UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI
PADA PEMBUATAN PRODUK BRACKET SIDE STAND
DI PT ADIPERKASA ANUGERAH PRATAMA
Disusun Oleh:
Nama : Sofyan Ali
NPM : 37412098
Jurusan : Teknik Industri
Dosen Pembimbing 1 : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.
Dosen Pembimbing 2 : Nanih Suhartini, ST., MMSI.
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat
Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perusahaan dalam menjalani aktivitas produksinya selalu mengalami
fluktuasi permintaan secara terus menerus pada setiap bulannya, dalam
menghadapi hal tersebut perusahaan perlu melakukan perencanaan produksi
dengan baik. Perencanaan dan pengendalian produksi dapat dijadikan sebagai
acuan maupun pedoman dalam melakukan kegiatan produksi. Dengan adanya
perencanaan dan pengendalian produksi yang baik, maka perusahaan dapat
meminimalkan atau mengantisipasi hal-hal yang bersifat merugikan
perusahaan, sehingga keuntungan yang optimal dapat diperoleh perusahaan.
Oleh karena itu, untuk merencanakan dan mengendalikan produksi
dibutuhkan suatu metode penunjang yaitu metode penjadwalan induk produksi.
Tanpa dilakukan suatu proses penjadwalan induk produksi, perusahaan tidak
akan mendapatkan acuan dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan
produksinya. Dengan kata lain, peramalan merupakan langkah awal yang harus
dilakukan oleh perusahaan untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan
produksi ke depannya. Jadwal induk produksi (master production schedule)
merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk
peramalan, backlog, rencana suplai/penawaran, persediaan akhir, serta
kuantitas yang dijanjikan tersedia (available to promise) (Gasperz, 2004).
Dalam memenuhi permintaan produk bracket side stand , perusahaan PT
Adiperkasa Anugerah Pratama melakukan penjadwalan produksi hanya
berdasarkan jumlah permintaan yang ada pada bulan lalu, sehingga jika ada
kekurangan permintaan pada bulan tersebut perusahaan hanya menambah jam
kerja yang tidak menentu untuk para pekerjanya dan jika terjadi kelebihan
produksi pada bulan tersebut maka perusahaan menyimpannya untuk memenuhi
permintaan pada bulan selanjutnya. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan
suatu sistem yang tepat untuk dapat menjadwalkan suatu kebutuhan produksi
dimasa mendatang. Kebutuhan produksi tersebut jika tidak dapat diantisipasi
dalam melakukan perencanaan dan penjadwalan produksi, maka bisa menyebabkan
suatu kendala dalam produksi yang akan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan yang berhubungan dengan kurangnya efektivitas tenaga kerja dan
efisiensi jam kerja. Jika permintaan bracket side stand dalam perusahaan
menurun, maka banyak tenaga kerja yang menganggur. Begitu juga sebaliknya,
jika permintaan meningkat, perusahaan akan memberlakukan waktu lembur yang
seharusnya dapat dibebankan pada saat waktu normal yang kosong pada periode
sebelumnya.
Oleh sebab itu, PT Adiperkasa Anugerah Pratama membutuhkan sistem
penjadwalan induk produksi (JIP) dengan metode yang digunakan adalah
perencanaan agregat yang dapat menjadwalkan kebutuhan produksi produk
bracket side stand . Dengan menjadwalkan kebutuhan produksi, diharapkan
dapat menghindari kekurangan produksi ketika terjadi permintaan yang tinggi
atau sebaliknya dan dapat menyediakan produk sesuai dengan kebutuhan pada
waktu yang tepat serta dapat meminimumkan biaya produksi dengan keuntungan
yang optimum.
1.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah membahas mengenai hal-hal yang membatasi penulisan
laporan penulisan ilmiah ini agar tidak keluar dari permasalahan yang
terjadi. Berikut ini adalah pembatasan masalah dalam penulisan laporan
penulisan ilmiah di PT Adiperkasa Anugrah Pratama.
1. Penulisan tugas akhir dan pengambilan data hanya dilakukan pada PT
Adiperkasa Anugrah Pratama yang beralamat di Jalan Pajajaran No. 10, RT
001 / RW 007, Jatiuwung, Tangerang Banten.
2. Produk yang diamati pada penulisan tugas akhir ini hanya bracket side
stand .
3. Data yang diambil hanya penjualan produk bracket side stand mulai dari
bulan Agustus 2013 sampai bulan Juli 2015
4. Kegiatan penelitian tugas akhir hanya dilaksanakan mulai tanggal 08 Juni
2015 sampai tanggal 01 Agustus 2015.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, terdapat
beberapa tujuan yang terkandung di dalamnya. Berikut merupakan tujuan dari
penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu:
1. Menentukan peramalan permintaan produk bracket side stand
2. Menentukan perencanaan agregat produk bracket side stand yang paling
efisien
3. Menentukan jadwal induk produksi produk bracket side stand .
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa
datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas waktu dan
lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun
jasa. Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar
yang stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan
akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan
dinamis. Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih bersifat
kompleks dan dinamis karena permintaan tersebut tergantung dari kondisi
sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing, dan produk
subtitusi. Oleh karena itu peramalan yang akurat merupakan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen (Nasution, 1999).
Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha
memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu
dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Dengan demikian peramalan
merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan
pada beberapa variabel peramalan, berdasarkan data deret waktu historis.
Peramalan dapat menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal
maupun informal. Aktivitas peramalan ini biasa dilakukan oleh departemen
pemasaran dan hasil-hasil dari peramalan ini sering disebut sebagai ramalan
permintaan (Gaspersz, 2002).
Peramalan berdasarkan waktunya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Berikut ini adalah penjelasan
dari masing-masing horison waktu peramalan (Gaspersz, 2002):
Peramalan jangka pendek berkaitan dengan perencanaan distribusi
persediaan, perencanaan material, dan lain-lain. Karakteristik dari
peramalan jangka pendek adalah dilakukan secara teratur dan berulang,
menggunakan data internal (harian atau mingguan), menggunakan teknik
kuantitatif, dan dilakukan secara terperinci untuk banyak item.
Peramalan jangka menengah berkaitan dengan perencanaan anggaran,
produksi, pembelian, dan lain-lain. Karakteristiknya adalah bersifat
periodikal (data bulanan atau triwulan), menggunakan teknik kualitatif dan
kuantitatif, dilakukan oleh manajemen menengah dan dilakukan terhadap
kelompok produk atau famili dari produk.
Peramalan jangka panjang berkaitan dengan perencanaan bisnis, analisis
fasilitas, proyek-proyek jangka panjang, produk-produk atau pasar baru,
investasi modal, dan lain-lain. Karakteristiknya adalah dilakukan analisis
satu kali, banyak berdasarkan pertimbangan manajemen puncak, lebih banyak
menggunakan data eksternal (triwulan atau tahunan), dilakukan oleh
manajemen puncak dan dilakukan terhadap beberapa produk atau famili dari
produk.
2.2 Pola Data Peramalan
Identifikasi pola data deret waktu juga berfungsi untuk menentuka
metode yang akan digunakan untuk menganalisis data tersebut. Terdapat 4
jenis pola data yaitu pola horizontal atau stationary, terjadi bila nilai-
nilai dari data observasi berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang
konstan. Ganbar 2.1 merupakan contoh bentuk pola stationer dari suatu
permintaan (Kusuma, 2001).
Gambar 2.1 Pola Data Stasioner
(Sumber : Kusuma, 2001)
Pola trend, terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan dari
data observasi untuk jangka panjang. Ganbar 2.2 berikut ini merupakan
contoh bentuk pola data trend dari suatu permintaan (Kusuma, 2001).
Gambar 2.2 Pola Data Trend
(Sumber : Kusuma, 2001)
Pola Musiman, terjadi bilamana suatu deret waktu dipengaruhi oleh
faktor musiman (misalnya kuartalan, bulanan, mingguan, dan harian). Ganbar
2.3 berikut ini merupakan contoh bentuk pola data musiman dari suatu
permintaan (Kusuma, 2001).
Gambar 2.3 Pola Data Musiman
(Sumber : Kusuma, 2001)
Pola Siklus, terjadi bila mana data observasi dipengaruhi oleh
fluktuasi ekonomi jangka panjang yang berhubunagn dengan siklus bisnis
(usaha). Ganbar 2.4 berikut ini merupakan contoh bentuk pola data siklis
dari suatu permintaan (Kusuma, 2001).
Gambar 2.4 Pola Data Siklis
(Sumber : Kusuma, 2001)
2.3. Metode-metode Peramalan
Teknik peramalan terbagi menjadi dua teknik peramalan di antaranya
adalah Metode Peramalan Kualitatif dan peramalan kuantitatif. Peramalan
kualitatif umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh intuisi, emosi,
pendidikan, dan pengalaman seseorang. Meskipun demikian, peramalan dengan
metode kualitatif tidak berarti hanya menggunakan intuisi, tetapi juga bisa
mengikutsertakan model – model statistik sebagai bahan masukan dalam
melakukan keputusan dan dapat dilakukan secara perseorangan maupun
kelompok. Sedangkan teknik peramalan secara kuantitatif yaitu peramalan
yang digunakan pada saat data masa lalu cukup tersedia. Beberapa teknik
kualitatif yang sering dipergunakan adalah seperti metode pemulusan
eksponensial, rata-rata bergerak, regresi linier dan masih banyak lainnya.
Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi,
yaitu adanya informasi tentang keadaan yang lain, informasi tersebut dapat
dikuantifikasikan dalam bentuk data dan dapat diasumsikan bahwa pola yang
lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang (Gaspersz, 2002).
Pemilihan model peramalan tergantung pada pola data dan horizon waktu
dari peramalan. Pada dasarnya model peramalan diklasifikasikan ke dalam
tiga kategori yaitu ekstrapolasi, kausal, dan pertimbangan. Ekstrapolasi
dan kausal dikategorikan sebagai model kuantitatif, sedangkan pertimbangan
merupakan model kualitatif. Metode ekstrapolasi sering disebut juga sebagai
metode deret waktu yang menggunakan sekumpulan data berdasarkan interval
waktu tertentu (Gaspersz, 2002).
Metode kuantitatif terbagi menjadi dua bagian, yaitu intrinsik dan
ekstrinsik. Metode kuantitatif intrinsik, sering disebut sebagai metode
deret waktu, beberapa metode deret waktu yang populer dan umum diterapkan
dalam peramalan permintaan adalah metode rata-rata bergerak, pemulusan
eksponensial, dan proyeksi kecenderungan (Gaspersz, 2002).
1. Metode Regresi Linier
Regresi linier merupakan suatu metode populer untuk berbagai macam
permasalahan. Untuk peramalan deret waktu, formula regresi linier cocok
digunakan jika pola data adalah tren. Perhitungan dengan regresi linier
didapatkan dengan meramalkan nilai penjualan untuk tahun yang akan dating
(Baroto, 2002).
Dalam banyak hal yang memiliki dua variabel atau lebih yang saling
berhubungan dan mempengaruhi variabel lain. Untuk mengetahui sejauh mana
hubungan antara dua variabel perlu dibuat model. Meskipun hubungan
fungsional yang sesungguhnya tidaklah selalu dapat diketahui. Model yang
disusun setidaknya memberikan pendekatan terhadap pengaruh yang dapat
terjadi atas perubahan salah satu variabel yang bersangkutan. Apabila
kecenderungan titik-titik koordinat dari variabel bebas dan variabel tidak
bebas membentuk suatu garis linier, maka modelnya dinamakan regresi linier.
Berikut ini adalah bentuk umum dari persamaan regresi linier untuk dua
variabel (Herjanto, 1997):
................................................
... (2-1)
...................................... (2-2)
............................................ (2-3)
Keterangan:
= variabel tidak bebas (yang diramalkan)
X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab (Independent)
Y = Variabel response atau variabel akibat (Dependent)
a = Nilai daripada Y bila X bernilai nol
b = Perubahan rata-rata Y terhadap perubahan per unit X
2.4. Ukuran Akurasi Peramalan
Ukuran akurasi peramalan merupakan ukuran kesalahan peramalan tentang
tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya
terjadi. Keakuratan metode peramalan terutama dengan menggunakan metode-
metode di atas tidak dapat lepas dari metode-metode dalam pengukuran
akurasi peramalan. Hasil peramalan tidak akan sama dengan kenyataannya atau
aktual sehingga diperlukan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat keakuratan dari hasil peramalan. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan dalam mengetahui tingkat akurasi peramalan. Namun, pembahasan
pada bab ini yang akan dijelaskan dalam mengetahui tingkat akurasi
peramalan yang digunakan, yaitu rata-rata penyimpangan absolut (Nasution,
1999).
2.4.1 Rata-rata Penyimpangan Absolut (MAD)
Akurasi peramalan akan tinggi apabila nilai-nilai rata-rata
penyimpangan absolut (MAD) semakin kecil. MAD merupakan rata-rata kesalahan
mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan
lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataannya (Nasution, 1999).
MAD merupakan nilai total absolut dari kesalahan peramalan dibagi
dengan data atau yang lebih mudah adalah nilai kumulatif kesalahan absolut
dibagi dengan periode. Jika diformulasikan maka formula untuk menghitung
MAD adalah sebagai berikut (Nasution, 1999):
.............................................. (2-
4)
Keterangan:
At = permintaan aktual pada periode-t
Ft = peramalan permintaan pada periode-t
n = jumlah periode peramalan yang terlibat
2.4.2 Tracking Signal
Berkaitan dengan validasi metode peramalan, dapat menggunakan suatu
cara yaitu tracking signal. Tracking signal adalah suatu ukuran bagaimana
baiknya suatu peramalan memperkirakan nilai-nilai aktual. Berikut ini
adalah rumus dari tracking signal (Gaspersz, 2002):
...................................... (2-5)
Keterangan:
RSFE = jumlah kesalahan peramalan
MAD = rata-rata penyimpangan absolute
n = banyaknya periode data
Tracking signal yang positif menunjukkan bahwa nilai aktual
permintaan lebih besar daripada ramalan, begitu juga sebaliknya. Suatu
tracking signal di katakan baik apabila memiliki RSFE yang rendah, dan
mempunyai kesalahan positif yang sama banyak atau seimbang dengan kesalahan
negatif, sehingga pusat dari tracking signal mendekati nol.
Beberapa ahli dalam sistem peramalan seperti George Plossl dan Oliver
Wight, dua pakar rencana produksi dan pengendalian inventori menyarankan
untuk menggunakan nilai tracking signal sebesar ±4, sebagai batas-batas
pengendalian untuk tracking signal. Dengan demikian apabila tracking signal
telah berada di luar batas-batas pengendalian, metode peramalan perlu
ditinjau kembali. Hal ini dikarenakan akurasi peramalan tidak dapat
diterima (Gaspersz, 2002).
2.5. Perencanaan Agregat
Agregat adalah satuan yang dapat mewakili berbagai macam produk
sehingga total kebutuhan untuk produk-produk tersebut dapat dibandingkan
dengan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia. Dalam penyusunan jadwal
induk produksi perlu diingat bahwa penggunaan satu fasilitas produksi
memiliki dampak ongkos yang sama dan sukar untuk dibebankan pada tiap
produk yang menggunakan fasilitas produksi tersebut. Adanya satuan agregat
ini diperlukan mengingat berbagai item produk membutuhkan jam mesin dan
waktu setup yang berlainan serta ongkos produksi yang digunakan secara
bersama-sama. Satuan agregat akan mewakili agregasi seluruh item produk
sehingga permintaan total untuk kebutuhan selama satu kurun perencanaan
dapat dihitung.
Perencanaan agregat merupakan perencanaan yang dibuat untuk menentukan
total permintaan dari seluruh elemen produksi dan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan. Perencanaan agregat merupakan perencanaan produksi jangka
menengah. Horizon perencanaannya biasanya berkisar antara satu sampai 24
bulan atau bisa bervariasi dari satu sampai tiga tahun. Horizon tersebut
tergantung pada karakteristik produk dan jangka waktu produksi dan periode
perencanaan disesuaikan dengan periode peramalan (Baroto, 2002).
Perencanaan agregat merupakan dasar untuk membuat jadwal induk
produksi. Jadwal induk produksi menyajikan rencana produksi detail untuk
setiap produk akhir. Proses penyusunan jadwal induk produksi untuk
perusahaan yang membuat produk sebagai persediaan akan berbeda dengan
perusahaan yang membuat produk berdasarkan pesanan. Hal ini dikarenakan
sumber informasi permintaan yang berbeda. Bagi perusahaan yang membuat
produk sebagai persediaan, informasi permintaan didapat dari hasil
peramalan. Bagi perusahaan yang membuat produk berdasarkan pesanan,
informasi permintaan diperoleh dari pesanan yang diterima dari pelanggan
(Baroto, 2002).
Tujuan perencanaan agregat adalah menyusun suatu rencana produksi
untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-
sumber yang tersedia dengan biaya yang paling minimum keseluruhan produk.
Perencanaan produksi agregat memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai
permintaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan selama
setahun penuh dan mengetahui berapa banyak sumber daya yang tersedia untuk
memenuhi permintaan tersebut. Setiap tahun yang ada dibagi menjadi periode
bulanan dan perencanaan produksi harus direvisi setiap beberapa bulan
(Baroto, 2002).
2.5.1 Satuan Agregat
Satuan agregat adalah satuan yang dapat mewakili berbagai macam
produk sehingga total keutuhan untuk produk-produk tersebut dapat
dibandingkan dengan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia. Dalam hal
penyusunan jadwal induk produksi perlu diingat bahwa penggunaan satu
fasilitas produksi memiliki dampak ongkos yang sama dan sukar untuk
dibebankan pada tiap produk yang menggunakan fasilitas produksi tersebut.
Adanya satuan agregat ini diperlukan mengingat berbagai item produk
membutuhkan jam mesin dan waktu pengaturan yang berlainan serta ongkos
produksi yang digunakan secara bersama-sama. Satuan agregat akan mewakili
agregasi seluruh item produk sehingga permintaan total untuk kebutuhan
selama satu kurun perencanaan dapat dihitung. Dalam satuan agregat ini
dapat dipilih satuan unit produk yang mewakili atau satuan jam orang atau
satuan jam mesin (Kusuma, 2001).
