LAPORAN TUTORIAL BLOK EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIK
SKENARIO 1: PENELITIAN EPIDEMIOLOGI Kelompok Tutorial 6
Anggota Kelompok:
1. Sunana Ageng Hikmawati
(161610101042) (161610101042)
2. Nafra Glenivio Agretdie
(161610101043) (161610101043)
3. Khairunnisa Fadhilatul Arba (161610101044) (161610101044) 4. Firmansyah Adi Pradana
(161610101045) (161610101045)
5. Liyathotun Fatimah
(161610101046) (161610101046)
6. Hamy Rafika Pratiwi
(161610101047) (161610101047)
7. Shintia Dwi Pramesty
(161610101048) (161610101048)
8. Endang Nur Hidayati
(161610101049) (161610101049)
Tutor :drg. Happy Harmono, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2017
SKENARIO 1 PENELITIAN EPIDEMIOLOGI Penduduk Desa Sukasukses jarang sekali yang berpendidikan tinggi, 90% dari mereka hanya lulus Sekolah Dasar dengan pekerjaan sebagai buruh kebun tembakau. Masyarakat tidak pernah mendapat penyuluhan kesehatan gigi maupun umum. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan drg. Darmaga yang merupakan kepala Puskesmas Puskesmas Sukasukses, dihasilkan 95% penduduk laki-laki mempunyai kebiasaan merokok, tidak jarang dari mereka bisa menghabiskan 5-6 bungkus rokok dalam sehari. Hasil laporan tahunan Puskesmas didapatkan angka kejadian Ca lidah yang meningkat selama 3 tahun terakhir. Drg. Darmaga ingin melakukan penelitian tentang risiko kebiasaan merokok terhadap kejadian Ca lidah pada penduduk laki-laki. Beliau akan meneliti dengan melihat riwayat merokok pada penduduk yang terkena t erkena Ca lidah pada saat dilakukan penelitian. Diskusikan jenis penelitian epidemiologi pada kasus diatas!
STEP 1 - Clarifying unfamiliar terms
1. Epidemiologi -
Berasal dari bahasa Yunani yakni kata epi yang berarti “pada”, kata demos berarti “penduduk”, dan kata logos berarti “ilmu”. Jadi, epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.
-
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari terjadinya, distribusi, dan kontrol penyakit pada suatu populasi. Epidemiologi membentuk dasar kesehatan gigi masyarakat.
2. Ca lidah -
Suatu neoplasma maligna yang berasal dari jaringan epitel mukosa lidah.
-
Keganasan yang terjadi pada bagian lidah dapat disebabkan karena penggunaan tembakau dalam waktu lama, konsumsi alkohol, infeksi virus, serta faktor gigi dan mulut.
STEP 2 – Problem Definition
1. Apa saja macam-macam dari epidemiologi? 2. Apa tujuan dari epidemiologi? 3. Apa manfaat dari epidemiologi? 4. Bagaimana peran dari epidemiologi? 5. Apa saja elemen-elemen penting dari epidemiologi? 6. Apa jenis penelitian epidemiologi dalam skenario tersebut?
STEP 3 – Brainstorming
1. Apa saja macam-macam dari epidemiologi? -
Epidemiologi dapat diklasifikasikan menurut sejarah perkembangannya, yaitu: a. Epidemiologi klasik , mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit menurut konsep epidemiologi klasik. b. Epidemiologi modern, sekumpulan konsep yang digunakan dalam studi epidemiologi yang terutama bersifat analitik, selain untuk penyakit menular wabah dapat diterapkan juga untuk penyakit menular bukan wabah, penyakit tidak menular serta masalah-masalah kesehatan lainnya.
