BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g Pada Pada umumn umumnya ya sebuah sebuah kota kota selalu selalu mengal mengalami ami dinami dinamika ka dalam dalam hal
kependudukan oleh karena itu perkembangan kota haruslah dipelajari agar kota tersebut dapat berkembang dan warga kota tersebut dapat menikmati fasilitas fasilitas kota dengan maksimal. maksimal. Dalam hal ini perencanaan perencanaan sebuah kota sejak dahulu telah melahirkan teori-teori pembentukan dalam merencanakan atau membangun kota baru. Teori-teori tersebut pada awalnya terbentuk setelah para ahli mengamati dinamika kota yang terus berkembang. Namun dlaam merencanakan dan membangun suatu kota tentu suatu ahli tata kota telah mempertimbangkan beberapa hal diantara nya adalah kondisi sosial budaya daerah tersebut dan topografi daerah tersebut. Satu kota dengan kota lainnya dalam perkembangannya tentu berbeda karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota tersebut, pada aman dahulu suatu kota terbentuk karena adanya penguasa yang menyatukan sebuah komunitas atau masyarakat tertentu berdasarkan suku, ras, maupun maupun agama. agama. Namun Namun seperti seperti diketah diketahui ui bahwa bahwa kota kota pada pada aman aman dahulu dahulu bahwa pola perencanaan kota yang dahulu dikembangkan dapat bertahan sampai sekarang. Perencaan suatu kota tentu harus selalu berubah, perubahan yang cukup signifikan terhadap teori pembentukan kota adalah saat terjadinya perubahan pusat kota yang dahulu pusat kota selalu harus berdekatan dengan sumber sumberday dayaa alam seperti seperti mengik mengikuti uti aliran aliran sungai sungai dan didirik didirikan an di daerah daerah subur, namun sejak adanya re!olusi industri menyebabkan kota-kota menjadi lebih terbuka lagi. "rang yang semakin berjejal dan bahaya penyakit karena suatu kota dibentuk atas dasar kota industri menjadi berpindah ke daerahdaerah daerah perbat perbatasan asan kota, kota, dikaren dikarenaka akan n daerah daerah tersebu tersebutt masih masih asri dan tidak tidak terkena polusi. "leh karena itu pada awal abad ke #$ banyak ahli yang mencetuskan berbagai teori pembentukan suatu kota, namun seiring s eiring dengan perkembangan aman yang semakin kompleks ini perkembangan kota pun kadang tak selalu mengikuti teori yang ada, dalam makalah ini kaan dilihat dan dianalisa teori perkembangan kota yangmasih rele!an dengan pembentukan kota di %ndonesia %ndonesia sekarang.
B. Rumusan Masalah &. 'pa saja teori-teori perkembangan kota( #. )agaimanakah perkembangan teori pembentukan kota( *. +ana sajakah teori-teori yang masih rele!an dengan perkembangan kota di
%ndonesia( C. Tujuan &. +engetahui teori-teori perkembangan kota yang masih rele!an dengan
kondisi kota di %ndonesia #. +engetahui perkembangan teori perkembangan kota *. +engetahui perkembangan kota-kota di %ndonesia D. Manfaat &. Dapat digunakan sebagai landasan untuk mengembangkan suatu kota #. +engetahui teori perkembangn kota yang cocok dengan kota di %ndonesia
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertan !"ta
)intarto &*/*01 dari segi geografi, kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen,dan coraknya yang materialistis. Dengan kata lain kota merupakan bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala pemusatan penduduk yang besar, dengan corak kehidupan yang heterogen dan materialistis dibandingkan daerah belakangnya. Secaar uni!ersal, kota merupakan suatu 2area urban3 yang berbeda dengan desa atau kampung baik berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan dan status hukumnya. 4ota secara fisik dapat didefinisikan sebagai area yang terdiri atas bangunan bangunan yang saling berdekatan yang berada di atas tanah atau dekat dengan tanah, instalasi-instalasi di bawah tanah dan kegiatan-kegiatan di dalam ruangan 2kosong3 di angkasa. )angunan merupakan tempat yang dapat memberikan perlindungan bagi manusia untuk dapat bertahan hidup. "leh karenanya, bangunan merupakan unsur pertama yang dibangun di kota setelah air dan makanan tersedia. 