PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKUANG TAHUN 2015
SKRIPSI
Oleh : RESY AYU LESTARI NPM. 11360 AS1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN BANJARMASIN,2015
1
2
PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKUANG TAHUN 2015
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Program Studi S.1 Keperawatan
OLEH : RESY AYU LESTARI NPM.11360 AS1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN BANJARMASIN, 2015
i
3
4
5
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Resy Ayu Lestari NPM : 11360AS1 Prodi : S.1 Keperawatan JudulSkripsi : pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan tahun 2015 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan hasil karya cipta sendiri dan bukan flagiat, begitu pula hal yang terkait di dalamnya baik mengenai isinya, sumber yang dikutip/dirujuk, maupun teknik di dalam pembuatan dan penyusunan proposal skripsi ini. Pernyataan ini akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya, apabila di kemudian hari terbukti bahwaskripsi ini bukan hasil karya cipta saya atau flagiat atau jiblakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 25 (2) dan pasal 70. Dibuat di : Banjarmasin Pada tanggal : 02 Mei2015 Saya yang menyatakan,
Resy Ayu Lestari
Kutipan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pasal 25 (2) : Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi atau vokasi terbukti merupakan jiblakan akan di cabut gelarnya Pasal 70 : Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk mendapatkan gelar akademik, profesi atau vokasi sebagai mana dimaksud dalam pasal 25 (2) terbukti merupakan jiblakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000 (duaratus juta rupiah).
vi
6
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Resy Ayu Lestari NPM : 11360 AS1 Prodi : S.1 Keperawatan Jenis Karya : Proposal Skripsi sebagai civitas akademika Stikes Muhamadiyah Banjarmasin, yang turut serta mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Stikes Muhammadiyah Banjarmasin Hak Bebas Royalti atas karya ilmiah saya yang berjudul: ”Pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayahkerjaPuskesmasBangkuangKecamatanKarau Kuala Kabupaten Barito Selatan tahun 2015” Dengan adanya Hak Bebas Royalti ini maka, Stikes Muhammadiyah Banjarmasin mempunyai kebebasan secara penuh untuk menyimpan, melakukan editing, mengalihkan ke format/media yang berbeda, melakukan kelolaan berupa databaseserta melakukan publikasi tugas akhir saya ini dengan pertimbangan dengan tetap mencantumkan nama penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta dengan segala perangkat yang ada (bila diperlukan) Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Banjarmasin Pada tanggal : 02Mei2015 Saya yang menyatakan,
ResyAyu Lestari
v
7
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN Skripsi, Agustus 2015 Resy Ayu Lestari NPM: 11360 A-S1 Pengaruh Senam Hamil Terhadap Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan Tahun 2015.
Abstrak Gangguan tidur lebih banyak terjadi pada kehamilan trimester ketiga. Gangguan tidur pada ibu hamil yang tidak diatasi dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin. Gangguan tidur pada ibu hamil dapat diatasi salah satunya dengan senam hamil. Penelitian untuk mengetahui adakah pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibuhamil trimester III. Dengan metode penelitian quasi experiment pre-post test with control group. Teknik sampling dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Hasil penelitian didapat ρ = 0,011 (ρ < α = 0,05), sehingga secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III. Sehingga dapat disarankan pada ibu hamil untuk bisa melaksanakan senam hamil sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi gangguan kualitas dan kuantitas tidur. Kata kunci: Senam Hamil, Kualitas dan Kuantitas Tidur. Daftar Rujukan: 27 (2004-2014)
vi
8
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Senam Hamil Terhadap Kualitas dan Kuantitas Tidur Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan”. Penulisan ini dilakukan dalam rangka untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna banyak kelemahan dan kekurangan sehubungan dengan keterbatasan dan kemampuan penulis, namun berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan perhatian dari berbagai pihak, penelitian ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak M. Syafwani.,S.Kep.,M.Kep.,Sp. Jiwa, selaku Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.
2.
Bapak Solikin.,S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB, selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.
3.
Ibu Noor Amaliah, S.Kep.,Ns selaku Pembimbing Akademik (PA)yang telah banyak membantu penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
4.
Ibu Wika Rispudiyani R,S.Kep.,Ns sebagai pembimbing sekaligus penguji yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Ns.Rusmegawati,S.Kep.,M sebagai pembimbing sekalikus penguji yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
6.
Ibu Hj. Ruslinawati selaku penguji yang telah menyediakan waktu, dan pikiran dalam mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
7.
Ibu Hj. Gumbahwati, S.Sos selaku Kepala Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan yang telah memberikan ijin melakukan penelitian pada kelompok intervensi. vii
9
8.
Ibu Hj.hamdahwati,Amk selaku Kepala Poskesdes Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan yang telah memberikan ijin melakukan penelitian pada kelompok kontrol.
9.
Responden yang telah dengan sukarela berpartisipasi dalam penelitian yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
10. Kedua orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan kepercayaan dan terus memberikan dukungan material serta motivasi untuk tetap semangat menyelesaikan setiap proses yang penulis hadapi. 11. Rekan-rekan mahasiswa STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Jurusan Ilmu Keperawatan Tahun 2011, atas segala bantuan serta kerjasamanya yang telah diberikan selama penulis mengikuti pendidikan dan penyusunan Skripsiini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan karuniaNya dan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Banjarmasin,
Penulis
viii
Agustus2015
10
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL .............................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... iii PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN .................................. iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... v ABSTRAK ............................................................................................. vi KATA PENGANTAR ............................................................................ vii DAFTAR ISI .......................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................. x DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xi DAFTAR SKEMA ................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 7 1.5 Penelitian Terkait .................................................................... 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9 2.1Konsep Kehamilan ................................................................... 9 2.2Konsep Senam Hamil ............................................................... 14 2.3 Konsep Tidur .......................................................................... 23 2.4 Kerangka Teori ....................................................................... 32 2.5 Kerangka Konsep .................................................................... 35 2.6 Hipotesis ................................................................................. 36 BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................ 38 3.1 Desain Penelitian .................................................................... 38 3.2 Definisi Operasional ............................................................... 40 3.3 Populasi, Sampel dan Sampling .............................................. 41 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. 42 3.5 Alat Pengumpul Data .............................................................. 42 3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 47 3.7 Teknik Analisa Data................................................................ 49 3.8 Prinsip Etika Penelitian ........................................................... 53 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 57 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 57 4.2 Analisa Univariat .................................................................... 59 4.3 Analisa Bivariat ...................................................................... 65 4.4 Pembahasan ............................................................................ 69
ix
11
4.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 75 4.6 Implikasi Hasil Penelitian dalam Keperawatan ........................ 76 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 77 5.1 Kesimpulan ............................................................................. 77 5.2 Saran....................................................................................... 77 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN
x
12
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9
Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14
Tabel 4.15
Hal Definisi Operasional ............................................................. 40 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian .............................................. 44 Variabel dan Cara Uji Bivariat .............................................. 53 Desa yang ada di wilayah Kecamatan Karau Kuala ............... 58 Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Bangkuang ............... 58 Distribusi Karakteristik Umur Kelompok Intervensi dan Kontrol ................................................................................. 60 Distribusi Karakteristik Jumlah Anak Responden Kelompok Intervensi dan Kontrol .......................................................... 60 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Kelompok Intervensi dan Kontrol ......................................... 61 Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (01) .... 62 Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum Dilaksanakansenam hamil pada kelompok Kontrol (03) ........ 62 Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sesudah dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (02) .... 63 Distribusi Kualitas Dan Kuantitas Tidur Ibu Hamil Sesudah Tidak Dilaksanakan Senam Hamil Pada Kelompok Kontrol (04)......................................................... 64 Kesetaraan Jumlah Anak dan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil 65 Kesetaraan karakteristik Umur Kelompok Intervensi dan Kontrol .................................................................................. 66 Kesetaraan Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum Senam Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (01-03) ........... 67 Uji Perbedaan Kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah senam hamil (01-02) ............ 67 Uji Perbedaan Kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah tidak dilaksanakan senam hamil (03-04) .............................................................. 68 Uji perbedaan Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (02-04) ........... 69
xi
13
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 2.1 Gerakan Inti Senam Hamil (a) ............................................. 20 Gambar 2.2 Gerakan Inti Senam Hamil (b) ............................................. 21 Gambar 2.3 Gerakan Inti Senam Hamil (c).............................................. 21 Gambar 2.4 Gerakan Inti Senam Hamil (d) ............................................. 21 Gambar 2.5 Gerakan Inti Senam Hamil (e).............................................. 22 Gambar 2.6 Gerakan Inti Senam Hamil (f) .............................................. 22 Gambar 2.7 Gerakan Inti Senam Hamil (g) ............................................. 23 Gambar 4.1 Pencapaian Rata-Rata Kualitas Dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil Pada Kelompok Intervensi.... ......... 64
xii
14
DAFTAR SKEMA
Hal Skema 2.1 Siklus Tidur .......................................................................... 28 Skema 2.2 Kerangka Teori ..................................................................... 35 Skema 2.3 Kerangka Konsep ................................................................. 37 Skema 3.1 Desain Penelitian .................................................................. 39
xiii
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13
Jadwal Kegiatan Penelitian Persetujuan Pelaksanaan Studi Pendahuluan Surat Permohonan Bimbingan Skripsi Keterangan Lulus UjiEtik Permohonan Ijin Penelitian a. Kepada Kepala Puskesmas Bangkuang b. Kepada Kepala Puskesmas Babai Persetujuan Pelaksanaan Penelitian a. Puskesmas Bangkuang Kec. Karau Kuala Kab. Barito Selatan b. Poskesdes Bangkuang Kec. Karau Kuala Kab. Barito Selatan PenjelasanPenelitian Lembar Permohonan Menjadi Responden Lembar Persetujuan Menjadi Responden Instrumen Pengukuran Kualitas dan Kuantitas Tidur Pedoman Senam Hamil Data Kualitas dan Kuantitas Tidur Lembar Konsultasi
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menyampaikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, pernyataan penelitan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta keaslian penelitian. Uraian ini diperlukan sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian.
1.1. Latar Belakang Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari dan juga salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Teori Hirarki Maslow tentang kebutuhan, menyatakan bahwa tidur merupakan salah satu kebutuhan fisiologis yang memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua manusia untuk dapat berfungsi secara optimal baik yang sehat maupun yang sakit, dimana kualitas dan kuantitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia (Hidayat, 2008).
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai. Evaluasi tanda dari hilangnya klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, antara lain timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata, memulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah, mata perih, pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan gangguan proses berpikir, bicara, dan lain-lain (Hidayat, 2008).
Banyak orang dewasa yang mengalami gangguan tidur. Nurmiati (2007) menyatakan setiap tahun 20%-40%, orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah yang serius. Prevalensi gangguan kualitas tidur semakin tahun cenderung meningkat, hal ini juga sesuai peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Data International of
1
2
Sleep Disorder menyebutkan bahwa prevalensi penyebab gangguan tidur yaitu sindroma kaki gelisah (5%-15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5%-10%), depresi (65%). Di Indonesia US Census Bureu International Data Base tahun 2004, menyatakan bahwa sekitar 28 juta orang dari total penduduk 238 juta atau sekitar 10% menderita gangguan tidur.
Gangguan tidur juga dialami oleh sebagian besar ibu hamil, hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan yang mempunyai dampak yang bersifat patologis bagi wanita hamil sehingga menimbulkan berbagai keluhan-keluhan
yang
mempengaruhi tidur.
Perubahan fisiologis ini dimulai pada saat terjadi proses nidasi yang oleh beberapa tubuh wanita direspon sebagai benda asing. Wanita yang hamil muda akan merasa mual, muntah, meriang dan lemas. Rasa mual dan muntah ini akan berkurang sampai trimester pertama berakhir. Pada trimester kedua tubuh sudah mulai beradaptasi dan rasa mual dan muntah sudah mulai berkurang. Akan tetapi pada trimester ketiga, keluhan yang diakibatkan oleh pembesaran perut, peningkatan anatomis dan peningkatan hormonal akan menyebabkan munculnya keluhan-keluhan pada ibu hamil (Venkata & Venkateshiah 2009).
Salah satu keluhan ibu hamil adalah gangguan tidur yang sering dialami wanita hamil, walaupun kehamilannya normal. Santiago, et al, (2001 dalam Wahyuni & Ni’mah, 2013) menyatakan keluhan-keluhan yang dialami pada ibu hamil trimester III diantaranya adalah nyeri punggung bawah, sesak napas, varises, hemorhoid, gangguan tidur, nyeri pelvis dan lain-lain. Sharma dan Franco (2004), menyatakan bahwa 97% wanita hamil pada trimester ketiga mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur pada wanita hamil bisa berupa penurunan presentase gelombang tidur yang lamban dan tidur REM yang mungkin meningkat pada stadium satu. Gangguan tidur pada wanita hamil terjadi pada trimester pertama, trimester kedua dan juga
3
trimester ketiga. Gangguan tidur lebih banyak dikeluhkan pada trimester ketiga (Field et al, 2006).
Gangguan tidur lebih banyak terjadi pada kehamilan trimester ketiga. Grace et al, (2004, dalam Wahyuni & Ni’mah 2013), menyatakan ibu hamil trimester tiga memiliki gangguan tidur lebih tinggi, karena adanya kecemasan dan ketidaknyamanan seperti nyeri pinggang, banyak buang air kecil, spontan bangun dari tidur, gerakan janin, nyeri ulu hati (hurtburn), kram pada tungkai, kelelahan dan kesulitan memulai tidur atau sulit tidur sampai pagi. Field et al, (2007, dalam Wahyuni & Ni’mah, 2013) menyatakan gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif. Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam.
Gangguan tidur pada ibu hamil yang tidak diatasi dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin. Hidayat (2008) menyatakan seseorang yang mengalami gangguan tidur akan menjadi gelisah, lesu, pusing dan mengalami perasaan tidak segar saat bangun dari tidur serta sulit untuk berkonsentrasi. Williams (2006), melakukan riset tentang pola tidur pada ibu hamil menyatakan bahwa pada ibu hamil trimester ketiga yang tidur < 6 jam/hari mengalami peningkatan tekanan darah sekitar 3,72 mmHg sehingga beresiko preeklamsia. Shanti (2010), menyatakan bahwa pada ibu hamil yang kurang tidur dapat menyebabkan badan kurang fit dan mudah lelah yang dapat mengakibatkan kontraksi rahim, dimana pada trimester pertama hal tersebut dapat menyebabkan abortus dan pada trimester ke II dan ke III dapat menyebabkan persalinan prematur.
