JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA-SEMISOLIDA
KELOMPOK : 6 A
SHIFT : Reguler A
SOAL : Suspensi Cair Zink Oxide 0,8 gram/100 mL
I. Latar Belakang
Dalam bidang industri farmasi, farmasi, perkembangan tekhnologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukkan dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan penigkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau mengganggu dari efek farmakologis zat z at aktif obat. Sekarang ini banyak bentuk sediaan obat yang dijumpai di pasaran antara lain : dalam bentuk sediaan padat seperti pil, tablet, tab let, kapsul, suppositoria. Dalam bentuk sediaan setengah padat seperti Krim, Salep. Dalam bentuk cair seperti Sirup, Eliksir, Suspensi, Emulsi dan lain-lain. Suspensi merupakan salah satu contoh dari bentuk sediaan cair yang secara umum dapat diartikan sebagai suatu system disperse kas yang terdiri atas bahan padat tidak larut tetapi terdispersi merata ke dalam pembawanya. Bentuk suspense yang dipasarkan ada 2 macam, yaitu suspensi siap pakai atau suspensi cair yang langsung bisa diminum, dan suspensi yang dilarutkan terlebih dahulu ke dalam cairan pembawanya, suspensi benuk ini digunakan untuk zat aktif yang kestabilannya dalam air kurang baik dan sebagai pembawa dari suspensi yaitu berupa air dan minyak. Alasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair, mudah diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada anak-anak, untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat. Zinc Okside (ZnO) merupakan suatu zat aktif yang memiliki efek antiseptikum lokal. Sehingga dalam hal ini akan dibuat suspensi cair dengan pemakaian topikal. Dengan demikian sangatlah penting bagi seorang farmasis untuk mengetahui dan mempelajari pembuatan sediaan dalam bentuk suspensi yang sesuai dengan persyaratan suspensi yang
ideal ataupun stabil agar selanjutnya dapat diterapkan pada pelayanan kefarmasian dalam kehidupan masyarakat.
1I Preformulasi a. Zat Aktif (Zinc Oxide) Struktur kimia
Rumus molekul Nama kimia Sinonim Berat molekul Pemerian
pH larutan pKa
ZnO (Depkes RI, 1995) Zinc oxide; Flowers of zinc; Zinc white; Zincoid Zinc putih, Calamine, wol filsuf, putih Cina, bunga seng. 81.4084 (DepkesRI, 1995) Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, lambat laun akan menyerap karbondioksida dari udara. (DepkesRI, 1995) Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam encer, asam mineral, ammonia, ammonium karbonat dan larutan alkali hidroksida. Dalam air 0,16 mg/100 mL (30 ° C). (DepkesRI, 1995) 6,95 -
Massa Jenis
5,606 g/mol
Titik lebur
1975 ° C
Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Kegunaan Wadah dan
Panas : jika dipanaskan dengan kuat, terjadi warna kuning yang akan hilang pada pendinginan. Udara : Ketika kontak dengan udara, ZnO perlahan menyerap uap lembab dan CO2
penyimpanan
langsung.
