TAHAPAN AKREDITASI PUSKESMAS
A. B. C. D. E. F.
LOKAKARYA WORKSHOP SELF ASESSMENT PENYUSUNAN DOKUMEN IMPLEMENTASI PENILAIAN PRA SURVEY
A.LOKAKARYA
Ini adalah tahapan paling awal yang dilakukan oleh tim pendamping akreditasi puskesmas. Dalam tahapan lokakarya yang di bahas dan di diskusikan adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Gambaran umum tentang akreditasi puskesmas. Manfaat yang di dapat puskesmas. Apa saja peran puskesmas dan stakeholder lainnya. Pemahaman tentang kebijakan akreditasi puskesmas. Kerangka konsep akrediatasi. Membangun komitmen pimpinan dan seluruh staf puskesmas. Pembentukan panitia dan pokja yang akan membantu akreditasi puskesmas ( pokja ADMEN, pokja UKM, pokja UKP serta tim auditor ). 8. Penandatanganan kesepakatan bersama sebagai bentuk komitmen bersama. Seluruh peserta yang hadir menandatangani lembar kesepahaman tanpa terkecuali. Lama pelaksanaan lokakarya ini adalah 1 ( satu ) hari . Yang di undang dalam kegiatan ini adalah lintas sektor, Camat, Lurah, Kepala desa, LSM, BPD, organisasi masyarakat, seluruh staf puskesmas serta tokoh masyarakat. Di dalam pertemuan lokakarya ini hendaknya di tindaklanjuti dengan pemilihan anggota tim Mutu akreditasi Puskesmas. Langsung menyusun struktur organisasi tim mutu. Baik itu pemilihan ketua tim mutu beserta perangkatnya. perangkatnya. Pemilihan Pemilihan ketua pokja dan penanggung penanggung jawab masing masing masing bab ( terdiri dari 9 bab ) serta tim auditor. Selanjutnya ditentukan dan di sepakati jadwal kegiatan selanjutnya.
APA MANFAAT MANFAAT AKREDITASI AKREDITASI PUSKESMAS ? Tentu saja setiap kebijakan yang di terapkan guna peningkatan mutu pelayanan puskesmas ada manfaat yang di dapat. Adapun manfaat akreditasi puskesmas dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Manfaat bagi Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten kota. sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis, serta penerapan manajemen risiko. 2. Manfaat bagi FKTP.
Memberikan keunggulan kompetitif Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas Meningkatkan pendidikan pada staf Meningkatkan pengelolaan risiko Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf Meningkatka reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian dan konsistensi dalam bekerja. Meningkatkan keamanan dalam bekerja
3. Manfaat bagi masyarakat atau pelanggan ( pengguna jasa ).
Memperkuat kepercayaan masyarakat. Adanya jaminan kualitas pelayanan Bagi BPJS kesehatan : Sebagai syarat recredensialing Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Sebetulnya perlu kita fahami bersama bahwa inti daripada akreditasi adalah upaya bersama dalam peningkatan mutu Puskesmas dan peningkatan kapasitas pegawai puskesmas yang bermuara pada perbaikan pelayanan kepada pelanggan.
B.WORKSHOP
Definisi workshop ini adalah tim pendamping akreditasi puskesmas memandu dalam memahami standar dan instrumen penilaian. Di dalam elemen penilaian terdapat 42 standar, 168 kriteria dan 776 elemen penilaian ( EP ). Tetapi tentunya tidak semuanya di bahas di dalam workshop ini tetapi tim pendamping cukup membahas beberapa EP lalu memberikan teknik dan trik dalam menyelesaikan setiap EP yang ada. Peserta : seluruh staf puskeskas terlebih lagi tim yang sudah di bentuk pada saat lokakarya. Waktu pelaksanaan : 2 hari. Disampaikan juga materi tentang tatalaksana Self Assesment, audit internal dan pasien safety dan K3. Tindaklanjut : 1. Pembagian tim untuk Self Assesment. Tim untuk pelaksanaan Self assesment ini berlaku silang. Misalnya tim UKM melakukan assesment ke timUKP begitu juga sebaliknya. Tidak boleh timnya sendiri melakukannya untuk timnya sendiri ( baca pada teknis Self Assesment ). 2. Persiapan Self Assesment. Persiapan tekhnis Self Assesment. 3. Tim masing-masing pokja di berikan tugas ( pada hari pertama ). Tugas nya berupa menyelesaikan EP yang ada dengan membuat tabel apa yang dikerjakan dan dokumen apa yang harus disiapkan
C.SELF ASESSMENT
Pengertian self asessment adalah menilai diri sendiri. Dalam hal ini puskesmas menilai dirinya sendiri berdasarkan elemen penilaian yang ada. Setiap elemen penilaian diberikan skor sesuai dengan kondisi yang ada. Teknisnya adalah setiap pokja tidak boleh menilai dirinya sendiri. Harus cross. Misal, pokja UKM menilai pokja UKP atau sebaliknya. Berikut ini beberapa fungsi atau manfaat dilakukannya Self Assesment di puskesmas akreditasi adalah 1. Menganalisis kondisi awal Puskesmas. Melihat kondisi atau memotret kondisi awal puskesmas berdasarkan instrumen akreditasi. Berapa skor real yang di dapat puskesmas. Kuncinya adalah berikan nilai serendah rendahnya agar mendapat rekomendasi dan perbaikan. 2. Menemukan fakta-fakta & rekomendasi untuk perbaikan terkait kelengkapan persyaratan akreditasi. Setelah menemukan fakta yang ada seyogya nya diberikan rekomendasi perbaikan atau kelengkapan dalam setiap elemen penilaian yang bernilai 0 ( nol ) dan 5 ( lima ). 3. Setelah mendapat rekomendasi perbaikan hendaknya di lakukan pembahasan setiap pokja yang ada dipimpin oleh ketua tim mutu. 4. Kemudian mapping dokumen yang belum ada atau yang belum tersedia agar dilengkapi. 5. Penyusunan rencana aksi Misalnya ada rapat per pokja atau rapat internal tim mutu.