4ategori utama penggunaan bangunan 5 yang terdiri atas/ permukiman, komersial, industri, pemerintahan, transportasi 5 merupakan unsurunsur pembentuk 2pola penggunaan tanah3 kota. Selain tersusun atas bangunan seperti kategori di atas, kota juga berisikan struktur atau bangunan yang lain yang bukan berupa bangunan gedung, yaitu/ jembatan, gardu-gardu listrik, pengilangan minyak, dan berbagai instalasi lain yang tidak laim disebut sebagai bangunan, karena struktur bangunan tersebut tidak sebagaimana bangunan umumnya dalam hal menutupi tanah yang ada dibawahnya. Struktur-struktur yang bukan berupa bangunan juga memiliki fungsi yang penting bagi sebuah kota, sebagaimana pentingnya bangunan gedung. 4ota juga tersusun atas jaringan utilitas yang berada di bawah permukaan tanah. )angunan gedung di atas baik yang digunakan untuk permukiman, komersil, industri, pemerintahan maupun transportasi akan terhubung dengan jaringan utilitas umum yang ada di bawah tanah seperti jaringan air bersih, kabel telepon, saluran pengolahan limbah, bak-bak penampungan, gorong-gorong, saluran irigasi dan pengendali banjir )ranch, &01. Dalam pengertian geografis, kota itu adalah suatu tempat yang penduduknya rapat, rumah-rumahnya berkelompok kelompok, dan mata pencaharian penduduknya bukan pertanian. Sementara menurut )intarto, &6, kota dalam tinjauan geografi adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar, dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen
dan
materialistis
dibandingkan dengan daerah di
belakangnya.Tinjauan di atas masih sangat kabur dalam arti akan sulit untuk menarik batas yang tegas untuk mendefinisi kota dan membedakannya dari wilayah desa apabila menginginkan tinjauan tersebut. Tinjauan di atas merupakan batasan kota dari segi sosial. Dalam perkembangannya, konsep-konsep kota paling tidak dapat dilihat dari 7 sudut pandang, yaitu segi fisik , administratif, sosial dan fungsional. Dengan banyaknya sudut pandang dalam membatasi kota, mengakibatkan pemahaman kota dapat berdimensi jamak dan selama ini tidak satupun batasan tolak ukur kota yang dapat berlaka secara umum. B. Te"r Perkem#angan !"ta !lask &. Teori 4onsentris 8rnest 9.)urgess 8rnest.9.)urgess memeliti struktur ruang kota :hicago, teori ini menyatakan
bahwa daerah perkotaan telah berkembang sedemikian rupa dan menunjukkan pola penggunaan lahan yang konsentris. +enurut )urgess, suatu kota akan berkembang membentuk lima one konsentris yang di setiap one mencerminkan penggunaan lahannya. - ;one &/ Daerah Pusat 4egiatan DP4<:)D1 Daerah ini merupakan pusat segala kegiatan, antara lain sosial, politik, budaya, ekonomi dan teknologi. Terdapat pusat pertokoan besar Dept Store1, gedung -
perkantoran bertingkat, bank, hotel, restoran dan sebagainya. ;one #/Daerah Peralihan DP 1atau one transisi ;one ini merupakan daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan permukiman yang terus menerus, dan makin lama makin hebat. Penyebabnya karena adanya intrusi fungsi yang berasal dari one & sehingga perbauran permukiman dengan bangunan non permukiman mempercepat penurunan kualitas lingkungan. Perdagangan dan industri dari one & banyak mendesak daerah permukiman. Di daerah ini sering terdapat daerah kumuh slums area1,
dan penduduknya yang miskin. - ;one */ ;one permukiman para pekerja yang bebas ;PP)1 atau zone of independent workingmenshomes, one permukiman kelas proletar ;one ini banyak ditempati pekerja-pekerja pabrik, industri dan lain sebagainya yang berpenghasilan kecil. Ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil dan rumah susun sederhana yang dihuni keluarga besar. 4ondisi permukiman lebih baik dibandingkan dengan one #, walaupun sebagian penduduknya masih masuk kategori menengah kebawah. - ;one 7/ ;one permukiman yang lebih baik ;P)1, atau one permukiman kelas menengahresidential one1
