BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Ruang Ruang lingku lingkup p Fitok Fitokimia imia,, suatu suatu bagian bagian ilmu ilmu penget pengetahu ahuan an alam, alam, diarti diartikan kan secara berbeda-beda. Istilah fitokimia (dari kata “phyto” =tanaman berarti kimia tanaman. !ari namanya dapat ditafsirkan bah"a fitokimia menguraiakn aspek kimia suatu tanaman, tanaman, sementara sementara itu, penyelidikan penyelidikan tentang kehidupan kehidupan tanaman secara kimia merupakan tugas secar biokimia. !engan demikia fitokimia berarti kimia suatu tanaman, #adi meliputi sebagian dari biokimia sehingga dinyatakan #uga sebagi biokimia tanaman. $a#ian fitokimia meliputi % a. &raian tentang tentang isolasi isolasi dan konstitusi konstitusi senya"a senya"a kimia kimia dalam tanaman. tanaman. b. 'erbandingan truktur senya"a kimia tanaman, berdasarkan definisi ini dilakukan penggolongan penggolongan senya"a kimia yang yang ditemukan dialam. c. 'erbandinga 'erbandingan n komposisi komposisi senya"a senya"a kimia kimia dari bermacam-maca bermacam-macam m #enis #enis tanaman tanaman atau atau pene penelit litia ian n untu untuk k peng pengem emba bang ngan an seny senya" a"aa kimi kimiaa dalam dalam tana tanama man n = fitokimia perbandingan. Fitokimia pun mempunyai peran dalam penelitian obat yang secara khusus diba dibaha hass dalam dalam farma farmako koter terap api, i, demik demikia ian n pula pula deng dengan an farm farmak akog ogno nosi si.. 'ada 'ada umumny umumnyaa dalam dalam buku buku farmako farmakogno gnosi si dibagia dibagian n utamany utamanyaa diurai diuraikan kan tentan tentang g senya"a kimia tanaman yang penting sebagai obat dan uraian botani tentang tanamanyang mengandung senya"a berkhasiat. )anaman )anaman merupakan gudang bahan kimia yang paling lengkap. *egitu banyak komponen kimia yang terdapat di dalam tanaman, sehingga banyak tanaman yang digunakan digunakan sebagai #amu atau obat tradisional. tradisional. aat ini, dunia berada dalam iklim back to nature atau dikenal dengan gerakan kembali ke alam dan oleh karena itu semua hal yang serba natural semakin digemari dan dicari orang, salahsatunya penggunaan tumbuhan tumbuhan untuk pengobatan ($ardinan et al, +. +.
1
ala alah h satu satu tum tumbuha buhan n liar liar yang ang bany banyak ak digu diguna naka kan n dala dalam m peng pengob obat atan an tradisi tradisiona onall adalah adalah meniran meniran ( Phyllanthus Phyllanthus niruri .. .. /enira /eniran n dapat dapat diguna digunakan kan sebagai antibakteri, antihepatotoksik, antipiretik, antitusif, antiradang, anti0irus, diuretik, ekspektoran, hipoglikemik, dan sebagai immunostimulan ($ardinan et al, +. /enira /eniran n mengan mengandun dung g bebera beberapa pa kompon komponen en kimia, kimia, salah salah satu dianta diantarany ranyaa adalah adalah fla0on fla0onoid oid yang yang mampu mampu merangs merangsang ang sistem sistem imun imun (kekeb (kekebalan alan tubuh tubuh manusia agar beker#a lebih baik. elain itu, senya"a fla0onoid yang terkandung dalam dalam meni meniran ran didu diduga ga berk berkha hasia siatt sebag sebagai ai anti antiok oksid sidan an dan dan anti antine neop opla lasti stik k (antikanker. (/angan, +1. implisia implisia adalah bahan alamiah yang dipergunaka dipergunakan n srbagai srbagai obat yang belum meng mengal alami ami peng pengol olah ahan an apap apapun un #uga #uga dan dan kecu kecual alii diny dinyata ataka kan n lain lain simp simpli lisia sia merupa merupakan kan bahan bahan yang yang dikerin dikeringka gkan. n. impli implisia sia dapat dapat berupa berupa simpli simplisia sia nabati, nabati, simplisia he"ani, semplisia pelican atau mineral. (2gon, 3456 &ntu &ntuk k
men men#am #amin
kese kesera raga gam man
seny senya" a"aa
akti aktif, f,
keam keaman anan an
maupu aupun n
kegunaannya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. !an untuk dapat dapat meme memenu nuhi hi persy persyara aratan tan mini minima mall terse tersebu but, t, ada ada bebe beberap rapaa facto factorr yang yang berpengaruh, antara lain adalah % a. *aha *ahan n baku baku sim simpl plis isia ia.. b. 'roses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia. c. 7ara 7ara pengepa pengepakan kan dan dan penyim penyimpan panan an simpli simplisia. sia. 8gar simplisia memenuhi persayaratan minimal yang ditetapkan, maka ketiga factor tersebut harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan. ditetapkan. (2gon, (2gon, 3456 1.2 Tu Tujuan juan Praktikum
'rak 'rakti tika kan n dapa dapatt meng mengeta etahu huii #enis #enis-#e -#eni niss simpl simplisi isiaa dan dan pena penang ngan anan anny nya, a, menget mengetahu ahuii berbag berbagai ai cara metode metode ekstra ekstraksi ksi untuk untuk memper memperole oleh h 9at aktif aktif dari dari simplisia, dapat melakukan berbagai u#i a"al pada beberapa simplisia yaitu untuk
2
ala alah h satu satu tum tumbuha buhan n liar liar yang ang bany banyak ak digu diguna naka kan n dala dalam m peng pengob obat atan an tradisi tradisiona onall adalah adalah meniran meniran ( Phyllanthus Phyllanthus niruri .. .. /enira /eniran n dapat dapat diguna digunakan kan sebagai antibakteri, antihepatotoksik, antipiretik, antitusif, antiradang, anti0irus, diuretik, ekspektoran, hipoglikemik, dan sebagai immunostimulan ($ardinan et al, +. /enira /eniran n mengan mengandun dung g bebera beberapa pa kompon komponen en kimia, kimia, salah salah satu dianta diantarany ranyaa adalah adalah fla0on fla0onoid oid yang yang mampu mampu merangs merangsang ang sistem sistem imun imun (kekeb (kekebalan alan tubuh tubuh manusia agar beker#a lebih baik. elain itu, senya"a fla0onoid yang terkandung dalam dalam meni meniran ran didu diduga ga berk berkha hasia siatt sebag sebagai ai anti antiok oksid sidan an dan dan anti antine neop opla lasti stik k (antikanker. (/angan, +1. implisia implisia adalah bahan alamiah yang dipergunaka dipergunakan n srbagai srbagai obat yang belum meng mengal alami ami peng pengol olah ahan an apap apapun un #uga #uga dan dan kecu kecual alii diny dinyata ataka kan n lain lain simp simpli lisia sia merupa merupakan kan bahan bahan yang yang dikerin dikeringka gkan. n. impli implisia sia dapat dapat berupa berupa simpli simplisia sia nabati, nabati, simplisia he"ani, semplisia pelican atau mineral. (2gon, 3456 &ntu &ntuk k
men men#am #amin
kese kesera raga gam man
seny senya" a"aa
akti aktif, f,
keam keaman anan an
maupu aupun n
kegunaannya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. !an untuk dapat dapat meme memenu nuhi hi persy persyara aratan tan mini minima mall terse tersebu but, t, ada ada bebe beberap rapaa facto factorr yang yang berpengaruh, antara lain adalah % a. *aha *ahan n baku baku sim simpl plis isia ia.. b. 'roses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia. c. 7ara 7ara pengepa pengepakan kan dan dan penyim penyimpan panan an simpli simplisia. sia. 8gar simplisia memenuhi persayaratan minimal yang ditetapkan, maka ketiga factor tersebut harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan. ditetapkan. (2gon, (2gon, 3456 1.2 Tu Tujuan juan Praktikum
'rak 'rakti tika kan n dapa dapatt meng mengeta etahu huii #enis #enis-#e -#eni niss simpl simplisi isiaa dan dan pena penang ngan anan anny nya, a, menget mengetahu ahuii berbag berbagai ai cara metode metode ekstra ekstraksi ksi untuk untuk memper memperole oleh h 9at aktif aktif dari dari simplisia, dapat melakukan berbagai u#i a"al pada beberapa simplisia yaitu untuk
2
mengetahui kandungan senya"a aktif pada simplisia. /engidentifikasi kandungan senya"a kimia dalam bahan alam secara kualitatif diantaranya fla0onoid, tannin, sapon saponin in,, alka alkalo loid id,, dan dan stero steroid id.. /eng /enget etah ahui ui peng penggu gunaa naan n cara cara ker#a ker#a rota rotary ry e0apor e0aporato atorr untuk untuk mendap mendapatka atkan n hasil hasil ekstrak ekstraksi si kental kental yang yang akan akan dilan#u dilan#utka tkan n dengan dengan fraksinasi fraksinasi yang memisahkan memisahkan senya"a senya"a berdasarkan berdasarkan tingkat tingkat kepolaranny kepolarannya. a. $emudian menggunakan kromatografi kolom untuk memisahkan komponen yang didistribusikan antara + fase. alu hasil dari kromatografi kolom diu#i dengan metode metode kromat kromatogr ografi afi lapis lapis tipis tipis untuk untuk menget mengetahu ahuii senya"a senya"a yang yang terkand terkandung ung dalam sampel yaitu meniran. 1.3 Manfaat Manfaat Praktikum Praktikum
'raktikan mampu mengaplikasikan skrining fitokimia berdasarkan referensi #urnal ilmiah. /ampu untuk mengidentifikasi senya"a kimia yang terkandung didalam herba Phyllanthus herba Phyllanthus niruri . niruri .
