TRANSKULTURAL NURSING (BUDAYA KEROKAN)
A. PENGERTIAN KEROKAN
Pada kerokan, secara ilmu biologi molukuler terjadi suatu reaksi inflamasi atau radang dengan segala respon yang mengikutinya seperti perubahan diameter vaskuler (pembuluh darah), migrasi sel darah sel darah putih putih (leukosit ) dan pengeluaran mediator inflamasi seperti IL-1 seperti IL-1 beta, Clq, C3, Beta endorfin dan PGE2 dan PGE2 (Faktor (Faktor pertumbuhan tulang). Kerokan juga memberikan rangsangan pada keratinosit dan endotel atau lapisan paling dalam pembuluh darah yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin munculnya propiomelanokortin (POMC). (POMC). POMC merupakan polipeptida merupakan polipeptida (gabungan asam amino) yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah Beta adalah Beta endorfin (hormon endorfin (hormon yang dikeluarkan otak dikeluarkan otak saat stress). K er okan (Tionghoa: 刮痧; Pinyin: guā Pinyin: guā
shā) shā)
adalah
sebuah terapi sebuah terapi pengobatan pengobatan
alternatif untuk gejala masuk angin dengan metode menggaruk sambil menekan bagian permukaan kulit menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sebagai alat pengerok, yang selanjutnya menyebabkan guratan merah atau lecet pada kulit. Pengobatan tradisional ini menggunakan semacam benda tumpul seperti koin, batu giok, gundu, potongan jahe, potongan bawang, bawan g, atau benda bend a tumpul lainnya yang digunakan untuk menggosok bagian punggung. Selain S elain benda bend a tumpul tumpu l tadi, pengobatan kerokan ini juga menggunakan cairan licin seperti minyak telon, minyak olive, minyak kelapa, atau lotion. Cairan licin ini digunakan agar tidak terjadi iritasi atau lecet pada kulit yang dikerok. Tindakan ini akan "mengeluarkaan angin" dari dalam tubuh dengan menghangatkan permukaan kuliat sehingga peredaran darah meningkat dan menjadi lancer ( Wikipedia ).
B. DAMPAK POSITIF KEROKAN
Kerokan pun dinilai ampun untuk mengusir angin yang masuk ke dalam tubuh. Angin yang masuk ke badan biasanya akan membuat badan terasa pegal dan nyeri dan akan terjadi bersin. Oleh karena khasiatnya yang cukup manjur itu, metode pengobatan ini sangat terkenal hingga keluar wilayah Jawa bahkan keluar negeri. Kerokan ini pun dipercaya sebagai bukti nyata dalam perwujutan ilmu Einstein (E=MC2) yang menerangkan bahwa energi muncul karena pergesekan dua benda. Jika permukaan tubuh kita digosok-gosokan dengan tangan 1
atau benda tumpul dengan cepat, maka suhu panas dalan tubuh akan meningkat. Karena meningkatnya panas dalam tubuh, maka akan terjadilah perlebaran pembuluh darah sehingga oksigenasi menjadi lebih baik karena peredaran darah kembali lancar dan rasa sakit ditubuhpun mereda. Saat kita mengerok punggung kita, akan terjadi "Inflamasi". Inflamasi bertujuan untuk menetralisir penyebab sakit dan menghilangkan jaringan yang telah mati sehingga proses penyembuhan menjadi lebih cepat. Inflamasi memiliki ciri seperti kemerahan pada kulit yang dikerok yang menandakan karena adanya jaringan yang meradang yang mengandung banyak darah akibat pembuluh kapiler yang tadinya kosong karena menyempit telah melebar dan diisi oleh darah. Itulah mengapa saat punggung kita dikerok akan timbul warna kemerahan atau merah kebiruan pada kulit. Walaupun kerokan termasuk ampuh dalam mengusir gejala masuk angin, namun terdapat bahaya yang tidak kita sadari yang bisa membuat badan menjadi lebih sakit.
C. DAMPAK NEGATIF KEROKAN
1. Mengakibatkan Kontraksi Dini Seperti yang kita tahu bahwa saat dikerok atau dikerik, maka akan terjadi Infamasi. Nah yang menjadi masalah adalah reaksi penolakan terhadap Inflamasi tubuh. Saat terjadi Inflamasi, maka mediator anti Inflamasi akan mengeluarkan suatu zat yang disebut "Cytokines" yang merupakan sel yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Zat ini akan memicu pelepasan Prostaglandin yang bisa menyebabkan kontraksi
pada
rahim.
Oleh
sebab
itu,
bagi ibu-ibu yang sedang hamil sangat dilarang penyembuhan dengan cara dikerok karena
bisa
mengakibatkan timbulnya kontraksi dini akibat munculnya zat Prostaglandin. 2. Masuknya Bakteri dan Virus Saat kita mengerok atau mengerik tubuh kita, pori-pori kulit akan terbuka lebar oleh karena efek gesekan kulit dengan benda tumpul maupun karena panas tubuh yang meningkat. Saat pori-pori kita membesar maka akan memudahkan angin masuk kembali ketubuh dengan membawa bakteri dan virus dari udah kedalam tubuh.
2
D. TRANSKULTURAL NURSING PADA BUDAYA KEROKAN
1. Pengkajian Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada yaitu : a. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways). Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Pada kasus ini kerokan merupakan suatu budaya yang biasanya di lakukan sebagian orang di wilayah tertentu untuk mengatasi penyakit seperti masuk angin dan pegal-pegal. b. Faktor ekonomi (economical factors). Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Tetapi pada kasus masyarakat dengan ekonomi yang rendah akan lebih memilih kerokan sebagai alternative untuk mengatasi sakit yang di alami. c. Faktor pendidikan (educational factors) tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali. Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah biasanya memilki pengetahuan yang kurang mengenai kesehatan sehingga sering kerokan digunakan sebagai alternative pengobatan.
2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Berdasarkan kasus tersebut diagnose yang berkaitan dengan budaya kerokan adalah ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3
3. Intervensi Keperawatan Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien (GigerandDavidhizar, 1995). a. Pertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, b. Akomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan c. Ubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
4. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995). a. Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, b. Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
4
c. Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
5. Evaluasi Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
5