The Hintz Company LATAR BELAKANG
Masalah piutang menjadi begitu penting dalam kaitannya dengan perusahaan ketika perusahaan harus menentukan berapa jumlah piutang yang optimal. Piutang harus dikelola dengan optimal karena piutang berpengaruh juga pada laba atau tambahan laba yang diperoleh dan kelancaran arus kas perusahaan. Apabila perusahaan menghendaki labanya meningkat, maka jumlah piutang dapat diperbesar, sejalan dengan meningkatnya penjualan. Tetapi hal ini akan menimbulkan adanya beban seperti potongan kredit, kerugian atas bunga, dan piutang tak tertagih. Oleh sebab itu, keputusan dalam investasi piutang harus dihitung dengan cermat dalam berbagai kebijakan kredit. The Hintz Company merupakan perusahaan manufaktur
seragam baseball,
basketball, dan seragam olahraga atletik lainnya. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1959 dan berlokasi di kota New York. Pada tahun 1965, The Hintz Company mengalami kegagalan penjualan karena jangka waktu musim panas yang pendek. Namun pada tahun 1966 volume penjualan kembali meningkat setelah dipekerjakannya Mr. Katz sebagai manajer penjualan yang baru sehingga pada tanggal 10 Mei 1967, Mr. Samuel Hintz, Presiden dari The Hintz Company mencatat bahwa piutang perusahaan meningkat sebesar $19.000 menjadi $93.000 pada 30 April 1967. Berdasarkan laporan perdagangan, Mr. Hintz percaya bahwa prospek penjualan seragam olahraga lebih menjanjikan selama tahun 1967 sehingga ia menargetkan peningkatan volume penjualan pada tahun 1967 untuk mendapatkan profit. Metode yang digunakan Hintz untuk mencapai target terebut melalui kebijakan komisi komi si salesman tanpa pembebanan dengan proporsi komisi 5% dari penjualan. Untuk menghindari kerugian akan besarnya bad
debt dalam
pengelolaan manajemen
kredit, maka salesman diharuskan untuk melakukan observasi debitur (pemilik toko) sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan dan kebutuhan debitur dengan persyaratan yang diberikan oleh perusahaan. Jika memuaskan, The Hintz Company memberikan kredit $200 untuk memperpanjang kreditnya. Setelah 1 tahun, seorang saleman dapat menaikkan kreditnya sebesar $500 jika toko dapat membayar kredit selama 90 hari. Setelah 2 tahun, jika semakin memuaskan perusahaan, maka perusahaan akan memberikan kredit sesuai permintaan/kebutuhan debitur. Pelanggan utama Hintz adalah toko-toko retail,terdapat sekitar 450 akun. Namun hanya 6 toko yang membeli produk Hintz senilai $10.000, lainnya hanya mampu membeli
$100 per pesanan. Kebijakan kredit The Hintz Company adalah net 30, namun hanya tokotoko besar yang secara konsisten membayar dalam jangka waktu 60 hari. Pada tahun 1966 Bad Debt berkurang sebesar 2% dari penjualan. Aturan pembayaran The Hintz Company adalah jika debitur belum membayar kredit lebih dari 60 hari dari jangka waktu, The Hintz Company mengirimkan surat untuk meminta perhatian konsumen untuk segera membayar. Setelah dalam jangka 90 hari belum membayar, The Hintz Company mengirimkan surat peringatan kepada konsumen untuk melakukan pembayaran dalam jangka waktu 10 hari. Jika konsumen tidak membayar dalam jangka waktu 100 hari, maka Mr. Hintz mengingatkan dan mengancam konsumen untuk dialihkan kepada lawyer. Jika lebih dari 120 hari maka akun diajukan kepada lawyer dan dicatat sebagai bad debt . Pada tanggal 30 April 1967, penunggakan piutang sebesar $2.200 di tangan lawyers. Mr.Hintz menginginkan setidaknya 50% piutang terkumpul setelah di alihkan kepada lawyer. Untuk memproses pengumpulan piutang tersebut dibutuhkan biaya yang cukup besar, yaitu sebesar 25% dari keseluruhan piutang atau $50 dan dibutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk menyelesaikannya. Berdasarkan rencana proyek penjualan dan kebijakan administrasi kredit di atas, Mr. Hintz ingin mengetahui apakah kenaikan piutang dalam kebijakan administrasi kredit dapat meningkatkan profit selama tahun 1967 tanpa menimbulkan peningkatan bad debt.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah peningkatan piutang dagang mengindikasikan besarnya peningkatan bad
debt
yang akan menyebabkan kerugian di masa depan? 2. Apakah kebijakan kredit yang dijalankan sekarang perlu dirubah? 3. Apakah piutang akan meningkat sehingga perusahaan membutuhkan dana tambahan dari bank?
