3. Tatalaksana Tatalaksana Hepatitis pada Pasien Khusus 3.1. Tatalaksana Tatalaksana Hepatitis pada Ibu Hamil Penatalaksanaan infeksi hepatitis B pada kehamilan dan persalinan secara umum dibagi tiga, yaitu: a. Terha erhada dap p Hepa Hepati titi tiss Pengbatannya tergantung berat ringannya penyakit. Pada dasarnya tatalaksana pengbatan pada !anita hamil adalah: "
Tirah baring
"
#iet #iet tin tingg ggii kal kalri ri dan dan pr prte tein in,, rend rendah ah lem lemak ak
"
Hind Hindar arii bat bat" "ba batt hepa hepat tt tks ksik ik
"
Keseimb Keseimbang angan an cairan cairan dan elekt elektrli rlitt dipe diperha rhatik tikan an
"
Indikasi Indikasi ra!at ra!at di rumah sakit adalah bila terdapat terdapat anemia anemia berat, diabetes diabetes mellitu mellitus, s, mual muntah yang berlebihan, !aktu prtrmbin yang meman$ang, kadar albumin serum rendah dan kadar bilirubin serum lebih dari 1% mg&
"
Pada Pada hepatit hepatitis is fulmi fulminan nan perlu perlu dira!a dira!att di I'( I'( dengan dengan memp memperh erhatik atikan: an: keseimbangan cairan dan asam basa, $alan nafas tetap terbuka, mengntrl perdarahan, mengreksi hipglikemi, membatasi pemasukan prtein, pemberian pemberian antibitik yang sesuai dan mempertahankan sirkulasi darah.
b. Terhadap Kehamilan dan Persalinan )e$ak tahun 1**+ '#' menetapkan perlunya skrining Hbsg secara uni-ersal terhadap semua ibu hamil dan perlunya -aksinasi uni-ersal terhadap semua nenatus yang ibunya Hbsg psitif. Hepatitis -irus pada kehamilan bukan merupakan indikasi melakukan abrtus atau terminasi kehamilan. #engan pengbatan knser-atif, kehamilan bisa dipertahankan. )ampai saat ini peran bedah caesar untuk mencegah penularan perinatal masih dalam kntr-ersi. c. Terh erhadap adap Bayi ayi Karena bayi yang lahir $arang didapatkan Hbsg psitif saat lahir maka mereka tidak dianggap menular sehingga tidak perlu diislasi. #arah ibu adalah sangat menular sehingga penting sekali untuk memandikan bayinya segera setelah lahir. #isamping itu lendir $alan nafas dan cairan lambung bayi perlu disedt secara rutin. Tentang Tentang menyusui masih terdapat beberpa pendapat yang berbeda. eskipun bisa ditemukan Hbsg dalam kada rendah pada )I tetapi belum pernah dapat dibuktikan adanya penularan -irus hepatitis B melalui $alan ini. Kadar antigen pada )I adalah rendah dan penularan melalui mulut adalah kurang efesien dibandingkan dengan parenteral maka bahaya dari menyusui rendah. Ibu"ibu diperblehkan menyusui bayinya kecuali ibu mengalami luka pada puting susunya. #engan pemberian imunisasi secara aktif dan pasif pada saat lahir akan
memberikan antibdi yang cukup adekuat bagi bayi untuk menghadapi $umlah -irus yang tidak berarti yang terkandung dalam )I. 3.+. Tatalaksana kasus Terpa$an Hepatitis B enurut permenkes nmr %3 tentang penanggulangan hepatitis B, selain penangann kasus yang ditemukan pada deteksi dini hepatitis B, $uga dilakukan pada saat rang terpa$an -irus hepatitis B, yaitu mereka yang mengalami inkulasi langsung atau kntak muksa langsung dengan cairan tubuh penderita hepatitis B, maka prfilaksis yang digunakan adalah HBI/ single dose 0,00 m2kgBB, yang diberikan sesegera mungkin. Penderita lalu haris menerima imunisasi hepatitis B, dimulai dari minggu pertama setelah terpa$an. Bila pa$anan yang ter$adi adalah kntak seksual, maka pemberian dsis HBI/ 0,0 m2kgBB haris dinerikan sebelum 14 hari setelah pa$anan dan diikuti imunisasi. Pemberian -aksin hepatitis B dan HBI/ bisa dilakukan pada !aktu bersamaan, namun di lkasi in$eksi yang berbeda. 