;one ini merupakan kompleks perumahan penduduk yang berstatus ekonomi menengah-tinggi. 9alaupun status ekonomi penduduknya tidak sangat baik, tetapi stabil, permukiman teratur. =asilitas permukiman terencanan dengan baik sehingga tempat tinggal cukup nyaman. -
;one >/ ;one penglaju atau commuters zone
;one ini merupakan daerah yangmemasuki daerah belakang hinterland 1, atau merupakan daerah batas desa-kota. Penduduk bekerja di kota tetapi bertempat tinggal di pinggiran kota. +odel ini jarang terjadi, karena perkembangan kota tidak selalu membentuk one konsentris yang ideal. Pola keruangan kota menurut )urgess dapatdigambarkan sebagai berikut/
#. Teori Sektor ?omer ?oyt +enurut teori ini struktur ruang kota cenderung lebih berkembang berdasarkan sektor sektor dari pada berdasarkan lingkaran-lingkaran konsentis. DP4 atau :)D terletak di pusat kota, namun pada bagian-bagian lainnya berkembang menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue tart. ?al ini terjadi akibat faktor geografis, seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan transportasi. +enurut ?omer ?oyt, struktur ruang kota berkembang sebagai berikut/ &1 Pada lingkaran dalam terletak pusat kota :)D1 yang terdiri atas/bangunan- bangunan kantor, hotel,bank,bioskop, pasar dan pusat perbelanjaan@ #1 Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdagangan@ *1 Dekat pusat kota dan dekat sektor di atas, yaitu bagian sebelah menyebelahnya, terdapat sektor murbawiama yaitu tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh@ 71 'gak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan terletak sektor madyawisma@
>1 Aebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, yaitu permukiman golongan atas. Di bawah ini adalah gambar struktur ruang kota menurut ?omer ?oyt
$am#ar %. +odel Struktur
Buang 4ota menurut ?omer ?oyt
*. Teori %nti )erganda Teori %nti Canda dikembangkan oleh :.D. ?arris dan 8.A.llman.+enurut mereka,struktur ruang kota tidaklah sesederhana dalam teori konsentris karena sebenarnya tidak ada urutan-urutan yang teratur. Dapat terjadi, dalam suatu kota terdapat tempat-tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti kota dan pusat pertumbuhan baru. 4eadaan tersebut telah menyebabkan adanya beberapa inti dalam suatu wilayah perkotaan, misalnya/komplek atau wilayah perindustrian, pelabuhan, komplek perguruan tinggi, dan kota-kota kecil di sekitar kota besar. Struktur ruang kota menurut teori inti berganda, merupakan kawasankawasan sebagai berikut/ &. Pusat kota atau :)D@ #. 4awasan niaga dan industri ringan@ *. 4awasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah@ 7. 4awasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah@ >. 4awasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi@ 0. Pusat industri berat@ 6. Pusat niaga
c
C. Te"r Perkem#angan !"ta !"ntem&"rer Teori-teori yang relatif baru atau kontemporer mengenai struktur kota sangat
terkait dengan globalisasi, urbanisasi, serta kemajuan teknologi transportasi dan informasi. ?al ini mendorong terjadi peningkatan yang dialami oleh kota, baik mengenai jumlah penduduk, luas wilayah maupun penggunaan tanahnya. )eberapa
konsep yang penulis kedepankan kali ini merupakan konsep-konsep yang banyak digunakan dalam mempelajari fenomena perkotaan di dunia. &. rban Sprawl Sprawl dapat diartikan sebagai suatu daerah di luar pusat kota yang dicirikan dengan rendahnya kepadatan pembangunan perkotaan Snyder-)ird, &1. 4arakteristik sprawl yang membedakannya dari pusat kota terdiri dari tiga hal, yaitu Durning dalam Snyder-)ird, &1/ a. Tingkat kepadatan penduduknya tidak lebih dari jiwa per hektar. b. Terdapat pemisahan yang tegas akan daerah pemukiman terhadap daerah komersil dan industri. c. )entuk jaringan jalannya didominasi dengan jalan bercabang dan jalan buntu cul-de-sacs1. Dengan berpindahnya penduduk ke pinggiran kota, maka diikuti pula oleh berbagai kegiatan ekonomi yang mencari konsumen di daerah baru. Seperti munculnya strip shopping centre yang dicirikan dengan lokasinya berada di sisi jalan utama
sedang.
