Tidak saja saja sebagai sebagai tokoh pendidikan pendidikan,, Ki Hajar Hajar Dewantara Dewantara terkenal terkenal juga sebagai sebagai pejuang pejuang dan budayawan. Sesuai dengan judul di atas, dirasa perlu mengemukakan secara khusus apa itu Panca Dharma. Lima asas pemikiran yang terhimpun dalam konsepsi tersebut adalah asas kodrat alam, asas kemerdekaan, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan. Lebih jelasnya, asas!asas tersebut akan diterangkan satu persatu berikut ini ". 1. Asas Kodrat Alam #sas ini berkaitan dengan hakikat dan kedudukan manusia sebagai makhluk hidup di dunia, agar senantiasa mengatur dan menempatkan diri dalam hubungannya yang harmonis dengan alam dan lingkungan sekitar. Keharmonisan hubungan tersebut akan mendukung tercapainya kesejahteraan. Sebaliknya, jika terjadi pertentangan, maka akan mengarah kepada kehancuran harkat manusia. Kesadaran manusia akan hakikat dan dan kedudukannya di dunia ini, niscaya akan memperkokoh pijakan bagi dirinya dalam berbuat positi$ demi masa depannya. Sebaliknya, kekeliruan dalam menghadapi dunia ini, akan berujung kepada kesesatan atau kekeliruan yang bersangkutan dalam usaha memperoleh keberhasilan hidup. %enurut Ki Hajar, pada hakekatnya manusia sebagai makhluk Tuhan adalah satu dengan kodrat alam ini. #rtinya, manusia merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dengan jagad raya ciptaan Tuhan. &a hanya berhasil dalam hidupnya selama ia mengikuti dan mematuhi kodrat alam yang memiliki banyak hal positi$ bagi manusia, termasuk penyediaan $asilitas dalam mencapai kemudahan dan keberhasilan hidup manusia. Demi kemudahan dan keberhasilan itulah, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa dalam kesatuan dan keterpaduannya dengan alam. Sesuai dengan kodratnya, manusia berbeda d engan makhluk hidup lainya, yaitu dikaruniai akal-pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan. Oleh karena itu, sesuai dengan kodratnya manusia dikategorikan sebagai makhluk budaya ". 2. Asas Kemerdekaan &nti dari pandangan ini adalah bahwa manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan bebas merdeka, dalam arti memiliki hak asasi yang bersi$at asli untuk hidup dan menyelenggarakan kehidupannya. Tak seorangpun bisa memaksakan kehendak atau kekuasaanya terhadap orang lain, yang berarti menodai kebebasan indi'idu manusia di muka bumi ini. Padahal, kebebasan dan kemerdekaan itu merupakan anugerah dari Tuhan, sehingga tidaklah pantas bila ada pihak tertentu yang ingin mencabutnya. #sas kemerdekaan tersebut, harus diman$aatkan dengan sebaik!baiknya, dan jangan sampai disalahgunakan semaunya. Dengan asas ini, maka tiap!tiap indi'idu didorong untuk memiliki sikap disiplin dan budi luhur. Dengan adanya sikap!sikap tersebut, maka akan tercipta keteraturan, kesungguhan, dan pantang menyerah dalam menghadapi hidup. Kedisiplinan, pada akhirnya akan menjadi salah satu pilar pendukung kemajuan hidup manusia, baik sebagai indi'idu maupun masyarakat. Proses kegiatan pendidikan yang berpegang pada asas kemerdekaan, berarti memberikan kebebasan kepada p eserta didik untuk mengembangkan potensinya menjadi kemampuan, dalam suasana yang penuh dengan tanggung jawab.
Pengembangan dan penerapan asas kemerdekaan pada proses kegiatan pendidikan, berarti membimbing peserta didik dengan penuh tanggung jawab tanpa tekanan, untuk menjadi SDM yang berkemampuan sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk budaya d an juga makhluk sosial.
". 3. Asas Kebudayaan Salah satu cirri dari kemajuan indi'idu atau masyarakat dapat dilihat dari corak dan mutu kebudayaan yang berhasil diciptakan dan sekaligus merupakan bagian integral dari realitas kehidupan indi'idu atau masyarakat tertentu. (leh karena itu, bagi suatu bangsa, sangat penting sekali adanya usaha memelihara dan mengembangkan budidaya indi'idu dan masyarakatnya. Dengan demikian, menjadi salah satu pembentuk identitas bangsa sekaligus pembeda dengan bangsa lain. Kebudayaan suatu bangsa juga merupakan cermin kemajuan dan keberhasilan bangsa itu sendiri. %enurut Ki Hajar, pelestarian dan pengembangan kebudayaan suatu bangsa tidak berarti hanya memelihara dan melindunginya dari pengaruh luar. Tetapi yang lebih penting adalah, membawa budaya tersebut ke suatu tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan tuntutan dan realitas perubahan )aman. Dengan demikian, asas kebudayaan dan pengembangannya ini lebih bersi$at dinamis, dan bukan suatu pertahanan yang statis si$atnya. Kebudayaan yang selayaknya dikembangkan dan dipelihara, menurut beliau, mencakup segala hal yang berkaitan dengan kepentingan hidup bangsa itu sendiri, lahir maupun batin. Dengan menerapkan asas kebudayaan , peserta didik dibi mbing untuk menerima warisan generasi , namun juga didorong untuk memajukan kebudayaan tersebut sesuai dengan konstelasi global yang terus berkembang. Melalui penerapan asas kebudayaan ini, peserta didik tetap menerima warisan budaya bangsa sendiri (local genius, namun juga dipacu untuk meningkatkan kemampuan budaya tersebut sesuai dengan kemajuan jaman. Dengan demikian SDM tersebut diberdayakan menjadi SDM yang selalu segar (e!ergreen, modern, terhindar dari keusangan sikap mental.
