1.
Defenisi
Trauma T rauma kepala (T (Trauma Capitis) adalah cedera cedera daerah kepala kepala yang terjadi akibat dipukul atau terbentur benda tumpul. Untuk mengatasi trauma kepala, maka tengkorak tengkorak kepala sangat berperan penting sebagai pelindung jaringan otak. Cedera pada otak bisa berasal dari trauma langsung l angsung atau tidak langsung pada kepala. Trauma Trauma tidak langsung disebabkan karena tingginya tahanan atau kekuatan yang merobek terkena pada kepala akibat menarik leher l eher.. Trauma Trauma langsung bila kepala langsung terluka. Semua itu berakibat terjadinya akselerasi-deselerasi dan pembentukan rongga. Trauma langsung juga menyebabkan rotasi tengkorak dan isinya. Kek Kekuatan uatan itu bisa terjadi seketik seketika a atau rusaknya otak oleh kompresi, goresan atau tekanan (t a glance, !""# ). Trauma T rauma kepala adalah adalah suatu trauma yang mengenai mengenai daerah kulit kepala, kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi $ %ita &uliani, !""').
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi, 200!. 2.
"natomi #isiologi
a.
"natomi
$engkorak dibentuk oleh beberapa tulang. %asing&masing tulang kecuali mandibula disatukan pada sutura. Sutura dibentuk oleh selapis tipis jaringan 'brosa yang mengunci mengunci pinggiran tulang yang bergerigi. Sutura mengalami osi'kasi setelah umur tahun. )ada atap tengkorak, permukaan dalam dan luar dibentuk oleh tulang padat dengan lapisan spongiosa yang disebut diploie terletak diantaranya. $erdapat $erdapat fariasi yang cukup besar pada ketebalan tulang tengkorak antar indi*idu. $engkorak paling tebal yang dilindungi oleh otot (+estmoreland,1-!. (+estmoreland,1-!. enis&jenis tengkorak tengkorak / 1!
s frontale
2!
s parientale detra dan sinistra
!
s occipital
-!
s temporal detra dan sinistra
!
s ethmoidale
!
s sphenoidale
3!
%ailla
4!
%andibula
!
s 5ygomatikum detra dan sinistra
10!
s platinum detra dan sinistra
11!
s nasale detra dan sinistra
12!
s lacrimale detra dan sinistra
1!
6omer
1-!
Concha detra dan sinistra
b.
#isiologi
#ungsi tengkorak (+estmoreland,1-! adalah/ 1!
%elindungi otak dan indera penglihatan dan pendengaran
2!
Sebagai tempat melekatnya otot yang bekerja pada kepala
!
Sebagai tempat penyangga gigi
.
7tiologi
Cedera pada trauma dapat terjadi akibat tenaga dari
luar ("rif
%ustta8in, 2004! berupa/ a.
enturanjatuh karena kecelakaan
b.
Kompresipenetrasi baik oleh benda tajam, benda tumpul, peluru dan ledakan
panas. kibat cedera ini berupa memar, luka jaringan lunak, cedera muskuloskeletal dan kerusakan organ. -.
)ato'siologi
*ekanisme cedera memegang peranan penting dalam menentukan berat-ringannya konsekuensi pato+siologi dari trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi) terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat benda tumpul atau karena terkena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara relatie tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak (rince $ ilson, '//0). Cedera primer, yang terjadi pada 1aktu benturan mungkin karena memar pada permukaan otak, leserasi substansia alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan auto regulasi serebral (peningkatan olume darah) pada area peningkatan permeabilitas kapiler serta asodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan intracranial (T2K). eberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia dan hipotensi (rince $ ilson, '//0). .
9lasi'kasi cedera
Klasi+kasi Cedera Kepala (ri3 *utta4in, !""5) a.
Cedera kepala primer
Cedera kepala primer mencakup 6 fraktur tulang, cedera fokal dan cedera otak difusa, yang masing-masing mempunyaimekanisme etilogis dan pato+siologi yang unik. ')
7raktur tulang kepala dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak, namun
biasanya ini bukan merupakan penyebab utama timbulnya kacacatan neurologis. !)
