I. INDIKATOR KESEHATAN
1.1. Prevalensi Balita Kurang Gizi (BKG) Konsep dan definisi
BKG adalah perbandingan antara balita berstatus kurang gizi dengan balita seluruhnya. Prevalensi status gizi balita diperoleh melalui indeks berat badan, umur, dan jenis kelamin. Kategori status gizi ditentukan dengan menggunakan standar NCHS-WHO, yang dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan Z-score yaitu: (1) gizi lebih (Z-score >= +2) (2) gizi normal (-2 < Z-score < +2) (3) gizi kurang (-3 < Z-score < -2) (4) gizi buruk (Z-score <= -3) Manfaat
Anak kurang gizi memiliki kemungkinan risiko kematian yang tinggi, menghambat pertumbuhan dan mempengaruhi status kesehatannya dikemudian hari. Privalensi balita kurang gizi secara universal digunakan sebagai indikator untuk memonitor status kesehatan penduduk. Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
BPS (Survei Garam Yodium) dan Departemen Kesehatan
1.2. Persentase balita yang tidur dengan menggunakan kelambu yang telah diproteksi dengan insektisida Konsep dan definisi
Cara pencegahan yang efektif untuk memerangi malaria adalah memakai kelambu yang telah diproteksi dengan insektisida. Indikator ini dihitung dengan membagi banyaknya balita yang pada malam
sebelum survei tidur menggunakan kelambu dengan jumlah balita, dinyatakan dalam persen. Manfaat
Mengukur cakupan pemakaian kelambu yang terbukti efektif untuk mencegah penyebaran penyakit malaria di daerah yang berisiko tinggi epidemi malaria terutama pada balita. Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
BPS (SDKI)
1.3. Persentase balita yang mendapat penanganan malaria secara efektif Konsep dan definisi
Persentase balita yang mendapat penanganan malaria secara efektif adalah banyaknya balita yang dalam dua minggu sebelum pelaksanaan survei sakit malaria dan menerima obat anti malaria (chloroquin, kina, atau vansidar) dibagi dengan jumlah balita yang sakit malaria. Manfaat
Untuk mengukur tingkat penanganan yang cepat dan efektif bila terjadi kasus ke fasilitas kesehatan terdekat serta tingkat pemberian obat anti malaria. Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
Departemen Kesehatan
1.4. Proporsi penduduk yang berada di bawah garis konsumsi minimum (2100 kkal per kapita per hari) Konsep dan definisi
Proporsi
penduduk
yang
berada
di
bawah
garis
konsumsi
minimum(PDKM)adalah perbandingan banyaknya penduduk yang tingkat konsumsinya berada di bawah tingkat konsumsi minimum nasional yang dinyatakan dalam persentase. Di Indonesia, minimum kalori yang ditetapkan adalah 2100 kkal per kapita per hari. Manfaat
Indikator ini digunakan untuk mengukur pentingnya aspek ketersediaan pangan kepada penduduk. Pembangunan berkelanjutan memerlukan usaha konkrit untuk mengurangi kemiskinan serta mencari solusi menghilangkan kelaparan dan kekurangan gizi. Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
BPS (Modul Susenas)
1.5. Proporsi imunisasi campak (PIC) pada anak yang berusia 1 tahun (12-23 bulan) Konsep dan definisi
PIC adalah perbandingan antara banyaknya anak berumur 1 tahun yang telah menerima paling sedikit satu kali imunisasi campak terhadap jumlah anak berumur 1 tahun, dan dinyatakan dalam persentase. Manfaat
Indikator ini merupakan suatu ukuran cakupan dan kualitas sistem pemeliharaan kesehatan anak di suatu wilayah. Imunisasi adalah unsur penting untuk mengurangi kematian balita.
Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
BPS (SDKI, Kor Susenas), dan Departemen Kesehatan.
