SET 1
1. Seorang Seorang laki laki laki 53 tahun, tahun, BB 60 kg, kg, KLL fraktur fraktur femur femur tertutup tertutup bilateral bilateral datang datang ke UGD, nafas cepat, TD : 80/60 mmHg, pulse 140 x/m, dipanggil masih bisa menjawab. a. Apa masal masalah ah yang yang sauda saudara ra hadapi hadapi pada pada pasie pasien n ini? ini? b. Bagaimana tindakan saudara, jelaskan dengan singkat dan sistematis. Jb: a. Masa Masala lah h yan yang dih dihadap adapii adal adalah ah pasie asien n sho shock akib akibat at pend endarah arahan an.. Kela Kelass perdarahannya adalah kelas IV (berdasarkan nadi 140x/m , TD 80/60 dan nafas cepat). EBV pasien ± 4200 mL dan EBL pasien diperkirakan >2000 mL. b. Tindakan awal untuk pasien adalah Primary Survey Assesment meliputi Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure. Kita jaga patensi jalan nafas dengan head tilt, chin lift, atau jaw thrust, pemasangan goedel dan suction. Beri oksigen melalui sungkup rebreathing. Pasang infus dua line dengan bor besar (16 G, 18 G) dan pastikan lancar. Beri cairan kristaloid 1000-2000 mL dalam ½ - 1 jam dan diulangi bila respon belum membaik sampai s ampai total 25% EBV. Bila belum membaik diberikan koloid sampai maksimal 20 cc/kgBB. Bila Hb turun maka diberi darah. Kemu Kemudi dian an kita kita nila nilaii kesa kesada dara ran n pasi pasien en dan dan pers persia iapk pkan an untu untuk k menj menjal alan anii pembedahan menangani sumber perdarahan. 2. Seorang Seorang wanita, wanita, 30 30 tahun tahun G1P0AB G1P0AB aterm rencan rencanaa SC ok.CP ok.CPD. D. a. Apa rencan rencanaa pilih pilihan an anestes anestesii sauda saudara ra b. Hal apa yg mungkin bisa terjadi pada pasien ini, jelaskan dengan singkat dan bagaimana penanganannya. Jb: a. Rencana Rencana pemilihan pemilihan anestesi anestesi berupa berupa regiona regionall anestesi anestesi baik spinal spinal maupun maupun epidural. epidural. Spinal mudah dilakukan dan efeknya cepat. Epidural lebih susah dilakukan tapi lamanya anestesi dapat dikontrol. Bila pasien menolak regional anestesi, keadaan fetal distress, gagal melakukan RA atau kontraindikasi RA maka dapat dipilih general anestesi. b. Hal yang bisa terjadi adalah hipotensi, diatasi dengan preload cairan 10002000mL pre-anestesi. Perdarahan banyak diatasi dengan infus kristaloid, koloid dan darah bila perlu. Keadaan gawat pada ibu dan bayi, disiapkan general anestesi dan set intubasi untuk ibu dan bayi baru lahir. Rasa nyeri post operasi diatasi dengan dengan analge analgesi si adekua adekuat, t, dan resiko resiko infeks infeksii ditang ditangani ani dengan dengan antibi antibioti otik k yang yang adekuat. 3. Jela Jelask skan an deng dengan an sing singka katt dan dan sist sistem emat atis is diag diagno nosa sa pena penang ngan anan anny nyaa kasu kasuss kasu kasuss obstruksi jalan nafas Jb: obstruksi jalan nafas bisa berupa obstruksi parsial dan total. Obstruksi parsial biasanya akan memberikan tampilan berupa nafas mendengkur (snoring), berkumur (gurgling) (gurgling),, crowing, crowing, mengi, mengi, atau stridor. stridor. Untuk Untuk penanganan penanganannya nya bisa dilakukan dilakukan head tilt, chin lift, jaw thrust, pemasangan goedel, suction, atau Heimlich maneuvre bila obstruksi disebabkan sumbatan benda asing. Bila penyebabnya asma bronkiale bisa diberikan diberikan bronkodilator. bronkodilator. Bila karena karena anafilaksis, anafilaksis, bisa diberikan diberikan epinefrin. epinefrin. Bila perlu lakukan intubasi untuk menjaga patensi jalan nafas Obstruksi total biasa disebabkan benda asing dan sebab lain. Bisa dilakukan finger swap swap untu untuk k memb membua uang ng baha bahan n yang yang meng mengga gang nggu gu,, Heim Heimli lich ch mane maneuv uvre, re, atau atau krikotiroidektomi dan trakeostomi untuk membebaskan jalan nafas.