2.5.2 Metode Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat diperlukan karena akan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi permintaan dan dalam berkompetisi dengan
perusahaan lain. Proses penyusunan rencana agregat dapat menggunakan
beberapa metode. Metode-metode tersebut antara lain pendekatan intuitif,
metode tabel dan grafik, serta pendekatan matematika. Berikut ini diuraikan
mengenai masing-masing metode tersebut (Herjanto, 1997):
Metode pendekatan intuitif, manajemen menggunakan rencana yang sama
dari tahun ke tahun. Penyesuaian dilakukan dengan intuisi hanya sekedar
untuk memenuhi permintaan baru. Kelemahan dari pendekatan intuitif yaitu
pendekatan intuitif dapat mengakibatkan pemborosan yang berkepanjangan jika
rencana yang lama ternyata tidak optimal.
Metode tabel dan grafik merupakan metode yang sangat populer dan
banyak disukai karena mudah untuk dimengerti dan digunakan. Metode ini
dilakukan dengan cara uji coba. Kelemahan metode ini yaitu belum tentu
menjamin perencanaan produksi yang optimal meskipun metode ini hanya
memerlukan sedikit perhitungan dan lebih mudah dilakukan.
Metode pendekatan matematika adalah pendekatan yang dilakukan
berdasarkan teori. Beberapa pendekatan matematika yaitu pemrograman linier,
kaidah keputusan linier, model koefisien manajemen, metode transportasi,
dan simulasi. Pendekatan matematika memiliki kelebihan dibandingkan
pendekatan uji coba. Kelebihan tersebut yaitu pendekatan matematika dapat
langsung menghasilkan perencanaan yang optimal dan lebih fleksibel karena
dapat menggunakan angka berbeda antar periode untuk biaya tenaga kerja.
Beberapa metode yang digunakan dalam perhitungan data yaitu, metode
tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja berubah, metode mix strategy, dan
metode transportasi. (Kusuma, 2001).
2.5.3 Metode Transportasi
Salah satu pendekatan matematika yang umum digunakan dalam perencanaan
agregat adalah metode transportasi. Metode transportasi digunakan untuk
mengoptimalkan biaya pengangkutan (transportasi) komoditas tunggal dari
berbagai daerah sumber menuju berbagai daerah tujuan. Metode transportasi
tidak hanya berguna untuk optimasi pengangkutan komoditas (barang) dari
daerah sumber menuju daerah tujuan. Metode ini juga dapat digunakan untuk
perencanaan produksi. Berikut ini adalah metode penyelesaian awal dari
persoalan transportasi (Purnomo, 2004).
Metode Pojok Kiri Atas, dimana pengalokasian dimulai dari pojok barat
laut atau pojok kiri atas. Pengalokasian selanjutnya dilakukan pada kotak
dengan posisi di sebelah kanan bawah dari kotak sebelumnya. Cara
pengalokasian seperti itu terus dilakukan hingga semua permintaan
terpenuhi.
Metode Biaya Terkecil, dimana pengalokasian dimulai pada kotak
variabel dengan biaya terendah. Pengalokasian selanjutnya dilakukan pada
kotak variabel terendah berikutnya dengan memperhatikan nilai penawaran dan
permintaan.
Terdapat beberapa informasi penting yang perlu diketahui sebelum
menggunakan tabel transportasi, yaitu hitung terlebih dahulu total
permintaan seluruh produk selama horison perencanaan dalam satuan agregat.
Hitung terlebih dahulu kapasitas yang tersedia untuk tiap pilihan produksi
selama horison perencanaan dalam satuan agregat. Hitung ongkos per unit
satuan agregat sebagai akibat pilihan strategi produksi yang diterapkan.
Optimasikan rencana produksi di setiap periode dalam horison perencanaan
mulai dari periode paling awal sampai ke periode paling akhir (Kusuma,
2001).
Metode ini memberikan hasil yang optimal jika kasus yang diselesaikan
sesuai dengan asumsi atau persyaratan masalah transportasi. Asumsi metode
transportasi adalah kapasitas produksi dan permintaan dinyatakan dalam
satuan yang sama, total kapasitas sama dengan total permintaan dalam
horison yang sama dan semua hubungan biaya linier (Baroto, 2002).
2.6.4 Metode Tenaga Kerja Tetap
Metode tenaga kerja tetap adalah metode perencanaan produksi agregat,
dimana jumlah tenaga kerja tidak mengalami perubahan (tetap). Metode tenaga
kerja tetap, kecepatan produksinya konstan. Metode tenaga kerja tetap
melakukan variasi tingkat persediaan dengan cara mempertahankan rata-rata
tingkat produksi yang tetap dan menyimpan kelebihan produksi pada bulan-
bulan tertentu untuk digunakan pada bulan-bulan lain yang mengalami
kelebihan permintaan. Apabila jumlah produksi lebih tinggi dari permintaan,
kelebihan produksi itu disimpan sebagai persediaan. Jika jumlah produksi
lebih kecil daripada permintaan, kekurangan produksi diambil dari
persediaan (Nasution, 1999)
Dalam metode ini perusahaan berusaha menghindari kegiatan Hire dan fire.
Karena itu dilakukan penyamaan jumlah produksi berdasarkan rata-rata
permintaan dan menutupi kekurangan produksi dengan persediaan yang berasal
dari produksi periode terdahulu. Sedangkan untuk langkah-langkah
pengerjaannya adalah sebagai berikut. Pertama Demand dalam jam dihasilkan
dari demand satuan agregat dikalikan dengan cycle time. pembulatan ketas.
Kedua Jumlah pekerja (untuk 12 Bulan) didapatkan dari Total demand jam
dalam 12 periode dibagi dengan waktu regular selama 12 periode dan
dilakukan pembulatan ketas. Ketiga Produksi jam didaaptkan dari jumlah
pekerja dikalikan dengan regular. Keempat Produksi satuan agregat
didapatkan dari produksi jam dibagi dengan waktu siklus. Kelima Inventory
atau lost demand didapatkan dari produksi satuan agregat dikurangkan dengan
demand agregat, bila positif maka masuk inventory, sedangkan jika negatif
maka akan masuk lost demand. Berikut merupakan cara penentuan kapasitas
untuk periode waktu tertentu (Gasperz, 2002) :
2.6 Jadwal Induk Produksi
Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang
mengidentifikasi kuantitas dari produk tertentu yang dapat dan akan dibuat
oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu). Jadwal Induk
Produksi merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk komponen
pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang
merencanakan memproduksi keluaran berkaitan dengan kuantitas dan periode
waktu (Gasperz, 2002).
Jadwal induk produksi adalah rencana tertulis yang menunjukkan apa dan
berapa banyak setiap produk yang akan dibuat dalam setiap periode untuk
beberapa periode yang akan datang. Jadwal induk produksi merupakan rencana
induk yang akan dijadikan pedoman utama dalam rencana pengerjaan, kebijakan
persediaan, kebijakan finansial, pembebanan tenaga kerja, penjadwalan
mesin, dan kebijakan alternatif produksi (Baroto, 2002).
2.6.1 Input Utama Jadwal Induk Produksi
Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS)
membutuhkan lima masukan utama. Berikut ini adalah lima masukan utama dalam
penjadwalan induk produksi (Gaspersz, 2002).
1. Data Permintaan Total merupakan salah satu sumber data bagi proses
penjadawalan produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan
ramalan penjualan dan pesanan-pesanan.
2. Status inventori berkaitan dengan informasi tentang inventori yang
tersedia, stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu, pesanan-
pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan, dan rencana pemesanan.
MPS harus mengetahui secara akurat berapa banyak inventori yang tersedia
dan menentukan berapa banyak yang harus dipesan.
3. Rencana Produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS harus
menjumlahkannya untuk meningkatan tingkat produksi, inventori, dan sumber-
sumber daya lain dalam rencana produksi itu.
4. Data Perencanaan berkaitan dengan aturan-aturan tentang ukuran pemesanan
yang harus digunakan, stok pengaman dan waktu tinggu dari masing-masing
produk yang biasanya tersedia dalam file induk dari produk.
5. Informasi dari RCCP berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan
MPS menjadi salah satu masukan bagi MPS.
Jadwal Induk Produksi memiliki beberapa kriteria-kriteria
dasar. Adapun beberapa kriteria-kriteria dasar pada Jadwal Induk Produksi,
yaitu sebagai berikut: (Gaspersz, 2002).
1. Jenis item tidak terlalu banyak.
2. Kebutuhannya dapat diramalkan.
3. Mempunyai BOM, sehingga kebutuhan komponen dapat dihitung.
4. Dapat diperhitungkan dalam penentuan kapasitas.
5. Menyatakan konfigurasi produk yang dapat dikirim.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan langkah dalam penyusunan penelitian
yang dibuat Langkah-langkah tersebut mencakup semua aspek yang
terdapat dalam penelitian yang dilakukan. Metodologi Penelitian akan
dijelaskan secara terperinci dalam bentuk diagram alir. Diagram alir
merupakan penggambaran secara grafis dari langkah-langkah dan urutan
prosedur dari suatu penelitian Berikut gambar 3.1 merupakan diagram alir
dari penelitian yang dilakukan.
