Secara Secara sederhan sederhana, a, toksikolo toksikologi gi didefini didefinisika sikan n sebagai sebagai kajian kajian tentang tentang hakikat hakikat dan mekanisme efek toksik berbagai bahan terhadap mahluk hidup dan system biologic lainnya. Sedangkan toksik atau racun adalah zat yang dalam dosis yang kecil dapat menimb menimbul ulkan kan kerus kerusaka akan n pada pada jaring jaringan an hidup. hidup. Sedan Sedangka gkan n menuru menurutt Parac Paracels elsus us (149!1"41# toksin atau racun adalah semua zat pada hakekatnya adalah racun, dosis dosisnya nyalah lah yang yang membed membedaka akan n racun racun dari dari obat. obat. serta serta yang yang dimaks dimaksud ud dengan dengan keracunan atau intoksikasi adalah keadaan tidak normal akibat efek racun.
A. Klasif Klasifika ikasi si racun racun $erbagai $erbagai racun racun dapat dapat diklasif diklasifikas ikasikan ikan berdasar berdasarkan kan atas berbagai berbagai hal seperti seperti sumber, sumber, sifat sifat kimia%i kimia%i dan fisikanya fisikanya,, bagaimana bagaimana atau kapan terbentukny terbentuknya, a, efek terhadap terhadap kesehatan, kesehatan, kerusaka kerusakan n organ, organ, dan hidup hidup atau tidaknya racun tersebut. tersebut. &lasif &lasifika ikasi si racun racun dilak dilakuka ukan n dan dipili dipilih h untuk untuk memper mempermud mudah ah penel peneliti itian. an. 'al ini ini dilakukan, &arena karakteristik setiap klasifikasi itu dapat sangat berbeda. a. &lasif &lasifika ikasi si berdas berdasark arkan an sumber sumber •
Sumber alamiah
•
Sumber buatan
&lasifikasi ini bertujuan untuk membedakan racun asli yang berasalkan dari flora dan fauna dan organism berbagai racun berasalkan lingkungan seperti bahan baku industry yang beracun ataupun buanagn beracun dan bahan sintetik beracun. b. $erd $erdas asar arka kan n %uju %ujud d •
Padat
•
air
•
)as. )as dapat dapat berdifus berdifusi, i, sehingga sehingga menyebar lebih cepat cepat daripada daripada cairan dan zat padat. *fek terhadap masyarakat tentunya akan sangat berbeda. )as dan padatan yang sangat halus akan cepat menimbulkan efek, dan apabila konsentrasi masyarakat di tempat tersebut padat, maka efeknya akan menjadi sangat drastic.
1
c. &lasifikasi berdasarkan sifat fisika!kimia &lasifikasi ini sering digunakan untuk bahan beracun ($#, dan pengelompokan +enobiotik tersebut sebagai $ yang •
&orosif
•
-adioaktif
•
*aporatie
•
*ksplosif
•
-eaktif
d. &lasifikasi berdasarkan terbentuknya pencemaran/+enobiotik Pencemaran yang terbentuk dan keluar dari sumber disebut pencemaran primerr. Selanjutnya, setelah transformasi pertama dilingkungan disebut dengan pencemaran sekunder, kemudian dapat menjadi pencemaran tersier dan selanjutnya. Pencemaran sekunder dan seterusnya tentu akan bersifat berbeda dari primer. 0da yang suudah bereaksi dengan uap air, dengan senya%a lain ataupun sudah masuk ke dalam organism dan bereaksi dengan protein dan sebagainya. engan demikian , pencemaran sekunder dan seterusnya dapat menjadi lebih toksik ataupun kurang toksik. e. &lasifikasi berdasarkan kerusakan/organ target -acun dapat dikelompokan atas dasar organ yang diserangnya. &lasifikasi ini digunakan oleh para ahli superspesialis organ target tersebut.
