KERANGKA ACUAN KERJA DED PEMBANGUNAN STASIUN KA BANDARA TERMASUK JEMBATAN PENGHUBUNG ANTARA STASIUN KA BANDARA DENGAN BANDARA RADEN INTEN II KEGIATAN APBN 2016
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : Kementerian Perhubungan UNIT ESELON
: Direktorat Jenderal Perkeretaapian
PROGRAM
: Program
Pengelolaan
dan
Penyelenggaraan
Transportasi Perkeretaapian HASIL (OUTCOME)
: Meningkatnya Kinerja Pelayanan Transportasi Perkeretaapian
KEGIATAN
: Survei/Studi
Kelayakan/Penyusunan
Master
Plan / Ded/ Sid INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
: Terciptanya Transportasi Antar Moda
JENIS KELUARAN (OUTPUT)
: DED
Pembangunan Pembangunan
Termasuk
Jembatan
Stasiun
KA
Penghubung
Bandara Antara
Stasiun KA Bandara Dengan Bandara Raden Inten II
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1.
Dasar Hukum
b
Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian
c
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian;
d
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api;
e
Peraturan Menteri No.60 Tahun 2012, tentang Persyaratan Teknis jalur Kereta Api.
f Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga. g
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) (R IPNAS) 2010 – 2030. 2030.
h
Rencana Strategis Perkeretaapian 2015 – 2020. 2020.
1.
Gambaran Umum
Rencana pengembangan dan pembangunan Bandara Raden Inten II menjadi bandar udara bertaraf internasional harus didukung dengan pembangunan infrastruktur transportasi massal yang memadai dan nyaman untuk memudahkan akses penumpang dari dan menuju bandara. Dari data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, dalam kurun 4 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah penumpang yang signifikan yaitu dari 732.153 orang pada tahun 2010 menjadi 1.211.083 orang pada tahun 2014 atau mengalami peningkatan 65 persen. Untuk pelayanan kargo, juga mengalami peningkatan sebesar 257 persen dari 1.039.114 kg pada tahun 2010 menjadi 3.710.911 kg pada tahun 2014. Selain melayani penumpang domestik, Provinsi Lampung juga memiliki potensi TKI/TKW sebanyak 17.978 orang yang bekerja di luar negeri serta pemanfataan Bandara Raden Inten II I I sebagai embarkasi haji selama 6 tahun berturut – turut turut dengan memberangkatkan 6.282 orang jemaah haji per tahun dan sekitar 80 ribu orang masih dalam waktu tunggu. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa untuk menuju Bandar Udara Raden Inten II dibutuhkan waktu ± 60 menit dari pusat kota Bandar Lampung dengan menggunakan taxi maupun kendaraan pribadi. Sedangkan untuk angkutan umum, calon penumpang hanya menggunakan angkutan perbatasan yang kurang memadai dan kurang nyaman bagi penumpang. Dengan demikian, dengan dukungan kondisi eksisting Bandar Udara Raden Inten II yang berdekatan dengan jalur kereta ker eta api, sangat memungkinkan untuk mewujudkan Kereta Api sebagai angkutan massal yang memadai sebagai angkutan koneksi dari dan menuju Bandar Udara melalui Skybridge Skybridge yang nyaman dan aman menuju lokasi bandara. Permasalahan yang dihadapi yaitu jarak antara Bandar Udara dengan Stasiun KA Branti eksisting cukup jauh yaitu 1,3 km sehingga dibutuhkan stasiun KA baru yang berada di dekat Bandar Udara Raden Inten II Lampung. Studi ini menitikberatkan pada studi kelayakan pembangunan Stasiun Bandara Raden Inten II berikut desain stasiun KA Bandara dengan meninjau kelayakan teknis dan biaya untuk
mendukung program pemerintah dalam mengembangkan Bandara Raden Inten II sebagai Bandara Internasional dan Bandara Embarkasi Haji .
2.
Alasan Kegiatan Dilaksanakan
Alasan dilaksanakan kegiatan ini didasarkan hal-hal sebagai berikut : a)
Mendukung program pemerintah untuk mengembangkan Bandar Udara Raden Inten II Lampung menjadi Bandara Internasional
b)
Potensi lokasi Bandara yang berada di dekat jalur kereta api sehingga memungkinkan
untuk
membangunan
jaringan
transportasi
yang
terkoneksi. c)
Stasiun Branti eksisting berada 1,4 km dari bandara sehingga dibutuhkan pembangunan stasiun KA baru di dekat bandara dengan konsep Stasiun Branti eksisting sebagai stasiun operasi dan stasiun baru sebagai stasiun penumpang
d)
Melakukan analisis kelayakan teknis dan ekonomi pembangunan stasiun KA bandara
e)
Salah satu unsur pokok dalam pembangunan suatu wilayah adalah pembangunan prasarana dan sarana dasar transportasi, dimana prinsip pengembangan prasarana dan sarana transportasi ini adalah pemenuhan bagi seluruh penduduk, sehingga dengan Pembangunan jalan layang kereta api ini dapat meningkatkan pelayanan, aksesibilitas dan mobilitas penumpang dari dan menuju bandara
f)
Mendorong pemerataan dan perluasan manfaat pembangunan sosial dan ekonomi
bagi
seluruh
golongan
dan
lapisan
masyarakat
serta
meningkatkan kapasitas layanan kereta api sehingga dapat memacu dan memperlancar
roda
perekonomian
nasional
pada
umunya
dan
masyarakat didaerah asal ataupun tujuan;
