88TEKNOLOGI 88TEKNOLOGI DALAM BISNIS INTERNASIONAL INTERNASIONAL
Disusun oleh Kelompok III 1. Anthony Noroyono ( C201 15 088 ) 2. Dian Anastasia Goliat ( C 201 15) 3. Gledy Agnetasya Pea ( C201 15 ) 4. Parlin Dungan Hutagalung ( C201 15 ) 5. Paulo Felisberto Carlos Vaz Freitas ( C 201 15 001 ) 6. Samatha Kama Magok ( C201 15 002 )
Universitas Tadulako Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaaan teknologi kini semakin banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai kepentingan, baik itu kepentingan hiburan hingga kepentingan bisnis. Hal ini terlihat dari ketergantungan manusia terhadap teknologi seperti penggunaan smartphone, komputer dan internet yang seolah olah menjadi kebutuhan primer dalam keseharian. Begitu pula dalam dunia bisnis, penggunaan teknologi diyakini mampu menempatkan perusahaan selangkah lebih maju dari perusahaan pesaing. Salah satu contoh peran teknologi dalam bisnis internasional adal ah perusahaan e-commerce Alibaba Group yang merupakan raksasa e-commerce di china. Alibaba adalah perusahaan yang menyediakan layanan penjualan online consumer-to-consumer,
business-to-comsumer
dan
business-to-business
melalui sebuah website yaitu Alibaba.com dan Aliexpress.com
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teknologi? 2. Apa peran teknologi di dalam bisnis internasional? 3. Bagaimana menerapkan teknologi untuk strategi bisnis
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengertian teknologi 2. Peran dan manfaat teknologi dalam bisnis 3. Penerapan teknologi dalam strategi bisnis
BAB II PEMBAHASAN A. Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia di awali dengan penggunaan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah yentang kemampuan mengendalikan api telah menaikan ketersediaa sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon dan internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global.
B. Teknologi informasi dalam bisnis
Teknologi informasi adalah enabler yang menjadikan suatu transaksi bisnis yang tidak dapat terbayangkan sebelumnya menjadi suatu kenyataan, bahkan mampu menempatkan perusahaan selangah lebih maju dari perusahaan pesaing. Teknologi informasi bukan dipandang hanya sebagai teknologi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang dikenal sebelumnya, namun dipandan gsebagai teknologi yang menjanjikan berbagai kesempatan bisnis yang tidak ada sebelumnya. Berfikir induktif atas teknologi infformasi merupakan cara yang banyak ditempuh oleh para praktisi dalam mengeksplorasi kemampuan teknologi informasi untuk menciptakan
kemungkinan-kemungkinan
baru
yang
terbuka
bagi
perusahaan dalam menjalankan bisnis. Berbeda dengan cara berfikir deduktif, yang melihat problem lebih dahulu baru kemudian mencari pemecahan dengan teknologi informasi, berfikir
induktif dengan menyadari keunggulan teknologi informasi dalam menawarkan pemecahan masalah, baru kemudian mencari masalah dalam bisnis yang belum pernah diketahui sebelumnya. Seringkali suatu masalah baru di anggap sebagai masalah setelah teknologi informasi menjanjikan pemecahan atas masalah tersebut. Sebagai contoh adalah perhitungan bunga atas rek ening tabungan. Sebelum BNI 46 dengan produknya Taplus menghitung bunga rekening secara harian, maka mendadak masyarakat menyadari bahwa cara perhitungan bunga atas rekening tabungan sekali setahun atas saldo terendah merupakah problem. Taplus tidak mungkin diluncurkan tanpa teknologi informasi. Berdasarkan pandangan induktir terhadap teknologi informasi tersebut, pemanfaatakn teknologi informasi dalam bisnis menjadi sangan ekstensif dan pesat. Pemanfaatan secara ekstensif teknlogi informasi dalam bisnis mengubah secara mendasar cara perusahaan melaksanakan bisnis. Transaksi bisnis menjadi tidak lagi dilaksanakan melalui kertas, namun dilaksanakan sepanjang jalan raya elektronik, dengan memanfaatkan share database, electronic fund transfer, dan electronic data interchange. System otorisasi berjenjang sangat berat mewarnai pelaksanaan transaksi bisnis dimasa lalu, digantikan
dengan
pemanfaatakn
decision
support
system
dalam
memanfaatkan informasi yang disimpan dalam share database. Kesempatan ini timbul sebagai akibat digunakannya core beliefs baru dalam memandang pemasuk dan costumer berikut ini : 1. Bahwa bisnis meriupakan mata rantai yang menghubungkan pemasok dengan costumer. Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu perisahaan sangat ditentukan seberapa fungsionalnya perusahaan sebagai mata rantai yang menghubungkan pemasok dengan costumer.