1.6. Persentase penduduk berumur 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS (PPK-HIV/AIDS) Konsep dan definisi
PPK-HIV/AIDS adalah perbandingan penduduk usia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang bahaya penyakit HIV/AIDS terhadap penduduk kelompok usia yang sama, dan dinyatakan dalam persentase. Pengetahuan yang komprehensif tentang HIV/AIDS, meliputi bahaya penyakit yang merusak kekebalan tubuh dan cara pencegahan penularannya. Manfaat
Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur efektifitas keberhasilan penyebarluasan informasi, pendidikan, program komunikasi, dan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS. Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
BPS (SDKI, SSP)
1.7. Prevalensi HIV/AIDS ibu hamil (PHIV-BUMIL) yang berusia antara 15-24 tahun Konsep dan definisi
HIV-bumil yang berusia 15-24 tahun adalah perbandingan antara ibu hamil berusia 15-24 tahun yang hasil tes darahnya positif mengidap HIV/AIDS terhadap semua ibu hamil pada kelompok usia yang sama yang dites sampel darahnya, dinyatakan dalam persentase. Manfaat
Indikator
ini
digunakan
untuk
mengukur
penyebaran
epidemi
HIV/AIDS. Akses terhadap pengobatan masih sangat jarang dan belum ada vaksin yang tersedia. Prevalensi HIV dimonitor pada kelompok dengan perilaku berisiko tinggi sangat sulit oleh sebab itu digunakan proksi indikator HIV-bumil Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
Departemen Kesehatan
1.8. Indikator Peserta KB Baru Konsep dan Definisi
Peserta KB Baru adalah PUS yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat minimal 3 bulan. Manfaat
Indikator ini digunakan untuk menilai kinerja program KB dengan melihat pencapaian per bulan/ per tahun dan membandingkannya dengan target masing-masing wilayah. Bila angka yang diperoleh rendah atau menurun, hal ini dapat menunjukkan kinerja program yang kurang, khususnya terkait dengan pemberian konseling, yang saat ini
dianjurkan menggunakan alat bantu yang disebut ABPK (Alat Bantu Pengambil Keputusan ber KB). Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan
1.9. Indikator Peserta KB Aktif ( Contraceptive Prevalence Rate/CPR ) Konsep dan Definsi
Peserta KB aktif (PA) adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai
alokon
terus-menerus
hingga
saat
ini
untuk
menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. Perlu dipahami bahwa dalam konsep kohort, PA bukanlah akseptor kunjungan ulang. Sehingga perhitungan seorang akseptor sebagai PA hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun kalender.
Manfaat
Indikator ini menunjukkan berapa besar pasangan usia subur yang berpotensi hamil yang terlindungi dari kejadian kehamilan. Indikator ini digunakan untuk menilai kinerja program KB dengan melihat pencapaian per bulan/ per tahun dan membandingkannya dengan target masing-masing wilayah. Bila angka ini rendah atau di bawah target nasional 70%, ini menunjukkan banyaknya PUS yang tidak menggunakan kontrasepsi padahal mereka berpotensi untuk hamil. Hal ini berakibat meningkatnya jumlah kehamilan yang tidak diinginkan/direncanakan, meningkatnya risiko\kehamilan/persalinan,
selanjutnya
meningkatnya
risiko
kesakitan/kematian ibu jika kehamilan terjadi pada kelompok PUS dengan ”4 Terlalu” atau PUS dari keluarga miskin atau PUS dengan penyakit kronis. Metode Perhitungan
1.10. Angka penggunaan kondom Konsep dan definisi
Angka penggunaan kondom adalah perbandingan antara PUS yang memakai kondom pada saat melakukan hubungan seks terhadap semua PUS yang dinyatakan dalam persentase. Manfaat
Angka penggunaan kondom digunakan untuk memonitor kemajuan penghambatan
dan
pembalikan
penyebaran
HIV/AIDS
sebab
pemakaian kondom adalah metode kontrasepsi yang efektif mengurangi penyebaran HIV/AIDS. Karena angka penggunaan kondom diukur hanya pada wanita, maka pendekatan ini perlu di suplemen dengan indikator penggunaan kondom dalam hubungan seks dengan pasangan yang berisiko tinggi. Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
BPS, BKKBN dan Departemen Kesehatan
1.11. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi Konsep dan definisi
Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi adalah perbandingan penduduk usia 15-24 tahun yang melakukan hubungan seks paling akhir dengan pasangan tidak tetap menggunakan kondom pada 12 bulan terakhir terhadap banyaknya penduduk pada usia 15-24 tahun yang melakukan hubungan seks dengan pasangan tidak tetap, dinyatakan dalam persentase. Manfaat
Penggunaan kondom yang konsisten dengan pasangan tidak tetap akan mengurangi risiko penularan HIV/AIDS saat berhubungan seks.
Penggunaan kondom merupakan suatu ukuran untuk proteksi terkena HIV/AIDS. Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
Departemen Kesehatan
1.12. Persentase Komplikasi Konsep dan Definisi
Komplikasi adalah Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan mengarah pada keadaan patologis, sebagai akibat dari proses tindakan/pemberian/pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan seperti: perdarahan, infeksi/abses, fluor albus bersifat patologis, perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat, perubahan HB, expulsi (Depkes, 2005:16). Komplikasi yang terjadi dalam periode satu tahun kalender dihitung satu kali. Diihitung per metode IUD, Implant, suntik, Pil, MOP, dan MOW
Manfaat
Target dari indikator ini digunakan adalah agar semua kasus komplikasi dapat diidentifikasi dan dapat tertangani. Indikator ini digunakan untuk menilai kualitas pelayanan KB dengan melihat kasus per bulan atau per tahun dan membandingkannya dengan angka toleransi yang telah ditetapkan oleh para ahli di masing-masing wilayah.
