Bacalah teks editorial berikut ! 1. Kelulusan ujian nasional nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, Papua, mencapai mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke, Sabtu (26/5). Kalimat utama dalah paragraf diatas adalah ... a. Kelulusan ujian ujian nasional (UN) (UN) jenjang SMA/MA/SMK SMA/MA/SMK di Merauke, Merauke, Papua, Papua, mencapai mencapai 95%. b. Hanya saja, saja, hal itu dinilai bukan bukan patokan kualitas kualitas kelulusan. c. Hal itu tidak usah dibanggakan, dibanggakan, ujar Kepala Dinas Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pengajaran Merauke Merauke Vincentius Vincentius Mekiuw di Merauke d. Kelulusan ujian ujian nasional (UN) (UN) jenjang SMA/MA/SMK SMA/MA/SMK di Merauke, Merauke, Papua, Papua, mencapai mencapai 85%. e. Hanya saja, hal itu dinilai dinilai patokan kualitas kelulusan. Bacalah teks editorial berikut ! 2. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke, Sabtu (26/5). Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. Di wilayah barat, pendidikan relatif maju. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah perguruan tinggi terkenal. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa. Fakta dalam paragraf diatas ... a. Di wilayah wilayah barat, pendidikan relatif maju. b. Lulusan UN bisa bisa langsung bersaing bersaing secara secara setara di di kancah perguruan perguruan tinggi terkenal. terkenal. c. Sebaliknya, Sebaliknya, siswa dari Merauke, Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, terkenal, harus matrikulasi satu satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa. d. Kelulusan ujian ujian nasional (UN) (UN) jenjang SMA/MA/SMK SMA/MA/SMK di Merauke, Merauke, Papua, Papua, mencapai mencapai 95%. e. Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. Bacalah teks editorial berikut ! 3. Namun, satu hal yang sama-sama menjadi perhatian adalah memajukan mutu pendidikan secara nasional. Kata kerja Rasional yang terdapat pada kalimat diatas ... a. Namun c. Memajukan e. Secara b. Menjadi d. Yang 4. Dua solusi Dua solusi yang yang ditawarkan dalam editorial ini adalah pemanfaatan kemajuan teknologi melalui program palapa ring dan belajar dengan pengalaman pengalaman yang ada. Sinonim dari kata yang bercetak miring adalah ... a. Akibat c. Jalan keluar e. Kesimpulan b. Masalah d. Pencapaian Pencapaian 5. Kelulusan ujian nasional nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai mencapai 95%. Hanya saja, hal itu itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke, Sabtu (26/5). Kalimat langsung dari kalimat diatas ... a. “Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di di Merauke, Papua, mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah di banggakan,” banggakan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke b. “Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke c. “Kelulusan ujian nasional (UN) jen jang SMA/MA/SMK SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah di banggakan.” banggakan.” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke d. menurut Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke “Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal Hal itu tidak usah dibanggakan.” dibanggakan.” e. Menurut Kepala Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke “Kelulusan “Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal Hal itu tidak usah dibanggakan,” dibanggakan,”
Perhatikan paragraf berikut! 6. (1) Mari kita jadikan pasca-UN sebagai momentum berbenah. (2) Sebagai bangsa pembelajar, (3) jangan lagi kita mendengar kabar serupa tahun depan, (4) karena hakikat pembelajaran adalah dicapainya perbaikan, (5) bukan pencapaian yang sama dengan kemarin, apalagi lebih buruk. Kalimat ajakan yang terdapat dalam paragraf diatas ... a. 1 c. 3 e. 5 b. 2 d. 4 Bacalah teks editorial berikut ! 