4
Gangguan tidur pada ibu hamil dapat diatasi dengan beberapa upaya. Upaya-upaya untuk mengatasi gangguan tidur pada ibu hamil antara lain dengan olahraga, mengonsumsi obat-obatan yang aman bagi ibu hamil, hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping education) dan latihan relaksasi (Hegard, 2010). Olahraga yang diperuntukkan bagi ibu hamil adalah olahraga yang aman bagi kehamilannya. Olahraga ini bisa bersifat individual seperti jalan-jalan pagi hari atau olahraga yang bersifat kelompok seperti senam hamil. Jenis olahraga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil.
Senam hamil adalah terapi latihan gerak terstruktur untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal ( Maryunani & Sukaryati, 2011).
Data dari Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan pada tanggal 7 Oktober 2014 didapatkan jumlah ibu hamil trimester III yaitu 15 orang. Wawancara dengan 4 orang ibu hamil yang berkunjung ke pelayanan kesehatan ini didapatkan, bahwa mereka mengalami gangguan tidur yakni waktu tidur yang pendek karena sulit memulai tidur sehingga sering pusing saat bangun tidur dan mereka belum pernah melakukan senam hamil.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 Januari 2015 di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala terhadap 4 orang ibu hamil trimester III, dilakukan dengan cara memberikan perlakuan pada 2 orang ibu hamil trimester III yakni melakukan gerakan senam hamil yang terdiri dari pemanasan, latihan inti, latihan pernafasan dan pendinginan, dengan durasi waktu ± 20 menit. Pada 2 orang ibu hamil trimester III lainnya tidak diberi perlakuan didapatkan hasil positif terjadi
5
peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada 2 orang ibu hamil trimester III yang melakukan senam hamil, dan tidak ada perubahan kualitas dan kuantitas tidur pada 2 orang ibu hamil trimester III yang tidak senam hamil.
Olahraga secara teratur sangat baik untuk memperlancar peredaran darah, dan biasanya kantuk lebih cepat datang saat tubuh lelah. Latihan beberapa menit sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi (Potter & Perry, 2005). Selain itu, secara fisiologis latihan relaksasi pada senam hamil ini akan menimbulkan efek relaks yang melibatkan syaraf parasimpatis dalam sistem syaraf pusat. Dimana salah satu fungsi syaraf parasimpatis ini adalah menurunkan produksi hormone adrenalin atau epinefrin (hormone stress) dan meningkatkan skresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormone relaks) sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang (Wulandari, 2006). Dengan demikian ibu hamil dapat tidur dengan mudah dan nyaman.
Penelitian-penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur. Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur melalui senam hamil belum dilakukan. Data-data tersebut menarik minat Penulis untuk melakukan penelitian tentang pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
1.2
Rumusan Masalah 1.2.1
Pernyataan Masalah Fenomena banyaknya jumlah ibu hamil trimester III yang mengalami masalah tidur dan belum pernah melakukan senam hamil.
6
Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan mempunyai dampak yang bersifat patologis bagi wanita hamil. Santiago, et al, (2001 dalam Wahyuni & Ni’mah, 2013) menyatakan keluhankeluhan yang dialami pada ibu hamil trimester III diantaranya adalah nyeri punggung bawah, sesak napas, varises, hemorhoid, gangguan tidur, nyeri pelvis dan lain-lain. Salah satu keluhan ibu hamil adalah gangguan tidur yang bisa berupa kesulitan memulai tidur atau sulit tidur sampai pagi. Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam, tekanan darah ibu hamil meningkat sehingga resiko preeklamsia hingga dapat mengakibatkan persalinan prematur ( Field, at al 2007: Williams, 2006; Shanti, 2010). Upayaupaya untuk mengatasi gangguan tidur pada ibu hamil antara lain dengan olahraga, mengkonsumsi obat-obatan yang aman bagi ibu hamil, hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping education) dan latihan relaksasi (Hegard, Hanke K, 2010). Olahraga yang aman untuk ibu hamil dapat berupa jalan-jalan pagi dan senam hamil. Jenis olahraga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil. 1.2.2 Pertanyaan Penelitian Apakah ada pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau-Kuala Kabupaten Barito Selatan ?
1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito selatan.
7
1.3.2
Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini untuk : a.
Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
b.
Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III setelah dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
c.
Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dilakukan senam hamil pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
d.
Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III setelah dilakukan senam hamil pada kelompok kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
e.
Menganalisis pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah kerja
Puskesmas
Bangkuang
Kecamatan
Karau
Kuala
Kabupaten Barito Selatan.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat bagi ilmu keperawatan, ibu hamil dan pelayanan Puskesmas. 1.4.1
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam perkembangan ilmu keperawatan khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan tidur.
8
1.4.2
Manfaat Praktis a. Bagi Ibu Hamil Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada ibu hamil tentang pentingnya memenuhi kebutuhan tidur dan senam hamil untuk mencapai kualitas dan kuantitas tidur yang diharapkan. Sehingga dapat dijadikan tindakan mandiri bagi ibu hamil yang mengalami gangguan tidur. b. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi
puskesmas
dalam
pelayanan
kesehatan,
khususnya pelayanan prenatalcare program senam hamil.
1.5
Penelitian Terkait Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: a.
Penelitian yang dilakukan oleh Susahana (2009) dengan judul “pengaruh senam hamil terhadap lamanya proses persalinan di Klinik Bidan Praktek Swasta Ny. Endang Purwati Am.Keb Mergansang Yogyakarta”. Metode penelitian ini dengan menggunakan penelitian eksperimen, dokumentasi dengan rancangan case-control. Populasi penelitian berjumlah 150 responden dan subjek penelitian bejumlah 60. 30 responden diberikan senam hamil dan 30 responden tidak senam hamil. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesa diterima dan ada pengaruh antara senam hamil terhadap lamanya proses persalinan.
b.
Penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2010) dengan judul “pengaruh pemberian aktivitas Rom terhadap perubahan kualitas tidur pada pasien Diabetes Melitus di Ruang Mawar RSUD NTB”. Metode penelitian ini dengan menggunakan penelitian eksperimen, dengan rancangan casecontrol. Pada 6 orang responden. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesa diterima dan ada pengaruh pemberian
9
aktivitas ROM terhadap perubahan kualitas tidur dari yang tidak baik menjadi baik. c.
Penelitian yang dilakukan oleh Ema Mawardah (2013) dengan judul “Hubungan dukungan suami dengan keikutsertaan ibu hamil dalam melakukan senam hamil di Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin”. Metode penelitian analitik, dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian Ha diterima artinya ada hubungan antara dukungan suami dengan keikutsertaan suami dalam melakukan senam hamil.
d.
Penelitian yang dilakukan oleh Layinatun Ni’mah (2011) dengan judul “pengaruh Senam Hamil Terhadap Kuantitas Tidur bu hamil Pada Trimester III di RS PKU Muhammadiyah Surakarta dan Klinik Bersalin Annur Keranganyar selama 4 minggu. Metode penelitian ini Eksperimen dengan pendekatan quasi eksperimen dengan desain pre and post test with control group. Hasil penelitian Ha diterima artinya ada pengaruh pemberian senam hamil terhadap peningkatan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III.
Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah variabel bebas yakni senam hamil, variabel terikat yakni kualitas dan kuantitas tidur, subjeknya adalah ibu hamil trimester III, waktu, tempat dan tahun penelitian. Selama ini belum ada penelitian tersebut di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala.
10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti yaitu konsep kehamilan, konsep senam hamil, konsep kualitas dan kuantitas tidur. Teori-teori tersebut diperlukan untuk menjadi dasar teori penelitian yang akan dilakukan. Bab ini juga memuat kerangka teori penelitian, kerangka konsep dan hipotesis penelitian. Kerangka teori menjelaskan secara singkat konsep teori yang mendasari penelitian, adapun kerangka konsep penelitian membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan teori, serta hipotesis penelitian merupakan pernyataan sementara peneliti yang di uji kebenarannya. 2.1 Konsep Kehamilan 2.1.1 Pengertian Kehamilan Fauziah & Sutejo (2012) mendefinisikan kehamilan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sperma, yang menandai awalnya suatu kehamilan, dan peristiwa ini merupakan hal yang terpisah tetapi merupakan peristiwa rangkaian kejadian yang mengelilinginya seperti pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi, penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Bila semua proses ini ini berlangsung baik, maka proses perkembangan janin dapat dimulai. Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma. Janin akan membuat tubuh ibu hamil mengalami perubahan fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang menonjol ialah pembesaran rahim, payudara, mengitamnya kulit di area tertentu, melunaknya alat kelamin dan mengendurnya sendi panggul. Secara alamiah perubahan tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan, tempat dan jaminan bagi janin untuk tumbuh dan berkembang sampai saat lahir (Kushartanti, 2004). Hanifa (2005) menyatakan kehamilan adalah proses berkembangnya embrio dalam uterus sejak terjadi fertilisasi hingga dilahirkan. masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu) atau 9 bulan 7 hari. Kehamilan adalah dikandungnya janin (embrio) hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma dalam uterus sejak terjadi fertilisasi hingga dilahirkan yang terjadi selama 40 minggu sejak waktu menstruasi terakhir.
10
11
2.1.2 Periode Gestasi Fauziah & Sutejo (2012) menyatakan, ditinjau dari perkembangan janin yang mempunyai tahapan perkembangan yang berbeda-beda dalam tiap bulannya, maka kehamilan dibagi dalam tiga periode yang disebut trimester. 2.1.2.1 Trimester Pertama Waktu trimester pertama adalah tiga bulan pertama dihitung setelah haid pertama hari terakhir. Pada trimester pertama ini system organ penting tubuh janin mulai dibentuk namun belum terjadi pembesaran yang jelas pada organ uterus. Segera setelah konsepsi, progesterone dan esterogen dalam tubuh meningkat sehingga dapat menyebabkan terjadinya morning sickness, kelemahan dan keletihan. 2.1.2.2 Trimester Kedua Waktu trimester kedua dimulai dari bulan ke-4 sampai bulan ke6 kehamilan, beberapa sistem organ melanjutkan perkembangan dasar, sementara kemampuan fungsional organ lainnya disempurnakan. Pada bulan ke-6 rata-rata sistem organ sudah lengkap dan dapat berfungsi, namun belum berfungsi dengan sempurna. 2.1.2.3 Trimester Ketiga Selama 3 bulan terakhir merupakan trimester ketiga dalam kehamilan. Perut semakin membesar dan berat badan ibu akan meningkat antara 3,2 kg sampai 3,4 kg menandakan janin bertambah besar dan sudah terbentuk sempurna. Pada akhir masa trimester ketiga janin yang normal mampu untuk membuat peralihan dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin, sehingga janin yang akan dilahirkan telah dapat hidup. 2.1.3 Perubahan Fisik Selama Kehamilan Hampir seluruh tubuh wanita hamil mengalami perubahan, terutama pada sistem reproduksi, selain itu organ lainnya juga mengalami perubahan, kebanyakan perubahan ini kembali normal setelah persalinan dan perubahan ini dapat mengganggu pola istirahat tidur. 2.1.3.1 Sistem Reproduksi Ukuran uterus normal pada wanita sebesar telur ayam, ukuran uterus semakin membesar bersamaan dengan pertumbuhan janin dengan kapasitas uterus lebih dari 4000 cc, sehingga perut ibu hamil juga mengalami pembesaran yang nyata.
12
2.1.3.2 Sistem Kardiovaskuler Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya meningkat hingga ± 30%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32 minggu. 2.1.3.3 Sistem Pernafasan Sekitar 60% wanita hamil mengalami sesak nafas, hal tersebut terjadi karena usus yang tertekan ke arah diafragma akibat dari pembesaran rahim, sehingga mengubah bentuk toraks namun tidak mengurangi kapasitas paru. Frekuensi pernafasan meningkat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen. 2.1.3.4 Sistem Perkemihan Pada awal kehamilan suplai darah ke kandung kemih akan meningkat sehingga kerja ginjal sedikit berat dan menyebabkan frekuensi berkemih mengalami peningkatan, tetapi tidak seperti pada trimester ketiga, dimana frekuensi berkemih akan lebih sering, hal ini karena penekanan uterus pada vesika urinaria. 2.1.3.5 Sistem Pencernaan Sistem gastrointestinal akan terpengaruh karena meningkatnya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Perubahan pada sistem pencernaan ini dapat menyebabkan morning sickness pada awal kehamilan, selain itu juga dapat menyebabkan heartburn dan konstipasi karena penurunan motilitas pada lambung dan usus sehingga memerlukan waktu yang lama untuk menyerap cairan. 2.1.3.6 Hormon Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan untuk mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan hormon estrogen dan progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan. Plasenta juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati.
13
2.1.4 Keluhan Ibu Hamil pada Trimester Ketiga Kushartanti (2004) menyatakan, mengingat adanya perubahan secara fisiologis dan anatomis, ibu hamil akan merasakan ketidaknyamanan. Berbeda dalam kondisi normal, ibu hamil akan mengeluhkan hal-hal berikut : a. Mudah terengah-engah terutama dirasakan apabila rahim telah membesar sehingga mendesak sekat rongga dada dan mengganggu kembang kempisnya paru. Keadaan ini diperberat oleh meningkatnya kebutuhan oksigen dan meningkatnya progesteron. Senam kebugaran akan mengurangi keluhan ini, demikian pula dengan gerakan lengan yang bisa mengembangkan rongga rusuk dan melonggarkan pernafasan. b. Mudah lelah, keluhan ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan aliran darah yang kurang diimbangi oleh ketersediaan darah. Volume darah ibu hamil meningkat 30-50% dan frekuensi denyut jantung meningkat 20%. Peningkatan volume darah ini akan mengakibatkan pembesaran pembuluh darah, sehingga sering timbul keluhan varises, ambien dan bengkak pada kaki. Gerakan senam hamil dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga dapat mengurangi keluhan ini. c. Mual dan muntah, keluhan ini disebabkan karena adanya perubahan aktivitas hormon yang menurunkan peristaltik usus dan tertumpahnya asam lambung ke ujung atas lambung. Penurunan peristaltik usus ini juga memperlambat proses pencernaan sehingga mengakibatkan konstipasi. Gerakan senam hamil akan meningkatkan peristaltik usus. Disamping itu makan dengan porsi kecil tapi sering juga dapat membantu. d. Nyeri punggung dan pinggang, keluhan ini disebabkan oleh adanya perubahan postur tubuh yang membantu tulang belakang bagian bawah cenderung melengkung ke depan. Lengkungan ini disebabkan karena membesarnya perut. Selain itu keluhan ini juga dipicu oleh hormon relaksin yang mengendurkan persendian di panggul. Senam hamil untuk otot-otot punggung, perut dan panggul dapat memperbaiki postur dan mengurangi keluhan ini. e. Tidak bisa tidur (insomnia), keluhan ini biasanya terjadi pada akhir kehamilan, karena pada saat itu terjadi penumpukkan keluhan seperti susah bernafas, nyeri punggung, kejang kaki, dan lain-lain. Latihan senam dengan relaksasi atau penenangan dan pengaturan nafas dapat membantu ibu hamil mengatasi keluhan ini.
