2.1
Terapi Nonfarma mak kologi
Pengob Pengobatan atan non farmako farmakolog logii yang yang utama utama terhada terhadap p hiperte hipertensi nsi adalah adalah pembat pembatasan asan garam garam dalam dalam maka makana nan, n, peng pengaw awasa asan n berat berat bada badan, n, dan dan memb membata atasi si minu minuma man n alko alkoho hol. l. Intervensi terhadap faktor di atas dapat digunakan sendiri atau dalam kombinasi. Pengobatan ini akan benar-benar berguna apabia tekanan darah diastol di antara 90-95 pada penderita hipertensi dengan usia kurang dari 50 tahun yang tidak mempunyai faktor-faktor resiko kardiovasku kardiovaskuler ler lainnya lainnya seperti : diabetes diabetes mellitus, mellitus, hiperkolester hiperkolesterolemia, olemia, laki-laki, riwayat keluarga, kulit hitam, atau bukti-bukti adanya kerusakan dala m organ target. Pengobatan nonfarmakologi farmakologi diberikan diberikan sebagai sebagai tambahan tambahan pada penderita-pe penderita-penderit nderitaa yang mendapat terapi dengan obat-obat. !uwarso, "0#0$. a. %odi %odifi fika kasi si &ay &ayaa 'idu 'idup p
%enera %enerapka pkan n gaya gaya hidup hidup sehat sehat bagi bagi setiap setiap orang orang sangat sangat pentin penting g untuk untuk men(ega men(egah h tekanan darah tinggi dan merupakan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. hipertensi. !emua !emua pasien pasien dengan dengan prehip prehiperte ertensi nsi dan hiperte hipertensi nsi harus harus melaku melakukan kan peruba perubahan han gaya gaya hidup. hidup. )isamp )isamping ing menuru menurunka nkan n tekana tekanan n darah darah pada pada pasien pasien pasien pasien dengan dengan hiperte hipertensi nsi,, modifikasi gaya hidup *uga dapat mengurangi berlan*utnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi. 'e +, et.al., "000$. %odifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat dapat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obesitas mengadopsi pola makan
)!' )ietary pproa(h to !top 'ypertension$ yang kaya akan kalium dan kalsium diet rendah natrium aktifitas fisik dan tidak banyak mengkonsumsi alkohol. Pada se*umlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah (ukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat. 'yman )+ et.al., "00#$.
b. Pembatasan &aram dalam %akanan Pada beberapa orang dengan penyakit hipertensi, ada yang peka terhadap garam salt sensitive) dan terdapat pula yang resisten terhadap garam. Penderita hipertensi yang peka terhadap garam (enderung akan menahan natrium, berat badan bertambah, dan menimbulkan hipertensi pada diet yang tinggi garam. !ebaliknya, untuk penderita yang resisten terhadap garam (enderung tidak terdapat perubahan dalam berat badannya atau tekanan darah pada diet garam rendah atau tinggi. eaksi terhadap garam ini men*elaskan mengapa beberapa orang yang mempunyai penurunan tekanan darah yang tidak sesuai dengan pembatasan garam dalam makanan, sedang pada orang lain tekanan darah tetap tidak berubah. !uwarso, "0#0$. )ari hasil penelitian, diketahui bahwa diet yang mengandung #/00-"00 mg natrium1hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 9-#5 mm'g dan tekanan diastolik sebesar 2-#/ mm'g. Pembatasan garam sekitar "000 mg natrium1hari dian*urkan untuk pengelolaan diet pada kebanyakan penderita hipertensi. !uwarso, "0#0$. Pembatasan konsumsi garam sangat dian*urkan, maksimal " gr garam dapur perhari dan menghindari makanan yang kandungan garamnya tinggi. %isalnya telur asin, ikan asin, terasi, minuman dan makanan yang mengandung ikatan natrium.3u*uan diet rendah garam adalah untuk membantu menghilangkan retensi penahan$ air dalam *aringan tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah. 4alaupun rendah garam, yang penting diperhatikan dalam melakukan diet ini adalah komposisi makanan harus tetap mengandung (ukup at-at gii, baik kalori, protein, mineral, maupun vitamin yang seimbang. 6nimus$ )iet rendah garam dibagi men*adi : #. )iet garam rendah I "00-700 mg 8a$ )iet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan 1 atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. )ihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
". )iet garam rendah II /00-00 mg 8a$ )iet garam rendah II diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan 1 atau hipertensi tidak berat.
Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam
rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan sdt garam dapur. )ihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. . )iet garam rendah III #000 ; #"00 mg 8a$ )iet garam rendah III diberikan kepada pasien dengan edema dan atau hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan # sdt garam dapur. 6nimus$. (. )iet rendah kolesterol dan lemak terbatas %embatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi.
eberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengatur diet lemak antara lain sebagai berikut : #. 'indari penggunaan lemak hewan, margarin, dan mentega, terutama makanan yang digoreng dengan minyak ". >atasi konsumsi daging, hati, limpa, dan *enis *eroan lainnya serta sea food udang, kepiting$, minyak kelapa, dan santan . &unakan susu skim untuk pengganti susu full (ream 7. >atasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir dalam seminggu. 6nimus$. Pembatasan asupan natrium dapat merupakan pengobatan efektif bagi banyak pasien dengan hipertensi ringan. )iet rata rata orang merika mengandung sekitar "00 me? natrium setiap harinya. )iet yang dian*urkan untuk pengobatan hipertensi adalah 20-#00 me? natrium setiap harinya, dapat di(apai dengan tidak memberi garam pada makanan selama atau sesudah memasak dan menghindari makanan yang diawetkan dengan kandungan natrium besar.
ktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah. @lah raga aerobik se(ara teratur paling tidak 0 menit1hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. !tudi menun*ukkan kalau olah raga aerobik, seperti *ogging, berenang, *alan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.
e. %engurangi >erat >adan Insiden hipertensi meningkat 57 hingga #7"A pada penderita yang obesitas. Penurunan berat badan dalam waktu yang pendek dalam *umlah yang (ukup besar biasanya disertai dengan penurunan tekanan darah. >eberapa peneliti menghitung ratarata penurunan tekanan darah sebesar "0,2 sampai #",2 mm'g dapat men(apai penurunan berat badan rata-rata sebesar ##,2 kg. 3erdapat hubungan yang erat antara perubahan berat badan dan perubahan tekanan darah dengan ramalan tekanan darah sebesar "51#5 mm'g setiap kilogram penurunan berat badan. !uwarso, "0#0$. f. Pembatasan lkohol uah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. >uah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah yang ringan. Peningkatan masukan kalium 7,5 gram atau #"0-#25 mB?1hari$ dapat memberikan efek penurunan darah. !elain itu, pemberian kalium *uga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dari rendahnya natrium. 6nimus$. h. 3erapi )iet Pisang mbon >erdasarkan penelitian yang dilakukanoleh 3angkilisan, et.al pada tahun "0#, didapatkan bahwa terapi diet pisang ambon dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Pisang dapat menurunkan tekanan darah karena mengandung kalium tinggi yang beker*a manusia. i.
>erhenti %erokok
mirip obat antihipertensi
di dalam tubuh
%erokok
merangsang sistem adrenergik dan
meningkatkan tekanan
darah.
>erdasarkan penelitian bahwa ada hubungan yang linear antara *umlah alkohol yang diminum dengan la*u kenaikan tekanan sistolik arteri. 6nimus$. *.
3erapi elaksasi 3erapi relaksasi ditu*ukan untuk menangani faktor psikologis dan stress yang dapat emnyebabkan hipertensi. 'ormon epineprin dan kortisol yang dilepaskan saat stress menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan denyut *antung. >esarnya peningkatan tekanan darah tergantung pada beratnya stress dan se*auh mana kita dapat mengatasinya. Penanganan stress yang adekuat dapat berpengaruh baik terhadap penurunan tekanan darah. 'ikayati, "0#7$. elaksasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan teknik pernapasan yang ritmis dan alami. )i dalam relaksasi harus melakukan pernapasan yang ritmis agar dapat men(apai hasil relaksasi yang optimal melalui penurunan gelombang otak dari gelombang beta ke gelombang alpha. Pernapasan dengan irama yang teratur akan menenangkan gelombang otak serta merelaksasikan seluruh otot dan *aringan tubuh. 'ikayati, "0#7$.