3
BAB II TINJAUAN PUTA!A 2.1 Tanaman Tanaman Meniran "P#$llantu% "P#$llantu% niruri .L&
:erba meniran ('hyllanth ('hyllanthus us niruri . merupakan merupakan tanaman yang mempunyai mempunyai banyak khasiat dan telah digunakan sebagai obat tradisional $hasiat tanaman tersebut diduga berasal dari kandungan berbagai senya"a kimia, di antaranya alkaloid alkaloid (sekurinin, (sekurinin, fla0onoid fla0onoid (kuersetin, (kuersetin, kuersitrin, kuersitrin, isokuersitrin isokuersitrin,, astragalin, astragalin, nirurin, niruside, rutin, leukodelfinidin, dan galokatekin, dan lignin (filantin dan hipofilantin. (:eyne $, 345; 2.1.1 !la%ifika%i Tanaman a. Tak%'n k%'n'm 'mii Men Menir iran an
$edudukan dari tanaman /eniran ( Phyllanthus niruri . niruri . dalam taksonomi (:utapea, + adalah sebagai berikut % !i0isi % permatophyta ub di0isi % 8ngiospermae $elas % !icotyledonae *angsa %
>ama asing meniran dikenal dengan 9hen 9hu cao, hsieh hsiah chu. >ama daerah tumbuhan meniran adalah sebagai berikut *a?me tano, sidukung anak, dudukung anak, baket sikolop (umatra. /eniran i#o, meniran merah, memeniran (@a"a, *olobungo, sidukung anak (ula"esi,
2.1. 2.1.2 2
!an) !an)un unga gan n !imia !imia )an )an Man Manfa faat at
4
:erba meniran mengandung filantin, kalium, dammar, tannin dan fla0onoid dengan komponen kuersetin dan rutin. Rasanya agak pahit, manis, sifatnya se#uk, astringen. *erkhasiat membersihkan hati, anti radang, pereda demam (antipiretik, peluruh
kencing
(diuretik,
peluruh
dahak,
peluruh
haid,
menerangkan
penglihatan, diare, menurunkan glukosa darah dan penambah nafsu makan. :erba meniran berfungsi sebagai antibakteri atau antibiotik, antihepatotoksik, antipiretik, antitusif, antiradang, anti0irus, diuretik, ekspektoran, hipoglikemik, dan sebagai immunostimulan ($ardinan et al, +. enya"a fla0onoid yang terkandung dalam meniran berkhasiat sebagai antioksidan dan antineoplastik (anti kanker. (/angan, +1. 2.1.3
M'rf'l'gi Tanaman
)umbuhan semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-6 cm sampai 3 meter, bercabang-cabang. *atang ber"arna hi#au pucat kemerahan. !aun tunggal bulat telur hingga bundar meman#ang, letak berseling dengan pan#ang 6 mm-3 mm. :elaian daun bundar telur sampai bundar meman#ang, u#ung tumpul, pangkal membulat, permukaan ba"ah berbintik kelen#ar, tepi rata, pan#ang sekitar 3,6 cm, lebar sekitar ; mm, ber"arna hi#au. !alam satu tanaman ada bunga betina dan bunga #antan. *unga #antan keluar di ba"ah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar di atas ketiak daun. *uahnya kotak, bulat pipih, licin, bergaris tengah + mm-+,6 mm. *i#inya kecil, keras, berbentuk gin#al, ber"arna coklat (!alimarta, +1. 2.1.*
Makr'%k'+ik Bagian Tanaman
ecara makroskopik, dapat ditun#ukkan melalui gambar ",am(ar 2.1& secara kasat mata, #elas seperti daun ma#emuk. >amun kenyataannya, daun meniran ini, bukan termasuk golongan daun ma#emuk, melainkan daun tunggal. ebagaimana di ketahui bah"a pada daun ma#emuk, di ketiak-ketiak cabangnya tidak mungkin muncul bunga yang kemudian dapat berkembang men#adi buah. 'ada ketiakketiak cabang daun meniran ini ternyata pada "aktu-"aktu tertentu dapat mengeluarkan bunga yang dimaksud tersebut, sehingga dengan alasan tersebutlah
5
daun meniran termasuk ke dalam daun tunggal. *atang ramping bulat, garis tengah sampai 1 mm bunga dan buah terdapat pada ketiak daun. *atang ramping, bulat, garis tengah sampai 1 mm, garis tengah cabang sampai 3 mm. daun kecil, bentuk bundar telur sampai bundar meman#ang pada 0arietas A javanicus, pan#ang helai daun 6 mm sampai 3 mm, lebar +,6 mm sampai 6 mm pada 0arietas B genuinus, pan#ang helai dau ; mm sampai + mm, lebar 1 mm sampai 6 mm. *unga dan buah terdapat pada ketiak daun. *uah ber"arna hi#au kekuningan sampai kuning kecoklatan. (/ateria /edika Indonesia II, 34;5. 2.1.-
Mikr'%k'+ik Bagian Tanaman
a. Daun 2pidermis atas terdiri dari 3 lapis sel dan agak menon#ol keluar,
epidermis ba"ah lebih menon#ol dari epidermis atas, pada penampang tangensial sel epidemis atas dan ba"ah mempunyai dinding samping yang bergelombang, kutikula #elas dan berbintik. tomata tipe anisositik, terdpat pada kedua permukaan, pada permukaan ba"ah lebih banyak. @aringan palisade terdiri dari 3 lapis sel berbentuk silindris, tebal #aringan hampir setengah tebal mesofil daun. 'ada #aringan palisade 0arietas B genuinus terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk prisma berukuran 3 mm sampai 36 mm, pada #aringan palisade 0arietas A javanicus terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk roset berukuran lebih kurang + mm. @arinag bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel. *erkas pembuluh tipe kolateral, tulang daun didalam mesofil disertai hablur kalsium oksalat berbentuk roset, umunya berukuran lebih kecil dari hablur di #ariang palisade. (/ateria /edika Indonesia II, 34;5. (. Batang 2pidermis terdiri dari 3 lapis sel dengan benruk meman#ang. $orteks
terdiri dari #aringan kolenkim dan parenkim yang berisi butir hi#au daun atau berisi hablur kalium oksalat berbentuk roset besar, kelompok serabut perisikel, berlignin dan tersusun dalam lingkaran yang terputus-putus. Floem sedikit, Cilem sekunder tersusun radial. @ari-#ari Cilem terdiri dari 3 sampai + deret sel
6
yang agak terentang radial.dalam parenkim empulur terdapat hablur serupa hablur dikorteks. (/ateria /edika Indonesia II, 34;5. /. Bua# $ulit buah terdiri dari 3 lapis epidermis, bentuk pipih dengan dinding
luar cembung, kutikula berbintik, diba"ahnya terdapat berturut-turut 3 lapis sel parenkim #ernih, + lapis sel-sel kecil dengan dinding radial agak menebal, selapis sel serupa #arinag palisade yang #ernih dengan dinding tangensial dalam dan luar lebih tebal dan berlignin. (/ateria /edika Indonesia II, 34;5 ). Biji% !idalam kulit bi#i terdapat 3 lapis sklerenkim yang terdiri dari sel batu
berbentuk segi empat atau segi pan#ang, dinding luar dan dinding radial lebih tebal dari dinding dalam, berlignin, lumen berbentuk segi tiga, saluran noktah bercabang-cabang. 2ndosperm terdiri dari sel-sel kecil. (/ateria /edika Indonesia II, 34;5. e. er(uk Darna hi#au kelabu. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis
atas dan ba"ah serta hablur kalsium oksalat berbentuk prisma atau berbentuk roset yang berasal dari #aringan palisade atau parenkim disekitar berkas pembuluh, fragmen mesofil, fragmen kulit buah dengan dinding tangensial serupa serabut sklerenkim, fragmen kulit bi#i, tampak tangensial. (/ateria /edika Indonesia II, 34;5. 2.2 Meta('lit ekun)er
/etabolit sekunder yang terkandung dalam herba meniran ( Phyllanthus niruri . termasuk golongan fla0onoid, steroid, fenol. Fla0onoid terdapat dalam banyak tumbuhan sebagai campuran, #arang sekali di#umpai hanya fla0onoid tunggal alam #aringan tumbuhan. Fla0onoid merupakan senya"a fenol, karena "arnanya akan berubah #ika ditambah dengan basa atau ammonia. aponin adalah glikosida triterpen, dan
bersifat seperti
sabun
serta
dapat
dideteksi
berdasarkan
kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah. 8lkaloid, berarti senya"a yang bersifat basa, berasal dari tumbuhan dan he"an, umumnya memiliki sistem cincin heterosiklik (tidak semua anggota cincin memiliki
7
nitrogen. ering memiliki akti0itas biologis terhadap manusia dan he"an. ('enuntun 'raktikum Fitokimia, +36 2.3 Met')e Ek%trak%i
2kstraksi merupakan suatu proses penyaringan suatu sen ya"a kimia dari suatu bahan alam dengsan menggunakan pelarut tertentu. 2kstraksi bisa dilakukan dengan berbgai macam metode yang sesuai dengan sifat dan tu#uan ekstraksi. 'ada proses ekstraksi ini dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan. )ergantung pada sifat tumbuhan dan senya"a yang akan diisolasi. &ntuk mengekstraksi senya"a utama yang terdapat dalam bahan tumbuhan dapat digunakan pelarut yang cocok. /etode ekstraksi yang digunakan adalah sokletasi. okletasi merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan memakai alat soklet. 'ada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah. okletasi digunakan untuk simplisis dengan sifat relatif stabil dan tahan terhadap pemanasn. 'rinsip sokletasi adalah penyaringan secara terus-menerus sehingga penyaringan lebih sempurna dengan memakai pelarut yang relatif sedikit. @ika penyaringan telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah 9at yang tersari. *iasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah menguap dan memiliki titik didih yang rendah. @adi, pelarut yang dugunakan tergantung dari sampel alam yang digunakan. >ama lain yang digunakan sebagai pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang - ulang (continous eCtraction dari sampel pelarut. 'rinsip sokletasi adalah pelarut dan sampel dipisahkan ditempat yang berbeda. ampel adalah bahan alam yang belum mengalami proses apapun #uga. /etode sokletasi yang dilakukan memiliki kelebihan dan kekurang. *erikut adalah kelebihan metode sokletasi% a. ampel terekstraksi dengan sempurna b. 'roses ekstraksi lebih cepat c. 'elarut yang digunakan sedikit.
8
edangkan kelemahan dari metode sokletasi adalah sampel sampel yang digunakan harus sampel yang digunakan harus sampel yang tahan panas atau tidak dapat digunakan pada sampel yang tidak tahan panas. $arena sampel yang tidak tahan panas akan teroksidasi atau tereduksi ketika proses sokletasi berlangsung. yarat E syarat suatu larutan dapat digunakan sebagai pelarut dalam proses sokletasi adalah% a. 'elarut yang digunakan tersebut memiliki titik didih berbeda dengan bahan sampel yaitu lebih kecil dari titik didih sampel. b. /udah menguap c. 'elarut tersebut harus dipisahkan dengan cepat setelah penyarian. d. 'elarut harus merupakan pelarut yang sesuai untuk bahan yang akan disokletasi. 2.* Met')e 0rak%ina%i
Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan senya"a-senya"a berdasarkan tingkat kepolarannya. Fraksinasi bertingkat umumnya dia"ali dengan pelarut yang kurang polar dan dilan#utkan dengan pelarut yang lebih polar. )ingkat polaritas pelarut dapat ditentukan dari nilai konstanta dielektrik pelarut. @umlah dan senya"a yang dapat dipisahkan men#adi fraksi yang berbeda-beda tergantung pada #enis tumbuhan. 'ada prakteknya melakukan fraksinasi digunakan + metode yaitu dengan menggunakan corong pisah dan kromatografi kolom. 2ktrak kental yang dilarutkan dengan air dan n-heksan dikocok dengan corong pisah kemudian dihasilkan + lapisan, terdiri dari lapisan atas yaitu nheksan berupa lipid dan terpenoid. !an lapisan ba"ah yaitu air. !ilakukan ('enuntun 'raktikum Fitokimia, +36. 2.- Met')e !r'mat'grafi
$romatografi yang diuraikan berikut ini adalah cara pemisahan 9at berkhasiat dan 9at lain yang ada dalam sediaan, dengan #alan penyarian berfraksi, atau penyerapan atau penukaran ion pada 9at berpori, menggunakan cairan atau gas yang mengalir. at yang diperoleh dapat digunakan untuk percobaan identifikasi
9
atau penetapan kadar. $romatografi yang digunakan pada praktikum ini adalah kromatografi kolom dan kromatografi kertas. ebagai bahan penyerap selain kertas digunakan #uga 9at penyerap berupa asam silikat atau silica gel. *ahan tersebut digunakan sebagai penyerap tunggal atau campuran sebagai penyangga bahan lain. (/ateria /edika @ilid GI, 3446. )eknik kromatografi membutuhkan 9at terlarut terdistribusi diantara + fase yaitu fase gerak dan fase diam. Fase gerak memba"a 9at terlarut melalui media hingga terpisah dari 9at terlarut lainnya, yang terelusi lebih a"al atau lebih akhir. at terlarut diba"a melalui media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas. ('enuntun 'raktikum Fitokimia, +36 Fase diam dapat bertindak sebagai pen#erap, contohnya adalah alumina, silica gel dan resin penukar ion atau dapat bertindak melarutkan 9at terlarut sehingga ter#adi partisi antara fase diam dan fase gerak. ('enuntun 'raktikum Fitokimia, +36 'rinsip ker#a kromatografi dibagi men#adi + yaitu partisi (cair-cair atau cara basah dan absorb (cair-padat atau cara kering. 'erbedaan cara kering dengan cara basah yaitu pada silica gel atau 9at pen#erap (fase diam. @ika pada cara kering digunakan silika gel kering (padat, sedangkan pada cara basah digunakan silika gel bubur (cair dengan mencampurkan eluen (fase gerak pada ca"an uap yang kemudian dilakukan pemanasan. ('enuntun 'raktikum Fitokimia, +36 $romatografi lapis tipis umumnya lebih berguna untuk percobaan identifikasi karena cara ini mudah dilakukan untuk 9at dengan #umlah sedikit.
