BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belaka Belakang ng Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) circumcision) adalah tindakan memotong memotong
atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan penis atau preputium. Dilakukan untuk membersihkan dari berbagai kotoran penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis yang masih ada preputiumnya.Secara medis dikatakan bahwa sunat sangat menguntungkan bagi kesehatan. Banyak penelitian kemudian membuktikan (evidence based medicine) medicine) bahwa sunat dapat mengurangi risiko kanker penis, ineksi saluran kemih, dan mencegah penularan berbagai penyakit menular seksual, termasuk !I"#$IDS dan juga mencegah penularan human papilloma virus. virus . Selain itu sirkumsisi di indikasikan indikasikan atau dapat mencegah penyakit penyakit seperti seperti phimosis, paraphimosis,candidiasis paraphimosis,candidiasis,, tumor ganas dan praganas pada daerah kelamin pria (Sumiardi%&&'). ada kondisi penis yang terlahir dengan kondisi phimosis pada keadaan tertentu biasanya ketika ereksi kulit penis yang lentur sering kali karena dorongan yang cukup kuat bisa kulit kulupnya tersebut bisa tertarik kearah belakang dan gland penis # kepala penis terbuka penuh secara sempurna, namun yang menjadi permasalahan lubang kulup penis yang sempit setelah se telah tertarik ter tarik kebelakang tersebut tidak bisa di tarik kembali kearah depan. ondisi inilah yang dinamakan dengan paraphimosis. Di perkampungan atau orang*orang awam, anak*anak yang mengalami paraphimosis karena kejadian yang secara tiba*tiba atau mendadak yang sering kali timbul pada saat anak anak baru baru bangun bangun tidur tidur,, para para orang orang tua sering sering kali kali mengis mengistil tilahk ahkan an kondis kondisii terseb tersebut ut dengan disunat oleh +in. ondisi ondisi ini sebenarnya harus diwaspadai diwaspadai karena karena apabila apabila orang tersebut sebelumnya sebelumnya mengalami kondisi phimosis yang cukup parah sering kali kondisi paraphimosis ini mengakibatkan jepitan di daerah leher penis yang cukup kuat, sehingga aliran darah balik kulit dalam penis (mukosa) terhambat dan mengakibatkan edema.$pabila kondisi ini dibiarkan dan orang tua # si penderita tidak terlalu peduli, edema tersebut bisa makin membesa membesarr dan mencek mencekik ik leher leher penisny penisny adan pada pada akhirn akhirnya ya bisa bisa saja orang orang terseb tersebut ut mengalami kematian jaringan penis atau nekrotik. araimosis merupakan kasus gawat darurat yang merupakan kondisi dimana kulit preputium setelah ditarik kebelakang batang penis sampai di sulkuskoronarius tidak dapat dikembalikan keposisi semula kedepan batang penis. ulitpreptium yang tidak bisa kembali kembali ke depan batang penis akan menjepit penis sehingga sehingga menimbulk menimbulkan an bendungan bendungan 1
aliran darah yang disebabkan gangguan aliran balik ena superisial sedangkan aliran arteri tetap berjalan normal. !al ini menyebabkan edema glans penis dan dirasakan nyeri.+ika dibiarkan bagian penis disebelah distal jeratan makin membengkak yang akhirnya bisa mengalamine krosis glans penis kulit preputium setelah ditarik kebelakang batang penis sampai di sulkuskoronarius tidak dapat dikembalikan keposisi semula kedepan batang penis. ulit prepitium yang tidak bisa kembali kedepan batang penis akan menjepit penis sehingga menimbulkan bendungan aliran darah yang disebabkan gangguan aliran balik ena superisial sedangkan aliran arteri tetap berjalan normal. !al ini menyebabkan edema glans penis dan dirasakan nyeri.