STUDI ISLAM DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Metode Studi Islam
Dosen Pengampu : Pro! Dr! "! Amin S#u$ur% M!A
Oleh : Warsiyah
PROGRAM PAS&ASAR'ANA UNI(ERSITAS ISLAM NEGERI )ALISONGO SEMARANG
*+,-
STUDI ISLAM DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
I;
PENDA"ULUAN
Islam sebagai salah satu agama, dapat dijadikan sebagai obyek kajian penelitian. Agama termasuk Islam sebagai objek emprik, tidaklah cukup untuk mengkajinya dengan hanya menggunakan satu jenis pendekatan, hal ini karena agama memiliki lapangan yang sangat luas, ada data keagamaan, pengalaman keagamaan dan ada realitas agama. Pengkajian terhadap agama memerlukan berbagai disiplin ilmu, hal ini karena mengkaji agama berarti melakukan objektiitasi terhadap pihak lain dan juga terhadap diri sendiri, dan pada misi lain agama dipahami sebagai suatu yang sacral, suci dan agung. Menempatkan suatu yang sacral dan suci pada posisi netral dapat dianggap merusak nilai!nilai agama itu sendiri. Agama muncul sebagai "enomena yang kompleks dan tidak mudah untuk dirumuskan, karena itu sulit ditemukan kesepakatan dikalangan pengkaji keagamaan mengenai batasan agama, sehingga kajian agama selalu berhimpun dengan kajian! kajian bidang lain, seperti ilmu sosiologi, psikologi, antroplogi. Meskipun demikian, studi Islam kontemporer menurut Amin Abdullah perlu memperhatikan dua entitas yang tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan, yaitu normatiitas #teks, ajaran, belie", dogma$ dan juga historisitas #praktik dan pelaksanaan ajaran, teks, belie", dogma tersebut dalam kehidupan konkrit di lapangan. Mengingat begitu rumit dan kompleknya
situasi
yang
dihadapi,
agama diperlukan untuk memberi
maka
%a%asan
pendekatan
keilmuan
antropologi
yang lebih
terhadap
komprehensi"
tentang entitas dan substansi agama yang sampai sekarang masih dianggap sangat penting untuk membimbing kehidupan umat manusia baik untuk kehidupan pribadi, komunitas, sosial, politik maupun budaya para penganutnya. &erdasar pada alasan tersebut diatas, maka dalam makalah ini penulis akan mengulas mengenai bagaimana ilmu antropologi digunakan sebagai pisau analisis dalam pendekatan studi Islam. Maka penulis perlu mengurai terlebih dahulu mengenai apa itu studi Islam dan %ilayah kajiannya, apa itu antropologi dan aplikasinya sebagai pendekatan studi Islam. 'an sebagai penutup penulis juga mengulas bagaimana man"aat pendekatan antropologi dalam studi Islam.
2
II;
RUMUSAN MASALA"
&erdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dalam makalah ini akan men"okuskan pembahasan permasalahan mengenai: 1; &agaimana Islam dijadikan obyek penelitian serta batasan %ilayah studi islam( 2; &agaimana konsep, sejarah, obyek kajian dan sasaran pendekatan antropologi( 3; &agaimana cara kerja pendekatan antropologi dalam studi Islam( 4; &agaimana contoh penerapan studi Islam dengan pendekatan antropologi( 5; Apa signi"ikansi penggunaan pendekatan antropologi dalam studi Islam(
III;
PEM.A"ASAN A; Islam se/agai O/#e$ Studi 1; Antara Islam Ideal dan Islam Persepsi
Islam secara biasa dide"inisikan sebagai %ahyu yang diturunkan kepada )abi Muhammad sa% sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Wahyu tersebut berbentuk Al!*ur+an dan hadis, sunah )abi Muhammad sa%. Islam %ahyu inilah yang menurut penulis adalah Islam Ideal, Islam yang sesuai dengan kehendak Allah s%t!Pengkonsep Islam yang sejati. Akan tetapi perlu dipahami bah%a dalam perjalanannya Islam sehingga tersebar luas seperti sekarang ini telah mengalami berbagai dinamika dan pergulatan dengan berbagai sisi kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan seperti budaya, ekonomi, sosial dan politik. Maka tidak mengherankan jika umat Islam saat ini seperti di Indonesia telah tercermin dari berbagai golongan - golongan yang mengaktualisasikan Islamnya dengan cara atau ritual yang berbeda!beda. Aktualisasi atas ajaran Islam yang dilakukan oleh Muslim ini diduga merupakan bentuk interpretasi dari pemahanan mereka mengenai Islam Ideal, yang penulis menyebutnya sebagai Islam persepsi. Perbedaan - perbedaan cara orang Islam dalam mengaktualisasikan ajaran Islam yang sebenarnya hakikatnya sama ini menjadi obyek kajian yang sangat menarik untuk kemudian diteliti dan dikon"irmasi agar dapat meminimalisir kon"lik yang terjadi di dalam umat Islam sendiri. &anyaknya permusuhan antar golongan Islam yang sering terjadi saat ini merupakan salah satu indikator dangkalnya 1 Atho Mudhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktik , #/ogyakarta : Pustaka Pelajar, 011$, hal.2 3
