emboli lemak Tujuan: Mempertahankan fungsi pernafasan adequate dengan kriteria: - Tidak Tidak adanya adanya dispnea dispnea/sia /sianosi nosiss - Frekue Frekuensi nsi pernaf pernafasa asan n dalam dalam batas batas normal normal - GDA GDA dal dalam am batas batas norma normall Intervensi dan rasional 1. Awasi frekuensi pernafasan dan upayanya. Perhatikan stridor penggunaan penggunaan otot bantu, bantu, retraksi retraksi terjadinya terjadinya seanosisi seanosisi sentral 2. Auskultrasi bunyi nafas, perhatikan terjadinya ketidaknyamanan, bunyi hiperesona hiperesonan n juga adanya adanya gomericik/t gomericik/tonki onki 3. Atasi jaringan cedera tulang dengan lembut, khususnya selama beberapa hari hari pertama pertama 4. Beri motivasi dan bantu dalam latihan nafas dalam dan batuk. Reposisi dengan sering 5. Perhatikan peningkatan kegelisahan, kacau, letargi, stupor 6. Observasi sputum untuk tanda adanya darah 7. Insfeksi kulit untuk ptekie pada axila Kolaborasi: Beri O2, awasi hasil lab, beri obat sesuai indikasi; 8. kortikosteroid, heparin dosis rendah 5. Gangguan mobilitas mobilitas fisik fisik sehubungan sehubungan dengan dengan nyeri nyeri daerah fraktur
Tujuan: Meningkatkan atau mempertahankan mobilitas fisik dengan kriteria: mampu melakukan aktivitas. Intervensi Kaji derajat immobilitas yang dihasilkan oleh cedera atau 1. pengobatan pengobatan dan memperhatik memperhatikan an persep persepsi si pasien pasien terha terhadap dap immob immobili ilisas sasii 2. Dorong partisipasi pada aktivitas terapioti terapiotik k atau relaksasi relaksasi.. Pertahankan rangsangan lingkungan, contoh; radio, TV, barang milik pribadi, jam, kalender, kunjungan keluarga atau teman 3. Instruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/aktif pasien/aktif pada pada ekstremitas ekstremitas yang yang sakit dan yang tidak tidak sakit sakit 4. Dorong penggunaan latihan isometric mulai dengan tungkai yang tak sakit 5. Berikan papan kaki, bebat pergelangan, gulungan trokanter/ tangan yang sesuai 6. Tempatkan dalam posisi telentang secara periodik bila mungkin, bila traksi digunakan menstabilkan fraktur tungkai bawah 7. Instruksikan/dorong menggunakan trapeze dan “Pasca posisi” untuk untuk fraktur fraktur tungkai tungkai bawah bawah 8. Bantu.dorong perawatan diri/ kebersihan (contoh; mandi, mencukur) Berikan/bantu dalam mobilisasi dengan kursi roda, kruk, 9. tingkat, sesegera mungkin. Instruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilitas, Awasi TD dengan melakukan aktivitas. Perhatikan keluhan 10. pusing 11. Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan batuk/nafas batuk/nafas dalam 12. Auskultasi bising usus. Awasi kebiasaan eliminasi dan berikan keterat keteraturan uran defekasi defekasi runin. runin. Tempatkan Tempatkan pada pispot, bila bila mungkin, mungkin, atau atau menggunakan bedpan fraktur. Berikan privasi 13. Dorong peningkatan masukan cairan sampai 2000 – 3000 ml/hari termasuk air asam/jus 14. Berikan diet tinggi protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Pertahankan Penurunan kandungan protein sampai setelah defekasi pertama 15. Tingkatkan jumlah diet kasar. Batasi makanan pembentukan pembentukan gas 16. Kolaborasi a. Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan/atau rehabilitasi spesialis b. Lakukan program program defekasi defekasi (pelunak (pelunak feses, feses, edem, edem, lakstif) lakstif) sesuai indikasi c. Rujuk ke perawat spesialis psikiatrik kl klinikal/ahli terapi sesuai indikasi 6. Resiko Resiko tinggi tinggi terhada terhadap p kerusak kerusakan an integritas integritas kulit kulit sehubun sehubungan gan dengan dengan pemasa pemasangan ngan traksi traksi pen, kawat, sekrup Tujuan: Mencegah kerusakan integritas kulit dengan kriteria:
- Mencapa Mencapaii penyem penyembuha buhan n sesuai sesuai waktu waktu - Keti Ketidak daknya nyama manan nan hilang hilang.. Intervensi 1. Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan, perubahan warna kelabu, kelabu, memutih memutih 2. Masase kulit dan penonjolan tulang. Pertahankan tempat tidur kering dan babas kerutan 3. Ubah posisi dengan sering 4. Kaji posisi cincin bebat pada alat traksi 5. Untuk traksi kulit + perawatan a. Bersihkan kulit denga ngan air sabun hangat b. Beri tintur tintur benzoin benzoin c. Gunakan plester traksi ku kulit d. Lebarkan pl plaster se sepanjang tu tungkai e. Tanda andaii gar garis is dima dimana na ple plester ster kelu keluar ar sepa sepanj njan ang g eks ekstr trem emit itas as f. Letakan Letakan bantalan bantalan pelindung pelindung di bawah bawah kaki dan di atas tonjolan tonjo lan tulang g. Balut lingkar tungkai h. Palpasi ja jaringa ngan ya yang di diplester ti tiap ha hari i. Lepaskan traksi kulit tiap 24 jam 7. Resiko tinggi terhadap terhadap infeksi infeksi sehubungan sehubungan dengan dengan kerusakan kerusakan kulit Tujuan: Tidak terjadi infeksi dengan kriteria: - Penyemb Penyembuhan uhan luka sesuai sesuai waktu waktu - Bebas Bebas drai drainas nasee por porule ulen n - Bebas ebas irit iriteema - Bebas demam Intervensi 1. Inspeksi kulit untuk adanya iritasi/ robekan kontinuitas 2. Kaji keluhan peningkatan nyeri 3. Beri perawatan steril sesuai protocol 4. Kaji tonus otot, reflek tendon 5. Selidiki nyeri tiba-tiba, keterbatasan gerak, oedema 6. Lakukan prosedur isolasi 7. Kolaborasi: Periksa lab, beri antibiotik sesuai indikasi