Prinsip Umum Tatalaksana Keracunan Perhatian.
Sejarah keracunan obat sering tak dapat dipercaya. Karenanya orang perlu mempunyai besar kecurigaan dan mengasumsikan kemungkinan dari suatu terlalu banyak campuran yang mencakup konsumsi alkohol. * Lihatlah pada lampiran sumber keracunan umum di Singapura. Mengutamakan pengujian phisik untuk mendapatkan tanda petunjuk tentang jenis keracunan obat. Pasien dengan penurunan kesadaran dengan suatu kecurigaan keracunan obat harus dilakukan ECG untuk meniadakan kemungkinan keracunan obat antidepressant dan memeriksa glukosa kapiler melakukan untuk menyingkirkan hypolycaemia. Pertimbangkan juga penyebab penurunan kesadaran yang lain. Lihat pada bab penurunan kesadaran. Ingat bahwa manajemen bijaksana yang baik meliputi perhatian tanpa menghiraukan status pasien psikhiatri di samping manajemen efek klinis dari keracunan obat. Gastric Lavage seharusnya tidak dilakukan secara rutin untuk tiap kasus keracunan obat. Mengaculah pada bagian dekontaminasi lambung secara detil.
Table 1. Diagnosa banding pada variasi tanda vital pada obat Temperature HYPOTERMIA (‘COOLS’) C Carbon monoxide O Opiates O Oral hypoglycaemics, insulin L Liquor HYPERTERMIA (‘NASA’) N Neuroleptic malignant A Antihistamines S Salicylates, sympathomimetics A Anticholinergics, antidepresants
Nadi / irama BRADIKARDI (‘PACE’) P Propanolol (beta blockers) A Anticholinesterase drugs C Clinidine, calcium channel E Ethanol/alcohols TACHYCARDIA (‘FAST’) F Free base (cocaine) A Anticholinergics, antihistamin, amphetamines S Sympathomimetic (cocaine) T Theophyline DYSRHYTMIAS Digoxin Cyclic antidepressants Sympathomimetics Phenothiazines Chloral hydrate Anticonvulsants
Riwayat. Pastikan keracunan obat atau ragu-ragu keracunan obat. Apa, kapan, berapa banyak, bagaimana, dimana, mengapa ? adakah gejala yang nampak ? Adakah resiko bunuh diri ? jika tinggi, konsul psikiatri di emergenci departemen. Psikiatri dan riwayat pengobatan (termasuk obat yg dikonsumsi) Adakah percobaan bunuh diri sebelumnya? Pemeriksaan fisik. Tanda-tanda vital Lihat tabel 1 untuk detailnya. Bau-bau Jelas berbau : bensin/bahan-bahan peledak/insektisida Bau-bau lain pelajari pada table 2. OVERDOSIS Blood pressure HYPOTENSION (‘CRASH’) C Clonidin (or any antihypertensive) R Reserpine A Antidepressant S Sedative hypnotics H Heroin (opiates) HYPERTENSION (‘CT SCAN’) C Cocain T Theophyline S Sympathomimetics C Caffeine A Anticholinergics, amphetamines N Nicotine
Table 2 : Racun-racun berbau Bau Buah-buahan Permen Kenari pahit Semir perak Gas yg bocor
Respiratory HYPOVENTILATION Opioids
HYPERVENTILATION Salisilates CNS stimulant drugs Cyanide
Kemungkinan racun Ethanol Comphor/ naphtolene Cyanide Cyanide Carbon monoxide
Telur busuk Hydrogen sulphide Bawang putih Arsenic/ parathion Tanaman wintergreen methylsalicylate Catatan : carbon monosida berbau. Bau gas bocor sebab bahan berbau busuk disebut mercaptans Pemeriksaan neurologi
Derajat kesadaran : lihat dibawah penyebab obat dan racun yang menyebabkan coma atau pingsan.
Depresi syaraf pusat Anticholinergik Antihistamin Barbiturates Cyclic antidepressant Ethanol dan alcohol lainnya Phenothiazine Bahan Sedative-hypnotic
Hipoksia sel Carbon monoksida cyanide Hydrogen sulfide Methaemoglobinaemia
Sympatholytic agents Clinodine Methyldopa Opiates
Other or unknown mechanisme Bromide Hypoglycaemic agent Lithium Phencyclidine salicyclates
Pupil : obat dan racun tertentu dan bahan yang berakibat pada pupil pelajari dibawah ini.
