BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi akseptis, sehingga bahan-bahan tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali. Pada mulanya, orientasi tekhnik kultur jari jaringan ngan hanya hanya pada pembukt pembuktian ian teori teori totipo totipoten tensi si sel. sel. Kemudi Kemudian an teknik teknik kultur kultur jaringan menjadi sarana penelitian di bidang fisiologi tanaman. Dewasa ini, setelah banyak mengalami perkembangan dan penyempurnaan, tekhnik kultur jaringan telah dipergunakan dalam industri tanaman. Keberhasilan dalam penggunaan metode kultur jaringan, sangat tergantung pada pada media media yang yang diguna digunakan. kan. Media Media kultur kultur jaring jaringan an tanama tanaman n menyed menyediak iakan an tidak tidak hanya hanya unsurunsur-uns unsur ur hara hara dan mikro, mikro, tetapi tetapi juga juga karboh karbohidr idrat at yang yang pada umumny umumnyaa berupa gula gula untuk menggantikan karbon yang biasanya didapat dari atmosfer melalui fotosintesis. Keberha Keberhasil silan an pertam pertamaa dalam dalam kultur kultur in vitro vitro dicapa dicapaii dalam dalam prakte praktek k kultur kultur organ. Menurut Shabde- Moses & Murashige (1979), Hanining, pada tahun 1904 telah berhasil mendapatkan mendapatkan kecambah kecambah tanaman tanaman jenis crucifer crucifer dari embrio-embrio embrio-embrio yang diisolasi dari biji yang belum matang (immature). Pertumbuhan organ yang tidak terbatas di dalam kultur in vitro, pertama diperhatikan oleh White dalam kultur akar tomat sekitar tahun 1934. Kultur organ merupakan topik yang penting dalam penelitian antara tahun 1904-1960. setelah itu penelitian dalam bidang ini berkurang, kecuali kultur pucuk atau meristem. Kultur pucuk atau meristem mempunyai aspek praktis sebagai cara memperbanyak klon yang cepat dan bebas penyakit. Dewasa ini kultur meristem sudah merupakan
I.2 Tujuan •
Mengetahui pengaruh media MS terhadap pertumbuhan pada Dendrobim pada Dendrobim lilypride pada proses perbanyakan
•
Mengetahui perbedaan pengaruh zat pengatur tumbuh pada IAA, NAA, IBA,dan BAP pada media perakaran
•
Mengetahui media yang baik untuk pertumbuhan Dendrobium schulery pada proses aklimatisasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tahapan Kultur Jaringan
A. Pemilihan Pemilihan dan Penyiapa Penyiapan n Tanaman Tanaman Induk Sumber Sumber Eksplan Eksplan Sebelum melakukan kultur jaringan untuk suatu tanaman, kegiatan yang per perta tama ma haru haruss dila dilaku kuka kan n
adal adalah ah memi memili lih h
tana tanama man n
indu induk k yang yang hend hendak ak
diperbanyak. Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya, serta harus sehat dan bebas dari hama penyakit. Setelah ditentukan tanaman induk yang merupa merupakan kan sumber sumber ekspla eksplan, n, kegiat kegiatan an beriku berikutny tnyaa adalah adalah memper mempersia siapka pkan n dan mengondisik mengondisikan an tanaman tanaman induk sedemikian sedemikian rupa agar eksplan eksplan yang digunakan tumbuh baik pada waktu dikulturkan secara in vitro. Pent Pentin ingn gnya ya ling lingku kung ngan an tana tanama man n indu induk k yang yang lebi lebih h higi higien enis is untu untuk k mendap mendapatk atkan an ekspla eksplan n yang yang lebih lebih berkua berkualit litas as dan lebih lebih bersih bersih terbukt terbuktii pada pada pembiakan pembiakan in vitro berbagai tanaman tropis, tropis, seperti seperti jati, jati, pisang, pisang, anggrek, anggrek, vanili, vanili, dan pepaya. Tanaman sumber eksplan sebaiknya dikondisikan di rumah kaca atau rumah plastik. Pemeliharaan yang diperlukan meliputi pemangkasan, pemupukan, dan penyemperotan dengan pestisida (Fungisida, bakteriosida, dan insektisida), sehingga tunas baru yang tumbuh menjadi lebih bersih dan sehat dari kontaminan. kon taminan. Di samping mengusahakan lingkungan tanaman yang lebih bersih dan higienis, perubahan status fisiologi tanaman induk sumber eksplan kadang-kadang perlu diperlukan, seperti memanipulasi parameter cahaya, suhu, dan zat pengatur tumbuh tumbuh.. Manipu Manipulas lasii terseb tersebut ut bisa bisa dilakuk dilakukan an dengan dengan mengon mengondis disika ikan n tanama tanaman n induk dengan fotoperiodisitas fotoperiodisitas san temperatur temperatur tertentu untuk mengatasi mengatasi dormansi serta penambahan ZPT seperti sitokininuntuk merangsang tumbuhnya mata tunas baru dan untuk meningkatkan reaktivitas eksplan pada tahap inisiasi kultur.