14
2.2 Konsep Senam Hamil 2.2.1 Pengertian Senam Hamil Senam hamil merupakan suatu metode yang penting untuk mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan fisik ibu hamil dan merupakan terapi latihan yang diberikan pada ibu hamil dengan tujuan mencapai persalinan yang cepat, mudah dan aman, Senam hamil minimal dilakukan 3 kali selama masa kehamilan dan dilakukan 1-3 kali dalam seminggu dengan lama waktu 1 jam sampai 1 jam 30 menit dalam satu kali pertemuan (Maryunani & Sukaryati, 2011). Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Oleh karena itu senam hamil memiliki prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Latihan-latihan pada senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan, serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi persalinan. Melakukan senam hamil minimal 3 kali dalam masa kehamilannya agar mendapatkan hasil yang optimal (Widyanti & Proverawati, 2010). Senam hamil adalah program kebugaran bagi ibu hamil dalam rangka mengencangkan sistem tubuh dan menyiapkan otot-otot yang diperlukan sebagai tambahan yang harus dialami selama kehamilan (Fauziah & Sutejo, 2012). 2.2.2 Manfaat dan Tujuan Senam Hamil Manfaat dan tujuan senam hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011), antara lain : a. Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan. b. Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan. c. Membangun daya tahan tubuh. d. Memperbaiki sirkulasi dan respirasi. e. Menyesuaikan dengan adanya pertumbuhan berat badan dan perubahan keseimbangan. f. Meredakan ketegangan dan membantu relaks. g. Membentuk kebiasaan bernafas yang baik. h. Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik. 2.2.3 Kontraindikasi Senam Hamil Maryunani & Sukaryati (2011), menyatakan ada kriteria ibu hamil yang tidak diperkenankan untuk mengikuti latihan senam hamil tersebut adalah ibu hamil dengan :
15
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Preeklamsi Ketuban Pecah Dini (KPD) Perdarahan trimester II & trimester III Kemungkinan lahir prematur Incopeten Cervix Diabetes melitus Anemia Thyroid Aritmia, palpitasi Riwayat perdarahan Penurunan atau kenaikan BB berlebihan.
2.2.4 Petunjuk Senam Hamil Petunjuk senam hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011) meliputi: a. Konsultasi/pemeriksaan kesehatan b. Mulai umur kehamilan 28 minggu c. Ruangan nyaman, pakaian yang sesuai d. Sesuaikan intensitas senam, bertahap, batas kemampuan e. Minum f. Lakukan senam hamil maksimal 3x seminggu atau teratur g. Lakukan pemanasan dan pendinginan h. Jangan menahan nafas selama latihan i. Hentikan bila timbul keluhan. 2.2.5 Pedoman Keselamatan (patient safety) untuk Senam Hamil Pedoman untuk ibu hamil yang seharusnya diperhatikan dalam pelaksanaan senam hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011), antara lain : a. Boleh melanjutkan semua bentuk senam dalam kehamilan yang sudah terbiasa dilakukan oleh seorang wanita. b. Minum yang cukup sebelum, selama, dan setelah melakukan senam adalah sangat penting, dimana ibu hamil hendaknya mengkonsumsi 1 sampai 2 liter air dalam sehari. c. Senam aerobik pada bagian kaki terbatas sampai 20-30 menit bagi ibu hamil yang kurang fit, dan 30-45 menit bagi ibu hamil yang merasa lebih fit. d. Hindari senam jika sudah terjadi perdarahan, ancaman persalinan prematur, servik yang tidak kuat (kompeten), pertumbuhan janin intrauterine terhambat dan demam. e. Senam ringan hingga sedang dan teratur, lebih disukai kegiatan senam secara aktif sesekali.
16
f. Hindari senam terlentang dengan kaki lurus, melompat atau menyentak, pengangkatan kaki secara lurus dan sit-up (duduk) penuh. g. Jangan mengangkat otot hingga melampaui resistensi maksimum oleh karena efek hormonal dari kehamilan atas relaksasi ligamen. h. Warning-up (pemanasan) dan cooling down (pendinginan) harus secara berangsur-angsur, dimana sebelum memulai senam hamil lakukan dulu gerakan pemanasan sehingga peredaran darah dalam tubuh akan meningkat dan oksigen yang diangkut ke otot-otot dan jaringan tubuh bertambah banyak, serta dapat mengurangi terjadinya kejang, karena telah disiapkan sebelumnya untuk melakukan gerakan yang lebih aktif. Begitu juga setelah senam, lakukan gerakan pendinginan. i. Bangkit dari lantai hendaknya dilakukan secara berangsur-angsur untuk menghindari hipotensi. 2.2.6 Tanda Peringatan untuk Menghentikan Senam Hamil Maryunani & Sukaryati (2011) menyatakan bila mengalami salah satu tanda-tanda di bawah ini, maka sebaiknya senam dihentikan segera : a. Perdarahan vagina b. Sakit perut dan dada c. Bengkak mendadak pada tangan, muka dan kaki d. Sakit kepala berat dan menetap e. Pusing-pusing, sakit kepala ringan f. Aktivitas janin menurun g. Merah pada kaki, terasa sakit h. Rasa linu pada daerah pangkal paha dan pinggul i. Rasa perih dan panas saat BAK j. Iritasi pada liang senggama k. Suhu mulut melebihi 380C l. Mual-mual atau muntah m. Kontraksi otot rahim n. Jantung berdebar o. Sesak nafas
17
2.2.7 Persiapan Fisik Sebelum Senam Hamil Tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011), sebagai berikut : a. Mencegah terjadinya deformitasi (cacat) kaki dan memelihara fungsi kaki untuk dapat menahan berat badan yang semakin meningkat, nyeri kaki, varises, bengkak, dan lain-lain. b. Melatih alat pernafasan untuk memberikan ketenangan dan mencukupi kebutuhan zat asam oleh tubuh. Dalam hal ini berarti juga untuk melatih dan menguasai teknik pernafasan yang berperan penting dalam kehamilan dan proses persalinan. c. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul dan lain-lain. d. Melatih otot-otot sikap, agar sikap dapat bertahan dengan bertambah berat kehamilan dan agar mencapai refleks sikap baik. e. Agar dapat menguasai kontraksi dan relaksasi otot-otot perut, otototot dasar panggul dan otot-otot paha bagian dalam. f. Memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi tersebut, sehingga tercapai kelemasan pada otot-otot tubuh. g. Mendukung ketenangan fisik.
2.2.8 Persiapan Mental Sebelum Senam Hamil Persiapan mental sebelum melakukan senam hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011) bertujuan : a. Agar mencapai ketenangan mental b. Agar ibu hamil percaya pada diri sendiri c. Agar ibu hamil tekun berlatih dirumah sehingga tujuan senam dapat tercapai 2.2.9 Keuntungan Senam Hamil Keuntungan dari melakukan senam hamil adalah meningkatkan kepercayaan pengetahuan tentang kekuatan persalinan dapat dipersingkat dan rasa sakit dapat dikurangi (Maryunani & Sukaryati,2011).
18
2.2.10 Kerugian Senam Hamil Hingga saat ini, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa olahraga yang tepat memilki efek berbahaya bagi janin. Penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh dari olahraga terhadap kejadian abortus, kelainan janin, atau persalinan prematur (Maryunani & Sukaryati, 2011). 2.2.11 Gerakan-gerakan Senam Hamil 2.2.11.1 Gerakan pemanasan a. Berdiri tegak letakkan kedua tangan di pinggang, jalan ditempat secara perlahan (2x8 hitungan). b. Berdiri tegak, rentangkan kedua tangan, tekuk ke arah bahu lalu luruskan kembali (1x8 hitungan). c. Berdiri tegak, rentangkan kedua tangan, tarik kedepan lurus, lipat ke depan dada, luruskan kembali ke depan rentangkan (1x8 hitungan). d. Berdiri tegak, letakkan tangan sejajar dengan badan, putar bahu kedepan dan kebelakang (1x8 hitungan). e.
Berdiri tegak, letakkan tangan sejajar dengan badan, tarik bahu ke atas dan ke bawah (1x8 hitungan).
f. Berdiri tegak, letakkan tangan di pinggang, tekuk kepala ke depan dan ke belakang (1x8 hitungan). g. Berdiri tegak, letakkan tangan dipinggang, tekuk kepala ke arah bahu kanan kemudian ke bahu kiri (1x8 hitungan). h. Berdiri tegak, letakkan kedua tangan di pinggang, putar kepala ke samping, kebelakang dan ke depan. Lakukan pemutaran kepala secara bergantian berlawanan arah ke samping kedepan dan ke belakang (1x8 hitungan). 2.2.11.2 Gerakan Inti a. Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di pinggang gerakan leher ke kanan dan ke kiri untuk meregangkan otot leher.
19
Gambar 2.1 b.
Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki dan menggerakkan telapak kaki kedepan dan kebelakang guna membantu sirkulasi vena dan mencegah pembengkakan dikaki
. c.
Gambar 2.2 Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian dorong kembali kedepan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk latihan dasar panggul.
Gambar 2.3 d.
Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring angkatlah kaki perlahan kemudian turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk memperkuat otot paha
20
Gambar 2.4 e.
Selanjutnya berbaring terlentang, kedua lutut dipegang dengan tangan, tarik nafas dan berlatih mengejan.
Gambar 2.5 f.
Sikap merangkak, letakkan kepala diantara kedua tangan, lalu menoleh kesamping.selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur. Bertahanlah pada posisi ini selama kurang lebih 1 menit. Gerakan ini sangat cocok untuk ibu yang bayinya masih belum masuk panggul.
Gambar 2.6 g.
Gerakan yang ini anda bisa melibatkan suami dengan membantu memijat daerah pinggang, punggung dan bahu untuk melepaskan ketegangan dan memulihkan otot pinggang yang lelah.
21
Gambar 2.7 2.2.11.3 Gerakan Pendinginan Maryunani & Sukaryati (2011), menyatakan tahap ini penting untuk dilakukan karena berfungsi sebagai relaksasi otot-otot tubuh pada ibu hamil. Adapun gerakan pendinginan terdiri dari : a. Berbaring dengan mencari posisi yang nyaman, misal dengan bebaring miring. Tahan selam 10 detik. b. Duduklah dengan bahu bersandar (rileks). Genggam tangan dan menekuk jari-jari tangan, lakukan selama 10 detik. c. Duduk dengan bahu bersandar (rileks), tekuk jari-jari kaki, lepaskan. Lakukan selama 10 detik d. Berbaring di atas matras dengan posisi terlentang, letakkan kedua tangan di atas perut, kemudian tarik nafas dalamdalam dengan menarik perut, kemudian buang nafas tersebut
melalui
mulut
secara
perlahan
dengan
mengempiskan perut lakukan berulang selama 2 menit. 2.3 Konsep Tidur 2.3.1 Definisi Tidur Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masih menyatakan fase kegiatan otak dan badaniyah yang berbeda. Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama proses tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya pulih. Beberapa ahli tidur
22
yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh periode keterjagaan yang berikutnya (Tarwanto & Wartonah, 2006;Potter & Perry, 2005). 2.3.2 Fisiologi Tidur Pengaturan tidur dikarenakan adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh system pengaktifan retikularis (RAS) yang merupakan system yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan system kewaspadaan tidur. Pusat pengaturan system kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Saat sadar merupakan hasil dari neuron dalam RAS yang mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin (Sleep Research Society, 1993 dalam Potter & Perry, 2005). Tidur dapat dihasilkan dari pelepasan serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak sistem limbik. Dengan demikian, sistem batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS & BSR (Hidayat, 2008). Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada dalam kondisi rileks, stimulus ke RAS menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi RAS semakin menurun. Pada beberapa bagian, BSR selanjutnya mengambil alih, yang menyebabkan tidur (Potter & Perry, 2005). 2.3.3 Klasifikasi Tidur Terdapat berbagai tahapan dalam tidur, dari tidur yang sangat ringan sampai tidur yang sangat dalam. Para peneliti tidur juga membagi tidur dalam dua tipe yang secara keseluruhan berbeda, yang memiliki kualitas yang berbeda pula, yaitu: 2.3.3.1 Non Rapid Eye Movement (NREM) Tahap tidur ini dapat juga disebut sebagai tidur gelombang lambat. Dinamakan tidur gelombang lambat karena pada tahap
23
ini gelombang otaknya sangat lambat, yang dapat dihubungkan dengan penurunan tonus, penurunan darah perifer dan fungsifungsi vegetatif tubuh lainnya. Selain itu, tekanan darah frekuensi pernafasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang10-30%. Ciri-ciri tidur NREM yaitu betul-betul istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang, dan metabolisme menurun. Perubahan selama proses tidur gelombang lambat melalui elektroenchephalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada pada setiap tahap tidur, yaitu : pertama, kewaspadaan penuh dengan gelombang betha frekuensi tinggi dan bervoltase rendah; kedua, istirahat tenang yang diperlihatkan gelombang alpha; ketiga, tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alpha sejenis tetha atau delta yang bervoltase rendah ; dan ke empat, tidur nyenyak karena gelombang lambat dengan gelombang delta bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2/detik. Tahapan tidur jenis gelombang lambat : a. Tahap I Tahap satu merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak samping ke samping, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, dapat bangun segera, tahap ini berlangsung selama 5 menit. b. Tahap II Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit. c. Tahap III Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi system saraf parasimpatis dan sulit untuk bangun. d. Tahap IV Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernafasan menurun, jarang bergerak
24
dan sulit dibangunkan, gerakan bola mata cepat, sekresi lambung menurunkan, sertatonus otot menurun. 2.3.3.2 Rapid Eye Movement (REM) Disebut juga sebagai tidur paradoks yang dapat berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, dan rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri dari tidur jenis ini adalah : a. Biasanya disertai dengan mimpi aktif. b. Lebih sulit dibangunkan selama tidur nyenyak gelombang lambat. c. Tonus
otot
selama
tidur
nyenyak
sangat
tertekan,
menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktifasi retrikularis. d. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur. e. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur. f. Mata cepat menutup dan terbuka, nadi cepat dan irreguler, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat. g. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi. Bangun NREM I
REM
NREM II
NREM II
NREM III
NREM III
II
NREM IV Skema 2.1 Siklus tidur (Hidayat , 2008).