pengetahuan
umat
Islam
mengenai
Islam
sendiri
sehingga
tidak
mampu
mengaktualisasikan Islam yang seharusnya menjadi agama yang rahmatan lil`alamin. 3ehingga studi tentang Islam harus selalu ditingkatkan kualitasnya dengan menggunakan berbagai pendekatan agar Islam yang Ideal dapat benar!benar hidup di tengah 4mat Islam. 2; Wilayah 3tudi Islam
4ntuk memperoleh persepsi yang benar mengenai %ilayah kajian studi Islam, perlu ditegaskan apa itu studi Islam. Istilah studi yang dimaskud dalam makalah ini adalah penelitian atau usaha untuk meneliti masalah dengan menggunakan metode dan prosedur penelitian yang benar dan shahih. 3edangkan obyek atau masalah utama yang menjadi "okus studi adalah agama Islam. 3ehingga yang dimaksud studi agama Islam adalah usaha untuk meneliti agama Islam dengan menggunakan metode dan prosedur penelitian yang benar. Maka dari itu perlu dianalisa dan disepakati tentang batasan %ilayah dari agama Islam yang bisa dijadikan obyek sasaran penelitian. Penelitian agama menurut Imam 3uprayogo adalah pengkajian akademis terhadap agama sebagai realitas sosial, baik berupa teks, pranata sosial maupun perilaku sosial yang lahir atau sebagai per%ujudan kepercayaan suci. 3ehingga obyek dari penelitian agama adalah ajaran dan keberagamaan.0 hal ini tentunya menimbulkan sebuah pertanyaan apakah yang dimaksud dengan ajaran dan apa yang dimaksud dengan keberagamaan. 5ahmad menyebutkan bah%a yang dimaksud dengan ajaran adalah teks #lisan atau tulisan$ yng sakral yang menjadi sumber rujukan, sedangkan keberagamaan adalah perilaku yang bersumber langsung atau tidak langsung kepada nash.6 Pendekatan penelitian bergantung pada obyeknya, sehingga perlu dipahami bah%a penelitian agama memiliki dua si"at yaitu normati" dan empiris. Penelitian terhadap agama Islam yang bersi"at normati" #teologis$ bertolak pada paradigma teologi atau iman, yaitu berdasarkan kepercayaan terhadap doktrin7ajaran agama yang bersumber dari %ahyu. 3tudi agama normati" ini ingin mengambarkan logika itern agama yang bersi"at khas agama, dan tidak bisa dijelaskan dengan penjelasan ilmu lain. Misalkan, Islam memperbolehkan makan daging sapi tetapi agama 8indu justru mengharamkannya.9 2 Imam 3uprayogo dan obroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, &andung : 5emaja 5osdakarya, hlm. ; 3 Abdullah, . Karim M.5 #
4
Obyek penelitian agama yang bersi"at empiris seperti teks kitab suci, teks pemikiran para ulama, "enomena keberagamaan, struktur dan dinamika masyarakat beragama, dapat dikaji dengan pendekatan ilmu!ilmu sosial lain seperti sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi dan hermeneutika. = erkait dengan obyek penelitian agama yang bersi"at empiris, >lok and 3tark ? merinci gejala!gejala keagamaan yang menjadi obyek penelitian meliputi: 1; Masalah - masalah kogniti" keagamaan, seperti pengetahuan tentang perangkat
tingkah laku yang baik yang dikehendaki agama, tingkat pengetahuan tentang agama, tingkat ketertarikan untuk mempelajari agama. 2; Perasaan keagamaan yang bergerak dalam 9 tingkat yaitu@ kon"irmati" #merasakan
kehadiran uhan$, responsi" #merasa bah%a uhan menja%ab kehendaknya$, estetik #merasa hubungan akrab dengan uhan$, partisipati" #menjadi ka%an dengan uhan$. 3; Pelaksanaan ritus keagamaan yang meliputi "rekuensi, prosedur, pola, sampai
makna ritus!ritus tersebut secara indiidual, sosial dan kultural. 4; Konsekuensi pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan sehari!hari seperti etos
kerja, hubungan interpersonal, kepedulian terhadap sesama. 3ementara itu, Atho Mudhar ; menyebutkan ada lima "enomena agama yang dapat dikaji, yaitu: 1; Scripture atau naskah atau sumber ajaran dan simbol agama. 2; Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama, yakni sikap, perilaku dan
penghayatan para penganutnya. 3; Ritus, lembaga dan ibadat, seperti shalat, haji, puasa, perka%inan dan %aris. 4; Alat!alat seperti masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya. 5; Organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan,
seperti )ahdatul 4lama, Muhammadiyah, Persis, >ereja Protestan, 3yiah dan lain!lain. Kajian ilmiah menurut kacamata paradigma positiistik tentunya tidak ada yang bersi"at normati", melainkan realitas sosial dari agama baik yang bersi"at historis, sosiologis dan budaya. Meskipun demikian obyek penelitian agama baik yang bersi"at normati" maupun empiris sama - sama bisa diteliti tetapi harus menggunakan metode yang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan interpretasi atas obyek agama yang diteliti.