B. Inis Inisia iasi si Kultu Kultur r Tujuan utama tahap ini adalah mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik. Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari mikroorgani mikroorganisme sme yang tidak diinginkan. diinginkan. Untuk mendapatkan mendapatkan kultur
yang bersih dari kontaminasi, eksplan harus disterilisasi. Sterilisasi merupakan upay upayaa untu untuk k mengh menghil ilan angk gkan an kont kontam amin inas asii mikr mikroo oorg rgan anis isme me yang yang mene menemp mpel el diper dipermu muka kaan an ekspl eksplan an.. Bebe Bebera rapa pa bahan bahan kimi kimiaa yang yang dapat dapat digu diguna nakan kan untuk untuk mensterilkan permukaan eksplan adalah NaOCl, CaOCl2, etanol, dan HgCL2. steril sterilisa isasi si dan penanga penanganan nan ekspla eksplan n secara secara lebih lebih rinci rinci dijela dijelaska skan n dalam dalam bab berikutnya. Masala Masalah h yang yang sering sering dihada dihadapi pi pada pada kultur kultur tahap tahap ini adalah adalah terjad terjadiny inyaa pencoklatan atau penghitaman bagian eksplan. Pada waktu jaringan terkena sters mekanik, seperti perlukaan pada waktu proses isolasi eksplan dari tanaman induk atau proses proses sterilisas sterilisasii eksplan, eksplan, metabolism metabolismee senyawa senyawa berfenol berfenol ini sering sering bersifat bersifat toksik toksik,, mengham menghambat bat pertum pertumbuha buhan, n, atau atau bahkan bahkan memati mematikan kan jaring jaringan an ekspla eksplan. n. Untuk mengatasi mengatasi pencoklatan pencoklatan di bagian eksplan, eksplan, pengondisian pengondisian tanaman induk di lingkungan yang bersih (sehat) pada tahap ini sangat membantu, karena tidak diperl diperlukan ukan steril sterilisa isasi si yang yang terlal terlalu u kuat. kuat. Untuk Untuk mengat mengatasi asi atau atau mengur mengurang angii pen pencok cokla lata tan n atau atau pengh penghit itam aman an jari jaringa ngan, n, Geor George ge dan dan Sher Sherri ring ngto ton n (198 (1984) 4) menyarankan beberapa tindakan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1.
mengu engurrangi angi dan dan meny menyerap erap seny senyaw awaa fenol fenol yan yang g diha dihassilka ilkan n deng dengan an
perlakuan arang aktif atau PVP(polyvinylpyrrolidone) 2.
memo memodi difi fika kasi si pot poten ensi sial al red redok okss deng dengan an mer meren enda dam m atau atau men menam amba bahk hkan an
antioksidan atau agen pereduksi ke dalam media. zat yang bisa digunakan di antaranya campuran antara asam sitrat dan asam askorbat. 3.
Meng Mengha hamb mbat at akti aktivi vittas enzi enzim m fenol enolas asee deng dengan an agen agen peng pengel elat at sepe sepeet etii
EDTA EDTA (eth (ethyl ylen enee
diam diamin inee
tetr tetraa aace ceti ticc
acid acid), ), DIEC DIECA( A( sodiu odium m
diet diethy hyll
dithiocarbamate), 8-HQ (8- hydroxyquinoline) dan phenylthiourea. 4.
Meng Mengur uran angi gi akti aktivi vita tass fenol fenolas asee dan kete keters rsed edia iaan an subs substr trat atny nyaa denga dengan n
cara perlakuan pH rendah dan inkubasi pada ruang gelap 5.
menggunakan media tanpa Cu2+ dan Fe3+ pada tahap awal
pengulturan eksplan, karena kedua ion ini berperan awal dalam oksidasi fenol. Jika pencoklatan sudah teratasi, eksplan dapat dipindahkan ke media normal yang dilengkapi dengan kedua ion tadi.