Cedera 3okal merupakan akibat kerusakan setempat yang biasanya dijumpai pada
kira-kira separuh dari kasus cedera kepala berat. Kelainan ini mencakup kontusi kortikal, hematom subdural, epidural dan intraserebral yang secara makroskopis tampak dengan mata telanjang sebagai suatu kerusakan yang berbatas tegas. 8)
Cedera otak du3usa pada dasarnya berbeda dengan cedera okal, dimana
keadaan ini berkaitan dengan dis3ungsi otak yang luas serta biasanya tidak tampak secara mikroskopis. *engingat bah1a kerusakan yang terjadi kebanyakan melibatkan akson-akson, maka cedera ini juga dikenal dengan cedera aksional difusa. b.
Kerusakan otak sekunder
Cedera kepala berat seringkali menampilkan gejala abnormalitasgangguan sistemik akibat hipoksia dan hipotensi, dimana keadaan-keadaan ini merupakan penyebab yang sering dari kerusakan otak sekunder. 9ipoksia dan hipotensi semata akan menyebabkan perubahan-perubahan minimal, yang kemudian bersamaan dengan e3ek cedera mekanis memperberat gangguan-gangguan metabolisme serebral. 9ipoksia dapat merupakan akibat dari kejadian aspirasi, obstyruksi jalan na3as atau cedera toraks yang terjadi bersamaan dengan trauma kepala, namun sering juga terjadi hipoksia pasca cedera kepala dengan entilasi normal dan tanpa adanya keadaankeadaan tersebut di atas. 9ipotensi pada penderita cedera kepala biasanya hanya sementara yaitu sesaat setelah konkusi atau merupakan tahap akhir dari kegagalan meduler yang berkaitan dengan herniasi cerebral. c.
:dema cerebral
Tipe yang terpenting pada kejadian cedera kepala adalah edema asogenik dan edema iskemik. :dema asogenik disebabkan oleh adanya peningkatan permeabilitas kapiler akibat sa1ar darah otak sehingga terjadi penimbunan cairan plasma ekstraseluler terutama di massa putih serebral. :dema iskemik merupakan penimbunan cairan intraseluler sehingga sel tersebut tidak dapat mempertahankan keseimbangan cairannya. :dema cerebral yang mencapai maksimal pada hari ke tiga pasca cedera, dapat menimbulkan suatu e3ek massa yang bermakna. ;i samping itu edema ini sendiri dapat juga terjadi, tanpa adanya tampilan suatu konstusi atau pendarahan intraserebral. Keadaan ini dapat terjadi akibat gangguan sekunder dari hipotensi sistemik dan hipoksia, cedera arterial atau hipertensi intracranial.
ergeseran otak(Brain Shift)-herniasi batang otak
danya satu massa yang berkembang membesar (hemotom, abses atau pembengkakan otak) di semua lokasi dalam kaitas intracranial (epiduralubduralintracerebral suprain3ratentorial) biasanya akan menyebab pergeseran dan distori otak, bersamaan dengan peningkatan intracranial akan mengarah terjadinya herniasi otak. .
enis&jenis trauma capitis
*enurut ornner dan suddarth, !""! jenis-jenis trauma capitis yaitu 6 a.
7raktur
7raktur kalaria atau atap tengkorak apabila tidak terbuka tidak ada hubungan dengan dunia luar tidak memerlukan perhatian segera yang lebih penting adalah intracranialnya. 7raktur basis cranium dapat berbahaya terutama karena perdarahan yang ditimbulkan sehingga menimbulkan ancaman pada jalan na3as. b.
Comosio cerebri (gegar otak)
Kehilangan kesadaran sebentar diba1ah '0 menit dan tidak berbahaya, penderita tetap diba1a ke rumah sakit karena kemungkinan cedera yang lain. c.
Kontusio cerebri
Kehilangan kesadaran lebih lama, dalam kepustakaan saat ini dikenal sebagai ;2 (;i3us bsonal 2njury) yang mempunyai prognosis yang lebih buruk. d.
erdarahan intracranial
erdarahan intracranial dapat berupa perdarahan epidural, perdarahan subdural atau perdarahan intracranial. erdarahan epidural dapat berbahaya karena perdarahan berlanjut atau menyebabkan peninggian tekanan intracranial yang semakin berat. 3.