5 Iman 3uprayogo dan obroni, Metode Penelitian 3osial!Agama..., hlm. 0 6 3ayuthi Ali, Metode Penelitian Agama; Pendekatan Teori dan Praktek , Bakarta: 5aja >ra"indo Persada, 0110, hlm. 2!01 7 M. Atho Mudhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek... , hlm. =.
5
B; Antropologi se/agai Pende$atan Studi Agama 1 'e"inisi dan 3ejarah Antropolgi
Istilah Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti CmanusiaC, dan logos yang berarti ilmu, Antropologi adalah istilah yang digunakan dalam cabang keilmuan yang membicarakan manusia.D 'alam kamus &esar &ahasa Indonesia, Antropologi disebut sebagai Ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal!usul, aneka %arna bentuk "isik, adat istiadat dan kepercayaannya pada masa lampau. 2 Koentjaraningrat menyebutkan pengertian Antropologi dalam bukunya Pengantar Antropologi sebagai berikut : Antropologi atau EIlmu tentang manusiaF adalah suatu istilah yang pada a%alnya mempunyai makna yang lain, yaitu Eilmu tentang ciri!ciri tubuh manusiaF. 'alam "ase ke tiga perkembangan antropologi, istilah ini terutama mulai dipakai di Inggris dan Amerika dengan arti yang sama seperti etnology pada a%alnya. 'i Inggris, istilah antropologi kemudian malahan mendesak istilah etnology, sementara di Amerika, antropologi mendapat pengertian yang sangat luas karena meliputi bagian!bagian "isik maupun sosial dari Eilmu tentang manusiaF 'i eogra"i, Matematik, Astronomi #Ilmu Galak$ dan Gilsa"at. 'ari mempelajari bahasa, budaya, "ilsa"at, agama dan berbagai ilmu pengetahuan selama di India, Al!&iruni menulis berbagai buku, antara lain: arikh al!8ind, al!Bamahir "i al!Ba%ahir, ahHiH ma li al!8ind min MaHulah, MaHbulah "i al!AHl au Marulah. 0 'ibelahan benua eropa lahirnya ilmu antropologi bera%al dari kedatangan orang!orang
6
yang terdiri dari para musa"ir, pelaut, pendeta, penyiar agama dan pega%ai pemerintah jajahan. In"ormasi mengenai adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri!ciri "isik berbagai %arna suku bangsa mulai mereka kumpulkan dalam bentuk deskripsi didalam buku besar yang dikenal dengan istilah etnogra"i. 6 Pada permulaan abad ke 2, perhatian terhadap pengetahuan tentang adat istiadat susunan masyarkat dan ciri!ciri "isik masyarakat diluar bangsa
Obyek Kajian Antropologi Antropologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri memiliki ruang lingkup dan lapangan penelitian yang luas, dan paling sedikit ada lima masalah penelitian atau objek studi antropologi, yakni : 1; 3ejarah asal dan perkembangan manusia 2; 3ejarah terjadinya aneka %arna makhluk manusia dari sudut ciri!ciri tubuhnya 3; 3ejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka %arna bahasa yang
diucapkan manusia. 4; Perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka %arna kebudayaan manusia. 5; Aas!aas kebudayaan dari manusia dalam kehidupan masyarakat masa kini.9
'itinjau dari pengertian antropologi sebagai disebutkan diatas, maka obyek kajian dalam antropologi mencakup 0 #dua$ hal yaitu : keanekaragaman bentuk "isik manusia dan keanekaragaman budaya7kebudayaan sebagai hasil dari cipta, karsa dan rasa manusia. 8al tersebut sesuai dengan pendapat yang mengatakan bah%a secara umum obyek kajian antropologi dapat dibagi menjadi dua bidang, yaitu an tropologi 'isik yang mengkaji makhluk manusia sebagai organisme biologis, dan antropologi budaya dengan tiga cabangnya: arkeologi, linguistik dan etnogra'i. Meski antropologi "isik menyibukan diri dalam usahanya melacak asal usul nenek moyang manusia serta memusatkan studi terhadap ariasi umat manusia, tetapi pekerjaan
13 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi...,8al. != 14 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi....., hlm.0 7
para ahli di bidang ini sesungguhnya menyediakan kerangka yang diperlukan oleh antropologi budaya. 3ebab tidak ada kebudayaan tanpa manusia. 3
=