C. Multifikas Multifikasii atau atau Perbanyakan Perbanyakan Propagul Propagul Pada prinsipnya, tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu tertentu sehingga sehingga sewaktu-wakt sewaktu-waktu u bisa dilanjutkan dilanjutkan untuk tahap berik berikutn utnya. ya. Pada Pada tahap tahap ini perban perbanyak yakan an tunas tunas dirangs dirangsang, ang,umu umumny mnyaa dengan dengan mendo mendoro rong ng perc percab aban angan gan tuna tunass late latera rall atau atau mera merang ngsa sang ng pe,be pe,bent ntuk ukan an tuna tunass advekt advektif. if. Kondisi Kondisi ini memerl memerluka ukan n sitoki sitokinin nin sepert sepertii BA, 2-iP, 2-iP, kineti kinetin, n, atau atau zhidiozuron. Cara pemakaiannya, eksplan yang hidup dan tidak terkontaminasi (aseptik) dari tahap inisiasi kultur dipindahkan auat disupkulturkan ke media yang menga mengand ndung ung sito sitoki kini nin. n. Prop Propagu agull yang yang diha dihasi silk lkan an dalam dalam juml jumlah ah berli berlipa patt disubkulturkan terus secara berulang-ulang sampai dicapai jumlah propagul yang dihar diharap apkan kan.. Sete Setela lah h itu, itu, tuna tunass mikr mikro o yang yang diha dihasi silk lkan an dapat dapat diak diakar arkan kan dan dan diaklimatisasi. Subkul Subkultur tur dapat dapat dilakuk dilakukan an bebera beberapa pa kali kali sampai sampai jumlah jumlah tunas tunas yang yang dihasi dihasilka lkan n sesuai sesuai dengan dengan yang yang kita kita dihara diharapka pkan, n, tanpa tanpa mengor mengorban bankan kan kualit kualitas as tunas. tunas. Subkul Subkultur tur yang yang terlal terlalu u banyak banyak dapat dapat menuru menurunkan nkan mutu mutu tunas, tunas, seperi seperi terjadinya terjadinya vitrifika vitrifikasi si
(suatu (suatu gejala gejala ketidak ketidaknormal normalan an fisiiol fisiiologis) ogis) dan aberas aberasii
(penyimpangan) genetik. Keadaan ini terjadi karena semakin banyak subkultur dilaku dilakukan kan berati berati semaki semakin n sering sering dikondi dikondisik sikan an dalam dalam media media yang yang ngandun ngandung g sitokinin, sehingga daya regenerasinya meningkat. Akibatnya, kultur yang semula hanya hanya mengha menghasil silkan kan tunas tunas advekti advektiff dalam dalam jumlah jumlah banyak. banyak. Dengan Dengan demiki demikian, an, metode perbanyakan in vitro yang digunakan kadang-kadang sulit menetapkan percabangan tunasa lateral atau bersamaan dengan pembentukan tunas advektif.
D. Pemanjangan Pemanjangan Tunas, Tunas, Induksi, Induksi, dan dan Perkembang Perkembangan an Akar Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multifikasi dipindahkan ke media lain lain untuk untuk pemanj pemanjang angan an tunas. tunas. Media Media untuk untuk pemanj pemanjang angan an tunas tunas mengand mengandung ung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara secara individu individu atau kelompok. Pemanjangan Pemanjangan tunas secara berkelompok berkelompok lebih ekonom ekonomis is daripa daripada da secara secara inidiv inidividu idu.. Setela Setelah h tumbuh tumbuh cukup cukup panjan panjang, g, tunas tunas tersebut dapat diakarkan,
Pemanjangan tunas dan perakaran dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan, baru diakarkan. Pada spesies-spesies yang mudah berakar, seperti pisang, strauberi, vanili, dan spathyphyllum, pemanjangan tunas dalam media tanpa sitokinin juga dapat sekaligus merangsang pembentukan akar, sehingga tidak diperlukan pengakaran peng akaran tunas secara tersendiri. Pengak Pengakara aran n tunas tunas dapat dapat dilakuk dilakukan an secara secara in vitro vitro atau atau ex vitro vitro (extra (extra vitrum atau in vivo). Untuk skala komersial, pengakaran ex vitro mempunyai banyak kelebihan karena dapat menghemat tenaga dan biaya, serta morfologi akar yang terbentuk juga lebih baik. Pengakaran tunas in vitro dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media pengakaran yang umumnya memerlukan auksin seperti NAA atau IBA. Alternatif lain, induksi pengakaran dapat dilakukan secara in vitro, lalu perkembangan akarnya dilakukan secara ex vitro. Keber Keberha hasi sila lan n taha tahap p ini ini terg tergan antu tung ng pada pada ting tinggi giny nyaa mutu mutu tuna tunass yang yang dihasi dihasilka lkan n pada pada tahap tahap sebelu sebelumny mnya. a. Disamp Disamping ing itu, itu, beberap beberapaa perlak perlakuan uan yang yang disebut hardening invitro telah dilaporkan dapat meningkatkan tunas pada tahap ini, ini, sehing sehingga ga planle planlett atau atau tunas tunas mikro mikro terseb tersebut ut dapat dapat diakli diaklimat matisa isasi si dengan dengan persentasi yang lebih tinngi. Beberapa perlakuan yang biasa dilakukan sebagai berikut: 1.
Mengondisikan kultur di tempat yang pencahayaannya berintensitas lebih tinggi (contohnya 10.000 lux) dan suhunya lebih tinggi.
2.
pemanjangan dan pengakaran tunas mikro dilakukan dalam media kultur dengan hara mineral dan sukrosa lebih rendah dan konsentrasi agar-agar yang lebih tinggi.
E. Aklima Aklimatis tisasi asi Planle Planlett ke Lingkunga Lingkungan n Luar Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca, rumah plastik, atau sreenhouse (rumah kaca kedap serangga). Proses ini disebut aklimatisasi. Aklimatisasi adalah pengkoordinasian pal palanl anlet et atau atau tunas tunas mikr mikro( o( jika jika penga pengaka kara ran n dila dilaku kuka kan n dala dalam m ex vitr vitro) o) di lingkungan lingkungan baru yang aseptik aseptik di luar botol, dengan media tanah sehingga sehingga planlet dapat dapat bertah bertahan an dan terus terus tumbuh tumbuh menjad menjadii bibit bibit yang yang siap siap ditanam ditanam di lapang lapang..