NREM
25
2.3.4 Fungsi dan Tujuan Tidur Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan psikologis dan fisiologis (Potter & Perry, 2005). Tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur, yaitu: a. Efek pada saraf, yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf. b. Efek pada struktur tubuh, dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh, karena selama tidur terjadi penurunan. 2.3.5 Tanda Klinis Gangguan Tidur Tanda klien dengan gangguan klinis tidur (Hidayat, 2008) diantaranya: a. Hilangnya perasaan segar b. Gelisah c. Lesu d. Apatis e. Kehitaman daerah sekitar mata f. Kelopak mata bengkak g. Konjungtiva mata merah h. Mata perih i. Tidak dapat berkonsentrasi penuh j. Gangguan bicara dan proses pikir 2.3.6 Kebutuhan Tidur Normal Kualitas dan kuantitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia. Kurang lebih 20% waktu tidur dihabiskan yaitu waktu tidur REM, yang tetap konsisten sepanjang hidup. Dewasa muda yang sehat membutuhkan cukup tidur untuk berpartisipasi dalam kesibukan aktivitas sehari-hari. Akan tetapi ada hal yang umum untuk tuntutan gaya hidup yang mengganggu pola tidur. Stress pekerjaan, hubungan
26
keluarga, dan aktivitas sosial dapat mengarah pada insomnia (misalnya kesulitan memulai atau mempertahankan tidur) dan penggunaan medikasi untuk tidur. Penggunaan medikasi tersebut dapat mengganggu pola tidur dan memperburuk masalah insomnia (Potter & Perry, 2005).
Michelle William pada hasil risetnya, menyatakan secara umum ibu hamil membutuhkan tidur 7-8 jam setiap hari, kurang dari waktu tersebut akan berdampak pada kesehatannya. Dari hasil penelitiannya didapatkan bahwa kuantitas tidur tidak banyak berpengaruh pada kondisi kehamilan trimester pertama dan kedua kehamilan. Namun, di trimester ketiga terjadi peningkatan tekanan darah tinggi sekitar 3,72 mmHg lebih tinggi pada ibu hamil yang tidur kurang dari 7 jam setiap malam sehingga dapat menyebabkan resiko pre-eklamsia lebih tinggi. Kategori durasi tidur pada ibu hamil dibagi menjadi tiga, yaitu: a. 5-6 jam dikatakan kategori durasi tidur rendah, b. 7-8 jam kategori sedang, c. 9-10 adalah kategori durasi tidur yang baik. 2.3.7 Faktor yang Mempengaruhi Tidur Hidayat (2006) menyatakan kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penyakit, lingkungan, latihan dan kelelahan, stres psikologis, medikasi, nutrisi, dan motivasi. a.
Penyakit Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi sehingga memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
b.
Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur.
27
c. Latihan dan Kelelahan Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek. d.
Stres Psikologis Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologi mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
e. Medikasi Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis obat golongan diuretik yang menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dapat menekan REM (Rapid Eye Movement), kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker yang dapat berefek pada timbulnya insomnia. f. Nutrisi Terpenuhinya asupan nutrisi yang cukup dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya trytophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur bahkan terkadang sulit untuk tidur. g.
Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan untuk tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
28
2.3.8 Kualitas dan Kuantitas Tidur 2.3.8.1 Kualitas Tidur Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap dan mengantuk. Seseorang dikatakan memenuhi kualitas tidur bila seseorang tersebut tidak menunjukkan tandatanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya (Hidayat, 2008). Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. a. Tanda Fisik 1) Ekspresi wajah (area gelap disekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung). 2) Kantuk yang berlebihan (sering menguap). Tidak mampu berkonsentrasi (kurang perhatian). 3) Terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. b. Tanda Psikologis 1) Menarik diri apatis dan respon menurun. 2) Merasa tidak enak badan, malas berbicara. 3) Daya ingat berkurang, bingung, timbul ilusi penglihatan dan pendengaran. 4) Kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan menurun. 2.3.8.2 Kuantitas Tidur Hidayat (2008) menyatakan, kuantitas tidur adalah jumlah tidur seseorang pada siang dan malam hari yang biasanya dihitung dengan jumlah waktu (jam).
29
a. Neonatus sampai dengan 3 bulan. Tidur 16 jam/hari, 6-5 jam tidur siang dan 10-11 jam tidur malam. b. Bayi, tidur 14 jam/hari, 2-4 jam tidur siang dan 10-11 jam tidur malam hari. c. Todller, tidur 11-12 jam/hari, 1-3 jam tidur siang dan 9-10 jam tidur malam hari. d. Prasekolah, tidur 11 jam/hari, 0-1 jam tidur siang dan11 jam tidur malam hari. Pada usia 5 tahun anak sudah tidak membutuhkan tidur siang. e. Usia sekolah, tidur 10 jam/hari. f. Ibu hamil, 7-8 jam/hari. g. Dewasa, tidur 7-8 jam/hari. h. Usia tua, tidur 6 jam/hari.
2.4 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan struktur logis pemahaman yang mengarahkan peneliti pada konsep teori yang mendasari penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III.
Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan mempunyai dampak yang bersifat patologis bagi wanita hamil. Santiago, et al, (2001 dalam Wahyuni & Ni’mah, 2013) menyatakan keluhan-keluhan yang dialami pada ibu hamil trimester III diantaranya adalah nyeri punggung bawah, sesak napas, varises, hemorhoid, gangguan tidur, nyeri pelvis dan lain-lain. Salah satu keluhan ibu hamil adalah gangguan tidur yang bisa berupa kesulitan memulai tidur atau sulit tidur sampai pagi. Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam, tekanan darah ibu meningkat sehingga resiko preeklamsia, gangguan tidur pada ibu hamil trimester III juga dapat mengakibatkan persalinan prematur (Field, at al 2007; Williams, 2006; Shanti, 2010). Upaya-upaya untuk mengatasi
30
gangguan tidur pada ibu hamil antara lain dengan olahraga, mengonsumsi obat-obatan yang aman bagi ibu hamil, hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping education) dan latihan relaksasi (Hegard, Hanke K, 2010). Olahraga yang aman untuk ibu hamil dapat berupa jalan-jalan pagi dan senam hamil. Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil dalam rangka mengencangkan sistem tubuh dan menyiapkan otot-otot yang diperlukan sebagai tambahan yang harus dialami selama kehamilan ( Fauziah & Sutejo, 2012). Secara fisiologis latihan relaksasi pada senam hamil akan menimbulkan efek relaks yang melibatkan syaraf parasimpatis dalam sistem syaraf pusat. Dimana salah satu fungsi syaraf parasimpatis ini adalah menurunkan produksi hormone adrenalin atau epinefrin (hormone stress) dan meningkatkan skresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormone relaks) sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang (Wulandari, 2006). Hubungan antara teori dapat dilihat pada skema 2.2 berikut :
31
Ibu hamil trimester III
Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, (Bobak, 2004) : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kecemasan ( stres psikologis) Nyeri punggung (ketidaknyamanan) Poliuri Gerakan janin Nyeri ulu hati Kram Kelelahan & kesulitan memulai tidur Lingkungan
Obat aman untuk ibu hamil
Hipnotherapy
Olahraga
Senam Hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil dalam rangka mengencangkan sistem tubuh dan menyiapkan otot-otot yang diperlukan sebagai tambahan yang harus dialami selama kehamilan (Fauziah & Sutejo, 2012).
Edukasi Tidur
Jalan santai pagi hari
Keterangan : = Diteliti 1. 2.
Kualitas tidur adalah kepuasaan seseorang terhadap tidurnya; Kuantitas tidur adalah jumlah tidur seseorang pada siang dan malam hari yang biasanya dihitung dengan jumlah waktu (jam) ( Hidayat, 2008).
= Tidak diteliti
Skema 2.2 Kerangka Teori
2.5 Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini berasal dari kerangka teori yang dijadikan suatu konsep dan pedoman bagi peneliti dalam proses penelitian. Kerangka konsep ini menjadi jembatan antara teori yang digunakan dan pelaksanaan penelitian. Kerangka konsep menguraikan variabel dependen dan variabel independen
32
2.5.1 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang dapat berubah karena adanya variabel lain dalam penelitiaan. Variabel dependen (terikat) disebut juga variabel outcome, efek, atau hasil. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh/atau yang berubah karena perubahan
variabel
bebas
(Sastroasmoro
&
Ismael,
2010;
Sugiyono,2009). Variabel dependen pada penelitian ini adalah kualitas tidur dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III. Variabel ini diukur dengan instrumen kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dan setelah dilakukan intervensi senam hamil selama 1 bulan oleh peneliti. 2.5.2 Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain dalam penelitian. Variabel indenpenden atau sering disebut variabel bebas, predictor, causa, atau resiko. Variabel independen adalah apabila variabel tersebut berubah dapat mengakibatkan perubahan pada variabel lain (Sastroasmoro & Ismael, 2010; Sugiyono, 2009) Variabel independen dalam penelitian ini adalah senam hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III yang dilaksanakan selama 4 kali intervensi dalam 1 bulan. Kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat pada skema 2.3 berikut : Variabel Independen Senam Hamil
Variabel Dependen (Sebelum Intervensi) Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum senam hamil
Variabel Dependen (Setelah Intervensi) Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III setelah senam hamil
Skema 2.3 Kerangka Konsep
33
2.6 Hipotesis 2.6.1 Hipotesis Mayor Ada pengaruh senam hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. 2.6.2 Hipotesis Minor a. Ada perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah senam hamil di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. b. Tidak ada perbedaan kualitas dan kuantitas tidur
ibu hamil
trimester III pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah senam hamil di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito selatan. c. Ada perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III pada kelompok intervensi dan kontrol setelah dilaksanakan senam hamil di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito selatan.
34
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan, meliputi desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, tempat dan waktu penelitian dan etika penelitian. Selain itu juga memaparkan alat yang digunakan dalam pengumpulan data, dan proses serta analisis data yang dilakukan dalam penelitian. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan desain quasi experiment pre-post test with control group merupakan desain penelitian dengan menguji pengaruh suatu metode kepada responden dengan instrumen yang diujikan sebelum dan sesudah eksperimen dilakukan terhadap responden. Penelitian dengan desain kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh dan perlakuan pada subyek dan mengukur hasil (efek) intervensi (Burns & Grove, 1993; Polit & Hungler, 1999; Sastroasmoro & Ismael, 2010). Desain ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Pre test dilakukan untuk mengetahui dan memastikan kesetaraan masing-masing kelompok sebelum dilakukan intervensi pada kelompok intervensi sebagai keadaan awal serta perbedaan setelah intervensi. Kelompok kontrol sebagai pembanding efek intervensi terhadap kelompok intervensi yang diberi intervensi senam hamil.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III, dengan membandingkan kelompok intervensi yang mendapat senam hamil dengan kelompok kontrol yang tidak dilakukan senam hamil sehingga teridentifikasi pengaruh senam hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu hamuil trimester III . Efek intervensi diukur dengan melakukan pre test sebelum dan post test setelah
34
35
intervensi senam hamil dilakukan pada kelompok intervensi. Secara lebih rinci desain penelitian ini dapat dilihat pada skema 3.1 berikut : Pre test
01
post test
X
03
02
04
Skema 3.1 Desain Penelitian
Keterangan : X
: Perlakuan (intervensi) senam hamil
01
: Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum mendapatkan perlakuan senam hamil pada kelompok intervensi
02
: Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil setelah mendapatkan senam hamil pada kelompok intervensi
03
: Kualitas
dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum kelompok
intervensi mendapatkan perlakuan senam hamil. 04
: Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil setelah kelompok intervensi mendapat perlakuan senam hamil.
01-02 : Perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi, yang diukur pada kelompok intervensi. 03-04 : Perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi, yang diukur pada kelompok kontrol. 01-03 : Perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi, yang diukur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
36
02-04 : Perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sesudah dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi, yang diukur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
3.2 Definisi Operasional Definisi
operasional
adalah
variabel
penelitian dimaksudkan untuk
memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis (Sujarweni, 2014). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operasional No
Variabel
Definisi
Parameter
Operasional 1
Alat Ukur/
Kategori
Skala
Independent Senam
Program kebugaran 1. Dilakukan
Hamil
yang diperuntukkan 2. Tidak bagi ibu hamil
dilakukan
-
1= Tidak dilakukan
Ordinal
dengan prinsif
2 = Dilakukan
gerakan menyesuaikan kondisi ibu hamil.
2
Dependent Kualitas dan
Kualitas tidur
Perasaan yang
kuantitas
adalah kepuasan
dialami setelah
nilai
tidur
sesorang terhadap
bangun tidur
responden ≤
tidur, dan kuantitas dan banyaknya tidur adalah jumlah waktu yang waktu tidur
dihabiskan ibu
sesorang pada siang hamil untuk tidur. dan malam hari.
Kuesioner
Ordinal
1. Tidak baik:
cut of point mean. 2. Baik:
nilai
responden
>
cut of point mean.
37
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang melakukan prenatal care di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan (18 orang) dan Poskesdes Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan (16 orang) yang berjumlah 33 orang ibu hamil trimester III.
3.3.2 Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan sampel jenuh, yaitu penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Septiadi, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang melakukan prenatal care di Puskesmas Bangkuang dan Poskesdes Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. Sampel dalam penelitian ini minimal 15 orang pada kelompok intervensi dan 15 orang pada kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan jumlah sampel minimal penelitian quasi experiment pre-post test with control group dengan jumlah anggota sampel masing-masing 10-20 orang (Sugiyono, 2009).