3
•
'epatotoksik atau beracun bagi hepar
•
2efrotoksik atau beracun bagi ginjal
•
2eurotoksik atau beracun bagi saraf
•
'ematotoksik atau beracun bagi darah
•
Pneumotoksik atau beracun bagi paru!paru
f. &lasifikasi berrdasarkan hidup matinya racun •
-acun biotis atau biotoksin -acun yang didapat pada biota disebut biotoksin. -acun yang ada pada biota dapat berupa racun asli, yakni biota itu sendiri beracun atau akibat kontaminasi dengan bahan beracun seperti pencemar yang ada di media dimana ia hidup. -acun biotis atau racun yang berasal dari benda hidup dapat berupa mikroba, tanaman, dan he%an.
•
-acun abiotis -acun abiotis atau yang bukan berasal dari mahluk hidup tergolong racun antropogenik. ontohnya , logam!logam berat.
B. TERAPI ANTIDOT erupakan tata cara yang secara khusus ditujukan untuk membatasi intensitas (kekuatan# efek toksik zat kimia atau menyembuhkan efek toksik yang ditimbulkannya, sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya lebih lanjut. $erarti, sasaran terapi antidot adalah pengurangan intensitas
efek
toksik.
(onatus,1995#.
Seperti
telah
diungkapkan,
keberacunan (intensitas efek toksik# suatu bahan berbahaya diantaranya ditentukan oleh keberadaan bahan berbahaya di tempat kerja yang melebihi harga &6!nya lebih lanjut, keadaan ini bergantung pada keefektifan absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi bahan berbahaya terkait. Perlu dicatat, strategi terapi antidot mana yang akan diambil, sepenuhnya bergantung pada pengetahuan atau informasi tentang rentang %aktu antara saat pemejanan bahan berbahaya, saat timbulnya gejala!gejala toksik, dan saat penderita siap menjalankan terapi. &arena pengetahuan ini diperlukan untuuk memprakirakan dominasi tahapan nasib bahan berbahaya di dalam tubuh. isal bahan berbahaya diprakirakan sudah terabsorpsi sempurna, maka tindakan penghambatan absorpsi sudah tidak diperlukan. alam hal ini, mungkin yang diperlukan penghambatan distribusi atau peningkatan eliminasinya.
asalahnya
sekarang,bagaimana
tata
cara
pelaksanaan
masing!masing strategi tersebut (onatus, 1995# &etiga strategi dasar terapi antidot tersebut dapat dikerjakan dengan metode yang tak khas atau metode
yang khas. imaksud dengan metode tak khas ialah metode umum yang dapat diterapkan terhadap sebagian besar zat beracun. etode khas ialah metode yang hanya digunakan bila zat beracunnya telah tersidik jati dirinya serta zat antidotnya tersedia(onatus, 1995#
MACAM-MACAM TERAPI ANTIDOT 1. Terapi Spesifik 6erapi antidot spesifik merupakan suatu terapi antidot yang hanya efektif untuk satu zat tertentu. 6erapi ini dapat diklasifikasikan menjadi
A. Anti!t "an# $eker%a secara ki&ia'i Penggunaan antidotum jenis ini akan menyebabkan terjadinya reaksi antara antidotum dengan zat toksik membentuk suatu produk yang kurang toksik dan mudah dieksresikan. 1. 7at!zat pembentuk senya%a kompleks khelat 7at
pembentuk
kelat
biasanya
mengandung
dua
atau
lebih
gugus
elektronegatifan yang membentuk koalen kompleks stabil dengan logam! logam atau kation. Semakin banyak ikatan ligan terbentuk, makin stabil ikatan kompleks yang terjadi dan semakin efisien proses kelatornya. ontoh zat!zat kelator adalah !
imerkaprol mencegah terjadinya ikatan logam yang bersifat racun dengan gugusan sulfidril (!S'# dalam sistem enzim.
!
&alsium inatrium *detat (a2a3*60# diberikan dalam bentuk ikatan khelat dengan kalsium untuk mencegah pengeluaran kalsium yang cepat dari tubuh yang dapat menimbulkan toksik.
!
Penisilamin digunakan terhadap keracunan tembaga atau mengurangi kadar
tembaga
pada penderita
penyakit 8ilson.
Penisilamin
juga
merupakan alternatie pengganti *60 terhadap keracunan timbal dan efektif membentuk ikatan dengan merkuri dan seng. !
eferoksamin mempunyai kemampuan spesifik membentuk ikatan khelat dengan besi. Senya%a ikatan khelat yang terjadi yaitu ferioksamin yang larut dalam air dan dikeluarkan bersama!sama dengan urin.