". 4. Asas Kebangsaan Sudah sedemikian la)imnya bahwa setiap bangsa di dunia ini mencintai dan memegang teguh ikatan kenegaraan dan kebangsaannya. Hal yang demikian ini bukanlah buruk, karena di sana terkandung realitas dan makna persatuan sebagai modal keberhasilan perjuangan bangsa. Tanpa adanya kebanggaan akan identitas kebangsaan, jelas tidak mungkin dicapai keberhasilan dan persatuan, bahkan sebaliknya bisa mengarah kepada pertikaian antar kelompok tertentu atau malah kehancuran bangsa itu sendiri. #kan tetapi, jangan sampai cinta kebangsaan bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. #sas kebangsaan harus menampilkan bentuk perbuatan yang nyata, jangan sampai mengarah kepada permusuhan terhadap bangsa lain. Pada lingkup bangsa sendiri, asas
tersebut antara lain mendorong rasa persatuan antar kelompok yang ada, juga persatuan dalam kehendak maupun cita!cita untuk mencapai kebahagiaan hidup lahir batin bagi seluruh komponen bangsa. Pengembangan dan penerapan asas kebangsaan pada proses kegiatan pendidikan di "ndonesia, selain berdasarkan #akta, juga mendukung kebhinekaan atau kemajemukan yang menjadi salah satu ciri utama bangsa "ndonesia. Proses kegiatan pendidikan yang berasaskan kebangsaan, harus mampu menanamkan, meningkatkan rasa kebangsaan kepada peserta didik, untuk menjadi SDM yang sesuai dengan karakter bangsa "ndonesia.
". 5. Asas Kemanusiaan Seluruh dharma, usaha atau pengabdian manusia di tengah perjalanan hidup ini, pada hakikatnya adalah untuk kepentingan harkat dan martabat kemanusiaan. Sebagai layaknya manusia baik secara indi'idual maupun sosial, ia akan berupaya sekuat tenaga agar hajat dan kebutuhan hidup manusiawinya terpenuhi secukupnya. Selama kebutuhan manusiawi tersebut belum terpenuhi, maka perjuangan akan terus berlangsung. Padahal, kebutuhan manusiawi jenis dan ragamnya banyak sekali, termasuk di dalamnya pemenuhan harkat kemanusiaan. %enurut Ki Hajar, asas kemanusiaan harus ditegakkan di atas prinsip kesucian hati dan rasa cinta kasih terhadap sesama manusia, dan di lebih dari itu juga kepada seluruh makhluk Tuhan. #tas dasar itulah, maka jangan sampai ada pihak yang mengatasnamakan kemanusiaan tetapi dilakukan dengan cara!cara yang menyakiti, bahkan menghancurkan hak hidup manusia lain. Prinsip ini sedemikian penting sehingga tidak dapat terpisahkan dari kemanusiaan itu sendiri. Melalui penerapan asas kemanusiaan, peserta didik dibimbing menyadari harga dan martabat diri, serta nilai kemanusiaan yang secara kodrati melekat pada manusia dengan kehidupanya selaku umat yang sederajat atau sama di hadapan $uhan. Dengan menerapkan asas kemanusiaan tersebut, peserta didik tidak hanya dikembangkan nalar emosionalnya, melainkan juga dibina nalar spiritualnya selaku umat. Oleh karena itu asas kemanusiaan berkedudukan strategis dalam proses kegiatan pendidikan untuk menciptakan SDM yang manusiawi dan religius.
". B. Konsepsi Panca Dharma dan ayasan !aman "is#a #pa yang tercantum sebagai keutuhan system pemikiran Ki Hajar Dewantara yang terhimpun dan Konsepsi Panca Dharma, ternyata memang benar!benar telah beliau wujudkan secara rill di lingkungan sehari!hari *ayasan Pendidikan Taman Siswa. Kelima asas yang tercantum dalam Panca Dharma dijadikan prinsip!prinsip pendidikan yang sangat penting di mana setiap langkah kependidikan harus disesuaikan dengan konsepsi tersebut.