B. Maksud dan Tujuan 1.
Maksud
Maksud dari studi ini memberikan laporan lengkap mengenai studi kelayakan dan Detail Desain pembangunan Stasiun KA Bandara termasuk Skybrige Penghubung Stasiun KA dengan Bandar Udara Raden Inten II Provinsi
Lampung sekaligus memberikan alternatif prasarana penghubung antar stasiun dengan bandara dengan meninjau dari aspek – aspek penting yang menyangkut peluang, permasalahan, serta dampak (positif dan negatif) sehingga menghasilkan dokumen yang baik
dan dipertanggung jwabkan
secara teknis serta fokus terhadap kelayakan proyek.
2.
Tujuan
a.
Tersedianya dokumen Detailed Engineering Design yang berkualitas, yang dapat dijadikan panduan secara teknis dalam proses detail engineering design (detail desain) stasiun KA bandara termasuk Skybridge penghubung Stasiun KA dengan bandara
b.
Dapat segera terlaksananya pekerjaan pembangunan stasiun kereta api bandara.
C. Lokasi Kegiatan
Rencana lokasi stasiun KA Bandara berikut fasilitas pendukung untuk koneksi antara stasiun KA dengan Bandara seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
Gambar. Peta Lokasi Kegiatan
II.
RUANG LINGKUP KEGIATAN
A. Pengumpulan Data Sekunder
1. Instasional a)
Lingkup Kegiatan Lingkup dari kegiatan ini adalah pengumpulan data yang relevan dari berbagai pihak/instansi yang terkait untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini.
b)
Ketentuan Kegiatan Dalam Pengumpulan data sekunder, minimal konsultan mendapatkan dan atau memiliki data-data sebagai berikut: 1)
Peta rupa bumi BIG (Badan Informasi Geospasial) atau peta Topografi Jantop dalam skala 1 : 50.000 atau yang lebih besar;
2)
Peta Geologi skala 1:250.000 atau skala 1:100.000;
3)
Masterplan pengembangan Bandar Udara Raden Inten II
4)
Data stasiun KA eksisting
5)
Data hidrologi dari curah hujan stasiun sekitar lokasi;
6)
Data sungai dan sistem drainase perkotaan/wilayah;
7)
Data jalan nasional di sekitar lokasi;
8)
Data Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung ;
9)
Data/gambar/Laporan Akhir dari pekerjaan pembuatan desain yang pernah dilakukan sebelumnya dan terkait dengan pekerjaan ini;
10) Data gambar desain struktur badan jalan kereta api, bangunan jembatan, dan sejarah RM pada saat awal pembangunan lintas yang bersangkutan; 11) Daftar perjalanan kereta api 12) Peta lahan milik negara (gronkaart) 13) Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025; 14) Data lain yang terkait dan relevan serta diperlukan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini. 2. Peninjauan Lapangan (Reconnaissance) a)
Lingkup Kegiatan Lingkup dari kegiatan ini adalah mengadakan peninjuauan awal/ survei pendahuluan ke lapangan untuk mengadakan evaluasi secara visual pada
lokasi kegiatan serta koordinasi dengan intansi yang terkait dengan kegiatan ini. b)
Ketentuan Kegiatan Hal – hal yang dilakukan pada kegiatan peninajuan awal/ pendahuluan, minimal memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai berikut : 1)
Survei Geodesi / Topografi (a) Penentuan lokasi stasiun KA Bandara baru yang diperoleh dari data hasil studi atau kajian yang berkaitan dengan kegiatan ini, baik posisi rencana stasiun KA berikut emplasemen eksisting dan koneksi dengan Stasiun Branti, termasuk memperhatikan batas-batas lahan yang ada (melakukan pengecekan terhadap peta gronkaart) (b) Menentukan lokasi konstuksi koneksi ( skybridge) antara stasiun KA dengan bandara (c) Mengamati kondisi topografi, dan mencatat daerah-daerah yang perlu dilakukan pengukuran khusus atau lebih mendetail (bila diperlukan); (d) Mencari titik tetap (BM = Bench Mark) hasil pra desain atau kegiatan yang pernah dilaksanakan di sepanjang rencana jalur ganda, elevasi jembatan – jembatan eksisting. (e) Membuat ringkasan dan dokumentasi hasil peninjauan awal; (f) Membuat rencana kerja untuk survei detail pengukuran topografi sampai penggambaran.
2)
Survei Geoteknik / Penyelidikan Tanah (a) Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karakteristik tanah di lokasi rencana jalur ganda yang mungkin/diperkirakan akan berpengaruh terhadap konstruksi; (b) Mengamati area-area khusus seperti lokasi yang diperkirakan rawan longsor dan lain-lain; (c) Memperkirakan posisi dan lokasi pelaksanaan pekerjaan bor mesin dan uji sondir di sepanjang lokasi yang akan dijadikan pondasi struktur pendukung untuk koneksi stasiun KA dengan
Bandara tanpa mengabaikan hal-hal teknis termasuk akses kerja, jalan nasional dan kemudahan pelaksanaannya; (d) Membuat ringkasan dan dokumentasi hasil peninjauan awal; (e) Membuat rencana kerja untuk survey detail geoteknik.