Kelarutan
Sebagai aditif dalam berbagai bahan dan produk Wadah tertutup rapat dan hindarkan terkena sinar matahari secara
Kesimpulan : Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : basa Bentuk sediaan: suspensi cair Kemasan : b. Eksipien (zat tambahan) b.1 Propilen glikol
Struktur kimia
pH larutan pKa
(Rowe, 2009) C3H8O2. (Depkes RI, 1979) 1,2-Propanediol (Rowe, 2009) 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methylethyleneglycol; methyl glycol; propane-1,2-diol; propylenglycolum. (Rowe, 2009) 76,10 (Depkes RI, 1979) Cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak berbau; rasa agak manis; higroskopis. (Depkes RI, 1979) Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak. (Depkes RI, 1979) -
Titik lebur
59° C. (Rowe, 2009)
Konstanta Dielektrik
-
Bobot jenis
1,035 sampai1,037 g. (Depkes RI, 1979)
Rumus molekul Nama kimia Sinonim
Berat molekul Pemerian Kelarutan
Stabilitas Panas spesifik 2.47 J / g (0.590 kal / g) pada 20°C. (Rowe, 2009) Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Inkompatibilitas Inkompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium permanganat. (Rowe, 2009) Kegunaan Zat tambahan, pelarut. (Depkes RI, 1979), Pengawet antimikroba; desinfektan; humektan; plasticizer; pelarut; menstabilkan agen; tercampur air cosolvent. (Rowe, 2009)
Wadah dan penyimpanan
b.2. Metil Paraben
(Rowe, 2009) Dalam wadah tertutup baik. (Depkes RI, 1979)
Struktur kimia
pH larutan pKa
(Rowe, 2009) C8H8O3(Rowe, 2009) Methyl-4-hydroxybenzoate (Rowe, 2009) Aseptoform M; CoSept M; E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; metagin; Methyl Chemosept; methylis parahydroxybenzoas; methyl p-hydroxybenzoate; Methyl Parasept; Nipagin M; SolbrolM; Tegosept M; Uniphen P-23. (Rowe, 2009) 152,15 (Rowe, 2009) Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa; kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. (Depkes RI, 1979) Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) dan dalam 60 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. (Depkes RI, 1979) 8,4 pada 22°C (Rowe, 2009)
Titik lebur
125°C - 128° C (Rowe, 2009)
Konstanta Dielektrik
-
Bobot jenis
-
Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya
Larutan berair dari methyl paraben pada pH 3-6 dapat disterilkan oleh autoklaf pada 120°C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan berair pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sementara larutan berair pada pH 8 atau di atas, dapat terhidrolisis cepat (10% atau lebih setelah sekitar 60 penyimpanan hari pada suhu kamar) (Rowe, 2009) Tidak kompatibel dengan bahan lain, seperti bentonit, magnesium trisilikat, bedak, tragakan, natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin, telah dilaporkan. Hal ini juga bereaksi dengan berbagai gula dan gula alkohol terkait. (Rowe, 2009)
Rumus molekul Nama kimia Sinonim
Berat molekul Pemerian
Kelarutan
Inkompatibilitas
Kegunaan
Pengawet, antimikroba. (Rowe, 2009)
Wadah dan
(Rowe, 2009) Dalam wadah tertutup baik. (Depkes RI, 1979)
penyimpanan b.3. Tween 80 Struktur kimia
Rumus molekul Nama kimia Sinonim
Berat molekul Pemerian Kelarutan
(Rowe, 2009) C64H124O26 (Rowe, 2009) polioksietilen 20 sorbitan monooleat Atlas E; Armotan PMO 20; Capmul POE-O; Cremophor PS 80; Crillet 4; Crillet 50; Drewmulse POE-SMO; Drewpone 80K; Durfax 80; Durfax 80K; E433; Emrite 6120; Eumulgin SMO; Glycosperse O-20; Hodag PSMO-20; Liposorb O-20; Liposorb O20K; Montanox 80; polyoxyethylene 20 oleate; polysorbatum 80; Protasorb O-20; Ritabate 80; (Z)-sorbitan mono-9-octadecenoate poly(oxy1,2-ethanediyl) derivatives; Tego SMO 80; Tego SMO 80V; Tween 80 (Rowe, 2009) 1310 (Rowe, 2009) Berwujud cair, berwarna kekuningan dan berminyak, memiliki aroma yang khas, dan berasa pahit (Rowe, 2009)