3.3.3 Sampling Penelitian Teknik sampling yang digunakan apabila penetapan sampel dengan menggunakan pertimbangan dan kriteria tertentu disebut purposive sampling (Nonprobability sampling) (Sujarweni, 2014). Adapun kriteria inklusi dan eksklusi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
38
a. Inklusi sampel 1) Usia kehamilan trimester ketiga (28-40 minggu). 2) Gangguan tidur bukan karena menderita penyakit tertentu. 3) Gangguan tidur bukan karena mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi tidurnya. 4) Tidak memiliki kontraindikasi untuk melakukan senam hamil. b. Eksklusi sampel 1) Bermasalah dengan kehamilan. 2) Bermasalah ketika mengikuti senam hamil. Tidak ada responden yang keluar selama penelitian. 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan sebagai kelompok intervensi. Pemilihan lokasi ini berdasarkan fenomena lapangan dengan masalah penelitian. Kelompok kontrol menggunakan tempat di Poskesdes Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito selatan.
3.4.2 Waktu Penelitian Penelitian ini selesai pada bulan Juli 2015.
3.5 Alat Pengumpul Data 3.5.1 Jenis Dan Sumber Data 3.5.1.1 Data Primer Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh
langsung
dari
subyek
penelitian
dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subyek sebagai informasi yang dicari (Saryono & Anggraini, 2013). Data primer penelitian ini data berupa hasil pengukuran kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan
39
sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data ini bersumber dari ibu hamil trimester III yang menjadi responden. 3.5.1.2 Data Sekunder Data Sekunder disebut juga data tangan kedua. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitian. Biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Suryono & Anggraini, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini berupa jumlah ibu hamil yang melakukan prenatal care di Puskesmas dan Poskesdes Bangkuang serta gambaran umum (profil)
Puskesmas
Bangkuang dan
Poskesdes Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data 3.5.2.1 Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara
memberi
seperangkat
pertanyaan
atau
pernyataan tertulis pada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009). 3.5.2.2 Demonstrasi Demonstrasi
adalah
suatu
metode
memperlihatkan,
memperagakan langsung suatu hal yang kemudian di ikuti oleh peserta sehingga ilmu atau keterampilan yang di demonstrasikan lebih dapat bermakna dalam ingatan masingmasing peserta (Syaiful, 2011).
40
3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data 3.5.3.1 Kuesioner Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner, yang terdiri dari 11 pertanyaan yakni 9 pertanyaan kualitas tidur dan 2 pertanyaan kuantitas tidur. Instrumen ini menggambarkan perasaan ibu hamil setelah bangun tidur dan jumlah waktu yang dihabiskan ibu hamil untuk tidur. Pertanyaan Favourable, jawaban “tidak” diberi skor 1, jawaban “ya” diberi skor 2. Pertanyaan Unfavourable, jawaban “tidak” diberi skor 2, jawaban “ya” diberi skor 1. Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil di kategorikan baik jika skor melebihi cut of point mean dan dikategorikan kurang baik jika kurang dari atau sama dengan cut of point mean. Rumus penentuan mean sebagai berikut: ∑ Nilai skor X = ∑ Sampel
Kisi- kisi instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2 Kisi- Kisi Kuesioner Penelitian No
Kuesioner
1
Kualitas tidur
2
Kuantitas tidur
Pertanyaan
Pertanyaan
Favorable
Unfavorable
4, 6, 7, 9
1, 2, 3, 5, 8
9
10
2
11
Jumlah
Instrumen ini di uji validitas dan reabilitas sebelum digunakan dalam penelitian (Lampiran 10).
41
3.5.3.2 Demonstrasi Demonstrasi yang dilakukan peneliti adalah senam hamil, yang diperagakan langsung dan kemudian di ikuti oleh peserta senam yakni kelompok intervensi ibu hamil trimester III. Pedoman senam hamil di adaptasi oleh peneliti dari buku Maryunani & Sukaryati (2011), yang meliputi gerakan pemanasan, gerakan inti, gerakan pendinginan (Lampiran 11). Senam hamil dilaksanakan 3 kali dalam waktu 12 hari (2 kali dalam seminggu) dengan waktu ±30-50 menit setiap kali intervensi. Pelaksanaan senam hamil dilakukan pada malam hari agar keadaan tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi dapat tercapai. 3.5.4 Uji Instrumen Instrumen pengukuran kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil telah dilakukan pengujian pada kelompok ibu hamil dengan karakteristik yang sama dengan kriteria inklusi penelitian. Uji instrumen ini dilakukan pada 15 orang ibu hamil trimester III yang berbelanja di pasar tradisional Pasar Lama Banjarmasin dan bukan responden penelitian. Besarnya r tabel diketahui berdasarkan rumus df (degree of freedom) =N-2=15-2=13. 3.5.4.1 Uji Validitas Uji validitas merupakan pengujian terhadap ketepatan suatu instrumen dalam mengukur data penelitian (Hidayat, 2009). Uji validitas menggunakan analisis statistik confident interval (CI). Validitas dibagi menjadi tiga, yaitu validitas konstruk (construct validity), validitas isi (content validity), dan validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity). Penelitian ini menggunakan validitas konstruk dan validitas isi.
42
Uji validitas konstruk dilakukan dengan membuat instrumen berdasarkan
konsep
teori
dari
materi
yang
diuji,
membandingkan dengan instrumen sejenis, menyusun kisi-kisi instrumen, dan mendiskusikan, dengan pembimbing. Uji validitas isi dilakukan dengan menganalisis hasil instrumen yang diuji coba pada 15 ibu hamil menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Rumus Pearson Product Moment sebagai berikut :
N (∑XY) – (∑X∑Y) r = √[N∑X2 – (∑X) 2] [N∑Y2 - (∑Y2) Keterangan : r = Koefisien korelasi ∑X= Jumlah skor item ∑Y= Jumlah skor total N = Jumlah responden
Uji validitas dilihat pada tabel angka kritik nilai r dengan taraf signifikansi 5% (0,05) diketahui df= 13, maka r tabel adalah 0,514. Satu item pertanyaan dikatakan valid bila skor variabel berkolerasi secara signifikan dengan skor total, r hitung > r tabel (0,514) maka item pertanyaan tersebut valid, tetapi bila r hitung < r tabel (0,514) maka item pertanyaan tersebut tidak valid (Hastono, 2007). Validitas instrumen penelitian pada 15 orang responden r hitung (0,559-0,825) > r tabel (0,514) didapatkan hasil, 11 item soal valid dan 1 item soal tidak valid. 3.5.4.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas alat uji merupakan gambaran sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan berulang kali
43
terhadap suatu kondisi yang sama dengan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas dilakukan pada alat ukur yang telah dinyatakan valid. Pengujian reliabilitas dengan menggunakan koefisien alpha Cronbach jika r alpha > r tabel maka dikatakan pertanyaan tersebut reliabel dan jika sebaliknya maka tidak reliabel (Hastono, 2007). Nilai uji instrumen terhadap 15 orang ibu hamil setelah diuji validitasnya dan item soal dinyatakan valid, setelah diuji validitas
dilanjutkan
dengan
uji
reliabilitas
dengan
mengeluarkan setiap item soal yang tidak reliabel dilakukan berulang kali sampai ditemukan semua item soal yang tersisa mempunyai nilai r 0,60-1,00 maka item soal tersebut dinyatakan
reliabel.
Pengujian
reliabilitas
dengan
menggunakan koefisien alpha Cronbach (Arikunto, 2005) sebagai berikut : 2 k b r11 1 Vt 2 k 1
Keterangan: r11
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Vt 2
2 b
=
Jumlah varian butir/item
= Varian total
Nilai reliabilitas instrumen terhadap 15 orang responden dengan nilai r 0,60-1,00. Didapatkan nilai reliabiitas instrumen penelitian hasil perhitungan dengan menggunakan koefisien alpha Cronbach adalah r alpha 0,758. Oleh karena r alpha (0,758) berada dalam rentang r tabel (0,60-1,00), maka dapat disimpulkan bahwa 11 item soal instrumen penelitian dinyatakan reliabel.
44
3.6 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.6.1 Persiapan a. Penelitian dilakukan setelah melalui prosedur ethical clearance dan mendapatkan surat lolos uji etik dari komisi etik Stikes Muhammadiyah Banjarmasin. b. Setelah berhasil lulus di Komisi Etik selanjutnya peneliti meminta surat izin dari Stikes Muhammadiyah Banjarmasin tentang rekomendasi melakukan penelitian di Puskesmas Bangkuang dan Poskesdes Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. c. Permintaan ijin penelitian melalui surat yang ditujukan kepada kepala
Puskesmas
Bangkuang
dan
Poskesdes
Bangkuang
Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan disampaikan sendiri oleh peneliti. 3.6.2 Pelaksanaan a. Informed Consent Peneliti dan dibantu oleh beberapa tenaga medis dari Puskesmas merncanakan jadwal kegiatan dan informed consent kepada ibu hamil trimester III yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini sebelum kegiatan dilaksanakan. Informed Consent merupakan
salah
satu
kegiatan pemberian
informasi
dan
kesepakatan antara peneliti dan responden, dilakukan sebelum penelitian dilakukan. Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian, jenis data yang dikumpulkan peneliti, sifat dan lama waktu penelitian prosedur penelitian, potensial manfaat, jaminan keamanan/kerahasiaan, pernyataan partisipasi sukarela, reponden bebas untuk menghentikan partisipasi dalam penelitian tanpa sanksi dan mencantumkan sumber informasi yang dapat dihubungi responden seperti yang telah tertulis pada format
45
informed consent, setelah penjelasan dapat menandatangani format informed consent yang telah disediakan peneliti. b. Pre test Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan melakukan pengukuran kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menggunakan kuesioner (lampiran 10). Pre test dilakukan satu hari sebelum pemberian senam hamil pada kelompok intervensi dilaksanakan. Pre test dilakukan dengan melakukan pengukuran kualitas dan kuantitas tidur yang di alami pada tidur malam sebelumnya. c. Intervensi Senam hamil dilaksanakan pada kelompok intervensi oleh peneliti dan dibantu tenaga medis Puskesmas. Intervensi dalam bentuk senam hamil dilaksanakan 3 kali dalam waktu 12 hari (2x dalam satu minggu), dengan waktu ±30-50 menit setiap kali intervensi. Kegiatan senam hamil dilakukan sesuai jadwal yang disepakati antara peneliti dan ibu hamil trimester III sebagai responden. Pelaksanaan senam hamil dilakukan pada malam hari agar keadaan tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi dapat tercapai. Sebelum dan sesudah pelaksanaan senam hamil masing-masing responden diperiksa tanda-tanda vital oleh peneliti yang meliputi tekanan darah, respirasi, nadi dan suhu tubuh serta keluhan yang dirasakan. d. Post test Post test untuk mengukur kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III setelah diberikan senam hamil pada kelompok intervensi oleh peneliti. Pengumpulan data pengukuran kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III dilakukan keesokan harinya setelah pemberian senam hamil ketiga yakni pada hari ke12 penelitian pada kelompok intervensi yang di ukur pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
46
3.7 Teknik Analisa Data 3.7.1 Teknik Pengolahan data Data hasil penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti, selanjutnya diolah melalui urutan proses pengolahan data. Pengolahan data merupakan rangkaian kegiatan setelah pengumpulan data (Hastono, 2007). Secara garis besar pekerjaan analisis data sebagai berikut : a. Editing Peneliti melakukan pengecekan terhadap kelengkapan isi instrumen termasuk kode responden, dan kejelasan penulisan pada lembar jawaban instrumen. Pengecekan dilakukan sejak awal mendapatkan data dari responden, peneliti langsung memeriksa kelengkapan isi. Peneliti meminta klarifikasi langsung pada responden apabila ada instrumen yang tidak lengkap. b. Coding Peneliti memberikan kode dari data hasil kuesioner yang berupa data huruf di ganti ke data angka. Instrumen pengukuran kualitas dan kuantitas tidur “tidak baik” (1) apabila nilai total responden ≤ cut of point mean dan kualitas dan kuantitas tidur “baik” (2) apabila nilai total responden > cut of point mean. Tingkat pendidikan responden apabila tidak sekolah (0), SD (1), SMP (2), SMA (3), perguruan tinggi (4). Coding dilakukan secara bertahap sejak setiap data terkumpul. c. Processing Peneliti memproses data dengan melakukan entry dari semua instrumen yang digunakan dari masing-masing responden ke dalam salah satu prograam analisis data pada komputer. Kegiatan processing dilakukan secara bertahap setiap data yang terkumpul. d. Cleaning Peneliti mengecek kembali data yang sudah entry dengan cara mengetahui missing data melalui list (distribusi frekuensi) dan konsistensi data dari output program komputer yang digunakan
47
dilihat pada nilai total akhir. Missing data juga dapat dilihat pada hasil analisis pada tabel frekuensi data dari output tertulis missing apabila ada data yang tidak tepat. 3.7.2 Analisis Data Analisis data dilakukan setelah proses pengolahan data dilaksanakan. Analisis data pada penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif yaitu analisa univariat (deskriptif) dan analisis bivariat (analitik) sebagai berikut: 3.7.2.1 Analisis Univariat (Deskriptif) Analisis univariat yaitu analisis yang digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi dari responden serta menggambarkan variabel dependen yaitu kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah senam hamil di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. 3.7.2.2 Analisa Bivariat (Analitik) a.
Uji Kesetaraan Analisis
bivariat
(analitik)
diawali
dengan
uji
kesetaraan/homogenitas antara data kelompok intervensi dan kontrol. Pada penelitian dengan desain quasi eksperimen sebaiknya data awal kelompok kontrol dan intervensi setara atau homogen. Uji kesetaraan untuk memberikan keyakinan bahwa sekumpulan data yang diukur dalam serangkaian analisis memang berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya.
Uji kesetaraan dalam penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney dengan rumus sebagai berikut :
48
Keterangan : U = nilai uji Mann-Whitney N1 = sampel 1 N2 = sampel 2 R1 = ranking ukuran sampel Interpretasi uji Mann-Whitney pada nilai signifikansi alpha 0,05 bila nilai p > alpha 0,05 maka Hipotesis ditolak berarti tidak terdapat perbedaan (ada kesetaraan) kualitas & kuantitas tidur pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan sebelum dilakukan intervensi senam hamil. b.