2.2
Terapi Farmakologi
&olongan obat antihipertensi yang banyak digunakan adalah diuretik tiaid misalnya bendroflumetiaid$, beta‐ bloker, misalnya propanolol, atenolol$ penghambat angiotensin converting enzymes misalnya (aptopril, enalapril$, antagonis reseptor angiotensin II misalnya (andesartan, losartan$, calcium channel blocker misalnya amlodipin, nifedipin$ dan alpha‐blocker misalnya doksasoin$. Cang lebih *arang digunakan adalah vasodilator dan antihipertensi ker*a sentral dan yang *arang dipakai, guanetidin, yang diindikasikan untuk keadaan krisis hipertensi.
Golongan obat )iuretik
3iaid
Mekanisme Kerja •
Efek Samping
Contoh Obat
%enghambat
hipokalemia,
bendroflumetiai
reabsorpsi
hiponatriemi,
d
hipomagnesiemi,
sodium
pada
daerah
awal hiperkalsemia,
tubulus
distal
hiperuresemia,
•
gin*al
peningkatan
%eningkatkan
resiko
)%
II,
ekskresi sodium hiperlipidemia,
•
EB Inhibitor
dan volume urin
impotensi
Dasodilator
pria.
arteriol %enghambat
se(ara
pada
gangguan fungsi Eaptopril,
kompetitif pembentukan
gin*al,
angiotensin
hiperkalemia,
II
dari
enalapril
prekursor angiotensin I batuk inaktif
yang
terdapat
pada darah, pembuluh darah, gin*al, kelen*ar
*antung,
adrenal
dan
ntagonis
otak. %emblok sistem renin‐
eseptor
angitensin melalui *alur gin*al,
ngiotensin II Calcium
antagonis reseptor 3# %enurunkan influks ion
Channel
kalsium ke dalam sel pusing,
Blocker
miokard, sel‐sel dalam pembengkakan, sistem konduksi *antung,
gangguan fungsi (andesartan,
hiperkalemia
losartan amlodipin, nifedipin
gangguan
dan sel‐sel otot polos pen(ernaan pembuluh darah Alpha Blocker %emblok adrenoseptor hipotensi alfa‐# mengakibatkan vasodilatasi
doksasoin
perifer, postural efek karena
merelaksasi otot polos Beta Blocker
pembuluh darah %emblok adenoreseptor
beta- bronkhospasme,
propanolol,
bradikardia,
atenolol,
miokardia,
labetolol,
vasokonstriksi
a(ebutolol,
pembuluh darah, bisoprolol
hipoglikemia, rasa
malas,
mimpi
buruk,
impotensi, peningkatan kadar trigliserida, penurunan kadar @bat
•
&olongan =ain
ntihipertensi
')=. vasodilator
misalnya
hidralain,
minoksidil$ menurunkan tekanan darah dengan (ara merelaksasi otot polos pembuluh darah. •
ntihipertensi
ker*a
metildopa, monoksidin$
sentral
misalnya
klonidin,
beker*a pada adrenoseptor
alpha‐" atau reseptor lain pada batang otak, menurunkan aliran simpatetik ke *antung, pembuluh darah dan gin*al, sehingga efek ahirnya menurunkan tekanan darah
"./.#. )iuretik tiaid )iuretik tiaid adalah diuretik dengan potensi menengah yang menurunkan tekanan darah dengan (ara menghambat reabsorpsi sodium pada daerah awal tubulus distal gin*al, meningkatkan ekskresi sodium dan volume urin. 3iaid *uga mempunyai efek vasodilatasi langsung pada arteriol, sehingga dapat mempertahankan efek antihipertensi lebih lama. 3iaid diabsorpsi baik pada pemberian oral, terdistribusi luas dan dimetabolisme di hati. Bfek diuretik tiaid ter*adi dalam waktu #‐" *am setelah pemberian dan bertahan sampai #" ‐"7 *am, sehingga obat ini (ukup diberikan sekali sehari. Bfek antihipertensi ter*adi pada dosis rendah dan peningkatan dosis tidak memberikan manfaat pada tekanan darah, walaupun diuresis meningkat pada dosis tinggi. Bfek tiaid pada tubulus gin*al tergantung pada tingkat ekskresinya, oleh karena itu tiaid kurang bermanfaat untuk pasien dengan gangguan fungsi gin*al. Bfek samping Peningkatan eksresi urin oleh diuretik tiaid dapat mengakibatkan hipokalemia, hipo ‐ natriemi, dan hipomagnesiemi. 'iperkalsemia dapat ter*adi karena penurunan ekskresi