pH larutan pKa
Larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam minyak mineral. 6,0-8,0 untuk 5% b / v larutan berair (Rowe, 2009) -
Titik lebur
1975 °C (Rowe, 2009)
Konstanta Dielektrik
-
Bobot jenis
-
Stabilitas
Polysorbates stabil untuk elektrolit dan asam lemah dan basa;
saponifikasi bertahap terjadi dengan asam kuat dan basa. Ester Panas Hidrolisis/oksidasi oleicacid sensitif terhadap oksidasi. Polysorbates adalah higroskopis dan harus diperiksa kadar air sebelum digunakan dan Cahaya dikeringkan jika diperlukan. Juga, sama dengan surfaktan polioksietilena lain, penyimpanan lama dapat menyebabkan pembentukan peroksida. Polysorbates harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering (Rowe, 2009) Inkompatibilitas Perubahan warna dan / atau pengendapan terjadi dengan berbagai zat, khususnya fenol, tanin, ter, dan bahan tarlike. Aktivitas antimikroba dari pengawet paraben berkurang dengan adanya polysorbates (Rowe, 2009) Kegunaan Zat pembasah, emulgator, dan peningkat kelarutan, serta peningkat penetrasi (Rowe, 2009)
Wadah dan
(Rowe, 2009) Dalam wadah tertutup rapat (Rowe, 2009)
penyimpanan b.4. Pipermint Oil Struktur kimia Rumus molekul Nama kimia
C10H20O Oils,essential, peppermint;Oils, peppermint;BT Mint 995888; Essential oils, Mentha piperita;Essential peppermint oil;Mentha piperita leafoil;Mentha piperita oil;Oil of peppermint Sinonim Menthae Piperitae Aetheroleum, Oleum Menthae Piperitae Berat molekul Pemerian Warna kuning atau kuning kehijauan dengan karakteristik mempunyai aroma yang menyejukkan, cairan ini terdiri dari menthol, menthon, menthil asetat dan terpen Kelarutan 1: 4 bagian alkohol (70 %) dan 1:0,5 alkohol 90 % tidak larut dengan dehidrat alkohol, warnanya menjadi gelap dan menjadi kental selama penyimpanan pH larutan pKa Titik lebur Konstanta Dielektrik -
Bobot jenis Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Kegunaan Wadah dan penyimpanan
0,897-0,910 g -
Sebagai Pengaroma Temperaturnya tidak lebih dari 25°C. Hindari dari cahaya
b.5 Aquadest
Struktur kimia
Rumus molekul Nama kimia Sinonim Berat molekul Pemerian Kelarutan pH larutan pKa
H2O (Depkes RI, 1979) Hidrogen Oksida (Rowe, 2009) Air (Depkes RI, 1979) 18,02 (DepkesRI, 1979) Cairan jernih; Tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa. (DepkesRI, 1979) Larut dengan kebanyakan pelarut polar. (DepkesRI, 1979) -
Titik lebur
0° C (Rowe, 2009)
Konstanta Dielektrik
D 25 = 78,54 (Rowe, 2009)
Bobot jenis
0,9971 pada 25°C. (Rowe, 2009)
Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya
Panas spesifik (cair) 4,184 J / g / °C (1.00 kal / g / °C) pada 14°C. Stabil di Udara (Depkes RI, 1995). Air secara kimiawi stabil dalam semua keadaan fisik (es, cair, dan uap). Air meninggalkan sistem pemurnian farmasi dan memasuki tangki penyimpanan harus memenuhi persyaratan tertentu. Tujuan ketika merancang dan mengoperasikan penyimpanan dan distribusi sistem adalah untuk menjaga air dari melebihi batas yang diijinkan selama penyimpanan. Secara khusus, penyimpanan dan distribusi sistem harus memastikan air yang dilindungi terhadap ion dan organik kontaminasi, yang akan menyebabkan peningkatan konduktivitas dan karbon organik total, masingmasing. Sistem ini juga harus dilindungi terhadap masuknya fisik partikel asing dan mikroorganisme sehingga pertumbuhan mikroba dicegah atau diminimalkan. (Rowe, 2009)
Inkompatibilitas
Kegunaan
Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis (penguraian dengan adanya air atau uap air) pada suhu kamar dan tinggi. Air dapat bereaksi dengan logam alkali dan cepat dengan logam alkali dan oksida mereka, seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai komposisi, dan dengan bahan organik tertentu dan kalsium karbida. (Rowe, 2009) Sebagai pelarut (Depkes RI, 1979)
Wadah dan
(Rowe, 2009) Dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979)
penyimpanan
b.6. CMC-Na Struktur kimia
(Rowe, 2009) Rumus molekul Nama kimia Sinonim
Berat molekul Pemerian Kelarutan
Cellulose, carboxymethyl ether, sodium salt Akuacell; Aquasorb;Blanose; cellulose gum; CMC sodium; E466; Finnfix; nymcel ;SCMC; sodium carboxymethylcellulose; sodium cellulose glycolate; sodium CMC;Tylose CB. (Rowe, 2009) serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik (Depkes RI, 1979) Mudah terdis persi dalam air membe ntuk laruta n koloidal; tidak larut dalam etanol dan dalam pelarut
pH larutan pKa
organik lain. (Rowe, 2009) 6 – 8 for a 1.2% w/v aqueous dispersion (Rowe, 2009) 4,30 (Rowe, 2009)
Titik lebur
Browns pada sekitar 227°C, dan karakter di sekitar 252°C (Rowe, 2009)
Konstanta Dielektrik
-
Bobot jenis
-
Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Inkompatibilitas
Bersifat stabil meskipun bahan yang tidak higroskopik dalam bentuk larutan stabil pada pH 2 – 10, secara umum stabilitas dalam larutan berkisar pada pH 7-9. (Rowe, 2009)
Kegunaan
Tidak bercampur dengan asam kuat, logam seperti Alumunium presipitas terjadi pada pH<2 dan ketka tercampur dengan etanol (95%) P Na-CMC dapat membentuk kompleks dengan gelatin dan pectin (Rowe, 2009) zat tambahan, Emulgator alam (Rowe, 2009).
Wadah dan
(Rowe, 2009) Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1995)
penyimpanan b.7 Asam Sitrat Struktur kimia
Rumus molekul Nama kimia Sinonim Berat molekul Pemerian
(Rowe, 2009) C6H8O7 (Depkes RI, 1995) 2-Hydroxy-1,2,3-propanetricarboxylic acid monohydrate (Rowe, 2009) Acidum citricum monohydricum; E330; 2-hydroxypropane-1,2,3tricarboxylic acid monohydrate. (Rowe, 2009) 210,14 (Rowe, 2009) hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat
pH larutan pKa
asam (Depkes RI, 1995). sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter (Depkes RI, 1995). 2,2 (Rowe, 2009) 3,128; 4,761; 6,396 (Rowe, 2009).
Titik lebur
153° C (Rowe,2009)
Konstanta Dielektrik
-
Bobot jenis
-
Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya Inkompatibilitas
Asam sitrat kehilangan air kristal di udara kering atau ketika dipanaskan sampai sekitar 408C. Hal ini sedikit deliquescent di udara lembab. Encerkan larutan asam sitrat dapat memfermentasi pada berdiri (Rowe, 2009)
Kelarutan
Asam sitrat tidak kompatibel dengan kalium tartrat, alkali dan karbonat alkali tanah dan bikarbonat, asetat, dan sulfida. Tidak kompatibel juga mencakup zat pengoksidasi, basa, zat pereduksi, dan nitrat. Hal ini berpotensi meledak dalam kombinasi dengan logam nitrat. Pada penyimpanan, sukrosa dapat mengkristal dari sirup dengan adanya asam sitrat (Rowe,2009).
Kegunaan
Wadah dan
(Hope, 2009) Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1995).
penyimpanan II. Permasalahan Farmasetika 1. Sediaan yang dibuat untuk pemakaian yang berulang, maka akan mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme. 2. Zat aktif (Zinc Oxide) tidak larut dalam air dan etanol namun larut dalam asam mineral, sedangkan bahan pembasah (tween 80) larut dalam air dan etanol namun tidak larut dalam asam mineral. III.Penyelesaian Masalah 1. Agar tidak mudah terkontaminasi mikroorganisme digunakan metil paraben sebagai bahan pengawetnya. 2. Bahan pembasah dan zat aktif tidak langsung dicampurkan bersamaan.
