TIITRAS T ASII REDOK OKS S BY :
ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH MUHAMMAD AGUNG PRASETYO PUTRIANTI
IA
$E%&ERTIA% TITRASI REDOKS Reaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. Dalam setiap reaksi redoks, umlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan umlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Titrasi redoks itu melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit.Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senya!a yang bersi"at sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan sul#te dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.
'eberapa (ontoh yang lain adalah penentuan asam oksalat dengan menggunakan permanganate, penentuan besi)II* dengan serium)I+*, dan sebagainya. Titik akhir titrasi dalam titrasi redoks dapat dilakukan dengan membuat kura titrasi antara potensial larutan dengan olume titrant, atau dapat uga menggunakan indi(ator. Dengan memandang tingkat kemudahan dan e#siensi maka titrasi redoks dengan indi(ator sering kali yang banyak dipilih. 'eberapa titrasi redoks menggunakan !arna titrant sebagai indi(ator (ontohnya penentuan oksalat dengan permanganate, atau penentuan alkohol dengan kalium dikromat. 'eberapa titrasi redoks menggunakan amilum sebagai indi(ator, khususnya titrasi redoks yang melibatkan iodine. Indikator yang lain yang bersi"at reduktor-oksidator lemah uga sering dipakai untuk titrasi redoks ika kedua indi(ator diatas tidak dapat diaplikasikan, misalnya "erroin, metilen, blue, dan nitro"eroin. Atau ada uga yang tidak menggunakan indikator seperti permanganometri.
$E%&ERTIA% TITRASI REDOKS . /. 0. 2.
$ermanganometri 'ikromatometri 1erimetri Iodimetri, iodometri
. $ER3A%&A%O3ETRI $ermanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion 3nO 24 bertindak sebagai oksidator. Ion 3nO 24 akan berubah menadi ion 3n/5 dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample. $ada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator ke(uali digunakan larutan yang sangat en(er serta telah digunakan se(ara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu !arna merah muda yang elas kepada olume larutan dalam suatu titrasi. 6arna ini digunakan untuk menunukkan kelebihan pereaksi.
Kalium $ermanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat atau sebagai arsen )III* oksida standar4standar primer. Reaksi yang teradi pada proses pembakuan kalium permanganat menggunakan natrium oksalat adalah7 81/O24 5
/3nO24 5
9:5
;
<1O/ 5
/3n/5
5
=:/O
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya !arna merah muda yang disebabkan kelebihan permanganat. $enetapan kadar >at dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks dengan K3nO 2 atau dengan (ara permanganometri. :al ini dilakukan untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan penambahan asam sul"at en(er, karena asam sul"at tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan en(er.$embakuan K3nO 2 dibuat dengan melarutkan K3nO 2 dalam seumlah air, dan mendidihkannya selama beberapa am dan kemudian endapan 3nO / disaring. Endapan tersebut dibakukan dengan menggunakan >at baku utama, yaitu natrium oksalat.
?arutan K3nO2 yang diperoleh dibakukan dengan (ara mentitrasinya dengan natrium oksalat yang dibuat dengan pengen(eran kristalnya pada suasana asam. $ada pembakuan larutan K3nO2 <, %, natrium oksalat dilarutkan kemudian ditambahkan dengan asam sul"at pekat, kemudian dititrasi dengan K3nO2 sampai larutan ber!arna merah ambu pu(at. Setelah didapat olume titrasi, maka dapat di(ari normalitas K3nO2. $ada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator ke(uali digunakan larutan yang sangat en(er serta telah digunakan se(ara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu !arna merah muda yang elas kepada olume larutan dalam suatu titrasi. 6arna ini digunakan untuk menunukkan kelebihan pereaksi. Kalium $ermanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat atau sebagai arsen )III* oksida standar4standar primer.