3)
Survei Hidrologi – Hidrolika (a) Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karakteristik sungai dan atau DAS setempat termasuk bangunan air yang ada, yang mungkin/diperkirakan akan berpengaruh terhadap desain konstruksi, baik pada jalur KA, emplasemen, maupun bangunan stasiun itu sendiri (b) Melakukan wawancara dengan warga sekitar, terkait histori banjir yang pernah terjadi; (c) Membuat ringkasan/summary dan dokumentasi hasil peninjauan awal; (d) Membuat rencana kerja untuk survey detail hidrologi.
4)
Survei Geometrik / Alinyemen (a) Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan alinyemen horisontal dan vertikal jalan rel kereta api, baik pada jembatan KA jika ada maupun pada rencana stasiun baru, yang dapat menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan detail desain; (b) Melakukan basic desain terhadap rencana fasilitas penghubung antara Stasiun KA dengan Bandara (c) Mengamati dan mencatat kondisi lengkung eksisting di lokasi (d) Membuat ringkasan/summary dan dokumentasi hasil peninjauan awal.
5)
Inventarisasi Bangunan Eksisting (a) Melakukan inventarisasi kondisi bangunan eksisting (tembok penahan tanah, saluran drainase, bentang jembatan eksisting, rumah penduduk di sepanjang jalur KA, perlintasan resmi maupun tidak resmi
(b) Memperkirakan tipe konstruksi stasiun KA berikut fasilitasnya yang sesuai dengan karakteristik lokasi kegiatan (c) Membuat ringkasan/summary dan dokumentasi hasil peninjauan awal; (d) Membuat rencana kerja untuk basic desain fasilitas penghubung antara Stasiun KA dengan Bandara. 6)
Survei Rencana Pengguna Fasilitas KA Bandara (a) Menginventarisir rencana calon penumpang dari dan menuju bandara; (b) Melakukan survey dan pengamatan moda yang digunakan sebagai akses transportasi dari dan menuju bandara (c) Membuat ringkasan/summary dan dokumentasi hasil peninjauan awal.
7)
Analisis Kelayakan Teknis dan Bia ya Pembangunan (a) Menghitung biaya pelaksanaan pembangunan; (b) Melakukan analisa kelayakan teknis dan biaya dengan meninjau seluruh aspek sebagai rekomendasi pada tahap pelaksanaan pembangunan
B. Pengumpulan Data Primer 1.
Survey Geodesi/ Topografi
Untuk mengidentifikasi kondisi topografi secara detail, elevasi jalan KA, elevasi jalan raya, dan rencana elevasi fasilitas penghubung antara stasiun KA dan dengan obyek-obyek dan bangunan-bangunan penting di dalamnya dalam rupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang ditentukan berdasarkan koordinat. Kegiatan ini didokumentasikan dengan metode digital mencakup kegiatan pengukuran sampai pengolahan data dan penggambaran. Secara umum ketentuan dalam kegiatan ini adalah sebagai be rikut : a)
Peta Dasar Peta dasar yang digunakan adalah peta topografi dalam skala 1:50.000 dari Bakorsurtanal (proyeksi UTM) atau US Army. Peta tersebut
dianggap dapat memberikan gambaran umum bentuk topografi yang cukup memadai untuk pelaksanaan survey. b)
Pengukuran Situasi Detail 1)
Pengukuran situasi di sepanjang jalur jalan rel adalah ± 300 m bagian kiri dan kanan as jalan KA sampai ke stasiun Branti eksisting
2)
Pengukuran profil melintang jalur jalan rel setiap interval 25 m untuk bagian lurus dan 10 – 15 m pada bagian lengkung.
3)
Pengukuran
profil
memanjang
badan
jalan
KA
termasuk
perpotongan dengan jalan raya dengan panjang pengukuran sama dengan ketentuan tersebut. Jika terdapat ketinggian dan garis tebing alur sungai, atau pada kondisi belokan maka diukur detailnya dengan kerapatan 10 – 15 meter. c)
Penentuan Posisi Konstruksi Skybrige 1)
Lokasi rencana skybridge antara stasiun KA dengan bandara termasuk perpotongan dengan jalan raya dan bangunan lain di sepanjang jalan raya dengan memperhatikan posisi pengembangan bandara baru;
2)
Mencari titik tetap (BM= Bench Mark) hasil desain jalan KA baru atau BM yang terdekat dengan lokasi rencana serta posisi stasiun KA
d)
Referensi Pengukuran 1)
Titik referensi x dan y sedapatnya dilakukan pengikatan kepada titik GPS (orde 2 atau 3 dari BIG), orde 4 (BPN) atau titik referensi (BM) hasil pekerjaan desain sebelumnya yang berada paling dekat ke lokasi kegiatan
2)
Untuk ketinggian (elevasi), sedapatnya dilakukan pengikatan kepada Titik Tinggi (TTG) dan Badan Informasi Geospasial (BIG) atau titik referensi hasil pekerjaan sebelumnya yang berada paling dekat dengan lokasi kegiatan
3)
Untuk mendapatkan titik – titik referensi posisi horizontal dan posisi vertikal. Apabila di lokasi pekerjaan sudah ada titik referensi berupa BM, maka BM tambahan yang akan dilakukan untuk perencanaan
harus diikat terlebih dahulu dengan BM lama atas persetujuan direksi. e)
Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal dan Vertikal 1)
Kerangka dasar horizontal merupakan jalur patok dasar pengukuran yang akan mendapatkan arah posisi horizontal (x,y) dengan menggunakan jaringan – jaringan yang mengikat langsung.