Uji Perbedaan 1) Uji Wilcoxon Teknik analisis bivariat melalui uji Wilcoxon untuk menguji perbedaan kualitas & kuantitas tidur sebelum dan sesudah dilakukan senam hamil pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. Uji wilcoxon digunakan karena data yang diuji merupakan data kelompok sampel yang berpasangan dengan skala ordinal. Rumus uji wilcoxon sebagai berikut:
Keterangan : N = Jumlah data T = Jumlah rangking dari nilai selisih yang negatif atau positif Z = Hasil uji Wilcoxon
49
Interpretasi hasil apabila nilai p < alpha (0,05) maka diinterpretasikan
terdapat
perbedaan
kualitas
&
kuantitas tidur sebelum dan sesudah dilakukan senam hamil pada masing-masing kelompok. 2) Uji Mann-whitney Uji mann-whitney untuk menguji perbedaan kualitas & kuantitas tidur sesudah dilakukan senam hamil antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. Rumus untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney yaitu:
Keterangan : U = nilai uji Mann-Whitney N1 = sampel 1 N2 = sampel 2 R1 = ranking ukuran sampel Interpretasi hasil apabila nilai p < alpha 0,05 maka bermakna
bahwa
terdapat
perbedaan
kualitas
&kuantitas tidur sesudah dilakukan senam hamil antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
50
Variabel yang di uji dan cara uji dalam analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut :
Tabel. 3.3 Variabel dan cara uji bivariat No
V. Dependent
V. Independent
Kualitas dan Kuantitas
Senam Hamil
Tidur 1
Kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah senam hamil
2
Kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan
Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum senam hamil
4
Kualitas dan Kuantitas tidur ibu hamil sesudah senam hamil
Analisis
Kelompok
Kelompok
Intervensi
Intervensi
Kelompok
Kelompok
kontrol
control
Kelompok
Kelompok
Mann
intervensi
control
Whitney
Kelompok
Kelompok
Mann
intervensi
control
Whitney
sesudah senam hamil 3
Cara
Wilcoxon
Wilcoxon
Pembuktian hipotesis dilakukan dengan menguji data hasil penelitian dalam bentuk analisis bivariat terhadap kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah intervensi yang diukur pada kelompok intervensi, dan kelompok kontrol masingmasing di uji dengan uji Wilcoxon, sedangkan nilai kualitas dan kuantitas tidur setelah intervensi pada masing-masing kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol di uji dengan uji Mann Whitney.
51
3.8 Prinsip Etika Penelitian Prinsip etik dari Komite Nasional Etik Penelitian Kesehatan (KNEPK), meliputi prinsip menghormati seseorang (respect for persons), prinsip kemanfaatan (beneficence) dan prinsip keadilan (justice), yang dapat diuraikan sebagai berikut: 3.8.1 Prinsip Menghargai Martabat (The principle of respect for human dignity) Peneliti berkewajiban menjelaskan secara detail hal-hal yang terkait penelitian yang dilakukan dengan responden. Responden bebas untuk menentukan secara sukarela kesediaannya untuk terlibat dalam penelitian. Responden tidak akan mendapat sanksi jika menolak menjadi
responden,
bahkan ketika
proses
penelitian
sedang
dilaksanakan responden dapat bebas mengundurkan diri dari penelitian apabila merasa tidak nyaman. 3.8.2 Prinsip Kemanfaatan (The principle of benefience) Prinsip
penelitian
ini
mengharuskan
peneliti
untuk
mempertimbangkan agar responden tidak dirugikan, mendapatkan manfaat penelitian, dan peneliti mempertimbangkan antara resiko dan manfaat yang didapat responden dari penelitian. Intervensi dalam penelitian ini adalah senam hamil, untuk menjaga kenyamanan responden penelitian ini dilakukan dengan jadwal yang disepakati oleh peneliti dan responden, tidak ada paksaan. Melalui penelitian ini responden mendapat senam hamil untuk mengatasi keluhan-keluhan pada ibu hamil trimester III, khususnya mengatasi masalah gangguan tidur. 3.8.3 Prinsip Keadilan (The principle of justice) Prinsip keadilan ini meliputi prinsip mendapatkan intervensi yang baik (the right to fair treatment) dan prinsip hak abadi (the right privacy). The right to fair treatment dalam penelitian ini dalam bentuk intervensi kepada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan sama baiknya sebelum, selama dan sesudah intervensi
52
dalam penelitian ini dengan tidak mendiskriminasikan. Prinsip keadilan bagi kelompok kontrol yakni diberikan senam hamil setelah selesai proses penelitian. Prinsip hak pribadi yaitu identitas responden dijaga kerahasiaannya (anonymity), data yang diperoleh dari responden hanya diketahui oleh peneliti dan responden, identitas pada instrumen menggunakan kode responden.
53
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Puskesmas Bangkuang 4.1.1.1 Geografi dan Demografi Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala terletak di wilayah timur Kabupaten Barito Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut : a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Dusun Hilir
b.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mengkatip
c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Damparan
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dayu
Kecamatan Karau Kuala terdiri dari 4 Desa (34 RT) dengan Luas Wilayah Keseluruhan 42,90 Km². Sebagian Desa tersebut dapat dilalui dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Pada tahun 2015 semua desa di Kecamatan Karau Kuala sudah dapat dilewati dengan kendaraan roda dua dan roda empat, pada tahun sebelumnya ada dua Desa yaitu Desa Salat Baru dan Teluk Betung di musim penghujan jalan menjadi becek bahkan sampai terjadi banjir, jadi kedua desa tersebut dimusim hujan hanya dapat di tempuh dengan kendaraan roda dua dan sepeda saja, apabila sampai terjadi banjir masyarakat dikedua desa tersebut tidak dapat beraktifitas dan untuk kekota kecamatan ditempuh dengan perahu. Desa yang ada di wilayah Kecamatan Karau Kuala dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
53
54
Tabel 4.1 Desa yang ada di wilayah Kecamatan Karau Kuala No
Nama Desa
Jumlah Penduduk
Jumlah Kepala Keluarga
1
Bangkuang
1.227 jiwa
537
2
Teluk Betung
530 jiwa
155
3
Salat Baru
1.015 jiwa
470
4
Babai
1.327 jiwa
584
Jumlah
4.099 jiwa
4.1.1.2 Sumber Daya Puskesmas Bangkuang di Bidang Kesehatan Puskesmas Bangkuang Terletak di Ibukota Kecamatan dengan jumlah tenaga kesehatan 24 orang dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas bangkuang No
Bidang Profesi
Jumlah Tenaga
1a. Kepala Puskesmas
1 orang
2b. Kasubag TU
1 orang
3c. Dokter Umum
1 orang
4d. Dokter Gigi
1 orang
5e. Bidan PNS
8 orang
6f. Bidan PTT
2 orang
7g. Perawat
7 orang
8h. Nutrisionis Muda
1 orang
9i. Nutrisionis Pelaksana
1 orang
10 j. Sanitarian
1 orang
11 k. Analis
1 orang
12 l. Sopir Ambulance
1 orang
m. 13 Honorer
3 orang
14 n. TKS
6 orang
Di Wilayah UPT Puskesmas Bangkuang terdapat Poskesdes yaitu terletak di Desa Bangkuang bagian hulu, di desa Salat
55
Baru dan Desa Teluk Betung masing-masing di isi oleh 1 orang perawat dan 2 orang bidan. Puskesmas mempunyai 1 mobil Puskesmas keliling yang digunakan untuk kegiatan kesemua desa, juga untuk merujuk pasien ke Rumah Sakit Buntok. Sarana Kesehatan Rujukan adalah RSUD Buntok bahkan sampai ke Banjarmasin dengan fasilitas 1 mobil Pusling. 4.1.2 Poskesdes Bangkuang Poskesdes Bangkuang terletak di bagian hulu Desa Bangkuang Rt.5 Rw.2. Poskesdes Bangkuang dengan type bangunan 68 m2 terdiri dari 4 ruangan yakni ruangan periksa, ruang obat, ruang istirahat dan ruang dapur. Poskesdes Bangkuang dengan jumlah tenaga kesehatan 3 orang, yakni kepala Poskesdes yang merupakan bidan, 1 orang perawat dan 1 orang bidan lainnya. 4.2
Analisa Univariat Analisa Univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran distribusi dari responden serta menggambarkan variabel dependen yaitu kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah senam hamil di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. 4.2.1
Gambaran Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, jumlah anak, dan tingkat pendidikan. a. Karakteristik Umur Responden Data dengan jenis numerik disajikan dalam bentuk tendensi sentral yaitu mean, median, standar deviasi, nilai minimummaksimum, dan confident interval (CI) 95% seperti pada tabel 4.3:
56
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Umur Kelompok Intervensi dan Kontrol (n=30), Juli 2015 Variabel
n
Mean
Median
SD
Min-Max
95%CI
15
23,7
24
4,02
16-30
21,50-25,96
15
25,6
27
5,08
19-32
22,79-28,41
30
24,6
25,5
4,55
16-32
21,50-28,41
Umur a. Kelompok Intervensi b. Kelompok Kontrol Total
Interpretasi tabel 4.3 menunjukan rata-rata umur ibu hamil trimester III 24,6 tahun dengan standar deviasi 4,55 tahun. Umur termuda 16 tahun dan umur tertua 32 tahun. Pada tingkat kepercayaan 95% diyakini bahwa rata-rata umur ibu hamil trimester III berada di antara 21,50 sampai 28,41 tahun. b.
Karakteristik Jumlah Anak Responden Data jumlah anak yang dimiliki oleh responden disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan proporsi seperti pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Jumlah Anak Responden Kelompok Intervensi dan Kontrol (n=30), Juli 2015 Jumlah
Kelompok
Kelompok
Anak
intervensi
kontrol
total
n
%
N
%
n
%
Primigravida
3
20
3
20
6
20
1
6
40
5
33,3
11
36,7
2
3
20
4
26,7
7
23,3
3
3
20
3
20
6
20
Hasil analisis berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar responden pada kelompok kontrol dan
57
intervensi memiliki anak berjumlah 1 orang, yakni 11 orang (36,7% ) dari 30 orang responden. c. Karakteristik Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Data karakteristik tingkat pendidikan terakhir responden disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan proporsi seperti pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Kelompok Intervensi dan Kontrol (n=30), Juni 2015 Tingkat
Kelompok
Kelompok
Pendidikan
intervensi
kontrol
total
n
%
N
%
n
%
Tidak Sekolah
0
0
0
0
0
0
SD
3
20
2
13,3
5
16,7
SMP
6
40
6
40
12
40
SMA
6
40
7
46,7
13
43,3
PT
0
0
0
0
0
0
Hasil analisis berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar responden pada kelompok intervensi dan kontrol berpendidikan SMA, yakni 13 orang (43,3%) dari 30 orang responden.
4.2.2
Kualitas dan Kuantitas Tidur Responden a.
Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum Senam Hamil pada Kelompok Intervensi Hasil analisis univariat kualitas dan kuantitas tidur sebelum dilaksanakan intervensi dalam bentuk senam hamil dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
58
Tabel 4.6 Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (01) Kualitas dan Kuantitas Tidur
n
%
Tidak baik
14
93,3
Baik
1
6,7
Total
15
100
Tabel 4.6 menunjukan bahwa kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (01) berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur yang tidak baik yakni 14 orang (93,3%), kualitas dan kuantitas tidur baik 1 orang (6,7%) dari 15 orang responden. b. Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum Senam Hamil pada Kelompok Kontrol Hasil analisis univariat kualitas dan kuantitas tidur sebelum dilaksanakan intervensi dalam bentuk senam hamil dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dilaksanakan senam hamil pada kelompok Kontrol (03) Kualitas dan Kuantitas Tidur
n
%
Tidak baik
13
86,7
Baik
2
13,3
Total
15
100
Tabel 4.7 menunjukan bahwa kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dilaksanakan senam hamil pada kelompok kontrol (03) berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur yang tidak baik yakni 13 orang (86,7%), kualitas dan kuantitas tidur baik 2 orang (13,3%) dari 15 orang responden.
59
c. Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada Kelompok Intervensi Hasil analisis univariat kualitas dan kuantitas tidur sesudah dilaksanakan intervensi dalam bentuk senam hamil dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sesudah dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (02) Kualitas dan Kuantitas Tidur
n
%
Tidak baik
7
46,7
Baik
8
53,3
Total
15
100
Tabel 4.8 menunjukan bahwa kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil setelah dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (02) berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur yang baik yakni 8 orang (53,3%), kualitas dan kuantitas tidur tidak baik 7 orang (46,7%) dari 15 orang responden. d. Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Tidak Senam Hamil pada Kelompok Kontrol Hasil analisis univariat kualitas dan kuantitas tidur sesudah dilaksanakan intervensi dalam bentuk senam hamil dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
60
Tabel 4.9 Distribusi Kualitas Dan Kuantitas Tidur Ibu Hamil Sesudah Tidak Dilaksanakan Senam Hamil Pada Kelompok Kontrol (04) Kualitas dan Kuantitas Tidur
n
%
Tidak baik
12
80
Baik
3
20
Total
15
100
T Tabel 4.9 menunjukan bahwa kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sesudah tidak dilaksanakan senam hamil pada kelompok kontrol (04) berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur yang tidak baik yakni 12 orang (80%), kualitas dan kuantitas tidur baik yakni 3 orang (20%) dari 15 orang responden. 4.3
Analisa Bivariat Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. 4.3.1
Uji Kesetaraan a. Kesetaraan Karakteristik Responden Kesetaraan data sebelum dilakukan intervensi pada penelitian quasi experiment untuk menjamin validitas intervensi yang dilaksanakan. Kesetaraan data karakteristik jumlah anak dan tingkat pendidikan ibu hamil trimester III pada kelompok intervensi dan kontrol di uji dengan teknik Mann Whitney yang dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
61
Tabel 4.10 Kesetaraan Jumlah Anak dan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Variabel Karakteristik
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
N
n
%
ρ
%
Jumlah Anak Primigravida
3
20
3
20
1
6
40
5
33,3
2
3
20
4
26,7
3
3
20
3
20
Tdk Sekolah
0
0
0
0
SD
3
20
2
13,3
SMP
6
40
6
40
SMA
6
40
7
46,7
Perguruan Tinggi
0
0
0
0
0,846
Tingkat Pendidikan
0.637
*α 0,05 Hasil analisis data dengan Mann Whitney di interpretasikan tidak ada perbedaan proporsi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil analisis ini dijelaskan pada tabel 4.10 yang menunjukan jumlah anak (ρ 0,846; α 0,05), dan tingkat pendidikan (ρ 0,637; α 0,05). Karakteristik jumah anak dan tingkat pendidikan pada kelompok intervensi dan kontrol disebut setara, sehingga dapat dilanjutkan pada analisis bivariat. Kesetaraan data karakteristik umur ibu hamil trimester III pada kelompok intervensi dan kontrol di uji dengan teknik Mann Whitney yang dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:
62
Tabel 4.11 Kesetaraan karakteristik Umur Kelompok Intervensi dan Kontrol Variabel
Mean Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
23,7
25,6
Umur
Ρ 0,349
* α 0,05 Hasil analisis data dengan Mann Whitney di interpretasikan tidak ada perbedaan proporsi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil analisis ini dijelaskan pada tabel 4.11 yang menunjukan umur (ρ 0,349; α 0,05). Karakteristik pada kelompok intervensi dan kontrol disebut setara, sehingga dapat dilanjutkan pada analisis bivariat. b.