kalsium. Interferensi dengan ekskresi asam urat dapat mengakibatkan hiperurisemia, sehingga penggunaan tiaid pada pasien gout harus hati ‐hati. )iuretik tiaid *uga dapat mengganggu toleransi glukosa resisten terhadap insulin$ yang mengakibatkan peningkatan resiko diabetes mellitus tipe ". Bfek samping yang umum lainnya adalah hiperlipidemia, menyebabkan peningkatan =)= dan trigliserida dan penurunan ')=. "5A pria yang mendapat diureti( tiaid mengalami impotensi, tetapi efek ini akan hilang *ika pemberian tiaid dihentikan. "./.". Beta-blocker Beta blocker memblok beta‐adrenoseptor. eseptor ini diklasifikasikan men*adi reseptor beta‐# dan beta‐". eseptor beta‐# terutama terdapat pada *antung sedangkan reseptor beta‐" banyak ditemukan di paru ‐ paru, pembuluh darah perifer, dan otot lurik. eseptor beta‐" *uga dapat ditemukan di *antung, sedangkan reseptor beta ‐# *uga dapat di*umpai pada gin*al. eseptor beta *uga dapat ditemukan di otak. !timulasi reseptor beta pada otak dan perifer akan mema(u penglepasan neurotransmitter yang meningkatkan aktivitas system saraf simpatis. !timulasi reseptor beta‐# pada nodus sino‐atrial dan miokardiak meningkatkan heart rate dan kekuatan kontraksi. !timulasi reseptor beta pada gin*al akan menyebabkan penglepasan rennin, meningkatkan aktivitas system rennin‐ angiotensin‐aldosteron. Bfek akhirnya adalah peningkatan cardiac output , peningkatan tahanan perifer dan peningkatan sodium yang diperantarai aldosteron dan retensi air. 3erapi menggunakan beta‐blocker akan mengantagonis semua efek tersebut sehingga ter*adi penurunan tekanan darah. Beta‐blocker yang selektif dikenal *uga sebagai cardioselective beta‐blockers$, misalnya bisoprolol, beker*a pada reseptor beta ‐#, tetapi tidak spesifik untuk reseptor beta‐# sa*a oleh karena itu penggunaannya pada pasien dengan riwayat asma dan bronkhospasma harus hati‐hati. Beta‐blocker yang nonselektif misalnya propanolol$ memblok reseptor beta ‐# dan beta‐". Beta‐blocker yang mempunyai aktivitas agonis parsial dikenal sebagai aktivitas simpatomimetik intrinsik$, misalnya a(ebutolol, beker*a sebagai stimulan‐ beta pada saat aktivitas adrenergik minimal misalnya saat tidur$ tetapi akan memblok aktivitas beta pada saat aktivitas adrenergik meningkat misalnya saat berolahraga$. 'al ini menguntungkan karena mengurangi bradikardi pada siang hari. >eberapa beta‐ blocker , misalnya labetolol, dan (arvedilol, *uga memblok efek adrenoseptor ‐alfa perifer. @bat lain, misalnya (eliprolol, mempunyai efek agonis beta ‐" atau vasodilator. Beta‐blocker diekskresikan lewat hati atau gin*al tergantung sifat kelarutan obat dalam air atau lipid. @bat ‐
obat yang diekskresikan melalui hati biasanya harus diberikan beberapa kali dalam sehari sedangkan yang diekskresikan melalui gin*al biasanya mempunyai waktu paruh yang lebih lama sehingga dapat diberikan sekali dalam sehari. Beta‐blocker tidak boleh dihentikan mendadak melainkan harus se(ara bertahap, terutama pada pasien dengan angina, karena dapat ter*adi fenomena rebound .