2. Bahwa pemasok dan costumer merupakan mitra dalam bisnis. Kualitas hubungan kemitraan jangka panjang tersebut menentukan keberadaan dan kelangsungan hidup perusahaan. Berdasarkan core beliefs tersebut, system informasi akuntansi perusahaan dibangun untuk menjalankan transaksi bisnis antara perusahaan dengan pemasok dan costumernya. Costumer dan pemasok diberi kesempatan untuk mengakses ke database perusahaan. C. Peranan Teknologi informasi dalam perusahaan bisnis
Teknologi informasi memiliki banyak peranan dalam membantu manusia dan memecahkan masalah. Diantaranya membantu manusia dalam meningkatkanproduktivitas,
meningkatkan
efektivitas,
meningkatkan
efisiensi, meningkatkan mutu, meningkatkan kreativitas dan problem resolving.
Sistem informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikit : 1. Minimize risk. Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya resiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar control perusahaan. Saat ini sebagai jenis aplikasi yang tersedia untuk mengurangi resiko-resiko yang herap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantun perusahaan mengurangi resiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi saranan untuk membantu manajemen dalam mengelola resiko yang di hadapi. 2. Reduce costs Peranan teknologi informasi sebgai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal
tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu : -
Eliminasi proses Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
-
Simplifikasi proses Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.
-
Integrase proses Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (Secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
-
Otomatisasi proses Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi.
3. Add Value Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adala h untuk menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu mendai konsumennya untuk jangka panjang. 4. Create new realities Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesarnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e bussiness semacam e-commerce, e-procurement, e-costumer, e-loyalti
dan lain lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
D. Penerapan teknologi untuk strategi bisnis
MC Leod berpendapat bahwa memasimumkan nilai penggunaan sumber daya informasi, perusahaan harus membangan suatu sistem informasi antara organisasi atau yang lebih dikenal dengan istilah inter organizational information system (IOS). Sistem informasi yang dimaksud dibangun untuk menghubungakan beberapa perusahaan melalui arus informasi. Jadi perusahaan dihubungkan dengan lingkungannya melalui sistem seperti yang digambarkan berikut ini :
Perusahaan diharapkan memanfaatkan TI dengan menganalisa pihakpihak mana yang dapat dihubungkan melalui arus informasi yang memberikan keunggulan kompetitive bagi perusahaan. Seluruh jaringan diharapkan dapat dilaksanakan dalam dua arah dari dan ke perusahaan, kecuali jaringan dengan perusahaan saingan merupakan jaringan ke perusahaan saja. Mc Leod menambahkan bahwa kesempatan yang paling baik dalam memanfaatkan jaringan Electronic Data Interchange dua arah dapat diperoleh dengan menghubungkan perusahaan dengan langganan, pemasok, pemerintah dan lembaga keuangan. Untuk hubungan dengan pihak-pihak
eksternal
lainnya
dapat
dilakukan
melalui
media
non-komputer.
Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon menyatakan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan informasi dan sistem informasi untuk dapat memimpin di dalam kancah persaingan mereka mengakatagorikan jenis sistem informasi yang digunakan untuk keperluan ini adalah strategic information system (SIS). Yang termasuk dalam katagori ini adalah semua sistem informasi berbasis komputer pada level apapun dalam organisasi yang dapat merubah tujuan, operasi, produk jasa maupun hubungan perusahaan dalam lingkungan.
Turban, McLean dan Wethrbe juga menghubungkan SIS tersebut dengan keunggulan bersaing suatu perusahaan. akan tetapi, mereka menambahkan bahwa topik keunggulan bersaing hanya merupakan masalah ketiga yang dihadapi
direktur
sistem
informasi
setelah
masalah
kualitas
dan
produktivitas.
1. Keunggulan bersaing atau keunggulan strategis Persaingan sangat menentukan sukses tidaknya sebuah perusahaan. Perusahaan bekerja keras dalam menentukan strategi untuk memenangkan persaingan dimana perusahaan dapat menguasai pangsa pasar atau memperoleh laba lebih besar dari pada perusahaan saingan. Namun, pada umumnya penguasaan pasar atau perolehan laba yang diperoleh karena unggul dalam persaingan pada saat itu tidak akan bertahan lama. Perusahaan saingan akan mengejar ketinggalannya dengan melakukan strategi lain atau meniru teknologi dan strategi yang digunakan perusahaan unggul tersebut.
Pengalaman menunjukkan bahwa sistem informasi saja tidak dapat memberikan keunggulan bersaing dalam jangka waktu panjang (sustainable competitive advantage). Untuk keperluan jangka panjang perusahaan sudah
harus memikirkan perubahan orientasi manajemen dari orientasi persaingan time Sebagai contoh, perusahaan Federal Express memiliki 2 (dua) jenis sistem informasi utama :
1. Sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mengetahui / menelusuri posisi barang kiriman, 2. Sistem informasi yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalm mengelola sumber daya manusianya secara komprehensif, dengan sistem yang lebih dikenal dengan nama PRISM. Perbedaan mendasarkan dari kedua sistem tersebut adalah sistem informasi yang pertama dibuat dengan target utama adalah persaingan, sedangkan yang kedua tidak mentargetkan persaingan, pembeli ataupun langganan akan tetapi lebih menfokuskan pada peningkatan fleksibilitas perusahaan agar perusahaan dapat bertindak secara cepat dan efektif dalam me nghadapi perubahan di pasar serta memudahkan perusahaan dalam mengelola perubahan. Sistem yang kedua inilah yang berorientasi pada keunggulan strategis yang bersifat jangka panjang. 2. Penerapan TI dalam memperoleh keunggulan bersaing Analisa perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana suatu perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan strategis dengan dukungan system informasi.