MIOSIS (‘COPS’) C Cholinergics, clonidine O Opiates, organophosphates P Phenothiazines, pilocarpine, perdarahan Pontine S Sedative-hypnotics
MYDRIASIS (‘AAAS’) A Antihistamines A Antidepressants A Anticholinergics, atropine S Sympathomimetics (cocaine, amphetamine)
O Organophosphates T Cyclic antidepressants I Insulin, isoniazid S Sympathomimetics
C Camphor, cocaine A Amphetamines M Methylxanthines P PCP (phencyclidine)
B E L L
Beta-blockers Ethanol Lithium Lead
Tanda fokal : cari penyebab lain, kecuali trauma.
Kulit
Kulit berkeringat dan hipoglikemia : S Sympatomimetics O Organophospates A ASA (salicylates) P PCP dan hipoglikemia
Kulit kering : anticholinergic Melepuh : 1. carbon monoxide 2. barbiturat 3. keracunan singkong 4. sulfur 5. lewsite
warna : merah : anticholinergic cyanide carbon monoxide
blue : methaemoglobinemia
lukajarum : opioids
Toxidromes
Opioids 1. coma 2. depresi napas 3. pinpoint pupils 4. Hipotensi 5. bradikardi
Cholinergics (‘SLUDGE’) : contoh organophosphate/carbamate S Salivation L Lacrimation
U Urination D Defaecation G Gastric emptying E Emesis 1. ‘tenggelem dalam cairan sekresinya sendiri. a. bronchorrhea b. bronchospasm c. odema paru 2. Penurunan kesadaran 3. kelemahan kulit dan paralysis 4. bau bawang putih
Anticholinergic : contoh antihistamin, antidepresan siklik, homatropin,scopolamine 1.’Panas sebagai kelinci’ (hyperthermia) 2.’merah sebagai umbi manis’ (vasodilatasi kutan) 3.’mengeringkan sebagai tulang’ ( penurunan kelenjar ludah) 4.’buta sebagai kelelawar’ ( cycloplegi dan midriasis) 5.’sangat marah’ ( delirium dan halusinasi) 6.tanda-tanda lain a. takikardi b. retensi urine c. penurunan gerakan usus/ hilangnya suara usus.
Salisilat 1. panas 2. takikardi 3. muntah 4. letargi (jarang koma) 5. tinitus
Sympathomimetic : contoh kokain, amphetamin 1. Hipertensi 2. tacikardi 3. hiperpireksia 4. midriasis 5. kecemasan atau dilirium
sedative-hipnotik : contoh barbiturat, benzodiasepin 1. Perubahan pupil yang mendadak. 2. Kebingungan atau koma. 3. Depresi napas 4. hipotermia 5. vesikel atau bula ( ’barb burn’)
Ektrapiramidal : gambaran parkinson (’TRIOD’) 1. Tremor. 2. Rigidity 3. Opistotonus, oculogryic crisis 4. Dysphonia, dysphagia Kategori ini adalah obat-obat termasuk ’zines’ 1. Chlopromazine (largactil/Thorazine) 2. Prochlorperazine (stemetil/compazine) 3. Haloperidol (haldol) 4. Metochlopramide (maxolon/reglan)
Haemoglobinopathies 1. carboxyhaemoglobinemia a. sakit kepala b. mual dan pusing, seperti sakit flu c. pingsan, takipnue, takikardia d. koma, kejang e. kolap kardiovaskular, gagal napas 2. Methaemoglobinaemia a. Gejala klinik utama adalah sianosis (’darah coklat’) b. Asimtomatik (< 30% methaemoglobin level) c. Lemas, kelemahan, pusing, sakit kepala (30-50% level methaemoglobin) d. Lethargi, stupor, depresi napas (>55 % level methaemoglobin)
DIAGNOSIS AIDS Laboratorium Darah lengkap : peningkatan sel lekosit : infeksi/zat besi/theophyllin/hidrocarbon Elektrolit serum 1. Anion gap = [Na+] – [ HCO3- ] – [ Cl-] 2. Anion gap normal = 8 sampai 16 mEq/l
