2.7 2.7
Tahaphap-ta taha hap p Ide Ident ntif ifik ikas asii Bit Bitee Mark Mark
1. Pend nda ahu hulu luan an Pendapat umum dari hampir semua odontologists adalah bahwa banyak
bekas gigitan yang terkait dengan kejahatan kekerasan yang tidak diketahui. Pemikiran ini berasal dari berbagai laporan statistik dari berbagai area di AS. Jelas bahwa forensik terlatih dalam yurisdiksi yang lebih besar dan lebih mampu menemukan bite mark . Ini mungkin mungkin bahwa masyarakat masyarakat yang yang lebih besar telah lebih terlatih terhadap keselamatan keselamatan dan kesehatan sendiri. Tidak ada demografi demografi formal aktivitas "bitting "bitting " antara wilayah geografis yang berbeda tetapi pada basis per kapita daerah metropolitan lebih besar menghasilkan kasus bite mark daripada daripada daerah dengan populasi yang lebih ke!il. Alasannya mungkin pelatihan yang lebih baik atau pengenalan terhadap hal ini lebih besar kesempatannya karena banyaknya lembaga atau rumah sakit. Tanggung Tanggung jawab untuk mengenali adanya bite mark biasanya mark biasanya ada di aparat penegak hukum atau staf medis di rumah sakit atau fasilitas kamar jenaah. Pengenalan terhadap bite mark manusia manusia adalah tugas pertama. #ambar $.% menunjukkan adaya tanda gigitan yang menunjukkan karakteristik gigi jelas. Parameter !edera fisik dapat diukur. &umah sakit dan lembaga penegakan hukum hukum mungkin mungkin sudah memiliki memiliki ke!urigaan ke!urigaan tentang luka tersebut tersebut dan dapat mengkonfirmasikan kepada dokter gigi yang ahli dalam bidang ini 'forensi!(. Setelah Setelah ditetapkan ditetapkan bahwa !edera memang bekas gigitan manusia manusia ahli akan mendok mendokume umentas ntasika ikan n luka luka terseb tersebut. ut. )angka )angkah h terakhi terakhirr adalah adalah perban perbandin dingan gan karakteristik gigitan dengan gigi orang*orang yang di!urigai sebagai pelaku. Sebagian Sebagian besar kasus kasus bite bite mark melibatkan melibatkan !edera pada kulit. Individu Individu yang telah mengalami kejadian tersebut bisa dalam kondisi yang masih hidup atau sud sudah mati. ati. +ala +alam m ked kedua kasu asus anal analis isis is bite bite mark mark adalah subjek untuk menunjukkan adanya proses penyembuhan dan , atau dekomposisi. Pelatihan dan
pengetahuan tentang pola gigitan pada kulit dan jaringan lunak diperlukan untuk men!apai penyelidikan yang handal terhadap kasus sehari*hari. Peneliti harus memiliki ke!urigaan dari setiap tanda atau memar yang memiliki karakteristik seperti yang disebabkan oleh gigi. Penentuan !edera sebagai !edera yang dihasilkan dari gigi manusia membutuhkan informasi yang penting. -onfirmasi selanjutnya yaitu dari saliva +A yang juga diperoleh dari pelaku tersebut untuk menguatkan hasil. 2. Dokumentasi +okumentasi lokasi bekas gigitan dan proses !etakan meliputi / a( 0otografi lokasi gigitan sebelum dan setelah mengambil !etakan b( Tanda yang menunjukkan !etakan !( 1atatan 3. Mengumpulkan dan Mengawetkan Bukti D!" dan Bukti #isik$
2(
3engumpulkan bukti fisik 'bite marks( meliputi/ '2( lokasi bite marks pada tubuh manusia '%( jumlah gigitan 'satu atau lebih( '$( waktu kejadian gigitan '4( gigitan dilakukan oleh orang dewasa anak*anak atau remaja '5( penampilan dari bite marks. '6( karakteristik pola gigitan
%(
3engumpulkan bukti +A dari saliva yang tertinggal dapat dilakukan dengan
!ara/ '2( four swab technique '%( pemotretan
'$( pen!etakan bite marks
%. Menentukan Profil #isik &igi dari Bukti bite marks$
Setelah semua bukti fisik 'bite marks( di kumpulkan dokter gigi forensik harus memberikan penilaian mengenai bukti yang ada. Selanjutnya dokter gigi forensik mengumpulkan orang*orang yang di!urigai lalu membuat 7dental profiling8 dari masing masing orang 'karakteristik gigitan(. -arakteristik gigitan pada setiap orang dewasa akan berbeda satu sama lain. 9al ini menjadi alasan mengapa tahap ini diperlukan. :rang*orang yang di!urigai di investigasi berdasarkan kasusnya dan 7dental profiling 8 di amati oleh odontologist. Tahap ini menggunakan bahan !etak untuk men!etak ukuran gigi dan rahang seseorang. ;jung in!isal gigi akan terlihat jelas pada pemotretan bukti fisik atau bukti otopsi. ;saha ini dilakukan untuk mengukur kemiripan antara bukti fisik dan orang*orang yang di !urigai. '. Inspeksi fisik gigi( re)iew( dan e)aluasi *ukti +ang dikenal tersangka$.