ANALISIS
Manajemen piutang digunakan dalam pengambilan keputusan apakah perusahaan akan memberikan kredit atau tidak. Selanjutnya, piutang timbul harus dimonitor agar tidak melebihi jangka waktu yang ditentukan. Tingkat piutang yang tinggi akan mengurangi bad debt yang mempengaruhi tingkat keuntungan penjualan. Jumlah piutang dapat ditentukan oleh dua faktor, yaitu volume penjualan kredit dan rata-rata waktu antara penjualan dan penerimaan pembayaran. Pada umumnya ada 3 motede yang digunakan untuk memonitor piutang perusahaan
a. Days Sales Outstanding (DSO) / Average ColletionPeriod (ACP) b. Aging Schedule c. Payments Pattern a. Days Sales Outstanding (DSO) / ACP 1965 Piutang/(penjualan/360) 41/ (335/360) = 44,06 days
1966
1967 (Quartal)
68 / (338/360)
93 / (173/120)
= 72,43 days
= 64,51 days
Dari tabel DSO di atas; menunjukkan bahwa terdapat analisis 3 tahun dengan 2 periode pergantian manajemen The Hintz Company. Pada masa kinerja manajer lama periode tahun 1965-1966, The Hintz Company mengalami peningkatan rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari suatu penjualan kredit. Sedangkan pada masa kinerja manajer baru, Mr Katz pada tahun 1966 hingga 1967 terjadi penurunan DSO dari 72,43 hari menjadi 64,51 hari. b. Aging Schedule Usia piutang
Jumlah
Persentase
1966
1967
1966
1967
0-30
$ 25.3
$ 52.2
68.4%
55.95%
31-60
9.5
37.7
25.7%
40.41%
61-90
2.0
2.7
5.4%
2.90%
91-120
0.2
0.7
0.054%
0.075%
$ 93.3
0
0
121+
$ 0 $ 37
$ 93.3
Dari tabel diatas diketahui bahwa meskipun nilai piutang naik, namun pada akhirnya proporsi
bad debt
tetap stabil. Pada per Apri 1966, perusahaan dapat mengelola
piutangnya dengan lebih baik daripada per April 1967 dengan jangka kredit paling
pendek hingga 30 hari dengan nilai kredit normal / baik sebanyak 68,4 % pelanggan dalam membayar utang sehingga manajemen piutang dapat dikelola dengan efektif.
c. Receivable Turnover
Piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit dan akan memberikan pengaruh pada tingkat kebutuhan dana perusahaan dari bank. Pada exibit 3 dapat dihitung perputaran piutang (receivable turnover) The Hintz Company (penjualan kredit bersih / rata-rata piutang) pada tahun 1966 sebesar (113,4 /37.8 = 3) dan pada tahun 1967 sebesar (172.5 / 23.3 = 7.4) sehingga terdapat peningkatan receivable turnover dari tahun 1966 ke 1967. Tinggi rendahnya receivable turnover mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya dana yang diinvestasikan dalam piutang. Dengan naiknya turnover, dibutuhkan jumlah dana lebih kecil untuk diinvestasikan dalam piutang maupun menutup dana piutang tak tertagih/bad debt. Maka kondisi ini dapat mempertahankan net credit sales yang memiliki waktu keterikatan yang pendek. d. Kebijakan kredit
Kebijakan kredit The Hintz Company adalah net 30, namun hanya toko-toko besar yang secara konsisten membayar dalam jangka waktu 60 hari. Pada tahun 1966 bad debt berkurang sebesar 2% dari penjualan. Pelanggan The Hintz Company memanfaatkan volume penjualan sebanyak 94,1% pada tahun 1966 dan 96,36% pada tahun 1967.