3asaran 3tudi Islam dengan Pendekatan Antropologi Pendekatan secara etimologi berarti proses, perbuatan, cara untuk mendekati. Pendekatan antropologi adalah usaha dalam rangka aktiitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti ?. Pendekatan dimaksud disini adalah cara yang pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Pendekatan antropologi dalam meneliti dan mengkaji agama dapat dipahami sebagai upaya memahami agama melalui %ujud prakteknya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. 'engan demikian pendekatan antropologi dalam mengkaji agama berarti menggunakan cara!cara yang digunakan oleh disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah dalam upaya memahami agama. Agama menjadi salah satu bagian dari kajian antropologi, karena agama sebagai "enomena kehidupan yang menyatakan diri dalam sistem sosial budaya. 3ebagai bagian dari sistem sosial budaya ia merupakan suatu yang berproses, seperti penerimaan konsep ke
15 Abd. 3homad dalam M. Amin Abdullah, dkk., Metodologi Penelitian Agama, Pendekatan Multidisipliner , #/ogyakarta: embaga Penelitian 4I) 3unan Kalijaga, 011?$, h. ?0. 16 im Penyusunan Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan ahasa, !amus esar ahasa Indonesia,
8
8ubungan terakhir inilah yang menjadi sentral bahasan baik antropogi sosial maupun budayaD. Mendiskusikan antara %ilayah studi Islam dengan %ilayah studi antropologi tersebut diatas maka akan dapat ditemukan apa yang menjadi sasaran studi Islam dengan pendekatan antropologi. 'alam pandangan antropologi agama, agama adalah L Ideas and practices that postulate realit* be*od that )hich is immediuatel* a+ailable to the senses #Agama adalah sekumpulan ide!ide atau pemikiran dan seperangkat tindakan konkrit sehari!hari yang didasarkan atas postulasi atau keyakinan kuat adanya realitas yang lebih tinggi berada di luar alam materi yang biasa dapat dijangkau langsung dalam kehidupan materi$. Apa yang disebut agama, dalam praktiknya, memang sangat berbeda dari satu masyarakat pemeluk agama tertentu ke masyarakat pemeluk agama yang lain, baik yang menyangkut sistem kepercayaan yang diyakini bersama, tingkat praktik keagamaan yang dapat melibatkan emosi para penganutnya, serta peran sosial yang dimainkannya. Pada umumnya, hasil 'ield note research di lapangan dari berbagai ka%asan, para antropolog hampir menyepakati bah%a agama melibatkan ? dimensi : l$ per'orm certain acti+ities #5itual$, 0$ belie+e certain things #kepercayaan, dogma$, 6 / in+est authorit* in certain personalities #leadership@ kepemimpinan$, 9$ hallo) certain te0t #kitab suci, sacred book$, =$ telling +arious stories #sejarah dan institusi$, dan ?$ legitimate moralit* #moralitas$. iri paling menonjol dari studi agama yang membedakannya dari studi sosial dan budaya, adalah keterkaitan keenam dimensi tersebut dengan keyakinan kuat dari para penganutnya tentang adanya apa yang disebut dengan Enon!"alsi"iable postulated alternate realityF #5ealitas tertinggi yang tidak dapat di"alsi"ikasi$01 Keenam dimensi keberagamaan tersebut jika dikontekskan dengan agama Islam, maka kurang lebih akan menjadi sebagai berikut : $ Ibadah, 0$ AHidah, 6$ )abi atau 5asul, 9$ al!*uran dan al!8adis =$ al! arikh atau al!3irah dan ?$ al!AkhlaH. Keenam dimensi tersebut lalu dikaitkan dengan Allah #yang bersi"at non 'alsi'iable alternate realit*/ juga. 18 )orma Permata, Ahmad #roup, 011?. http:77aminabd.%ordpress.com701717urgensi!pendekatan!antropologi!untuk!studi!agama!dan!studi!islam7
9
'engan demikian sasaran studi Islam dengan pendekatan antropologi adalah agama yang bersi"at empiris seperti teks kitab suci, teks pemikiran para ulama, "enomena keberagamaan, struktur dan dinamika masyarakat beragama. 'alam hal ini penulis sepakat dengan pendapat Atho Mudhar 0 menyebutkan ada lima "enomena agama yang dapat dikaji, yaitu: #$ s cripture atau naskah atau sumber ajaran dan simbol agama, #0$ Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama, yakni sikap, perilaku dan penghayatan para penganutnya, #6$ Ritus, lembaga dan ibadat, seperti shalat, haji, puasa, perka%inan dan %aris, #9$ Alat!alat seperti masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya, #=$ Organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan, seperti )ahdatul 4lama, Muhammadiyah, Persis, >ereja Protestan, 3yiah dan lain!lain. 8al ini karena pendekatan antropologi me%ajibkan suatu obyek kajian penelitian harus dapat diamati secara langsung gejala!gejala dari sebuah obyek kajian tersebut. Maka dari itu perlu dipahami bagaimana teknik atau desian pendekatan antropologi. C; Desain Pende$atan Antropologi
