MAKALAH ANEKA PENDEKATAN DALAM STUDI AGAMA Dosen Pembimbing : CUSNUL CHOLIK, M.H.i
Disusun Oleh : 1. M. ASIF SIF AMALU MALUDD DDIN IN 2. TACHIN CHINUS USHO HOF FA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM (STAIDA) KREMPYANG KREMPYANG TANJUNGANOM TANJUNGANOM NGANJUK Jl. KH. Wa Wachid chid Hasyim 126 Krempyang Tanunganom Tanunganom !ganu" Telp. #$%&'( ))%*&6 + ))1$1$
BAB I PENDAHULUAN
A.
Lata B!"a#a
%$Pe,unu"-pe,unu" agama mengenai berbagai "ehidupan manusia sebagaimana ,erdapa, di dalam sumber aarannya /l-0uran dan Hadi,s ,ampa" ama, ideal dan agung. slam mengaar"an "ehidupan yang dinamis dan progresi3 menghargai a"al pi"iran melalui pengembangan ilmu penge,ahuan dan ,e"nologi bersi"ap seimbang dalam dalam memenu memenuhi hi "ebu,u "ebu,uhan han ma,eria ma,eriall dan spiri,u spiri,ual al senan, senan,iasa iasa mengem mengemban bang"a g"an n "epedulian "epedulian sosial menghargai menghargai 4a",u bersi"ap bersi"ap ,erbu"a ,erbu"a demo"ra,is demo"ra,is berorien,asi berorien,asi pada "uali,as "uali,as egali,er egali,er "emi,raan "emi,raan an,i-3eodali an,i-3eodalis,i" s,i" mencin,ai mencin,ai "ebersihan "ebersihan mengu,ama"an mengu,ama"an persaudaraan bera"hla" mulia dan bersi"ap posi,i3 lainnya. De4asa ini "ehadiran agama sema"in di,un,u, agar i"u, ,erliba, secara a",i3 di dalam memecah"an berbagai masalah yang dihadapi uma, manusia. /gama ,ida" boleh hanya se"edar menadi lambang "esalehan a,au berhen,i se"adar disampai"an dalam "ho,bah melain"an secara "onsepsional menunu""an cara-cara yang paling e3e",i3 dalam memecah"an masalah. Tun,u,an ,erhadap agama yang demi"ian i,u dapa, dia4ab mana "ala pemahaman agama yang selama ini banya" mengguna"an pende"a,an ,eologis dileng"api dengan pemahaman agama yang mengguna"an pende"a,an lain yang secara operasional "onsep,ual dapa, memberi"an a4aban ,erhadap masalah yang ,imbul. Dalam memahami agama banya" pende"a,an yang dila"u"an. Hal demi"ian perlu dila"u dila"u"an "an "arena "arena pende" pende"a,an a,an ,ersebu ,ersebu,, "ehadi "ehadiran ran agama agama secara secara 3ungsi 3ungsiona onall dapa, dapa, dirasa" dirasa"an an oleh oleh pengan penganu,n u,nya ya.. 5erbaga 5erbagaii pende" pende"a,an a,an ,ersebu ,ersebu,, melipu melipu,i ,i pende" pende"a,an a,an ,eolog ,eologis is norma, norma,ie ie an,rop an,ropolo ologis gis sosiol sosiologi ogis s psi"ol psi"ologi ogis s his,ori his,oriss dan pende" pende"a,an a,an 3iloso3 3iloso3is is ser,a ser,a pende" pende"a,a a,an-p n-pend ende"a e"a,an ,an lainny lainnya. a. /dapu /dapun n yang yang dima"s dima"sud ud dengan dengan pende"a,an disini adalah cara pandang a,au paradigma yang ,erdapa, dalam sua,u bidang ilmu yang selanu,nya diguna"an diguna"an dalam memahami agama.
Dan disini "ami mengaa" anda un,u" menge,ahui lebih lanu, seper,i apa i,u saa pende"a,an dalam s,udi slam.
B. R&'&a$ Maa"a
1. 5agaimana pende"a,an 3iloso3is dalam s,udi slam 7 2. 5agaimana pende"a,an norma,ie dalam s,udi slam 7 %. 5agaimana pende"a,an his,oris dalam s,udi slam 7 *. 5agaimana pende"a,an an,ropologis dalam s,udi slam 7 &. 5agaimana pende"a,an sosiologis dalam s,udi slam 7 6. 5agaimana pende"a,an ,eologis dalam s,udi slam 7 ). 5agaimana pende"a,an psi"ologis dalam s,udi slam 7 '. 5agaimana pende"a,an secara 3eminis dalam s,udi slam7 8. 5agaimana pende"a,an secara 3enomenologis dalam s,udi slam 1$. Dan apa saa pende"a,an-pende"a,an lainnya dalam s,udi slam 7
BAB II PEMBAHASAN
A. P!$*!#ata$ Fi"++i 9ecara har3iah "a,a 3ilsa3a, berasal dari "a,a philo yang berar,i cin,a "epada "ebenaran ilmu dan hi"mah. 9elain i,u 3ilsa3a, dapa, pula berar,i mencari ha"i"a, sesua,u berusaha menau,"an sebab dan a"iba, ser,a berusaha mena3sir"an pengalaman pengalaman manusia.1 Dalam Kamus mum 5ahasa ndonesia Poer4adarmin,a mengar,i"an 3ilsa3a, sebagai penge,ahuan dan penyelidi"an dengan a"al budi mengenai sebab-sebab asas-asas hu"um dan sebagainya ,erhadap segala yang ada di alam semes,a a,aupun mengenai "ebenaran dan ar,i ;adanya; sesua,u.2 Ji"a meliha, de3inisi yang diberi"an oleh dua orang yang mula-mula mencin,ai "ebia"an Pla,o dan /ris,o,eles "i,a dapa, mulai meliha, bagaimana "emung"inan"emung"inan i,u dapa, dimenger,i. Pla,o mendes"ripsi"an 3ilsu3 sebagai orang yang siap merasa"an se,iap ben,u" penge,ahuan senang belaar dan ,ida" pernah puas. /ris,o,eles uga memberi"an sua,u de3enisi 3ilsa3a, sebagai ;penge,ahuan mengenai "ebenaran; . 