BAB III
10
METDE PA!TI!UM
1.1 aktu )an Tem+at Praktikum
'raktikum ini dilaksanakan pada akhir eptember +36 hingga 8khir >o0ember +36. 'ukul 36.1 E 35.3 DI*, dan bertempat di aboratorium Fitokimia, Fakultas Farmasi dan ains, &ni0ersitas /uhammadiyah 'rof. !r. :amka. 1.2 Alat )an Ba#an Praktikum 1.2.1
Alat Praktikum
3. 'ada 'raktikum Isolasi 8lat yang digunakan pada praktikum ini adalah 'isau (pemotong, "adahH toples kaca, blender (menghancur dan menghaluskan, pengayak nomor mesh , mikroskop, ob#ekglass, co0erglass dan pipet tetes. +. 'ada 'raktikum 2kstraksi 8lat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, pen#epit tabung, pembakar spirtus, alat-alat gelas (batang pengaduk, gelas ukur, beker glass, ca"an uap, rangkaian alat sokletasi, rotary e0aporator, penangas air. 1. 'ada 'raktikum Fraksinasi 8lat yang digunakan pada praktikum ini adalah corong pisah, alat-alat gelas (gelas ukur, 2rlenmeyer, botol 0ial, ca"an uap, statif, penangas air. . 'ada 'raktikum $romatografi 8lat yang digunakan pada praktikum ini adalah kolom, statif , pinset, spatel, pipa kapiler, plat alumunium, chamber, spektrofotometer &G. 1.2.2 Ba#an Praktikum 3. 'ada 'raktikum Isolasi *ahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel :erba /eniran +. 'ada 'raktikum 2kstraksi *ahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas saring, :7 + ml,
:7 pekat, aJuadest 34 ml, aJuadest panas 3 ml, metanol 3 ml, logam /g, Fe7l1, pereaksi !ragendroff, pereaksi /ayer. 3. 'ada 'raktikum Fraksinasi
11
*ahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aJuadest + ml, n-hekasan 3 ml, etil 8setat 3 ml, metanol 4. 'ada 'raktikum $romatografi *ahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kapas, silika
'ada pasca panen (pengumpulan bahan baku, sumber simplisia (/eniran didapatkan berupa tumbuhan liar yang tumbuh dengan sendirinya di hutan atau pekarangan atau di tempat lain yang senga#a di tanam. )umbuhan liar umumnya kurang baik untuk di#adikan sumber simplisia #ika dibandingkan dengan tanaman budidaya, karena simplisia yang dihasilkan mutunya tidak tetap. :al ini terutama disebabkan, umur tumbuhan yang dipanen tidak tepat dan berbeda-beda. &mur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dipanen berpengaruh pada kadar senya"a aktif. Ini berarti bah"a mutu simplisia yang dihasilkan sering tidak sama, karena umur pada saat panen tidak sama. /eniran kemudian dicuci, berfungsi untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia, pencucian dilakukan dengan menggunakan air bersih dengan cara dialirkan langsung dengan air dan perendaman. $emudian sortasi basah, untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan bahan asing yang melekat pada bahan. $emudian meniran dilakukan pera#angan, untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakkan dan penggilingan. $emudian pengeringan, untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam "aktu yang lebih lama. 'engeringan dilakukan secara alami yaitu tanpa terkena oleh matahari langsung. /eniran disortasi kering, untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lainnya yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
12
$emudian meniran dihancurkan dengan blender dan #adi serbuk kasar. elan#utnya
dilakukan pengepakan dan penyimpanan, untuk mencegah agar
simplisia tidak mudah rusak dan tidak merubah mutunya. )erakhir dilakukan pemeriksaan mutu, agar diperoleh simplisia dengan mutu yang baik. 3.3.2
I)entifika%i Makr'%k'+ik im+li%ia
!iamati bentuk keseluruhan seperti daun, batang, bunga, buah dan akar secara kasat mata dan bandingkan penilaian dengan buku atau literature. 3.3.3 I)entifika%i Mikr'%k'+ik )an !an)ungan !imia im+li%ia 3. Identifikasi /ikroskopik erbuk ditetesi dengan aJuadest diatas ob#ekglas dan ditutup dengan
co0erglass, kemudian diteliti dengan mikroskop untuk menemukan fragmen pengenal pada sampel. +. Identifikasi $andungan $imia implisia a.
8lkaloid !imasukkan sampel (,6 gr kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan + ml :7 dan 4 ml 8Juadest. !ipanaskan dengan 'embakar pirtus. !idinginkan, kemudian dibagi men#adi + tabung. )abung pertama ditambahkan dengan pereaksi !ragendroff, bila positif akan menghasilkan endapan merah bata. )abung kedua ditambahkan dengan pereaksi /ayer bila positif akan menghasilkan endapan putih.
b. aponin !imasukkan sampel (,6 gr kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 3 ml aJuadest panas, kemudian didinginkan, kemudian kocok selama kurang lebih 3 menit hingga terbentuk buih. *uih yang terbentuk bentuk ditambahkan :7l +> sebanyak (3-+ tetes hingga buih tersebut hilang. :asil positif yang didapat adalah buih akan menghilang. c.
Fla0onoid
13
!imasukkan sampel (,6 gr kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 3 ml methanol, lalu dipanaskan hingga berembun. !isaring filtrate kemudian ditambahkan :7l pekat (3-+ tetes, dan tambahkan logam /g. *ila positif akan menghasilkan "arna kuning #ingga hingga kemerahan. d. )anin !imasukkan sampel (,6 gr kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 3 ml aJuadest lalu dipanaskan dan didinginkan, kemuadian disaring. Filtrat ditambahkan Fe7l1 sebanyak (3-+ tetes. *ila positif akan menghasilkan "arna biru hitam. e. )riterpenoid dan steroid !imasukkan sampel (,6 gr kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan + ml etanol, kemudian dipanaskan lalu didinginkan, kemudian disaring. Filtrat ditambhakan (3-+ ml eter, asam aseta t anhidrat (3-1 tetes, dan asam sulfat pekat (3-+ tetes. *ila positif triterpenoid menghasilkan "arna. *ila positif steroid menghasilkan "arna. 3.3.*
Pem(uatan Ek%trak
ampel diperoleh dipekarangan rumah. ampel yaitu meniran kemudian dicuci, berfungsi untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia, pencucian dilakukan dengan menggunakan air bersih dengan cara dialirkan langsung dengan air dan perendaman. $emudian sortasi basah, untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan bahan asing yang melekat pada bahan. $emudian meniran dilakukan pera#angan, untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakkan dan penggilingan. $emudian pengeringan, untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam "aktu yang lebih lama. 'engeringan dilakukan secara alami yaitu tanpa terkena oleh matahari langsung. /eniran disortasi kering,
14
untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lainnya yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. $emudian meniran dihancurkan dengan blender dan #adi serbuk kasar. elan#utnya dilakukan pengepakan dan penyimpanan, untuk mencegah agar simplisia tidak mudah rusak dan tidak merubah mutunya. )erakhir dilakukan pemeriksaan mutu, agar diperoleh simplisia dengan mutu yang baik. $emudian sampel diayak dengan pengayak nomor mesh , sampel ditimbang untuk prosedur selan#utnya, yaitu ektraksi dengan metode sokletasi. !idihkan air dalam "aterbath. !itimbang bahan sebanyak +6 gr, kemudian dibungkus dengan kertas saring yang diikat dengat tali kasur, kemudian dimasukkan kedalam "adah tabung soklet. !imasukkan se#umlah pelarut yaitu methanol yang berfungsi untuk merendam sampel sebagian. $emudian dilakukan pengukuran dengan stop"atch. *iarkan proses pelarutan atau penyarian berlangsung, tunggu sampai seluruh sari terlarut. :asil dari penyarian soklet dimasukkan kedalam labu bulat. !imasukkan aJuadest kedalam "aterbath secukupnya, atur suhu aJuadest didalam "aterbath diatas titik didih pelarut. >yalakan e0aporator dengan menekan tombol > pada stop kontak, tekan tombol pengatur untuk memutar labu, tunggu sampai proses berakhir dan cairan pelarut habis, usaha tidak terlalu pekat agar mempermudahkan proses pengambilan ekstrak kental pada labu. 3.3.- Pem(uatan 0rak%i 3.3.-.1 Met')e 4'r'ng Pi%a#
2kstrak meniran cair yang diperoleh dari hasil Rotary difraksinasi dengan pelarut aJuadest dan >-:eksan, dilakukan dengan + kali pengulangan. !itimbang ekstrak kental, ditambahkan aJuadest + ml dan >-heksan 3 ml untuk melarutkan keseluruhan, kemudian dimasukkan kedalam corong pisah, kemudian dilakukan pengocokkan hingga gas 7 + menghilang. !idiamkan hingga terbentuk + lapisan. apisan pertama atau lapisan atas berupa >-heksan yang terdiri dari
15
lipid dan terpenoid. apisan keduan atau lapisan ba"ah berupa air yang terdiri dari saponin dan tanin. 'engocokkan atau fraksinanasi ini dilakukan + kali pengulangan. apisan atas atau heksan pada fraksi pertama digabungkan dengan fraksinasi yang kedua, diuapkan dengan ca"an uap. apisan air ditambakan dengan etil asetat 3 ml kemudian dikocok dengan corong pisah hingga gas 7 + menghilang. Reaksi pengocokkan tersebut akan menghasilkan + lapisan lagi, lapisan atas yaitu etil asetat semi polar dan lapisan ba"ah yaitu bersifat polar. apisan etil asetat semi polar diuapkan dengan ca"an uap. apisan air pada pengocokkan kedua ditambahkan dengan lapisan akhir yang bersifat polar, kemudian diuapkan dengan ca"an uap. 3.3.-.2 Met')e !r'mat'grafi !'l'm
/etode yang digunakan pada kromatografi kolom adalah cara kering, yaitu dengan dsematkan kapas kedalam kolom. !itambahkan silika gel sebanyak 6 gr kemudian disematkan sampai padat kedalam kolom. !imasukkan fase gerak berupa >- :eksan dan etil asetat dengan perbandingan 3%3 sebanyak 5 ml, tunggu sampai silica gel terbasahi dengan membuka keran kolom. !imasukkan hasil fraksi yaitu lapisan air yang bersifat polar. )unggu hingga cairan mulai menetes, kemudian ditampung dalam botol 0ial berdasarkan "arna.