2)
Pengukuran jarak kerangka horizontal dilaksanakan dengan alat ukur jarak elektronis (EDM) dengan ketelitian pengukuran jarak minimal 1/10000.
3)
Kerangka vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sifat datar pada titik
– titik jalur poligon. Dimaksudkan untuk
mendapatkan jaringan vertikal dengan menggunakan metode double stand pulang
– pergi yang telah diikatkan terhadap BM dengan
kesalahan maksimum yang diijinkan adalah 1 0 √D, dimana D adalah jarak dalam Km f)
Monumentasi Banch Mark (BM) 1) Pemasangan permanen Benchmark (BM) pada setiap rencana jembatan sebanyak 2 (dua) buah BM yang saling terlihat ditempatkan dimasing-masing pangkal konstruksi penghubung dan 1 buah BM untuk lokasi stasiun baru yang tidak akan terganggu oleh pekerjaan konstruksi; 2)
Benchmark (BM) terbuat dari konstruksi beton bertulang ukuran 20 x 20 x 125 cm. dan tertera logo Ditjen Perkeretaapian / Kementerian Perhubungan menggunakan bahan marmer putih ukuran 12 x 15 cm, dilengkapi dengan nomor urut serta kode/informasi lain yang diperlukan;
3)
Daftar / diskripsi Benchmark (BM) termasuk nilai koordinat (x,y,z), sketsa lokasi dan photo/dokumentasi dibuat secara lengkap dalam satu buku tersendiri.
4)
Semua Benchmark (BM) dan atau titik-titik tetap lainnya harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengukuran dimulai.
5)
Pemasangan BM baru dipasang di tempat yang aman, stabil dan mudah dicari dan diberi kode yang jelas dan tahan lama.
g)
Penggambaran Hasil Pengukuran Topografi 1)
Skala gambar dan ukuran kertas (a) Peta situasi dengan skala 1 : 1000 dan interval garis kontur 0,5m (b) Profil memanjang dengan skala Horizontal 1 : 1000 dan skala Vertikal 1 : 100 (c) Profil melintang dengan skala 1 : 100 (d) Gambar di cetak dalam kertas ukuran A3 (e) Untuk setiap gambar situasi dan profil memanjang dibuat dalam 1 lembar.
2)
Format gambar (a) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan Ditjen Perkeretaapian. (b) Grid beserta harganya harus tercantum dalam gambar, misalnya grid 100 m untuk skala 1: 1000, grid 200 m untuk skala 1: 2000 atau grid 500 m untuk skala 1: 5000. (c) Pada tiap lembar peta situasi harus dicantumkan tahun survei, skala garis, arah utara dan legenda/keterangan lain yang diperlukan; (d) Pada tiap lembar peta, harus dibuat daftar koordinat semua titik triangulasi dan atau semua Benchmark yang terdapat pada lembar tersebut. (e) Tiap interval 4 garis kontur dibuat 1 garis kontur tebal dengan angka ketinggian yang bulat.
Gambar. Contoh Konstruksi Banchmark 2.
Survei Mekanika Tanah / Geoteknik
Pada kegiatan ini secara simultan akan dilakukan pengujian tanah dan pengambilan sampel tanah pada kedalaman tertentu. Pengujian tanah yang dilakukan untuk detail desain ini meliputi : a)
Pengujian Lapangan, meliputi : 1)
Pengujian Sondir (a) Dilaksanakan
pada
lokasi
rencana
pondasi
konstruksi
penghubung dengan bentang kurang dari 40 m (b) Dilaksanakan pada rencana pondasi dengan alat uji type 2 ton sampai kedalaman maksimum 30 meter atau sampai mencapai nilai konus 200 kg/cm2 yang dibuktikan dengan dokumentasi hasil pengujian (c) Pembacaan nilai conus dan hambatan lekat dilakukan setiap interval 20 cm. (d) Dibuat photo dokumentasi dan sketsa pada setiap lokasi pengujian
– perhitungan hasil analisis, interpretasi
(e) Semua perhitungan
termasuk grafik yang dibuat harus dilampirkan pada laporan (f) Pencatatan
kondisi
lapisan
tanah
harus
menyertakan
dokumentasi hasil pengujian 2)
Pengujian Bor Mesin a)
Dilakukan pada sekitar lokasi rencana pondasi konstruksi penghubung
b)
Dilakukan sampai kedalaman maksimum 40 m atau sampai diperoleh nilai SPT >60 dengan kedalaman / ketebalan lapisan minimal 6 m
c)
Pengujian Standart Penetration Test (SPT) setiap kedalaman 3 m atau sampai ada perubahan lapisan tanah
d)
Dilakukan diskripsi jenis tanah untuk setiap lokasi bor yang dibuat dalam suatu Bor log, memuat antara lain, jenis dan sifat tanah, kedalaman, muka air tanah, dan nilai SPT
e)
Pengamblan contoh tanah asli minimal 5 (lima) sample tiap titik lubang bor atau sesuai perubahan jenis tanah
f)
– perhitungan hasil analisis, interpretasi
Semua perhitungan termasuk
grafik
akan
disampaikan
pada
laporan
hasil
penyelidikan mekanika tanah g)
Pengujian Laboratorium, meliputi : Contoh tanah tidak terganggu dan terganggu untuk selanjutnya dianalisa di laboratorium diantaranya adalah sebagai berikut : 1)
Index Properties :
2)
Unit Weight Specific Weight Water Content Atterberg Limit Grain Size Distribution
Engineering Properties :
Direct Shear Test Konsolidasi
Triaxial Unconfined Compressive Streght (UCS) Permeability Test
3.