D. PENYUSUNAN DOKUMEN
Sampai pada tahapan penyusunan dokumen ini. Tim pendamping akreditasi dapat menyampaikan panduan atau cara dalam pembuatan Surat Keputusan ( SK ), standar operasional prosedur ( SOP ), kerangka acuan kerja ( KAK ), pedoman dan dokumen manual mutu puskesmas. Tim pendamping dapat memberikan contoh dokumen yang sudah ada. Dalam tahapan ini pula hendaknya di identifikasi dokumen yang di butuhkan dalam menyelesaikan setiap elemen penilaian, penyiapan tata naskah, sarana dan prasarana, penyiapan dokumen internal dan external, penataan dokumen lalu di tindaklanjuti dengan pengendalian dokumen dan perbaikan sistem yang ada di puskesmas. Akan ada banyak rapat pada tiap-tiap pokja dalam menyelesaikan penyusunan dokumen. hendaknya setiap anggota tim mutu dapat membaca kembali setiap EP yang ada. Jadi bila ada dalam EP tersebut dapat di satukan. Maka hendaknya kegiatan penyiapan dokumennya di satukan saja guna menghemat waktu dan daya upaya puskesmas. Beberapa dokumen diantaranya perlu disiapkan selain dokumen yang diminta oleh setiap EP, sebagai berikut : 1. Dokumen internal , meliputi : a. b. c. d. e. f. g. h.
Kebijakan manual mutu rencana lima tahunan perencanaan tingkat puskesmas ( PTP ) tahunan pedoman atau panduan kerangka acuan kerja program standar operasional prosedur ( SOP ) rekam implementasi.
2. Dokumen external , meliputi : Peraturan perundangan dan pedoman-pedoman yang diberlakukan oleh kemenkes, dinkes prop/kab/kota dan organisasi profesi yang merupakan acuan bagi FKTP dalam menyelenggarakan administrasi manajemen. E. IMPLEMENTASI
Ini merupakan tahapan pelaksanaan dalam setiap elemen penilaian yang ada. Tahapan menentukan untuk proses akreditasi puskesmas. Jadi yang terdapat dalam elemen penilaian wajib dilakukan atau dikerjakan. Sembari melakukan kegiatan dalam elemen penilaian sekaligus penyiapan dokumen. Lama waktu pelaksanaan implementasi ini adalah 3 – 4 bulan. Implementasi ini dilakukan sesuai dengan kebijakan, manual mutu, pedoman, kerangka acuan dan SOP yang sudah di rencanakan dalam setiap elemen penilaian yang ada. Ringkasaannya dalam implementasi adalah dilakukan sosialisasi standar sesuai dengan elemen penilaian di tiap pokja, pelaksanaan kegiatan sesuai standar, berjalannya monitoring proses dan evaluasi. Dan sebagai tindaklanjutnya dapat pula dilakukan rapat tinjauan manajemen ( RTM ), tindakan perbaikan dan pencegahan dan inovasi pelayanan.
F.PENILAIAN PRA – SURVEY
Kegiatan ini merupakan tahapan ke 6 ( enam ) dalam proses akreditasi puskesmas. Pada tahapan ini tim pendamping akreditasi melakukan penilaian terhadap kesiapan puskesmas untuk di usulkan dilakukan penilaian akreditasi. Disamping itu juga untuk mengetahui upaya – upaya perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan di puskesmas. Setelah dilakukan penilaian ulang oleh tim pendamping akreditasi puskesmas, hasilnya dibahas dalam rapat dengan tim mutu puskesmas beserta kepala puskesmas. Kemudian di tentukan apakah sudah layak atau belum untuk di ajukan ke tahap survey akreditasi.