Bumah
yang
ada
di
daerah sprawl
merupakan
sebuahbangunan tunggal, sebagai bagian dari deretan rumah homogen dalam suatukompleks. b. Pusat perbelanjaan Pusat perbelanjaan dapat dengan jelas dibedakan dari komponen-komponen kota lainnya. ?al ini dilihat dari bangunannya tak bertingkat, tidak ada rumah atau gedung perkantoran di sekitarnya, serta lahan parkir luas yang memisahkan antara gedung dengan jalan raya. Pembangunan toko-toko ritel atau perkulakan di daerah suburban dilakukan berdasarkan aturan yang disamakan, seperti luas lahan parkir, penempatan lampu untuk pencahayaan, ketebalan aspal, dan besarnya ukuran reklame. 9alaupun hasilnya mencolok, namun dari sekian banyak pertimbangan dalam pembangunannya, pertokoan ritel tersebut menjadi kurang menarik. c. 4awasan perkantoran 4awasan ini ditujukan hanya sebagai tempat bekerja. Cedung perkantoran di area ini dapat dilihat dari kejauhan karena bentuknya yang menjulang tersendiri di tengah-tengah lapangan parkir yang luas. Sebagai bagian dari sprawl , pekerja di daerah ini didorong untuk menggunakan kendaraannya untuk pergi dan pulang bekerja. ?al ini didukung dengan tidak adanya aksesibilitas bagi pejalan kaki untuk berpergian, kalaupun ada menjadi tidak nyaman untuk digunakan. )egitu pula halnya dengan perjalanan dari dan ke kantor, pada saat makan siang para pekerja juga harus berpergian menggunakan kendaraannya selama kurang lebih *$ menit untuk mencari makan di luar kantor karena area perkantoran ini seperti terisolasi dari fasilitas lainnya. d. 4awasan publik Eang dimaksud kawasan publik dalam hal ini seperti sekolah, gereja, balai kota, dan tempat-tempat bagi penduduk untuk berkumpul. =asilitas-fasilitas tersebut dicirikan dengan bentuknya yang besar, namun secara kuantitas Perkembangan teorij umlahnya sedikit. )angunan tersebut pada umumnya tidak terawat karena kurangnya pendanaan, dan dilengkapi dengan lahan parkir yang luas seperti komponen kota lainnya. e. Faringan jalan Faringan
jalan
yang
melintang di
kota
seperti ini
tersusun
untuk
menghubungkan empat komponen kota lainnya, sebagaimana tiap aktifitasterletak
di masing-masing wilayah. Bendahnya kerapatan bangunan dan pemisahan atau pembatasan
komponen
kota
mendorong
penduduk
untuk
menggunakan
kendaraan walaupun jaraknya dekat. ?al ini dikarenakan masing-masing komponen memiliki jalan tersendiri untuk mengakses ke jalan utama dan ke bagian kota yang lain. Dengan demikian, untuk dapat beraktifitas penduduk harus bergerak menuju wilayah yang berbeda-beda dengan mengandalkan satu jalan yang sama, sehingga tercipta kemacetan pada tiap harinya. Terlebih lagi jika terjadi kecelakaan atau gangguan, maka seluruh sistem menjadi tidak berfungsi dan mengganggu aktifitas penduduk. Namun sisi positif dari jaringan jalan pada jenis kota ini ialah dapat lebih mudah di analisis secara statistik, dimana tiap perjalanan hanya memiliki satu akses dan kemacetan yang terjadi, sehingga dapat diprediksi secara akurat.