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
3.2 Penjelasan Diagram Metodologi Alir Penelitian
Suatu penelitian tentunya menginginkan hasil yang didapatkan sesuai
dengan yang diharapkan, maka perlu melakukan beberapa persiapan. Salah satu
persiapan yang dilakukan adalah membuat suatu diagram alir penelitian yang
secara sistematis nantinya akan dijadikan sebagai dasar pegangan penelitian
dalam melakukan beberapa tahapan-tahapan dalam penelitiannya. Penelitian
dilakukan pada PT Adiperkasa Anugerah Pratama yang bergerak di bidang metal
manufacturing untuk pembuatan komponen-komponen logam pada sebuah produk,
perusahaan ini berlokasi di daerah Tangerang.
Prosedur penelitian diawali dengan mengidentifikasikan permasalahan
yang terjadi pada perusahaan. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan
tersebut, maka akan dicarikan solusi untuk memecahkan masalahnya.
Berdasarkan proses identifikasi, salah satu permasalahan yang terjadi
adalah kelebihan persediaan produk di saat permintaan produk berkurang dan
kekurangan persediaan produk di saat permintaan produk meningkat. Hal ini
menyebabkan kegiatan produksi menjadi tidak lancar dan dapat berakibat
perusahaan mengalami kerugian dalam segi finansial.
Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan dari penelitian yang
akan dilakukan. Terdapat tiga tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
ini, tujuan yang pertama adalah menentukan peramalan permintaan produk
Bracket Side Stand berdasarkan metode peramalan yang paling tepat. Tujuan
yang kedua adalah menentukan perencanaan agregat produk Bracket Side Stand
yang paling efisien. Tujuan yang ketiga adalah menentukan jadwal induk
produksi produk Bracket Side Stand.
Proses yang dilakukan berikutnya pada penelitian ini adalah studi
pustaka. Identifikasi yang dilakukan terhadap permasalahan yang ada,
didukung pula dengan adanya tinjauan pustaka yang dilakukan secara
bersamaan bertujuan memberikan wawasan secara teoritis serta berperan dalam
pengumpulan informasi secara lengkap dalam memecahkan permasalahan
tersebut. Studi pustaka berupa referensi atau buku-buku teori mengenai
jadwal induk produksi. Studi pustaka lainnya yang digunakan adalah jurnal
ilmiah mengenai metode-metode penentuan jadwal induk produksi..
Berikutnya melakukan proses pengumpulan data guna menentukan jadwal
induk produksi yang baik. Data yang dibutuhkan adalah data permintaan
produk, data kapasitas produksi per hari, data jumlah bahan yang disimpan,
waktu baku, jam kerja per hari, jumlah jam lembur per hari, biaya produksi
lembur, dan biaya produksi normal. Data-data yang dikumpulkan, diperoleh
dengan melakukan wawancara langsung kepada pemilik dan karyawan PT
Adiperkasa Anugerah Pratama.
Kemudian pada pengolahan data yang dimulai dari perhitungan peramalan.
Perhitungan peramalan menggunakan metode yang sesuai dengan bentuk pola
datanya. Berikutnya melakukan perhitungan jadwal induk produksi untuk dua
belas periode (bulan) ke depan dan mengusulkan metode yang tepat untuk
menentukan jadwal induk produksi. Langkah selanjutnya adalah melakukan
analisis dari hasil yang diperoleh tersebut. Hasil dari jadwal induk
produksi tersebut diharapkan dapat memenuhi permintaan produk dari para
mitra kerja di waktu yang akan datang dan tidak terjadi kelebihan maupun
kekurangan produksi pada perusahaan. Dengan demikian, jadwal induk produksi
diperlukan agar dapat merencanakan dan mengendalikan kegiatan produksi
produk dengan optimal.
Tahap terakhir dari penelitian ini adalah menarik kesimpulan,
kesimpulan yang diperoleh merupakan jawaban dari tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Selain kesimpulan, terdapat juga saran untuk
perusahaan agar menerapkan penelitian ini sehingga dapat menentukan jadwal
induk produksi setiap bulannya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini dilakukan pada
saat kegiatan kerja praktek yang dilaksanakan dari tanggal 08 Juni 2015
sampai tanggal 01 Agustus 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang berupa data permintaan produk Bracket Side Stand
dari bulan Agustus 2013 sampai dengan Juli 2015. Selain itu data lain yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data permintaan produk bracket side
stand, data kapasitas produksi bracket side stand per hari, data jumlah
bahan plat besi baja yang disimpan, waktu baku pembuatan bracket side
stand, jam kerja per hari, jumlah jam lembur per hari, biaya produksi
lembur, dan biaya produksi normal. Data-data yang dikumpulkan, diperoleh
dengan melakukan wawancara langsung kepada pemilik dan karyawan PT
Adiperkasa Anugerah Pratama pada saat pengambilan data-data penunjang
lainnya.
3.4 Pengolahan Data Menggunakan Teknik Kuantitatif
Teknik Kuantitatif adalah salah satu cara untuk menentukan jadwal
induk produksi. Dalam pengolahan data menggunakan teknik kuantitatif, ada
beberapa data yang digunakan, yaitu data permintaan produk, data kapasitas
produksi per hari, data jumlah bahan yang disimpan, waktu baku, jam kerja
per hari, jumlah jam lembur per hari, biaya produksi lembur, dan biaya
produksi normal. Data-data tersebut digunakan sebagai masukan untuk
menentukan jadwal induk produksi. Pengolahan data pada teknik ini dilakukan
untuk mengetahui peramalan permintaan untuk yang akan datang. Metode
peramalan yang dipergunakan untuk mendapatkan hasil peramalkan permintaan
yang optimal yaitu menggunakan metode peramalan regresi linier. Hasil
peramalan yang didapatkan, selanjutnya akan dilakukan pengujian keakuratan
peramalan dengan menggunakan rata-rata penyimpangan absolut dan tracking
signal. Uji keakuratan peramalan dilakukan untuk memilih peramalan yang
paling tepat untuk membuat jadwal induk produksi.
Teknik kuantitatif selanjutnya yang dipergunakan dalam menentukan
perencanaan agregat adalah metode tenaga kerja tetap dan metode
transportasi. Penggunaan kedua metode ini dilakukan agar dapat mengetahui
hasil dari kedua metode yang paling optimal atau yang memiliki ongkos biaya
terkecil. Sehingga hasil perencanaan agregat yang paling optimal dari kedua
metode tersebut. Langkah berikutnya adalah melakukan analisis dari hasil
jadwal induk produksi tersebut. Pengolahan data dan analisis yang telah
dibuat, kemudian akan diambil kesimpulan serta saran dalam pembuatan jadwal
induk produksi Bracket Side Stand pada PT Adiperkasa Anugerah Pratama.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT Adiperkasa Anugerah Pratama. Hasil
penelitian berupa gambaran umum perusahaan, data-data mengenai permintaan
aktual periode sebelumnya, biaya- biaya yang diperlukan dalam suatu
produksi, jumlah tenaga kerja dan jumlah hari kerja per bulan selama satu
tahun.
4.1.1 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data digunakan untuk menentukan jadwal induk
produksi yang baik. Data yang dibutuhkan adalah data permintaan produk,
data kapasitas produksi per hari, data jumlah sisa produk yang disimpan,
waktu baku, jam kerja per hari, hari kerja perbulan, jumlah jam lembur per
hari, biaya penyimpanan, biaya produksi lembur, dan biaya produksi normal.
Data-data yang dikumpulkan, diperoleh dengan melakukan wawancara langsung
kepada pemilik dan karyawan PT Adiperkasa Anugerah Pratama. Semua data-data
tersebut dapat dilihat pada berikut ini.
Tabel 4.1 Data Permintaan Aktual Produk Bracket Side Stand
"No "Bulan "Tahun "Permintaan "
" " " "Aktual Bracket "
" " " "Side Stand "
" " " "(Unit) "
"1 "Agustus "2013 "4200 "
"2 "September"2013 "4600 "
"3 "Oktober "2013 "5500 "
"4 "November "2013 "4450 "
"5 "Desember "2013 "6700 "
"6 "Januari "2014 "7500 "
"7 "Februari "2014 "8300 "
"8 "Maret "2014 "6900 "
"9 "April "2014 "7750 "
"10 "Mei "2014 "6100 "
"11 "Juni "2014 "6900 "
"12 "Juli "2014 "7800 "
"13 "Agustus "2014 "9300 "
"14 "September"2014 "8700 "
"15 "Oktober "2014 "8900 "
"16 "November "2014 "8000 "
Tabel 4.1 Data Permintaan Aktual Produk Bracket Side Stand (Lanjutan)
"No "Bulan "Tahun "Permintaan "
" " " "Aktual Bracket "
" " " "Side Stand "
" " " "(Unit) "
"17 "Desember "2014 "6900 "
"18 "Januari "2015 "8300 "
"19 "Februari "2015 "8900 "
"20 "Maret "2015 "9300 "
"21 "April "2015 "8400 "
"22 "Mei "2015 "7500 "
"23 "Juni "2015 "8900 "
"24 "Juli "2015 "9700 "
(Sumber : Rekapan data dari PT Adiperkasa Anugerah Pratama, 2015)
Data pada tabel 4.1 diatas merupakan data permintaan produk bracket
side stand terdahulu dari bulan Agustus 2013 sampai bulan Juli 2015. Data
permintaan tersebut akan dipakai untuk diolah menggunakan beberapa metode
peramalan, agar dapat menentukan perkiraan jumlah kapasitas produksi yang
dibutuhkan setiap bulannya pada beberapa waktu kedepan. Selain data
permintaan tersebut terdapat beberapa data lain yang dibutuhkan untuk
pengolahan jadwal induk produksinya, data-data tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Persediaan Awal : 2485 unit
2. Jam Kerja/Hari : 8 Jam
3. Hari Kerja : 24 Hari/bulan
4. Maksimal Lembur : 3 Jam/hari dari Jam Kerja/Hari 37,5%
5. Biaya Produksi Normal : Rp. 2.800,- per unit
6. Biaya Produksi Lembur : Rp. 3.300,- per unit
7. Biaya Penyimpanan : Rp. 20,- per unit
8. Waktu Baku : 0,018523 jam
9. Kapasitas Produksi Waktu Normal : Jumlah Operator x H kerja x Jam
Kerja
Waktu Baku
: 1 x 24 x 8
0,018523
: 10365 Unit / Bulan
Data-data diatas merupakan data yang diperoleh berdasarkan
melakukan wawancara langsung pada bagian kepala produksi. Data-data
tersebut dipakai pada saat melakukan penentuan jadwal induk produksi yang
menggunakan metode tenaga kerja tetap.