-
Sedangkan penelitian epidemiologi secara sederhana dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Penelitian observasional , peneliti hanya mengamati suatu fenomena ataupun kejadian dan sama sekali tidak melakukan intervensi. Pada penelitian observasional dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1) Pendekatan deskriptif
: menggambarkan pola distribusi
penyakit dan determinan penyakit berdasar populasi, letak geografik, dan waktu. 2) Pendekatan analitik
:
menggambarkan
distribusi
frekuensi suatu penyakit dan kemungkinan hubungan antara 2 atau lebih variabel, maka penelitian analitik bertujuan untuk memberikan jawaban atas adanya hubungan sebab-akibat antara 2 variabel. Ada dua macam studi pada pendekatan analitik yaitu studi case control dan studi Cohort . b. Penelitian eksperimental , seorang peneliti secara sengaja melakukan intervensi. Ada 3 macam studi eksperimental yaitu randomized controlled trial yang menggunakan pasien sebagai subyek penelitian, dan
penelitian
uji
lapangan
dan
intervensi
komunitas
yang
menggunakan orang sehat dan komunitas sebagai subyek penelitian.
2. Apa tujuan dari epidemiologi? Tujuan dari epidemiologi antara lain sebagai berikut : -
Menggambarkan status kesehatan populasi
-
Menentukan “sebab” masalah kesehatan
-
Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
-
Mengevaluasi suatu tindakan intervensi kesehatan
-
Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
-
Menggambarkan upaya tindakan pencegahan dan pengobatan yang dilakukan
-
Penelitian sejarah
-
Diagnosis komunitas
-
Kinerja pelayanan kesehatan
-
Risiko individu dan peluang
-
Melengkapi gambaran klinik dan pola penyebaran penyakit
-
Identifikasi sindrom
-
Mencari penyebab
-
Mengevaluasi gejala dan tanda-tanda
-
Analisa keputusan klinis
3. Apa manfaat dari epidemiologi? Manfaat dari epidemiologi antara lain sebagai berikut : -
Dapat mempelajari / menjelaskan riwayat penyakit atau perkembangan alamiah suatu penyakit.
-
Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan dan sumber penyakit.
-
Dapat mengkaji resiko dan menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan. Keadaan masalah kesehatan dapat dibagi menjadi empat yaitu epidemi, endemi, pandemi, dan sporadik.
-
Dapat membantu menegakkan diagnosa dalam masyarakat.
4. Bagaimana peran dari epidemiologi? Peran dari epidemiologi antara lain sebagai berikut : -
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalama penyakit atau masalah kesehatan masyarakat.
-
Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan dan mengambil keputusan.
-
Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
-
Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Apa saja elemen-elemen penting dari epidemiologi? -
Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan. -
Populasi
Berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok. -
Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
6. Apa jenis penelitian epidemiologi dalam skenario tersebut? Jenis penelitian epidemiologi pada skenario tersebut yakni penelitian observasional. Penelitian observasional dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu penelitian dengan pendekatan deskriptif dan pendekatan analitik. Di
dalam sebuah penelitian observasional masih saling berhubungan antara pendekatan deskriptif dan pendekatan analitik, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan. Jadi, pada skenario termasuk pada penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif dan pendekatan analitik.
STEP 4 – Mapping
ELEMEN
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
MACAM-MACAM
TUJUAN DAN
EPIDEMIOLOGI
MANFAAT EPIDEMIOLOGI
DESKRIPTIF PENELITIAN OBSERVASIONAL ANALITIK
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
PERAN EPIDEMIOLOGI
STEP 5 – Learning Objective
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari “Epidemiologi”. 2. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam dari “Epidemiologi”. 3. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dan manfaat dari “Epidemiologi”. 4. Mahasiswa mampu mengetahui peran dari “Epidemiologi”.