3.3.5
Pemi%a#an )engan !r'mat'grafi La+i% Ti+i%
!ibuat eluen atau fase gerak berdasarkan sifat polar dari hasil kromatografi kolom eluen yang digunakan adalah *88 (*utanol% 8sam asetat% 8ir dengan perbandingan (%3%6. *88 adalah eluen yang digunakan untuk mengidentifikasi senya"a alkaloid, *88 bersifat polar. 'ada alumina dibuat garis untuk menentukan nilai Rf. )erdiri spot, spot pertama berupa hasil kromatogram pertama, spot kedua hasil kromatogram hasil kedua, spot ketiga berupa hasil
16
fraksinasi n- :eksan, spot keempat berupa hasil kromatogram ketiga dengan penambahan alcohol (karna hasil dari kromatogram terlalu sedikit. 3.3.6
I)entifika%i !an)ungan !imia Ek%trak
:asil dari spot pada alumina, disemprotkan dengan reagen !ragendroff. Reagen !ragendroff digunakan untuk mengindentifikasi senya"a alkaloid pada alumina kromatografi lapis tipis.
BAB I7 HAIL PA!TI!UM
*.1 Ha%il Praktikum *.1.1 Makr'%k'+ik8 Mikr'%k'+ik8 )an !imia im+li%ia a. /akroskopik
17
ecara kasat mata, #elas seperti daun ma#emuk. >amun kenyataannya, daun meniran ini, bukan termasuk golongan daun ma#emuk, melainkan daun tunggal. ",am(ar 2.1& b. /ikroskopik !itemukannya fragmen kulit bi#i dan hablur kalsium oksalat. ",am(ar *.1& c. $imia implisia "Ta(el *.1& :asil identifikasi senya"a kimia simplisia ( Phyllanthus niruri . >o .
*.1.2
:asil $arakteristik !ragendroff % endapan hitam /ayer % endapan hi#au
3.
8lkaloid
9
+.
aponin
:
*uih hilang setelah penambahan :7l +>
1.
Fla0onoid
9
)idak menghasilkan "arna merah
.
)anin
9
:itam
6.
)riterpenoid atau teroid
:
teroid
Ha%il Ektrak )an 0rak%ina%i
"Ta(el *.2& :asil ekstraksi dan fraksinasi
>. 3.
+.
1.
'2R8$&8> :8I erbuk meniran dibungkus dengan kertas arutan ekstrak saring di masukkan kedalam tabung timbal meniran ber"arna hi#au kemudian diekstrakan dengan metode pekat sebanyak 3; ml sokletasi pada pelarut alcohol 6 ml etelah didapatkan ekstrak meniran kemudian di pekatkan atau dikentalkan lagi arutan ekstrak kental ekstrak tersebut dengan menggunakan didapatkan ; ml rotary e0aporatory pada suhu tertentu yakni 6-6 c. arutan ekstrak kental untuk lebih pekat 2kstak kental seperti ekstrak tersebut di panaskan atau diuapkan kecap ber"arna coklat di "aterbath sampai ekstrak tersebut mengental seperti kecap.
18
.
6.
.
*.1.3
arutan di fraksinasi dengan menggunakan /enghasilkan dua pelarut air + ml dan >-heksan 3 ml. lapisan. apisan atas yaitu heksan di tambahkan air +ml dan >-heksan 3 ml, di kocok apisan heksan hinggah terbentuk dua lapisan , dilakukan ber"arna hi#au keruh, sebanyak dua kali. 'erlakuan satu dan dua setelah di uapkan di gabungkan men#adi satu kemudian di men#adi ekstrak kering. uapkan. apisan ba"ah di tambah etil asetat 3 ml, di lakukan pengocokan, di lakukan sebanyak dua kali. lapisan atas pada )erbentuk dua lapisan, perlakuan pertama ,di tambahkan etil asetat lapisan atas etil asetat (semi polar diuapkan , sementara lapisan dan lapisan ba"ah ba"ah di tambahkan air (polar pada fla0onoid, dan setelah perlakuan kedua yaitu fla0onoid di uapkan men#adi dicampurkan dengan lapisan ba"ah, dan ekstrak kering. lapisan atas digabungkan dengan lapisan atas pertama kali lalu di uapkan. Ha%il Pemi%a#an )engan !r'mat'grafi !'l'm
:asil
pemisahan
pada percobaan
dengan
kromatografi
kolom
ini
mendapatkan tiga lapisan, yang pertama lapisan eluen (>-heksan % 2til asetat yang berbanding 3%3, dan yang kedua lapisan sampel (fraksi polar, lapisan eluen lagi (>-heksan % 2til asetat.
*.1.*
Ha%il Pemi%a#an )engan !r'mat'grafi La+i% Ti+i%
"Ta(el *.3& :asil )inggi pot $romatografi apis )ipis
>o. 3.
$eterangan pot 'ertama
)inggi (cm ebelum 'enyemprotan Reagen ;
19
Darna :i#au kekuningan
+.
pot $edua
1.
pot $etiga
5
.
pot $eempat
-
*.1.-
Ha%il I)entifika%i !an)ungan !imia Ek%trak
"Ta(el *.3& )abel >ilai Rf
>o.
$eterangan
)inggi (cm ebelum esudah 'enyemprotan 'enyemprotan Reagen Reagen
3.
pot 'ertama
;
+.
pot $edua
1.
pot $etiga
5
6
.