4. Ayu 5. Ayu SET 2
1. Ayu 2. Bayi baru lahir dengan cara SC tidak menangis menangis segera, biru - Apgar Score? - Apa tindakan saudara untuk menolong bayi ini Apgar Score 0 Cara menilai apgar score 0 Appearence Blue all over Pulse None Grimace No re response Activity Limp Respiration None
3. Persiapan Alat IV line - Tiang infus - Lidokain 2%, syringe 1 ml - infus set - IV cath berbagai ukuran - Cairan Infus - Plaster
1 Acrocyanosis <100 Grimace/whimpering Some Flexion Weak
2 Pink >100 Cough/sneeze Active Regular Breathin
- Kasa steril - Alkohol 70% - Povidone iodine 10% - Torniket - Sarung Tangan Lokasi IV line
Cara Melakukan Persiapan - Sapa dan perkenalkan diri - Siapkan peralatan dan bahan - Informasikan dan meminta izin kesediaan pasien Pemasangan Infus - Cairan infus disambungkan dengan infus set, kelarkan udara yang ada di infus set dengan mengisi cairan di infus set - Identifikasi vena yang akan dilakukan kateterisasi intravena - Lakukan pembebatan pada daerah proximal dari vena yang akan dikateterisasi dengan sphygmomanometer sampai tekanan 60-80 mmhg - Cuci tangan dan memakai sarung tangan - Desinfeksi dgn alkohol 70% - Injeksikan anestesi lokal lidokain 2% dengan spuit 1cc - Lakukan insersi pada vena dengan iv cath dengan sudut 30-45 derajat - Setelah keluar darah pada ujung iv cath, tarik sedikit jarum (mandrain) pada iv cath, dorong iv cath sampai ujung iv cath - Lepaskan Lepaskan jarum pada iv cath sambil menekan ujung dari iv cath agar darah tidak keluar - Sambungkan ke cairan infus yang sudah disiapkan - Balut dengan kasa steril yg sudah dioles povidon iodine 10%
-
Fiksasi kuat dengan plaster
Monitoring dan dokumentasi - Monitor kelancaran infus (tetesan), bengkak atau tidaknya tempat insersi - Catat waktu, tanggal pemasangan iv cath 4. Persiapan SC dengan fetal distress Pada kasus fetal distress, harus dilakukan dilakukan induksi secara cepat, umumnya umumnya dilakukan dilakukan anestesi dengan teknik General anesthesia. Persiapannya Loading cairan 1000 cc • NPO • Antasida 1 jam sebelum operasi • Miringkan pasien ke kiri • NGT, kateter dan IV cath ukuran besar • SIA, SIO • Set intubasi dan resusitasi neonatus • Pertama tama dilakukan preoksigenasi, 3x nafas dalam dengan O2 100%, injeksi thioph thiophent ental al 4mg/kg 4mg/kg atau atau ketami ketamin n 1mg/kg 1mg/kg IV dan succhi succhinil nil cholin cholinee 1,5mg/ 1,5mg/kg kg IV disertai penekanan cricoid. Setelah 40-60 detik, dilakuakn intubasi trakea dengan cuff. Diberikan ventilasi dengan o2,n20 dan agen inhalasi 0,4-0,8% MAC. Pelumpuh otot dapat diberikan bila perlu. Setelah bayi lahir, anestesi dapat diperdalam n20 atau narkotik. Agen inhalasi dapat dihentikan. Akhir operasi dilakukan ekstubasi sadar. 5. Coba sebutkan sebutkan dan dan jelaskan jelaskan penggunaan penggunaan obat Ketamin Ketamin Ketamin kurang digemari untuk inuksi anestesi karena sering menimbulkan takikardia, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, pasca anestesi dapat menimbulkan mual muntah. Jika harus diberikan sebaiknya diberi sedasi midazolam, atau diazepam dengan dosis 0,1 mg/kg IV, untuk salivasi diberikan Sulfas atropin 0,01 mg/kg Dosis bolus untuk induksi IV ialah 1-2 mg/kg untuk IM 3-10 mg 6. Jelaska Jelaskan n mengen mengenai ai obat obat aneste anestesi si inhal inhalasi asi Anestesi inhalasi yang umum digunakan adalah N2O , halotan, enfluran, isofluran, sevofluran. N2O, Pemberian anestesi dengan N2O harus disertai O2 minimal 25%. Gas ini • bersifat anestetik lemah, tapi analgesia kuat. Sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri menjelang persalinan. Pada akhir anestesia setelah N2O dihentikan, maka N2O akan cepat keluar mengisi alveoli. Sehingga terjadi pengenceran O2 dan terjadilah hipoksia difusi. Untuk menghindarinya menghindarinya beri O2 100% 5-10 menit. Halotan, Merupakan turunan etan. Pada nafas spontan rumatan anestesia sekitar 1• 2 vol%, dan pada nafas kendali sekitar 0,5-1 vol%. Halotan menyebabkan vasodilatasi serebral, meninggikan aliran darah otak yang sulit dikendalikan dengan teknik anestesia hiperventilasi, sehingga tidak disukai untuk bedah otak. Isofluran, Merupakan turunan halogenasi eter, dapat meninggikan aliran darah • otak dan TIK, tetapi peninggian ini dapat dikurangi dengan teknik anestesia hiperventilasi.
