AKTIVITAS MUKOLITIK FRAKSI ETIL ASETAT DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz and Pav.) PADA MUKOSA USUS SAPI SECARA IN VITRO
Disusun Oleh: Egi Aresta Dilar 1104015083
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI JAKARTA 2014
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batuk merupakan gangguan yang umum dan sering dialami oleh semua orang. Batuk yang tak kunjung reda kerap mengganggu aktivitas sehari-hari. Meskipun batuk biasanya terjadi akibat rangsangan di saluran napas, tetapi banyak pula jenis batuk yang disebabkan oleh adanya kelainan dalam tubuh (Tjay dan Raharja, 2007). Batuk merupakan gangguan saluran napas yang masih menjadi salah satu masalah terbesar di Indonesia pada saat ini. Hal inilah yang mendorong penelitian tanaman obat yang dapat digunakan untuk pengobatan batuk karena bahan alamiah lebih murah, lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan. Tanaman sirih merah merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat untuk mengatasi beragam penyakit. Daun tanaman ini secara empiris telah dimanfaatkan untuk mengatasi batuk, TBC, diabetes, kanker payudara, maag, batu ginjal, radang mata, keputihan, demam berdarah, penyakit jantung dan kolesterol. Berdasarkan pemeriksaan skrining fitokimia, daun sirih merah mengandung flavonoid, alkaloid, senyawa polifenolat, dan tanin (Sudewo, 2005). Sedangkan alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid (Pkimunlam, 2008) ` Salah satu penyakit seperti bronkitis dan infeksi saluran nafas dapat menyebabkan peningkatan sekresi dahak (Ikawati, 2007). Peningkatan produksi mukus terjadi pada kondisi tersebut, dan mukus yang diproduksi sifatnya kental, sehingga hal ini berpengaruh pada pernafasan. Mukus kental dapat dikeluarkan melalui proses pengenceran. Secara fisiologis silia tidak mampu mengeluarkan mukus karena terlalu kental (Hitner dan Nagle, 1999). Selaput lendir dari saluran pernafasan bagian atas dilapisi oleh bulu getar. Lendir disapu oleh bulu getar dengan gerakan berombak perlahan yang terus-menerus, ke arah batang tenggorokan dan selanjutnya dikeluarkan dengan meludah atau ditelan. Komposisi mukus usus sapi mirip dengan mucus manusia (Dukes, 1995; Indrawati dkk.,2 2009). Banyak penelitian terhadap daun sirih merah akan tetapi penelitian mengenai daun sirih merah dengan konsentrasi optimum penggunaan sebagai mukolitik secara in vitro belum ada. Penelitian yang telah dilakukan adalah yulias ninik dkk., (2011) melakukan penelitian tentang aktivitas mukolitik in vitro eksrtak etanol daun sirih
merah (piper crocotum Ruiz dan Pav.) pada mukosa usus sapi dan identifikasi kandungan kimianya. Mukolitik merupakan obat yang bekerja dengan cara mengencerkan sekret
saluran
pernafasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum (Estuningtyas, 2008). Agen mukolitik berfungsi dengan cara mengubah viskositas sputum melalui aksi kimia langsung pada ikatan komponen mukoprotein. Agen mukolitik yang terdapat di pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein (Estuningtyas, 2008). Asetilsistein 0,1% digunakan sebagai pembanding dalam uji ini (Anonim, 1991). Asetilsistein merupakan obat yang beredar dipasaran dan berefek sebagai mukolitik. Asetilsistein dapat digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui efek mukolitik secara in vitro dengan menurunkan viskositas mukus usus sapi (Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, 1991), serta digunakan pembanding rebusan daun sirih merah sebagai pembanding empiris untuk mengetahui dosis pemakaiannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bukti ilmiah adanya aktivitas mukolitik pada daun sirih merah sehingga dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan obat dengan konsentrasi seminimal mungkin dan dapat dijadikan alternatif pengobatan batuk bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yulias ninik (2011) bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas mukolitik, sementara pada konsentrasi 0,3% setara dengan asetilsistein 0,1%. Ekstrak etanol mengandung senyawa golongan saponin, flavonoid, alkaloid dan polifenol. Alkaloid terdapat dalam bentuk basa bebas yang lebih larut dalam etil asetat ( Heinrich,et.al. 2010). Penelitian yang sudah saat ini tentang khasiat daun sirih merah sebagai mukolitik masih menggunakan pelarut polar. Olehn karen itu, akan dilakukan penelitian lebih lanjut pada tingkat fraksinasi dengan menggunakan pelarut semi-polar, yaitu etil asetat. Fraksinasi dilakukan untuk memisahkan senyawa berdasarkan polaritas, sehingga dapat diketahui senyawa golongan apakah yang berefek sebagai mukolitik.
B. Permasalahan penelitian Dalam penelitan ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan diselesaikan, antara lain: 1.
Apakah fraksi etil asetat daun sirih merah (piper crocotum Ruiz dan Pav.) memiliki aktivitas mukolitik secara in vitro dengan cara menurunkan viskositas mukus usus sapi?
2. Berapakah konsentrasi fraksi etil asetat daun sirih merah (piper crocotum Ruiz dan Pav.) yang memiliki aktivitas mukolitik setara dengan asetilsistein 0,1% ? 3. Bagaimana pengaruh variasi kadar fraksi etil asetat daun sirih merah (piper crocotum Ruiz dan Pav.) terhadap aktivitas mukolitik secara in vitro pada mukus usus sapi ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui aktivitas mukolitik fraksi etil asetat daun sirih merah (piper crocotum Ruiz dan Pav.) secara in vitro menggunakan mukus usus sapi.
2. Mengetahui konsentrasi fraksi etil asetat daun sirih merah (piper crocotum Ruiz dan Pav.) yang memiliki aktivitas mukolitik setara dengan asetilsistein 0,1%. 3. Mengetahui pengaruh variasi kadar fraksi etil asetat daun sirih merah (piper crocotum Ruiz dan Pav.) terhadap aktivitas mukolitik secara in vitro pada mukus usus sapi. . D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau bahkan pengetahuan baru tentang khasiat daun sirih merah sebagai mukolitik, dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.