Praktikum Farmakognosi : skrining fitokimia (mengambil data, interpretasi, dan identifikasi golongan senyawa metabolit sekunder dalam sampel)
materi belajar pretes praktikum fitokimia
Deskripsi lengkap
skrining fitokimiaDeskripsi lengkap
tugasDeskripsi lengkap
Berisi uraian singkat pelaksanaan skirining fitokimia terhadap berbagai senyawa yang ada di tumbuhanDeskripsi lengkap
Uji fitokimia atau skrining fitokimia terhadap kandungan senyawa kimia metabolit sekunder merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian mengenai tumbuhan obat atau dalam hal pencarian senyaw...
MAKALAH FITOKIMIA I TANAMAN HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L))
Skrining fitokimia merupakan tahap awal dalam mengidentifikasi kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan karena tahap ini dapat ditentukan golongan senyawa kimia yang dikandung. Simplisia yang digunakan dalam praktikum ini adalah kej ibeling (Strobilanthes crispus). crispus ). Skrining fitokimia yang dilakukan pada simplisia dan ekstrak keji beling. Skrining pada simplisia keji beling dilakukan pada uji alkaloid,uji polifenolat, uji flavanoid, flavanoid, saponin, kuinon tannin, monoterpena dan seskuiterpena, triterpenoid dan steroid. Skrining pada ekstrak keji beling dilakukan pada uji polifenolat, uji flavanoid, saponin, kuinon dan tannin. Untuk menguji kandungan golongan senyawa yang terkandung dalam simplisia menggunakan pereaksi yang berbeda untuk setiap golongan yang akan di uji. Kandungan alkaloid dalam simplisia kejibeling menunjukkan hasil negatif. Hal ini ditunjukkan dengan terbentukknya terbentukknya warna merah atau jingga pada larutan la rutan simplisia keji beling yang mengandung amoniak 25%, CHCl 3 dan diteteskan pada kertas saring lalu disemprot dengan pereaksi Dragendorff. Ditunjukkan pula pada larutan keji beling yang mengandung amoniak 25%, CHCl 3, dan asam klorida 10% yang membentuk dua fase, fase air nya dibagi menjadi dua bagian, tabung pertama ditambahkan pereaksi Dragendorff tidak menunjukkan adanya endapan merah bata, dan tabung kedua ditambahkan pereaksi Mayer tidak menunjukkan adanya endapan putih. Kandungan senyawa polifenolat dalam simplisia kejibeling menunjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan dengan timbulnya warna, warna, pada larutan keji beling yang ditambahkan dengan pereaksi besi (III) klorida. Kandungan flavonoid dalam simplisia keji beling beli ng menunjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna pada lapisan amilalkohol pada saat larutan simplisia keji beling ditambahkan dengan serbuk Mg dan HCl pekat dan dibiarkan terjadinya pemisahan setelah dilakukan pengocokkan . Kandungan saponin dalam simplisia keji beling menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya busa yang bertahan selama 10 menit dan ketika diteteskan HCl pada larutan simplisia keji beling yang dikocok secara vertikal selam 10 detik. Kandungan kuinon kuinon dalam simplisia keji beling menunjukkan hasil yang yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna warna pada pada larutan simplisia kejibeling pada saat diteteskan dengan larutan NaOH. Kandungan senyawa golongan tanin dalam simplisia keji beling meninjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan dengan terbentukknya warna warna pada pada larutan simplisia keji beling yang ditambahkan dengan larutan besi(III)klorida 1%. Dan ditunjukkan pula pada larutan simplisia keji beling yang ditambahkan dengan larutan gelatin 1%. Tetapi dalam sim plisia keji beling tidak menunjukkan danya tanin katekat . Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentiknya endapan berwarna merah muda pada larutan simplisia keji beli ng yang ditambahkan dengan pereaksi Steasny.
Kandungan senyawa monoterpen dan seskuiterpen dalam simplis ia keji beling menunjukkan hasil yang. Hal ini ditunjukkan dengan pada larutan simplisia keji beling yang ditambahkan dengan larutan vanillin 10% dalam HCl pekat. Kandungan senyawa triterpenoid dalam simplisia keji beling menunjukkan hasil yang. Hal ini ditunjukkan dengan pada simplisia keji beling yang digerus dan ditambahkan dengan eter yang diuapkan sampai kering ditambahkan dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Kandungan senyawa steroid dalam simplisia keji beling menunjukkan hasil yang. Hal ini ditunjukkan dengan pada simplisia keji beling yang digerus dan ditambahkan dengan eter yang diuapkan sampai kering ditambahkan dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Kandungan senyawa polifenolat dalam ekstrak simplisia kejibeling menunjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan timbulnya warna, pada larutan ekstarak simplisia keji beling yang ditambahkan dengan pereaksi besi (III) klorida. Kandungan flavonoid dalam ekstrak simplisia keji beling menunjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna pada lapisan amilalkohol pada saat larutan ekstrak simplisia keji beling ditambahkan dengan serbuk Mg dan HCl pekat dan dibiarkan terjadinya pemisahan setelah dilakukan pengocokkan . Kandungan saponin dalam ekstrak simplisia keji beling menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya busa yang bertahan selama 10 menit dan ketika diteteskan HCl pada larutan ekstrak simplisia keji beling panas yang dikocok secara vertikal selam 10 detik. Kandungan kuinon dalam ekstrak simplisia keji beling menunjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna pada larutan ekstrak simplisia kejibeling pada saat diteteskan dengan larutan NaOH. Kandungan senyawa golongan tanin dalam ekstrak simplisia keji beling meninjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan terbentukknya warna pada larutan ekstrak simplisia keji beling yang ditambahkan dengan larutan besi (III)klorida 1%. Dan ditunjukkan pula pada larutan simplisia keji beling yang ditambahkan dengan larutan gelatin 1%. Tetapi dalam larutan ekstrak simplisia keji beling tidak menunjukkan adanya tanin katekat. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentiknya endapan berwarna merah muda pada larutan ekstrak simplisia keji beling yang ditambahkan dengan pereaksi Steasny.