Prosed Prosedur ur pembia pembiakan kan dalam dalam kultur kultur jaring jaringan an baru baru bisa bisa dikata dikatakan kan berhas berhasil il jika jika planlet dapat ke kondisi eksternal dengan keberhasilan tinggi Tahap ini merupakan tahap kritis karena kondisi iklim di rumah kaca, rumah plastik, dan lapangan sangat jauh berbeda dengan kondisi iklim mikro di dalam dalam botol. botol.kon kondii diiss di laur laur botol botol kelemb kelembaba aban n nisbi nisbi jauh jauh lebih lebih rendah rendah,, tidak tidak aseptikdan tingkat cahayanya jauh lebih tinggi daripada kondisi di luar botol. Planlet atau tunas mikro lebih bersefat heterotrofik karena sudah terbiasa tumbuh dalam kondisi kelembaban sangat tinggi, aseptik, serta suplai hara mineral dan energi berkecukupan. Di samp sampin ing g itu, itu, tanam tanaman an ters terseb ebut ut memp memper erli lihat hatka kan n beber beberap apaa geja gejala la ketida ketidakni knirma rmalan lan,, sepert sepertii bersif bersifat at sangat sangat sukule sukulen, n, lapisa lapisan n kutiku kutikula la tipis, tipis, dan jarin jaringan gan vaskul vaskulern ernya ya tidak tidak berkem berkembang bang sempur sempurna, na, morfol morfologi ogi daun daun abnorm abnormal al dengan dengan tidak tidak berfun berfungsi gsinya nya stomot stomotaa sebaga sebagaima imana na mestin mestinya, ya, strukt struktur ur mesofi mesofill berubah, dan aktivitas fotosintesisnya sangat rendah. Dalam karakteristik seperti itu, planlet atau tunas mikro mudah layu atau kering jika dipindahkan dipindahkan ke kondisi ekster eksternal nal secara secara tiba-t tiba-tiba iba.. Karena Karena itu, itu, planle planlett atau atau tunas tunas mikro mikro terseb tersebut ut perlu perlu diadaptasikan ke lingkungan baru yang lebih keras. Dengan perkataan lain, planlet atau tunas mikro perlu diaklimatisasi. Aklimatis Aklimatisasi asi dilakukan dengan memindahkan memindahkan planlet planlet atau tunas mikri ke media aklimatisasi dengan intensitas cahaya rendah dan kelembaban nisbi tinggi. Secar berangsur-angsur kelembaban diturunkan dan intensitas cahaya dinaikan. Cara Cara yang yang palin paling g muda mudah h meng mengakl aklim imat atis isas asii denga dengan n memi meminda ndahk hkan an ke bak bak akli aklima mati tisa sasi si denga dengan n medi mediaa camp campur uran an tana tanah, h, pasi pasirr dan dan kompos kompos,, kemu kemudi dian an disemprotkan dengan air, dan disungkup dengan plastik. Media aklimatisasi yang dipaka dipakaii juga juga bisa bisa berupa berupa campur campuran an media media lain lain yang yang cocok. cocok. Bentuk Bentuk bak atau atau struktur struktur aklimatisai aklimatisai bisa beragam, tergantung tergantung pada kebutuhan, kebutuhan, skala produksi bibit, serta jenis tanaman yang diaklimatisasi. Jika diperlukan aklimatisasi untuk puluhan ribu bibit dalam sebulan, struktur yang diperlukan bisa berupa bedengan bersangkup plastik dengan lebar 80 cm dan panjangnya sesuai kebutuhan.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Praktikum ini dilakukan dilakukan pada hari kamis sepanjang semester semester lima di Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah, tepatnya di Lap. Fisiologi. Pengamatan di lakukan seminggu sekali dengan mencatat perubahan yang terjadi.