pot $eempat
-
-
Darna
>ilai Rf
, :i#au kekuninga n
, ,6 -
*.2 Pem(a#a%an
'ada praktikum ini, kelompok kami melakukan identifikasi u#i isolasi senya"a metabolit sekunder (alkaloid, fla0onoid, tanin, saponin pada tanaman meniran yang di keringkan men#adi simplisia. hasil praktikum banyak perbedaan dengan #urnal (literatur yang di dapatkan. 'ada u#i alkaloid herba meniran positif menghasilkan "arna, alkaloid dapat di ketahui secara langsung dari tanaman karena memberikan rasa pahit di lidah. sedangkan pada pengu#ian ini dengan menggunakan pereaksi dragendroff dan mayer negati0e alkaloid. pada pengu#ian saponin hasil menun#ukan positif mengandung saponin karena buih hilang setelah penambahan :7 +> sedangkan secara teori menurut #urnal hasil positif bila di tambahkan :7 +> buih tidak akan hilang. 'ada u#i fla0onoid di dapatkan hasil negati0e, hasil ini #auh berbeda dengan hasil praktikum dan literatur. edangkan pada u#i tanin hasil yang didapatkan negati0e mengandung tanin. 8dapun factorfaktor yang pengaruh tinggi rendahnya produksi metabolit sekunder di antaranya
20
cahaya, p:, pengha"aan, ketahanan terhadap serangga, mikroorganisme dan 0irus. 8dapun factor yang mempengaruhi perbedaan hasil percobaan dengan hasil pada
literature
yaitu
mungkin
kesalahan
praktikan
saat
melakukan
praktikum,seperti penggunaan alat dan bahan yang kurang teliti, simplisia herba meniran yang dihasilakan masi mengandung 9at pengotor lainnya, reagen yang di gunakan terkontaminasi. etelah di lakukan u#i isolasi dan identifikasi dilan#utkan dengan proses ekstrasi dengan metode sokletasi dimana proses sokletasi memiliki prinsip ker#a yakni penyaringan yang dilakukan berulang-ulang dengan pelarut yang sama sehingga
sampel
terekstraksi
sempurna,
metode
sokletasi
merupakan
penggabungan antara metode ekstraksi dan maserasi dengan perkolasi ",am(ar *.2&. 'ada ekstraksi secara sokletasi, merupakan metode ekstraksi yang
memanfaatkan pemanasan untuk destilasi pelarut sehingga ter#adi sirkulasi pelarut melalui serbuk simplisia (herba meniran, pemanasan ini berfungsi untuk memanaskan sampel yang berada didalam labu didih.sedangkan standar dan klem berfungsi menyangga soklet. ekstraksi secara sokletasi merupakan cara penyarian sampel secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi men#adi molekul-molekul cairan oleh pendingin balik dan turun menyari sampel didalam kondensor dan selan#utnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah mele"ati pipa siphon. 'ada tahap a"al, sampel direndam yang sudah dibungkus dengan kertas saring.kertas saring ini berfungsi untuk membungkus sampel saat melakukan proses sokletasi agar sampel tidak keluar dan menyumbat pipa kapiler. oleh pelarut yang memiliki titik didih rendah dan sesuai dengan sifat sampelnya, dan hal inilah yang dilakukan pada metode maserasi. etelah pelarut setengah penuh pada bagian dalam soklet, pelarut akan turun ke labu didihHlabu bulat yang telah disiapkan atau telah tersambung dengan soklet dan kondensor melalui pipa kapiler, lalu dipanaskan dan pelarut akan menguap pada suhu mencapai titik didih sehingga pelarut mele"ati kondensor.
21
&ap kemudian akan berubah "u#ud men#adi cair akibat adanya pendinginan yang dilakukan kondensor sehingga pelarut akan turun dan mengenai sampel kembali. :al ini lah yang disebut dengan metode perkolasi. 'elarut yang digunakan pada percobaan ini adalah alcohol 3 ml, dan dimana alkaloid memiliki titik didih ,6 7. 'enggunaan alcohol karena untuk mengekstrak senya"asenya"a metabolit sekunder yang bersifat polar seperti alkaloid, fla0onoida didalam herba meniran terdapat senya"a atau komponen metabolit sekunder seperti alkaloida, fla0onoida, saponin, tannin (literature sesuai #urnal ilmu kefarmasian indonesia. 'elarut yang digunakan 3
1/ 2
kali 0olume ekstraktor. :al ini berguna agar
pada saat pelarut diuapkan labu tidak kosong sehingga pengestrakan ber#alan sempurna. 'roses sokletasi dihentikan apabila "arna pelarut pada soklet men#adi bening. :asil sokletasi yang terdapat dalam labu kemudian dipanaskan di "aterbath ",am(ar *.3&. :al ini berguna untuk memekatkan atau mengeluarkan pelarutnya. :asil dari pemanasan dimasukkan kedalam botol coklat. 'elarut alcohol digunakan untuk mengestrak senya"a-senya"a atau komponen yang terdapat dalam sampel pada "arna pelarut mula-mula bening, ketika ter#adi pemanasan pelarut akan menguap, kemudian ter#adi pengembunan ketika mele"ati pendingin, pelarut menetes dan tertampung dalam ekstraktor hingga batas pipa kapiler ("arna ekstrak men#adi keruh, pelarut turun kelabu didih (sirkulasi, sirkulasi yang ter#adi sebanyak kali menghasilkan ekstraksi ber"arna hi#au lumut (hi#au pekat. etelah menghasilkan larutan ekstraksi menggunakan metode metode rotary e0aporatory. 20aporasi adalah peristi"a menguapnya pelarut dari campuran yang terdiri atas 9at terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap ",am(ar *.*&. )u#uan dari e0aporasi adalah memekatkan konsentrasi larutan sehingga di dapatkan larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi. 'rinsip utamanya adalah penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat diba"ah titik didihnya sehinggah pelaru alcohol ;K yang bercampur dengan ekstrak dapat terpisahkan.ekstrasi a"al sebelum dilakukan destilasi
22
menggunakn rotary e0aporatory 0olumenya sebanyak 3; ml, namun setelah dilakukan pemisahan 0olume #umlahnya berkurang, 0olume ekstak murni men#adi ; ml. eharusnya kami mendapatkan 0olume ekstrak murni lebih banyak lagi hal ini dikarenakan keterbatasan "aktu praktikum yang sangat kurang pada perlakuan ekstak sokletasi. 'ada saat praktikum suhu yang ditentukan yaitu kisaran 6-6 7, karena pada suhu tersebut merupakan kisaran suhu yang cocok pada ekstrak meniran. ampel meniran tidak tahan dengan suhu panas. Daktu yang dibutuhkan selama proses pemisahan ini sekitar 3 menit, karena ekstrak yang kami dapat dari hasil pemisahan ekstrasi sebelumnya menggunakan metode sokletasi didapatkan sedikit yaitu sebanya
3; ml. pemberhentian pada
metode
e0aporator
dengan
mengentalnya cairan yang ada di dalam labu (ekstrak dan labu yang berisi pelarut murni (alkohol ;K yang sudah terpisah akibat proses destilasi dengan menggunakan alat rotary e0aporator. >amun, pada ekstrasi meniran kelompok kami mendapatkan esktrak yang tidak begitu kental, dikarenakan hasil ekstrak yang didapatkan dari metode sokletasi sangatlah sedikit, sehingga #ika terlalu lama mendestilasi maka larutan ekstrak kami akan menguap atau habis. )eknik yang digunakan dalam rotary e0aporator ini bukan hanya terletak pada pemasannya tapi dengan menurunkan tegangan atau tekanan pada labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. $arena teknik itulah suatu pelarut akan mmenguap dan dengan pemanasan diba"ah titik didih pelarut, senya"a yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi, namun dikha"atirkan ekstrak akan habis, terkikis karena hasil setelah pemisahan menggunakan rotary e0aporator 0olumenya ml. $arena ekstrak yang didapatkan belum terlalu kental maka di lakukan pemasan dengan menggunakan "ater bath dengan suhu L6 7 agar tidak terlalu capat menguap. 'ada proses e0aporasi, ada beberapa perubahan yang ter#adi yaitu berupa peningkatan 0iskositas larutan atau ekstrak meniran kehilangan aroma dan "arna dari ekstrak meniran, bisa sa#a kerusakan pada beberapa komponen bi#i. 8dapun
23
faktor yang dapat mempengaruhi e0aporasi adalah suhu dan tekanan, semakin tinggi suhu e0aporasi, maka penguapan yang ter#asi semakin cepat. $emudian dengan konsentrasi yang tetap. amanya e0aporasi, semakin lama e0aporasi,maka yang ter#adi semakin banyak 9at gi9i yang hilang dan semakin banyak berkurang #umlah 0olumenya. uas permukaan, dengan lebih luasnya luas permukaan bahan, semakin luas pula permukaan bahan yang berhubungan langsung dengan medium pemanas yang lebih banyak air, #enis bahan dan 0iskositas cairan semakin tinggi 0iskositas cairan, tingkat sirkulasi semakin menurun koefisien transfer panas. Giksositas larutan mengalami kenaikan karena meningkatnya konsentrasi. @adi hasil ekstrak meniran yang telah mengalami proses e0aporasi berkurang 3ml dari sebelumnya 3; ml. didapatkan hasil sebanyak ; ml tapi hasil larutan hasil e0aporasi belum terlalu pekat. !an kemudian di fraksiansi menggunakan pelarut etanol ;6K, tu#uan dari fraksinasi adalah untuk memisahkan komponen kimia diantara dua fase yang tidak saling bercampur. 'ada percobaan ini dilakukan fraksinasi metode ekstraksi caircair. 2kstrasi cair-cair merupakan pemisahan komponen kimia diantar dua fase pelarut yang tidak saling bercampur dimana sebagian komponen larut dalam fase pertama dan sebagian larut dalam fase kedua, lalu kedua fase dikocok lalu ditambahkan sampai ter#adi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan cair, dan komponen kimia akan terpisah kedalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap. 'ada saat pencampuran ter#adi perpindahan masa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertama (media pemba"a dan masuk kedalam pelarut kedua (media ekstrasi sebagai syarat ekstrasi ini bahan ekstrasi dan pelarut tidak saling melarut agar ter#adi pemindahan masa yang baik yang berarti performasi ekstrasi yang besar haruslah diusahakan agar ter#adi bidang kontak yang seluas mungkin diantara kedua cairan tersebut. 'ada ekstasi cair-cair ini alat yang digunakan adalah corong pisah. 7orong pisah untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua
24
fase pelarut dengan densitas yang berbeda yang tak tercampur, pemisahan ini didasarkan pada tiap bobot dari fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada dibagian dasar sementara fraksi yang lebih ringan akan berada di atas ",am(ar *.-&.