Kesetaraan Kualitas dan Kuantitas Tidur Responden Uji kesetaraan kualitas dan kuantitas tidur sebelum intervensi senam hamil bertujuan untuk melihat kesetaraan kualitas dan kuantitas tidur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang dianalisis dengan Mann Whitney dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 Kesetaraan Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum Senam Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (01-03) Mean Variabel
Kualitas dan Kuantitas Tidur
Kelompok
Kelompok
Intervensi
Kontrol
1,07
1,13
Tabel 4.12 menunjukan hasil perhitungan
ρ
0,550
α
0,05
uji kesetaraan
dengan menggunakan uji Mann Whitney kualitas dan kuantitas tidur
pada kelompok
intervensi dan kontrol sebelum
dilaksanakan senam hamil didapatkan tingkat signifikan ρ
63
(0,550) oleh karena signifikansi ρ (0,550) > α (0,005) dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan atau dinyatakan setara kualitas dan kuantitas tidur sebelum senam hamil antara kelompok intervensi dan kontrol (ρ 0,550; α 0,05). 4.3.2
Uji Perbedaan a.
Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum dan Sesudah Senam Hamil pada Kelompok Intervensi Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah senam hamil di analisis dengan uji Wilcoxon seperti pada tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Uji Perbedaan Kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah senam hamil (01-02) Senam Hamil
n
Mean
SD
Sebelum
15
1,07
0,258
Sesudah
15
1,60
0,507
ρ
α
0,011
0,05
Tabel 4.13 menguraikan hasil perhitungan dengan Wilcoxon kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah senam hamil, didapatkan tingkat signifikan ρ (0,011) oleh karena tingkat signifikansi ρ (0,011) < α (0,05) dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna tingkat kualitas dan kuantitas tidur antara sebelum dan sesudah senam hamil. b.
Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum dan Sesudah tidak dilaksanakan Senam Hamil pada Kelompok Kontrol Kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah tidak dilaksanakan senam hamil pada kelompok kontrol dianalisis dengan Wilcoxon seperti pada tabel 4.14 berikut:
64
Tabel 4.14 Uji Perbedaan Kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah tidak dilaksanakan senam hamil (03-04) Senam Hamil
n
Mean
SD
Sebelum
15
1,13
0,352
Sesudah
15
1,20
0,414
ρ
α
0,317
0,05
Tabel 4.14 menguraikan hasil perhitungan dengan Wilcoxon kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah tidak dilaksanakan senam hamil, didapatkan tingkat signifikan ρ (0,317) oleh karena tingkat signifikansi ρ (0,317) > α (0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat kualitas dan kuantitas tidur antara sebelum dan sesudah senam hamil. c.
Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol dianalisis dengan Mann Whitney seperti pada tabel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Uji perbedaan Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (02-04) Mean Variabel
Kualitas dan Kuantitas Tidur
Tabel
4.15
Kelompok
Kelompok
Intervensi
Kontrol
1,60
1,20
menguraikan
hasil
ρ
α
0,028
0,05
perhitungan
dengan
menggunakan uji Mann Whitney kualitas dan kuantitas tidur sesudah senam hamil pada kelompok intervensi dan kontrol didapatkan tingkat signifikansi ρ (0,028) oleh karena tingkat
65
signifikansi ρ (0,028) < α (0,05) dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna kualitas dan kuantitas tidur sesudah diberi senam hamil pada kelompok intervensi dan sesudah tidak diberikan senam hamil pada kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang.
4.4
Pembahasan Pembahasan hasil penelitian yang diuraikan adalah tentang gambaran distribusi kualitas dan kuantitas tidur sebelum senam hamil pada kelompok intervensi, gambaran distribusi kualitas dan kuantitas tidur sebelum senam hamil pada kelompok kontrol, gambaran distribusi kualitas dan kuantitas tidur sesudah senam hamil pada kelompok intervensi, gambaran distribusi kualitas dan kuantitas tidur sesudah senam hamil pada kelompok kontrol, dan membedakan kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah diberikan senam hamil pada kelompok intervensi dengan kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah tidak diberikan senam hamil pada kelompok kontrol serta bagaimana pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III. 4.4.1 Gambaran Kualitas dan Kuantitas Tidur sebelum Senam Hamil pada Kelompok Intervensi Kualitas dan kuantitas tidur pada tabel 4.6 sebelum intervensi pada kelompok intervensi terlihat sebagian besar ibu hamil berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur yang tidak baik yakni 14 orang (93,3%) dan berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur baik berjumlah 1 orang
(6,7%) dari 15 orang responden. Hasil ini
didapatkan berdasarkan pretest berbentuk kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk kelompok intervensi, rata-rata responden hanya mencapai 1,07 (tidak baik). Pada saat pre-test responden
66
terlihat lesu, kehitaman daerah sekitar mata, dan tidak dapat berkonsentrasi penuh. Hidayat (2008) menyatakan bahwa, evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari hilangnya klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, antara lain timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata, memulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah, mata perih, pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan gangguan proses berpikir dan berbicara. 4.4.1 Gambaran Kualitas dan Kuantitas Tidur sebelum Senam Hamil pada Kelompok Kontrol Kualitas dan kuantitas tidur pada tabel 4.7 sebelum dilaksanakan senam hamil pada kelompok kontrol, terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur yang tidak baik yakni 13 orang (86,7%), dan kuantitas tidur baik 2 orang (13,3%) dari 15 orang responden. Hasil ini didapatkan berdasarkan pretest berbentuk kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk kelompok intervensi , rata-rata responden hanya mencapai 1,07 (tidak baik). Pada saat pre-test responden terlihat lesu, kehitaman daerah sekitar mata, dan tidak dapat berkonsentrasi penuh. Pada responden yang mengalami kualitas dan kuantitas tidur baik tidak terlihat kehitaman pada daerah sekitar mata dan tampak segar. Hidayat (2008) menyatakan bahwa, evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari hilangnya klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, antara lain timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata, memulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah, mata perih, pasien sudah
67
dapat berkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan gangguan proses berpikir dan berbicara. 4.4.3 Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada Kelompok Intervensi Kualitas dan kuantitas tidur tabel 4.8 sesudah dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi didapatkan hasil kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil berbeda dari sebelumnya. Dari hasil post-test yang berbentuk kuesioner menunjukan bahwa sebagian besar terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas, yakni kualitas dan kuantitas baik 8 orang (53,3%), kualitas dan kuantitas tidur tidak baik 7 orang (46,7%) dari 15 orang responden. Keadaan responden saat post-test sebagian besar responden terlihat lebih segar dan tidak terlihat kehitaman disekitar mata, serta terlihat lebih siap menghadapi persalinan yang akan dijalani. Namun sebagian masih ada yang terlihat lesu dan kurang konsentrasi saat post-test. Hidayat (2008) menyatakan bahwa, evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari hilangnya klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, antara lain timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata, memulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah, mata perih, pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan gangguan proses berpikir dan berbicara. 4.4.4 Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Tidak Dilaksanakan Senam Hamil pada Kelompok Kontrol Kualitas dan kuantitas tidur tabel 4.9 sesudah dilaksanakan senam hamil pada kelompok kontrol didapatkan hasil kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Dari hasil posttest yang berbentuk kuesioner menunjukan bahwa hanya 1 orang
68
responden yang mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas tidur, sehingga di dapatkan hasil sesudah tidak dilaksanakan senam pada kelompok kontrol berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur baik yakni 3 orang (20%), kualitas dan kuantitas tidur yang tidak baik berjumlah 12 orang (80%), dari 15 orang responden. Keadaan responden saat post-test sebagian besar responden terlihat lesu dan masih terlihat kehitaman disekitar mata, serta terlihat cemas dalam menghadapi
persalinan
yang
akan dijalani.
Responden
juga
menyatakan bahwa waktu tidur masih kurang dari 7 jam. 4.4.5 Perbedaan Kualitas dan Kuantitas Tidur pada Kelompok Intervensi Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan Senam Hamil Uji perbedaan kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan tingkat signifikan ρ (0,011) dengan tingkat kemaknaan α (0,05) oleh karena itu tingkat signifikan ρ (0,011) < α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil sebelum dan sesudah dilaksanakan senam hamil. Dalam hal ini perbedaannya adalah terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas tidur yang dapat dilihat dari hasil pre-test dan post-test yang dihitung dengan uji wilcoxon. Hegard (2010) menyatakan bahwa gangguan tidur pada ibu hamil dapat diatasi dengan beberapa upaya. Upaya-upaya untuk mengatasi gangguan tidur pada ibu hamil antara lain dengan olahraga, mengonsumsi obat-obatan yang aman bagi ibu hamil, hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping education) dan latihan relaksasi Olahraga yang diperuntukkan bagi ibu hamil adalah olahraga yang aman bagi kehamilannya. Olahraga ini bisa bersifat individual seperti jalan-jalan pagi hari atau olahraga yang bersifat kelompok seperti senam hamil.
69
Jenis olahraga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil memiliki manfaat yang baik bagi ibu hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011), antara lain: a. Menyesuaikan tubuh agar ebih baik dalam menyangga beban kehamilan. b. Memperkuat otot menopang tekanan tambahan. c. Membangun daya tahan tubuh d. Memperbaiki sirkulasi dan respirasi. e. Menyesuaikan dengan adanya pertumbuhan berat badan dan perubahan keseimbangan. f. Membentuk kebiasaan bernafas yang baik. g. Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik. h. Meredakan ketegangan dan membantu relaks, sehingga ibu hamil dapat dengan tenang untuk memulai tidur. 4.4.6 Perbedaan Kualitas dan Kuantitas Tidur pada Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Tidak Dilaksanakan Senam Hamil Uji perbedaan kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah tidak dilaksanakan senam hamil pada kelompok kontrol dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan tingkat signifikan ρ (0,317) dengan tingkat kemaknaan α (0,05) oleh karena itu tingkat signifikan ρ (0,317) > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil sebelum dan sesudah tidak dilaksanakan senam hamil. Dimana tidak terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III sesudah tidak dilaksanakan senam hamil. Gangguan tidur pada ibu hamil yang tidak diatasi dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin. Field et al, (2007, dalam Wahyuni & Ni’mah, 2013) menyatakan gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan
70
menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif. Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam. Hidayat (2008) menyatakan seseorang yang mengalami gangguan tidur akan menjadi gelisah, lesu, pusing dan mengalami perasaan tidak segar saat bangun dari tidur serta sulit untuk berkonsentrasi. Williams (2006), melakukan riset tentang pola tidur pada ibu hamil menyatakan bahwa pada ibu hamil trimester ketiga yang tidur < 6 jam/hari mengalami peningkatan tekanan darah sekitar 3,72 mmHg sehingga beresiko preeklamsia. Shanti (2010), menyatakan bahwa pada ibu hamil yang kurang tidur dapat menyebabkan badan kurang fit dan mudah lelah yang dapat mengakibatkan kontraksi rahim, dimana pada trimester pertama hal tersebut dapat menyebabkan abortus dan pada trimester ke II dan ke III dapat menyebabkan persalinan prematur. 4.4.7 Pengaruh Senam Hamil Terhadap peningkatan Kualitas dan Kuantitas Tidur Untuk menguraikan pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney didapat tingkat signifikansi ρ (0,028) < α (0,05) dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi yang melakukan senam hamil dan kelompok kontrol yang tidak melakukan senam hamil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang. Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa olahraga secara teratur sangat baik untuk memperlancar peredaran darah, dan biasanya
71
kantuk lebih cepat datang saat tubuh lelah. Latihan beberapa menit sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi. Selain itu, Wulandari (2006) menyatakan bahwa secara fisiologis latihan relaksasi pada senam hamil akan menimbulkan efek relaks yang melibatkan syaraf parasimpatis dalam sistem syaraf pusat. Dimana salah satu fungsi syaraf parasimpatis ini adalah menurunkan produksi hormone adrenalin atau epinefrin (hormon stress) dan meningkatkan sekresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormon relaks) sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang untuk memulai tidur. Senam hamil yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat membuktikan hipotesis penelitian bahwa ada pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III. Senam hamil diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan dalam mengatasi masalah tidur yang dialami ibu hamil. Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur diharapkan dapat mencegah terjadinya dampak patologis yang berakibat buruk bagi ibu dan janin.
4.5 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah terbatasnya jumlah sampel penelitian hanya 15 orang pada kelompok intervensi dan 15 orang pada kelompok kontrol, literatur yang digunakan peneliti sebagian diambil dari internet, peneliti hanya meneliti kualitas dan kuantitas tidur secara umum saja tanpa menspesifikasikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur seperti penyakit, medikasi, nutrisi, dan faktor lingkungan.