Metode antropologi mempelajari terbentuknya pola!pola perilaku dalam tatanan nilai yang dianut dalam kehidupan manusia@ bagaimana doktrin dan simbol!simbol agama dipahami, disosialisaikan dan diinternalisasikan dalam sistem budaya setempat.00 Agama sebagai "enomena kehidupan yang mere"leksikan diri dalam sistem sosial budaya dan dalam bentuk prilaku berpola dapat dikaji dan diteliti melalui pendekatan antropologi dengan menggunakan partisipant obser+ation #pengamatan terlibat$. 'alam hal ini pendekatan antropologi ini sebagaimana disebut M.'a%an 5ahardjo dalam au"ik Abdullah dan M.5usli Karim, bah%a antropologi dalam kaitan ini lebih mengutamakan pengamatan langsung, bahkan yang si"atnya partisipati". 'ari sini timbul kesimpulan!kesimpulan yang si"atnya indukti" yang mengimbangi pendekatan dedukti" yang biasanya digunakan dalam pengamatan sosiologi. Penelitian antropologi adalah dengan turun ke lapangan tanpa berpijak pada dasarnya sangat abstrak, sebagaimana yang dilakukan dalam bidang ekonomi dan sosiologi dengan mempergunakan model!model matematis.06
21 M. Atho Mudhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek..., hlm. =. 22 Imam 3uprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, &andung : 5emaja 5osdakarya, hlm. 2 23 Abdullah, au"ik dan Karim, M.5usli #ed$, Metodologi Penelitian Agama, #/ogyakarta : iara Wacana /ogya, 2D2$, hlm : 2
10
'alam memahami cara kerja ilmu antropologi sebagai pisau analisis dalam memahami agama harus memenuhi 9 #empat$ karakteristik dasar sebagai berikut: 1
&ercorak descriptive bukan )ormati". Pendekatan antropologi bermula dan dia%ali dari kerja lapangan # 'ield )ork $, berhubungan dengan orang, masyarakat, kelompok setempat yang diamati dan diobserasi dalam jangka %aktu yang lama dan mendalam. Inilah yang biasa disebut dengan thick description #pengamatan dan obserasi di lapangan yang dlakukan secara serius, terstuktur, mendalam dan berkesinambungan$.
Thick
description dapat dilakukan dengan cara 1i+ing in, yaitu hidup bersama masyarakat yang diteliti, mengikuti ritme dan pola hidup sehari!hari mereka dalam %aktu yang cukup lama. &isa berhari!hari, berbulan!bulan, bahkan bisa bertahun!tahun, jika ingin memperoleh hasil yang akurat dan dapat dipertanggungja%abkan secara akademik. 09 3; "ocal practices
1ocal practice yaitu praktik konkrit dan nyata di lapangan. Praktik hidup yang dilakukan sehari!hari, agenda mingguan, bulanan dan tahunan, lebih -lebih ketika manusia mele%ati hari!hari
atau peristi%a!peristi%a penting dalam menjalani
kehidupan. 5itus!ritus atau amalan!amalan apa saja yang dilakukan untuk mele%ati peristi%a!peristi%a penting dalam kehidupan tersebut 2rites de pessages$ ( Persiti%a kelahiran, perka%inan, kematian, penguburan. Apa yang dilakukan oleh manusia ketika menghadapi dan menjalani ritme kehidupan yang sangat penting tersebut. 1ocal practices #praktik!praktik keagamaan lokal, sebagai hasil interpretasi para aktor di lapangan ketika berjumpa dengan tradisi dan adat setempat!lokal$, maka disinilah masalah terbesar, untuk tidak menyebutnya dengan ketegangan, dalam studi Islam muncul. 'alam studi Islam, khususnya dari literatur hadis dikenal istilah #bid$ah% - baik yang hasanah maupun sa**iah. 'engan sedikit menyederhanakan,
praktik lokal dianggap keluar dari ajaran Islam yang otentik, sedangkan menurut antropolog justru praktik lokal inilah yang harus diteliti dan dicermati dengan sungguh!sungguh untuk dapat mememahami tindakan dan kosmologi keagamaan manusia secara lebih utuh.0=
24 Abuddin )ata, Metodologi Studi Islam,
11
4; &onnections across social domains
Pedekatan antropologi mencari hubungan dan keterkaitan antar berbagai domain kehidupan
seperti %ilayah
ekonomi,
sosial, agama, budaya
dan
politik. 3ehingga ketika mengkaji suatu "enomena keagamaan yang ada dalam suatu masyarakat, peneliti dengan pendekatan antropologi tidak boleh melepaskan diri dari pengkajian dalam sisi yang lain seperti ekonomi, politik, budaya dan sosial. 5; &omparative.