9edang"an 9e<,us =mpiricius menya,a"an bah4a 3ilsa3a, adalah sua,u a",ii,as yang melindungi "ehidupan yang bahagia melalui dis"usi dan argumen. >a"a unsur "unci yang menyusun ;cin,a pada "ebia"an adalah "emauan menaga pi"iran ,e,ap ,erbu"a "esediaaan membaca secara luas dan memper,imbang"an seluruh 4ilayah pemi"iran dan memili"i perha,ian pada "ebenaran. 9emua i,u bagian dari sua,u a",ii,as a,au proses dimana dialog dis"usi dan mengemu"a"an ide dan argumen merupa"an in,inya. Dengan "a,a lain ?cin,a pada "ebia"an; ini adalah sua,u "omi,men sua,u "emauan mengi"u,i sesua,u a,au alur pemi"iran a,au sua,u ide sampai pada "esimpulan"esimpulannya namun se,iap lang"ah proses i,u selalu ,erbu"a un,u" di,en,ang selalu
1 Omar mohammad /@-Toumy al-syaibani filsafah pendidikan islam #,er.( @anggulung dari udul asli falsafah al-tarbiyah al-islamiyah#a"ar,a: bulan bin,ang 18)8( ce,.1 hlm.2& 2 J.s poer4adarmin,a kamus umum bahasa indonesia#a"ar,a: balai pus,a"a 1881(ce,A hlm.2'$
,erbu"a un,u" dibu",i"an salah. Kesimpulan-"esimpulan yang dicapai bersi3a, semen,ara dan ,en,a,i3. Penger,ian 3ilsa3a, yang umumnya diguna"an adalah pendapa, yang di"emu"a"an 9idi BaCalba. >enuru,nya 3ilsa3a, adalah berpi"ir secara mendalam sis,ema,i" radi"al dan uniersal dalam rang"a mencari "ebenaran in,i hi"mah a,au ha"i"a, mengenai segala sesua,u yang ada. Dengan demi"ian dapa, di"e,ahui bah4a 3ilsa3a, pada in,inya adalah upaya a,au usaha un,u" menelas"an in,i ha"i"a, a,au hi"mah mengenai sesua,u yang berada dibali" obe" 3ormanya. ilsa3a, mencari sesua,u yang mendasar asas dan in,i yang ,erdapa, dibali" yang bersi3a, lahiriah. 9ebagai con,oh "i,a umpai berbagai mere" pulpen dengan "uali,as dan harganya yang berbeda namun in,i semua pulpen i,u adalah sebagai ala, ,ulis. Ke,i"a disebu, ala, ,ulis ma"a ,erca"uplah semua nama dan enis pulpen. @ouis O. Ka,,so3 menga,a"an bah4a "egia,an "e3ilsa3a,an ialah merenung ,e,api merenung bu"anlah melamun uga bu"an ber3i"ir secara "ebe,ulan yang bersi3a, un,ung-un,ungan melain"an dila"u"an secara mendalam radi"al sis,ema,i" dan uniersal. >endalam ar,inya dila"u"an sedemi"ian rupa hingga dicari sampai "e ba,as di mana a"al ,ida" sanggup lagi. Eadi"al ar,inya sampai "e a"ar-a"arnya hingga ,ida" ada lagi yang ,ersisa. 9is,ema,i" ma"sudnya adalah dila"u"an secara ,era,ur dengan mengguna"an me,ode berpi"ir ,er,en,u dan uniersal ma"sudnya ,ida" diba,asi hanya pada sua,u "epen,ingan "elompo" ,er,en,u ,e,api un,u" seluruhnya. 9edang"an 3ilsa3a, se,elah memasu"i ranah ?agama; ,eradi sedi"i, pergeseran ma"na dari yang disebu,"an di a,as. >isalnya dalam "aian agama "ris,en Dal3erd menya,a"an bah4a ,ugas 3ilsa3a, adalah meliha, persoalan-persoalan yang meling"upi pengalaman manusia 3a",or-3a",or yang menyebab"an pengalaman manusia menadi pengalaman religius dan membahas bahasa yang diguna"an uma, beragama dalam membicara"an "eya"inan mere"a. 5aginya rasionali,as "era re3le",i3 agama dalam proses "eimanan yang menun,u, pemahaman i,ulah yang meniscaya"an adanya hubungan an,ara agama dan 3ilsa3a,. Dalam upaya agar agama ,erpahami bai" upaya yang bersi3a, in,ernal ya"ni upaya ,radisi "eagamaan menge"splorasi 4a,a" dan ma"na "eimanan maupun upaya e"s,ernal ya"ni upaya menelas"an dan mengar,i"ulasi"an ma"na i,u bagi mere"a yang ,ida" berada dalam ,radisi agama ,ida" dapa, dipisah"an dari 3ilsa3a,. Ke,er"ai,an an,ara