III.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan: •
Botol fido
•
Alat tanam
•
LAFC
•
Cawan
•
Rak kultur
Bahan yang digunakan: •
Dendrobium lylipride
•
Dendrobium schulery
•
Alkohol 70%
•
Media MS
•
BAP
•
Air kelapa
•
Pisang
•
Charcoal
•
Tanah humus
•
Pakis
•
Serabut kelapa
III.3 Cara Kerja
A. Subku ubkulltur tur Dendrobium Dendrobium lylipride Pada Media MS untuk Perbanyakan
1. Disiapkan kan
Laminar
Air
Flow
Cabin binet
(LAFC)
den dengan
meny enyalak alakan an lampu ampu UV sel selama ama mini minima mall 30 meni menit, t, lalu alu dinyalakan blower dan lampu serta dibersihkan bagian bawah laminar dengan alkohol 70% 2. Dimasukan Dimasukan alat-al alat-alat at yang yang akan digunakan digunakan yang yang sebelumny sebelumnyaa telah telah disemprotkan dengan alkohol 70% 3. Dibuka Dibuka botol botol sumb sumber er ekspl eksplans ans dan dan kepala kepala botol botol 4. Diam Diambi bill ekspl eksplan an Dendrobium Dendrobium lylipride lylipride dengan menggunakan menggunakan pinset lurus 5. Ditaru Ditaru ekspan ekspan ke dalam cawan cawan yang yang didalamn didalamnya ya terdapat terdapat kertas kertas putih 6. Dipoto Dipotong ng akar akar dengan dengan menggun menggunakan akan pisau pisau scalp scalpel el 7. Dibuka Dibuka allumu allumunium nium pada pada botol fido fido dengan menggu menggunaka nakan n pinset pinset bengkok, lalu allumunium foil ditaro di bawah dengan posisis terlentang 8. Dita Ditaru ru bot botol ol fid fido o didek didekat at api api 9. Didiri Didirikan kan tanaman tanaman pada media media agar dengan dengan posisi posisi tegak tegak lurus. lurus. Satu botol fido ditanam 3 tanaman yang besar atau lima tanaman dengan ukuran kecil 10. Ditutup Ditutup fido dengan allumunium allumunium foil, lalu ditempeltan ditempeltan dengan wrapping plastik sampai denutup botol fido 11. Disimpan Disimpan di dalam dalam rak kultur 12. Diamati Diamati pertambahan pertambahan tinggi pada eksplan eksplan
B. Subku ubkulltur tur Dendrobium Dendrobium schulery pada schulery pada Media Perakaran 1. Pembuatan Pembuatan media media perakar perakaran an dengan dengan membuat membuat tiga jenis media yang berbeda, yaitu:
1.
Medi Mediaa MS+B MS+BAP AP1m 1mg/ g/l+ l+ air air kelap kelapaa 150ml 150ml/l /l+P +Pis isan ang g 50 mg/l mg/l+ + charcoal 2 gl
2.
Medi Mediaa MS+N MS+NAA AA1m 1mg/ g/l+ l+ air air kela kelapa pa 150m 150ml/ l/l+ l+Pi Pisa sang ng 50 mg/ mg/l+ l+ charcoal 2 gl
3.
Medi Mediaa MS+I MS+IAA AA1m 1mg/ g/l+ l+ air air kel kelapa apa 150 150ml ml/l /l+P +Pis isan ang g 50 mg/l mg/l+ + charcoal 2 gl
4.
Medi Mediaa MS+I MS+IBA BA1m 1mg/ g/l+ l+ air air kel kelap apaa 150ml 150ml/l /l+P +Pis isan ang g 50 mg/l mg/l+ + charcoal 2 gl
2. Dila Dilaku kuka kan n subk subkul ultu tur r Dendrobium schulery 3. Diamat Diamatii akar yang yang terbe terbentu ntuk k setiap setiap satu satu minggu minggu
C. Akli Aklima mati tisa sasi si 1. Planlet Planlet di dalam dalam botol botol tanam tanam dimasuk dimasukkan kan aquadest aquadest dan dan dikocok dikocok sampai planlet lepas dari media 2. Dimasukan Dimasukan planlet planlet ke dalam dalam bak yang berisi berisi aquadest aquadest untuk membersihkan dari sisa agar 3. Aklimatis Aklimatisasi asi dilakukan dilakukan dengan menggunakan menggunakan Dendrobium Dendrobium schulery pada tiga media yang berbeda, yaitu: 1) Akar Pa Pakis Akar pakis sebelum digunakan sebagai media aklimatisasi, dicuci dan direbus dengan air panas. 2) Sera Serabu butt Kela Kelapa pa 3) Tana Tanah h Humu Humus/ s/Pe Pele lett 4.
Sel Selanj anjutny utnyaa med media ia dima dimassukan ukan ke dal dalam pot pot kec kecil il 5. Pot-pot Pot-pot tersebu tersebutt dimasuk dimasukan an ke dalam wadah yang dapat menyerupai rumah kaca.
6.
Diam Diamat atii med media ia mana mana yang yang dapa dapatt men menum umbu buhk hkan an lebi lebih h cep cepat at..
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
Penanaman Subkultur Dendrobium lylipride
I.
Botol No.tanaman Minggu 1 2 I 3 4 5 Minggu 1
1 2 cm 2 cm 0.3 cm 4 cm 0.5 cm 2.1 cm
2 3.7 cm 1 cm 1.5 cm 1.2 cm
3 1.4 cm 2.5 cm 1 cm
4 4 . 4 cm 3. 8 c m 1 . 6 cm
5 2.9 cm 2 cm 3.5 cm
6 3.2 cm 2.2 cm 1 cm
3.8 cm
4.3 cm
kontam
3.1 cm
Kontam
II
Minggu
inasi 2 3 4 5 1
2 cm 0.4 cm 4.5 cm 1.2 cm 3.7 cm
1.2 cm 1.7 cm 1.7 cm
2.3 cm 1.1 cm
2.1 cm 3.2 cm
3.8 cm
6 cm
Konta
VI
Minggu VII
inasi
minasi 2 3 4 5 1 2 3 4
2.8 cm 2 cm 7.5 cm 2.5 cm 3.4 cm 2.2 cm 2.7 cm 7.6 cm
1.5 cm 1.8 cm 1.7 cm
3.5 cm 2 cm
4.2 cm 2 cm 3.5 cm 2.2 cm
6.2 cm 4 cm 2.2 cm
cm Rata-
5 1
2 cm 2.8 cm
3.875
5.125
2
1.75
cm 1.425
cm 3.075
3
cm 1.35
cm 1.875
cm 1.575
cm 1.7 cm
cm
4 5
cm 5.9 cm 1.55
rata
cm KET.