Metode Perhitungan
Persentase peserta KB yang mengalami komplikasi (per metode kontrasepsi) terhadap seluruh peserta KB aktif (per metode kontrasepsi) di wilayah kerja tertentu
1.13. Cakupan PUS Miskin Ber-KB Konsep dan Definisi PUS Miskin adalah PUS yang memenuhi criteria
sebagai keluarga miskin (gakin) menurut BPS. Manfaat
Indikator ini digunakan untuk menilai akses keluarga miskin untuk berKB. Untuk menilai akses tersebut maka indikator ini dianalisis dan disajikan per bulan/ per tahun dan membandingkannya dengan target masing-masing wilayah. Bila angka yang diperoleh rendah atau menurun, hal ini dapat menunjukkan akses keluarga miskin untuk berKB rendah. Rendahnya akses ini dapat disebabkan rendahnya promosi KB, tindak lanjutnya perlu ditingkatkan upaya promosi terutama untuk kelompok gakin. Metode Perhitungan
Persentase PUS miskin yang menjadi peserta KB terhadap jumlah PUS miskin di wilayah kerja tertentu.
1.14. Cakupan ibu paska persalinan ber KB Konsep dan Definisi
Paska persalinan ber KB adalah ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Manfaat
Kembalinya kesuburan sesudah sesudah bersalin sulit diperkirakan. Sehingga kehamilan dapat terjadi tanpa disadari yang menyebabkan
terjadinya kehamilan yang tidak dinginkan/direncanakan. Maka penggunaan kontrasepsi sesudah bersalin harus sesegera mungkin. Oleh karena itu indikator ini menjadi salah satu indikator yang menilai kinerja
pelayanan
KB.
Indikator
ini
dianalisis
dan
disajikan
perbulan/pertahun dan membandingkannya dengan target masingmasing wilayah. Bila angka ini rendah (tidak mencapai 100%) maka program pemberian KIP/K pasca persalinan perlu ditingkatkan.
Metode Perhitungan
Persentase ibu paska persalinan ber KB terhadap jumlah sasaran ibu persalinan dalam 1 tahun.
Jumlah sasaran ibu bersalin diperkirakan dengan menggunakan cara perhitungan berikut:
CBR (Crude Birth Rate) = angka kelahiran kasar, angka ini bisa didapatkan dari kantor BPS setempat (Propinsi atau Kabupaten/Kota). MONITORING DAN EVALUASI
1.15. Prevalensi malaria dan angka kematiannya Konsep dan definisi
Prevalensi malaria adalah banyaknya kasus malaria per 100.000 penduduk. Angka kematian yang disebabkan oleh malaria adalah banyaknya kematian per 100.000 penduduk. Manfaat
Digunakan untuk memonitor daerah yang mengalami endemi tinggi malaria yang disinyalir meningkat pada dua dekade terakhir karena sistem kesehatan yang buruk, meningkatnya resistensi terhadap pemakaian obat dan insektisida, pola perubahan iklim, gaya hidup, migrasi dan pemindahan penduduk
Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
Departemen Kesehatan
1.16. Prevalensi tuberkulosis dan angka kematian penderita tuberkulosis dengan sebab apapun selama pengobatan OAT Konsep dan definisi
Prevalensi TBC adalah banyaknya kasus TBC per 100.000 penduduk. Angka kematian karena TBC adalah banyaknya kematian karena TBC per 100.000 penduduk. Kasus TBC didefinisikan sebagai pasien yang secara klinis telah positif terdiagnosis mengidap TBC. Manfaat
Mendeteksi dan mengobati TBC merupakan kunci intervensi untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Prevalensi dan kematian karena TBC merupakan indikator yang lebih sensitif dibanding dengan kasus baru. Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
Departemen Kesehatan
1.17. Angka penemuan penderita tuberkulosis BTA positif baru Konsep dan definisi
Angka penemuan penderita tuberkulosis BTA positif baru adalah persentase penderita baru tuberkulosis yang diobati melalui directly observed treatment short course (DOTS).
Manfaat
Indikator ini memberikan informasi tentang perkembangan penderita tuberkulosis dan penanganan pengobatannya yang tuntas atau tidak. Penyakit tuberkulosis berjangkit melalui udara. Pengawasan yang efektif melalui penemuan dan penanganan kasus infeksi akan membatasi risiko penyebarannya. Pendekatan yang direkomendasikan untuk pengawasan adalah melalui strategi DOTS sebuah strategi murah dan dapat mencegah jutaan penderita dari kematian. Metode Perhitungan
Angka penemuan kasus baru tuberkulosis:
Sumber data:
Departemen Kesehatan
1.18. Angka kesembuhan penderita tuberkolosis (AKP-TBC) Konsep dan definisi
AKP tuberkulosis adalah persentase kasus penderita baru yang tercatat positif terinfeksi tuberkulosis yang berobat sendiri atau berobat melalui strategi DOTS secara lengkap dan selesai. Angka keberhasilan pengobatan dapat secara langsung dipantau serta akurat dalam kontrol pasien yang diobati melalui DOTS. Manfaat
Pengawasan yang efektif melaui penemuan dan penanganan kasus infeksi akan membatasi risiko penyebarannya. Pendekatan yang
direkomendasikan untuk pengawasan melalui strategi DOTS sebuah strategi murah dan dapat mencegah jutaan penderita dari kematian. Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
Sumber data:
Departemen Kesehatan