"eduanya ,er3o"us pada rasionali,as "i,a dapa, menya,a"an bah4a sua,u pende"a,an 3iloso3is ,erhadap agama adalah sua,u proses rasional. Fang dima"sud ?proses rasional; ini menca"up dua hal. Per,ama "i,a menunu""an 3a",a bah4a a"al memain"an peran 3undamen,al dalam re3le"si pengalaman dan "eya"inan "eagamaan dalam sua,u ,radisi "eagamaan. Kedua "i,a menunu""an 3a",a bah4a dalam mengurai"an "eimanannya ,radisi "eagamaan harus dapa, mengguna"an a"al dalam memprodu"si argumenargumen logis dan dalam membua, "laim-"laim yang dapa, dibenar"an. 9edang"an dalam "aian slam berpi"ir 3iloso3is ,ersebu, selanu,nya dapa, diguna"an dalam memahami agama dengan ma"sud agar hi"mah ha"i"a, a,au in,i dari aaran agama dapa, dimenger,i dan dipahami secara sa"sama. Pende"a,an 3iloso3is ini sebenarnya sudah banya" dila"u"an sebelumnya dian,aranya >uhammad al Jura4i yang menulis bu"u berudul Hi"mah /l Tasyri 4a alsa3a,uhu. Dalam bu"u ,ersebu, /l Jura4i berusaha mengung"ap"an hi"mah yang ,erdapa, di bali" aaran-aaran agama slam misalnya aaran agama slam mengaar"an agar mela"sana"an shola, beramaah dengan ,uuan an,ara lain agar seseorang dapa, merasa"an hi"mahnya hidup secara berdampingan dengan orang lain dan lain sebagainya. >a"na demi"ian dapa, diumpai melalui pende"a,an yang bersi3a, 3iloso3is. Dengan mengguna"an pende"a,an 3iloso3is seseorang a"an dapa, memberi ma"na ,erhadap sesua,u yang diumpainya dan dapa, pula menang"ap hi"mah dan aaran yang ,er"andung di dalamnya. Dengan cara demi"ian "e,i"a seseorang mengera"an sua,u amal ibadah ,ida" a"an merasa "e"eringan spiri,ual yang dapa, menimbul"an "ebosanan. 9ema"in mampu menggali ma"na 3iloso3is dari sua,u aaran agama ma"a sema"in mening"a, pula si"ap penghaya,an dan daya spiri,uali,as yang dimili"i seseorang. >elalui pende"a,an 3iloso3is ini seseorang ,ida" a"an ,ereba" pada pengamalan agama yang bersi3a, 3ormalis,i" ya"ni mengamal"an agama dengan susah payah ,api ,ida" memili"i ma"na apa-apa "osong ,anpa ar,i. Fang didapa,"an dari pengamalan agama hanyalah penga"uan 3ormalis,i" misalnya sudah hai sudah menunai"an ru"un slam "elima dan berhen,i sampai disi,u saa. Tida" dapa, merasa"an nilai-nilai spiri,ual yang ,er"andung di dalamnya. !amun demi"ian pende"a,an 3iloso3is ini ,ida" berar,i mena3i"an a,au menyepele"an ben,u" pengamalan agama yang bersi3a, 3ormal. ilsa3a, mempelaari segi ba,in yang bersi3a, eso,eri" sedang"an ben,u" #3orma( mem3o"us"an segi lahiriah yang bersi3a, e"so,eri". slam sebagai agama yang banya" menyuruh
penganu,nya memperguna"an a"al pi"iran sudah dapa, dipas,i"an sanga, memerlu"an pende"a,an 3iloso3is dalam memahami aaran agamanya. Dari pemaparan di a,as penulis mencoba un,u" merumus"an penger,ian dari pende"a,an 3iloso3is. >enuru, penulis pende"a,an 3iloso3is adalah cara pandang a,au paradigma yang ber,uuan un,u" menelas"an in,i ha"i"a, a,au hi"mah mengenai sesua,u yang berada di bali" obe" 3ormanya. Dengan "a,a lain pende"a,an 3iloso3is adalah upaya sadar yang dila"u"an un,u" menelas"an apa dibali" sesua,u yang nampa".
B. P!$*!#ata$ N+'ati Pende"a,an norma,i3 adalah s,udi islam yang memandang masalah dari sudu, legal3ormal a,au norma,i3nya.% @egal-3ormal adalah hu"um yang ada hubungannya dengan halal dan haram boleh a,au ,ida" dan seenisnya. 9emen,ara norma,i3 adalah seluruh aaran yang ,er"andung dalam nash. Dengan demi"ian pende"a,an norma,i3 mempunyai ca"upan yang sanga, luas sebab seluruh pende"a,an yang diguna"an oleh ahli usul 3i"ih #usuliyin( ahli ho"um islam #3u0aha( ahli ,a3sir #mu3assirin( danah lihadi,s #muhaddi,hin( ada hubungannya dengan aspe" legal-3ormal ser,a aaran islam dari sumbernya ,ermasu" pende"a,an norma,i3. 9isi lain dari pende"a,an norma,i3 secara umum ada dua ,eori yang dapa, diguna"an bersama pende"a,an norma,i3-,eologis.Teori yang per,ama adalah hal-hal yang ber,uuan un,u"
menge,ahui
"ebenaran
ser,a
dapa,
dibu",i"an
secara
empiri"
dan
e"sperimen,al.Teori yang "edua adalah hal-hal yang suli, dibu",i"an secara empiri" dan e"sperimen,al.n,u" hal-hal yang dapa, dibu",i"an secara empiri" biasanya disebu, masalah yang berhubungan dengan rayi #penalaran(. 9edang masalah-masalah yang ,ida" berhubungan dengan empiri" #ghaib( biasanya diusaha"an pembu",iannya dengan mendahulu"an "epercayaan.Hanya saa cu"up suli, un,u" menen,u"an hal-hal apa saa yang masu" "lasi3i"asi empiri" dan mana yang ,ida" ,eradi sehingga menyebab"an perbedaan pendapa, di"alangan para ahli.>a"a si"ap yang perlu dila"u"an dengan pende"a,an norma,i3 adalah si"ap "ri,is.
