TATALAKSANA KASUS DIABETES MELITUS TIPE II S O P
UPT Puskesmas Susut I 1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
dr. Ni Nyoman Kurniawati NIP. 19840609 201001 2 008 Definisi: Diabetes mellitus tipe II merupakan kumpulan gejala yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk: - Penanganan pasien DM tipe II - Mengurangi gejala klinis DM tipe II - Mencegah terjadinya komplikasi SK Kepala Puskesmas No.008/UKP/SUSUT I / 2017 tentang layanan klinis TTD Kapus
4. Referensi
1.
5. Persiapan
1.
6. Langkah-langkah
No. Dokumentasi : 014/SOP/UKP/P.UMUM/SUSUT I/2017 No Revisi : 00 TanggalTerbit : 20 Februari 2017 Jumlah Halaman :3
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514 Tahun 2015 tentang panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pela yanan Kesehatan Tingkat Pertama
Alat a. Stetoskop b. Thermometer c. Tensimeter d. Glukometer sederhana 2. Bahan a. Alat Perlindungan Diri b. Stick GDS Anamnesa Pasien - Memperkenalkan diri - Menanyakan identitas pasien - Menanyakan keluhan utama pasien yang dapat berupa keluhan klasik diabetes atau yang tidak khas, riwayat perjalanan penyakit hingga keluhan menggunakan konsep Sacred seven dan Fundamental Four yang yang terkait dengan faktor risiko dan manifestasi klinis dari DM tipe I. Menanyakan riwayat kesehatan terdahulu seperti, hipertensi, diabetes melitus, jantung, asthma,obat – asthma,obat – obatan obatan yang dikonsumsi, riwayat kesehatan keluarga serta riwayat sosial yang berkaitan dengan penyakit dan komplikasi yang saat ini diderita pasien Pemeriksaan Fisik - Petugas melakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan. - Petugas cuci tangan dan menggunakan APD - Petugas melakukan pemeriksaan vital sign - Petugas melakukan fisik menyeluruh - Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana - Petugas melakukan cuci tangan - Penegakan diagnose Kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa: a. Gejala klasik DM DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa plasma plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir ATAU
b. Gejala Klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam ATAU c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral (TTGO)> 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan standard WHO, menggunakan beban glukosa anhidrus 75 gram yang dilarutkan dalam air. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Gula Darah Puasa Teranggu (GDPT) tergantung dari hasil yang diperoleh - Evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM, evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan Tatalaksana Kasus - Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 m g dosis maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari - Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum mkan, 1-2 kali/hari. - Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari - Insulin : short acting atau long acting Konseling dan edukasi sesuai dengan terapi non farmakologis dan efek samping obat Terapi Nutrisi medis: a. Pada penderita diabetes perlu ditekankan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan b. Karbohidrat dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi c. Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, dan pembatasan makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti daging berlemak dan susu, asupan protein sebesar 10-20% dari total asupan energi. Pada pasien nefropati jumlah asupan protein yaitu 0,8g/Kg BB/hari atau 10% dari kebutuhan energi. Latihan Jasmani Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-5 kali seminggu selama kurang lebih 30-60 menit minimal 150 menit/minggu intensitas sedang). Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun, harus tetap dilakukan. Pencatatan rekam medis dan register Rujuk apabila menemukan komplikasi atau tanda-tanda infeksi berat
7. Diagram Alir
Pasien datang
Anamnesa
Petugas mencuci tangan dan gunakan APD
Pemeriksaan fisik dan Laboratorium sederhana
Penegakan Diagnosa
Evaluasi penyulit DM, status gizi, dan perencanaan sesuai kebutuhan
Pemberian Edukasi Gaya Hidup Sehat dan pemberian terapi sesuai pedoman yang berlaku
Pencatatan rekam medis dan register pasien serta kelengkapan administrasi
Pulang
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait 11. Rekaman Historis Perubahan
1. 2. 3.
Keadaan umum pasien dan komplikasi Kelengkapan ketersediaan alat- alat kesehatan Pemakaian APD 4. Konseling dan edukasi - Ruangan Pemeriksaan Umum - Ruangan UGD - Ruangan rawat inap - Ruangan Laboratorium - Ruangan Konseling 1. Buku register 2. Dokumen/ rekam medik
No.
Yang diubah
Isi Perubahan
Tgl. Mulai Diberlakukan