DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA HEPATITIS B No. Dokumen : SPO-P........-7.6.1.1 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : ....... SPO Halaman : 1 dari 2
Pengerti
1.
an
Tujuan Kebijaka
2. 3.
n Referens
4.
i
5.
Prosedur
6.
Langkah -langkah
Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV. Infeksi hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan gejala yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Apabila perjalanan penyakit berlangsung lebih dari 6 bulan maka kita sebut sebagai hepatitis kronik (5%). Hepatitis B kronik dapat berkembang menjadi penyakit hati kronik yaitu sirosis hepatis, 10% dari penderita sirosis hepatis akan berkembang menjadi kanker hati (hepatoma). Memberikan panduan tatalaksana pada pasien Hepatitis B. Surat Keputusan Kepala ... Puskesmas ... Nomor : .... / ............ / .... /.........../ 2016 Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas ... PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer. Alat dan Bahan Tensimeter Stetoskop Termometer Timer Flashlight Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan a. Umumnya tidak menimbulkan gejala terutama pada anak-anak. b. Gejala baru timbul apabila seseorang telah terinfeksi selama 6 minggu, antara lain: 1. gangguan gastrointestinal, seperti : malaise, anoreksia, mual dan muntah; 2. gejala flu : batuk, fotofobia, sakit kepala, mialgia. c. Gejala prodromal seperti diatas akan menghilang pada saat timbul kuning, tetapi keluhan anoreksia, malaise, dan kelemahan dapat menetap. d. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap. Pruritus (biasanya ringan dan sementara) dapat timbul ketika ikterus meningkat. Pada saat badan kuning, biasanya diikuti oleh pembesaran hati yang diikuti oleh rasa sakit bila ditekan di bagian perut kanan atas. Setelah gejala tersebut akan timbul fase resolusi. e. Pada sebagian kasus hepatitis B kronik terdapat pembesaran hati dan limpa Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective) Pemeriksaan Fisik a. Konjungtiva ikterus b. pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati, c. Splenomegali dan limfadenopati pada 15-20% pasien. Pemeriksaan Penunjang a. Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin) b. Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam darah, kadar SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai normal tertinggi, dilakukan pada fasilitas primer yang lebih lengkap. Penegakan Diagnosis (Assessment) Diagnosis Klinik Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Bagan Alur 8. Unit Terkait 7.
Penatalaksanaan a. Asupan kalori dan cairan yang adekuat b. Tirah baring c. Tata laksana Farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien d. Antipiretik bila demam; Paracetamol 500 mg (3-4x sehari) e. Apabila ada keluhan gastrointestinal seperti: 1. Mual : Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari atau Domperidon 3x10mg/hari 2. Perut perih dan kembung : H2 Blocker (Simetidin 3x200 mg/hari atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari) Rencana Tindak Lanjut Kontrol secara berkala terutama bila muncul kembali gejala kearah penyakit hepatitis. Konseling dan Edukasi a. Pada hepatitis B kronis karena pengobatan cukup lama, keluarga ikut mendukung pasien agar teratur minum obat. b. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupankaloridancairan yang adekuat, dan membatasi aktivitasfisik pasien. c. Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan modifikasi pola hidup untuk pencegahan transmisi, dan imunisasi. a. Poli Umum b. Laboratorium