)u#uannya
untuk
memisahkan
golongan
utama
kandungan
yang
lain.senya"a yang bersifat polar dan senya"a yang non polar akan masuk ke pelarut non polar. &ntuk memakai corong pisah ini, campuran dua fase pelarut dimasukan kedalam corong pisah dari atas dengan keran ditutup. 7orong ini kemudian ditutup dan digoyang untuk membuat dua fase larutan tercampur. 7orong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap yang berlebih. 7orong ini lalu didiamkan agar pemisahan antara dua fase berlangsung ",am(ar *.-&. *enyumbat dan keran corong kemudian di buka dan dua larutan fase ini
didiamkan dengan mengontrol keran corong. 'ada proses fraksinasi menggunakna sol0ent (pelarut, ini adalah suatu proses fraksinasi menggunakan pelarut.dimana pelarut yang digunakan adalah pelarut polar yaitu air, palarut semi polar yaitu etil asetat, palarut non polar yaitu >heksan. 'roses ini lebih mahal dibandingkan proses fraksinasi lainnya karena menggunakan bahan pelarut. 2kstrak yang di suspensi kedalam + ml aJuadest dan ditambahkan dengan >-heksan 3 ml, dimasukan kedalam corong pisah kemudian dikocok, setelah dikocok akan terbentuk + lapisan, lapisan atas terdiri dari lapisan >-heksan yang merupakan lapisan non polar karena ringan dan lapisan ba"ah adalah air yang bercampur dengan ekstrak meniran. apisan atas yang terdiri dari lapisan >-heksan yang non polar merupakan lapisan yang terdiri dari kandungan metabolit sekunder, seperti lipid dan terpenoid. $emudian lapisan ba"ah yang merupakan lapisan air di tambahkan dengan etil asetat 3ml secaara dua kali perlakuan. apisan semi polar tersebut lebih berat dan berada di ba"ah dan memilik kandungan metabolit sekunder yaitu tanin dan saponin. apisan air tersebut ditambahkan etil asetat dan dikocok kembali dengan corong pisah.kemudian terdiri dari dua lapisan, lapisan atas terdiri
25
dari lapisan eti asetat (semi polar dan lapisan ba"ah adalah laisan air yang mengandung metabolit sekunder yaitu fla0onoid. apisan etil asetat mengandung metabolit sekunder alkaloid dalam bentuk basa. $emudian diuapkan sementara lapisan ba"ah yaitu fla0onoid dicampurkan dengan lapisan ba"ah, dan lapisan atas digabungkan dengan lapisan atas pertama kali. 'artisi untuk masing-masing pelarut dilakukan dua kali pengulangan. 'enggunaan pelarut tersebut berdasarkan kenaikan polaritas pelarut. !imana etil asetat lebih polar di bandingkan dengan >heksan. :asil penggabungan fraksinasi tersebut kemudian diuapkan agar hasil fraksinasi mengental dan terlepas dari >-heksan, partisi untuk masing-masing pelarurt dilakukan beberapa kali pengulangan. 'enggunaan pelarut tersebut berdasarkan kenaikan polaritas pelarut dimana etil asetat lebih polar dibandingkan >-heksan atau klorofom. *erdasarkan hasil praktikum fraksinasi maserat di dapatkan 1 macam fraksi yaitu fraksi polar yang memiliki "arna paling pekat dari fraksi lain, fraksi semi polar yang memiliki "arna paling muda dibandingkan fraksi polar dan non polar, dan terakhir yaitu fraksi non polar yang memilik "arna yang tidak terlalu muda atau pekat. etelah itu dilakukan kromatografi kolom, kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan kecepatan rambatan komponen dalam medium tertentu. $romatografi kolom bertu#uan untuk purifikasi dan identifikasi isolasi komponen- komponen dari suatu campurannya, prinsip pemisahan kromatografi yaitu adanya distribusi komponen-komponen dalam fase diam dan fase gerak berdasrkan perbedaan sifat fisik komponen yang akan dipisahkan. $romatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagaia alat untuk memisahkan komponen dari campuran. 8lat nya berupa pipa gelas yang dilengkapi keran dibagian ba"ah kolom untuk mengendalikan aliran 9at cair, ukuran kolomnya tergantung dari banyak nya 9at yang akan dipindahkan. 'ada percoabaan ini menggunakan tabung dengan diameter seperti buret dikarenakan tidak tersedianya kolom yang memadai dilaboratorium. /etode pemisahan kromatografi kolom memerlukan bahan kimia yang cukup banyak sebagai fase diam dan fase gerak bergantung pada ukuran kolom gelas. &ntuk
26
melakukan pemisahan campuran dengan metode kromatografi kolom diperlukan "aktu yang relatife lama. 'ada percobaan yang telah dilakukan diperlukan untuk memisahkan ketiga komponen "arna yaitu "arna putih bening, kuning, coklat muda, coklat tua, putih pekat selama lebih beberapa #am ",am(ar *.5&. /etode pembuatan kolom terbagi men#adi dua yaitu metode kering dengan kolom pertama diisi dengan fase diam bubuk diikuti dengan fase gerak, sedangkan metode basah dengan bubur silica gel disiapkan dari eluen dengan fase diam bubuk dan kemudian dengan hati-hati dituangkan dalam kolom. apisan ini ditutupi dengan lapisan kapas untuk melindungi bagian lapisan organik dari kecepatan baru ditambahkan eluen, eluen perlahan-lahan mele"ati kolom untuk mema#ukan bahan organik. 8lat kromatografi memiliki fase diam berupa adsorben yang tidak larut dalam fase gerak, ukuran partikel fase diam yaitu silica gel. 8danya 9at pengotor dalam fase diam dapat menyebabkan adsorbansi tidak re0ersibel dan #uga disiapkan "adah berupa gelas kaca yang berfungsi sebagai penampung eluen. !alam persiapan kolom hal yang pertama yang dilakukan adalah memasang kapas hal ini dilakukan karena kapas memiliki kemampuan menyaring serta menahan penyerap. 'roses memasukan kapas digunakan dengan pinset. 'enyerapan yaitu silica gel dimasukkan kedalam kolom sebanyak 6 mg. 'roses memasukan penyerap ini dilkukan menggunkan corong, seln#utnya dilakukan pencucian sekaligus yang berfungsi untuk men#enuhkan fase diam dan fase gerak. :al ini dilakukan agar elusi nannti nya men#adi lebih cepat .kemuidan di tambahkan fase gerak yaitu nheksan dan etil asetat dengan perbandingan 3%3 sebanyak 5 ml, proses penambahan fase gerak dilakukan sebaik mungkin dan homogeny serta terhindar dari adanya gelembing udara karena gelembung udara dapat menyebabkan putusnya penyerap dalam kolom. ampel di masukan kedalam kolom dengan membuka kran bersamaan dengan pengamatan. !i perlukan untuk setiap pengamatan terelusi sempurna. 'elarut yang di tambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita pita sesuia dengan #enis 9at "arna yang terkandung. 'elarut akan turun dan keluar
27
dengan memba"a 9at "arna yang terlarut tersebut. 'elarut polar dan fase diamnya yaitu silica gel yang bersifat polar akan tertarik pada fase diam senya"a polar melalui ikatan hydrogen. 8kibatnya senya"a bergerak sangat lambat sedangkan senya"a non polar akan keluar dari kolom pertama kali karena seya"a ini bergerak lebih cepat di bandingkan senya"a polar yang mengikuti fase gerak bersifat non polar. 'roses kromatografi dia"ali dengan pelaut yang kurang polar terlebih dahulu untuk mengeluarkan senya"a-senya"a non polar kemudian di susul dengan pelarut lebih polar untuk mendorong senya"a polar. /etode yang di gunakan pada percobaan ini adalah metode kering, yaitu kolom di isi dengan fase diam yang kering, di ikuti dengan penambahan fase diam berupa silica gel. Mang di siramkan dengan eluen semi polar yaitu klorofom dan methanol (4 % 3 yang bersifat polar hinggah silica benar-benar basah. etelah
di
lakukan
kromatografi
kolom
selan#ut nya
menggunakan
kromatografi lapis tipis percobaan ini bertu#uan untuk memisahkan komponenkomponen dari ekstrak meniran dan untuk menetukan perbandingan eluen yang dapat menghasilkan pemisahan yang bagus. $romatografi lapis tapis merupakan cara pemisahan campuran senya"a men#adi senya"a murni nya. 'enger#aan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silica atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam.