Sebagai bapak perjuangan, Taman Siswa terlahir dalam situasi kolonial, di mana sistem kehidupan politik ketika itu ikut mewarnainya. Kondisi demikian membuat Taman Siswa selalu ikut mempertimbangkan aspek!aspek kehidupan politik dalam setiap sepak terjangnya. Sehubungan dengan ini, #bdurrahman mengemukakan “Pertama dapat disebut bahwa berdirinya Taman Siswa merupakan tantangan terhadap politik pengajaran kolonial dengan mendirikan pranata tandingan. Kedua, kedudukannya sebagai tempat swadaya anggota-anggota partai politik dan secara tidak langsung memupuk kader-kader bangsa Indonesia untuk kepentingan masa depan. Ketiga, perlawanannya terhadap soal-soal tertentu dengan pemerintah penjajah. [8] Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa dilihat dari sejarah berdirinya, Taman siswa merupakan lawan politik pendidikan kolonial, dan si sisi lain adalah prasarana untuk mencapai cita!cita bagi terwujudnya system pendidikan nasional yang mandiri dan mempunyai cirri khusus kebangsaan dan keindonesiaan. Dalam pelaksanaan riilnya di masyarakat, Taman Siswa merupakan reaksi logis terhadap realitas pendidikan kolonial yang kering dari jiwa kebangsaan. #ntara Konsepsi Panca Dharma yang secara sistematis dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara dengan aplikasi dan realisasi kongkretnya dalam wujud *ayasan Taman Siswa yang beliau rintis dan pimpin sendiri memang jelas terlihat adanya konsistensi dan titik temu antara keduanya. Sehingga orang dengan mudah menyatakan bahwa Panca Dharma merupakan na$as penggerak Taman Siswa. Hal ini bisa dibuktikan dengan dijabarkannya Panca Dharma dalam dasar!dasar pendidikan Taman Siswa yang tercermin dari pernyataan!pernyataan berikut ". Pendidikan adalah usaha kebudayaan yang bermaksud memberikan tuntunan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga siswa agar kelak di dalam garis!garis kodrat pribadinya mendapat kemajuan lahir batin menuju arah adab kemanusiaan. +. Kodrat hidup manusia menunjukkan adanya kekuatan pada manusia sebagai bekal hidupnya yang perlu untuk pemeliharaan dan kemajuan hidupnya. Sehingga tercipta pribadi!pribadi yang dapat mencapai keselamatan dalam hidupnya baik indi'idu maupun masyarakat. . #dab kemanusiaan yang mengandung arti keharusan serta kesanggupan manusia untuk menuntut kecerdasan dan keluhuran budi pekerti bagi dirinya serta bersama! sama dengan masyarakat dalam suatu lingkungan alam dan )aman, menimbulkan kebudayaan kebangsaan yang bercorak khusus dan pasti tetap berdasar atas adab kemanusiaan manusia sedunia. Sehingga terwujudlah indi'idu, kemanusiaan, dan kebangsaan yang saling berhubungan karena persamaan dasar. -. Kebudayaan sebagai buah dan hasil perjuangan manusia terhadap kekuasaan alam dan )aman, membuktikan kesanggupan manusia untuk mengatasi segala kesukaran dalam hidup, guna mencari keselamatan dan kebahagiaan di dalam hidup bersama yang bersi$at tertib dan damai, khususnya untuk memudahkan, mempertinggi, dan menghaluskan hidupnya.
. Kemerdekaan adalah syarat mutlak dalam tiap!tiap segi kehidupan yang berdasarkan keyakinan manusia karena kodratnya sendiri dan hanya dengan terbatasnya pengaruh negati$ terhadap kodrat alam itulah akan tercipta suasana aman, sehingga indi'idu maupun masyarakat dapat memelihara, mewujudkan, dan menyempurnakan hidupnya sendiri. Tiap!tiap usaha melawan kodrat alam tersebut akan mempersulit dan menghambat kemajuan hidup siswa. /. Sebagai usaha kebudayaan, maka tiap!tiap satuan pendidikan berkewajiban memelihara dan meneruskan dasar!dasar dan garis!garis hidup yang terdapat dalam tiap!tiap aliran dan kemasyarakatan, untuk mencapai keluhuran hidup menuju ke arah kemanusiaan yang ideal. 0. Pendidikan dan pengajaran rakyat sebagai usaha sadar guna mempertinggi dan menyempurnakan kehidupan rakyat adalah kewajiban negara, yang oleh pemerintah harus dilakukan dengan sebaik!baiknya dengan mengingat dan memperhatikan segala keistimewaan yang sesuai dengan kebatinan masyarakat yang kuat, serta memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk menuntut kecerdasan budi, kepandaian, dan kecerdasan setinggi!tingginya menurut kemampuan masing! masing.123 (leh Ki Hajar Dewantara, Panca Dharma sering disebut sebagai aliran, haluan, anjuran, tekad, niat, dan kemauan, supaya semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan kependidikan di Taman Siswa mengamalkannya. Selanjutnya, beliau menegaskan “!ekal-bekal untuk hidup lahir dan batin cukuplah manusia dapatkan dari kodrat alam. Perkembangan jiwa raga haruslah dilindungi kemerdekaan agar tidak menyalahi kodrat hidup manusia dan semua itu menuju ke arah kebudayaan. Kebudayaan yang sejati adalah yang pada lingkaran pertama tercermin dari hidup kebangsaan yang selanjutnya meningkat dan meluas sebagai si"at kemanusiaan. [10] ". $. !in%auan Pendidikan &slam !erhadap Konsepsi Panca Dharma Ki 'a%ar De#antara Setelah diuraikan panjang lebar tentang Konsepsi Panca Dharma Ki Hajar Dewantara, sekaligus aplikasinya dalam wujud *ayasan Taman Siswa, selanjtnya hendak dianalisis sebagai maksud sudah tentu mengikuti tata urutan konsepsi itu sendiri. ". #sas Kodrat #lam %enurut Ki Hajar, kodrat alam adalah segala kekuatan dan kekuasaan alam yang mengelilingi dan melingkupi kita, bersi$at asli dan jelas yang sewaktu!waktu dapat kita lihat dan nyatakan.1""3 Kodrat alam itulah petunjuk jalan kita karena kodrat alam itu merupakan kekuasaan dan ketertiban Tuhan. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa kodrat hidup manusia menunjukkan adanya kekuatan pada makhluk tersebut sebagai bekal hidup yang diperlukan untuk pemeliharaan dan kemajuan hidupnya. Sehingga lambat laun manusia itu dapatlah juga mencapai keselamatan dalam hidupnya 4secara lahiriah5 dan juga kebahagiaan dalam hidupnya 4secara batiniah5, baik untuk pribadi maupun masyarakatnya.