3.3 Tatalaksana pada Kelmpk Ppulasi Beresik 2ainnya Pada permenkes n. %3 dikatakan bah!a: 15 Bila hasil knfigurasi menun$ukan hepatitis B reaktif, maka diru$uk ke 6KT) yang mampu melakukan tatalaksana hepatitis B. +5 Penanganan selan$utnya sesuai )7P yang berlaku di rumah sakit. 35 Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekmendasi tim ahli rumah sakit ru$ukan dikirim ke 6KTP yang meru$uk untuk umpan balik 45 Bila hasil deteksi dini hepatitis B di puskesma nn reaktif, maka dian$urkan untuk melakukan pemeriksaan anti HBs untuk mengetahui ada tidaknya antibdi. %5 Bila hasil pemeriksaan Hbsg dan anti HBs nn reaktif, maka di an$urkan -aksinasi hepatitis B sebanyak 3 kali 4. Pencegahan Hepatitis (ntuk menurunkan angka kesakitan maupun kematian akibat infeksi 8I9() HPTITI) B perlu dilakukan pencegahan yang meliputi pencegahan primrdial, primer, sekunder, dan tersier. 4.1. Pencegahan Primrdial Pencegahan primrdial adalah upaya untuk memberikan kndisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dari kebiasaan, gaya hidup, maupun kndisi lain yang merupakan faktr risik untuk munculnya suatu penyakit. Pencegahan primrdial yang dapat dilakukan adalah: a. Knsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur serta knsumsi makanan dengan gi;i seimbang. b. Bagi ibu agar memberikan )I pada bayinya karena )I mengandung antibdi yang penting untuk mela!an penyakit. c. elakukan kegiatan fisik seperti lah raga dan cukup istirahat.
4.+. Pencegahan Primer Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan ke$adian suatu penyakit atau gangguan sebelum ter$adi penyakit ketika seserang sudah terpapar faktr resik4 Pencegahan primer yang dilakukan antara lain : a. Prgram Prmsi Kesehatan emberikan penyuluhan dan pendidikan khususnya bagi petugas kesehatan dalam pemakaian alat"alat yang menggunakan prduk darah agar dilakukan sterilisasi.* emberikan penyuluhan kepada masyarakat umumnya agar melaksanakan prgram imunisasi untuk mencegah penularan hepatitis. )ecara knser-atif dilakukan pencegahan penularan secara parenteral dengan cara menghindari pemakaian darah atau prduk darah yang tercemar 8I9() HPTITI) B, pemakaian alat"alat kedkteran yang harus steril, menghindari pemakaian peralatan pribadi terutama sikat, pisau cukur, dan peralatan lain yang dapat menyebabkan luka. b. Prgram Imunisasi Pemberian imunisasi hepatitis B dapat dilakukan baik secara pasif maupun aktif. Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan hepatitis B Imunglbulin
UMUR
6
VAKSIN
Bayi yang 2ahir di 9umah 0 bulan Hepatitis B1 1 bulan B'/ + bulan Hepatitis B+, #PT1, Pli1 3 bulan Hepatitis B3, #PT+, Pli+ 4 bulan #PT3, Pli3 * bulan 'ampak Bayi yang 2ahir di 9umah )akit 0 bulan Hepatitis B1 + bulan Hepatitis B+, #PT1, Pli1 3 bulan Hepatitis B3, #PT+, Pli+ 4 bulan #PT3, Pli3 * bulan 'ampak Tabel 1. Prgram imunisasi dasar di Indnesia Pemberian -aksin hepatitis B $uga dian$urkan kepada pasangan seksual yang kntak langsung dengan penderita HBsg psitif, kelmpk yang mempunyai pasangan seksual berganti"ganti, terutama yang didiagnsa terinfeksi Penyakit enular )eksual
pengbatan dengan cuci darah, dan Petugas kesehatan yang sehari"hari kntak dengan darah atau $aringan tubuh penderita HBsg psitif, seperti pera!at dan petugas labratrium. 4.3. Pencegahan )ekunder Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan terhadap rang yang sakit agar lekas sembuh dan menghambat prgresifitas penyakit melalui diagnsis dini dan pengbatan yang tepat. a. Pemeriksaan 2abratrium enurut >H7 <1**45 untuk mendeteksi -irus hepatitis diglngkan dengan tiga <35 cara yaitu : 'ara 9adiimmunassay <9I5, n;im 2inked Imunnusrbent ssay <lisa5, imunflurensi mempunyai sensitifitas yang tinggi. (ntuk meningkatkan spesifisitas digunakan antibdi mnklnal dan untuk mendeteksi #? dalam serum digunakan prbe #? dengan teknik hibridasi. Pemeriksaan labratrium yang paling sering digunakan adalah metde lisa. etde lisa digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan pada hati melalui pemeriksaan en;imatik. n;im adalah prtein dan senya!a rganik yang dihasilkan leh sel hidup umumnya terdapat dalam sel. #alam keadaan nrmal terdapat keseimbangan antara pembentukan en;im dengan penghancurannya. pabila ter$adi kerusakan sel dan peninggian permeabilitas membran sel, en;im akan banyak keluar ke ruangan ekstra sel, keadaan inilah yang membantu diagnsa dalam mengetahui kadar en;im tersebut dalam darah. Penderita hepatitis B $uga mengalami peningkatan kadar bilirubin, kadar alkaline fsfat. Pemeriksaan en;im yang sering dilakukan untuk mengetahui kelainan hati adalah pemeriksaan )/PT dan )/7T <)erum /lutamic Piri-uc Transaminase dan )erum /lutamic 7ksalat Transaminase5. Pemeriksaan )/PT lebih spesifik untuk mengetahui kelainan hati karena $umlah )/PT dalam hati lebih banyak daripada )/7T. Ke$adian hepatitis akut ditandai dengan peningkatan )/PT dan )/7T 10"+0 kali dari nrmal, dengan )/PT lebih tinggi dari )/7T. )/PT dan )/7T nrmal adalah @ 4+ (2 dan 41 (2. Pada hepatitis krnis kadar )/PT meningkat %"10 kali dari nrmal. Berikut ini adalah berbagai macam pertanda serlgik infeksi 8I9() HPTITI) B yaitu: 15 HBsg
dalam bentuk Ig anti HBc yang sering muncul pada hepatitis B akut, karena itu psitif Ig anti HBc pada kasus hepatitis akut dapat memperkuat diagnsis hepatitis B akut. ?amun karena Ig anti HBc bisa kembali men$adi psitif pada hepatitis krnik dengan reakti-asi, Ig anti HBc tidak dapat dipakai untuk membedakan hepatitis akut dengan hepatitis krnik secara mutlak. 45 Hbeg )emua prtein nn"struktural dari -irus hepatitis B
#6T9 P()TK Benensn braham ). 1**0. Control of Communicable disease in Man, 6ifteenth editin, >ashingtn #'. Harrisn, +01+. Principle f Internal edicine disi *. /angguan Hepatbilier dan Pankreas . Pener$emah dhi #harma. Penerbit Buku Kedkteran, akarta (tara. arkum, 1**=, Imunisasi. 6K(I, akarta aria H , 1**= , Hepatitis B Makin Meningkat, a$alah Kesehatan asyarakat IndnesiaC tahun DD8, nmr = >att /. 1**3. Hepatitis B dalam : )trickland /t, penyunting Hunters trpical medicine, edisi =. TkyC >.B )aunders 'mpany )emhard$, )., /un!an, ). 1*E=, Hepatitis B Krnik dalam Buku $ar Ilmu Penyakit #alam .disi +, Balai Penerbit (I. ndra. +00=. )trategi Tatalaksana Hepatitis B, Pertemuan Ilmiah ?asinal PP#I Ke"4. disi anuari +00= <8l. ?.5 )iregar 6. +003. Hepatitis B ditin$au dari kesehatan masyarakat dan upaya pencegahan. 6akultas Kesehatan asyarakat (ni-ersitas )umatera (tara: )umatera (tara Kemenkes. +01+. Penganggulanagan Hepatitis 8irus dalam Permenkes n.%3 tahun +01+. Kemenkes: akarta.