7. Meski lulus dengan persentase tinggi, dari kawasan Indonesia timur masih timbul kerisauan tentang bagaimana bersaing dengan lulusan asal Jawa. Ini kerisauan yang harus kita pikirkan upaya mengatasinya. Sejumlah putra Indonesia timur, seperti dari Papua atau NTT, berhasil menunjukkan intelegensia tinggi, seperti unggul dalam olimpiade fisika. Tugas kita berikutnya, bagaimana kita menjadikan itu sebagai pola, bukan kasus. Kesimpulan yang tepat untuk teks editorial tersebut ... a. Upaya menyamakan persaingan lulusan Indonesia timur dengan Jawa b. Lulusa Indonesia timur sangat berprestasi c. Banyak ajang yang berhasil dijuarai putra putri Jawa d. Upaya pemerintah menjadikan lulusan asal Jawa lebih maju daripada Indonesia timur e. Menjadikan pola, bukan kasus 8. Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. Antonim kata yang bercetak miring ... a. Privat c. Umum e. Seksama b. Spesial d. Personal Bacalah teks editorial berikut ! 9. (1) Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. (2) Di wilayah barat, pendidikan relatif maju. (3) Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah perguruan tinggi terkenal. (4) Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa. Kalimat opini terdapat dalam nomor ... a. 1 c. 3 e. 3 dan 4 b. 2 d. 4 Bacalah teks editorial berikut ! REFLEKSI HASIL UJIAN NASIONAL Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke, Sabtu (26/5). Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. Di wilayah barat, pendidikan relatif maju. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah perguruan tinggi terkenal. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa. 10. Berdasarkan paragraf diatas tema yang tepat adalah ... a. Kemanusiaan b. Pendidikan c. Sosial d. Kebudayaan e. Permasalah ekonomi
Soal Uraian Bacalah teks editorial dibawah ini! REFLEKSI HASIL UJIAN NASIONAL Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke, Sabtu (26/5). Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. Di wilayah barat, pendidikan relatif maju. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah perguruan tinggi terkenal. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa. Ini fakta yang harus kita respons. Bagaimana caranya, Indonesia harus meningkatkan kualitas guru. Namun, satu hal yang sama-sama menjadi perhatian adalah memajukan mutu pendidikan secara nasional. Hal ini kita garis bawahi mengingat pendidikan menjadi salah satu faktor penting, kalau bukan kunci, dalam upaya memajukan bangsa. Untuk kita sendiri, peluang pemerataan pendidikan terbuka dengan pemanfaatan kemajuan teknologi. Program Palapa Ring yang bertujuan menyetarakan kemajuan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi antara Indonesia barat dan timur adalah salah satu bentuknya. Kini, meski lulus dengan persentase tinggi, dari kawasan Indonesia timur masih timbul kerisauan tentang bagaimana bersaing dengan lulusan asal Jawa. Ini kerisauan yang harus kita pikirkan upaya mengatasinya. Sejumlah putra Indonesia timur, seperti dari Papua atau NTT, berhasil menunjukkan intelegensia tinggi, seperti unggul dalam olimpiade fisika. Tugas kita berikutnya, bagaimana kita menjadikan itu sebagai pola, bukan kasus. Indonesia dewasa ini dihadapkan pada isu hypercomplexity . Hal ini menuntut tersedianya sumber daya insani unggul sebanyak banyaknya dari berbagai penjuru. Hiperkompleksitas tak jarang menuntut kecakapan matematika untuk meresponsnya. Padahal, menurut berita, banyak ketidaklulusan UN disebabkan nilai matematika hanya dua. Ini tantangan yang perlu kita jawab karena matematika menjadi ilmu pengetahuan dasar bagi pengembangan sains dan teknologi yang dibutuhkan di era modern. Pencapaian yang dilakukan pemerintah hendaknya semakin membaik, bukan memburuk dari tahun ke tahun. Dua solusi yang ditawarkan dalam editorial ini adalah pemanfaatan kemajuan teknologi melalui program palapa ring dan belajar dengan pengalaman yang ada. Contohnya, menjadikan putra Indonesia Timur yang berhasil menunjukkan intelegensianya menjadi sebuah pola bukan kasus. Mari kita jadikan pasca-UN sebagai momentum berbenah. Sebagai bangsa pembelajar, jangan lagi kita mendengar kabar serupa tahun depan, karena hakikat pembelajaran adalah dicapainya perbaikan, bukan pencapaian yang sama dengan kemarin, apalagi lebih buruk. 1. 2. 3. 4. 5.