Dari pengertian di atas, dapatlah dikatakan bahwa penerapan asas kodrat alam sebagai salah satu dari Konsepsi Panca Dharma yang menjadi dasar pendidikan di Taman Siswa, telah memberikan dasar keyakinan adanya kekuatan kodrat pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan. %anusia menurut pemahaman kodrat alam ini, sejak asalnya telah memiliki bekal untuk ditumbuh!kembangkan dan dipelihara sebagaimana mestinya, sehingga memperoleh keselamatandan kebahagiaan lahir batin, baik untuk kepentingan pribadinya maupun untuk kepentingan masyarakat. Ditinjau dari sudut pandang pendidikan &slam, apa yang dalam Panca Dharma dikenal sebagai istilah kodrat alam, kelihatannya identik dengan pemikiran 6loso6s &slam tentang 6trah. 7itrah intinya adalah kemampuan dasardan kecenderungan asli yang murni bersi$at pembawaan pada setiap indi'idu. Kemampuan bawaan tersebut muncul dalam bentuk yang sederhana dan terbatas sekali, kemudian terjadi proses interaksi dengan lingkungan sehingga tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik dan sempurna atau bisa pula sebaliknya, tergantung pengaruh yang diterima dari lingkungan tersebut. Pendidikan &slam memandang penting keberadaan 6trah, dalam pengertian sebagai potensi dasar atau pembawaan asli manusia ketika lahir di dunia. Tetapi sekaligus juga memandang bahwa 6trah itu pada akhirnya dipengaruhi oleh pengaruh luar berupa lingkungan, khususnya orang tua sebagai lingkungan pertama, sebagai dikemukakan oleh %uhammad #t!Taumy #sy!Syaibani ". 7itrah manusia dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan conditional statement 4Hal bersyarat5 yang aktualisasinya tergantung pada indi'idu itu sendiri. Dengan kata lain, ada pengejawantahan 4 sel"-reali#ation 5 manusia, yakni hasil rentang antara sumber daya insani dan aktualisasinya sebagai kenyataan8 9ntuk mengisi rentangan itu, &slam mengajarkan akti6tas dan inisiati$ manusia yang dalam kaitan ini adalah jihad dan ikhtiar. Dalam kedua konsep tersebut, manusia tidak hanya dipandang sebagai makhluk reakti$ saja, tetapi juga makhluk responsi$. +. &slam menegaskan bahwa manusia memiliki 6trah dan sumber insani serta bakat! bakat bawaan 4Keturunan5, tetapi semua itu masih merupakan potensi, dalam arti memiliki berbagai kemungkinan. :agaimanapun juga, $aktor keturunan bukanlah suatu $aktor yang kaku, dalam arti ia bisa mengalami kelenturan atau bergeser karena pengaruh lingkungan. %aka berarti, lingkungan sekitar adalah $aktor pendidikan yang sangat penting.1"+3 Dalam kaitannya dengan asas kodrat alam, &slam memandang bahwa pendidikan sebagai proses pertumbuhan tingkah laku baik secara indi'idu maupun kelompok, hanya akan berhasil dengan adanya sesuatu di sekelilingnya di mana ia hidup. Pendidikan bukan semata!mata pewarisan nilai!nilai budaya seperti kecerdasan dan keterampilan dari generasi tua ke generasi muda di lingkungan komunitas tertentu, melainkan juga berarti pengembangan potensi indi'idu untuk kepentingan indi'idu itu sendiri dan selanjutnya juga untuk masyarakat. Dari sini jelaslah, menurut pandangan &slam, setiap yang harus dikembangkan dalam pendidikan sesungguhnya merupakan in$ormasi adanya kesadaran dan pengertian manusia akan pesan!pesan #llah dalam rangka penciptaan alam semesta. Dengan kata lain,