IV. Pendekatan Formula (Formula Yang Diusulkan) NO. Bahan Jumlah Fungsi Bahan 1 Zinc Oxide 0,8 gram/100mL Zat Aktif
Alasan Penambahan Sebagai zat aktif
2 3
Tween 80 CMC-Na
0,1 % 1%
4
Pipermint Oil
20 tetes = 1 mL
Pembasah Suspending agent Pengaroma
5
Metil Paraben
0,2%
Pengawet
6 7 8
Propilen Glikol Asam Nitrat Aquadest
10%
Anti cap-locking Pelarut Pelarut
V.
Ad. 100%
Perhitungan
1. Tween 80 2. CMC-Na 3. Metil Paraben 4. Propilen Glikol
VI. Penimbangan NO. Bahan
1
Zinc Oxide
2 3 4 5 6 7 8
Tween 80 CMC-Na Pipermint Oil Metil Paraben Propilen Glikol Asam Nitrat Aquadest
Jumlah dalam formula 0,8 gram, 100 mL 0,1 % 1% 0,2 % 10 % Ad. 100 mL
Jumlah penimbangan 0,8 gram 0,1 mL 1 mL 20 tetes 0,2 gram 10 mL
Sebagai Pembasah Sebagai Suspending Agent Karna sebagai obat ora, agar obat tersebut terdapat rasa yang enak. Sebagai pengawet (antimikroba) Pelarut metil paraben Pelarut zat aktif Pelarut Suspensi
VII.
Prosedur Pembuatan
1. Pengembangan CMC-Na Ditimbang sejumlah 0,1 gram CMC-Na Dikembangkan dengan air panas 100 mL
2. Penambahan zat pembasah dan suspending agent Tween 80 diencerkan dengan air mendidih Bahan pembasah ditambahkan ke dalam Zink Oxide yang telah dilarutkan ke dalam Asam Nitrat sedikit demi sedikit sampai homogen dalam mortir Larutan CMC-Na ditambahkan perlahan ke dalam mortir sampai homogen
3. Pembuatan Suspensi Zink Oxide Meil Paraben dilarutkan dalam propilen glikol Ditambahkan ke dalam sediaan Pipermint Oil dilarutkan dalam alkohol dan ditambahkan ke dalam sediaan. Add sediaan hingga 100 mL.
VIII. Evaluasi Suspensi No
1
2
3
Jenis evaluasi
Prinsip evaluasi
Uji organoleptis Pengamatan secara (warna, bau, visual. rasa dan kejernihan) Uji pH suspensi Menentukan pH larutan dengan pHmeter yang telah dibakukan dengan larutan dapar tertentu. Uji kecepatan Berdasarkan sedimentasi kecepatan partikel dalam pengendapan partikel suspensi dalam suspensi akibat adanya gaya gravitasi bumi setelah didiamkan selama waktu tertentu (10’, 20’, 30’, 60’, 2 jam, 1 hari, 3 hari) dengan menghitung rasio tinggi endapan yang terbentuk setelah
Jumlah sampel 1
1
1
Hasil pengamatan
Syarat
4
5
6
7
waktu tertentu dengan tinggi sediaan awal. Penetapan Mengukur diameter ukuran partikel partikel fasa dan distrbusi terdispersi dalam ukuran partikel suspensi dan pasa terdispersi distribusi ukurannya. Penentuan Menentukan densitas densitas larutan larutan dengan (FI IV, 1030) menimbang massa larutan sebanyak volume tertentu (10 mL) dengan piknometer yang kemudian dibandingkan dengan cairan yang telah diketahui densitasnya (aquadest) pada suhu tertentu Penentuan Mengukur tekanan viskositas dan geser suspensi pada sifat aliran beberapa kecepatan suspensi putar tertentu. dengan alat Brokefield Uji stabilitas Sediaan disimpan sediaan pada temperatur kamar untuk mengamati lamanya stabilitas sediaan.
1
1
2
1
IX. Daftar Pustaka
Depkes RI,1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Depkes RI,1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat . Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Rowe, Raymond C., Sheskey, Paul J., Quinn, Mariann E., 1986. Handbook of Pharmaceutical Excipients. America : APHA