3tudi dan pendekatan antropologi memerlukan perbandingan dari berbagai tradisi, sosial, budaya dan agama!agama. alal Asad menegaskan lagi disini bah%a EWhat is distinctie about modern anthropology is the comparisons o' embedded concepts 2representation/ bet)een societies di''erentl* located in time or space. he important thing in this comparatie analysis is not their origin #Western or non! Western$, but the 'orms o' li'e that articulate them, the po%er they release or disable.F 3etidaknya, li""ort >eert pernah memberi contoh bagaimana dia membandingkan kehidupan Islam di Indonesia dan Marokko. &ukan sekedar untuk mencari kesamaan dan perbedaan, tetapi yang terpokok adalah untuk memperkaya perspekti" dan memperdalam bobot kajian. 'alam dunia global seperti saat sekarang ini, studi komparati" sangat membantu memberi perspekti" baru baik dari kalangan outsider maupun outsider. Penelitian dan studi antropologi agama akan sangat membantu memahami akar!akar kepelbagaian #di+ersit*$ dalam berbagai
hal : kepelbagaian dalam
menginterpretasi teks, perbedaan ritual peribadatan, model!model kepemimpinan, perjalanan kesejarahan, perkembangan kelembagaan agama, bagaimana pengetahuan dan ide!ide #gender, hak asasi manusia, kemiskinan, lingkungan$ didistribusikan dan disebarluaskan dalam masyarakat luas le%at organisasi sosial!keagamaan lembaga!lembaga
pendidikan,
bagaimana
keadilan
dan
dan
kesejahteraan
diperbincangkan. Akan dapat dijelaskan dan direkonstruksi kembali bagaimana praktik keagamaan 21ocal practices$ pada tingkat lokal dalam keterkaitannya dengan pelbagai macam pena"siran oleh para tokoh #daI, kyai, dosen, pemangku adat, tokoh agama, guru$ dan pemangku kepentingan lainnya serta akibatnya dalam perbedaan kehidupan sosial. 'engan bantuan pendekatan antropologi, semua kepercayaan agama terbuka untuk diperdebatkan dan ditrans"ormasikan kearah yang lebih baik! humanis. 'an ketika semua aktor terlibat dalam perdebatan dan penjelasan tersebut, 12
maka akan memba%a kepada pemahaman bah%a agama!agama sangat terbuka untuk kemungkinan!kemungkinan baru yang lebih kondusi" untuk kesejahteraan manusia di muka bumi. D; Apli$asi Studi Islam dengan Pende$atan Antropologi
3ebagaimana penulis sebutkan diatas bah%a %ilayah studi Islam dengan pendekatan antropologi adalah pada ka%asan empiris, yaitu pada gejala yang dapat diamati dengan pancindra. Maka aplikasi studi Islam dengan pendekatan antropologi adalah pada "enomena - "enomena yang dapat diamati. &eberapa peneliti yang dengan apik mendeskripsikan hasil penelitiannya dengan pendekatan antropologi dalam mengkaji Islam dan umat Islam adalah li""ord >reet dalam karyanya The Religion o' 3a+a.45 pada tahun =1!an. >reet dalam penelitiannya memandang masyarakat Ba%a di Mojokuto sebagai suatu sistem sosial, dengan kebudayaan Ba%anya yang akulturati" dan agama yang sinkritik, yang terdiri atas sub kebudayaan Ba%a yang masing!masing merupakan struktur sosial yang berlainan, yakni: Abangan #yang intinya berpusat di pedesaan$, santri, #yang intinya berpusat di tempat perdagangan atau pasar$ dan priyayi #yang intinya berpusat dikota, kantor pemerintahan$. Kajian lain tentang Islam dengan menggunakan pendekatan antropologi adalah penelitian dengan judul: Mes#id dan akul !eramat6 !on'lik dan Integrasi dalam Mas*arakat ugis Amparita, M. Atho Mudhar menyebutkan bah%a penelitian dengan judul di atas adalah penelitian agama sebagai gejala sosial dengan metode grounded research. Penelitian ini mempelajari bagaimana tiga kelompok keagamaan di mana orang!orang Islam, orang!orang o%ano olitang dan orang!orang olitang &enteng di desa Amparita, 3ula%esi 3elatan, berinteraksi satu sama lain, kadang!kadang dalam bentuk kerja sama atau bahkan integrasi. 8asil penelitian menunjukkan terjadinya kon"lik antara ketiga kelompok bermula dari soal keagamaan #upacara kematian tahun 299$, kemudian bertambah intensitas dan kompleksitasnya setelah kemasukan unsur politik #masa pemberontakan 'I7II 2= dan pemberontakan PKI 2?=$, kemudian berbagai pranata sosial seperti perka%inan, pendidikan agama, aturan tentang makanan dan lain!lain ber"ungsi melestarikan kon"lik tersebut. 0; Aplikasi pendekatan antropologi dalam teks Al!*uran seperti terdapat pada ayat!ayat yang berisi kisah tentang Ashabul !ah'i yang berada didalam gua selama 26 M. Amin Abdullah, Metodologi Penelitian Agama, Pendekatan Multidisipliner , #/ogyakarta: embaga Penelitian 4I) 3unan Kalijaga, 011?$, hlm.0? 27 M. Atho Mudhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek...,hlm. =;, 00D, 002
13