+ika dibiarkan bagian penis disebelah distal jeratan makin membengkak yang akhirnya bisa mengalami nekrosis glans penis. 1.2 Rumusan Masalah %. $pa anatomi dari araimosis . $pakah deinisi dari araimosis /. Bagaimana etilogi dari araimosis '. $pakah maniestasi klinis dari araimosis 0. Bagaimana patoisiologi pada araimosis 1. Bagaiman pathway dari araimosis 2. Bagaimana penatalaksaan serta pencegahan pada araimosis 3. Bagaimana omplikasi pada araimosis &. Bagaimana asuhan keperawatan teori pada paraimosis 1.3 Tujuan %. 4ampu menjelaskan anatomi dari araimosis . 4ampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan araimosis /. 4ampu menjelaskan etilogi araimosis '. 4ampu menjelaskan maniestasi klinis araimosis 0. 4ampu menjelaskan patoisiologi araimosis 1. 4ampu menjelaskan pathway dari araimosis 2. 4ampu menjelaskan penatalaksaan serta pencegahan pada araimosis 3. 4ampu menjelaskan omplikasi pada araimosis &. 4ampu menjelaskan asuhan keperawatan teori pada paraimosis BAB II TINUAN TE!RI 2.1 Anat"m# Para$#m"s#s
2
2.2 De$#n#s#
araimosis adalah sebuah kondisi serius yang bisa terjadi hanya pada laki*laki dan anak laki*laki yang belum atau tidak disunat.araphimosis berarti kulup terjebak di belakang kepala penis dan tidak dapat ditarik kembali keposisi normal. araimosis adalah keadaan di mana prepusium tidak dapat ditarik ke depan (distal)#menutup.ada keadaan ini, glan penis atau batang penis dapat terjepit oleh prepusium yang bengkak.eadaan ini paling sering oleh peradangan.ada paraimosis sebaiknya kita melakukan reduksi sebelum disirkumsisi ( Bachsinar, tahun %&&/). araimosis berbeda dengan imosis yang merupakan suatu keadaan dimana prepusisium tidak bisa diretraksi ke belakang corona glandis. araimosis merupakan suatu kegawatdaruratan di bidang urologi sedangkan imosis bukan merupakan keadaan kegawatdaruratan (Donohoe, 55&).
2.3 Et#"l"g# Para$#m"s#s araimosis termasuk kondisi yang jarang terjadi. enyebab yang paling sering
memicu kondisi ini adalah karena lupa mengembalikan posisi kulup setelah ditarik, lalu dibiarkan untuk waktu yang cukup lama, misalnya beberapa jam. Di samping itu, ada aktor lain yang menyebabkan paraimosis, diantaranya : a) $kibat pemasangan kateter b) 4enarik repusium keproksimal yang biasanya
di
lakukan
pada
saat
bersenggama#masturbasi atau sehabis pemasangan kateter tetapi tidak dikembalikan ketempat semula secepatnya 2.% Man#$estas# &l#n#s Para$#m"s#s a. 6dema gland penis b. 7yeri c. +eratan pada penis d. ulup tertarik kebelakang kepala penis e. Sakit pada penis . ancaran kencing sedikit 3
2.' Pat"$#s#"l"g# Para(h#m"s#s
Ketika prepusisium terperangkap dibelakang corona glandis dalam waktu yang lama, terbentuk berkas jaringan yang erat disekitar penis. Keadaan ini dapat menimbulkan konstriksi pada penis yang akan mengganggu aliran darah vena dan limfatik pada glans penis dan prepusisium sehingga dapat mengakibatkan edema glans. Seiring dengan bertambah parahnya edema, aliran darah arterial juga menjadi terganggu sehingga lama kelamaan dapat terjadi iskemia jaringan, pembengkakan dan nyeri pada glans dan prepusisium. Apabila keadaan ini tidak ditangani, maka akan mengarah ke gangrene atau autoamputasi penis bagian distal (Donohoe, !!"#.