Asidosis metabolik/ peningkatan anion gap C Carbon monosida, sianida M Methanol, methaemoglobin A ketoasidosis alkohol U Uraemia T Tolune D Ketoasidosis Diabetic P Paraldehyde I INH/Iron L Lactic asidosis E ethylene glycol S Salicylate, bahan pelarut
Foto
Urea serum dan kreatinin : untuk mengetahui adanya keadaan gangguan ginjal. Pemeriksaan tosikologi : level kadar obat berguna pada 1. Parasetamol 2. Salisilat 3. Kolinesterase 4. besi 5. lithium 6. theophylline 7. carbon monoksida
Dada 1. Bahan-bahan racun paru, misalnya hidrokarbon/ gas beracun/ paraquat 2. Odema paru non kardiogenik, misalnya opiate/phenobarbital/salisilat/karbonmonoksida Abdominal : racun-racun radio opaq pada X-ray ( ’CHIPES’) C Chloral hydrate H Heavy metals I Iron P Phenothiazine E Enteric-coated preps (salicylates) S Sustained-release products (theophylline)
ECG Siklik antidepresan mempengaruhi system konduksi jantung. Misalnya pemanjangan PR dan interval QRS. Penatalaksanaan Pasien dengan penurunan kesadaran atau hemodinamik tidak stabil harus di tatlaksana di area pelayanan pasien kritis. Kemudian semua kasus keracunan obat dapat di tatalaksana di area pelayanan intermediet. Kasus-kasus pelayanan pasien kritis Perlengkapan Airway manajemen harus secepatnya siap. Catatan : Pasien dengan oksigenasi yang adekuat yang mempunyai gangguan gag reflek dan yang membutuhkan kumbah lambung akan membutuhkan persiapan oroparingeal intubasi. Obat-obat resusitasi haruslah secepatnya dipersiapkan. Suplemen oksigen untuk menjaga Saturasi O2 sekurang 95%. Monitor : ECG, tanda vital tiap 5 -15 menit, pulse oximetry.
Pasang saluran IV perifer. Laborat ( mengacu pada seksi diagnostic Aids: Laboratory) Pasang kateter urin (tergantung kasus) Kontrol kejang atau disritmia : protokol standar dapat digunakan kecuali pada kasus keracunan siklik anti depresan, dimana komplikasi jantung dan susunan syaraf pusat dapat dicegah dengan alklinisasi pada darah pada PH 7.5.hal ini dapat dikompensasi dengan hiperventilasi atau pemberian sodium bikarbonat atau keduanya.
‘Coma Cocktail’
Dextrose 50% : diberikan hanya untuk konfirmasi hipoglikemia tapi mungkin memburuk pada kasus nerologik. Naloxone (Narcan): Mekanisme aksi berlawanan efek opioid termasuk depresi pernapasan, sedasi dan hipotensi. Efek klinik onset dalam 2 menit. Dosis tidak berdasarkan umur dan ukuran (kecuali pada neonatus), dibandingkan dengan ketergantungan pada reseptor susunan pusat syaraf 2 mg untuk dewasa dan anak-anak (dapat diulang sampai 10-20 mg) Rute pemberian IV / endotrachea/ intralingual Indikasi aman tetapi mungkin sedikit tambahan evaluasi diagnostik pasien sebagai parameter yang ditemukan sebesar 92% sensitive pada kecurigaan penguna naloxone. Perhatian faktor-faktor potensial terjadinya gejala withdrawal ketika diberikan pada ketergantungan opioid. Kemudian hal tersebut membutuhkan monitoring dan dosis ulang Naloxon. Perkirakan over dosis opioid : lihat tabel 3. Perkirakan respon naloxon : lihat table 4.