9lasi'kasi klinis cedera kepala
Cedera kepala pada praktek klinis sehari-hari dikelompokkan atas empat gradasi sehubungan dengan kepentingan seleksi pera1atan penderita, pemantauan diagnosticklinik penanganan dan prognosisnya (runner $ Suddarth, !""') yaitu6 a.
Tingkat 2
6 ila dijumpai adanya ri1ayat kehilangan kesadaranpingsan yang
sesaat setelah mengalami trauma, kemudian sadar kembali. ada 1aktu diperiksa dalam keadaan sadar penuh, orientasi baik dan tidak ada de+sit neurologist. b.
Tingkat 22
6
Kesadaran menurun namun masih dapat mengikuti perintah-
perintah yang sederhana, dan dijumpai adanya de+sit neurologis okal. c.
Tingkat 222
6
Kesadaran yang sangat menurun dan tidak bisa mengikuti
perintah (1alaupun sederhana) sama sekali. enderita masih bisa bersuara namun susunan kata-kata dan orientasinya kacau, gaduh serta gelisah. %espon motorik berariasi dari keadaan yang masih mampu melokalisir rasa sakit sampai tidak ada respon sama sekali. ostur tubuh dapat menampilkan posisi dekortikasi-deserebrasi. d. 4.
Tingkat 2>
6
Tidak ada 3ungsi neurologis sama sekali.
9ategori )enentuan 9eparahan Cedera :erdasarkan ;ilai
Comma Scale (
7rekuensi
Keparaha n
*inor
-
00 @
Sedang
kesadaran atau amnesia
!A @
tetapi kurang dari 8" menit erat
!' @ -
Tidak ada 3raktur
tengkorak, tidak ada konstusio cerebral, hematoma, abrasi, pusing dan nyeri kepala -
amnesia lebih dari 8" menit tapi kurang dari !A jam -
;apat mengalami 3aktur
tengkorak -
*untah
-
-
Kehilangan kesadaran atau
amnesia lebih dari !A jam -
Buga meliputi konstusio
cerebral, laserasi atau hematona intracranial -
Tanda neurologis ocal
-
Teraba 3raktur
/. 7*aluasi diagnostic dan laboratorium :aluasi diagnostic dan laboratorium (*arilynn, '///). -
Scan CT tanpadengan kontras 6 *engidenti+kasi adanya SD, hemoragic,
menentukan ukuran entrikuler, pergeseran jaringan otak. Catatan pemeriksaan berulang mungkin diperlukan karena iskemiain3ark mungkin tidak terdeteksi dalam !A ? E! jam pasca trauma. -
*%2 6 Sama dengan scan CT tanpadengan menggunakan kontras.
-
ngiogra+ cerebral 6 *enunjukan kelainan sirkulasi cerebral seperti pergeseran
jaringan otak akibat edema, perdarahan serta trauma.
-
::< 6 Untuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya gelombang
patologis. -
Sinar F 6 *endeteksi adanya perubahan struktur tulang (3raktur), pergeseran
struktur dari garis tengah (karena perdarahan, edema), adanya 3ragmen tulang. -
:% (rain uditori :oked %espons). 6 *enentukan 3ungsi korteks dan batang
otak. -
:T (ositron :mission Tomogra+) 6 *enunjukan perubahan aktiitas metabolisme
dalam otak. -
ungsi Dumbal, CSS 6 ;apat menduga kemungkinan adanya perdarahan
subarachnoid. -
<; (
yang dapat meningkatkan T2K. -
Kimia:olektrolit ;arah 6 *engetahui ketidakseimbangan yang berperan dalam
peningkatan T2Kperubahan mental. -
emeriksaan Toksikologi 6 *endeteksi obat yang mungkin bertanggung ja1ab
dalam penurunan kesadaran. -
Kadar ntikonulsan ;arah 6 ;apat dilakukan untuk mengetahui tingkat terapi
yang cukup e3ekti3 untuk mengatasi kejang. 10.
Komosio Cerebri
')
enderita pingsan sebentar (kurang dari '" menit)
!)