pendidikan dalam &slam adalah suatu upaya pembentukan $ormasi sikap!sikap positi$ berkenaan dengan alam, karena segala yang ada ini hakikatnya demi keperluan manusia. Dengan demikian, maka konsepsi kodrat alam bagi setiap manusia, pada dasarnya merupakan potensi dasar atau pembawaan yang mengandung berbagai kemungkinan. %engingat yang ada dalam keasliannya pada setiap indi'idu hanyalah potensi dasar, maka peranan pendidikan sangat penting untuk memberikan stimulus positi$ dalam pengembangannya. Sementara itu, istilah kodrat alam yang pada intinya mengandung arti potensi dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sejak kelahirannya di dunia, dapat disejajarkan dengan terminologi 6trah dalam pendidikan &slam. Tetapi 6trah, selain dapat disamakan dengan kodrat alam yang nyata, juga masih mempunyai pengertian lain yang lebih luas. Sedangkan pribadi manusia, sesungguhnya merupakan realitas objekti$ yang dalam konteks pendidikan berhadapan dengan $aktor! $aktor lingkungan, baik yang berwujud alam dalam keasliannya maupun sesuatu yang menjadi hasil budidaya manusia itu sendiri. #danya keterkaitan antara kodrat alam dan 6trah manusia di satu pihak dan lingkungan hidup sekitar pihak lain, di samping mengandung nilai!nilai positi$dalam wujud akti6tas pendidikan, seringkali menghasilkan dampak yang kurang baik jika salah peman$aatannya. (leh karena itulah, maka pengembangan kodrat alam atas dasar 6trah manusia perlu dilakukan dengan hati!hati, dan tentu saja perlu didasari pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan dalam arti luas. ". #sas Kemerdekaan Kemerdekaan adalah syarat mutlak bagi setiap usaha dalam bidang pendidikan. Pandangan semacam ini berdasarkan keyakinan bahwa manusia walaupun ada kodrat alam yang mendudukkan dirinya pada batas!batas potensi dasar tertentu, namun demikian jika memperoleh momentum positi$ bagi pengembangannya, niscaya akan dapat memelihara, memajukan, dan menyempurnakan harkat dan martabat hidupnya di tengah!tangah masyarkat. %omentum positi$ yang sangat diperlukan dalam keberhasilan pendidikan, antara lain adalah kemerdekaan dalam arti yang luas. %aksudnya, kemerdekaan untuk menyelenggarakan pendidikan agar jangan sampai mendapat halangan atau gangguan dari pihak lain, dan sekaligus untuk menempatkan anak didik sebagai objek yang merdeka dalam arti tidak mengalami perlawanan yang dapat menghambat perkembangan serta kemajuannya. %enurut Ki Hajar, kemerdekaan dalam penyelenggaraan pendidikan, berarti memberikan kebebasan yang pro$esional kepada anak didik dalam berpikir dan berbuat untuk mencapai cita!citanya. &tulah sebabnya tujuan pendidikan Taman Siswa adalah mengembangkan dan membangun orang yang dapat berpikir dan berbuat secara merdeka, lahir dan batin. %aka dalam pendidikan harus senantiasa diingat bahwa kemerdekaan itu si$atnya berdiri sendiri, dapat mengatur diri sendiri, dan tidak bergantung kepada orang lain. Dengan merumuskan asas kemerdekaan ini, Ki Hajar memaksudkannya sebagai kritik terhadap sistem pendidikan barat yang dinilainya terlalu bersi$at intelektualitasm karena dikembangkan atas asas perintah, ketertiban, dan hukuman. Sedangkan Taman Siswa, sejak awal berdirinya mengutamakan semangat tertib dan tentram, dengan metode ngemong sebagai metode pendidikannya, sehingga muncul tradisi dalam praktek
kependidikan sehari!hari, bahwa mengekang kemerdekaan siswa berarti menghambat kemajuan dan perkembangan mereka. ;ika dilihat dari sudut pendidikan &slam, maka asas kemerdekaan yang terdapat dalam Panca Dharma sesungguhnya merupakan sesuatu yang pantas untuk dipegang teguh dan diambil man$aatnya bagi kepentingan anak didik dalam arti yang luas. Pendidikan &slam juga memberikan tempat utama terhadap prinsip!prinsip dasar kemerdekaan manusia. #jaran &slam memandang kemerdekaan sebagai hal yang bersi$at natural pada manusia. Tanpa kebebasan maupun kemerdekaan, manusia tidak dapat diharapkan memiliki tanggung jawab atas segala perbuatannya. Seseorang dianggap bermoral, apabila dapat berbuat sesuai dengan kebebasannya, karena dari sinilah nilai moral itu berarti. %enurut ajaran &slam, setiap manusia itu dijamin kemerdekaannya sebagaim sesuatu yang mendasar dan asasi.