Tabel 3: perkiraan overdosis opioid Parameter klinik Respiratory rate < 12/min Pinpoint pupil Circumstantial evidence Yang manapun gejala diatas
Sensitivitas (%) 79 75 67 92
Spesifisitas (%) 94 85 95 76
Table 4: perkiraan respon terhadap naloxon Parameter klinik Respiratory rate < 12/min Pinpoint pupil Circumstantial evidence Yang manapun gejala diatas
Sensitivitas (%) 20 22 15 24
Spesifisitas (%) 80 88 60 96
Flumazenil (Anexate): Cara kerja Benzodiazepin (BZD) susunannya berkaitan dengan midazolam. Flumazenil berkompetisi dengan benzodiazepin yang lain pada reseptor omega 1 yang terletak pada susunan syraf pusat. Efek klinik
onsetnya 1 – 2 menit efek puncak dalam 3-5 menit. Efek durasinya 1 – 4 jam Dosis kecil kebalikan dengan hipnotik, sedasi pada BZD Dosisi besar kebalikan dengan efek anti kejang pada BZD. Indikasi kebalikan kecelakaan over dosis BZD dalam penurunan kesadaran karena efek mengantuknya membaik dengan ventilator. Perbaikan derajat kesadaran karena atau kecurigaan keracunan BZD hindari intubasi atau tindakan invasif. Dosis inisial 0.2 mg I.V : tunggu 30 menit, kemudian ulangi pada 0.3 mg IV: jika diperlukan, dapat diberikan 0.5 mg/menit sampai total dosis 3 – 5 mg. Efek samping withdrawal BZD, kejang, khususnya pada siklik antidepresan atau pasien ketergantungan BZD, Wajah memerah. Mual dan atau muntah Kecemasan, palpitasi, ketakuatan. Kontraindikasi pasien-pasien yang konsumsi BZD waktu lama untuk mengontrol kejang. Antisipasi menggunakan BDZ dalam waktu dekat, misalnya sedasi, pelumpuh otot, antikejang. Berkaitan dengan keracunan trisiklik antidepresan. Trauma kepala berat. Thiamin : umumnya aman; indikasi pada semua alkohol atau orang tua, keadaan umum yang menurun, pasien malnutrisi. Dosis : 100 mg IV bolus selam 1 – 2 menit. Dekontaminasi
Tergantung pada bahan yang terkait, persiapkan pelindung yang harus digunakan. Pada level minimal, staf seharusnya melakukan tindakan pencegahan umum.
Prosedur dekontaminasi: m 1. pindahkan pada daerah kontaminasi. 2. tanggalkan pakaian. 3. Sikat semua kontaminasi serbuk dari kulit untuk menghindari reaksi ekotermik ketika sedang kontak dengan dekontaminasi air. 4. Gosok semua area dengan air dan atau sabun cair (dan shampoo untuk rambut). Gunakan scrub lembut jika memungkinkan. 5. Daerah terkonsentrasi adalah kepala, axilla, groin, dan punggung. 6. Sikat dibawah kuku. 7. Irigasi mata jika terkontaminasi. 8. Semua luka terbuka harus ditambahkan dekontaminasi dengan air.
Tujuan dekontaminasi: 1. Hingga ada pengurangan nyeri, jika terdapat paparan pada kulit. 2. Untuk kontaminasi di dalam mata, hingga keluhan nyeri berkurang dan atau terdapat perubahan pada warna kertas PH lakmus tergantung bahan yang terkait. 3. Tidak ada keluhan pada dekontaminasi seharusnya 5 – 8 menit.
Dekontaminasi Lambung Pengenceran : air/susu. Cuci lambung seharusnya tidak dilakukan secara rutin pada tatalaksana pasien keracunan. Pada studi ekperimental, sejumlah petanda dihilangkan dengan cuci lambung adalah tinggi variasinya dan berkurang dengan waktu. Tidak bukti kuat yang mendasari bahwa tidak ada hasil perbaikan klinik dan ini menyebabkan morbiditas yang siknifikan. Indikasi Tidak seharusnya mempertimbangkan sedikit pasien yang telah meminum adalah potensial mengancam jiwa dengan sejumlah racun dalam 1 jam diminum. Bahkan kemudian , keuntungan klinik tidak terdapat dalam kontrol studi. Kontraindikasi terminum bahan korosif. Tertelan minyak tanah. Kejang berkelanjutan. Tidak terminum racun. Tertelan bahan tajam. Perdarahan yang signifikan. Prosedur gunakan tabung yang paling besar jika memungkinkan. Lindungi jalan napas. Letakkan pasien pada left lateral dan posisi sedang trendelenburg. Koreksi letak tube yang benar. Aspirasi kandungan lambung dan retensi bahan untuk dikirim ke ruang dengan pasien.