•
Sevofluran, Induksi dan pulih dari anestesia lebih cepat dibandingkan dengan isofluran. SET 3
1. Sebu Sebutk tkan an defe defeni nisi si sho shock ck Shock adalah keadaan kurangnya perfusi ke organ-organ vital yang menyebabkan kurangnya oksigenasi dan nutrien yang penting bagi jaringan dan fungsi sel. DO2 < VO2 2. Sebutk Sebutkan an klasifi klasifikas kasii shock serta serta penjel penjelasan asannya nya Klasifikasi shock Syok hipovolemik, syok ini disebabkan karena berkurangnya volume • intravaskular, baik karena proses pendarahan (hemoragik), atau dehidrasi. Syok kardiogenik, disebabkan karena kegagalan jantung untuk memompa • darah ke seluruh tubuh sehingga se hingga mengakibatkan hipoperfusi. Syok obstruktif , akibat adanya obstruksi atau hambatan dalam pengisian • darah e jantung. Contohnya pada keadaan cardiac tamponade, tension pneumotorax, massive pulmonary embolus. embolus. Syok distributive, akibat vasodilatasi luas pada perifer. Contoh pada syok • sepsis, syok anafilaksis, syok neurogenik. 3. Apa Apa pili pilih han indu induks ksii anes aneste tesi si pada pada pasie asien n post shoc shock k yang ang akan akan di laku lakuka kan n pembedahan dengan bantuan General Anestesi? Jelaskan dosis, serta kontra induksinya! Pilihan induksi anestesi pada pasien post shock adalah dengan menggunakan ketamin yang diberikan diberikan dengan dengan cara bolus intermiten intermiten dan tetesan (drip infusion). infusion). Dosis yang digunakan adalah dosis bolus intermiten 1-2 mg/kgBB dan dapat diulang dengan jumlah ½ dosis awal (konsentrasi 1%). Kemudian dapat diberikan dengan drip infusi infusion on sebany sebanyak ak 2-4 mg/kgB mg/kgBB/j B/jam am (konsen (konsentras trasii 0.1%) 0.1%) dan hentik hentikan an 15 menit menit sebelum tindakan bedah berakhir. Kontra induksi ketamin adalah: pasien hipertensi, eklamsia, hipertiroid, riwayat CHF, operasi operasi otak (karena (karena meningkatk meningkatkan an TIK), peningkatan peningkatan tekanan tekanan intra-okuli, intra-okuli, epilepsy, dan gangguan jiwa. 4. Jelaska Jelaskan n klasi klasifik fikasi asi dari dari ASA/ ASA/PS! PS! a. PS ASA ASA I: pasi pasien en tanp tanpaa peny penyak akit it sist sistem emik ik,, kela kelain inan an hany hanyaa yang yang akan akan dilakukan pembedahan, contoh: perempuan sehat yang akan menjalani skin graft. b. PS ASA II: pasien dengan kelainan sistemik ringan atau sedang yang perlu pembedahan, contoh: pasien hipertensi atau DM yang terkontrol. terkontrol. c. PS ASA III: pasien pasien dengan dengan kelainan kelainan sistemi sistemik k berat, membat membatasi asi aktivita aktivitas, s, dan belum mengancam jiwa, contoh: pasien infark miokard yang harus diterapi medis. d. PS ASA ASA IV: IV: pasi pasien en deng dengan an peny penyak akit it yang yang meng mengan anca cam m jiwa jiwa yang yang akan akan dilakukan pembedahan, contoh: pasien CHF fc NYHA III-IV. e. PS ASA ASA V: pasi pasien en-p -pas asie ien n “mor “morib ibou ound nd”, ”, 50% 50% akan akan exit exitus us dala dalam m 24 jam jam dengan atau tanpa pembedahan, contoh: ileus strangulasi, anuria, koma.