4.2 Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan bagian penting yang ada pada bab pembahasan
ini. Pengolahan data yang pertama kali dilakukan yaitu mengenai peramalan
serta perencanaan agregat dan penjadwalan induk produksi yang akan
dilakukan. Pengolahan data mencakup data-data penunjang, peramalan produksi
serta perencanaan agregat dan penjadwalan induk produksi serta penjadwalan
induk produksi pada produk Bracket Side Stand.
4.2.1 Data Permintaan Produk
Pengolahan data pada peramalan produk Bracket Side Stand menggunakan
data permintaan produk masa lalu. Produk Bracket Side Stand merupakan salah
satu produk yang paling banyak diproduksi di PT Adiperkasa Anugerah Pratama
karena memiliki permintaan yang banyak dan selalu mengalami peningkatan.
Produk ini memiliki permintaan yang tidak tetap setiap bulannya, dimana
mengalami perubahan permintaan. Perubahan permintaan tersebut kadang terus
meningkat, kadang juga menurun walau tidak banyak. Oleh karena itu,
perhitungan peramalan permintaan untuk masa yang akan datang mengenai
produk tersebut sangat diperlukan. Data yang diambil merupakan data
permintaan masa lalu mulai dari bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan Juli
2015. Tabel 4.2 adalah data penunjang untuk melakukan perhitungan peramalan
pada produk Bracket Side Stand:
Tabel 4.2 Pengolahan Data Permintaan Aktual Produk Bracket Side Stand
"No "Bulan "Tahun "Indeks "Permintaan "
" " " "Waktu "Aktual Bracket "
" " " "(t) "Side Stand "
" " " " "(Unit) "
"2 "September"2013 "2 "4600 "
"3 "Oktober "2013 "3 "5500 "
"4 "November "2013 "4 "4450 "
"5 "Desember "2013 "5 "6700 "
"6 "Januari "2014 "6 "7500 "
"7 "Februari "2014 "7 "8300 "
"8 "Maret "2014 "8 "6900 "
"9 "April "2014 "9 "7750 "
"10 "Mei "2014 "10 "6100 "
"11 "Juni "2014 "11 "6900 "
"12 "Juli "2014 "12 "7800 "
"13 "Agustus "2014 "13 "9300 "
Tabel 4.2 Data Permintaan Aktual Produk Bracket Side Stand (Lanjutan)
"No "Bulan "Tahun "Indeks "Permintaan "
" " " "Waktu "Aktual Bracket "
" " " "(t) "Side Stand "
" " " " "(Unit) "
"15 "Oktober "2014 "15 "8900 "
"16 "November "2014 "16 "8000 "
"17 "Desember "2014 "17 "6900 "
"18 "Januari "2015 "18 "8300 "
"19 "Februari "2015 "19 "8900 "
"20 "Maret "2015 "20 "9300 "
"21 "April "2015 "21 "8400 "
"22 "Mei "2015 "22 "7500 "
"23 "Juni "2015 "23 "8900 "
"24 "Juli "2015 "24 "9700 "
(Sumber : Rekapan data dari PT Adiperkasa Anugerah Pratama, 2015)
Berdasarkan data permintaan Bracket Side Stand di atas, maka langkah
berikutnya adalah melakukan peramalan terhadap permintaan produk untuk masa
yang akan datang. Berikut ini akan membahas mengenai bentuk pola data dari
data permintaan produk Bracket Side Stand tersebut. Selain itu, selanjutnya
akan membahas juga mengenai analisis data menggunakan analisis autokorelasi
dan melakukan perhitungan peramalan permintaan produk Bracket Side Stand
menggunakan beberapa metode kuantitatif.
4.2.2 Pola Data Permintaan Produk
Sebelum memilih suatu metode peramalan tertentu untuk peramalan
permintaan produk Bracket Side Stand, maka dilakukan identifikasi mengenai
pola data dari permintaan produk tersebut pada masa lalu. Metode peramalan
dapat ditentukan jika telah diketahui pola data historisnya. Pola data
permintaan produk Bracket Side Stand digambarkan dalam sebuah diagram
kartesius. Gambar 4.1 menunjukkan pola data permintaan produk Bracket Side
Stand.
Gambar 4.1 Pola Data Penjualan Produk Bracket Side Stand
Pola data permintaan produk Bracket Side Stand digambarkan dalam
sebuah diagram kartesius. Gambar di atas menunjukkan bentuk pola data dari
permintaan produk Bracket Side Stand. Pola data tersebut menunjukkan bentuk
pola data memiliki kecenderungan meningkat. Teknik peramalan yang digunakan
untuk jenis pola data dengan kecenderungan meningkat ini dapat memakai
metode peramalan yaitu regresi linier. Pada pola data dengan kecenderungan
ini tidak hanya ada yang meningkat saja, tapi juga ada pola data dengan
kecenderungan menurun yang artinya pola data tersebut setiap periodenya
semakin menurun datanya, pola data tersebut juga dapat menggunakan
peramalan regresi linier.
3. Perhitungan Peramalan
Berdasarkan hasil analisis pola data tersebut maka akan dilakukan
perhitungan menggunakan metode peramalan yang tepat. Metode peramalan yang
dipilih untuk dipakai adalah metode regresi linier. Berikut ini adalah
perhitungan peramalan permintaan produk Bracket Side Stand menggunakan
metode tersebut.
1. Metode Regresi Linier
Metode kuantitatif selanjutnya untuk mendapatkan hasil peramalan
Bracket Side Stand dengan jangka waktu yang panjang atau sampai indeks
waktu yang tak tentu adalah metode regresi linier. Tabel 4.3 merupakan
tabel data permintaan aktual beserta perhitungan dengan menggunakan metode
regresi linier.
Tabel 4.3 Perhitungan dengan Metode Regresi Linier
"Bulan "Period"Permintaan "X2 "X.Y "
" "e (X) "Aktual (Y) " " "
"Septembe"2 "4600 "4 "9200 "
"r " " " " "
"Oktober "3 "5500 "9 "16500 "
"November"4 "4450 "16 "17800 "
"Desember"5 "6700 "25 "33500 "
"Januari "6 "7500 "36 "45000 "
"Februari"7 "8300 "49 "58100 "
"Maret "8 "6900 "64 "55200 "
"April "9 "7750 "81 "69750 "
"Mei "10 "6100 "100 "61000 "
"Juni "11 "6900 "121 "75900 "
"Juli "12 "7800 "144 "93600 "
"Agustus "13 "9300 "169 "120900 "
Tabel 4.3 Perhitungan dengan Metode Regresi Linier (Lanjutan)
"Bulan "Period"Permintaan "X2 "X.Y "
" "e (X) "Aktual (Y) " " "
"Oktober "15 "8900 "225 "133500 "
"November"16 "8000 "256 "128000 "
"Desember"17 "6900 "289 "117300 "
"Januari "18 "8300 "324 "149400 "
"Februari"19 "8900 "361 "169100 "
"Maret "20 "9300 "400 "186000 "
"April "21 "8400 "441 "176400 "
"Mei "22 "7500 "484 "165000 "
"Juni "23 "8900 "529 "204700 "
"Juli "24 "9700 "576 "232800 "
"Jumlah "300 "179500 "4900 "2444650 "
Berdasarkan data-data di atas dapat ditentukan nilai peramalannya pada
masing-masing periode dari Bracket Side Stand. Sebelum menentukan nilai
peramalan pada masing-masing periode dari Brcket Side Stand, terlebih
dahulu menentukan nilai intersep (a) dan nilai slope (b). Berdasarkan kedua
hasil nilai a dan b tersebut akan digunakan untuk menentukan persamaan
regresi linier. Perhitungan nilai a dan b dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tabel 4.4 menunjukkan nilai a, nilai b dan persamaan garis regresi linier
untuk Bracket Side Stand.