Agar model gigi tersangka didapat !etakan pertama diambil kemudian !ampuran batu dituangkan ke dalam !etakan lalu mengeras dan menjadi duplikat gigi yang bersangkutan. 0oto*foto !atatan yang tertulis atau direkam dan !etakan gigitan lilin akan diperlukan untuk menyelesaikan rekaman proses. Sampel +A yang diambil dari dalam mulut 'swab bukal( harus juga dianggap sebagai kumpulan bukti. Setelah semua bukti bitemark tersedia telah didokumentasikan dikumpulkan dan diinventarisasi dokter gigi forensik harus menganalisis.
Analisis perbandingan bitemark dilakukan setelah persyaratan dokumentasi telah terpenuhi. 3odel !etakan gigi suspek dibandingkan dengan foto perbesar
bitemark
bitemark
dengan rastio 2/2 'rasio seukuran(.. 9al pertama yang
dipertimbangkan adalah ukuran dan bentuk rahang. Apabila terdapat ketidaksesuaian maka suspek dapat di eliminasi. Analisis dilanjutkan apabila terdapat kesesuaian. amun pelaku dapat pula mengubah gigi aslinya dengan gigi artifisial untuk mengeliminasi dirinya sebagai suspek. Posisikan model gigi suspek sesuai dengan posisi bitemark . Inspeksi fitur dominan gigi geligi antara suspek dengan bitemark . Adanya kejanggalan dari identifikasi tidak dapat dibuktikan se!ara ilmiah dan harus dipertimbangkan bias. 1etakan gigitan lilin digunakan untuk membandingkan dengan bitemark meskipun tidak memiliki hubungan relevan dengan kulit harus diartikan sebagai prosedur subjektif. Transparansi overlay dapat dihasilkan komputer dari model dengan penekanan dari incisal edge dan !usp gigi. 9al ini dapat memfasilitasi proses perbandingan. &ektifikasi digital atau fotografi foto bitemark terdistorsi dianggap penting untuk mengontrol distorsi fotografi yang terlihat di T-P dengan gambar otopsi. Analisis perbandingan antara bitemark korban dengan teraan gigi suspek dapat menghasilkan/ 2( Pola fitur*fitur umum atau adanya hubungan antara
bitemark
dan gigi
tersangka. amun Setiap hubungan yang positif tidak !ukup untuk menyimpulkan tentang identitas penggigit tersebut. %( Tidak ada hubungan. $( Tidakmampu melakukan penentuan karena rendahnya bitemark . 7. Bukti D!" pada wa* ali)a dari
bite mark
kualitas
dan D!" tersangka
bukti
Adanya teraan gigitan berarti bahwa mulut pelaku telah berkontak dengan objek atau bagian yang digigit tersebut. -ontak tersebut akan meninggalkan bekas saliva. 9al ini menjadi sangat penting untuk identifikasi +A. Saliva mengandung sel*sel dari lapisan mukosa dalam mulut. Sel*sel tersebut berisi nukleus yang memiliki +A. Sel ini banyak ditemukan di dalam saliva dan dapat dijadikan sebagain informasi untuk identifikasi mengenai siapa atau apa yang menggigit korban. Selain itu dari hasil analisis +A didapat kromosom = apabila yang menggigitnya adalah seorang laki*laki atau kromosom >> apabila pelakunya adalah seorang perempuan.
. Pen+ampaian /asil "nalisis kepada Pihak Berwenang dan 0uasa /ukum "B#( 213$
Penyampaian laporan hasil analisis harus disusun menjadi seperti di bawah ini/ 2. Pendahuluan.
?. :pini
dapat meminta bukti tambahan.