2.) Path*a+ Para(h#m"s#s
emasangan kateter, masturbasi, bersenggama, saat membersihkan gland penis
9bstruksi saluran kemih bagian bawah
egagalan preputium kembali kedepan
reputium menjepit penis pada bagian korona PARAFIMOSIS 8angguan aliran balik ena superisial
Bendungan aliran darah ke gland penis MK: PERUBAHAN MK: NYERI
7yeri saat B$
MK: HIPERTERMI
6dema penis dan preputium 7ekrosis#kematian Ineksi saluran demam jaringan kemih
4 POLA ELIMINASI
2., Penatalaksanaan Para$#m"s#s
repusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik memijat glans selama /*0 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan*lahan prepusium dikembalikan pada tempatnya.+ika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada tempatnya.Setelah edema dan proses inlamasi menghilang pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi secara berencana oleh karena kondisi paraimosis tersebut dapat berulang atau kambuh kembali. rinsip terapi dan manajemen keperawatan : %. erawatan rutin pra bedah: a) 4enjaga kebersihan bagian alat kelamin untuk mencegah adanya kuman atau bakteri dengan air hangat dan sabun mandi. b) enis harus dibersihkan secara seksama dan bayi tidak boleh ditinggalkan sendiri berbaring seperti popok yang basah dalam waktu yang lama. . erawatan pasca bedah : a) Setelah dilakukan pembedahan, akan menimbulkan komplikasi salah satunya perdarahan. ntuk mengatasinya, dengan mengganti balutan apabila basah dan dibersihkan dengan kain#lap yang berguna
untuk mendorong terjadi
nyapenyembuhan. b) 4engganti popok apabila basah terkena air kencing. c) 4engajarkan orang tua tentang personal hygiene yang baik bagianak. d) 4embersihkan daerah luka setiap hari dengan sabun dan air sertamenerpkan prinsip protekti. $dapun terapi paraimosis lainya, yaitu : %. 4etode kompresi manual $nastesi pasien dapat menggunakan anastesi lokal dengan lidokain %; tanpa epinerin, morin # mida
5
(Donohoe, 55&) =eknik kompresi manual untuk mengurangi edema prepusisium : ntuk mereposisi prepusisium, letakkan kedua jempol pada glans penis dan jari yang lain dibelakang prepusisium. >akukan penekanan secara lembut pada prepusisium dengan penekanan dengan arah yang berbeda ke glans penis sehingga prepusisium tertarik ke bawah. ada pasien yang tidak ingin dilakukan sirkumsisi, oleskan triamcinolone cream 5.%; untuk mengurangi risiko ibrosis. Setelah 1 minggu pemakaian cream ini, prepusisium dapat secara mudah diretraksi dan dikembalikan ke posisi semula, namun tetap ada risiko berulangnya imosis dan paraimosis. ntuk mencegah berulangnya kondisi ini, sebaiknya dilakukan sirkumsisi (Donohoe, 55&). . metode osmotic 4etode osmotic dan puncture digunakan untuk pasien yang tidak dapat ditangani dengan metode manual akibat besarnya edema prepusisial dan glandular yang ada akibat penanganan yang terlambat. ada pasien anak*anak, sulit melakukan anastesi dengan penile block , biasanya dilakukan anastesi total. Bila melakukan anastesi total, prepusisium dapat dikembalikan tanpa menggunakan metode puncture# pungsi maupun insisi. ada metode osmotik, digunakan substansi yang memiliki konsentrasi
elemahan
dari
metode
osmotik
adalah
membutuhkan banyak waktu untuk mengurangi edema (>ittle A hite, 550). /. uncture*aspiration method 6
=eknik pungsi yang sering dilakukan untuk mengobati paraimosis adalah metode erth*Dundee. =eknik inasie yang minimal ini memerlukan anastesi penis ( penile block ). +arum 1*8 digunakan untuk membuat C 5 pungsi pada prepusisium yang edema untuk mengeluarkan cairan yang terperangkap (Donohoe, 55& ? >ittle A hite, 550). =eknik
ini
dilakukan
dan
dimodiikasi
hyaluronidase %05 #cc sebanyak % ml
dengan
melakukan
injeksi
pada */ tempat pada prepusisium.
!yaluronidase iini memecah asam hyaluronat yang kental pada cairan ekstrasellular dan dapat mengurangi edema. =eknik ini telah dilaporkan sebagai inti dari teknik De"ries yang dapat mengurangi edema dalam waktu yang singkat.
7amun,
kelemahan dari teknik ini adalah sering tidak tersedianya hyaluronidase pada berbagai unit gawat darurat. (>ittle A hite, 550).
4etode pungsi dengan menggunakan jarum yang dipungsi pada beberapa tempat Selain itu telah dikembangkan metode alternati lain, yaitu setelah melakukan anastesi lokal pada penis, tourniuet dipasang pada bagian tengah penis, kemudian dimasukkan jarum berukuran 5*8 yang telah dipasang pada spuit %5 ml paralel dengan uretra dan dilakukan aspirasi darah. $spirasi darah sebanyak /*% ml biasanya dapat mengurangi ukuran glans penis (>ittle A hite, 550).