Tabel 4.4 Nilai a, Nilai b, dan Persamaan Garis Regresi Linier
"Produk "Nilai "Nilai "Persamaan Garis "
" "Intersep "Slope "Regresi "
" "(a) "(b) " "
"Bracket Side "5295,471 "174,695"Y = 5295,471 + "
"Stand " "7 "174,6957 X "
Perhitungan peramalan Bracket Side Stand untuk bulan ke-1
sampai dengan bulan ke-24 dengan menggunakan persamaan regresi linier dapat
dilihat pada Lampiran 1. Tabel 4.5 menunjukkan hasil peramalan Bracket Side
Stand dengan menggunakan metode regresi linier.
Tabel 4.5 Peramalan Metode Regresi Linier Periode 1-24
"Bulan "Indeks "Permintaan "Peramalan "
" "Waktu "Aktual "(Unit) "
" "(t) " " "
"Agustus "1 "4200 "5470,16"5470 "
" " " "7 " "
"Septembe"2 "4600 "5644,86"5645 "
"r " " "2 " "
"Oktober "3 "5500 "5819,55"5820 "
" " " "8 " "
"November"4 "4450 "5994,25"5994 "
" " " "4 " "
"Desember"5 "6700 "6168,95"6169 "
"Januari "6 "7500 "6343,64"6344 "
" " " "5 " "
"Februari"7 "8300 "6518,34"6518 "
" " " "1 " "
"Maret "8 "6900 "6693,03"6693 "
" " " "7 " "
"April "9 "7750 "6867,73"6868 "
" " " "2 " "
"Mei "10 "6100 "7042,42"7042 "
" " " "8 " "
Tabel 4.5 Peramalan Metode Regresi Linier Periode 1-24 (Lanjutan)
"Bulan "Indeks "Permintaan "Peramalan "
" "Waktu "Aktual "(Unit) "
" "(t) " " "
"Juni "11 "6900 "7217,12"7217 "
" " " "4 " "
"Juli "12 "7800 "7391,81"7392 "
" " " "9 " "
"Agustus "13 "9300 "7566,51"7567 "
" " " "5 " "
"Septembe"14 "8700 "7741,21"7741 "
"r " " "1 " "
"Oktober "15 "8900 "7915,90"7916 "
" " " "7 " "
"November"16 "8000 "8090,60"8091 "
" " " "2 " "
"Desember"17 "6900 "8265,29"8265 "
" " " "8 " "
"Januari "18 "8300 "8439,99"8440 "
" " " "4 " "
"Februari"19 "8900 "8614,68"8615 "
" " " "9 " "
"Maret "20 "9300 "8789,38"8789 "
" " " "5 " "
"April "21 "8400 "8964,08"8964 "
" " " "1 " "
"Mei "22 "7500 "9138,77"9139 "
" " " "6 " "
"Juni "23 "8900 "9313,47"9313 "
" " " "2 " "
"Juli "24 "9700 "9488,16"9488 "
" " " "8 " "
Adapun hasil peramalan untuk bulan ke-25 sampai dengan bulan ke-36
yang telah dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linier untuk
Bracket Side Stand dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Peramalan Metode Regresi Linier Periode 25-36
"Bulan "Indeks"Peramalan "
" "Waktu "(Unit) "
" "(t) " "
"Agustus "25 "9662,86"9663 "
" " "4 " "
"Septembe"26 "9837,55"9838 "
"r " "9 " "
"Oktober "27 "10012,2"10012 "
" " "5 " "
"November"28 "10186,9"10187 "
" " "5 " "
"Desember"29 "10361,6"10362 "
" " "5 " "
"Januari "30 "10536,3"10536 "
" " "4 " "
"Februari"31 "10711,0"10711 "
" " "4 " "
"Maret "32 "10885,7"10886 "
" " "3 " "
"April "33 "11060,4"11060 "
" " "3 " "
"Mei "34 "11235,1"11235 "
" " "2 " "
"Juni "35 "11409,8"11410 "
" " "2 " "
"Juli "36 "11584,5"11585 "
" " "2 " "
4.3.2 Tracking signal Metode Regresi Linier
Perhitungan tracking signal dilakukan untuk mengetahui ukuran akurasi
suatu ramalan yang dibandingkan dengan nilai-nilai aktual. Hasil
perhitungan tracking signal akan dirangkum dalam bentuk tabel yang dapat
dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 berikut ini merupakan hasil perhitungan
tracking signal pada Bracket Side Stand dengan menggunakan metode regresi
linier.
Tabel 4.7 Tracking signal Metode Regresi Linier
"Periode "Peramal"
" "an "
"Pemulusan Eksponensial"1052,59"
"Tunggal "28 "
"Pemulusan Eksponensial"1061,19"
"Ganda "97 "
"Regresi Linier "804,217"
" "4 "
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa metode yang terbaik
untuk melakukan peramalan permintaan produk Bracket Side Stand adalah
metode regresi linier. Dikarenakan metode ini memiliki nilai MAD yang
terkecil dibandingkan metode lainnya.
3. Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat merupakan tahap selanjutnya untuk menentukan
jadwal induk produksi setelah peramalan. Penentuan perencanaan agregat
menggunakan metode transportasi, dan metode tenaga kerja tetap. Tabel 4.8
ini merupakan tabel hasil peramalan Bracket Side Stand.
Tabel 4.8 Hasil Peramalan Tahun 2015 - 2016
"Periode "Hasil "
" "Peramalan "
" "(Unit) "
"Agustus "9663 "
"September "9838 "
"Oktober "10012 "
"November "10187 "
"Desember "10362 "
"Januari "10536 "
"Februari "10711 "
"Maret "10886 "
"April "11060 "
"Mei "11235 "
"Juni "11410 "
"Juli "11585 "
"Total "127485 "
"Waktu Baku "0,018523 jam"
"(Jam) " "
Berdasarkan hasil peramalan diatas maka perkiraan permintaan dalam
satuan agregat untuk produk Bracket Side Stand tersebut dapat ditentukan
dengan mengurangi jumlah hasil konversi pada periode pertama dengan
persediaan akhir bulan Juli 2015. Pada bulan Juli 2015 masih ada sisa
persediaan produk sebesar 2485, jadi berdasarkan hal tersebut maka jumlah
permintaan agregat pada bulan agustus 2015 dikurangin terlebih dahulu
dengan sisa persediaan produk pada bulan Juli sebesar 2485. Adapun tabel
rangkuman perkiraan permintaan dalam satuan agregat dapat dilihat pada
Tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9 Perkiraan Permintaan dalam Satuan Agregat
"Periode"Jumlah "Hasil Perkiraan "
" " "Permintaan "
" "(Satuan "(Satuan Agregat) "
" "Agregat) " "
"Agustus"9663 - 2485 "7178 "
"Septemb"9838 "9838 "
"er " " "
"Oktober"10012 "10012 "
"Novembe"10187 "10187 "
"r " " "
"Desembe"10362 "10362 "
"r " " "
"Januari"10536 "10536 "
"Februar"10711 "10711 "
"i " " "
"Maret "10886 "10886 "
"April "11060 "11060 "
"Mei "11235 "11235 "
"Juni "11410 "11410 "
"Juli "11585 "11585 "
Pembuatan perencanaan agregat membutuhkan data-data yang dapat
menunjang dalam pembuatan jadwal induk produksi. Adapun data-data penunjang
yang akan dijadikan dalam pembuatan jadwal induk produksi adalah sebagai
berikut:
1. Inventori Akhir pada bulan Juli : 2485 unit
2. Jam Kerja/Hari : 8 Jam
3. Hari Kerja : 24 Hari/bulan
4. Maximum Lembur : 3 Jam/hari dari Jam Kerja/Hari 37,5%
5. Biaya Produksi Normal : Rp. 2.800,- per unit
6. Biaya Produksi Lembur : Rp. 3.300,- per unit
7. Biaya Penyimpanan : Rp. 20,- per unit
8. Waktu Baku : 0,018523 jam
Berdasarkan data-data penunjang tersebut, maka dapat dilakukan
perhitungan perencanaan agregat menggunakan metode transportasi. Langkah
pertama dalam membuat perencanaan agregat adalah menentukan rencana
kebutuhan produksi agregat. Tabel 4.10 merupakan hasil dari perencanaan
kebutuhan agregat. Pada kolom ke 2 dimasukan hasil perkiraan permintaan
perencanaan agregat yang ada pada Tabel 4.9 sebelumnya. Oleh karena itu
didapatlah hasil kebutuhan produksi yang telah memperkirakan persediaan
produk yang ada pada bulan sebelumnya, dan persediaan pengaman yang telah
ditetapkan oleh perusahaan untuk menangani ketika ada kelebihan permintaan
yaitu sebesar 30% dari perkiraan permintaan pada bulan tersebut.
