metode untuk menentukan konsentrasi zat di dalam larutanFull description
LAPORANDeskripsi lengkap
Titrasi iodometri-kelebihan dan kekurangannya
kimtikFull description
Full description
kimtikDeskripsi lengkap
Titrasi Dikromatometri
Deskripsi lengkap
nitritFull description
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
komplex
Penjelasan secara mendetail mengenai praktikum dan teori serta perhitungan Titrasi Iodometri
Full description
Deskripsi lengkap
laporan praktikum titrasi iodometri
Full description
TITRASI IODATOMETRI Iodatometri merupakan titrasi yang dilakukan secara langsung dengan menggunakan larutan KIO3. Iodat adalah oksidator yang lebih kuat daripada iodium. Reaksi oksidasinya berlangsung dalam suasana asam dan iod yang terbentuk ditunjukkan dengan indikator. Reaksi antara KIO3 dan agen pereduksi seperti ion iodida atau arsen (III) oksida di larutan asam berhenti saat iodat direduksi menjadi iodin:
Dengan reduktan yang lebih kuat, seperti titanium (III) klorida, iodat direduksi menjadi iodida:
Dalam larutan asam yang lebih kuat (5-6 M HCl) reduksi terjadi menjadi iodin monoklorida.
Dalam larutan HCl, iodin monoklorida membentuk sebuah kompleks ion yang stabil dengan ion klorida:
Secara keseluruhan, reaksi setengah sel ditulis seperti berikut:
Potensial reduksi adalah 1,23 Volt, dengan demikian dalam kondisi ini KIO3 bertindak sebagai agen pengoksidasi yang sangat kuat. Prosedur secara umum menurut FI I: 1. Larutkan zat di dalam air 2. Tambahkan HCl 2N 3. Tambahkan indikator (CHCl3) 4. Titrasi dengan KIO3 0.1 N
5. Sambil dikocok kuat-kuat pada setiap penambahannya sampai warna ungu lapisan CHCl3 hilang Hal-hal yang perlu diperhatikan: •
Pada kondisi (HCl 2.5-9.0 M), kanji tidak dapat digunakan sebagai indikator karena karakteristik warna biru dari kompleks kanji-iodin tidak terbentuk pada konsentrasi asam yang tinggi.
•
Pembuatan KIO3 Sebelum ditimbang, KIO3 dikeringkan dahulu pada suhu 1200C selama 1 jam à dinginkan dlm desikator. Untuk dipakai pada HCl < 2N à 0.1N KIO3 ~ 3.567 g/L HCl > 3N à 0.1N KIO3 ~ 5.35 g/L Ditimbang secara seksama dan larutkan dlm labu takar tertentu utk digunakan sebagai titran.
Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi pada metode titrasi iodimetri, iodometri, dan iodatometri adalah: 1. Reaksi substitusi: molekul iodida tersubstitusi pada suatu zat dan menggantikan atom H. 2. Reaksi adisi: ikatan rangkap pada suatu zat akan hilang atau putus karena terikat dengan iod. 3. Reaksi oksidasi: reaksi yang terjadi karena iod bersifat sebagai oksidator.
REFERENSI Harmita, dkk. (2006). Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Depok: Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.