STEP 6 – Self Study
STEP 7 – Learning Objective 1. Definisi “Epidemiologi”
Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi penyebab atau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang menyebabkan penyakit, cedera, cacat atau kematian dalam populasi atau dalam suatu kelompok manusia. Epidemiologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor – faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia. Ilmu ini meliputi pemberian ciri pada distribusi status kesehatan, penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat, orang, dan sebagainya (Timmreck,2004) Epidemiologi merupakan sains, dimana dalam studinya menggunakan metode ilmiah untuk menjelaskan distribusi dan determinan penyakit, meramalakan terjadinya penyakit, dan menemukan strategi yang tepat untuk mengotrol terjadinya penyakit pada populasi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan yang penting. (Slattery, 2002) Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu yang menekankan pada upaya menerangkan bagaimana frekuensi & distribusi penyakit serta bagaimana berbagai faktor dapat menjadi faktor penyebab penyakit. Kaitannya dengan ilmu kesehatan atau bidang kedokteran adalah suatu proses logis untuk menganalisis serta memahami hubungan interaksi antara proses fisik, biologis, dan fenomena sosial yang berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya (Noor, 2008). Epidemiologi adalah “studi tentang distribusi dan determinan keadaan dan peristiwa terkait kesehatan pada populasi, dan penerapannya untuk mengendalikan masalah kesehatan” (Last, 2001). a. Studi. Studi berkaitan dengan sains yang berkembang untuk 3 tujuan utama:
menjelaskan
(explanation),
memprediksi
(prediction),
dan
mengendalikan (control). Jadi bukan sains jika tidak bertujuan untuk menjelaskan terjadinya fenomena, meramalkan fenomena, mengontrol fenomena tersebut agar bermanfaat bagi manusia dan tidak merugikan manusia. Untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol fenomena, sains menggunakan metode ilmiah (scientific method). Demikian pula sebagai sebuah sains, epidemiologi menggunakan metode ilmiah untuk menjelaskan distribusi dan determinan penyakit, meramalkan terjadinya penyakit, dan menemukan strategi yang tepat untuk mengontrol terjadinya penyakit pada populasi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting.. Metode ilmiah meliputi perumusan masalah penelitian, pengujian hipotesis, pengumpulan data melalui pengamatan dan eksperimentasi, penafsiran data, dan penarikan kesimpulan yang logis. Metode ilmiah berguna untuk menarik kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan dalam jangka panjang (Strevens, 2011). b. Distribusi. Distribusi (penyebaran) penyakit pada populasi dideskripsikan menurut orang (person), tempat (place), dan waktu (time). Artinya, epidemiologi
mendeskripsikan
penyebaran
penyakit
pada
populasi
menurut faktor sosio-ekonomi-demografi-geografi, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, ras, keyakinan agama, pola makan, kebiasaan, gaya hidup, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat sekolah, dan waktu terjadinya penyakit (Last, 2001). c. Determinan. Determinanmerupakan faktor, baik fisik, biologis, sosial, kultural, dan perilaku, yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit. Determinan merupakan istilah yang inklusif, mencakup faktor risiko dan kausa penyakit. Faktor risiko adalah semua faktor yang berhubungan dengan meningkatnya probabilitas (risiko) terjadinya penyakit. Untuk bisa disebut faktor risiko, sebuah faktor harus berhubungan dengan terjadinya penyakit, meskipun hubungan itu tidak harus bersifat kausal (sebab-akibat) (Last, 2001). Sedangkan “Penelitian Epidemiologi” merupakan bagian dari tugas pokok disiplin ilmu epidemiologi dalam mencari faktor penyebab maupun
hubungan sebab-akibat terjadinya penyakit serta gangguan kesehatan lainnya dalam masyarakat. (Irwan, 2016).
2. Macam – macam “Epidemiologi”
Macam-macam epidemiologi secara sederhana dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: 1)
Non eksperimental (Observasi) adalah suatu penelitian dimana
pengamatan terhadap fenomena kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya tanpa intervensi peneliti.Epidemiologi deskriptif, yaitu suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan eksplorasi diskriptif terhadap fenomena kesehatam masyarakat yang berupa risiko ataupun efek.(Kuntoro, H. 2006.). a. Epidemiologi deskriptif adalah cabang epidemiologi yang mempelajari tentang kejadian dan distribusi penyakit. Distribusi penyakit dikelompokkan menurut faktor orang (who), tempat (where), dan waktu (when). (Kuntoro, 2006) Yang menjadi fokus dalam epidemiologi deskriptif ini adalah frekuensi dan pola. Frekuensi digunakan untuk menilai tingkat
kejadian, sedangkan pola dapat digunakan untuk membantu epidemiologi analitik menunjukkan faktor risiko. (Nurbeti, dkk. 2012) b. Epidemiologi analitik yaitu
penelitian ini mencoba untuk
menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar fenomena, baik antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek. (Kuntoro, 2006) Epidemiologi analitik dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Cross Sectional Studi cross sectional (potong lintang) disebut juga survei sampel,
sering
penyakit
atau
digunakan faktor
untuk
risiko
di
memperkirakan suatu
populasi.