Gyeri kepala
8)
using
A)
*ual, muntah
0)
Setelah sadar, penderita menunjukkan gejala-gejala retrograt amnesia (lupa akan
kejadian-kejadian pada 1aktu beberapa saat sebelum terjadinya kecelakaan) b. ')
Kontusio Cerebri enderita pingsan selama berjam-jam, bahkan berhari-hari sampai berminggu-
minggu !)
%etrograt amnesia lebih berat dan jelas
8)
;itemukan gejala neurologik yaitu reHek babinski positi3 serta kelumpuhan nyata
A)
ada keadaan berat didapatkan denyut nadi yang cepat sekali, suhu badan
meningkat, pernapasan chyne strokes dan kesadaran menurun sampai koma. c. ')
erdarahan :pidural enderita hanya pingsan sesaat, kemudian sadar kembali akan tetapi beberapa
1aktu (biasanya 8 I !A jam) timbul gejala-gejala progresi3 seperti nyeri kepala hebat, kesadaran menurun dapat sampai koma !)
upil anisokor
8)
%eHeks patologik babinski ditemukan unilateral
A)
;itemukan tanda-tanda gangguan traktus piramidalis seperti hemipareses, reHeks
tendon yang meninggi dibandingkan dengan sisi kontralateral d.
erdarahan Subdural
')
Gyeri kepala yang makin lama makin berat biasanya di daerah dehidrasi, edema
papila nerus optikus (papil edema) !)
;erajat gangguan kesadaran berbeda-beda tergantung kepada kerusakan yang
terdapat di otak.
11. 9omplikasi 9omplikasi yang terjadi pada cedera kepala menurut "rif %utta8in, 2004. a.
?emorhagic
b.
@nfeksi
c.
7dema
d.
?erniasi
12. #aktor&faktor yang mempengaruhi trauma kepala 7aktor-3aktor yang mempengarui trauma kepala (runner $ Suddarth, !""!) a.
Kardioaskuler
kibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan askuler dimana penurunan tekanan askuler menyebabkan pembuluh darah anterior bekontraksi pengaruh persara3an simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan anterior otak yang tidak terlalu besar. b.
%espiratori danya edema paru pada trauma kepala dan 3ase kontraksi paru-paru atau
hipertensi paru menyebabkan hipernoe dan berkontraksi. bnea, edema otak terjadi robekan pada pembuluh darah kapiler atau cairan traumatic yang mengandung protein aksudal yang berisi albumen. :dema otak terjadi karena penekanan pembuluh darah dan jaringan di sekelilingnya. c.
*etabolisme
ada trauma kepala terjadi perubahan metabolisme seperti trauma tubuh lainnya yaitu kecenderungan retensi natrium, air dan hilangnya sejumlah netrogen. d.
sikologis
Selain dampak masalah yang mempengaruhi +si klinis, trauma kepala lain adalah suatu pengalaman yang menakutkan. 1. )enanganan Cedera 9epala enanganan kasus-kasus cedera kepala di unit ga1at darurat
emergensi
didasarkan atas patokan pemantauan dan penanganan terhadap =# J(ri3 *utta4in !""5), yakni6 ') reathing erlu diperhatikan mengenai 3rekuensi dan jenis perna3asan penderita. danya obstruksi jalan na3as perlu segera dibebaskan dengan tindakan-tindakan 6 suction, inkubasi,
trakheostomi. ksigenasi yang cukup atau hiperentilasi bila perlu, merupakan tindakan yang berperan penting sehubungan dengan edema cerebri. !) lood *encakup pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan laboratorium darah (9b, leukosit). eningkatan tekanan darah dan denyut nadi yang menurun mencirikan adanya suatu peninggian tekanan intracranial, sebaliknya tekanan darah yang menurun dan makin cepatnya denyut nadi menandakan adanya syok hipoolemik akibat perdarahan (yang kebanyakan bukan dari kepalaotak) dan memerlukan tindakan trans3usi. 8) rain enilaian keadaan otak ditekankan terhadap respon-respon mata, motorik dan erbal (
one
*encegah terjadinya dekubitus, kontraktur sendi dan sekunder in3eksi.