Kontam Konta
Kontam
inasi
minasi
inasi
jamur
jamur jamur
Media Perakaran Dendrobium schulery
II.
No. 1 2 3 4 III.
Media
Jumlah tanaman yang tumbuh akar -
MS + ZPT IAA MS + ZPT NAA MS + ZPT IBA MS + ZPT BAP
Aklimatisasi No. 1 2 3
Media Ak Aklimatisasi Akar Pakis Serabut Kelapa Pelet
Jumlah Ta Tanaman ya yang Hi Hidup -
IV.2 Pembahasan
Pada Pada prakti praktikum kum kali kali ini dilaku dilakukan kan subkul subkultur tur anggrek anggrek,, yang yang dilaku dilakukan kan dengan dengan Dendrobium lylipride, lylipride, memper memperbanyak Dendrobium memperbany banyak ak pada media media peraka perakaran ran pada tumbuhan Dendrobium Dendrobium schulery schulery, dan aklima aklimatis tisasi asi.. Dimana Dimana subkul subkultur tur adalah adalah proses proses penanaman ulang dengan atau tidak adanya proses perbanyakan eksplan ke dalam media yang baru. Dari hasil penanaman penanaman subkultur subkultur Dendrobium lylipride, terdapat 3 tanaman yang terkontamin terkontaminasi. asi. Kontaminasi Kontaminasi pada bahan tanaman yang dikulturkan dikulturkan dapat terjadi karena adanya adanya infeks infeksii secara secara ekster eksternal nal maupun maupun intern internal. al. Usaha Usaha pencega pencegahan han kontam kontamina inasi si eksternal dilakukan dengan sterilisasi permukaan bahan tanaman. Infeksi internal tidak dapat dihilangkan dengan sterilisasi permukaan.
Selain itu, faktor sterilitas ruangan juga sangat menentukan terhadap kontaminasi. Ruangan yang sudah steril dapat saja berubah menjadi tidak steril pada saat musim hujan, sehi sehing ngga ga dapa dapatt memb membaw awaa masu masukn knya ya bakt bakter erii dan dan jamu jamurr dari dari luar luar,, sert sertaa dapa dapatt meningkatkan meningkatkan kelembaban kelembaban yang akan mempercepat mempercepat perkembangan perkembangan mikroorgani mikroorganisme. sme. Pengambilan meristem sebagai eksplan harus dilakukan dalam ruang steril (aseptik) agar tidak terkontaminasi (Sunarjono, 2002). Kontaminasi disebabkan oleh jamur, bakteri dan cendawan. Kontaminasi oleh jamur terlihat jelas pada media, media dan eksplan diselimuti oleh spora berbentuk kapas berwar berwarna na putih, putih, sedangk sedangkan an kontam kontamina inasi si oleh oleh bakteri bakteri,, pada pada ekspla eksplan n terli terlihat hat lendir lendir berwarna kuning sebagian lagi melekat pada media membentuk gumpalan yang basah. Jamu Jamurr yang yang mengk mengkont ontam amin inas asii medi mediaa dan ekspl eksplan an adala adalah h jamu jamurr yang yang bias biasaa ada di laboratori laboratorium um seperti seperti Aspergillus sp, Monilla sp dan Penicillium sp (Setiyoko, 1995). Bakteri menurut Setiyoko (1995), yang mungkin berasal dari laboratorium adalah bakteri gram positif. Dendrobium schulery, schulery, didapa Pada Pada Medi Mediaa Pera Peraka kara ran n dari dari Dendrobium didapatka tkan n tidak tidak tidak tidak terkont terkontami aminas nasi. i. Hal ini dimungk dimungkink inkan an karena karena proses proses kester kesteril ilan an dapat dapat lebih lebih dijaga dijaga sehingga sehingga kontaminasi kontaminasi dapat diminimali diminimalisir. sir. Namun belum terdapat terdapat dari subkultur subkultur yang membentuk akar, karena mungkin waktu yang kurang, walaupun telah diberikan zat pengatur tumbuh. Pembentukan akar merupakan salah satu tahap yang penting dalam pembiakan mikro. Proses pembentukan akar belum sepenuhnya dimengerti. Faktor-faktor