Tabel 4.10 Perhitungan Rencana Kebutuhan Produksi Agregat
"Bulan "Invento"Perkiraan "Persedia"Kebutuhan "Inventori"
" "ri Awal"Permintaan "an "Produksi "Akhir "
" "(I) "(II) "Pengaman"(IV) "(V) "
" " " "(III) "[II + III "[I + II -"
" " " "[II*30%]"- I] "IV] "
"September"2153 "9838 "2951 "10636 "2951 "
"Oktober "2951 "10012 "3004 "10064 "3004 "
"November "3004 "10187 "3056 "10240 "3056 "
"Desember "3056 "10362 "3109 "10415 "3109 "
"Januari "3109 "10536 "3161 "10588 "3161 "
"Februari "3161 "10711 "3213 "10764 "3213 "
"Maret "3213 "10886 "3266 "10939 "3266 "
"April "3266 "11060 "3318 "11112 "3318 "
"Mei "3318 "11235 "3371 "11288 "3371 "
"Juni "3371 "11410 "3423 "11463 "3423 "
"Juli "3423 "11585 "3476 "11638 "3476 "
"Total "36510 "125000 "37500 "125991 "37500 "
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui kebutuhan produksi didapat
dari perkiraan permintaan ditambah persediaan pengaman dan dikurangi dengan
inventori awal. Selanjutnya inventori akhir didapat dari inventori awal
ditambah perkiraan permintaan dan dikurangi dengan kebutuhan produksi.
1. Metode Transportasi
Metode transportasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menghitung total biaya produksi dari rencana agregat. Perhitungan
total biaya produksi dengan metode ini melalui beberapa tahapan. Tahap awal
pada metode ini adalah menghitung kapasitas tersedia pada reguler time atau
waktu produksi normal (KT RT) dan kapasitas tersedia pada over time atau
waktu lembur (KT OT). Berikut adalah perhitungan untuk nilai KT RT dan KT
OT :
1. Kapasitas Produksi : Jumlah Operator x H kerja x Jam Kerja
Waktu Normal (KT RT) Waktu Baku
: 1 x 24 x 8
0,018523
: 10365 Unit / Bulan
2. Kapasitas Produksi : 10365 x 37,5% (Waktu Maksimal Jam Lembur)
Waktu Lembur (KT OT)
: 3887 Unit / Bulan
Berdasarkan nilai KT RT sebesar 10365 unit/bulan dan nilai KT OT 3887
unit/bulan. Langkah selanjutnya akan dilakukan pengalokasian kapasitas
produksi untuk memenuhi permintaan dengan metode biaya terkecil. Tabel 4.11
merupakan tabel yang menunjukkan proses pengalokasian kapasitas produksi.
Tabel 4.11 Perhitungan Dengan Metode Transportasi
Pengalokasian pada Tabel 4.11 dilakukan dengan metode biaya terkecil.
Metode ini adalah metode pengalokasian yang memprioritaskan alokasi
kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan dengan biaya produksi yang
paling murah terlebih dahulu. Jumlah Bracket Side Stand maksimal yang dapat
dihasilkan dalam satu bulan dengan waktu produksi normal adalah sesuai
dengan nilai KT RT yaitu 10365 unit/bulan. Jika kapasitas produksi secara
normal masih belum cukup untuk memenuhi permintaan, maka dilakukan produksi
secara lembur. Jumlah Bracket Side Stand maksimal yang dapat dihasilkan
dengan waktu produksi lembur selama satu bulan adalah sesuai dengan KT OT
yaitu 3887 unit/bulan. Berdasarkan hasil pengalokasian tersebut, diperoleh
biaya produksi Bracket Side Stand seperti yang dirangkum dalam Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Perincian Biaya Produksi Metode Transportasi
"Bulan "Biaya RT "Biaya OT (Rp)"
" "(Rp) " "
"Agustus "19168800 "0 "
"September"29022000 "894300 "
"Oktober "28179200 "0 "
"November "28672000 "0 "
"Desember "29022000 "165000 "
"Januari "29022000 "735900 "
"Februari "29022000 "1316700 "
"Maret "29022000 "1894200 "
"April "29022000 "2465100 "
"Mei "29022000 "3045900 "
"Juni "29022000 "3623400 "
"Juli "29022000 "4200900 "
"Total "Rp "Rp "
" "337.218.000 "18.341.400 "
" "Rp 355.559.400 "
Pada kolom biaya RT, untuk bulan Agustus didapat dari perkalian pada
tabel transportasi antara masukan permintaan pada kolom 1 transportasi
sebesar 6846 unit dengan biaya RT pada kolom tersebut sebesar 2800 dan
untuk biaya OT pada bulan Agustus didapat sebesar 0 rupiah karena pada
bulan tersebut tidak memakai kapasitas produksi untuk waktu lembur. Berbeda
pada bulan September memiliki biaya OT sebesar Rp. 894.300, yang didapat
dari sisa permintaan produksi sebanyak 271 unit dikalikan dengan ongkos
produksi pada waktu lembur sebesar Rp. 2.800.
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui secara terperinci besarnya
biaya produksi Bracket Side Stand yang dilakukan dalam waktu produksi
normal dan waktu produksi lembur. Hasil perhitungan total biaya produksi
Bracket Side Stand dari perencanaan agregat dengan metode transportasi
adalah sebesar Rp 355.559.400.
4.4.2 Metode Tenaga Kerja Tetap
Perhitungan metode tenaga kerja tetap ini menggunakan jumlah tenaga
kerja yang sama atau tetap untuk setiap periodenya. Pada perhitungan tenaga
kerja tetap ini terdapat dua pilihan, yaitu tenaga kerja yang dibulatkan ke
bawah dan tenaga kerja yang dibulatkan ke atas.
Tenaga kerja yang digunakan dalam perhitungan perencanaan
agregat dengan menggunakan metode tenaga kerja tetap adalah sebanyak 1
orang. Berikut ini adalah Tabel 4.13 yang menunjukkan perhitungan
perencanaan agregat dengan metode tenaga kerja tetap.
Tabel 4.13 Data Perhitungan Metode Tenaga Kerja Tetap
"Bulan "Permintaa"Hari "RMH "UPRT "Persedia"OMH "UPOT "Persedia"
" "n "Kerja"(Jam/Bula"(Unit/Bul"an Awal "(Jam/Bula"(Unit"an Akhir"
" "(Unit) " "n) "an) "(Unit) "n) ") "(Unit) "
"Septemb"10636 "24 "192 "10365 "6004 "72 "0 "5734 "
"er " " " " " " " " "
"Oktober"10064 "24 "192 "10365 "5734 "72 "0 "6035 "
"November "10240 "24 "
"Waktu Normal "124386 "Rp "
" " "348.280.516 "
"Waktu Lembur "0 "0 "
"Persediaan "56797 "Rp "
"Akhir " "1.135.947 "
"Total "Rp 349.416.463 "
Berdasarkan tabel 4.14 merupakan tabel total biaya produksi yang
dikeluarkan untuk metode tenaga kerta tetap, untuk waktu normal memiliki
jumlah produksi 124386 unit yang didapat berdasarkan jumlah pada kolom
UPRT, selanjutnya biaya waktu normal didapat dari mengalikan jumlah unit
produksi pada waktu normal dengan data biaya yang dikeluarkan untuk waktu
kerja normal sebesar Rp. 2.800. Selanjutnya persediaan akhir didapat dari
total jumlah produk persediaan akhir sebesar 56797 unit dan untuk biaya
persediaan yang dikeluarkan didapat dari mengalikan total jumlah persediaan
yang ada dengan data biaya persediaan yang dikeluarkan perunitnya sebesar
Rp. 20, maka didapat total biaya persediaan yang digunakan adalah Rp.
1.135.947.
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui secara terperinci besarnya
biaya produksi Bracket Side Stand berdasarkan metode tenaga kerja tetap.
Hasil perhitungan total biaya produksi Bracket Side Stand dari perencanaan
agregat dengan metode tenaga kerja tetap adalah sebesar Rp. 349.416.463
4. Jadwal Induk Produksi
Berdasarkan metode yang terpilih adalah metode tenaga kerja tetap,
sehingga penentuan perencanaan jadwal induk produksi berdasarkan kebutuhan
produksi dari metode tenaga kerja tetap. Berikut adalah jadwal induk
produksi Bracket Side Stand dari periode Agustus 2015 sampai Juli 2016
ditunjukkan dalam Tabel 4.15 yang berdasarkan metode tenaga kerja tetap.
Tabel 4.15 Jadwal Induk Produsk Bracket Side Stand Agustus 2015 – Juli 2016
"Bulan "JIP Bracket Side Stand "Total "
" " "Kebutuhan "
" " "Produksi "
" " "(Unit / "
" " "Bulan) "
" "Reguler "Over Time "Inventory " "
" "Time "(Unit / "Akhir " "
" "(Unit / "Bulan) "(Unit / " "
" "Bulan) " "Bulan) " "
"Agustus"10365 "0 "6004 "6846 "
"Septemb"10365 "0 "5734 "10636 "
"er " " " " "
"Oktober"10365 "0 "6035 "10064 "
"Novembe"10365 "0 "6161 "10240 "
"r " " " " "
"Desembe"10365 "0 "6112 "10415 "
"r " " " " "
"Januari"10365 "0 "5889 "10588 "
"Februar"10365 "0 "5491 "10764 "
"i " " " " "
"Maret "10365 "0 "4918 "10939 "
"April "10365 "0 "4171 "11112 "
"Mei "10365 "0 "3249 "11288 "
"Juni "10365 "0 "2152 "11463 "
"Juli "10365 "0 "880 "11638 "
"Total "116405 "0 "56797 "125991 "
4.6. Analisis
Analisis yang terdapat pada penulisan ini merupakan penjelasan dari
hasil peramalan, hasil perencanaan agregat, dan hasil dari perencanaan
jadwal induk produksi. Setiap analisis dari hasil-hasil tersebut disusun
berdasarkan pada penjelasan masing-masing.