% Pro3. Dr. Khoiruddin !asu,ion >./. Pengantar Studi Islam Fogya"ar,a: /cademia dan TaCCa3a 2$$8hlm 18)
/dapun beberapa ,eori popular yang dapa, diguna"an dengan pende"a,an norma,i3 disamping ,eori-,eori yang diguna"an oleh para 3u0ahausuluyinmuhaddi,hin dan mu3assirin dian,ara adalah ,eori ,eologis-3iloso3is yai,u pende"a,an memahami /l Guran dengan cara mengin,erpre,asi"annya secara logis-3iloso3i ya"ni mecari nilai-nilai obe",i3 dari sube",i3i,as /l Guran. Teori lainnya adalah norma,i3-sosiologis a,au sosiologis seper,i yang di,a4ar"an /sghar /li =ngerineer dan Tahir al-Haddad ya"ni dalam memahami nash #/l Guran dan sunah !abi >uhammad 9/W.( selain i,u ada pemisahan an,ara nash norma,i3 dengan nash sosiologis. !ash norma,i3 adalah nash yang ,ida" ,ergan,ung pada "on,e"s. 9emen,ara nash sosilogis adalah nash yang pemahamannya harus disesuai"an dengan "on,e"s 4a",u ,empa, dan lainnya. Dalam apli"asinya pende"a,an noma,i3 ,e"s,ualis ,ida" menemui "endala yang berar,i "e,i"a dipa"ai un,u" meliha, dimensi islam norma,i3 yang bersi3a, Go,hi. Persoalanya us,ru a"an sema"in rumi, "e,i"a pende"a,an ini dihadap"an pada reali,a dalam /l-Guran bah"an diamal"an oleh "omuni,as ,er,en,u secara luas con,oh yang paling "ong"ri, adalah adanya ri,ual ,er,en,u dalam "omuni,as muslim yang sudah men,radisi secara ,urun ,emurunseper,i slame,an #Tahlilan a,au "enduren(. Dari uraian ,ersebu, ,erliha, bah4a pende"a,an norma,i3 ,e"s,ualis dalam memahami agama mengguna"an cara berpi"ir dedu",i3 yai,u cara berpi"ir yang bera4al dari "eya"inan yang diya"ini benar dan mu,la" sehingga ,ida" perlu diper,anya"an lebih dulu melain"an dimulai dari "eya"inan yang selanu,nya diper"ua, dengan dalil-dalil dan argumen,asi. Pende"a,an norma,i3 ,e",ualis sebagaimana disebu,"an dia,as ,elah menunu"an adanya "e"urangan seper,i e"s"lusi3 dogma,is yang berar,i ,ida" mau menga"ui adanya paham golongan lain bah"an agama lain dan sebagainya.!amun demi"ian melalui pende"a,an norrma,i3, ,e",ualis ini seseorang a"an memili"i si"ap mili,ansi dalam beragama sehingga berpegang ,eguh "epada aga ma yang diya"ininya sebagai yang benar ,anpa memandang dan meremeh"an agama lainya.
C. Pendekatan Historis Sejarah atau historis (Historical Approach) adalah suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur
tempat, waktu, objek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dal peristiwa tersebut. Melalui pendekatan sejarah seorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat emiris dan mendunia.
ari
keadaan
ini
seseorang
akan
melihat
adanya
kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis. !endekatan kesejarahan ini amat dibutuhkan dalam memahami agam, karena agama itu sendiri turun dalam situasi yang konkrit bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan. alam hubungan ini "untowijoyo telah melakukan studi yang mendalam terhadap agama yang dalam hal ini #slam, menurut pendekatan sejarah. "etika
ia mempelajari Al$%ur&an
ia sampai pada satu
kesimpulan bahwa pada dasarnya kandungan Al$'ur&an itu terbagi menjadi dua bagian. agian pertama, berisi konsep$konsep, dan bagian kedua berisi kisah$kisah sejarah dan perumpamaan. alam bagian pertama yang berisi konsep ini kita mendapati banyak sekali istilah Al$'ur&an yang merujuk kepada pengertian$ pengertian normatie yang khusus, doktrin$doktrin etik, aturan$aturan legal, dan ajaran$ajaran keagamaan pada umumnya. #stilah$istilah atau singkatnya pernyataan$pernyataan itu mungkin diangkat dari konsep$konsep yang telah dikenal oleh masyarakat Arab pada waktu Al$'ur&an, atau bisa jadi merupakan istilah$istilah baru yang dibentuk untuk
mendukung
adanya
konsep$konsep
relegius
yang
ingin
diperkenalkannya. *ang jelas istilah itu kemudian dintegrasikan ke dalam pandangan dunia Al$'ur&an, dan dengan demikian, lalu menjadi konsep$konsep yang otentik. alam bagian pertama ini, kita mengenal banyak sekali konsep baik yang bersifat abstrak maupun konkret. "onsep tentang Allah, Malaikat, Akhirat, Ma&ruf, munkar dan sebagainya adalah termasuk yang abstrak. Sedangkan konsep tentang fu%ara&, masakin, termasuk yang
konkret. Selanjutnya, jika pada bagian yang berisi konsep, Al$'ur&an bermaksud membentuk pemahaman yang komprehensif mengenai nilai$nilai #slam, maka pada bagian yang kedua yang berisi kisah dan perumpamaan Al$'ur&an ingin mengajak dilakukannya perenungan untuk memperoleh hikmah. Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya
berkenaan
dengan penerapan
suatu
peristiwa. ari sini maka seseorang tidak akan memahami agama keluar dari konteks historisnya. Seseorang yang ingin memahami Al$ 'ur&an secara benar misalnya, yang bersangkutan harus memahami sejarah turunnya Al$'ur&an atau kejadian$kejadian yang mengiringi turunnya Al$'ur&an yang selanjutnya disebut dengan ilmu asbab al$ nu+ul yang pada intinya berisi sejarah turunnya ayat Al$'ur&an. engan ilmu ini seseorang akan dapat mengetahui hikmah yang terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu, dan
ditujukan
untuk
memelihara
syari&at
dari
kekeliruan
memahaminya. Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia. ari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis. Menurut perpektif sejarah, ada macam penafsiran terhadap aturan hukum dan perundang$undangan, yaitu !enafsiran menurut sejarah hukum, !enafsiran menurut sejarah penetapan peraturan perundang$
undangan. D. Pendekatan Antropologi !endekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat * Dr. H. /bu Fasid >./. @@.>. Aspek-aspek Penelitian Hukum #9i,ubondo: 2$1$( hlm.)2
wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui ini pendekatan agama tampak akrab dan dekat dengan masalah$masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. a. Antropologi Seagai Bidang Il!" H"!aniora Antropologi adalah sebuah ilmu yang didasarkan atas obserasi gartisipasi yang luas tentang kebudayaan, menggunakan data yang terkumpul, dengan menetralkan nilai, analisa yang tenang (tidak memihak) menggunakan metode komgerati/. 0ugas utama antropologi, studi tentang manusia adalah untuk memungkinkan kita memahami diri kita dengan memahami kebudayaan lain. Antropologi menyadarkan kita tentang kesatuan manusia secara esensil, dan karenanya membuat kita saling menghargai antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan Humaniora atau Humaniteis adalah bidang$bidang studi yang berusaha menafsirkan makna kehidupan manusia dan berusaha menambah martabat kepada penghidupan dan eksitensis manusia menurut 1lwood mende/nisikan 2Humaniora2 sebagai seperangkat dari perilaku
moral
manusia
terhadap
sesamanya,
beliau
juga
mengisyaratkan pengakuan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai kedudukan amung (uni%ue) dalam ekosistem, namun sekaligus juga amat tergantung pada ekosistem itu dan ia sendiri bahkan merupakan bagian bidang$bidang yang termasuk humaniora meliputi agama, /lsafat, sejarah, bahasa, sastra, dan lain$lain. Manfaat pendidikan humaniora adalah memberikan pengertian yang lebih mendalam mengenai segi manusiawi. 3adi antara antropologi dan humaniora hubungannya sangat erat yang kesemuanya memberikan sumbangan kepada antropologi sebagai kajian umum mengenai manusia. agi para humanis bahan antropologis juga sangat penting. alam deskripsi biasa mengenai kebudayaan primitif, ahli etnogra/ tradisional biasanya merekam sebagai macam mite dan folktale, menguraikan artifak, musik dan bentuk$bentuk karya
seni, barangkali juga menjadi subjek analisa bagi para humanis dengan menggunakan alat$alat konseptual mereka sendiri. . Il!"#il!" Bagian Dari Antropologi i uniersitas$uniersitas Amerika, antropologi telah mencapai suatu perkembangan yang paling luas ruang lingkupnya dan batas lapangan perhatiannya yang luas itu menyebabkan adanya paling sedikit lima masalah penelitian khusus4. Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (eolusinya) secara biologis. . Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri$ciri tumbuhnya. 5. Masalah sejarah asal, perkembangan dan persebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia diseluruh dunia. . Masalah perkembangan persebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di seluruh dunia. 6. Masalah
mengenai
asas$asas
kebudayaan
manusia
dalam
kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar diseluruh bumi masa kini.
$. Signi%kasi Antropologi Seagai Pendekatan St"di Isla! !endekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini, agama tampak akrab dan dekat dengan
masalah$masalah
yang dihadapi
manusia
dan
berupaya
menjelaskan dan memberikan jawabannya. engan kata lain bahwa cara$cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologis dalam
melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama. Antropologi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan !owam 7ahardjo, lebih mengutamakan langsung bahkan sifatnya partisipatif. E. Pendekatan Sosiologi Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan$ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Soerjono Soekanto mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian. ari dua de/nisi terlihat sosiologi adalah ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. 3alaluddin 7ahman dalam bukunya yang berjudul #slam Alternatif, menunjukkan betapa besarnya perhatian agama yang dalam hal ini #slam terhadap masalah sosial, dengan mengajukan lima alasan sebagai berikut4. Pertama, dalam Al$'ur&an atau kitab$kitab hadits, proporsi terbesar kedua sumber hukum #slam itu berkenaan dengan urusan muamalah. Menurut Ayatullah "homaeni dalam bukunya Al$Hukumah Al$#slamiyah yang dikutip 3alaluddin 7ahman, dikemukakan bahwa perbandingan antara ayat$ayat ibadah dan ayat$ayat yang menyangkut kehidupan sosial adalah satu berbanding seratus 8 untuk satu ayat ibadah, ada seratus ayat muamalah (masalah sosial). . Kedua, bahwa ditekankannya masalah muamalah (sosial) dalam #slam ialah adanya kenyataan bahwa bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan muamalah yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan (tentu bukan
ditinggalkan),
sebagaimana mestinya.
melainkan
dengan
tetap
dikerjakan
5. Ketiga, bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakan diberi ganjaran lebih besar dari pada ibadah yang bersifat seorangan. "arena itu shalat yang dilakukan secara berjamaah dinilai lebih tinggi nilainya dari pada shalat yang dikerjakan sendirian (munfarid) dengan ukuran satu berbanding dua puluh derajat. . Keempat, dalam #slam terdapat ketentuan bila urusan ibadah dilakukan
tidak
sempurna
atau
batal
karena
melanggar
pantangan tertentu maka kifaratnya (tembusannya) adalah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial. 6. Kelima, dalam #slam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapat ganjaran lebih besar dari pada ibadah sunnah. #lmu sosial dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal ini dapat dimengerti karena banyak bidang kajian agama yang baru dipahami secara imporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dari ilmu
sosila.