yang yang berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap pemben pembentuk tukan an akar akar pada stek stek telah telah diketa diketahui hui mempun mempunyai yai pengar pengaruh uh yang yang hampir hampir sama sama pada stek stek mikro, mikro, dianta diantaran ranya ya pengaru pengaruh h geneti genetik, k, umur umur ontogenik, dan ZPT terutama auksin(Yusnita,2003) Penambahan Penambahan auksin auksin dan sitokinin sitokinin tidak selalu selalu dibutuhkan, dibutuhkan, terutama sitokinin. sitokinin. Diduga bahwa sitokinin sudah diproduksi oleh akar dan penambahan sitokinin eksogen tidak perlu(Gunawan,1992). Praktikum yang ketiga adalah aklimatisasi pada tanaman Dendrobium schulery. Dimana aklimatisasi adalah pengkoordinasian palanlet atau tunas mikro( jika pengakaran dilakukan dalam ex vitro) di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah sehingga planlet dapat bertahan dan terus tumbuh menjadi bibit yang siap ditanam
di lapang. Media yang digunakan pada aklimatisasi adalah pakis, serabut kelapa dan tanah humus. Tahapan akhir dari perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah aklima aklimati tisas sasii planle planlet. t. Aklima Aklimatis tisasi asi dilakuk dilakukan an dengan dengan memind memindahka ahkan n planle planlett ke media media aklimatisasi dengan intensitas cahaya rendah dan kelembapan nisbi tinggi, kemudian secara berangsur-angsur kelembapannya diturunkan dan intensitas cahayanya dinaikkan (Yusnita,2003). Pakis merupakan pohon jenis palm, pohon pakis mempunyai batang yang berserat kasar. Batang pakis yang telah ditebang dan diproses maka akan dihasilkan potongan potongan serat yang sangat cocok untuk pertumbuhan Anthurium. Sifat Sifat media media pakis pakis ini adalah adalah ringan, ringan, sangat porous dan mampu mampu menaha menahan n air dengan dengan baik. baik. Bila Bila disira disiram m air, air, kondisi kondisi media media pakis pakis akan akan mampu mampu memper mempertah tahanka ankan n kelembaban tetapi tidak jenuh air. Disamping itu, porousitas yang baik akan mampu memberikan susunan udara (aerasi) yang baik. Aerasi sangat dipengaruhi oleh susunan pori makro pada media. Media pakis, karena tersusun dari serat-serat kayu yang kasar maka susunan pori makronya sangat baik(www.duniaflora.com baik(www.duniaflora.com)) Sebelum akar pakis digunakan sebagai media, akar pakis disterilisasi dengan cara dicuci dengan air keran dan selanjutnya pakis direbut selama kurang lebih setengah jam. Hal ini dikarenakan media tersebut disukai oleh senut dan hewan kecil lainnya atau bahkan organisme Media Aklimatisasi yang kedua yang digunakan adalah serabut kelapa. Media sabut sabut kelapa kelapa kini kini semaki semakin n banyak banyak digunak digunakan an sebagai sebagai media media tumbuh tumbuh anggrek anggrek.. Sabut Sabut kelapa memiliki keunggulan yaitu mudah mengikat dan menyimpan air dengan baik, mengandung mengandung unsur hara yang diperlukan diperlukan tanaman, serta mudah diperoleh diperoleh dalam jumlah besar. Sayangnya media ini mudah lapuk dan terlalu kuat menyimpan air, sehingga dapat menjadi sumber penyakit busuk akar dan busuk tunas anakan. Oleh karena itu, media sabut kelapa lebih cocok digunakan didaerah panas. Didaerah yang sering turun hujan, perlu menghindari penggunaan media ini. Bila terpaksa, kombinasikan dengan media yang tidak menyerap air, seperti arang kayu bakar atau sejenisnya.