4
3. ab fragmen suatu antibodi monoklonal yang dapat mengikat digoksin dan mempercepat sekresinya melalui filtrat glomerulus . ikobalt *detat merupakam antidot pilihan untuk menanggulangi keracunan sianida. Sianida dan dikobalt edetat akan membentuk senya%a kompleks yang stabil dan inert, yaitu kobaltosianida dan kobal tisianida. 4. etoksifikasi enzimatik etoksifikasi enzim dapat dilakukan dengan dua jalur dengan memberikan konsubrat pada reaksi yang terjadi dan memberikan enzim dari luar untuk mempercepat metabolisme zat racun. !
*tanol digunakan terhadap keracunan methanol dan etilen glikol. Penaggulangan keracunan methanol dapat dilakukan berdasarkan koreksi asidosis yang terjadi, pengeluaran methanol dan metabolitnya dengan cara dialisa, dan mencegah metabolisme methanol dengan menggunakan etanol.
!
0tropine memblokade efek senya%a antikolinesterase pada reseptor muskarinik.
!
Pralidoksim merupakan reaktiaktor kolinesterase.
!
2!asetilsistein dan etionin digunakan sebagai antidot terhadap keracunan asetaminofen atau parasetamol. Pemberian 2!asetilsistein dan etionin yang bertindak sebagai precursor akan mencegah kerusakan hati,
gagal
ginjal,
dan
kematian
yang
diakibatkan
oleh
kadar
asetaminofen yang berlebihan.
B. Anti!t "an# $eker%a secara far&ak!l!#i 0ntidotum farmakologi adalah suatu antidotum yang bekerja mirip dengan zat toksik, bekerja pada reseptor yang sama atau berbeda. 1. 2alokson 'idroklorida sebagai antagonis terhadap efek morfin dan diamorfin, dan juga "
mempunyai efek bertentangan dengan efek apomorfin, kodein, hidrokodein, dekstropropoksifen, difenoksilat, dipipanon, metadon, pentazosin, petidin, dan fenazosin. 3. :ksigen pemberian oksigen pada keracunan sianida,menghasilkan efek oksigen yang melampaui efek sianida. engan demikian, jika oksigen diberikan bersama!sama dengan pemberian natrium nitrit dan natrium tiosulfat akan menghasilkan efek sinergistik.
C. Anti!t "an# $eker%a se$a#ai anta#!nis fun#si!nal 0ntidotum antagonis fungsional dapat digolongkan sebagai antidotum nonspesifik
karena
berguna
sebagai
terapi
simtomatik
dan
mengantagoniskan jenis zat toksik. Sebagai contoh penggunaan diazepam untuk menghambat konulasi dan fasciculais yang disebabkan zat sepeti organofosfat, karbamat, dan stimulant.
iazepam mempunyai senya%a aktif yang disebut benzodiazepin. engan adanya interaksi biodiazepin, afinitas )0$0 terhadap reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja )0$0 akan meningkat. engan aktifnya reseptor )0$0, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida
akan
lebih banyak
yang
mengalir
masuk
ke dalam
sel.
eningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel yang bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk dirangsang akan berkurang.
(. Terapi N!n Spesifik 6erapi antidot non spesifik merupakan terapi yang bermanfaat pada semua kasus keracunan. ara yang biasa digunakan antara lain
A. Men#uran#i A$s!r$si
;
1. erangsang
untah
untuk
mengeluarkan
racun
dengan
cara
memuntahkan kembali, dapat digunakan antidot perangsang muntah. !
0pomorfin berbahaya jika digunakan secara sembarangan, karena dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat dan system pernafasan.
!
u!Sulfat dan 2a!&lorida potensial berbahaya dan sebaiknya tidak digunakan.
!
Sirup
3. enguras =ambung efektif jika dilakukan dalam %aktu 1 jam setelah keracunan dengan menggunakan pipa nasogastrik. ekanisme kerjanya adalah dengan memasukkan agen penguras lambung (air hangat# sampai air yang keluar jernih. !