Perusahaan dapat menentukan kebijakan kredit dengan cara menetapkan syarat penjualan yang mencakup jangka waktu kredit, potongan tunai, dan periode potongan. Asumsi : - syarat penjualan kredit adalah 2/30, net 60 Maka
:
Sebanyak 50% pelanggan memanfaatkannya (atas volume penjualan) DSO baru = 0.5 x 40 + 0.5 x 60 = 20 + 30 = 50 hari DSO menurun dari 60 hari menjadi 50 hari per April 1967
Rata-rata sales per hari adalah 173/120= 1.44 Piutang berkurang sebesar 1.44x40= $57.6, atau Jika perusahaan tidak menetapkan potongan tunai, maka perusahaan dapat meminta pelanggan untuk menandatangani IOU. Secara teori, manfaat yang diperoleh perusahaan dari penjualan secara kredit adalah peningkatan volume penjualan yang akan mengakibatkan terjadinya peningkatan laba. Namun dalam profit enloss statement volume, penjualan berbanding lurus meningkat dengan piutang, tetapi net profit tidak
mengalami peningkatan di tiap tahunnya sehingga perusahaan lebih baik mengurangi penjualan kreditnya dengan cara mengombinasikan antara penjualan kredit tunai dengan persentase optimal.
KESIMPULAN
1. Kenaikan piutang yang dimiliki perusahaan tidak selalu mengindikasikan kenaikan bad debt. Hal tersebut terbukti dari : -
tingkat pengembalian rata-rata waktu utang yang normal dan baik dalam pencegahan bad debt, diketahui dari tingkat DSO pada tahun 1967 yang lebih pendek dibandingkan periode tahun 1965 sampai pertengahan tahun 1966. Penurunan tingkat DSO menunjukan bahwa sebagian besar pelanggan dapat memenuhi utangnya dengan lancar dalam jangka waktu yang lebih pendek.
-
Berdasarkan table aging schedule tampak bahwa The Hint Comapny dapat mengelola piutangnya dengan baik, seiring dengan peningkatan jumlah piutang. Pelanggan memanfaatkan diskon pembelian untuk pelunasan dalam jangka waktu 30 hari yaitu sebesar 68.4% (1966) dan 55.95% (1967).
-
Pada perhitungan perputaran piutang, terlihat bahwa terjadi kenaikan angka perputaran piutang yang berarti bahwa piutangnya mudah ditagih. Peningkatan perputaran piutang dan rata-rata periode tagih menunjukan bahwa kebijakan kredit sudah cukup bagus sehingga meminimalisasi bad debt.
2. Dalam kebijakan komisi yang telah diterapkan perusahaan pada penjualaan yang dilakukan salesman, adanya komisi pada salesman sebesar 5% tanpa pembebanan dari total penjualan ternyata mempengaruhi besarnya bad debt dalam pengelolaan manajemen kredit meskipun penjualannya semakin naik. Penerapan administrasi kebijakan kredit yang dilakukan oleh The Hintz Company untuk menghindari kerugian yang diakibatkan oleh bad debt, dengan mengobservasi debitur (pemilik toko) yang dilakukan oleh salesman dan memberikan kredit dalam jangka waktu yang telah ditentukan, perusahaan memberikan aturan pembayaran dimana debitur (pemilik toko) dapat dengan cepat melunasi kreditnya sehingga dapat memuaskan perusahaan dan dapat meningkatkan profitnya. Jadi, kebijakan administrasi kredit tersebut tidak perlu diubah karena penjualan akan semakin meningkat dan memotivasi salesman untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan profit bagi perusahaan serta dapat
meminimalkan bad debt terbukti dari jumlah waktu penerimaan piutang dari pelanggan The Hintz Company pada tahun 1967 yang menurun.
3.
The Hintz Company tidak membutuhkan dana tambahan perusahaan dari bank karena berdasarkan peningkatan receivable turnover, hanya dibutuhkan jumlah dana yang lebih kecil untuk diinvestasikan dalam piutang maupun menutup dana piutang tak tertagih/bad debt. Maka kondisi ini dapat mempertahankan net credit sales yang memiliki waktu keterikatan yang pendek. Selain itu, dilihat pada table aging schedule dapat diketahui bahwa pelanggan yang mampu membayar utangnya kepada The Hintz Company dalam jangka waktu 0-30 hari lebih dari 50% sehingga dengan pengelolaan piutang yang baik untuk pencegahan bad debt yang semakin besar maka kenaikan piutang tidak mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan dana investasi dari bank.