72
4.6 Implikasi Hasil Penelitian dalam Keperawatan Implikasi hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 4.6.1 Bagi Puskesmas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
dalam
pelayanan
kesehatan,
khususnya
pelayanan
prenatalcare program senam hamil. 4.6.2 Bagi ilmu keperawatan,
dapat
memberikan konstribusi dalam
perkembangan ilmu keperawatan khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan tidur. 4.6.3 Bagi penelitian keperawatan, dapat menjadi literatur tambahan sehingga dapat dikembangkan dengan desain penelitian yang berbeda seperti desain
analisis
deskriptif
(faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pelaksanaan senam hamil atau faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil), desain analisis korelasi ataupun penelitian dalam bentuk kualitatif.
73
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 5.1.1 Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur tidak baik 5.1.2 Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III setelah dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur baik. 5.1.3 Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dilakukan senam hamil pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur tidak baik. 5.1.4 Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III setelah dilakukan senam hamil pada kelompok kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan berada pada katergori kualitas tidur tidak baik. 5.1.5 Ada pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
73
74
5.2 Saran 5.2.1 Untuk Ibu Hamil Sebagai masukan kepada ibu hamil tentang pentingnya memenuhi kebutuhan tidur dan pelaksanaan senam hamil untuk mencapai kualitas dan kuantitas tidur yang diharapkan. Sehingga dapat dijadikan tindakan mandiri bagi ibu hamil yang mengalami gangguan tidur. 5.2.2 Untuk Puskesmas Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan prenatalcare program senam hamil. Mengingat manfaat senam hamil sangat penting bagi ibu hamil. 5.2.3 Untuk Institusi Keperawatan Sebagai konstribusi dalam perkembangan ilmu keperawatan khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan tidur.
1
2
3
Lampiran 1 : Jadwal dan Kegiatan Penelitian
4
Lampiran 2 : Persetujuan Pelaksanaan Studi Pendahulua
5
6
Lampiran 3 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
7
Lampiran 4 : Keterangan Lulus Uji Etik
8
Lampiran 5a : Permohonan Ijin Penelitian
9
Lampiran 5b: Permohonan Ijin Penelitian
10
Lampiran 6a : Persetujuan Pelaksanaan Penelitian
11
Lampiran 6b : Persetujuan Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 7 : Penjelasan Penelitian
12
PENJELASAN PENELITIAN
Kepada Yth. Ibu Hamil Trimester III Ditempat
Contact Person Resy Ayu Lestari No Hp : 087814706803
Dengan Hormat,
Email :
[email protected]
Dalam rangka penelitian yang akan dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Banjarmasin. Saya atas nama Resy Ayu Lestari NPM 11360 A-S1, akan melakukan penelitian tentang pengaruh senam hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil terimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 3 kali dalam waktu 12 (2x dalam satu minggu), dengan waktu ±30-50 menit setiap kali intervensi. Hari pertama di minggu pertama peneliti akan melakukan pre test dengan mengukur kualitas dan kuantitas tidur pada responden kelompok kontrol dan kelompok intervensi, selanjutnya setiap responden akan diberi senam hamil sekali dalam 4 hari selama 12 hari pada kelompok intervensi, pada esok hari setelah diberikan senam hamil terakhir peneliti melakukan post test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III. Penelitian ini tidak akan dampak dan pengaruh merugikan bagi ibu hamil karena kerahasiaan identitas dan semua informasi yang diberikan akan dijag kerahasiaannya, dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini. Saya memohon kesedian para ibu hamil trimester III untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Para ibu hamil yang telah bersedia menjadi responden apabila dalam pelaksanaan penelitian merasakan ketidaknyamanan, responden berhak mengundurkan diri tanpa ada sanksi. Demikian penjelasan dari saya, atas perhatian, kerjasama dan kesediaan para ibu hamil saya sampaikan terimakasih. Banjarmasin, Mei 2015 Peneliti
Resy Ayu Lestari
Lampiran 8 : Lembar Permohonan
13
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Resy Ayu Lestari
Status
: Mahasiswi STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Program S1 Keperawatan
NPM
: 11360 A-S1
Bermaksud mangadakan penelitian tentang “Pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan tahun 2015” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan tahun 2015. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif atau pengaruh yang merugikan bagi siapapun. Peneliti berjanji akan menjunjung tinggi hak-hak responden dengan cara menjaga kerahasian data yang diperoleh, baik dalam proses pengumpulan data, pengolahan data, maupun penyajian hasil penelitian nantinya. Demikian permohonan untuk menjadi responden ini, peneliti mengharap saudara untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Terimakasih atas kesediaan dan partisipasinya.
Banjarmasin,
Mei 2015
14
Lampiran 9 : Lembar Persetujuan Resy Ayu Lestari
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah membaca penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitin ini. Saya mengerti bahwa peneliti menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai responden.
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif dan saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan tahun 2015. Dengan menandatangi surat persetujuan ini berarti saya telah menyatakan berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa paksaan dan bersifat sukarela.
Banjarmasin.
Mei 2015
Responden
(……………………………)
15
Lampiran 10 : Instrumen Pengukuran Kualitas dan Kuantitas Tidur
LEMBAR KUESIONER PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKUANG KECAMATAN KARAU KUALA KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2015 Tanggal :
Juni 2015
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1) 2) 3) 4)
No. Responden : Usia :...............tahun Jumlah Anak : Pendidikan terakhir: Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Akademi / Perguruan tinggi
B. KUESIONER Conteng ( √) pada jawaban yang anda pilih : No 1 2
3 4 5
Pertanyaan Apakah anda pernah/sering merasa pusing atau pegalpegal saat bangun tidur? Apakah anda sering mengantuk saat beraktivitas? Apakah anda merasa gelisah saat akan memulai tidur? Apakah anda mudah tertidur dalam suasana tenang? Apakah anda sering terbangun tidur karena ingin buang air kecil/kencing?
6
Apakah anda merasa tenang persalinan yang akan anda alami?
dalam
menghadapi
7
Apakah anda nyenyak tidur malam hari setelah beraktifitas di siang hari?
8
Apakah anda pernah/sering terbangun karena merasakan gerakan bayi dalam kandungan anda?
9
Apakah anda mudah tertidur kembali saat terbangun dari tidur anda?
10
Selama kehamilan apakah anda tidur kurang dari 7 jam?
11
Selama kehamilan apakah anda tidur lebih dari 7 jam?
Ya
Tidak
16 Lampiran 11 : Pedoman Senam Hamil
SENAM HAMIL a. Gerakan pemanasan 2) Berdiri tegak letakkan kedua tangan di pinggang, jalan ditempat secara perlahan (2x8 hitungan). 3) Berdiri tegak, rentangkan kedua tangan, tekuk ke arah bahu lalu luruskan kembali (1x8 hitungan). 4) Berdiri tegak, rentangkan kedua tangan, tarik kedepan lurus, lipat ke depan dada, luruskan kembali ke depan rentangkan (1x8 hitungan). 5) Berdiri tegak, letakkan tangan sejajar dengan badan, putar bahu kedepan dan kebelakang (1x8 hitungan). 6) Berdiri tegak, letakkan tangan sejajar dengan badan, tarik bahu ke atas dan ke bawah (1x8 hitungan). 7) Berdiri tegak, letakkan tangan di pinggang, tekuk kepala ke depan dan ke belakang (1x8 hitungan). 8) Berdiri tegak, letakkan tangan dipinggang, tekuk kepala ke arah bahu kanan kemudian ke bahu kiri (1x8 hitungan). 9) Berdiri tegak, letakkan kedua tangan di pinggang, putar kepala ke samping, kebelakang dan ke depan. Lakukan pemutaran kepala secara bergantian berlawanan arah ke samping kedepan dan ke belakang (1x8 hitungan). b. Gerakan Inti 1) Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di pinggang gerakan leher ke kanan dan ke kiri untuk meregangkan otot leher. 2) Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki dan menggerakkan telapak kaki kedepan dan kebelakang guna membantu sirkulasi vena dan mencegah pembengkakan dikaki 3) Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian dorong kembali kedepan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk latihan dasar panggul. 4) Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring angkatlah kaki perlahan kemudian turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk memperkuat otot paha 5) Selanjutnya berbaring terlentang, kedua lutut dipegang dengan tangan, tarik nafas dan berlatih mengejan.
Lanjutan17
6) Sikap merangkak, letakkan kepala diantara kedua tangan, lalu menoleh kesamping.selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur. Bertahanlah pada posisi ini selama kurang lebih 1 menit. Gerakan ini sangat cocok untuk ibu yang bayinya masih belum masuk panggul. 7) Gerakan yang ini anda bisa melibatkan suami dengan membantu memijat daerah pinggang, punggung dan bahu untuk melepaskan ketegangan dan memulihkan otot pinggang yang lelah. c. Gerakan Pendinginan Maryunani & Sukaryati (2011), menyatakan tahap ini penting untuk dilakukan karena berfungsi sebagai relaksasi otot-otot tubuh pada ibu hamil. Adapun gerakan pendinginan terdiri dari : 1) Berbaring dengan mencari posisi yang nyaman, misal dengan bebaring miring. Tahan selam 10 detik. 2) Duduklah dengan bahu bersandar (rileks). Genggam tangan dan menekuk jari-jari tangan, lakukan selama 10 detik. 3) Duduk dengan bahu bersandar (rileks), tekuk jari-jari kaki, lepaskan. Lakukan selama 10 detik 4) Berbaring di atas matras dengan posisi terlentang, letakkan kedua tangan di atas perut, kemudian tarik nafas dalam-dalam dengan menarik perut, kemudian buang nafas tersebut melalui mulut secara perlahan dengan mengempiskan perut lakukan berulang selama 2 menit.
Lampiran 12 : Data Kualitas dan Kuantitas Tidur
18
Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum dan Sesudah Senam Hamil Kelompok Intervensi (01-02)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total Mean
Sebelum (01) 12 11 12 12 12 12 12 12 13 12 12 12 12 12 12 180 12
Sesudah Senam I 12 11 12 12 12 12 13 12 13 12 12 12 12 12 12 181 12
Sesudah Senam II 12 11 16 16 12 16 13 19 13 18 12 16 12 16 12 214 14,2
Sesudah Senam III (02) 17 11 20 19 18 20 18 21 11 21 16 14 12 20 12 250 15,6
Coding (01)
Coding (02)
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 16 1,07
2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 23 1,60
Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum dan Sesudah Senam Hamil Kelompok Kontrol (03-04) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total Mean
Sebelum (03) 12 13 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 13 180 12
Sesudah (04) 12 13 11 11 13 12 12 12 12 12 11 11 12 12 14 180 12
Coding (03) 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 15 1,13
Coding (04) 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 16 1,20
Lampiran 12 : Lanjutan Data Kualitas dan Kuantitas Tidur 19
Paritas_int
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
3
20,0
20,0
20,0
1
6
40,0
40,0
60,0
2
3
20,0
20,0
80,0
3
3
20,0
20,0
100,0
15
100,0
100,0
Total
Paritas_kontrol
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
3
20,0
20,0
20,0
1
5
33,3
33,3
53,3
2
4
26,7
26,7
80,0
3
3
20,0
20,0
100,0
15
100,0
100,0
Total
Tkt_pend_Int
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
3
20,0
20,0
20,0
SMP
6
40,0
40,0
60,0
SMA
6
40,0
40,0
100,0
Total
15
100,0
100,0
20
Tkt_Pend_kont
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
2
13,3
13,3
13,3
SMP
6
40,0
40,0
53,3
SMA
7
46,7
46,7
100,0
Total
15
100,0
100,0
One-Sample Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Umur_Intervensi
15
23,73
4,026
1,040
Umur_Kontrol
15
25,60
5,082
1,312
Lampiran 12 : Lanjutan Data Kualitas dan Kuantitas Tidur
21
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Lower
Upper
Umur_Intervensi
22,831
14
,000
23,733
21,50
25,96
Umur_Kontrol
19,509
14
,000
25,600
22,79
28,41
Ranks
Kelompok Jumlah_Anak
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
15
15,20
228,00
2
15
15,80
237,00
Total
30
Test Statistics(b)
Jumlah_Anak Mann-Whitney U
108,000
Wilcoxon W
228,000
Z
-,194
Asymp. Sig. (2-tailed)
,846
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,870(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
22
Ranks
Kelompok Tingkat_pendidikan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
15
14,80
222,00
2
15
16,20
243,00
Total
30
Test Statistics(b)
Tingkat_pendid ikan Mann-Whitney U
102,000
Wilcoxon W
222,000
Z
-,472
Asymp. Sig. (2-tailed)
,637
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,683(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
Lampiran 12 : Lanjutan Data Kualitas dan Kuantitas Tidur
23
Ranks
kelompok kk_tidur
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
15
15,00
225,00
3
15
16,00
240,00
Total
30
Mann-Whitney Test Test Statistics(b)
kk_tidur Mann-Whitney U
105,000
Wilcoxon W
225,000
Z
-,598
Asymp. Sig. (2-tailed)
,550
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,775(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: kelompok
Ranks
N sesudahsenam sebelumsenam
Mean Rank
Sum of Ranks
Negative Ranks
1(a)
5,50
5,50
Positive Ranks
9(b)
5,50
49,50
Ties
5(c)
Total
15
24
a sesudahsenam < sebelumsenam b sesudahsenam > sebelumsenam c sesudahsenam = sebelumsenam
Wilcoxon Signed Ranks Test Test Statistics(b)
sesudahse nam sebelumse nam Z
-2,530(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
,011
Lampiran 12 : Lanjutan Data Kualitas dan Kuantitas Tidur 25
Ranks
N sesudahsenam sebelumsenam
Mean Rank
Sum of Ranks
Negative Ranks
0(a)
,00
,00
Positive Ranks
1(b)
1,00
1,00
Ties
14(c)
Total
15
a sesudahsenam < sebelumsenam b sesudahsenam > sebelumsenam c sesudahsenam = sebelumsenam
Wilcoxon Signed Ranks Test Test Statistics(b)
sesudahse nam sebelumse nam Z
-1,000(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
,317
26
Ranks
kelompok kktidur
N
Mean Rank
Sum of Ranks
2
15
18,50
277,50
4
15
12,50
187,50
Total
30
Mann-Whitney Test Test Statistics(b)
kktidur Mann-Whitney U Wilcoxon W Z
67,500 187,500 -2,198
Asymp. Sig. (2-tailed)
,028
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,061(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: kelompok
Lampiran 13 : Lembar Konsultasi
27
28 Lampiran 13 : Lanjutan Lembar Konsultasi
29
Lampiran 13 : Lanjutan Lembar Konsultasi
30
31