lebih dari tiga ratus tahun. 3elama mereka didalam gua telah terjadi banyak perubahan dilingkungan dekat gua tersebut, baik perubahan bangunan maupun adat kebiasaannya. Kejadian ini dapat dijelaskan dengan bantuan ahli geogra"i dan antropologi. 'alam Islam manusia digambarkan sebagai khali"ah #%akil$ uhan di muka bumi. 3ecara antropologis ungkapan ini berarti bah%a sesungguhnya realitas manusia adalah realitas ketuhanan. anpa memahami realitas manusia!termasuk di dalamnya adalah realitas sosial budayanya!pemahaman terhadap ketuhanan tidak akan sempurna, karena separuh dari realitas ketuhanan tidak dimengerti. 'i sini terlihat betapa kajian tentang manusia, yang itu menjadi pusat perhatian antropologi, menjadi sangat penting. Pentingnya mempelajari realitas manusia ini juga terlihat dari pesan Al!*urNan ketika membicarakan konsep!konsep keagamaan. Al!*urNan seringkali menggunakan CorangC untuk menjelaskan konsep kesalehan. Misalnya, untuk menjelaskan tentang konsep tak%a, Al!*urNan menunjuk pada konsep CmuttaHienC, untuk menjelaskan konsep sabar, Al!*urNan menggunakan kata Corang sabarC dan seterusnya. Kalau kita merujuk pada pesan *urNan yang demikian itu sesungguhnya, konsep!konsep keagamaan itu termani"estasikan dalam perilaku manusia. Oleh karena itu pemahaman konsep agama terletak pada pemahaman realitas kemanusiaan. 'engan demikian realitas manusia sesungguhnya adalah realitas empiris dari ketuhanan. 'an persoalan!persoalan yang dihadapi manusia adalah cerminan dari permasalahan ketuhanan. Maka mempelajari realitas manusia, dengan segala aspeknya, adalah mempelajari agama dalam realitas empiris. Kenyataan bah%a realitas manusia! yang tercermin dalam bermacam!macam budaya!beragam, maka diperlukan kajian cross culture untuk melihat realitas uniersal agama. 'alam kehidupan kita mengenal tradisi E)alimah al-Sa'ar F, yang biasa dilakukan orang sebelum berangkat haji. Apa makna praktik dan tindakan lokal ini dalam keterkaitannya
dengan
agama, sosial, ekonomi, politik dan
budaya(
Religious ideas yang diperoleh dari teks atau ajaran pasti ada di balik tindakan ini. &agaimana tindakan ini membentuk emosi dan menjalankan "ungsi sosial dalam kehidupan yang luas(. &agaimana %alimah sa"ar yang tidak saja dilakukan di rumah tetapi juga di laksanakan di pendopo kabupaten( Oleh karenanya, keterkaitan dan keterhubungan antara local practices, religious ideas, emosi indiidu dan kelompok maupun kepentingan sosial poilitik tidak dapat dihindari. 3emuanya membentuk satu tindakan yang utuh. 14
3elain %alimah sa"ar, kita juga mengenal praktik tahlilan yang dilakukan bersama!sama setiap malam jum+at. ahlilan merupakan kegiatan rutin membaca surat /asin bersama diiringi doa dan tahlil untuk mendoakan ahli %aris yang telah meninggal dunia. Kegiatan ini biasanya digilir dirumah!rumah %arga. 'alam tradisi Islam ketika aman )abi Muhammad 3AW. kebiasaan membaca surat /asin bersama!sama atau populer dengan ahlilan belum ada. radisi tahlilan harus diteliti dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah pendekatan antropologi. ahlilan sebagai produk budaya sangat mungkin merupakan hasil dari kebiasaan - kebiasaan orang ja%a sebelum Islam datang. 3eperti budaya senang berkumpul, makan bersama dan tolong menolong. ahlilan merupakan produk akulturasi Ba%a Islam, yang mengambarkan betapa lunaknya Islam sebagai agama pemba%a kebenaran dan kedamaian tanpa merusak tradisi dan adat yang sudah ada di Ba%a. Kajian agama dengan cross-culture akan memberikan gambaran yang ariati" tentang hubungan agama dan budaya. E; Manaat pende$atan antropologi
3tudi Islam dengan pendekatan antropologi sebagaimana disebut Abuddin )ata, sosok agama yang berada pada dataran emperik akan dapat dilihat serat!seratnya dan latar belakang mengapa ajaran agama tersebut muncul dan dirumuskan. Antropologi berusaha mengkaji hubungan agama dengan pranata sosial yang terjadi dalam masyarakat, mengkaji hubungan agama dengan kondisi ekonomi dan politik. 0D 'engan menggunakan pendekatan antropologi dapat diketahui bah%a doktrin!doktrin dan "enomena!"enomena keagamaan ternyata tidak berdiri sendiri dan tidak pernah terlepas dari jaringan institusi atau kelembagaan sosial kemasyarakatan yang mendukung keberadaannya. Inilah makna pendekatan antropologi dalam memahami "enomena! "enomena keagamaan.02 'ari berbagai uraian di atas dapat dipahami bah%a pendekatan antropologi bisa dijadikan untuk mendukung penjelasan bagaimana "enomena! "enomena keagamaan dapat terjadi dan bagaimana keterkaitannya dengan jaringan institusi dan kelembagaan sosial yang mendukung keberadaannya. Apabila ditelusuri kembali peran yang dimainkan antropologi budaya dan sosial dalam mengkaji "enomena!"enomena yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat yang sedikit banyaknya memiliki keterkaitan dengan kepercayaan!