Survei Hidrologi dan Hidrolika
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data curah hujan dan iklim dari stasiun hujan dan iklim yang terdekat dengan lokasi kegiatan untuk dianalisa dan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan perencanaan ketinggian badan jalan KA, posisi jembatan dan box culvert. Data hidrologi yang dimaksud dalam perencanaan ini meliputi: a)
Karakteristik Daerah Aliran Sungai 1)
Melakukan identifikasi/analisa terhadap kondisi/situasi daerah aliran sungai, dilokasi kegiatan, baik dari peta topografi maupun dari hasil pemeriksaan langsung;
2)
Survei wawancara dengan warga sekitar terkait histori banjir yang pernah terjadi pada lokasi kegiatan;
3)
Proses analisa juga harus memperhatikan data curah hujan dari BMKG, intensitas curah hujan, kemiringan lahan, tata guna lahan, limpasan/run off dan hal-hal lain sebagai pertimbangan dalam perencanaan desain.
b)
Pengumpulan Data Curah Hujan 1)
Data curah hujan yang dibutuhkan adalah data curah hujan maksimum harian selama 10 tahun berturut – turut dari stasiun hujan terdekat.
2)
Data curah hujan maksimum selanjutnya akan digunakan sebagai dasar dalam penentuan debit banjir sungai untuk daerah yang bersangkutan
c)
Analisis Data Hidrologi 1)
Analisa hujan rata-rata dapat dilakukan dengan metode yang umum seperti metode rata-rata hitung (aljabar), metode thiessen dan atau meode isohyet . Metode-metode yang digunakan sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi lapangan
2)
Apabila terdapat kekosongan data pada salah satu stasiun hujan, maka diperlukan suatu metode pendekatan untuk memperkirakan data hujan yang kosong tersebut, dengan membandingkan dengan minimal dua stasiun hujan terdekat pada tahun yang sama, metode yang sering digunakan antara lain metode aljabar dan atau metode perbandingan normal.
3)
Data-data hujan dari stasiun hujan agar dilakukan pengujian konsistensi (lengkung massa ganda), untuk mengetahui apakah terjadi perubahan lingkungan atau perubahan cara menakar. Apabila terjadi ketidak-konsistenan, maka data-data hujan tersebut harus dilakukan koreksi.
4)
Analisis Frekuensi Data Hidrologi (a) Periode ulang yang digunakan adalah 50 tahun (b) Distribusi frekuensi hujan dilakukan dengan beberapa metode seperti metode distribusi gumbel, metode distribusi log normal dan metode distribusi log pearson tipe III; (c) Uji kesesuaian distribusi dilakukan dengan cara uji smirnov kolmogorof atau cara uji chi square.
5)
Analisa Debit Banjir Rencana (a) Analisa debit banjir rencana dilakukan berdasarkan data curah hujan dan/atau berdasarkan data debit aliran sungai; (b) Metode
yang
digunakan
dalam
analisa
debit
banjir
menggunakan metode yang sudah umum seperti menggunakan metode empiris dan/atau metode hidrograf satuan. Perhitungan agar dilakukan dengan beberapa metode dan diambil hasil perhitungan debit banjir yang terbesar. 6)
Analisa Hidrolika (a) Analisa hidrolika menggunakan program ( software) dengan metode, parameter serta asumsi berdasarkan data dan teori yang benar; (b) Hasil/keluaran dari program ( software), minimal memuat muka air normal, muka air banjir dan limpasan/run off (baik pada kondisi eksisting dan pada kondisi setelah normalisasi).
(c) Semua perhitungan
– perhitungan hasil analisis, interpretasi
termasuk grafik yang dibuat harus dilampirkan pada laporan
4.
Survei Sosial Ekonomi Kependudukan
Survei sosial ekonomi dan kependudukan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder
berupa
data
sosial
kependudukan
yang
diperoleh
dengan
melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten, Provinsi dan instansi pemerintah Kecamatan. Kegiatan survei primer pada bagian ini meliputi : 1)
Menyiapkan kuisioner yang mencakup tentang data warga di sepanjang rencana lokasi rencana pembangunan stasiun baru
2)
Pengetahuan, sikap dan persepsi penduduk setempat terhadap kegiatan pembangunan stasiun KA bandara.