prevalensi Dengan
membandingkan prevalensi penyakit di antara kelompok-kelompok populasi, yang diklasifikasikan berdasarkan pemaparan terhadap suatu faktor risiko. Keunggulan utama dari survei sampel adalah penyelesaian pengumpulan data yang cepat dan efisien (tidak melakukan follow up), tetapi penalaran hubungan sebab akibat sulit dilakukan karena pengukuran kejadian penyakit dan pemaparan faktor risiko dilakukan pada waktu yang bersamaan. Penelitian cross-sectional dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
a. Tujuan
utama
penelitian
cross-sectional
adalah
mencari
prevalensi satu atau beberapa penyakit tertentu yang terdapat di masyarakat seperrti pada studi deskriptif, tetap pada keadaan tertentu, studi cross-sectional dapat juga digunakan untuk memperkirakan insidensi. b. Memperkirakan adanya hubungan sebab-akibat pada penyakit dengan perbahan yang jelas c. Penelitian cross-sectional digunakan untuk menghitung besarnya risiko tiap kelompok, risiko relatif, dan resiko atribut. Keuntungan dari cross-sectional sebagai berikut.
a. Penelitian cross-sectional dilakukan dengan cara yang cepat dan biaya yang relatif kecil dibandingkan penelitian prospektif b. Data
digunakan
untuk
membandingkan
besarnya
risiko
kelompok yang terpajan dengan kelompok yang tidak terpajan dan hasilnya digunaka untuk memberikan informasi kepada masyarakat berguna untuk menyusun perencanaan pelayanan kesehatan. Kerugian dari cross-sectional sebagai berikut.
a. Penelitian ini tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu karena pengamatan subjek studi hanya dilakukan sekali selama penelitian
b. Penelitian cross-sectional tidak dirancang untuk penelitian analitik c. Penelitian
cross-sectional
tidak
dapat
digunakan
untuk
menentukan hubungan sebab-akibat pada perubahan biokimia dan fisiologi Penelitian cross-sectional memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan subjek studi hanya dilakukan sekali selama penelitian b. Tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak terdapat hipotesis spesifik c. Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan yang dapat digunakan sebagai hipotesis dalam penelitian analitik atau eksperimental (Budiarto, 2004) 2) Case Control Studi case control dimulai dari menemukan kasus penyakit tertentu di populasi, kasus-kasus penyakit tersebut diidentifikasi saat mereka terdiagnosis (incident cases) atau dikumpulkan setelah periode tertentu (cumulative cases), lalu dicari apakah kasus tersebut sebelumnya terpapar suatu faktor risiko atau tidak, kemudian dipilih sebagai pembanding atas perbandingan odds terpapar faktor risiko diantara kasus yang menderita sakit dan kontrol. Rancanagn case control ini relatif cepat, tetapi tidak terlalu mahal, dan memberikan hasil yang cukup akurat. Rancangan ini sesuai untuk kasus-kasus yang jarang terjadi (rare disease). Pengukuran retrospektif
Peneliti dapat memperoleh informasi tentang faktor risiko di masa lalu dengan cara :
Dengan melakukan anamnesis atau wawancara pada subyek penelitian atau keluarga dekatnya.