Bfek samping >lokade reseptor beta‐" pada bronkhi dapat mengakibatkan bronkhospasme, bahkan *ika digunakan beta‐blocker kardioselektif. Bfek samping lain adalah bradikardia, gangguan kontraktil miokard, dan tanga‐kaki terasa dingin karena vasokonstriksi akibat blokade reseptor beta‐" pada otot polos pembuluh darah perifer.
*ika ter*adi
hipoglikemia. >erkurangnya aliran
darah simpatetik
*uga
menyebabkan rasa malas pada pasien. %impi buruk kadang dialami, terutama pada penggunaan beta‐blocker yang larut lipid seperti propanolol. Impotensi *uga dapat ter*adi. Beta‐blockers non‐selektif *uga menyebabkan peningkatan kadar trigilserida serum dan penurunan ')=. "./.. EB inhibitor Angiotensin converting enzyme inhibitor EBi$ menghambat se(ara kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekursor angiotensin I yang inaktif, yang terdapat pada darah, pembuluh darah, gin*al, *antung, kelen*ar adrenal dan otak. ngitensin II merupakan vaso‐konstriktor kuat yang mema(u penglepasan aldosteron dan aktivitas simpatis sentral dan perifer. Penghambatan pembentukan angiotensin iI ini akan menurunkan tekanan darah. +ika sistem angiotensin‐renin‐aldosteron teraktivasi misalnya pada keadaan penurunan sodium, atau pada terapi diuretik$ efek antihipertensi EBi akan lebih besar. EB *uga bertanggung*awab terhadap degradasi kinin, termasuk bradikinin, yang mempunyai efek vasodilatasi. Penghambatan degradasi ini akan menghasilkan efek antihipertensi yang lebih kuat. >eberapa perbedaan pada parameter farmakokinetik obat EBi. Eaptopril (epat diabsorpsi tetapi mempunyai durasi ker*a yang pendek, sehingga bermanfaat untuk menentukan apakah seorang pasien akan berespon baik pada pemberian EBi. )osis pertama
EBi harus diberikan pada malam hari karena penurunan tekanan darah mendadak mungkin ter*adi efek ini akan meningkat *ika pasien mempunyai kadar sodium rendah. "./.7. ntagonis eseptor ngiotensin II eseptor angiotensin II ditemukan pada pembuluh darah dan target lainnya. )isubklasifikasikan men*adi reseptor 3# dan 3". eseptor 3# memperantarai respon farmakologis angiotensin II, seperti vasokonstriksi dan penglepasan aldosteron. )an oleh karenanya men*adi target untuk terapi obat. Gungsi reseptor 3" masih belum begitu *elas. >anyak *aringan mampu mengkonversi angiotensin I men*adi angiotensin II tanpa melalui EB. @leh karena itu memblok sistem renin ‐angitensin melalui *alur antagonis reseptor 3# dengan pemberian antagonis reseptor angiotensin II mungkin bermanfaat. ntagonis reseptor angiotensin II II$mempunyai banyak kemiripan dengan EBi, tetapi II tidak mendegradasi kinin. aik EBi dan II dapat menyebabkan hiperkalemia karena menurun ‐kan produksi aldosteron, sehingga suplementasi kalium dan penggunaan diuretik hemat kalium harus dihindari *ika pasien mendapat terapiEBI atau II. Perbedaan antara EBi dan II adalah batuk kering yang merupakan efek samping yang di*umpai pada #5A pasien yang mendapat terapi EBi. II tidak menyebabkan batuk karena tidak mendegaradasi bradikinin. "./.7. Calcium channel blocker Calcium channel blockers EE>$ menurunkan influks ion kalsium ke dalam sel miokard, sel‐sel dalam sistem konduksi *antung, dan sel ‐sel otot polos pembuluh darah. Bfek ini akan menurunkan kontraktilitas *antung, menekan pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam *antung dan mema(u aktivitas vasodilatasi, interferensi dengan konstriksi otot polos pembuluh darah. !emua hal di atas adalah proses yang bergantung pada ion kalsium. 3erdapat tiga kelas EE>: dihidropiridin misalnya nifedipin dan amlodipin$ fenilalkalamin verapamil$ dan benotiaipin diltiaem$. )ihidropiridin mempunyai sifat vasodilator perifer