/. %elaksanakan kebebasan dalam kerangka agama, akhlakul karimah, tanggung jawab, akal sehat, dan keindahan.1"3 Selanjutnya, masalah kemerdekaan atau kebebasan, dalam kaitannya dengan akti6tas kependidikan, Hamdani #li menyatakan bahwa dalam pendidikan, kemauan bebas itu harus banyak dikorbankan untuk kepentingan pendidikan dan pendidik sendiri. Pendidikan sesungguhnya adalah proses seseorang yang berusaha menolong dirinya sendiri untuk membentuk tingkah laku yang baik, memunyai ilmu dan keterampilan. Tapi proses tersebut hanya akan menjadi sempurna apabila dibantu oleh orang lain. #pabila pengorbanan tersebut tidak ada, tidak mungkin dapat berlangsung kegiatan kependidikan. Kalau demikian, barangkali memang akan menimbulkan pertanyaan, apa gunanya manusia memiliki kemerdekaan dan kebebasan jika pada akhirnya harus dikorbankan demi pendidikan= ;awaban atas pertanyaan itu adalah bahwa kemerdekaan dan kebebasan peserta didik dalam mengekspresikan totalitas dirinya agar memperoleh tingkat perkembangan yang optimal, memang tidak boleh dihambat atau diganggu gugat oleh siapapun. #lasannya, karena di dalam suasana kebebasan itulah peserta didik akan dapat mewujudkan penampilan pribadinya 4sel"-reali#ation 5 yang dengannya akan mengarah kepada tingkat keberhasilan yang maksimal. #danya kebebasan itulah yang menentukan terjadinya perkembangan yang wajar untuk menjadi apa dan siapa sebenarnya peserta didik di masa depannya kelak. %aka jelaslah bahwa kemerdekaan atau kebebasan sangat esensial dalam akti6tas kependidikan. Dari uraian yang telah dikemukakan terdahulu tentang hubungan antara konsep kemerdekaan atau kebebasan dengan praktek pendidikan sehari!hari, baik menurut Panca Dharma maupun menurut pandangan kependidikan &slam, sama!sama memberikan pemahaman bahwa kehendak bebas manusia 4peserta didik5 dalam proses pendidikan akan lebih bermakna apabila yang bersangkutan diberi kepercayaan dan tanggung jawab dalam melakukan sesuatu, namun tidak lepas dari bimbingan orang dewasa sebagai pendidik. #tau dengan kata lain, walaupun prinsip kemerdekaan dan kebebasan berbuat bagi peserta didik itu sangat penting untuk mencapai keberhasilan kependidikan, namun jangan dibiarkan keluar begitu saja dari kendali dan pengarahan, karena dapat mengarah kepada penyimpangan dari cita!cita semula. ". #sas kebudayaan Pentingnya asas kebudayaan dalam penyelenggaraan atau akti6tas pendidikan, antara lain adalah dalam rangka mengenalkannya kepada peserta didik, dan sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka untuk menggali, menemukan, dan mengembangkan kebudayaan bangsanya. Tanpa adanya kegiatan kependidikan, maka kebudayaan suatu bangsa akan runtuh, dan tanpa mengenal kebudayaan bangsanya sendiri, seseorang akan sukar mengenal dan menampilkan dirinya sebagai suatu bangsa. %enurut Ki Hajar, kebudayaan adalah buah budi manusia yang beradab sekaligus buah perjuangan manusia di dalam pergulatannya dengan dua kekuatan yang selalu melingkupi kehidupannya, yaitu kodrat alam dan realitas kemajuan masyarakat dari tiap!tiap bangsa. Kebudayaan suatu bangsa, menurut beliau, adalah hasil jerih payah yang dilakukan oleh masyarakatnya dalam menyelenggarakan kehidupan sehari!hari. Di sini, kebudayaan
mengandung unsur kebersamaan dan persatuan, sehingga kedudukannya menjadi lebih kokoh, sebab dirasakan sebagai milik bersama segenap lapisan masyarakat di suatu bangsa. Dalam konteks &ndonesia, menurut beliau, puncak!puncak kebudayaan lama maupun baru yang terdapat atau dimiliki oleh setiap daerah, terhitung debagai pilar!pilar kebudayaan bangsa. 9saha di sektor kebudayaan, antara lain harus menuju ke arah kemajuan adat istiadat yang tetap menjamin persatuan. Di pihak yang lain, perlu adanya keterbukaan, dalam arti tidak perlu menolak bahan!bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkaya kha)anah kebudayaan dalam rangka mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa &ndonesia. #sas kebudayaan yang diterapkan dalam akti6tas pendidikan di lingkungan Taman Siswa, menurut Konsepsi Panca Dharma, mengandung makna bahwa kebudayaan adalah mani$estasi usaha manusia pada segala aspek hidup dan kehidupannya, sehingga akti6tas manusia dalam ruang dan waktu tertentu bersentuhan dengan kreasi budayanya. 9ntuk menghadapi kemungkinan terjadinya proses trans$ormasi kebudayaan secara terus menerus, misalnya akibat globalisasi, maka seleksi terhadap setiap kebudayaan yang diperkirakan melahirkan pengaruh besar di &ndonesia, perlu dilakukan terus menerus dengan tetap berpegang pada nilai!nilai serta kepribadian bangsa. %enurut pandangan &slam, kebudayaan adalah mani$estasi atau perwujudan segala akti6tas manusia sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan itu merupakan perwujudan dari ide, pemikiran, gagasan, nilai, norma!norma atau dalam bentuk tindakan dan karya. Sementara ada yang menyatakan bahwa apa saja yang diciptakan oleh manusia merupakan kebudayaan. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa kebudayaan itu merupakan mani$estasi dari cara berpikir manusia atau sekelompok manusia. Dari beberapa de6nisi tersebut di atas jelaslah bahwa inti pelaku kebudayaan itu adalah manusia, baik secara indi'idual maupun masyarakat. ;adi, esensi kebudayaan terletak pada unsur manusia sebagai pelakunya. Ketika manusia melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka di situlah muncul dan tercipta kebudayaan. Dalam kaitan ini, &slam memberikan moti'asi kuat agar muslim berusaha melakukan sesuatu, yakni beriman dan beramal saleh, supaya tidak merugi dalam perjalanan hidupnya. &slam juga menentukan prinsip dan asas hubungan manusia dengan Tuhannya melalui ajaran agama dan sekaligus sebagai pijakan untuk mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dalam hidup bermasyarakat sebagai wujud kreasi budaya. &slam, sesungguhnya bukan sekedar agama, melainkan sebagai kebudayaan yang sangat lengkap. Suatu kebudayaan dikategorikan bersi$at &slami atau tidak dapat dilihat dari pesan!pesan moral atau nilai!nilai kehidupan yang dibawanya. :ahwa cara berpikir dan cara berbuat yang &slami, yang menyatakan diri dalam seluruh aspek kehidupan, baik yang dilakukan oleh indi'idu maupun sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu tertentu, adalah proses menuju terciptanya kebudayaan &slam. Dalam pandangan &slam, kebudayaan dikatakan &slami apabila ia sesuai dengan pesan! pesan dan nilai!nilai yang dilandasi oleh ajaran &slam. #rtinya, kebudayaan sebagai mani$estasi dari pemikiran, gagasan, nilai!nilai dan norma bagi seluruh tindakan dan karya manusia tidak dapat lepas dari ajaran &slam. #tas dasar itulah, hakikat kebudayaan &slam adalah perwujudan secara riil dari pemikiran dan tindakan manusia dalam kedudukannya
sebagai hamba #llah dan khali$ah!>ya. Dengan $ormulasi lain, kebudayaan &slam adalah aktualisasi konsep hablum minallah dan hablum minannas, dan bisa juga dirumuskan sebagai aktualisasi peribadatan kepada #llah. #tas dasar nilai!nilai agama &slam, kebudayaan sebagai hasil budidaya manusia dalam berbagai bentuk dan mani$estasinya, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik kemanusiaan yang tidak pernah beku, dan sebaliknya selalu berkembang dan mengalami perubahan. Dalam kaitan ini, pendidikan sebagai upaya yang dilakukan manusia sebagai proses pemindahan nilai antar generasi, satu segi merupakan re?eksi kebudayaan dan juga memiliki si$at!si$at yang sejiwa dengan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Dengan kata lain, jalan untuk mewariskan kebudayaan antar generasi yang paling e$ekti$ dan e6sien adalah dengan perantaraan pendidikan, baik melalui jalur $ormal 4Sekolah5 ataupun non!$ormal 4Di luar sekolah5. Sampai di sini jelaslah, bahwa asas kebudayaan sebagaimana tercantum dalam Panca Dharma memiliki sejumlah titik temu dengan pandangan &slam, dan secara otomatis juga sejalan dengan pemikiran kependidikan &slam. :ahwa kebudayaan itu sangat penting, karena merupakan produk dan identitas suatu masyarakat. #tas dasar itulah, maka kedua pandangan kebudayaan tersebut sama!sama menganggap bahwa kebudayaan suatu masyarakat itu perlu dilestarikan, dipelihara, dan dikembangkan. #dapun salah satu cara paling baik untuk ditempuh adalah melalui akti6tas pendidikan $ormal maupun non!$ormal. ". #sas Kebangsaan Sendi pendidikan Taman Siswa memang secara jelas menyatakan posisinya selaku wujud pembelaan dan perjuangan menegakkan suatu bangsa, dalam hal ini &ndonesia. Sebagaimana tercantum dalam pasal " @Pendidikan Taman Siswa berdasarkan pada kebangsaan dan bersendi pada peradaban bangsa dalam arti yang seluas!luasnya, karenanya maka segala sesuatu yang merupakan kemajuan bangsa dalam arti lahir maupun batin diusahakan untuk dipakai sebagai dasar pendidikan.A %enurut Ki %angun Sarkoro, asas kebangsaan yang menjadi salah satu ciri khas pendidikan Taman Siswa tidaklah bertentangan dengan nilai!nilai kemanusiaan. Di sana tersirat bahwa kerja sama antar sesama kelompok atau masyarakat adalah realitas yang diperlukan dalam kehidupan. Karena itu, jangan sampai terjadi permusuhan antara satu dengan yang lain. Sebaliknya, diperlukan kerjasama, menjalin satu rasa sebagai satu umat manusia. Dengan mendasarkan diri pada asas kebangsaan, menurut Ki Hajar, pendidikan nasional harus berupaya menanamkan nasionalisme sosio!kultural kepada anak didik dalam rangka meningkatkan martabat bangsa. #sas kebangsaan dalam konsepsi ini bukanlah paham kebangsaan dalam arti sempit, tetapi merupakan jalan yang harus dipilih manusia dalam rangka menghasilkan dharma yang mendorong tercapainya kemajuan di segala bidang. #sas kebangsaan semacam ini tidak bermaksud memisahkan bangsa &ndonesia dari pergaulan dengan bangsa lain, tetapi justru untuk menjalin persatuan yang sama menuju tercapainya kemajuan umat manusia. Dalam realitas kehidupan, &slam memandang bahwa umat manusia cenderung berkelompok yang kemudian membentuk masyarakat atau bangsa!bangsa. 1"-3 %asyarakat atau bangsa,