Dengan
melihat
catatan
tentang
subyek
dari
catatan
medis/medical record Tahap penelitian Case Control:
a. Identifikasi variabel penelitian b. Menetapkan objek penelitian c. Identifikasi kasus d. Pemilihan subjek sebagai kontrol e. Melakukan pengukuran retrospektif untuk melihat faktor resiko f. Melakukan analisis dengan membandigkan proporsi antara variabel objek penelitian dengan variabel kontrol (Swarjana, 2015) 3) Cohort Dalam rancangan cohort, subyek penelitian diikuti sejak mereka semua masih terbeba dari penyakit yang diteliti. Di antaranya terdapat subyek penelitian yang terpapar suatu faktor risiko dengan intensitas yang mungkin bervariasi, ada yang sama sekali tidak terpapar faktor risiko tersebut. Masing-masing kelompok diikuti untuk mengetahui apakah muncul outcome berupa penyakit. Pengukuran efek didasarkan dari perbandingan risiko antara sub yek yang terkena penyakit karena terpapar risiko terhadap populasi yang terkena penyakit tetapi tidak terpapar suatu faktor risiko. Penelitian Kohort memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Merupakan penelitian prospektif b. Bersifat observasional c. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat d. “Intervensi” dilakukan oleh alam atau yang bersangkutan e. Terdapat kelompok kontrol f. Terdapat hipotesis spesifik (Budiarto, 2004)
Keuntungan dari penelitian prospektif sebagai berikut.
a. Penelitian Kohort digunakan untuk mengetahui perkembangan normal yag terjadi dengan berjalannya waktu karena intervensi yang dilakukan oleh alam berupa “waktu”. b. Penelitian Kohort digunakan untuk mempelajari timbulnya penyakit secara alamiah akibat pemajanan yang dialkukan oleh oran yang bersangkutan secara sengaja c. Penelitian Kohort digunakan untuk mempelajari perjalanan klinis suatu penyakit d. Penelitian Kohort digunakan untuk mempelajari hubungan sebab-akibat (Budiarto, 2004) 2) Eksperimental eksperimental
atau
intervensi
penelitian
yang
dilakukan
terhadap
adalah
penelitian
masyarakat.
Peneliti
memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tersebut diobservasi, baik secara individual maupun kelompok. Penelitian dapat melakukan manipulasi / mengontrol faktorfaktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya.(Kuntoro, 2006.) a. Randomized Control Trial Randomized control trial (atau randomized clinical trial) adalah sebuah
eksperimen
epidemiologi
yang
mempelajari
sebuah
pencegahan atau cara hidup yang dapat mengobati. Subjek dalam populasi adalah kelompok yan acak, biasanya disebut perawatan dan
kelompok
kontrol,
dan
hasilnya
diperoleh
dengan
membandingkan hasil dari dua atau lebih kelompok. Hasil yang diinginkan dapat saja berbeda tetapi, mungkin saja perkembangan
penyakit baru atau sembuh dari penyakit yang telah ada.(Kuntoro, 2006) Kita dapat memulainya dari menentukan populasi dengan acak untuk mendapatkan perawatan baru atau perawatan yang telah ada, dan kita mengikuti subjek dalam setiap grup untuk mengetahui seberapa banyak subjek yang mendapatkan perawatan baru berkembang dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada. Jika perawatan menghasilkan outcome yang lebih baik, kita dapat berharap untuk mendapatkan outcome yang lebih baik pada subjek dengan perawatan baru dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada.(Kuntoro, 2006) Randomized trial dapat dipakai untuk berbagai macam tujuan. Cara ini dipakai untuk mengevaluasi obat-obatan baru dan perawatan lain tentang penyakit, termasuk test teknologi kesehatan dan perawatan medis yang baru. Juga bisa digunakan untuk memperkirakan program yang baru untuk skrining dan deteksi dini, atau
cara
baru
mengatur
dan
mengantarkan
jasa
kesehatan.(Kuntoro, 2006) b. Field Trial / Eksperimen Lapangan Ekperimen lapangan adalah jenis eksperimen yang dilakukan di lapangan dengan individu-individu yang belum sakit sebgai subyek. Mirip dengan studi kohort prospektif, rancangan ini diawali dengan memilih subyek-subyek yang belum sakit. Subyeksubyek penelitian dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, lalu diikuti perkembangannya apakah subyek itu sakit atau tidak. Berbeda dengan studi kohort, peneliti menentukan dengan sengaja alokasi faktor penelitian kepada kelompokkelompok studi.(Kuntoro, 2006) Subyek yang terjangkit dan tidak terjangkit penyakit antara kedua kelompok studi kemudian dibandingkan, untuk menilai pengaruh perlakuan. Jika laju kejadian penyakit dalam populasi