sebagaimana
!entingnya
pendekatan sosial
disebutkan
diatas,
dapat
dalam
agama
dipahami,
karena
banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan masalah sosial. esarnya perhatian agama terhadap masalah sosial ini selanjutnya mendorong kaum agama memahami ilmu$ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya. Maksud pendekatan ilmu sosial ini adalah implementasi ajaran #slam oleh manusia dalam kehidupannya. !endekatan ini mencoba
memahami
keagamaan
seseorang
pada
suatu
masyarakat. 9enomena$fenomena keislaman yang bersifat lahir diteliti dengan menggunakan ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi dan lain sebagainya. !endekatan sosial ini seperti apa
perilaku
keagamaan
seseorang
didalam
masyarakat
apakah perilakunya singkron dengan ajaran agamanya atau
tidak. !endekatan ilmu sosial ini digunakan untuk memahami keberagamaan seseorang dalam suatu masyarakat. &. P!$*!#ata$ T!+"+%i Teologi dari segi e,imologi berasal dari bahasa yunani yai,u ,heologia. Fang ,erdiri dari "a,a ,heos yang berar,i ,uhan a,au de4a dan logos yang ar,inya ilmu. 9ehingga ,eologi adalah penge,ahuan "e,uhanan . sedang"an pende"a,an ,eologis adalah sua,u pende"a,an yang norma,i3 dan subec,ie ,erhadap agama. Pada umumnya pende"a,an ini dila"u"an dari dan oleh penganu, agama dalam usahanya menyelidi"i agama lain. 9ecara har3iah pende"a,an ,eologis norma,i3 dalam memahami agama dapa, diar,i"an sebagai upayamemahami agama dengan mengguna"an "erang"a ilmu "e,uhanan yang ber,ola" dari sua,u "eya"inan bah4a 4uud empiris dari sua,u "eagamaan dianggap sebagai yang paling benar dubandung"an dengan yang lainnya. >enuru, The =ncyclopedia o3 /merican Eeligion di /meri"a 9eri"a, ,erdapa, 1.2$$ se",e "eagamaan. 9a,u dian,aranya adalah se",e Daidian bersama '$ orang pengi"u, 3ana,i"nya mela"u"an bunuh diri masal se,elah berselisih dengan "e"uasaan pemerin,ah /meri"a 9eri"a,. Dalam slam pun secara ,radisional dapa, diumpai ,eologi >u,aCilah ,eologi /syariyah dan ,eologi >a,uridiyah. 9ebelumnya ,erdapa, pula ,eologi bernama Kha4ari dan >uriah. Di masa se"arang ini perbadaan dalam ben,u" 3ormal ,eologis yang ,eradi di an,ara berbagai madChab dan aliran ,eologis "eagamaan. !amun plurali,as dalam perbedaan ,ersebu, seharusnya ,ida" memba4a mere"a pada si"ap saling bermusuhan dan saling menonol"an segi-segi perbedaan masing-masing secara arogan ,api sebai"nya dicari ,i,i" persamaanya un,u" menuu sub,ansi dan misi agama yang paling suci. 9alah sa,unya adalah dengan me4uud"an rahma, bagi seluruh alam yang dilandasi pada prinsip "eadilan "emanusiaan "ebersamaan "emi,raan saling menolong saling me4uud"an "edamaian dan se,erusnya. Ji"a misi ,ersebu, dapa, dirasa"an 3ungsi agama bagi "ehidupan manusia segera dapa, dirasa"an.
G. P!$*!#ata$ Pi#+"+%i Pende"a,an ini merupa"an usaha un,u" memperoleh sisi ilmiah dari aspe"-aspe" ba,ini pengalaman "eagamaan. 9ua,u esensi pengalaman "eagamaan i,u benar-benar ada dan bah4a dengan sua,u esensi pengalaman ,ersebu, dapa, di"e,ahui. 9en,imen-
sen,imen indiidu dan "elompo" beri"u, gera" dinamisnya harus pula di,eli,i dan inilah yang menadi ,ugas in,erpre,asi psi"ologis. n,erpre,asi agama melalui pende"a,an psi"ologis memang ber"embang dan diadi"an sebagai cabang dari psi"ologi dengan nama psi"ologi agama. Obe" ilmu ini adalah manusia geala-geala empiris dari "eagamaanya. Karena ilmu ini ,ida" berha" mempelaari be,ul ,ida"nya sua,u agama me,odenya pun ,ida" berha" un,u" menilai a,au mempelaari apa"ah agama i,u di4ahyu"an Tuhan a,au ,ida" dan uga ,ida" berha" mempelaari masalah-masalah yang ,ida" empiris lainnya. Oleh "arena i,u pende"a,an psi"ologis ,ida" berha" menen,u"an benar salahnya sua,u agama "arena ilmu penge,ahuan ,ida" memili"i ,e"ni" un,u" mendemons,rasi"an hal-hal seper,i i,u bai" se"arang maupun 4a",u yang a"an da,ang. 9elain i,u si3a, ilmu penge,ahuan si3a,nya adalah empirical science ya"ni mengandung 3a",a empiris yang ,ersusun secara sis,ema,is dengan mengguna"an me,ode ilmiah. a",a empiris ini adalah 3a",a yang dapa, diama,i dengan pola indera manusia pada umumnya a,au dapa, dialami oleh semua orang biasa sedang"an DCa, Tuhan4ahyuse,andan 3a",a gaib lainnya ,ida" dapa, diama,i dengan pola indera orang umum dan ,ida" semua orang mampu mengalaminya. 9umber-sumber ilmiah un,u" mengumpul"an da,a ilmiah melalui pende"a,an psi"ologi ini dapa, diambil dari: 1. Pengalaman dari orang-orang yang masih hidup 2. /pa yang "i,a capai dengan meneli,i diri "i,a sendiri %. Ei4aya, hidup yang di,ulis sendiri oleh yang bersang"u,an a,au yang di,ulis oleh para ahli agama. H. P!$*!#ata$ F!'i$i
9ebenarnya
pende"a,an
eminis
adalah
sebuah
pende"a,an
yang
lebih
mencondong"an perspe",i3 ,en,ang analisis agama slam dari segi gender. Kaum 3eminis yang pa,uh agama mempunyai pandangan bah4a "ehidupan 4ani,a ,ida" a"an ,erlepas dari adanya pandangan eminisme dan /gama"eduanya mempunyai "on,ribusi besar dalam memben,u" "epribadian seorang 4ani,a yang sesuai dengan "odra, ala mi dan sesuai dengan syaria, agama. eminis sendiri mempunyai 4ilayah yang luas asal"an masih dalam ling"up perempuan. 9emisal melipu,i an,ropologi perempuan sosiologi perempuanpsi"ologi perempuan 3ilsa3a, perempuan dan lain sebagainya. >a"a sebab i,ulah ,ida" mung"in
