Parafimosis adalah suatu kegawatdaruratan karena dapat mengakibatkan terjadinya ganggren yang diakibatkan preputium penis yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada kondisi semula dan timbul jeratan pada penis di belakang sulkus koronarius.
2. Tujuan
Sebagai bahan acuan petugas dalam tatalaksana parafimosis
3. Kebijakan
Surat keputusan kepala UPT Puskesmas Mejayan nomor 445/C.VII.0001/SK/402.102.08/12/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Mejayan
4. Referensi
5. Prosedur
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1. Petugas menanyakan keluhan pasien a. Pembengkakan pada penis b. Nyeri pada penis 2. Petugas menggali faktor resiko Penarikan berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada laki-laki yang belum disirkumsisi misalnya pada pemasangan kateter. 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik a. Preputium tertarik ke belakang glans penis dan tidak dapat dikembalikan ke posisi semula b. Terjadi eritema dan edema pada glans penis c. Nyeri d. Jika terjadi nekrosis glans penis berubah warna men jadi biru hingga kehitaman 4. Petugas menentukan diagnosis klinik Penegakan diagnosis berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik 5. Petugas melakukan penatalaksanaan a. Reposisi secara manual dengan memijat glans selama 35 menit. Diharapkan edema berkurang dan secara perlahan preputium dapat dikembalikan pada tempatnya. b. Dilakukan dorsum insisi pada jeratan 6. Petugas melakukan rencana tindak lanjut Dianjurkan untuk melakukan sirkumsisi. 7. Petugas memberikan konseling dan edukasi
PARAFIMOSIS
UPT PUSKESMAS MEJAYAN
SOP
No Dokumen : 445/C.VII.0169/SOP/402.102.08/12/2016 No Revisi :0 TglTerbit Halaman
Setelah penanganan kedaruratan disarankan untuk dilakukan tindakan sirkumsisi karena kondisi parafimosis tersebut dapat berulang. 8. Petugas menentukan kriteria rujukan Bila terjadi tanda-tanda nekrotik segera rujuk ke layanan sekunder.
6.
Bagan Alir
Menanyakan Keluhan Menggali Faktor Resiko Melakukan Pemeriksaan Fisik Menentukan Diagnosis Klinik Melakukan Penatalaksanaan Melakukan Rencana Tindak Lanjut Memberikan Konselig dan Edukasi Menentukan Kriteria Rujukan