0ir hangat 1!3 liter untuk penderita de%asa
!
=arutan garam normal "!1> ml/kg berat badan untuk anak!anak
!
enggunakan larutan elektrolit poli etilen glikol
. embersihkan ?sus menggunakan obat laksan dari golongan senya%a garam, yaitu
g!Sulfat
dan
2a!Sulfat. ekanisme
kerjanya dapat
dilakukan melalui pipa nasogastrik.
B. Menin#katkan Eli&inasi 1. iuresis $asa mekanisme kerjanya adalah dengan membuat urin bereaksi basa. ieresis basa ini dapat meningkatkan eliminasi golongan salisilat, herbisida fenoksiasetat (asam 3,4 diklorofenoksiasetat, 3,4! dan mecoprop#, fenobarbital, dan barbital.
5
$iasanya menggunakan larutan 2a!bikarbonat @,4 A (lmol bikarbonat dalam 1 ml# dan diberikan sebagai infus untuk mendapatkan p' urin lebih dari 5," atau yang lebih baik lagi mendekati @,". 3. ieresis 0sam mekanismenya yaitu membuat urin bereaksi asam. . osis
ultipel
&arbon
0ktif
dosis
multiple
karbon
aktif
dapat
meningkatkan eliminasi obat!obat yang mempunyai olume distribusi kecil ( B 1 liter/kg berat badan#, pka rendah, afinitas ikatan rendah, dan %aktu paruh yang menjadi panjang karena oerdosis. 4. ialisis dan 'emoperfusi ialisis
dan
hemoperfusi
dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan
eliminasi racun pada penderita dengan kadar racun dalam plasma yang tinggi dan kombinasi gejala klinik keracunan yang parah. 'emoperfusi
mengalirkan
darah
melalui
absorbenyang
akan
mengikat obat atau racun lain. &arbon merupakan absorben yang biasa digunakan.
C. PERTO)ON*AN PERTAMA +AN* ,ARS SE*ERA DI)AKKAN ADA)A, 1. arilah pertolongan medis dengan segera. $eritahukan kepada petugas tentang temuan atau dugaan keracunan. 'al ini akan memperecepat proses pertolongan pada penderita. 3. $ila sulit mendapatkan bantuan medis ataupun jauh dari rumah sakit, lakukanlah langkah!langkah berikut -
&urangi kadar racun yang masih ada di dalam lambung dengan memberi korban minum air putih atau susu sesegera mungkin. Cangan beri jus buah atau asam cuka untuk menetralkan racun.
-
?sahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk muntah.
@
?sahakan korban untuk muntah dengan %ajah menghadap ke ba%ah
-
dengan kepala menunduk lebih rendah dari badannya agar tak tersedak. (
Cangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban bila ia dalam keadaan pingsan.
-
Cangan berusaha korban untuk muntah bila menelan bahan!bahan kimia mengandung zat asam, karena itu akan menyebabkan kerusakan lebih parah pada lambung/esofagusnya jika dimuntahkan.
TERAPI ABC (AIRWAY, BREATHING AND CIRCULATION) 1. Airway 6ujuan membersihkan dan membuka jalan nafas •
ara •
•
$uka dan bersihkan mulut korban 6engadahkan dahi, angkat dagu korban ke arah atas! depan
•
6engadahkan dahi, topang dagu
2. Breathing •
6ujuan emeriksa pernafasan korban dan emberikan nafas buatan jika korban tidak bernafas
•
Periksa 2afas ! =ihat oement of chest and stomach ! engar $reathing sound ! -asakan $reathing air against your cheek
. Circulation 9
•
•
6ujuan engalirkan
kembali
darah
ke otak dan
otot jantung
dengan
melakukan ardio Pulmonary resuscitation (P-# atau -esusitasi Cantung Paru (-CP#.
DA/TAR PSTAKA Sartono. 3>>1. Racun dan Keracunan. Cakarta 8idya edika Soemirat, Culi.3>>". Toksikologo Lingkugan. Dogyakarta )adjah ada ?niersity Press
>",6oksikologi asar &lassen, curtis. 3>>@. Toxicology . &ansas edical Publishing iision
1>