rendah, maka eksperimen lapangan membutuhkan jumlah subjek yang sangat besar pula. Pada ekperimen lapangan kerap kali peneliti harus mengunjungi subyek penelitian di “lapangan”. Peneliti dapat juga mendirikan pusat penelitian di mana dilakukan pengamatan dan pengumpulan informasi yang dibutuhkan dengan biaya yang ekstra.(Kuntoro, 2006) c. Community Trial / Intervensi Komunitas Intervensi
komunitas
adalah
studi
di
mana
intervensi
dialokasikan kepada komunitas, bukan kepada individu-individu. Intervensi komunitas dipilih karena alokasi intervensi tidak mungkin atau tidak praktis dilakukan kepada individu.(Kuntoro, 2006)
3. Tujuan dan Manfaat “Epidemiologi”
Secara umum tujuan penelitian epidemiologi yaitu : -
Menggambarkan status kesehatan populasi
-
Menjelaskan etiologi dan determinan dari penyakit tersebut
-
Memprediksi jumlah kejadian penyakit di populasi dan
-
Mengontrol distribusi penyakit di Masyarakat melalu pencegahan. (Kleinbaum dkk, 1982)
-
Menentukan agen primer atau memastikan faktor penyebab
-
Memahami penyebab penyakit,cacat,atau kondisi tertentu
-
Menentukan karakteristik agen atau faktor penyebab
-
Menentukan cara penularan
-
Menentukan dan menetapkan faktor kontribusi
-
Mengidentifikasi dan menjelaskan pola penyakit secara geografis
-
Menentukan,mendeskripsikan,dan
melaporkan
perjalanan
alami
penyakit,ketidakmampuan cedera atau kematian -
Menentukan metode pengendalian
-
Menentukan langkah-langkah pencegahan
-
Membantu dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan kesehatan
-
Menyediakan data-data administrasi dan perencananaan (Timmreck, 2004)
Manfaat dari epidemiologi menurut Timmreck yaitu : -
Mempelajari riwayat penyakit
Ilmu epidemiologi bermanfaat untuk mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang mungkin akan terjadi. Hasil penelitian epidemiologi tersebut dapat digunakan dalam perencanaan pelayaan kesehatan dan kesehatan masyarakat. -
Diagnosis masyarakat
Epidemiologi memberikan gambaran penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa saja yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian di dalam suatu komunitas atau wilayah. -
Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun populasi.
Epidemiologi
memberikan
manfaat
dengan
memberikan
gambaran faktor risiko, masalah, dan perilaku apa saja yang mempengaruhi suatu kelompok atau suatu populasi. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko dan menggunakan
teknik
pemeriksaan
kesehatan,
misalnya:
risiko
kesehatan, pemeriksaan, skrining kesehatan, tes kesehatan, pengkajian penyakit, dan sebagainya. -
Pengkajian, evaluasi, dan penelitian.
Epidemiologi memberikan manfaat dalam menilai sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok. Epidemiologi juga berguna untuk mengkaji keefektifan; efisiensi; kualitas; kuantitas; akses; ketersediaan layanan untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit; cedera; ketidakmampuan; atau kematian.
-
Melengkapi gambaran klinis
Ilmu epidemiologi berguna dalam proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu. Epidemiologi juga berguna untuk menentukan hubungan sebab akibat, misalnya: radang tenggorokan dapat menyebabkan demam rematik. -
Identifikasi sindrom
Dalam hal ini, ilmu epidemiologi membantu dalam menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom, misalnya: sindrom down, fetal alkohol, kematian mendadak pada bayi. -
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Temuan memungkinkan
epidemiologi dilakukannya
memberikan pengendalian,
manfaat pencegahan,
untuk dan
pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan dan kematian. Sedangkan manfaat epidemiologi menurut Budioro, yaitu : -
Mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Sesuai dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat
menguraikan
dan
memahami
proses
terjadinya
dan
penyebarannya penyakit dan masalah kesehatan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. -
Melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’.
