DENTAL PRINT DAN ADOBE PHOTOSHOP SOFTWARE UNTUK MEMUDAHKAN IDENTIFIKASI BITE MARK
Disusun guna memenuhi tugas matakuliah forensic
Oleh
:
ARDIANSYAH NORMA DINATA NIM 071610101043
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2010
1. Sejarah Analisis Bite Mark
Dalam pertengkaran antara penyerang dan korban, ada kecenderungan untuk gigi yang akan digunakan sebagai senjata. Kadang-kadang hanya taktik defensif korban untuk menimbulkan cedera serius pada si penyerang misalnya dalam serangan seksual, termasuk pembunuhan seksual, perkosaan dan pelecehan seksual anak, para penyerang lebih sering menggigit korban mereka. Hal ini dapat dilihat sebagai ekspresi dominasi, kemarahan dan perilaku kebinatangan tidak banyak orang memiliki pandangan bahwa gigi dapat menjadi senjata kekerasan sehingga identifikasi melaui bekas gigitan jarang digunakan sampai
pada tahun 1890 mulai diakui di kalangan ilmiah. Sebuah
perkembangan dalam penyelidikan bekas gigitan di AS dimulai pada 1962 ketika diadakannya pelatihan khusus dalam forensik odontolgy di Angkatan Bersenjata Institut Patologi (AFIP) di Washington DC. Kemudian pada tahun 1970, ilmu gigi forensik menjadi bagian sebuah departemen di AAFS, dan diakui khusus dalam ilmu forensik. Pada tahun 1976, American Board of odontologi Forensik (ABFO) diselenggarakan. Ini merupakan langkah menuju profesionalisme di bidang odontologi forensik. 2. Bite Mark (TAnda-tanda gigitan)
Ilmu forensic mencakup beragam bidang, beberapa diantaranya termasuk analisis sidik jari, senjata api, alat analisis untuk menandai rambut, serat, dan analisis tanda gigitan atau Bite Marks. Diantara semua itu mungkin Bite Mark adalah yang paling controversial karena hamper sepenuhnya subyektif dan ada kelangkaan empiris, meskipun demikian pengadilan telah hamper secara universal menerima Bite Marks sebagai tanda bukti. Bite Mark merupakan lesi yang menunjukkan adanya abuse. Bite marks merupakan satu dari beberapa ekspresi visual dari anak yang sering mengalami abuse bias disebabkan karena sexual abuse dan physical abuse. Seorang dokter gigi dapat
memainkan peran sebagai forensic odontologis untuk mengevaluasi dan mendeteksi bite marks, dihubungkan dengan sexual dan physical abuse. Bite marks dengan bentruk ovoid atau elips dicurigai sebagai tanda echymosis, abrasi dan laserasi. Bite marks sebagai echymosis mempunyai daerah sentral yang disebabkan oleh dua fenomena, tekanan positif dan penggerindaan gigi dengan gangguan pada pembuluh darah dan tekanan negative dari pengisapan lidah.
Gambar : contoh lukagigitan pada lengan tangan korban
Bite marks harus dibedakan antara gigitan yang disebabkan oleh hewan atau gigitan yang disebabkan oleh manusia. Gigitan yang disebabkan oleh hewan seperti anjing atau hewan karnivora lainnya cenderung melakukan pencabikkan sehingga menimbulkan luka terbuka sedangkan gigitan manusia cenderung meninggalkan luka yang disebabkan oleh tekanan, seperti lecet, memar dan laserasi. Jarak normal antara gigi kaninus orang dewasa 2,5-4 cm, merupakan jarak pada gigi kaninus RA. Gigitan gigi kaninus merupakan gigitan yang paling menonjol dan dalam dari semua gigitan. Jika jarak antara gigi kaninus kurang dari 2,5 cm, gigitan disebabkan oleh anak kecil, jika
antara 2,5-3 cm disebabkan oleh remaja, jika lebih dari 3 cm disebabkan oleh orang dewasa. Tanda-tanda yang ditinggalkan oleh gigi pada seseorang dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu. Saat ini odontologists forensik telah menjadi cukup terampil mengidentifikasi bekas gigitan dan menghubungkannya kembali ke orang yang telah menimbulkan tanda. Namun, bekas gigitan bukan merupakan representasi akurat keseluruhan dari gigi, tetapi juga tergantung pada gerakan rahang dan penggunaan lidah. Rahang bawah bergerak dan merupakan salah satu yang memberikan kekuatan yang paling menggigit, sedangkan rahang atas biasanya memegang dan membentang kulit Jenis yang paling umum dari tanda gigitan adalah yang kontusio. Insisi akan memberikan tiga gambar terbaik dari dimensi gigi, jika avulsions dan artefak digabungkan, akan menghasilkan gambar tiga dimensi juga. Terdapat enam jenis akibat dari tanda gigitan yaitu : 1. perdarahan yang merupakan daerah terjadinya perdarahan kecil 2. abrasi yang merupakan undamaging pada kulit 3. memar yang merupakan adanya pembuluh darah yang pecah 4. laserasi kulit karena tertusuk atau robek 5. avulsion karena pengangkatan kulit 6. artefak yang merupakan terlepasnya bagian dari tubuh karena digigit. Kemudian terdapat klasifikasi lagi menjadi empat derajat kekerasan, yang bila dianalisis dapat membantu untuk mencatat jenis kekerasan yang diberikan antara lain : 1. signifikan tekanan 2. bekas pertama tekanan 3. kekerasan tekanan 4. kulit keras robek dari tubuh
Gambar : Contoh gigitan pada lengan yang telah diidentifikasi dan diketahui gigi apa saja yang terlibat
3. Analisis Bite Marks
Perlu dilakukan analisis bite marks tersebut untuk identifikasi dan memudahkan dalam mengenali siapa pelakunya, oleh karena itu analisis yang akurat sangatlah penting untuk menghindari terjadinya kesalahan tuduhan terhadap pelaku kekerasan yang meninggalkan jejak bite marks. Validasi tentang software digital dental print didapatkan
dengan melakukan
eksperimen pada kulit babi, kemudian difoto dengan pedoman ABFO untuk pengumpulan bukti.