Terdapat
model
yang
dapat
digunakan
untuk
mengidentifikasikan bagian bisnis dimana system informasi dapat mendukung dalam pencapaian tujuan sebagai berikut :
Model "kekuatan yang mendorong persaingan" (Porter, 1980)
Competitive Forces Model Untuk dapat mengidentifikasikan di mana sistem informasi dapat membantu perusahaan meningkatkan daya saingnya, perlu
diteliti dulu hubungan perusahaan dengan lingkungannya. Dalam model ini digambarkan bahwa perusahaan menghadapi kesempatan dan ancaman eksternal, yaitu :
Ancaman adanya pesaing baru yang masuk ke dalam pasar,
Tekanan dari produk atau jasa subtitusi,
Daya tawar dari langganan,
Daya tawar dari pemasok,
Possi pesaing-pesaing tradisional (kondisi persaingan) Porter memberikan alternatif adanya 3 strategi yang dapat digunakan di perusahaan untuk, menghadapi ancaman persaingan : 1. Differentiation. Dalam strategi ini, perusahaan bersaing dengan menggunakan strategi yang menekankan adanya kekhususan di dalam perusahaan dibandingkan dengan saingannya di dalam industri yang sama. Kekhususan disini dapat berupa produk, sistem pemasaran atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pelangannya termasuk faktor-faktor lain yang dianggappenting oleh pelanggan. Sehingga produk atau jasa tersebut mempunyai nilai lebih. Oleh karena itu pelanggan tidak segan membayar lebih mahal atau perusahaan dapat menetapkan harga lebih fleksibel di pasaran. Seperti yang dikatakan oleh Porter, "…a firm seeks to be unique in its industry along some diminsions that are widely valued by buyers". Dimensi inilah yang perlu diidetifikasi karena sangat strategis bagi perusahaan dan sangat penting bagi langgaan. 2. Cost Leadership Strategi cost leadership menekankan keunggulan dalam biaya, artinya mereka yang menggunakan strategi ini yakin bahwa perusahaannya beroperasi dengan biaya terendah sehingga dapat menawarkan harga pokok
atau jasanya lebih murah dari pesaingnya. Bahkan jika harga produk atau jasanya sama dengan saingannya mereka masih memperoleh keuntungan yang besar. Fokus strategi ini merupakan gabungan dari strategi yang dijelaskan terdahulu. Hanya bedanya, pada strategi ini perusahaan menfokuskan produk atau jasanya untuk memenuhi kebutuhan segmen tertentu (terbatas), dengan keuntungan di mana perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien dan efektif. Karena segmen pasarnya yang tertentu dan terbatas, perusahaan
menjadi
sangat
ahli
dalam
mempelajari
keinginan
pelanggannya. Dalam menggunakan model ini perusahaan perlu melakukan tahapan analisa sebagai berikut : 1. Analisa mengenai kekuatan, kelemahan maupun kesempatan dan ancaman bagi posisi perusahaan dalam persaingan. 2. Menentukan strategi yang akan digunakan dalam menghadapi poin 1. 3. Membangun system informasi yang dapat mendukung rencana dan strategi yang dipilih. Analisa diatas dapat membantu manajemen menentukan bagaimana TI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Disamping itu, perusahaan juga dapat menggunakan TI untuk mempertahankan (melindungi) diri terhadap ancaman persaingan.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa teknologi sangat bermanfaat dalam bisnis internasional dan dan tidak dapat diabaikan lagi penggunaannya dalam bisnis karena teknologi adalah alat yang banyak di gunakan manusia dalam meningkatkan produktivitas, meningkatkan efektivitas, efisiensi, mutu dan problem resolving. Penerapan teknologi informasi dalam bisnis dapat memperkuat daya saing perusahaan. Porter memberikan alternatif adanya 3 strategi yang dapat digunakan di perusahaan untuk, menghadapi ancaman persaingan yaitu differentiation dan cost leadership sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang besar. Dengan model ini perusahaan harus melakukan tahapan analisa terlebih dahulu seperti : 1. Analisa mengenai kekuatan, kelemahan maupun kesempatan dan ancaman bagi posisi perusahaan dalam persaingan. 2. Menentukan strategi yang akan digunakan dalam menghadapi poin 1. 3. Membangun system informasi yang dapat mendukung rencana dan strategi yang dipilih.
Oleh karena itu penggunaan teknologi dalam bisnis internasional adalah hal wajib agar dapat meningkatkan kualitas dan performa perusahaan dalam menghadapi persaingan yang kian banyak dalam dunia bisnis. Teknologi merupakan salah satu kunci agar perusahaan dapat bertahan menghadapi persaingan global.