yang merupakan ker*a antihipertensinya, sedangkan verapamil dan diltiaem mempunyai efek kardiak dan digunakan untuk menurunkan heart rate dan men(egah angina. !emua EE> dimetabolisme di hati. Bfek samping dihidropiridin. 8yeri abdomendan mual *uga sering ter*adi. !aluran (erna *uga sering terpengaruh oleh influks ion kalsium, oleh karena itu EE> sering mengakibatkan gangguan gastrointestinal, termasuk konstipasi. "./.5. Alpha-blocker Alpha‐blocker penghambat adrenoseptor alfa‐#$ memblok adrenoseptor alfa‐# perifer, mengakibatkan efek vasodilatasi karena merelaksaasi otot polos pembuluh darah. )iindikasikan untuk hipertensi yang resisten. Bfek samping Alpha‐blocker dapat menyebabkan hipotensi postural, yang sering ter*adi pada pemberian dosis pertama kali. Alpha‐blocker bermanfaat untuk pasien laki ‐laki lan*ut usia karena memperbaiki ge*ala pembesaran prostat. "././. &olongan lain ntihipertensi vasodilator misalnya hidralain, minoksidil$ menurunkan tekanan darah dengan (ara merelaksasi otot polos pembuluh darah. ntihipertensi ker*a sentral misalnya klonidin, metildopa, monoksidin$ beker*a pada adrenoseptor alpha ‐" atau reseptor lain pada batang otak, menurunkan aliran simpatetik ke *antung, pembuluh darah dan gin*al, sehingga efek ahirnya menurunkan tekanan darah. Bfek samping ntihipertensi vasodilator dapat menyebabkan retensi (airan. 3es fungsi hati harus dipantau selama terapi dengan hidralain karena ekskresinya melalui hati. 'idralain *uga diasosiakan
dengan
sistemiklupus
eritematosus.
%inoksidil
diasosiasikan
dengan
hipertrikosis hirsutism$ sehingga kurang sesuai untuk pasien wanita. @bat ‐obat ker*a sentral tidak spesifik atau tidak (ukup selektif untuk menghindari efek samping sistem saraf pusat seperti sedasi, mulut kering dan mengantuk, yang sering ter*adi. %etildopa mempunyai
mekanisme ker*a yang mirip dengan konidin tetapi dapat memnyebabkan efek samping pada sistem imun, termasuk pireksia, hepatitis dan anemia hemolitik. 3arget tekanan darah untuk terapi farmakologi:
Pedoman 8IEB untuk penanganan hipertensi:
)iagram pedoman 8IEB penanganan hipertensi:
&ormer, "002$.
".
lgoritma 3erapi
@bat Pilihan Pertama
3anpa Compelling Indication
'ipertensi 3ahap I 3)! #70-#59 atau 3)) 90-99 mm'g$
'ipertensi 3ahap II 3)! H #/0 atau 3)) H #00 mm'g$
)iuretik thiaide umumnya )apat dipertimbangkan inhibitor EB, .>, bloker, EE>1kombinasi
iasanya diuretik thiaide dengan inhibitor EB atau .> atau bloker
)engan Compelling Indication
@bat yang spesifik untuk compelling indication: @bat antihipertensi diuretik, inhibitor EB, .>, bloker$
&ambar algoritma Penanganan 'ipertensi se(ara Garmakologi Pemilihan obat tergantung pada dera*at meningkatnya tekanan darah dan keberadaan compelling indication.
Eompelling Indi(ation
&agal +antung
Paska Infark %iokardial
.esiko 3inggi Penyakit
)iabetes %elitus
&agal &in*al
Pen(egahan !erangan !troke +antung
)iuretik dan Inhibitor EB
bloker dan inhibitor EB
bloker
Inhibitor EB atau .>
Inhibitor EB atau .>
)iuretik dan Inhibitor EB
bloker
ntagonis ldosteron
Inhibitor EB, .>, dan diuretik
)iuretik
.>, ngiostensin, ldosteron
bloker, EE>
&ambar Compelling Indication dalam Penanganan 'ipertensi . &agal +antung )iuretik merupakan salah satu terapi tahap pertama karena diuretik memperbaiki ge*ala edema dengan diuresis. )iuretik +erat 'enle diperlukan terutama untuk penderita gagal sistolik. Inhibitor EB merupakan pilihan obat yang utama berdasarkan pada penelitian dimana ter*adi penurunan morbiditas dan kematian. Pada penderita gagal *antung ter*adi kadar renin dan angiostensin II yang tinggi, maka terapi seharusnya diawali dengan dosis rendah untuk menghindari hipotensi ortostatik. > dapat *uga digunakan sebagai terapi alternatif untuk penderita yang tidak dapat mentoleririnhibitor EB dan *uga bagi penderita yang sudah mendapatkan tiga pengobatan standar !ukandar, "009$.