mende"a,i s,udi slam dari sudu, 3eminis ,anpa meminam hipo,esa ,eori a,au bah"an hu"um dari berbagai ilmu-ilmu dia,as. 9edang"an ,uuanu,amadari pende"a,an 3eminisi,u sendiri adalah mengiden,i3i"asi seauhmana ,erdapa, persesuaian an,ara pandangan 3eminis dan pandangan "eagamaan ,erhadap "edirian perempuan dan bagaimana menalin in,era"si yang paling mengun,ung"an an,ara yang sa,udengan yang lain. & n,u" mempermudah ma"sud dari pembahasan ma"a lebih sederhananya i"a pende"a,an 3eminis diar,i"an sebagai upaya dan usaha "aum 3eminis un,u" meng"ai slam dari segi gender. paya ini bermula "e,i"a adanya ben,u" "e,ida"adilan a,au lebih ,epa,nya ben,u" "e,ida"puasan "aum 3eminis dalam "aian slam ,erhadap perempuan seper,i con,oh masalah hu"um 4aris cara berpa"aian ha" un,u" ber"arir s,a,us personal poligini hu"uman 3isi" suami pada is,ri perceraian sepiha" a,au ,ala" dan lain sebagainya. Hal ini selaras dengan pendapa, BhaCala /n4ar salah sa,u "aum 3eminis muslimah ia memandang bah4a 3aham 3eminis adalah sebagai gera"an umum un,u" memulih"an mar,aba, "ebebasan dan "ese,araan ,ida" hanya an,ar enis manusia melain"an semua ma"hlu" dimu"a bumi ini.6 Dengan ar,i lain ma"sud dari "a,a memulih"an mar,aba, "ebebasan dan "ese,araan ini punya pesan ,ersira, bah4a menuru, BhaCala /n4ar me4a"ili "aum 3eminis ada ben,u" "e,ida"adilan dalam "aian slam ,eru,ama masalah gender yang mere"a peruang"an pemulihannya. Pende"a,an eminis ,erhadap s,udi slam mempunyai ar,i bah4a slam dapa, di"ai dari perspe",i3 perempuan secara umum ser,a hanya un,u" mencari "orelasi yang sesuai an,ara agama dan ,eori 3eminis i,u sendiri ,ida" lebih dan ,ida" "urang. Tapi "ebanya"an yang ,elah ada ,eori 3eminis hanya ber,uuan un,u" menghancur"an ba,as-ba,as peran a,au "e"uasaan dalam pembagian ,ugas peran gender i,u sendiri sehingga ,er"esan "e,a, menen,ang dan "eras.
I. P!$*!#ata$ F!$+'!$+"+%i Definisi fenomenologis yaaitu barasal dari bahasa Yunani “fenomenon”
yaitu sesuatu yang tampak yang terlihat karena berkecakupan. Dalam bbahasa & 9ue >organ Pende"a,aneminis /ne"a Pende"a,an9,udi /gama ed.Pe,er onnolly #Fogya"ar,a:@Kis 2$$2(hlm6%. 6 Ia"iyuddin 5aidha4yed.Wacana Teologi Feminis,#Fogya"ar,a : Pus,a"a Pelaar188)( hlm *.
indonesia dipakai istilah gejala, jadi fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomena atau gejala sesuatu yang menampakkan diri. Ilmu yang dipelajari adalah ilmu tentang perkembangan kesadaran dan pengenalan diri manusia sebagai ilmu yang mendahului ilmun filsafat atau bagian dari filsafat. Pendekatan enomenologis mula!mula merupakan upaya membangun suatu metodologi yang kohern bagi studi agama. "ekarang kitadapat melihat perkembangan pendekatan ini dengan lebih detil. enomenologi agama muncul di luar perdebatan itu, namun berangkat dari e#aluasi atas anteseden $pendekatan yang telah mendahuluinya%, dan berusaha menetapkan kerangka kerja metodologisnya sendiri dalam studi agama dalam kaitannya sebagai pendekatan alternatif terhadap sujek agama. &eski demikian kita mesti berhati!hati terhadap kecenderungan menganggap fenomenologi sama sekali berbeda dari disiplin!disiplin lain. 'eadaannya lebih komplek dan tidak stabil. "arjana!sarjana a(al dengan tekun memanfaatkan pandangan!pandangan pemikir dari disiplin!disiplin yang berbeda hingga sampai pada kesimpulan mereka sendiri. &engakui bah(a gagasan mengenai studi agama secara fenomenologis sesungguhnya merupakan upaya menjustifikasi $hukum)keadilan% studi agama berdasar istilah yang dimilikinya sendri dari pada berdasar sudut pandang teolog atau ilmu(an sosial. *agasan umum yang terdapat dibalik pilihan ini, telah dan tetap bersifat liberal, yang menegaskan pentingnya pengkajian yang setara terhadap kultur keagamaan yang berbeda!beda yang melampaui atau yang ada sekarang, berempati dan berusaha memahami sudut pandang trads yang berbeda!beda yang melintasi spektrum praktik keagamaam dan mengonstruksi suatu kasus demi kepentingan studii agama dalam dunia akademik. enomenologi yang tampak mulai menyelidiki dunia agama, melalui upaya kolektif, menemukan bah(a dunia ini sulit dipetakan. Dia terancam oleh mereka yang berusaha dinilai baik umat beriman maupun peneliti!peneliti ilmiah lainnya yang mengunakan perangkat dan metode yang berbeda. &eskipun tujuannya lunak, dunia disekitarnya telah berubah $dia menjadi bagian pelaku perubahan! perubahan itu%, dan dalam batas tertentu berbalik mela(an meereka. enomenologi telah dikritik dari perspektif yang berla(anan karena ia menghindarkan
diri
dari
tanggung
ja(ab
mengidentifikasi
kebenaran
epistemologis sebagai dasar ditemukannya pengetahuan. Dapat dinyatakan
bah(a kelemahan utama kerja fenomenologis, sebagai suatu kerja deskriptif yang terfokus pada penelitian objektif, secara tepat mengalahkan dirinya sendiri karena
kecenderungannya
untuk
mengelilingi
pertanyaan
ini.
Dalam
mengupayakan suatu tipologi tentang manifestasi suatu (atak komparatif atau suatu rekaman historis tradisi!tradisi keagamaan, terjadi pendistorsian tujuan studi agama untuk memahami sujek penelitiannya, dengan secara implisit mengmbil suatu pendirian agnostik dalam kaitan dengan (atak pengetahuan atau realitas. Pandangan ini telah dikemukakan oleh +ohn o(ker dalam the sense of god $-/0%, dan the religious imagination ad the sense of god $-/1%. Pernyataan o(ker adalah bah(a penelitian yang sejak a(al mengeluarkan kemungkinan tugan sebagai agen pemahaman yang diperoleh melalui penelitian itu, telah menetapkan kemungkinan!kemungkinan yang dihasilkan. Dengan kata lain, jika tuhan berbuat di dunia 2 yakni anggapan teolog dan orang beriman 2 diletakkan dalam kurung maka dunia yang dikaji merupakan dunia yang berbedadari dunia teolog dan orag beriman. 3bjektifitas atau netralitas fenomenolog, berdasar penelitian yang cermat merupakan suatu keputusan yang berla(anan dengan pandangan dunia $(orid#ie(% keagaman. o(ker memahami komunikasi
ini
berlangsung
melalui
doa,
penyembahan,
dan
intersesi.
'ristismenya, sebagaimana diarahkan kepada fenomenolog, adalah suatu dalih agar berhenti dari duduk di pagar $suatu posisi yang tidak layak dan tidak stabil yang harus dijustifikasi oleh fenomenologi % dan mengakui perlunya menduduki suatu (ilayah epistimologis khususyakni menjadi seorang ilmuan prilaku atau teolog ) orang beriman.:
'. P!$*!#ata$ Lai$$-a ; !endekatan "asus !endekatan kasus (
, hlm. 1$&.
sebagaimana dapat dilihat dalam yurisprudensi terhadap perkara$ perkara
yang
menjadi
focus
penelitian.
alam
hukum
#slam,
pendekatan kasus dilakukan dengan mempersembahkan kasus hukum baru dengan kasus hukum lama yang terdapat ketentuan reasoningnya atau persamaannya dalam teks suci. alam hal ini disebut juga dengan analogi atau %iyas. ; !endekatan Analisis !endekatan analisis (analytical approach) adalah mengetahui makna yang dikandung oleh istilah$istilah yang digunakan dalam aturan perundang$undangan
secara
konsepsional,
sekaligus
mengetahui
penerapannya dalam praktik dan putusan$putusan hukum. !endekatan ini bertujuan untuk menganalisis pengertian hukum, asas hukum, kaidah hukum, system hukum, dan berbagai komsep yuridis. Misalnya konsep yuridis tentang subjek hukum, objek hukum, hak milik, perkawinan, perjanjian, perikatan, hubungan kerja, jual beli, prestasi, dan sebagainya.: ; !endekatan !erbandingan !endekatan
perbandingan
(comparatie
approach)
merupakan
penel?itian normatie untuk membandingkan salah satu lembaga hukum (legal institutions) dari system hukum yang satu dengan lembaga hukum (yang kurang lebih sama dari system hukum) yang lain, atau membandingkan satu pendapat hukum dengan pendapat hukum lainnya ; !endekatan perundang$undangan Hukum sebagai system tertutup yang mempunyai sifat$sifat sebagai berikut4. Comprehensive artinya norma$norma hukum yang ada didalamnya terkait antara satu dengan lain secara logis.
.
All-inclusive bahwa kumpulan normas hukum tersebut cukup
mampu menampung permasalahan hukum yang ada, sehingga tidak aka nada kekurangan hukum. 5.
Systematic bahwa di samping bertautan antara satu dengan
lainny, norma$norma hukum tersebut juga tersusun secara hirarkis.@ Sistem perundang$undangan tertentu tak lain merupakan produk hukum melalui kajian mendalam, karena itu pendekatan perundang$ undangan ini akan sangat membantu kerja penelitian hukum untuk menemukan
preskripsi
perkembangan masyarakat.
baru
yang
sesuai
dengan
tingkat
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN
apat diketahui bahwa /lsafat pada intinya adalah upaya atau usaha untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada dibalik objek formanya. 9ilsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas, dan inti yang terdapat dibalik yang bersifat lahiriah. "arena sumber pengetahuan pendekatan /loso/s adalah rasio, maka untuk melakukan kajian dengan pendekatan ini akal mempunyai peranan yang sangat signi/kan. Metode$metode yang digunakan untuk memahami #slam itu suatu saat mungkin dipandang tidak cu@kup lagi, sehingga diperlukan adanya
pendekatan
pembaharu.
alam
baru
yang
konteks
harus
penelitian,
terus
digali
oleh
para
pendekatan$pendekatan
(approaches) ini tentu saja mengandung arti satuan dari teori, metode, dan teknik penelitian. 0erdapat banyak pendekatan yang digunakan dalam memahami agama. iantaranya adalah pendekatan teologis, normatie,
antropologis,
sosiologis,
psikologis,
histories,
dan
pendekatan /loso/s, serta pendekatan$pendekatan lainnya. Adapun pendekatan yang dimaksud disini (bukan dalam konteks penelitian), adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam satu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. alam hubungan ini, 3alaluddin 7ahman mendasarkan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradigma. 7ealitas keagamaan yang diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. "arena itu tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu penelitian ilmu sosial, penelitian /loso/, atau penelitian legalistik. ' Ibid, hlm. '&-'6
B. SARAN
Kami menyadari sepenuhnya bah4a dalam penyusunan ma"alah ini masih auh dari sempurna. 5anya" "e"urangan disana-sini un,u" i,u mohon "iranya para pembaca se"alian mau memberi"aan masu"an "ri,i" dan saran guna perbai"an dimasa yang a"an da,ang. DAFTAR PUSTAKA
3mar &ohammad, 45!6oumy al!syaibani, flsaah pendidikan islam, $terj.% 5anggulung dari judul asli alsaah al-tarbiyah al-islamiyah, 3 akarta7 bulan bintang ,-/, cet.-
!oer(adarminta, kamus umum bahasa indonesia, 3akarta7 balai pustaka, --, cet,8II 9asution, 'hoiruddin, Pengantar Studi slam, Yogyakarta7 4cademia dan 6a::afa, ;<<
*asid, Abu , Aspek-aspek Penelitian !ukum, Situbondo- =4=