Sabut kelapa mengandung beberapa unsur dan senyawa antara lain, K, P, Ca, Mg dan N. Selain itu, kaya bahan organik, abu, pektin, hemiselulosa, selulosa, pentosa dan lignin. Pektin berfungsi sebagai penguat lapisan tengah dinding sel. Hemiselulosa dan selulosa penyusun utama dinding sel yang berfungsi untuk memperkuat sel-sel kayu. Lignin Lignin berfungsi berfungsi untuk mengeraskan mengeraskan dinding dinding sel. Calsium selain berfungsi berfungsi menguatkan dinding sel, juga mengaktifkan pembelahan sel-sel meristem. Magnesium sangat penting dalam pembentukan chlorofil(www chlorofil(www..vincanursery.com) vincanursery.com) Medi Mediaa yang yang keti ketiga ga adal adalah ah pele pelett atau atau tana tanah h humu humus. s. Medi Mediaa ini ini menu menuru rutt daunbagus.com memiliki daya serap yang tinggi yaitu 80-90% dari bobot tubuhnya. Denga Dengan n degi degitu tu medi mediaa teta tetap p lemb lembab ab.. Ciri Ciri medi mediaa lemb lembap ap tera terasa sa basah basah jika jika tanga tangan n dimasukkan, tapi air tidak sampai menggenang. Hasil dari aklimatisasi ini menunjukan tidak adanya tanaman yang dapat tumbuh pada pada medi mediaa apapu apapun. n. Hal Hal ini ini dimu dimung ngki kink nkan an karen karenaa tana tanama man n ters terseb ebut ut tidak tidak dapa dapatt menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru yang jauh lebih ekstrim. Menurut Nina dan Dedi(2007),tahap ini merupakan tahap yang kritis karena kondisi iklim di rumah kaca atau rumah plastik dan di lapangan sangat berbeda dengan kondisi di dalam botol kultur. Menuru Menurutt Livy Livy (2007) (2007),, masa masa aklima aklimatis tisasi asi merupa merupakan kan masa masa yang yang sangat sangat kritis kritis,, karena pucuk/planlet pucuk/planlet in vitro menunjukan menunjukan beberapa beberapa sifat yang tidak menguntungkan menguntungkan seperti: 1. Lapisan Lapisan lilin lilin / kutikul kutikulaa tidak tidak berkemb berkembang ang dengan dengan baik 2. Ligni Lignifi fika kasi si bata batang ng kura kurang ng 3. Sel-se Sel-sell palisa palisade de daun sediki sedikitt 4. Jaringan Jaringan pembulu pembuluh h dari dari akar akar ke ke pucuk pucuk kurang kurang berkembang berkembang 5. Stomata Stomata sering sering tidak tidak berfungsi berfungsi(tida (tidak k menutup menutup pada penguapan penguapan tinggi tinggi)) Keadaan ini menyebabkan pucuk in vitro sangat peka terhadap: 1. Evap Evapot otra rans nspi pira rasi si 2. Seranga Serangan n cenda cendawan wan dan bakteri bakteri tanah tanah 3. Cahaya Cahaya dengan dengan intens intensita itass ting tinggi gi Oleh Oleh karena karena itu, itu, aklima aklimati tisas sasii pucuk-p pucuk-pucuk ucuk in vitro vitro memerl memerluka ukan n penanga penanganan nan khusus. Dalam operasi skala besar, aklimatisasi dilakukan di dalam rumah kaca/plastic yang yang RH-nya RH-nya 100%. 100%. Pengat Pengatura uran n RH dilakuk dilakukan an dengan dengan mesin mesin pembua pembuatt kabut kabut (fog (fog
machine) yang menyemburkan butiran-butiran air yang sangat halus, sehingga air yang disemburkan hanya berupa kabut tipis.
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Media MS dapat digunakan dalam perbanyakan Dendrobium lilypride
ZPT sering ditambahkan dalam media perakaran
Tahap aklimatisasi merupakan tahap yang kritis
Media pakis akan mampu mempertahankan kelembaban tetapi tidak jenuh air
Sabut kelapa memiliki keunggulan yaitu mudah mengikat dan menyimpan air dengan baik, mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman, serta mudah diperoleh dalam jumlah besar
Pelet mempunyai serap yang tinggi yaitu 80-90% dari bo bot tubuhnya
DAFTAR PUSTAKA
CALADIUM . http://www.daunbagus.com http://www.daunbagus.com.. Di akses tanggal 29 Desember 2008 jam 14.09 Darmono,Dian Widiastoety. Media Tanam Anggrek . Penerbit Panebar Swadaya. http: //www.vincanursery.com. Di akses tanggal 29 Desember 2008 jam 14.15 Gunawan, L.Winata.1 L.Winata.1992. 992.Tekh Tekhnik nik Kultur Kultur Jaringa Jaringan n Tumbuhan Tumbuhan.. Dept.P Dept.Pendi endidik dikan an dan kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB Marlina,Ni Marlina,Nina na dan Dedi Rusnandi.2007. Rusnandi.2007.Teknik Teknik Aklimatisasi Aklimatisasi Planlet Planlet Anthurium Anthurium Pada Beberapa Media Tanam Tanam.. Buletin Teknik Pertanian Pertanian Vol. 12 No. 1, 2007 . Teknisi Litkayasa Pelaksana dan Teknisi Litkayasa Nonkelas pada Balai Penelitian Tanaman Hias. Http:
[email protected] [email protected].. Di akses Tanggal 29 Desember 2008 jam 14.24 Kultur Jaringan Beberapa Kultivar Buah Pisang Nisa, Chatimatun Chatimatun dan Rodinah.2005. Rodinah.2005. Kultur (Mus (M usa a
Para Paradi disi siac aca a
L.) L.).
Fakult Fakultas as Pertan Pertanian ian Univer Universit sitas as
Lambun Lambung g
Mangkurat. Mangkurat. Jurnal bioscientiae. bioscientiae. Volume 2, Nomor 2, Juli 2005, Halaman 23-36. http://bioscientiae.tripod.com. Di akses 19 November 2008 jam 12.40 Yusnita.2003. Yusnita.2003.Kultur Kultur
Jaringan: Jaringan:
Cara Cara
Jakarta:Agromedia Pustaka
LAMPIRAN
Memp Memper erba bany nyak ak
Tana Tanama man n
Seca Secara ra
Efis Efisie ien n.
Ket: Kontaminasi jamur