air dengan perbandingan %3%6
eluen
yang digunakan
merupkan
pencampuran dari pelarut tersebut lalu didiamkan sampai pelarut tercampur sempurna. etelah membuat eluen yang digunakan dilan#utkan dengan menyiapkan kan plat $) dan kemudian dibuat batas ba"ah dan atas nya agar mudah menghitung
28
Rf nya. *atas ba"ah yang dibuat adalah masing-masing dengan pan#ang 3 cm, hal ini dikarnakan sesuai dengan prinsip kapilaritas, yaitu untuk menaikkan spot (ascending kapilaritas adalah naiknya cairan eluen melalui pori-pori kapiler lempeng. 'lat digaris dengan mengguanakan pensil digambar bagian ba"ah lempengan. !igunakan pensil karena pensil mengandung senya"a karbon yang tidak larut dalam eluen #ika menggunakan tinta, pe"arna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram yang dibentuk diberikan penandaan pada garis. dilempengan untuk menun#ukan posisi a"al dari tetesan kemudian masing-masing pelarut dari campuran diteteskan pada garis yang telah dibuat. 'enotolan biasanya dilakukan menggunakan pipa kapiler kaca, penotolan menggunakan empat sampel yang merupakan hasil dari kromatografi kolom ",am(ar *.6&, lalu pelarut dibiarkan menguap atau dihilangkan dengan bantuan
aliran udara kering selan#utnya lapisan dimasukan di "adah (gelas kaca yang telah berisi eluen *88. $etika bercak campuran itu mengering, lempengan ditempatkan kedalam gelas kaca berisi pelarut (eluen. 'erlu diperhatikan bah"a batas pelarut berada diba"ah garis dimana posisi bercak berada. alu gelas kaca ditutup menggunakan aluminium foil ",am(ar *.;&, alasan untuk menutup gelas adalah untuk meyakinkan bah"a kondisi dalam gelas tersebut ter#enuhkan oleh uap mencegah penguapan pelarut, karena pelarut bergerak lambat pada lempengan. $omponen-komponen yang berbeda dari campuran pe"arna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak "arna. 'elarut dapat mencapai sampai pada bagian atas dari lempengan, ini akan memberiakn pemisahan maksimal dari komponen-komponen yang ber"arna untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam. eharusnya pada percobaan ini deteksi bercaknya menggunakan dengan sinar &G, se#umlah senya"a alam akan memancarkan cahaya tampak saat mengenai sinar &G oleh karena itu digunakan
sinar &G bertu#uan untuk mendeteksi senya"a
yang dapat
berflouresensi. >amun pada percobaan deteksi &G tidak dilakukan dikarenakan alat yang akan digunakan mengalami kerusakan. ehingga pda praktikum ini langsung penyemprotan dengan menggunakan preaksi dragendroff ",am(ar *.<&
29
sampai plat tersebut terbasahi ",am(ar *.1=&. )u#uan dari penyemprotan pereaksi dragendroff untuk mengu#i senya"a alkaloida yang terkandung didalam herba meniran. !ari hasil pengamatan dapat dilihat pan#ang serapan pada kromatogram pertama ,, hasil dari larutan etil asetat yang ditotolkan dengan nilai Rf , cm, sedangakn pada >-heksan dengan mendapatkan nilai Rf ,6 cm. Darna yang terbentuk pada saat pelarutan lebih banyak pada pada larutann n-heksan dari pada larutan etil aseta. :al ini dikarenakan senya"a meniran lebih banyak yang tertarik ke pelarut n-heCan dari pada etil asetat, ini menun#ukan bah"a senya"a dalam herba meniran lebih banyak yang bersifat non polar.
BAB 7 !EIMPULAN DAN AAN
30
-.1 !e%im+ulan
:erba meniran ( Phyllanthus niruri . merupakan tanaman yang mempunyai banyak khasiat dan telah digunakan sebagai obat tradisional. $hasiat tanaman berasal dari kandungan berbagai senya"a kimia, di antaranya alkaloid, saponin, fla0onoid, tripenoidHsteroid, dan tanin, pada praktikun identifikasi senya"a kimia pada mniran hasil positif menun#ukan meniran mengandung senya"a saponin dan steroid. 'ada identifikasi mikroskopik terdapat kalsium hablur oksalat dan fragmen kulit bi#i. 'ada simplisia meniran ini dilakukan ekstrasi dengan metode sokletasi menggunakan pelarut etanol, pengentalan ektrak dilakukan dengan alat rotary e0aporator, kemudian hasil ekstrak kental di fraksinsi menggunakan pelarut air, etil asetat, dan n-heksan.yang kemudian diuapkan hinggah mengental. Fraksi kental kemudian di lakukan u#i kromatografi kolom dengan metode kering. i kromatografi kolom menghasilkan senya"a murni yang di u#i pada $) menggunakan eluen *88 (butanol,asam asetat, dan air dengan perbandingan % 3%6 yang menghasikan tiga bercak, pada nilai RF , menun#ukan larutan kromatogran, Rf , menun#ukan larutan etil asetat, dan Rf ,66 menun#ukan larutan >-heksan yang spesifik mengandung alkaloid.
-.2 aran
/ahasis"a harus memahami prosedur ker#a lebih baik agar tidak ter#adinya kesalahan pada praktikum, pencarian pada bahan utama yaitu sampel hendaknya dilakukan secara pasca panen dan dilokasi yang sama untuk menghindari indentifikasi senya"a kandungan metabolit sekunder pada sampel.
DA0TA PUTA!A
31
)im Fitokimia, +36. 'enuntun praktikum fitokimia fakultas farmasi dan sains. @akarta .&hamka 'ress. !epkes RI, 34;5. /aterial /edika Indonesia, #ilid II. @akarta (:alaman ;5-5+ !epkes RI, 3446. /aterial /edika Indonesia, #ilid GI. @akarta
LAMPIAN
32
",am(ar 2.1& Makr'%k'+ik Bagian Tum(u#an ",am(ar *.1& Mikr'%k'+ik " Phyllanthi niruri L.&
",am(ar *.2& Met')e 'kleta%i
33
34
",am(ar *.3& Pemana%an Pa)a ater(at#
",am(ar *.*& angkaian Alat E>a+'rat'r
35
",am(ar *.-& Met')e 0rak%ina%i
36
",am(ar *.5& Met')e !r'mat'grafi !'l'm $ang ter)iri )ari (e(era+a la+i%an
37
",am(ar *.6& am+el untuk uji !LT
38
",am(ar *.;& Met')e !LT )engan Eluen BAA
39
",am(ar *.<& Pereka%i Dragen)r'ff
40
",am(ar *.1=& Plat alumnia (er?arna 'range
41