Peristiwa utama yang dibahas pada teks editorial tersebut adalah ... Berikan contoh kalimat langsung dalam teks tersebut ... Tulislah kalimat yang mengandung verba pawarta dalam teks tersebut ... Sebutkan kalimat opini dalam teks tersebut ... Dalam teks editorial memiliki stuktur berupa kesimpulan, tulislah kesimpulan dalam teks tersebut ...
Soal Uraian Bacalah teks editorial dibawah ini! REFLEKSI HASIL UJIAN NASIONAL Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke, Sabtu (26/5). Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. Di wilayah barat, pendidikan relatif maju. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah perguruan tinggi terkenal. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa. Ini fakta yang harus kita respons. Bagaimana caranya, Indonesia harus meningkatkan kualitas guru. Namun, satu hal yang sama-sama menjadi perhatian adalah memajukan mutu pendidikan secara nasional. Hal ini kita garis bawahi mengingat pendidikan menjadi salah satu faktor penting, kalau bukan kunci, dalam upaya memajukan bangsa. Untuk kita sendiri, peluang pemerataan pendidikan terbuka dengan pemanfaatan kemajuan teknologi. Program Palapa Ring yang bertujuan menyetarakan kemajuan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi antara Indonesia barat dan timur adalah salah satu bentuknya. Kini, meski lulus dengan persentase tinggi, dari kawasan Indonesia timur masih timbul kerisauan tentang bagaimana bersaing dengan lulusan asal Jawa. Ini kerisauan yang harus kita pikirkan upaya mengatasinya. Sejumlah putra Indonesia timur, seperti dari Papua atau NTT, berhasil menunjukkan intelegensia tinggi, seperti unggul dalam olimpiade fisika. Tugas kita berikutnya, bagaimana kita menjadikan itu sebagai pola, bukan kasus. Indonesia dewasa ini dihadapkan pada isu hypercomplexity . Hal ini menuntut tersedianya sumber daya insani unggul sebanyak banyaknya dari berbagai penjuru. Hiperkompleksitas tak jarang menuntut kecakapan matematika untuk meresponsnya. Padahal, menurut berita, banyak ketidaklulusan UN disebabkan nilai matematika hanya dua. Ini tantangan yang perlu kita jawab karena matematika menjadi ilmu pengetahuan dasar bagi pengembangan sains dan teknologi yang dibutuhkan di era modern. Pencapaian yang dilakukan pemerintah hendaknya semakin membaik, bukan memburuk dari tahun ke tahun. Dua solusi yang ditawarkan dalam editorial ini adalah pemanfaatan kemajuan teknologi melalui program palapa ring dan belajar dengan pengalaman yang ada. Contohnya, menjadikan putra Indonesia Timur yang berhasil menunjukkan intelegensianya menjadi sebuah pola bukan kasus. Mari kita jadikan pasca-UN sebagai momentum berbenah. Sebagai bangsa pembelajar, jangan lagi kita mendengar kabar serupa tahun depan, karena hakikat pembelajaran adalah dicapainya perbaikan, bukan pencapaian yang sama dengan kemarin, apalagi lebih buruk. 1. 2. 3. 4. 5.
Peristiwa utama yang dibahas pada teks editorial tersebut adalah ... Berikan contoh kalimat langsung dalam teks tersebut ... Tulislah kalimat yang mengandung verba pawarta dalam teks tersebut ... Sebutkan kalimat opini dalam teks tersebut ... Dalam teks editorial memiliki stuktur berupa kesimpulan, tulislah kesimpulan dalam teks tersebut ...