Memberikan cairan lavage. Membasuh lambung. Menarik cairan. Ulangi sampai kembali jernih.
Charcoal aktiv 1. Dosis tunggal : seharusnya tidak diberikan secara rutin pada tatalaksana pasien keracunan. Berdasar pada studi sukarelawan, efektifitas charcoal aktif menurun menurut waktu, paling bermanfaat adalah tertelan selama 1 jam. 2. Indikasi : mungkin dipertimbangkan jika pasien telah menelan potensiasi beracun beberapa bahan racun (yang mana diketahui diserap oleh charcoal). Selama 1 jam setelah menelan. Tidak bukti bahwa pemberian aktif charcoal meberikan perbaikan klinik. 3. Dosis multiple : ulangi pemberian (> 2 dosis) dengan oral charcoal aktif dengan kandungan meningkatkan eliminasi obat. Dosis multipel charcoal aktif dipikirkan untuk menghasilkan efek yang menguntungkan dengan : a. Berikatan beberapa obat yang bergabung dari sirkulasi kedalam lumen pencernakan. Setelah diserap, suatu obat akan masuk kembali ke usus dengan difusi pasif yang tampak jika konsentrasi lebih rendah daripada di darah. Rata-rata difusi pasif tergantung pada gradien konsentrasi dan aliran darah. Dibawah ini kondisi-kondisi ‘sink’, gradien konsentrasi adalah setiap kali dan obat melewati bertahap kedalam lumen usus dimana ini diserap oleh charcoal. Proses ini disebut ‘gastrointestinal dialysis’. b. Menyela entero hepatik dan sirkulasi obat-obatan enterogastrik. 4. Indikasi : dosis multiple charcoal aktif seharusnya dipertimbangkan hanya jika pasien telah menelan carbamazepin, dapsone, phenopharbitone, quinine atau theophyllin. dalam jumlah mengancam jiwa. 5. obat-obatan yang diserap oleh chacoal:
Acetaminophen Amphetamine Arsenic Aspirin Chlorpheniramine Chlorpromazine Cocaine
Digoxin Ethchlorvynol Glutethamine Imipramine Iodine Ipecac Izoniazid
Meprobamate Mercuric chloride Methylsalicylate Morphine Nortryptiline Paraquat Phenobarbitone
6. Bahan yang tidak diserap oleh chacoal aktif a. Simple ions : besi, lithium, cyanide b. Asam kuat atau basa c. Simple alkohol : methanol, ethanol.
Phenylpropanolamin Phenytoin Propoxyphene Quindine Quinide Salicylates Secobarbitone
Katartik : pemberian katartik sendiri tidak ada aturan dalam manajemen pasien keracunan dan tidak direkomendasikan seperti metode dekontaminasi saluran cerna. Berdasarkan data, rutin digunakan katartik dalam campuran dengan charcoal aktif atidak direkomendasikan. Jika katartik digunakan, ini seharusnya dibatasi dengan dosis tunggal untuk meminimalkan efek samping. Mekanisme kerja penurunan waktu transit (controversi) Netralisir efek konstipasi dari charcoal aktif Juga berguna untuk irigasi lubang usus. Kontra indikasi sebelumnya terdapat diare. Obstruksi usus/ileus. Keadaan penurunan volume Neonatus Gagal ginjal kontra indikasi menggunakan katartik yang mengandung Magnesium. Trauma abdominal. Meningkatkan eliminasi Diurisis alkalin kuat Alkalinisasi alkalinisasi pada urine meningkatkan pengurangan asam lemah yang terbatas untuk salisilat, phenobarbital, dan herbisid 2,4 (diklorophenoxyacid [2,4-D]. Regimen 1 siklus 1.5/cairan/3 jam: 500 ml 5 % dextrose + 8.4% NaHCO3 pada 1-2 ml/kgBB 500 ml 5% dextrose + 30 ml dari 7.45% potasium chloride 500 ml normal saline IV furosemide 20 mg pada akhir tiap sikus Monitor serum pH dan elektrolit: pH urin seharusnya dipertahankan pada pH ≤ 8. Perhatian pada orang tua Pasien jantung Pasien sakit ginjal Meminum racun yang mana racun terhadap jantung dan ginjal.