>. Infark Postmyocardial Beta blocker menurunkan stimulasi adrenergik *antung dan mengurangi resiko infark miokardial atau kematian *antung yang mendadak. Inhibitor EB meningkatkan fungsi *antung dan mengurangi ke*adian kardiovaskular setelah infark miokardial.
Bleprenon yang merupakan antagonis aldosteron yang memberikan manfaat yang segera setelah infark miokardial pada penderita gagal *antung sistolik. 'al ini sebaiknya digunakan hanya untuk pasien tertentu !ukandar, "009$.
E. esiko 3inggi Penyakit terutama nondihidropiridin, verapamil, dan diltiaem$ menurunkan tekanan darah dana mengurangi kebutuhan oksigen miokardial. EE>, dihidropiridin, dapat menyebabkan stimulasi *antung dan sebaiknya digunakan sebagai tahap kedua atau ketiga !ukandar, "009$.
). )iabetes %elitus 3ekanan darah yang diharapkan adalah kurang dari #010 mm'g. Penderita diabetes dan hipertensi seharusnya mendapatkan pengobatan yang mengandung inhibitor EB atau >.
obat
kedua. Beta
blocker
mengurangi resiko kardiovaskular pada penderita diabetes yang pernah mengalami infark miokardil atau resiko tinggi koroner. %eskipun obat ini dapat menutupi ge*ala hipoglikemia tremor, takikardia, dan palpitasi tapi tidak berkeringat$ pada penderita dalam pengawasan ketat, dapat ter*adi penundaan pemulihan hipoglikemia dan meningkatnya tekanan darah melalui vasokontriksi yang disebabkan oleh stimulasi reseptor selama fase pemulihan hipoglikemia. 4alaupun ada permasalahan seperti ini penghambat J sangat bermanfaat pada diabetes setelah inhibitor EB, >, dan diuretik.EE> merupakan antihipertensi yang bermanfaat add-on agents$ untuk mengontrol tekanan darah pada penderita hipertesnis yang disertai diabetes !ukandar, "009$.
B. &agal &in*al s menurunkan tekanan darah dan *uga mengurangi tekanan intraglomerular yang lebih lan*ut menurunkan fungsi gin*al. >eberapa data
menun*ukkan bahwa kombinasi inhibitor EB dan > lebih efektif daripada penggunaan tunggalnya.$ sering kali dibutuhkan !ukandar, "009$.
G. Pen(egahan !erangan !troke >erulang da suatu penelitian klinik yang menun*ukkan bahwa kombinasi inhibitor EB dan diuretik tiaid mengurnagi ke*adian stroke berulang atau serangan iskemia transient !ukandar, "009$.
!ukandar, B., dkk. "009. I!@ G%<@3BPI. +akarta: P3 I!GI Penerbitan. !uwarso.
"0#0.
3erapi
8on
Garmakologi
'ipertensi.
3ersedia
http:11repository.usu.a(.id1bitstream1#"75/291"09"/171EhapterA"0II.pdf
di
)iakses
pada tanggal #0 %ei "0#5. 6nimus.
n.d.$
3erapi
8on
Garmakologi
'ipertensi.
vailable
on
http:11digilib.unimus.a(.id1files1disk#1#"71*tptunimus-gdl-srirahayum-/#2"-"-babii.pdf )iakses tanggal #0 %ei "0#5. 'ikayati, Glora, ., Purwanto, !. "0#7. Penatalaksanaan 8on Garmakologis 3erapi
I.
"00/. Pharmaceutical
Care untuk
Penyakit
ipertensi.
3ersedia
di
http:11www.binfar.depkes.go.id1bmsimages1#/#779.pdf . )iakses tanggal #0 %ei "0#5