3)
Keadaan sosial ekonomi penduduk
4)
Pendapat penduduk tentang rencana kegiatan pembangunan
5)
Survei juga harus memberikan gambaran tentang lahan yang ditempati warga, terutama lokasi – lokasi yang masih dalam ROW
C. Kegiatan Desain 1.
Peraturan dan Standar
a)
Undang – Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
b)
Peraturan Menteri No. 60 Tahun 2012, tentang Persayaratan Teknis Jalur Kereta Api
c)
Peraturan Menteri No. 33 Tahun 2011, tentang Jenis, Kelas, dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api
d)
Peraturan Menteri No. 36 Tahun 2011, tentang Perpotongan dan atau Persinggungan antar Jalur Kereta Api dengan Bangunan Lain
e)
Analisis Pembebanan 100 % RM. 1921
f)
Peraturan Dinas No. 10 tentang Perencanaan Jalan Kereta Api
g)
Peraturan Beton Indonesia
h)
SNI 03-2847-2003 Tentang Peraturan Perhitungan Jembatan Beton
i) Bridge Management System
j)
Standart Nasional Indonesia (SNI) 03-1729-2002 tentang Perencanaan Konstruksi Baja
k)
Standart Nasional Indonesia (SNI) 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur untuk Bangunan Gedung
l)
Peraturan
– peraturan, dan literatur lain yang terkait dengan
perencanaan ini.
2.
Lingkup Rancangan Teknis
Berdasarkan hasil pekerjaan survey sekunder dan primer, selanjutnya penyedia jasa mengevaluasi dan membuat desain awal mencakup beberapa alternatif layout rencana dan kelayakan teknis dan biaya serta rekomendasi teknis untuk tahapan detail desain, kemudian didiskusikan dengan pemberi tugas. Setelah disepakati alternatif yang paling menguntungkan, penyedia jasa melakukan perhitungan-perhitungan teknis dan analisis kelayakan termasuk pembuatan gambar rancangan. Kegiatan rancangan teknis mencakup hal-hal sebagai berikut: a)
Layout track, desain stasiun dan alinyemen rencana stasiun KA baru termasuk fasilitas pendukung lainnya
b)
Analisis dan penggambaran detail konstruksi skybridge antara Stasiun KA dengan Bandara
c)
Analisa/perhitungan teknis dan biaya serta analisis keuntungan dan kerugian terhadap rencana pembangunan stasiun KA bandara
3.
Ketentuan Umum Desain
a)
Kriteria Desain (1) Jenis Pembebanan meliputi beban mati, beban hidup (horisontal & vertikal) termasuk beban sementara. (2) Faktor Beban dan Kombinasi Pembebanan untuk perhitungan desain struktur menggunakan kombinasi pembebanan Allowable Strength Design dan/atau Ultimate Strength Design. (3) Desain dibuat untuk daya dukung jembatan yang kuat terhadap 100% RM 1921. (4) Penentuan dimensi dan elevasi dilakukan berdasarkan kajian dan perhitungan hidrologi dan hidrolika
(5) Basic desain dan layout emplasemen stasiun KA bandara (6) Layout jembatan penghubung (7) Konstruksi penyanggaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan yang nantinya dilaksanakan meliputi pekerjaan analisis/perhitungan struktur konstruksi penyangga sementara dan tata cara (contruction method ) pelaksanaannya. b)
Usulan Alternatif Desain (1) Usulan alternatif desain di buat berdasarkan beberapa aspek teknis disertai penjelasannya (2) Usulan alternatif desain di buat dalam bentuk matrik kelebihan / kekurangan masing-masing usulan.
c)
Rekomendasi Desain (1) Menentukan parameter penilaian; (2) Membuat matrik penilaian; (3) Menyampaikan rekomendasi mengenai; (a) Jenis dan tipe stasiun (b) Desain skybridge
d)
Analisis Biaya Pelaksanaan (1) Perhitungan biaya pelaksanaan biaya pembangunan (2) Pemeriksaan hasil perhitungan dan dimensi konstruksi dan jika terjadi perubahan maka dilakukan perhitungan ulang sampai diperoleh hasil yang optimal
e)
Hasil Perencanaan Desain; (1) Gambar Desain (a) Peta situasi dengan skala 1 : 1000, interval garis kontur 0,5m (b) Profil memanjang dengan skala Horizontal 1 : 1000 dan skala Vertikal 1 : 100 (c) Profil melintang dengan skala 1 : 100 (d) Gambar basic desain stasiun dan empalasemen KA yaitu 1 : 20 dan 1 : 50 (e) Gambar di cetak dalam kertas ukuran A3
(f) Format gambar dan tata letak disesuaikan dengan yang biasa digunakan Ditjen Perkeretaapian. (g) Grid beserta harganya harus tercantum dalam gambar, misalnya grid 100 m untuk skala 1: 1000, grid 200 m untuk skala 1: 2000 atau grid 500 m untuk skala 1: 5000. (h) Pada tiap lembar peta situasi harus dicantumkan tahun survei, skala garis, arah utara dan legenda/keterangan lain yang diperlukan; (i) Pada tiap lembar peta, harus dibuat daftar koordinat semua titik triangulasi dan atau semua Benchmark yang terdapat pada lembar tersebut (j) Tiap interval 4 garis kontur dibuat 1 garis kontur tebal dengan angka ketinggian yang bulat (2) Rekomendasi kelayakan teknis dan biaya