#. 8dge :ity =enomena wilayah perkotaan atau urban di 'merika Serikat mengalami perkembangan semenjak Perang Dunia %%. Setelah hadir istilah suburban, dimana merupakan pusat permukiman yang berada di pinggiran kota bagi para penglaju. Aebih jauh dari pinggiran kota, terbentuk suatu pusat permukiman yang dilengkapi dengan segala fasilitas yang tersedia di pusat kota, bahkan lebih banyak. Seorang wartawan Washington Post bernama Foel Carreau, menyebut fenomena urban ini dengan istilah Edge Cit! sebagaimana ia tuliskan dalam bukunya, Edge Cit" #ife on the $ew %rontier Carreau, &&1. %stilah edge muncul karena pusat komunitas bagi penduduk pelopor dan imigran yang pindah dan menjauh dari pusat kota lama. Sedangkan disebut cit karena didalamnya memiliki seluruh fasilitas yang terdapat di kota pada umumnya, seperti fasilitas perdagangan, perkantoran, dan hiburan. 4eberadaan Edge Cities menggambarkan gerakan ketiga yang terjadi dalam kehidupan perkotaan selama setengah abad ini. Dimana gerakan yang pertama ialah manusia berpindah mencari tempat tinggal menjauh dari pusat kota. Sehingga terjadi proses urbanisasi, terutama setelah Perang Dunia %%. 4emudian gerakan yang kedua terjadi untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk yang jauh dari pusat kota, maka penduduk berusaha mendekatkannya dengan cara mendirikan pasar dan pusat-pusat perdagangan ke sekitar permukiman mereka. Seperti yang terjadi pada era &0$ dan &6$-an ketika mall menjamur di 'merika
Serikat. 4etiga, terjadi pergerakan lapangan pekerjaan, dengan 2memindahkan3 lokasi tempat kerja menjadi lebih dekat dengan tempat tinggal. ?al ini kemudian melahirkan Edge Cit& Dalam upayanya mendefinisikan Edge Cit! Carreau memberikan lima kriteria agar suatu kota dapat dikatakan sebagai Edge Cit, antara lain Carreau,&&1/ a. +emiliki area seluas lima juta kaki persegi atau lebih yang diperuntukkan bagi lahan perkantoran. kuran ini merupakan syarat ukuran pusat kota yang baik. b. +emiliki 0$$.$$$ kaki persegi atau lebih untuk lahan kegiatan retail. Auas ini sama dengan luas mall atau pusat perbelanjaan yang ada di pusat kota lama yang isinya merupakan puluhan bahkan ratusan toko dan butik multinasional. c. +emiliki lebih banyak lapangan kerja dibandingkan dengan tempat tinggal. Sebagaimana daerah perkotaan pada umumnya, jumlah penduduk meningkat di pagi hari, kemudian kembali turun pada sore hari. d. Penduduk merasakannya sebagai suatu tujuan dengan berbagai fungsi yang dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mulai dari pekerjaan, berbelanja, hingga hiburan. e. 4eadaan kota saat ini tidaklah sama seperti ketika *$ tahun yang lalu. Sebagai contoh, di tempat yang sama dengan berdirinya kota, *$ tahun yang lalu merupakan suatu pedesaan dengan peternakan sapinya.
*. :ompact :ity Perkembangan kota-kota yang terjadi di dunia cenderung semakin bergerak keluar, menjauh dari pusat kota. ?al ini seperti yang terlihat pada teori kota sebelumnya, yaitu rban Sprawl dan 8dge :ity. Sejalan dengan semakin meluasnya daerah perkotaan, maka kegiatan manusia menjadi semakin beragam. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kota-kota saat ini ialah mengenai masalah lingkungan. Dalam permasalahan ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, seperti daya dukung lingkungan, namun manusia sebagai penghuni juga turut mengalami imbasnya, dimana terfokus pada masalah kesehatan masyarakat serta nilai dan etika sosial yang secara kualitatif terangkum dalam Guality of life HoA1. Penurunan kualitas hidup ini berusaha diatasi dengan menerapkan konsep keberlanjutan sustainability1, dimana dalam melaksanakan pembangunan, perlu memperhatikan faktor lingkungan sekitar. ?al ini kemudian dikenal dengan pembangunan berkelanjutan sustainable de!elopment1. )erangkat
dari konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, hadirlah :ompact :ity sebagai upaya untuk mengurangi beban lingkungan perkotaan yang ditimbulkan oleh masyarakatnya. Teori Compact Cit ialah agar dapat mengetahui konsentrasi pengunaan tanah yang keberlanjutan secara sosial, yang memfokuskan pembangunan kota dengan mengurangi kebutuhan untuk berpergian, sehingga dapat mengurangi emisi kendaraan dan menghemat penggunaan bahan bakar energi fosil. ?al ini dapat dilakukan karena ketersediaan infrastruktur dan fasilitas publik yang efisien, dimana letaknya tidak terlalu jauh sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan kendaraan umum. kuran optimal suatu kota agar dapat dikatakan sebagai Compact Cit telah menjadi subjek penelitian tersendiri. Sekitar tahun &6$-an, muncul konsep akan kota yang kompak Compact Cit1. Dikatakan bahwa Compact Cit memiliki bentuk menyerupai lingkaran dengan radius kurang dari tiga kilometer dari pusat kota. Sehingga dari sisi yang satu dengan sisi yang lain berjarak sekitar enam kilometer. Sedangkan jumlah penduduk ideal ialah sebesar #>$.$$$ jiwa ?arasawa, #$$#1. Pemilihan bentuk dan struktur kota seperti Compact Cit memiliki berbagai dampak, baik positif maupun negatif 'nonim, n.d.1. )eberapa dampak positifnya antara lain/ a. Dapat mengurangi beban lingkungan yang ditanggung oleh kota. b. +enghemat waktu tempuh perjalanan dibandingkan kota-kota pada umumnya yang penuh dengan kemacetan. c. +enghemat pengeluaran masyarakat terhadap biaya-biaya transportasi, seperti bahan bakar, parkir, tol, dan sebagainya. d. +enghemat pengeluaran pemerintah terhadap penyediaan lahan untuk jalan raya serta fasilitas penunjang dan perawatannya. e. 4on!ersi energi dari yang biasanya bahan bakar untuk kendaraan, dialihkan kepada bahan bakar untuk perumahan atau bangunan. Disamping dampak positif, dampak negatif dari penerapan :ompact :ity ialah/ a. Terjadinya kejenuhan dalam suatu kota. b. Terjadi kepadatan penduduk yang sangat tinggi o!ercrowded1.