f. PS ASA VI: VI: pasi pasien en yang ang suda sudah h mati ati bata batang ng otak otak dan dan akan akan men menjala jalani ni pendonoran organ. Bila pasien dalam keadaan darurat, maka tambahkan huruf E atau D di belakang PS ASA pasien tersebut. 5. Sebutkan Sebutkan hasil hasil pemeriksaa pemeriksaan n analisa gas darah darah tersebut tersebut di bawah ini: ini: a. pH: 7,125 PCO2: 28 PO2: 50 BE: -20 Asidosis metabolik kompensasi respiratorik parsial, hipoksemia sedang b. pH: 7,105 PCO2: 80 PO2: 80 BE: +10 Asidosis respiratorik kompensasi metabolik parsial c. pH: 7,580 PCO2: 20 PO2: 70 BE: +2 Alkalosis respiratorik belum terkompensasi, hipoksemia ringan d. pH: 7,650 PCO2: 45 PO2: 70 BE: +15 Alkalosis metabolik belum terkompensasi, hipoksemia ringan e. pH: 7,285 PCO2: 30 PO2: 70 BE: -10 Asidosis metabolik kompensasi respiratorik parsial, hipoksemia ringan 6. Seoran Seorang g pasien laki-la laki-laki, ki, berusia berusia 25 tahun, tahun, datang datang ke UGD dengan dengan KLL, KLL, Fr Femur Femur dextra & sinistra, TD 80/palp, HR 146 x/menit, kesadaran gelisah, BB 50 kg. a. Tentuk Tentukan an berapa berapa % Estimated Estimated Blood Blood Volum Volumee dan berapa berapa % Estima Estimated ted Blood Blood Loss dari pasien tersebut! Estimated blood volume: pasien laki-laki BB 50 kg: 70 cc/kgBB = 70x50 = 3500 cc. Esti Estima mated ted bloo blood d loss: loss: dihi dihitu tung ng deng dengan an tabe tabell ATLS ATLS berd berdas asark arkan an kela kelass perdarahan pasien masuk perdarahan kelas 4 (berdasarkan nadi 146 x/menit, penurunan TD, dan status mental gelisah), dengan estimasi perdarahan 40% x 3500 cc (EBV) = 1400 cc. b. Apa sikap dan penanganannya sebelum pasien di anestesi, bagaimana resusitasi cairannya? Tindak Tindakan an awal awal untuk untuk pasien pasien adalah adalah Primar Primary y Survey Survey Assesm Assesment ent melipu meliputi ti Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure. Kita jaga patensi jalan nafas nafas dengan dengan head tilt, tilt, chin chin lift, lift, atau jaw thrust thrust,, pemasan pemasangan gan goedel goedel dan suction. Beri oksigen. Pasang infus dua line dengan bor besar (16 G, 18 G) dan pastikan lancar. Beri cairan kristaloid 1000-2000 mL dalam ½ - 1 jam dan diulan diulangi gi bila bila respon respon belum belum membai membaik k sampai sampai total total 25% EBV. Bila Bila belum belum membaik diberikan koloid sampai maksimal 20 cc/kgBB. Bila Hb turun maka diberi diberi darah. Kemudian Kemudian kita nilai kesadaran pasien dan periksa periksa pasien secara log log roll roll untu untuk k meli meliha hatt jejas jejas di pung punggu gung ng.. Setel Setelah ah pasie pasien n stab stabil il lakuk lakukan an Secondary Survey Assesment meliputi B1-B6 dan persiapkan untuk menjalani pembedahan menangani sumber perdarahan. Perhitungan resusitasi cairan: pasien dengan perdarahan kelas 4 menggunakan kristaloid, kristaloid, koloid, atau komponen komponen darah. Kristaloid Kristaloid diberikan sampai 25% EBV EBV atau atau 25% 25% x 3500 3500 cc = 875 875 cc, cc, beri berika kan n kris krista talo loid id (RL) (RL) deng dengan an perbandingan 3:1 dengan perdarahan (1 cc perdarahan diganti 3 cc kristaloid) = 875 cc x 3 = 2625 cc kristaloid (RL). Sisanya sebesar 1400-875 cc = 525 cc diberi diberikan kan koloid koloid dengan dengan perban perbandin dingan gan 1:1 (maksi (maksimal mal 20 cc/kgB cc/kgBB). B). Bila Bila terjadi penurunan Hb (< 7 g/dL) dapat diberikan transfusi darah sampai target Hb 9 g/dL.
Cara pemberian resusitasi cairan: pasang infuse jarum caliber besar dua line (16G, 18G) dan ambil sampel darah, ukur tekanan darah, nadi, perfusi, dan urine output, tentukan tentukan estimasi estimasi perdarahan perdarahan dan minta darah bila perlu, guyur cepat ringer laktat (RL) hangat dengan 3 x prakiraan volume darah yang hilang (sampai 25% EBV maksimal) kemudian evaluasi bila belum membaik dapat diberikan koloid ataupun komponen darah yang sudah diperhitungkan kemudian evaluasi kembali. c. Pili Piliha han n anest anestes esin inya ya?? Pili Piliha han n anest anestesi esi pada pada pasie pasien n shoc shock k seper seperti ti ini ini adal adalah ah deng dengan an Gene Genera rall Anesthesia-Total Intravenous Anesthesia (GA-TIVA) menggunakan ketamin.