III. JADWAL KEGIATAN, TENAGA AHLI DAN LAPORAN A. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu Pelaksanaan kegiatan DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara Dengan Bandara Raden Inten II Untuk Mendukung Program Pengembangan Bandara Raden Inten II Provinsi Lampung menjadi Bandara Internasional diperkirakan selama 3,5 bulan setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterima. Tabel Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No
Kegiatan 1
1 2 3 4
Laporan Pendahuluan Laporan Antara Konsep Laporan Akhir Laporan Akhir
Bulan Ke 2 3
4
B. Tenaga Ahli
Untuk melaksanakan seluruh kegiatan kegiatan DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara Dengan Bandara Raden Inten II diperlukan beberapa tenaga profesional di bidangnya masing – masing. Tenaga ahli tersebut dipimpin oleh 1 (satu) orang Ketua Tim yang bertindak untuk mewakili perusahaan dalam menentukan operasi baik pelaksanaan studi baik menyangkut masalah teknis maupun masalah non teknis. Adapun Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Tabel. Daftar Tenaga Ahli NO
JABATAN
JUMLAH
KUALIFIKASI
PENGALAMAN
ORANG
PENDIDIKAN
(TAHUN)
1
Ketua Tim
1
S1- Teknik Sipil
≥ 13
2
Ahli Jalan KA
4
S1- Teknik Sipil
≥8
3
Ahli Jembatan KA
5
S1- Teknik Sipil
≥8
4
Ahli Persinyalan KA
4
S1- Elektro
≥8
5
Ahli Desain Interior
4
S1- Arsitektur
≥8
6
Ahli Geodesi
4
S1- T. Geodesi/Sipil
≥8
7
Ahli Geologi/ Geoteknik
4
S1- T. Geologi/Sipil
≥8
8
Ahli Hidrologi/Hidrolika
2
S1- Teknik Sipil
≥8
9
Ahli Jalan Raya
3
S1- Teknik Sipil
≥8
10
Ahli Arsitektur
4
S1- Arsitektur
≥8
11
Ahli Perkiraan Biaya
4
S1- Teknik Sipil
≥5
12
Ahli Ekonomi Pembangunan
3
S1 - Ekonomi
≥8
13
Ahli Sosial Ekonomi
3
S1 – Ekonomi/ Sosek
≥8
Tabel. Daftar Tenaga Pendukung NO
JABATAN
JUMLAH
KUALIFIKASI
PENGALAMAN
ORANG
PENDIDIKAN
(TAHUN)
1
Sekretaris
5
D3 - Sekretaris
≥5
2
Computer Operator
8
D3 - Komputer
≥5
3
CAD Operator/ Drafter
20
D3 – Teknik Sipil
≥5
C. Kebutuhan Peralatan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, konsultan wajib menggunakan peralatan minimal sebagai berikut : Tabel. Kebutuhan Peralatan NO
PERALATAN
JUMLAH
1
Sondir
1 Unit
2
Bor Mesin
1 Unit
3
Alat Ukur Topografi
1 Unit
4
Rol Meter
5 Buah
5
Komputer
4 Unit
6
Printer
4 Unit
7
Projector LCD
1 Unit
8
Kamera / Handycam
2 Unit
9
Kendaraan Roda 4
2 Unit
10
Drone
1 Unit
11
Radio Komunikasi
2 Unit
D. Laporan
Tiap hasil pekerjaan diserahkan setelah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan melalui pembahasan lengkap bersama instansi pemilik pekerjaan. Pelaporan harus dilengkapi dan diserahkan bersamaan dengan penyerahan hard copy dan soft copy laporan. Adapun laporan – laporan yang dilengkapi dalam pelaksanan pekerjaan ini adalah : 1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan (Inception Report) sebanyak 20 (dua puluh) buku sebagai bahan diskusi dengan tim teknis dan instansi terkait. Laporan ini diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Laporan pendahuluan ini berisikan antara lain: a.
Tujuan, latar belakang, sasaran, lingkup pekerjaan
b.
Gambaran umum lokasi pekerjaan (daerah studi), pra lay out lokasi pekerjaan, peta-peta dan gambar terkait.
c.
Pendekatan dan metodologi
d.
Program dan Rencana Kerja Rencana secara rinci untuk kegiatan di
lapangan maupun di kantor, termasuk menampilkan kurva “S”; rencana
mobilisasi dan jadwal kegiatan tenaga ahli, tenaga sub professional, tenaga pendukung dan peralatan, disajikan dalam bentuk Bar Chart. e.
Pelaksanaan pekerjaan persiapan dan desk studi.
f.
Hasil identifikasi pendahuluan (hasil peninjauan awal lokasi kegiatan).
g.
Data sekunder yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
h.
Hambatan dan kendala yang terjadi dan usulan pemecahannya.
i.
Laporan ini dilampirkan: Kerangka Acuan Kerja, notulen rapat, form laporan, foto dokumentasi, dan agenda bila ada.
Perbaikan laporan pendahuluan berdasarkan masukan dan koreksi dan hasil pembahasan diserahkan sebanyak 20 (dua puluh) buku sebagai arsip.