Suatu pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya ‘penelitian’ yang hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat alamiah penyakit’ yang sekaligus juga merupakan body of knowledge dari penyakit atau masalah kesehatan yang bersangkutan. -
Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit atau maslah kesehatan .
Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi pemahaman kita tentang ‘riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya adalah agar kita dapat menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah penyakit tadi.
4. Peran “Epidemiologi”
Untuk
lebih
memahami
epidemiologi
dan
peranannya,
dapat
dilakukan perbandingan antara “epidemiologi dalam praktik kesehatan masyarakat” dan “praktik pelayanan kesehatan” yang sudah cukup familiar bagi banyak orang. Pertama, jika dokter mengumpulkan data dari individu pasien dengan menggali riwayat penyakit dan melakukan pemeriksaan fisik, pada epidemiologi data dikumpulkan dari masyarakat luas melalui data surveilans atau kajian epidemiologi deskriptif. Dokter menggunakan data untuk menyusun diagnosis banding, sedangkan pada epidemiologi data digunakan untuk membuat hipotesis, contohnya mengenai hubungan antara penyakit dan paparan. Pada keduanya, hipotesis tersebut kemudian diuji. Jika dokter
menguji
diagnosisnya dengan
pemeriksaan diagnostik
tambahan, pada epidemiologi pembuktian hipotesis dilakukan dengan melakukan penelitian analitik seperti penelitian kasus kontrol atau kohort. Tindakan terakhir adalah bertindak. Jika dokter membuat resep mengenai terapi medis yang dipilihnya, pada epidemiologi tindakan yang diambil berupa intervensi kesehatan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan dan mencegahnya agar tidak terjadi lagi.
Manfaat lain :
- Mengevaluasi efektivitas intervensi preventif maupun terapetik Epidemiologi analitik berguna untuk mengevaluasi efektivitas manfaat, kerugian (efek yang tidak diinginkan), dan biaya dari intervensi preventif maupun terapetik.
- Memberikan dasar ilmiah pembuatan kebijakan publik dan regulasi tentang masalah kesehatan masyarakat
Epidemiologi merupakan instrumen untuk mengontrol distribusi penyakit pada populasi. Riset epidemiologi memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar ilmiah pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan tentang cara mencegah kejadian baru penyakit, memba-smi
kasus
yang
timbul,
mencegah
kematian
memperpanjang hidup, dan memperbaiki status kesehatan populasi.
dini,
Daftar Pustaka
Budiarto, E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Budioro, B.2007. Pengantar Epidemiologi Edisi II. Semarang: Badan Penerbit Undip. Irwan. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish Kleinbaum; Kupper L Laurence; Hal Morgenstern, 1982. Epideiologiy Research, Principles
and Quantitative Methods . Life Time Publication,
California Kuntoro, H. 2006.Jurnal Konsep Desain Penelitian. Surabaya: Guru Besar Ilmu Biostatistika
dan
Kependudukan
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Airlangga. Last JM (2001). A dictionary of epidemiology. Edisi ke4. New York: Oxford University Press. Noor, N.N. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta Nurbeti, Maftuhah dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Kompetensi Dokter Umum. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta The Epidemiology of Preterm Labour. BJOG : an International Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2005 ; 112(1) : 1- 3 Timmreck, T.C. 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta: EGC Slattery MM, Morrison,JJ. Preterm delivery. Lancet 2002; 360: 1489 – 97. Swarjana,
I.K.
2015.
Metodologi
Yogyakarta: ANDI OFFSET
Penelitian
Kesehatan
[Edisi
Revisi].
Whitrow MJ, Moore VM, Rumbold AR, Davies MJ (2009). Effect of supplemental folic acid in pregnancy on childhood asthma: A prospective birth cohort study. Am J Epidemiol;170:1486 – 1493