c. Dengan berkurangnya lahan terbuka, tidak ada sarana rekreasi dan bermain. d. +enurunnya keramahan penduduk Dharma, n.d.1. )reheny dalam Fenks et al&, #$$$1 mengatakan bahwa Compact Cit mungkin tidak mewakili keadaan yang diinginkan bagi sebagian besar orang untuk memilih sebagai tempat tinggal. ?al ini dikarenakan terjadi pemusatan penduduk o'ercrowded 1 dan berkurangnya kualitas urban, dimana berkurangnya lahan terbuka. D. Perkem#angan Te"r Pem#entukan !"ta
Teori struktur kota yang pertama dipublikasikan ialah Teori Konsentris (Concentric Theory ) yang diperkenalkan oleh Ernest W. Burgess
pada
tahun
1925.
alam
teori
tersebut!
Burgess
mengemukakan bah"a peruangan kota ter#adi karena ada kompetisi antar komunitas! yang men#urus kepada proses seleksi alam. $omer $oyt pada tahun 19%9 #uga menga#ukan Teori &ektor (Sector Theory ) teori ini menyanggah teori konsentris bah"a! perkembangan kota tidak ter#adi se'ara merata! namun ada pengaruh dari teknologi transportasi dan aksesibilitas! seperti #alan raya! rel kereta api! dan pelabuhan. &ehingga bagian kota yang mengalami perkembangan ialah bagian kota dengan aksesibilitas yang baik. haun'y $arris dan Ed"ard llman #uga mengeluarkan teori struktur kota pada tahun 19*5 yang didasari pada pendapat bah"a struktur kota tidak sesederhana seperti bentuk konsentris ataupun sektor! namun lebih rumit lagi. $arris dan llman mengatakan bah"a kota bera"al dari B sebagai pusat kota! namun dalam perkembangannya timbul beberapa
subpusat
atau
inti+inti
baru
sebagai
dampak
dari
aglomerasi. &eiring "aktu berputar! ter#adi perkembangan teknologi in,ormasi dan transportasi. Urban sprawl yang ter#adi pada periode 19-+an! sangat bergantung pada penggunaan kendaraan pribadi. $al ini dikarenakan layout antar komponen kota dipisahkan dengan tegas dan dihubungkan dengan hanya satu #alan utama! sehingga mendorong penggunaan kendaraan pribadi. /alan penghubung
komponen yang sedikit mengakibatkan kema'etan yang parah! terlebih lagi ketika ada ke'elakaan. 0engaruh teknologi transportasi #uga terlihat pada teori edge city ! dimana kota ini terbentuk di persimpangan #alan raya utama! seperti #alan nasional. 0ada teori compact city ! pengaruh teknologi baik itu in,ormasi! transportasi! dan lainnya lebih terasa. ang berbeda dibandingkan dengan teori urban
sprawl
dan
edge
city
adalah!
compact
city
dalam
pembangunan kotanya turut memperhatikan alam sekitar dan isu+ isu lingkungan! sehingga timbul konsep sustainable development . engan perkembangan teknologi! pembangunan kota dilakukan sedemikian rupa sehingga mengurangi dampak negati, terhadap lingkungan. $al ini seperti penggunaan tanah yang mixed-use! #arak antar tempat yang mudah di#angkau! baik dengan kendaraan umum!
bersepeda!
atau
#alan
kaki
penggunaan bahan bakar ,osil dan polusi. E. Perkembangan Kota di Indonesia
sehingga
mengurangi