Haemoperfusion: indikasi pada keracunan berat dengan theophyllin dan barbiturat. Haemodialisis: indikasinya adalah 1. Ethylene glycol. 2. Methanol. 3. Lithium (dengan gangguan SSP yg berat) 4. salysilat ( dengan kejang, penurunan kesadaran,metabolik asidosis berat dan tinggkat serum > 100 mg/dl) . Antidote spesifik: lihat Tabel 5 untuk detailnya.
Disposisi: masukkan harus ke penyakit dalam mengantisipasi pada kemudian tranfer pada psikiatri.tidak mengancam jiwa DOs tanpa riwayat bunuh diri mungkin dikirim setelah konsultasi psikiatri. Tabel 5 : antidot khusus untuk racun Acetaminophen, paracetamol
N-acetylcysteine (parvolex) (tiap ml mengandung 200 mg parvolex)
Arsenic, mercury,lead Atropine Benzodiasepines Carbon monoxide
BAL (dimercaprol) physosstigmine Flumazenil (Anexate) oxygen
Cyanide
Mutiara Amy nitrite, sodium nitrite (3% sol) Sodium thiosulphate (25% sol)
Ethylene glycol,methanol Iron Lead Nitrites Organophosphates Opioids Phenothiazine Isoniazid (INH) Digoxin,digitoxin,oleander
Ethanol (10%) campur dlm D5W Desferoxamine EDTA: calcium disodium edetate Mathylene blue (1% solution) Atropine Pralidoxime (2-PAM) Naloxone Benztropine (cogenin) Diphenhydramine Pyridoxine Digitalis fab fragmens (Digibind)
IV 150 mg/kg in 200 ml D5W x 15 min, kemudian IV 50 mg/kg dlm 500 ml D5W x 4 jam, kemudian IV 100 mg/kg dlm 1000 ml D5W x 16 jam 5 mg/kg BB IM 0.5 -2 mg IV Lihat bagian ’coma cocktail’ 100% O2(hyperbaric sedang – berat dan pada ibu hamil) lihat keracunan, carbon Monoxide Inhalasi mengandung 1 -2 mutiara Dewasa : IV 300 mg (10ml) sampai 2-5 menit; anak : IV 0.2 – 0.33 ml/kg (6-10mg) Dewasa : 50 ml IV(12.5g) sampai 10 menit;dapat diulang setengah dosis x1 kalau perlu; anak 1.65ml/kg sampai 10 menit Dosisi awal :800mg/kg Dosis rumatan: 1-1.5 ml/kg/jam 15 mg/kg/jam/IV 1000-1500 mg/m2/hari IV perinfus 1-2 mg/kg iv x 5 menit 2-4 mg IV q 5 -10 mnt kalau perlu (dewasa) 0.5 mg/kg IV q 5 mnt kkalu perlu (anak) 25 – 50 mg/kg IV (tingkatkan hingga 1 g) Lihat seksi ’coma cocktail’ 2 mg IV/IM 50 mg IV/IM/PO 5 g IV ( dapat dulang jika keljang tetap) Level Digoxin tidak diketahui : 5 -10 vials IV (40 ug Fab/vial) : dapat diulang Level digoxin diktahui: # vial digibind= (serum digoxin) x 5.6/kg x BB kg 1000 o.6
Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Arsenic (As). Intoksikasi tubuh manusia terhadap arsenik (As), dapat berakibat buruk terhadap mata, kulit, darah , dan liver. Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.
Pada kulit menyebabkan berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker (carcinogenic). Pada darah, menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer). Pada liver, mempunyai efek yang signifikan pada paparan yang cukup lama (paparan kronis), berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut). Pada ginjal, Arsen (As) akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia and kerusakan jaringan). Pada saluran pernafasan, akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru. Pada pembuluh darah, logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu rger). Pada sistem reproduksi, efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi. Pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh / penurunan kekebalan, akibat nya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi virus. Pada sistem sel, efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitochondria dalam inti sel menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati. Pada Gastrointestinal (saluran pencernaan) , Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut, mual (nausea) dan muntah (vomiting).