TUJUAN PERCOBAAN a. Dapat melakukan pembakuan I2 b. Dapat melakukan pembakuan sekunder Na2S2O3 C. Dapat menetapkan kadar sample vitamin CDeskripsi lengkap
Titrasi Oksidimetri
Deskripsi lengkap
kadar vitamin c metode iodimetriDeskripsi lengkap
Full description
metode untuk menentukan konsentrasi zat di dalam larutanFull description
Full description
Pk Glukosa (Iodimetri)Deskripsi lengkap
Full description
Pk Glukosa (Iodimetri)Full description
LAPORANDeskripsi lengkap
kimtikFull description
Full description
kimtikDeskripsi lengkap
Titrasi Dikromatometri
Deskripsi lengkap
nitritFull description
Deskripsi lengkap
komplex
Penjelasan secara mendetail mengenai praktikum dan teori serta perhitungan Titrasi Iodometri
TITRASI IODIMETRI
Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iodium standar dalam suasana netral atau sedikit asam. Disebut sebagai titrasi langsung karena dalam iodimetri, I2 berperan sebagai titran atau pereaksi yang langsung bereaksi dengan sampel (titer). (titer). Salah satu sifat dari dari iodium adalah harga potensial standar (Eo) iodium berada pada daerah pertengahan yaitu iodium dapat digunakan sebagai oksidator maupun reduktor. Walaupun pada dasarnya iodium akan lebih lebih gampang mengoksidasi dari pada mereduksi (Khopkar, 2003). Dalam iodimetri, pada dasar penentuannya dalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample dengan ion iodide. Titrasi ini berdasarkan b erdasarkan reaksi terhadap zat-zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium-iodida, sehingga iodium ak an mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil akan teroksidasi oleh iodium secara kuantitatif pada titik ekivalennya. Contoh senyawa-senyawa yang dapat ditetapkan dengan iodimetri adalah : Sn2+, Hg2+, Pb2+, Na2S2O3, ion sulfit, glukosa (atau gula-gula pereduksi lain), serta vitamin C (Asam askorbat). Indikator yang digunakan dalam iodimetri adalah kanji atau amilum 0,5-1%, karbon tetraklorida atau kloroform dapat mengetahui titik akhir titrasi namun pada umumnya digunakan suatu larutan (disperse koloidal) kanji. Warna yang dihasilkan adalah biru tua hasil reaksi I2 dengan amilum. Berbeda dengan iodometri, dalam iodimetri indikator kanji ditambahkan di awal karena kanji tidak akan mengadsorpsi I2 dalam larutan. Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan netral atau dalamkiaran asam lemah sampai basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat), iodine dapat mengalami reaksi disproporsionasi menjadi hipoidat, seperti dalam reaksi berikut : I2 + 2OH-
IO3- + I- + H2O
Walaupun dalam prosesnya mudah, namun ada beberapa kelebihan dan juga kekurangan dari metode titrasi iodimetri yaitu sebagai berikut : Kelebihan :
1. Reaksi berlangsung lebih cepat karena titer dan titran langsung bereaksi 2. Penambahan indicator kanji dilakukan di awal titrasi
3. Warna titik akhir lebih mudah diamati yaitu dari tidak berwarna (bening) menjadi berwarna biru Sedangkan kekurangannya adalah :
1. I2 sebagai titran bersifat tidak stabil karena mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi sampel harus dilakukan terlebih dahulu 2. Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi oleh udara
Daftar Pustaka : Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.