'. Sharp incision method $pabila semua metode diatas telah dilakukan dan tidak berhasil, maka perlu dilakukan insisi pada jeratan penis. ada pasien dewasa, dapat dilakukan anastesi penile-block , namun pada anak membutuhkan anastesi total. =idak ada reerensi alid yang menyebutkan bahwa diperlukan proilaksis antibiotik setelah melakukan insisi. 7
Sebelumnya, prepusisium yang edema terlebih dulu dibersihkan dengan poidone iodine dan mengidentiikasi cincin jeratan. emudian dilakukan insisi longitudinal %* cm. $pabila insisi ada pada sisi yang panjang, maka perlu dilakukan penjahitan dengan benang undyed 3/0 vicryl rapide (>ittle A hite, 550). 0. Sirkumsisi : metode dorsal slit ada kontriksi # jeratan yang parah harus dilakukan sirkumsisi metode dorsal slit. ada saat melakukan sirkumsisi, penis harus dalam keadaan yang steril, kemudian ditentukan lokasi cincin sikatrikal # jeratan, kemudian cincin tersebut dijepit dengan hemostat pada jam % kemudian digunting, pastikan cincin tersebut telah diinsisi. etebalan cincin tersebut biasanya tidak lebih dari 0*%5 mm. Setelah proses ini dilakukan, prepusisium dapat dengan mudah dikembalikan ke posisi semula. enjahitan dapat dilakukan untuk mengontrol pendarahan. 4anajemen jangka panjang perlu didiskusikan dengan pasien. ilihan terapi yang dilakukan berupa pembedahan ia sirkumsisi atau terapi konserati dengan triamcinolone cream selama 1 minggu dan watchful waiting . Sirkumsisi merupakan terapi deiniti untuk paraimosis (Donohoe, 55&).
$ndikasi dilakukannya sirkumsisi emergensi metode dorsal slit adalah keadaan fimosis dan parafimosis yang tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan konservatif. %iasanya metode dorsal slit ini digunakan untuk parafimosis yang berat dan kompleks. &indakan terbaik yang dapat mencegah terulangnya parafimosis adalah sirkumsisi (Donohoe, !!"#. Kontraindikasi dilakukannya sirkumsisi adalah hipospadia, penis dengan ukuran kecil dan yang mengalami deformitas (Donohoe, !!"#. 2.- &"m(l#kas# Para$#m"s#s araimosis harus dianggap sebagai kondisi darurat karena retraksi prepusium yang
terlalu sempit di belakang glans penis kesulkus glandularis dapat mengganggu perusi permukaan prepusium distal dari cincin konstriksi dan juga pada glans penis dengan risiko terjadinya nekrosis.+ika paraimosis tidak segera diterapi, hal ini dapat mengganggu aliran darah keujung distal dari penis (penis tip).ada kasus yang ekstrim, hal ini mungkin dapat menyebabkan kerusakan atau cederaujung penis, gangren maupun hilangnya ujung penis.