/. 'IKRO3ATO3ETRI 'ikromatometri digunakan larutan baku kalium bikromat, sebagai oksidator yang lebih lemah dari K3nO2. ?arutan baku kalim bikromat lebih stabil dari K3nO2. $engasaman dapat dilakukan dengan :/SO2, :1lO2, atau :1l. 1r/O@/4 5 2:5 5 9e ingga
1r05 5 @:/O tak ber!arna
Indikator yang digunakan, natrium di"enilben>idinsul"onat dengan perubahan !arna dari hiau ke iolet.
/. 1ERI3ETRI 1erimetri digunakan larutan baku garam 1erium yang ika dibandingkan K3nO 2 lebih stabil, hasil reduksinya hanya satu dan tidak dapat mengoksidasi ion 1l 4. Kelemahannya, tidak digunakan pada suasana netral -basa karena peristi!a hidrolisis dan !arna kuning dari 1e25 tidak (ukup terang.
/. IODI3ETRI, IODO3ETRI Diantara sekian banyak (ontoh teknik atau (ara dalam analisis kuantitati" terdapat dua (ara melakukan analisis dengan menggunakan senya!a pereduksi iodium yaitu se(ara langsung dan tidak langsung. 1ara langsung disebut iodimetri )digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor4reduktor yang dapat dioksidasi se(ara kuantitati" pada titik ekialennya*. %amun, metode iodimetri ini arang dilakukan mengingat iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan (ara tidak langsung disebut iodometri )oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanutnya iodium dibebaskan se(ara kuantitati" dan dititrasi dengan larutan natrium thiosil"at standar atau asam arsenit*. Dengan kontrol pada titik akhir titrasi ika kelebihan tetes titran. perubahan !arna yang teradi pada larutan akan semakin elas dengan penambahan indikator amilum-kani.
Iodium merupakan oksidator lemah. Sebaliknya ion iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang (ukup kuat. Dalam proses analitik iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi )iodimetri* dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi )iodometri*. Relati" beberapa >at merupakan pereaksi reduksi yang (ukup kuat untuk dititrasi se(ara langsung dengan iodium. 3aka umlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi (ukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosul"at. ?arutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium thiosul"at. &aram ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat %a /S/O0.8:/O. Tembaga murni dapat digunakan sebagai standar primer untuk natrium thiosul"at.
$RI%SI$ TITRASI REDOKS Reaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. Dalam setiap reaksi redoks, umlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan umlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua (ara untuk menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi )metode ion elektron*.
:ubungan reaksi redoks dan perubahan energi adalah sebagai berikut7 Reaksi redoks melibatkan perpindahan elektronB Arus listrik adalah perpindahan elektronB Reaksi redoks dapat menghasilkan arus listrik, (ontoh7 sel galaniB Arus listrik dapat menghasilkan reaksi redoks, (ontoh sel elektrolisis. Sel galani dan sel elektrolisis adalah sel elektrokimia. $ersamaan elektrokimia yang berguna dalam perhitungan potensial sel adalah persamaan %ernst. Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis olumetri bila memenuhi syarat. Titrasi redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi4 reduksi antara analit dengan titran.
$E%&&%AA% TITRASI REDOKS Analisa dengan (ara titrasi redoks telah banyak diman"aatkan, seperti dalam analisis itamin 1 )asam askorbat*. Dalam analisis ini teknik iodimetri dipergunakan. $ertama4tama, sampel ditimbang seberat 2<< mg kemudian dilarutkan kedalam air yang sudah terbebas dari gas (arbondioksida )1O /*, selanutnya larutan ini diasamkan dengan penambahan asam sul"at en(er sebanyak < m?. Titrasi dengan iodine, untuk mengetahui titik akhir titrasi gunakan larutan kani atau amilosa. $enetapan besi dalam bii besi, bii besi terdiri atas Ce/O0 )hematite*, Ce0O2 )magnetit*, CeS/ )pirit*, Ce1O0 )siderat*, Ce/O0.n:/O )limonet*, dan Ce 0O2.n:/O )goethite* dan penetapan klor dalam kaporit-kapur klor atau kloro.
SEKIA% F TERI3A KASI: