KESEHATAN
Hepatitis B dalam Keluarga Minggu, 3 Mei 2009 | 03:30 WIB
dr Samsuridjal Djauzi Mohon informasi dokter mengenai hepatitis B karier. Beberapa saat yang lalu Kompas berturut-turut membahas penyakit hepatitis ini, tetapi mengenai hepatitis B karier kurang dibahas. Saat menjadi donor darah, darah suami saya tidak bisa digunakan dan dinyatakan hepatitis B karier. Padahal, selama ini suami saya tak mempunyai keluhan. Pertengahan tahun lalu suami saya dirawat karena gejala tifus, dokter juga memikirkan kemungkinan demam berdarah. Perawatan berjalan baik dan suami saya dinyatakan sembuh. Setelah itu suami saya hanya sekali berobat jalan untuk masalah hepatitis B karier. Menurut suami, untuk informasi lebih jelas dan lengkap dokter menyarankan tes kesehatan yang biayanya cukup mahal bagi kami. Karenanya, kami memilih mundur dengan pertimbangan toh selama ini tidak ada keluhan meski sebenarnya kami cemas juga. Selama ini saya sa ya hanya meminta suami banyak minum air putih, makan sayur, dan minum temulawak. Pertanyaan saya, apakah hepatitis B karier itu? Apakah penyakit itu dapat menularkan hepatitis B kepada orang lain? Adakah cara yang relatif lebih murah untuk sembuh, misalnya pengobatan tradisional? Bisakah langsung diobati saja tanpa melakukan tes menyeluruh yang mahal itu? Demikian saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya. S di J Hepatitis B merupakan penyakit yang sering dijumpai di Indonesia. Bila infeksi hepatitis B terjadi pada orang dewasa, sebagian besar penderita akan mengalami penyembuhan dan hanya sekitar 5 persen berkembang menjadi hepatitis B kronis. Tetapi, jika infeksi terjadi sejak lahir, sekitar 90 persen akan menjadi hepatitis B kronis. Dewasa ini terjadi perubahan dalam diagnosis serta klasifikasi hepatitis B kronis, yaitu terdapatnya virus hepatitis B yang menetap lebih dari enam bulan sehingga penggunaan istilah karier hepatitis B sehat tidak dianjurkan lagi. Secara sederhana, hepatitis kronis dapat dibagi menjadi hepatitis B kronis aktif dan hepatitis B karier inaktif. Pada kedua kelompok ini, HBsAg (petanda virus hepatitis
B) positif. Bedanya, pada hepatitis B kronis aktif DNA virus hepatitis B tinggi (lebih 10 pangkat 5 kopi/ml), sedangkan pada hepatitis B karier inaktif DNA virus hepatitis rendah. Karena pada hepatitis B kronis (termasuk yang Anda sebut hepatitis B kronis) terdapat virus hepatitis B, maka dapat terjadi penularan kepada orang lain. Nah, Anda dapat lihat memang pemeriksaan DNA virus hepatitis B cukup penting untuk membedakan kedua kelompok ini. Saya memahami, pemeriksaan DNA virus hepatitis B tidak murah. Gambaran klinis hepatitis B kronis beragam, dapat tanpa gejala, tetapi dapat juga menunjukkan gejala seperti pembengkakan hati (hepatomegali) atau pembesaran limpa (splenomegali). Karena itu ada baiknya suami Anda berkonsultasi secara teratur dengan dokter keluarga Anda. Sekarang sudah tersedia obat antivirus yang dapat mencegah atau menghentikan kerusakan hati dengan cara menekan replikasi virus. Obat tersebut juga sudah tersedia di Indonesia meski harganya cukup mahal. Peran obat herbal dalam penatalaksanaan hepatitis B hanyalah berupa komplemen karena obat herbal belum terbukti menghambat replikasi virus hepatitis B. Beberapa obat herbal dilaporkan dapat menurunkan kadar enzim transaminase, tetapi untuk menghambat replikasi virus diperlukan obat antivirus. Untuk menggunakan obat antivirus hepatitis B sebaiknya dilakukan evaluasi yang baik agar indikasi penggunaannya tepat. Patut diingat, selain mahal, obat antivirus ini harus digunakan dalam waktu lama. Hepatitis B menular melalui cairan tubuh, terutama darah. Karena itu, pencegahan penularan hepatitis B dapat dilakukan dengan cara mengamalkan hidup sehat, imunisasi, dan menggunakan barier jika kontak dengan cairan tubuh. Kita sudah sering membahas pengamalan hidup sehat yang perlu dilaksanakan untuk menjaga kesehatan termasuk mencegah penyakit. Imunisasi hepatitis B dapat mengurangi risiko penularan hepatitis B. Imunisasi ini sekarang sudah termasuk program pemerintah sehingga semua bayi di Indonesia mendapat kesempatan untuk memperoleh imunisasi hepatitis B. Orang dewasa yang perlu diprioritaskan untuk mendapat imunisasi hepatitis B adalah petugas kesehatan, pasien hemodialisis, penyalah guna obat, dan kontak serumah atau kontak seksual dengan pengidap hepatitis B.
Darah yang akan ditransfusikan sudah ditapis dari virus hepatitis B sehingga penularan melalui transfusi darah di Indonesia sudah amat minim. Sedangkan dalam pekerjaannya sehari-hari petugas kesehatan mungkin dapat mengalami kecelakaan, seperti tertusuk jarum atau benda tajam lain yang telah digunakan pada pasien hepatitis B. Risiko penularan pada kecelakaan kerja ini dapat diturunkan dengan bekerja profesional dan calon petugas kesehatan, seperti mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi, mendapat imunisasi hepatitis B sebelum kontak dengan pasien. Imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali dan antibodi yang terbentuk memberi perlindungan ketika terjadi paparan terhadap virus hepatitis B sehingga risiko infeksi dapat berkurang. Pasangan suami/istri yang mempunyai pasangan seksual hepatitis B dianjurkan menggunakan kondom jika berhubungan seksual. Sementara pada ibu dengan hepatitis B risiko penularan terhadap bayinya dapat diturunkan melalui pemberian imunisasi pasif (hepatitis B imun globulin) yang mengandung zat antihepatitis B yang tinggi kepada bayi baru lahir. Nah, mudah-mudahan suami Anda sehat selalu dan keluarga Anda yang lain juga tetap sehat dan terlindung dari penularan hepatitis B.