8
BAB III A&EP TE!RI PARA/IM!I 3.1 Pengkaj#an
%. engkajian engkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data*data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada ($smadi, 553). engkajian dapat dilakukan persistem tubuh dengan menggunakan ' metode yaitu : inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Dalam pengkajian yang dilakukan dalam tahapanya meliputi : a. engumpulan Data Data yang dikaji adalah sebagai berikut : %) Biodata a) Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, tanggal masuk ES, tanggal pengkajian, nomor rekam medik, diagnose medis, pekerjaan dan alamat. 9
b) Identitas penamggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat serta hubungan dengan klien. ) Eiwayat esehatan %. Eiwayat esehatan Sekarang eluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan klien sehingga mendorong pasien untuk mencari pertolongan medis.eluhan utama dikumpulkan untuk menetapkan prioritas interensi keperawatan dan untuk
mengkaji
tingkat
pemahaman
klien
tentang
kondisi
kesehatannya saat ini. eluhan utama yang sering muncul pada pasien paraimosis
adalah
7yeri,
Sakit
pada
penis,
6dema
gland
penis,ancaran kencing sedikit, ulup tertarik kebelakang kepala penis . Eiwayat keluhan utama 4enggambarkan keluhan saat dilakukan pengkajian serta menggambarkan kejadian sampai terjadi penyakit saat ini c) Eiwayat kesehatan dahulu ada riwayat kesehatan dahulu, apakah klien pernah menderita penyakit yang sama . d) Eiwayat kesehatan keluarga eluarga ada yang pernah sakit yang sama /) emeriksaan Fisik 4enurut 7ursalam (553), pemeriksaan isik dilakukan secara head to toe dan didokumentasikan secara persistem yang meliputi: a) eadaan mum lien dengan penyakit paraimosis b) esadaran ada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari enam tingkatan yaitu : %. ompos mentis: sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya (8GS %0*%') . $patis: keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh (8GS %/* %). /. Somnolen: keadaan kesadaran yang mau tidur saja dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri akan tetapi jatuh tidur lagi (8GS %%*%5). '. Delirium: keadaan kacau motorik seperti memberontak dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu (8GS &* 2). 0. Sopor: keadaan kesadaran yang menyerupai koma, reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsang nyeri (8GS &*2).
10
1. oma: keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsang apapun (8GS H 2) . c) =anda*tanda "ital Sebelum melakukan tindakan lain, yang perlu diperhatikan adalah tanda*tanda ital, karena sangat berhubungan dengan ungsi kehidupan dan tanda*tanda lain yang berkaitan dengan masalah yang terjadi. =anda*tanda ital terdiri atas empat pemeriksaan, yaitu: %. =ekanan darah . emeriksaan denyut nadi /. emeriksaan suhu '. emeriksaan respirasi d) emeriksaan ersistem %. Sistem pernapasan erlu dikaji mulai dari bentuk hidung, ada tidaknya secret pada lubang hidung, pergerakan cuping hidung waktu bernapas, kesimetrisan gerakan dada saat bernapas, auskultasi bunyi napas apakah bersih atau ronchi, serta rekuensi napas. . Sistem kardioaskuler 4ulai dikaji dari warna konjungtia, warna bibir, ada tidaknya peninggian ena jugularis, auskultasi bunyi jantung pada daerah dada dan pengukuran tekanan darah, dengan palpasi dapat dihitung
peningkatan
rekuensi
nadi,
adanya
hipotensi
orthostatik, ada tidaknya oedema, warna pucat dan sianosis. /. Sistem pencernaan aji keadaan mulut, gigi, bibir, palpasi abdomen untuk mengetahui peristaltik usus, adanya massa atau nyeri tekan. '. Sistem muskuloskeletal aji derajat Eange 9 4ontion dari pergerakan sendi mulai dari kepala sampai anggota gerak bawah, ketidaknyamanan atau nyeri yang dilaporkan klien waktu bergerak, toleransi klien waktu bergerak dan obserasi adanya luka pada otot akibat 11