28M. Amin Abdullah, Metodologi Penelitian Agama, Pendekatan Multidisipliner... , hlm. 60 29 Abuddin )ata, Metodologi Studi Islam,
kepercayaan dan institusi!institusi yang ada dalam masyarakat, maka peran pendekatan antropologi paling tidak memberi kontribusi dan berman"aat untuk : 1; Memahami "enomena keagamaan yang merupakan bagian dari kehidupan sehari!
hari umat Islam. 2; Pemahaman yang tepat tentang ajaran agama dapat membangkitkan reaktualisasi
ajaran!ajaran Islam. 3; 4ntuk dapat lebih mem"ungsikan peran agama dalam pembangunan secara
nasional. 4; Memahami keragaman dan keunikan pola, corak, tingkat
dan stereotype
keberagamaan suatu komunitas. 5; Memahami style keberagamaan dalam suatu ormas.
'isamping itu hasil penelitian dengan pendekatan antropologi ini, akan dapat membantu upaya pengembangan kehidupan beragama dan sekaligus membantu perencanaan pembangunan kehidupan beragama umat Islam. 'engan demikian, pendekatan antropologi dalam dalam studi Islam sangatlah diperlukan. Islam dimaksud disini adalah Islam yang telah dipraktikkan dalam kehidupan sehari!hari, Islam yang telah melembaga dalam kehidupan suku, etnis, kelompok atau bangsa tertentu, Islam yang telah terinstitusionalisasi dalam kehidupan organisasi sosial, budaya, politik dan agama. Islam yang terlembaga dalam kehidupan masyarakat yang menganut madhab! madhab, pengikut berbagai sekte, partai!partai atau kelompok!kelompok kepentingan tertentu. 8asil kajian antropologi terhadap realitas kehidupan konkrit di latpangan akan dapat membantu tumbuhnya saling pemahaman antar berbagai paham dan penghayatan keberagamaan yang sangat bermacam!macam dalam kehidupan riil masyarakat Islam baik pada tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional. Islam adalah agama sama%i yang diturunkan kepada )abi Muhammad 3AW melalui malaikat Bibril. Islam tidak hanya diperuntukkan kepada )abi 3a%, tetapi juga untuk umatnya #manusia$. 3upaya Islam dapat diterima dan ajarannya dipahami serta dilaksanakan oleh umat manusia, maka didalam penyampaiannya harus menggunakan pendekatan atau metodologi yang pas dan sesuai. Bika tidak, maka dikha%atirkan dalam %aktu yang tidak lama Islam hanya tinggal namanya saja. 8al ini perlu disadari oleh para ilmu%an muslim. 'an karena agama itu sangat erat hubungannya dengan manusia, maka pendekatan antropologi sangat penting untuk diterapkan didalam studi Islam.
16
IV;
KESIMPULAN DAN PENUTUP
'ari pembahasan yang telah diuraikan secara panjang lebar, dapat disimpulkan bah%a antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang manusia dari segi keanekaragaman "isik serta kebudayaan #cara!cara berprilaku, tradisi!tradisi, nilai!nilai$ yang dihasilkannya, sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda!beda. Genomena agama yang menjadi obyek kajian dalam Pendekatan antropologi, yaitu : $ Scripture atau naskah atau sumber ajaran dan simbol agama@ 0$ Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama@ 6$ 5itus, lembaga dan ibadat@ 9$ Alat!alat@ =$ Organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan. Ada 9 ciri "undamental cara kerja pendekatan antropologi terhadap agama, yaitu : $ &ercorak descripti+e, bukannya normatie@ 0$ local practices , yaitu praktik konkrit dan nyata di lapangan@ 6$ Antropologi selalu mencari keterhubungan dan keterkaitan antar berbagai domain kehidupan secara lebih utuh #connections across social domains$@ 9$ 7omparati+e, artinya studi dan pendekatan antropologi memerlukan perbandingan dari berbagai tradisi, sosial, budaya dan agama! agama.
17
DA0TAR PUSTAKA
Abdullah, M. Amin, 011?, Metodologi Penelitian Agama, Pendekatan Multidisipliner , /ogyakarta: embaga Penelitian 4I) 3unan Kalijaga. , 4rgensi Pendekatan Antropologi untuk 3tudi Agama dan 3tudi Islam, http:77aminabd.%ordpress.com701717urgensi!pendekatan!antropologi!untuk! studi!agama!dan!studi!islam7 Abdullah, au"ik dan Karim, M.5usli, #ed$, 2D2, Metodologi Penelitian Agama, /ogyakarta : iara Wacana /ogya. Ahmad Amin, 8usyain, 011, 3eratus okoh 'alam 3ejarah Islam, &andung : Pt. 5emaja 5osdakarya. Ahmad, Akbar 3., !earah Antropologi Islam, #Bakarta: Media 'a%ah$. Al!&iruni, t., Al-&alsa'ah 8indi*ah Ma$a Ma%aramah bi &alsa'ah (unani )a atTas*au' al-Islam, Abdul 8alim Mahmud dan 4sman Abdul Munim /usu" #ra"indo Persada. Koentjaraningrat, 22?, Pengantar Antropologi. Bakarta @ 5ineka ipta. 22?. Mudhar, M. Atho, 22D, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek , /ogyakarta: Pustaka Pelajar. )ata, Abuddin, 010, Metodologi Studi Islam,
18