4.6.1 Analisis Peramalan
Peramalan yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier.
Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode regresi linier menghasilkan
nilai MAD untuk Bracket Side Stand sebesar 804,2174. Berdasarkan grafik
peta kontrol tracking signal yang menunjukkan nilai-nilai tracking signal
untuk Bracket Side Stand bergerak dari +3,51553 sampai -4. Nilai-nilai
tracking signal tersebut menunjukkan bahwa akurasi dari model peramalan
regresi linier dapat diandalkan karena berada dalam batas-batas
pengendalian tracking signal, yaitu +4 dan -4. Suatu tracking signal yang
baik memiliki RSFE yang mempunyai nilai kesalahan positif yang sama banyak
atau seimbang dengan nilai kesalahan negatif, sehingga pusat dari tracking
signal mendekati nol. Hasil peramalan dengan metode regresi linier ini akan
dijadikan masukan untuk menentukan perencanaan agregat.
4.6.2 Analisis Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat merupakan perencanaan yang dibuat untuk menentukan
total permintaan dari seluruh produk. Berdasarkan perhitungan perencanaan
agregat dengan metode tenaga kerja tetap dapat diketahui bahwa tenaga kerja
yang dipilih adalah tenaga kerja yang dibulatkan ke atas karena mempunyai
total ongkos yang lebih kecil, yaitu sebesar Rp. 348.298.410. Hasil
perhitungan pada tabel 4.13 mengenai data perhitungan metode tenaga kerja
tetap, permintaan didapat berdasarkan dari hasil perhitungan kebutuhan
produksi dengan jumlah permintaan selama 12 periode adalah 125991 unit dan
jumlah hari kerja selama 12 periode adalah 288 hari.
Lamanya operator bekerja secara normal (RMH) dalam 12 periode adalah
selama 2304 jam dengan banyaknya unit produk Bracket Side Stand yang
diproduksi dalam waktu normal (UPRT) adalah sebesar 124386 unit dalam 12
periode. Sedangkan lamanya operator bekerja melewati batas waktu normal
(OMH) dalam 12 periode adalah 0 jam dikarenakan tidak adanya penambahan
waktu kerja atau lembur yang terjadi karena produk yang dihasilkan pada
waktu normal telah memenuhi permintaan, sehingga tidak dibutuhkan waktu
tambahan untuk melakukan produksi agar permintaan dapat terpenuhi. Jumlah
unit yang diproduksi berdasarkan waktu lembur (UPOT) adalah 0 unit, yang
berarti tidak terdapat unit Bracket Side Stand yang diproduksi pada waktu
lembur selama 12 periode.
Berdasarkan hasil perhitungan total ongkos produksi dengan
menggunakan metode tenaga kerja tetap diketahui bahwa biaya jam kerja
normal yang digunakan untuk memproduksi 124386 unit Bracket Side Stand
adalah sebesar Rp. 348.280.516. Biaya yang digunakan untuk memproduksi
Bracket Side Stand selama produksi lembur tidak ada karena, permintaan
produk telah terpenuhi pada waktu kerja normal. Biaya yang digunakan untuk
menyimpan 56797 unit Bracket Side Stand adalah sebesar Rp. 1.135.947. Total
ongkos produksi yang dihasilkan dengan menggunakan metode tenaga kerja
tetap adalah sebesar Rp.349.416.463.
Berdasarkan perhitungan perencanaan agregat dengan metode
transportasi, dapat diketahui bahwa tenaga kerja yang digunakan sama
banyaknya dengan metode tenaga kerja tetap. Berdasarkan tabel perhitungan
metode transportasi dengan menggunakan metode biaya terkecil atau
pengalokasian pada biaya yang terkecil terdahulu, maka dapat dianalisa
bahwa pembuatan produk pada bulan Agustus 2015 dengan waktu normal sebanyak
10365 unit sedangkan permintaan sebesar 6846 unit, sehingga tidak perlu
menambah jumlah produk yang tersedia dengan memakai waktu lembur. Kapasitas
produk yang tidak terpakai pada bulan Agustus 2015 sebesar 3519 untuk waktu
normal dan masih ada yang tidak terpakai dari waktu lembur yaitu 3887.
Pembuatan produk pada bulan September 2015 dengan waktu normal
sebanyak 10365 unit sedangkan permintaan sebesar 10636 unit, sehingga perlu
menambah jumlah produk yang tersedia dengan memakai waktu lembur untuk
membuat produk sebanyak 271 unit agar memenuhi kebutuhan permintaan sebesar
10636 unit. Produk yang dibuat pada waktu lembur sebanyak 271 unit, maka
tersisa kapasitas produk yang tidak terpakai pada pada bulan September 2015
dengan waktu lembur untuk pembuatan produk sebanyak 3616 unit. Begitu juga
penjelasan untuk periode-periode selanjutnya. Pembuatan unit produk dengan
menggunakan metode transportasi untuk bulan selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 4.11.
Berdasarkan tabel perhitungan ongkos produksi metode transportasi di
atas, ongkos waktu normal (ongkos RT) pada bulan Agustus 2015 sebesar
Rp.19.168.800 dengan pembuatan produk sebanyak 6846 unit dan biaya
pembuatan per produknya sebesar Rp. 2800. Ongkos waktu lembur (ongkos OT)
pada bulan Agustus 2015 sebesar Rp. 0, dikarenakan tidak ada pembuatan
produk pada waktu lembur. Begitu juga penjelasan untuk periode-periode
selanjutnya. Hasil total ongkos produksi dengan menggunakan metode
transportasi yang didapat dari total ongkos RT dan OT, yaitu sebesar Rp.
355.559.400.
Berdasarkan kedua metode perencanaan agregat dengan menggunakan
metode tenaga kerja tetap, dan transportasi, maka metode perencanaan
agregat yang terpilih adalah metode tenaga kerja tetap. Hal ini disebabkan
karena metode tenaga kerja tetap menghasilkan total ongkos produksi lebih
kecil daripada metode transportasi, yaitu menghasilkan total ongkos
produksi sebesar Rp. 348.280.516.
4.6.3 Analisis Jadwal Induk Produksi
Perencanaan agregat yang telah didapat dengan menggunakan metode
tenaga kerja tetap merupakan masukan bagi perencanaan jadwal induk
produksi. Jadwal induk produksi produk Bracket Side Stand pada bulan
Agustus 2015 sebanyak 10365 unit dan menyisakan produk yang disimpan untuk
memenuhi permintaan pada bulan selanjutnya yaitu sebesar 6004 unit karena
kebutuhan produksi pada bulan tersebut hanya 6846 unit. Lengkapnya jadwal
induk produksi untuk bulan-bulan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Total hasil jadwal induk produksi selama 12 periode untuk Bracket Side
Stand adalah sebesar 116405 unit.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan
dalam pembuatan jadwal induk produksi. Kesimpulan ini menjawab dari tujuan
penulisan yang telah dibuat. Adapun Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pembahasan tersebut antara lain:
1. Peramalan permintaan produk bracket side stand menggunakan metode
regresi linier, dengan hasil peramalan berturut-turut dari bulan Agustus
2015 sampai Juli 2016 adalah 9663 unit, 9838 unit, 10012 unit, 10187
unit, 10362 unit, 10536 unit, 10711 unit, 10886 unit, 11060 unit, 11235
unit, 11410 unit, dan 11585 unit.
2. Perencanaan agregat produk bracket side stand yang paling efisien adalah
menggunakan metode tenaga kerja tetap, dengan total biaya produksi yang
dikeluarkan adalah sebesar Rp. 349.416.463.
3. Jadwal induk produksi produk bracket side stand dengan menggunakan
metode tenaga kerja tetap setiap bulannya dari Agustus 2015 sampai Juli
2016 memproduksi sebanyak 10365 unit perbulannya.
5.2 Saran
Adapun sebagai bahan pertimbangan yang dapat penulis berikan yang
terkait dengan masalah Jadwal Induk Produksi. Sebaiknya PT Adiperkasa
Anugerah Pratama melakukan peramalan mengenai kebutuhan permintaan Bracket
Side Stand setiap bulan dengan menggunakan metode yang cocok dan sesuai,
dengan demikian seluruh permintaan dapat terpenuhi. Oleh karena itu dengan
melakukan peramalan, perusahaan dapat memperkirakan kebutuhan yang akan
datang, jumlah produk yang akan diproduksi serta ongkos produksi yang
dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Gaspersz, Vincent. 2002. Production Planning and Inventory Control. Edisi
Revisi dan Perluasan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Herjanto, Eddy. 1997. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Grasindo.
Kusuma, Hendra. 2001. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi pertama.
Yogyakarta: Andy.
Nasution, Arman Hakim. 1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Jakarta: Guna Widya.
Prasetya, Hery., dan Lukiastuti, Fitri. 2009. Manajemen Operasi.
Yogyakarta: Media Pressindo.
Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Subagyo, Pangestu. 1986. Forecasting Konsep dan Aplikasi. Edisi kedua.
Yogyakarta: BPFE.
-----------------------
.......... (2-6)
.......... (2-7)