peradangan, kaji adanya deormitas dan atroi otot. Selain E94, tonus dan kekuatan tonus harus dikaji. 0. Sistem Integumen aji keadaan kulit, rambut dan kuku. emerikasaan kulit meliputi tekstur, kelembaban, turgor, warna dan ungsi perabaan. 1. Sistem indera a. 4ata : Di kaji mulai dari adanya nyeri tekan atau tidak, adanya konjungtia anemis atau tidak, sclera ikterus atau tidak, kelopak mata cekung atau tidak. b. =elinga Dikaji mulai dari kebersihan telinga, simetris atau tidak, adanya nyeri tekan atau tidak, dilakukan tes pendengaran. c. !idung aji apakah ada pernaasan cuping hidung, deiasi septum, kepatenan hidung (jika nares posterior mem* besar menunjukan adanya distress pernaasan). d. 4ulut Di kaji mulai dari kebersihan mulut, sianosis atau tidak, bibir pecah pecah atau tidak. 2. Sistem sara Sistem neurosensori yang dikaji adalah ungsi cerebral, ungsi kranial, ungsi sensori, serta ungsi rele@ 3. Sistem perkemihan aji ada tidaknya pembengkakan pada gland penis, nyeri atau tidak, preputium menutup atau tidak, ada inlamsi atau tidak, obserasi tentang keadaan alat*alat genitourinari bagian luar mengenai bentuknya biasanya pada pasien paraimosis ulup tertarik kebelakang kepala penis, nyeri atau tidak sewaktu miksi. 12
&. Sistem imun Dikaji adanya nyeri tekan atau tidak, adanya oedema atau tidak pada kelenjar getah bening, ada riwayat alergi atau tidak. %5. Sistem reproduksi aji bagaimana system reproduksi klien. 3.2 D#agn"se ke(era*atan
%. 7yeri b.d 7yeri saat B$ . !ipertermi b.d enyakit (Ineksi saluran kemih) /. erubahan pola eliminasi b.d obstruksi saluran kemih bagian bawah 3.3 Inter0ens# &e(era*atan
Eencana mengenai tindakan yang akan dilakukan oleh perawat, baik mandiri maupun kolaborati. Eencana yang dilakukan menyesuaikan pada diagnosa keperawatan terkait dengan araimosis. %. 7yeri b.d 7yeri saat B$ Interensi :
aji skala nyeri
E# untuk mengetahui tingkat nyeri pasien sebagai pedoman untuk tindakan yang harus diberikan.
$jarkan teknik relaksasi
E# merelaksasikan otot*otot sehingga suplai darah ke jaringan terpenuhi.
olaborasi dengan tim medis tentang pemberian obat
E# obat (anti plasmadik) untuk merelaksasikan otot*otot polos . !ipertermi b.d enyakit (Ineksi saluran kemih) Interensi :
antau ==" klien jam sekali. 13
$njurkan klien untuk meningkatkan istirahat.
olaborasi pemberian antipiretik paraceta
/. erubahan pola eliminasi b.d obstruksi saluran kemih bagian bawah Interensi :
antau eliminasi urine meliputi rekuensi, konsistensi, bau, olume dan warna yang tepat
$njurkan kepada keluarga untuk mencatat haluaran urine
olaborasi dengan dokter untuk segera disunat
3.% Im(lementas# &e(era*atan
=indakan yang dilakukan perawat berdasarkan interensi keperawatan yang telah disusun, baik secara mandiri maupun kolaborati. Implementasi dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa yang mengganggu pasien khususnya mengenai diagnosa keperawatan terkait dengan araimosis 3.' E0aluas# &e(era*atan 6aluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana ealuasi
adalah kegiatan yang dilakukan dengan terus*menerus dengan melibatkan pasien, keluarga, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. =ujuan ealuasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang.
14
BAB I PENUTUP %.1 #m(ulan
Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan penis atau preputium. Dilakukan untuk membersihkan dari berbagai kotoran penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis yang masih ada preputiumnya.Secara medis dikatakan bahwa sunat sangat menguntungkan bagi kesehatan. Selain itu sirkumsisi di indikasikan atau dapat mencegah penyakit seperti phimosis, paraphimosis,candidiasis, tumor ganas dan praganas pada daerah kelamin pria (Sumiardi %&&').araimosis adalah keadaan di mana prepusium tidak dapat ditarik ke depan (distal)#menutup.ada keadaan ini, glan penis atau batang penis dapat terjepit oleh prepusium yang bengkak.ada paraimosis sebaiknya kita melakukan reduksi sebelum disirkumsisi ( Bachsinar, tahun %&&/). %.2 aran
Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna. 9leh karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanaat bagi pembaca.
15
DA/TAR PUTA&A
Donohoe, +erey 4. 55&. Paraphimosis. $ccessed at : http:##emedicine.medscape.com# article# ''33/*oeriew >ittle A hite. 550. Treatment options for paraphimosis. +ournal o Glinical ractice, 0&, 0, 0&%*0&/. Blackwell ublishing >td, . umala, Eiri Sari. Parafimosis.https:##id.scribd.com#document#'05'002#araimosis*Eiri. Diakses pada tanggal %1 maret 5%3 7abila,!ulatundkk.5%2. akalahParafimosis.https:##id.scribd.com#document#/2/05121/#4 $$>$!*$E$FI49SIS . Diakses pada tanggal %1 4arat 5%3
16