tahap selanjutnya dilakukan scan dalam 3D dan 2D dan
dibandingkan dengan overlays menggunakan software Dental Print dan Adobe Photoshop Digital fotografi dari bite marks eksperimental dibandingkan oleh dua pemeriksa yang berbeda untuk menganalisa efek kedepannya dengan dua metode tersebut. Receiver karakteristik operasi (ROC) untuk analisis, sensitivitas, spesifisitas, dan 95% percaya interval untuk penghitungan setiap titik potong. Pemeriksa ahli menggunakan DentalPrint memperoleh hasil terbaik, dengan luas di bawah kurva ROC 0,76 (SE 5 0,057; CI at 95% = 0,652-0,876). Nilai spesifisitas yang cukup tinggi ditemukan untuk Dental Print Oleh karena itu, hasil yang disajikan disini menunjukkan bahwa Dental Print adalah alat, yang berguna akurat untuk tujuan forensik, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut pada proses perbandingan untuk meningkatkan validitas analisis bite marks.
Gambar : perbandingan overlay generation dari gambar 3D dental cast dengan software Dental Print
Departemen Kedokteran Forensik dan ilmu gigi Forensik Universitas Granada Spanyol menggambarkan prosesnya. Secara singkat, prosedurnya sebagai berikut : cetakan gigi discan dengan scanner kontak-jenis 3D (3D Picza Scanner) Model PIX-3, Roland DG Corp, Shizuoka, Jepang). Gambar 3D tersebut dikonversikan ke dalam software Dental Print dan dilakukan pemrosesan. Perbandingan overlays gambar 3D dari dental cast diperoleh dalam tiga langkah.
Pertama, gigi yang terlibat dalam gigitan
diidentifikasi. Langkah kedua, kontak plane diperoleh dari tiga poin tertinggi yang terdeteksi di daerah yang ditetapkan dalam gambar 3D dari dental cast. Akhirnya, gigitan yang tajam dapat diperoleh dengan Dental Print dan kemudian dapat dicetak pada film asetat transparan atau dikonversi menjadi bmp file. Perbandingan overlay juga dihasilkan dengan AdobePhotoshop.
Gambar : Experimental studi bite mark. Satu contoh bite mark fotografi ( a) overlay generation gambar 3D dari dental cast dengan Dental Print (b dan c) dan proses perbandingan yang akhir (d).
Untuk analisis statistiknya, menggunakan Receiver karakteristik operasi (ROC) analisis untuk menentukan akurasi dari metode ini. Kurva ROC menggabungkan konsep sensitivitas dan spesifisitas ke dalam ukuran tunggal akurasi, didefinisikan sebagai area di bawah kurva ROC. Karena itu dianggap mencerminkan kemampuan pemeriksa untuk mengenali dengan benar gigi yang membuat bekas gigitan. Sensitivitas, juga disebut fraksi positif benar (TPF), didefinisikan sebagai proportion identifikasi gigi-gigi yang membuat tanda gigitan. Dalam analisis ROC, terdapat fraksi positif palsu (FPF), yaitu, jumlah yang salah diidentifikasi dan merupakan komplemen dari spesifisitas. ROC digunakan analisis untuk grafik hubungan timbal balik antara sensitivitas dan spesifisitas dihitung dari semua ambang batas yang mungkin Hasil dari perbandingan oleh pemeriksa ahli yang menggunakan DentalPrint untuk menghasilkan perbandingan area di bawah kurva ROC
Daerah di bawah kurva menyediakan parameter yang
obyektif akurasi diagnostik dari uji yang jauh lebih unggul untuk membandingkan kombinasi tunggal sensitivitas dan spesifisitas. Dalam analisis tanda gigitan, dua bahan eksperimen yang berbeda dapat digunakan untuk mempelajari efektivitas kasus forensik nyata atau simulasi kasus. Perangkat lunak menghasilkan overlay perbandingan dan menghindari bias yang melekat dalam subjektivitas pengamat, sebagaimana seluruh prosedur untuk overlay menghasilkan secara otomatis.
Darftar Pustaka
Martin-de las Heras Stella, et all. 2007. Effectiveness of Comparison Overlays
Generated with DentalPrintr Software in Bite Mark Analysis. J Forensic Sci. Metcalf et al . 2010. Bite This! The Role of Bite Mark Analysis in Wrongful Convictions. Tarrant County Medical Examiner’s Office. Salamiah, Siti. 2009. Child Abuse. Ilmu Kedokteran Gigi Anak Universitas Sumatera Utara : Medan. Sampurna, Budi. 2009. Kedokteran Forensik ILmu dan Profesi. Universitas Indonesia : Jakarta. R,Lessig, Wenzel V, dan Weber M. 2006. Bite mark analysis in forensic routine case work. Institute of Legal Medicine of the University of Leipzig, Johannisallee 28, D-04103 Leipzig : Germany www.forensicresources.co.uk