2. Laporan Antara (Interim Report)
Laporan Antara diserahkan sebanyak 20 (dua puluh) buku, diserahkan pada akhir bulan ke 3 (tiga) setelah diterbitkannya SPMK sebagai bahan diskusi dengan Tim Teknis dan intansi terkait. Laporan ini memuat hal – hal sebagai berikut : 1)
Hasil Pelaksanaan survei primer
2)
Hasil analisa survei sekunder dan survei primer dan menentukan kriteria desain
3)
Identifikasi kendala yang terjadi dan rekomendasi
4)
Desain alternatif stasiun KA bandara, konstruksi penghubung antara stasiun KA dengan Bandara
5)
Analisis kelayakan teknis dan biaya
6)
Hasil kemajuan pekerjaan
Perbaikan laporan antara berdasarkan masukan dan koreksi dan hasil pembahasan diserahkan sebanyak 20 (dua puluh) buku sebagai arsip.
3. Konsep Laporan Akhir
Konsep Laporan Akhir Sementara diserahkan sebanyak 20 (dua puluh) buku, diserahkan pada awal bulan ke 5 (lima) setelah diterbitkannya SPMK sebagai bahan diskusi dengan Tim Teknis dan intansi terkait. Laporan ini harus sudah merangkum seluruh hasil kegiatan sesuai dengan lingkup kegiatan yang harus
dilaksanakan konsultan, detail desain stasiun KA bandara lengkap dengan desain emplasemen dan sarana pendukung lainnya beserta desain konstruksi penghubung menjadi DED lengkap merupakan tindaklanjut/perbaikan dari laporan antara (interim). Seluruh tanggapan maupun masukan yang diberikan saat diskusi harus dipertimbangkan sebagai perbaikan dan peyempurnaan terhadap draft laporan akhir, sehingga laporan akhir diharapkan sudah sempurna dan dapat diterima semua pihak terkait. Laporan akhir dijilid sebanyak 10 rangkap.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat perbaikan/ koreksi atas Konsep Laporan Akhir sesuai dengan hasil pembahsan dengan Pemberi Tugas termasuk buku
– buku
lampiran terkait pekerjaan ini. Secara keseluruhan buku – buku yang harus disampaikan yaitu : a.
Buku 1
Laporan Akhir
b.
Buku 2
Ringkasan Eksekutif
c.
Buku 3
Laporan Teknik Desain
d.
Buku 4
Album Gambar Perencanaan
e.
Buku 5
Dokumen Kelayakan Teknis
f.
Buku 6
BOQ, RAB dan AHS
g.
Buku 7
Laporan Survei Hidrologi dan Hidrolika
h.
Buku 8
Laporan Survei Topografi
i.
Buku 9
Album Gambar Topografi
j.
Buku 10
Laporan Survei Penyelidikan Tanah dan Laboratorium Test
k.
Buku 11
Laporan Survei Sosial Ekonomi Kependudukan
Laporan diserahkan sebanyak @ 10 (sepuluh) rangkap, selambat – lambatnya 9 (Sembilan) bulan sejak ditandatanginya kontrak pekerjaan, termasuk softcopy keseluruhan laporan, yang disimpan/ direkam dalam Hardisk 2 TB sebanyak 2 (dua) buah
5.
Diskusi
Sebelum
dipresentasikan,
konsultan
secara
periodik
melakukan
asistensi/diskusi terhadap Draf Laporan Pendahuluan, Draf Laporan Antara dan Draf Laporan Akhir dengan tim teknis, selanjutnya laporan tersebut dibahas/dipresentasikan dihadapan Tim Teknis dan Intansi terkait. Laporan tersebut harus sudah disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum dilakukan pembahasan/dipresentasikan dihadapan Tim Teknis dan instansi terkait. Setiap selesai diskusi/pembahasan laporan tersebut di atas, konsultan harus membuat notulen dan absensi peserta diskusi/pembahasan yang selanjutnya diperiksa dan disetujui Tim Teknis. IV.
ALIH PENGETAHUAN
Penyedia Jasa berkewajiban melakukan pembahasan, diskusi dan atau pelatihan (kursus singkat) terkait dengan substansi pelaksanaan kegiatan termasuk peninjauan ke lapangan dalam rangka alih pengetahuan kepada Pemberi Tugas.
V.
BIAYA
Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 4.000.000.000 yang dibiayai dari dana APBNP DIPA Tahun Anggaran 2016, Pengembangan Perkeretaapian Lampung Balai Teknik Perekeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan
VI.
LAIN-LAIN
a.
Penjabaran lebih lanjut terhadap pemahaman lingkup pekerjaan oleh Penyedia Jasa, harus disampaikan untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas pada saat pembahasan Laporan Pendahuluan.
b.
Pada tiap-tiap laporan dan program yang disampaikan, dan setelah diperiksa oleh Pemberi
Tugas
ternyata
masih
terdapat
kekurangan
atau
diperlukan
perbaikan/revisi, maka pada setiap penambahan kekekurangan dimaksud ataupun perbaikan/revisi yang harus dilakukan, masih merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa. c.
Hal
– hal yang bersangkutan dengan pekerjaan/kegiatan ini, yang belum
tercantum di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dibahas dalam rapat koordinasi secara terjadwal, antara Pemberi Tugas dan Penyedia Jasa.