menurut &slam adalah suatu kelompok atau kumpulan indi'idu yang merupakan kesatuan kebudayaan, negara, dan agama. Di dalamnya terbentuk jalinan wujud hubungan timbal balik dan harmonis antar anggota atau warga sehubungan dengan berbagai kepentingan, adat istiadat, pola!pola kehidupan, undang!undang, institusi, teknis, penyelesaian masalah dan berbagai segi yang menyangkut $enomena kehadiran masyarakat dalam pengertian yang luas. #sy!Syaibany menyatakan bahwa ciri!ciri masyarakat &slam adalah sebagai berikut ". Terwujud atas dasar ikatan keimanan kepada #llah. +. #gama selalu diletakkan pada posisi yang tinggi. . #danya penilaian yang sangat penting terhadap akhlak dan kesusilaan dalam kehidupan. -. &lmu pengetahuan menmperoleh perhatian utama. %elihat uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa titik temu antara Panca Dharma dan pandangan pendidikan &slam adalah mengenai asas kemasyarakatan dan asas kebangsaan. Keduanya memandang penting bahwa untuk mencapai sesuatu yang dicita!citakan, maka indi'idu!indi'idu itu harus mengikatkan diri dalam sebuah masyarakat berkebangsaan. Perbedannya, konsepsi kemasyarakatan dalam &slam memiliki ciri khas sebagai kelompok indi'idu yang berinteraksi satu sama lainnya atas dasar pandangan hidup yang sama, yaitu menerapkan nilai!nilai ajaran &slam dalam bidang akidah, akhlak, ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya pendidikan. ". #sas Kemanusiaan Dalam akti6tas pendidikan, asas kemanusiaan memiliki $ungsi yang sangat penting, karena betapapun juga berkaitan erat dengan pihak!pihak di dalamnya. Termasuk salah satu tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. :agaimana konsepsi Panca Dharma sehubungan dengan realitas asas kemanusiaan ini, antara lain tercermin dari pernyataan sebagai berikut Dharma tiap!tiap manusia adalah mewujudkan kemanusiaan, yang berarti kemajuan manusia lahir batin dalam tingkat yang setinggi!tingginya, dan juga berarti bahwa kemanusiaan yang tinggi itu dapat dilihat pada kesucian hati orang dan ada rasa cinta kasih terhadap sesama manusia dan makhluk Tuhan seluruhnya, tetapi bukan cinta kasih yang bersi$at melemahkan hati, melainkan berupa keyakinan akan adanya hukum kemajuan yang meliputi alam semesta. Karena itu, dasar cinta kasih dalam kehidupan manusia harus tampak pula sebagai kesimpulan untuk berjuang melawan segala sesuatu yang merintangi kemajuan selaras dengan kehendak alam. Dari rumusan tentang asas kemanusiaan di atas dapat dipahami bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai rasa cinta kasih terhadap sesamanya dan terhadap sesama makhluk Tuhan yang lain. #sas kemanusiaan ini memberikan moti'asi edukati$ kepada seseorang, khususnya untuk selalu bersikap dan berbuat baik kepada sesama. Dengan
mengembangkan kemanusiaan semacam ini, manusia akan terhindar dari si$at!si$at dan kecenderungan untuk memusuhi sesamanya. Sementara itu, pendidikan &slam memiliki pandangan sedemikian rupa tentang manusia dan berbagai ikhwal kemanusiaannya. Pandangan tersebut dapat dikemukakan, menurut #sy! Syaibani, dalam poin!poin berikut ini ". %anusia adalah makhluk termulia dari segenap makhluk dan wujud lain di alam ini. +. %anusia diberi amanah atau takli" untuk menjadi khali$ah #llah di bumi. . %anusia sebagai makhluk sosial yang dapat berbahasa sebagai media komunikasi dan berpikir. -. %anusia dengan perwatakannya yang asli dan ciri pertumbuhannya adalah hasil pencapaian dua $aktor warisan dan lingkungan. . %anusia memiliki moti'asi, kecenderungan dan keputusan untuk berbuat sesuatu baik yang diwarisi maupun diperolehnya melalui proses sosialisasi. /. :ahwasanya manusia itu satu dengan yang lain berbeda dalam hal bakat dan kemauan, antara lain karena perbedaan dari segi keturunan dan lingkungan. 0. %anusia memunyai keluwesan si$at yang dapat dibentuk dan diubah melalui pendidikan. &mplikasi terpenting yang berhubungan dengan pendidikan, khususnya berkaitan dengan prinsip dasar pandangan &slam terhadap manusia adalah ". Sejauh mana manusia dipandang sebagai khali$ah #llah di bumi, maka konsekuensinya harus memperhatikan pertumbuhan serta perkembangan indi'idu secara harmonis agar indi'idu tersebut mampu mengatasi tantangan alam dan lingkungannya. +. #danya konsep 6trah, mengharuskan pendidikan &slam bertujuan untuk membimbing dan mengarahkan potensi dasar manusia ke arah yang baik dan benar. . Pelaksanaan pendidikan harus memerhatikan kondisi dan karakter anak didik serta $aktor lingkungannya, demikian juga waktu yang tepat untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar. :erdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa asas kemanusiaan dalam arti pemahaman akan pentingnya mengembangkan manusia sesuai dengan si$at atau 6trah kemanusiaannya, ternyata diperoleh titik temu antara konsepsi Panca Dharma dengan pandangan pendidikan &slam. Konsepsi kemanusiaan menurut Ki Hajar Dewantara cenderung mengarah kepada terbentuknya kepribadian nasional &ndonesia, sedangkan pendidikan &slam menempatkan 6trah manusia dan pengaruh lingkungan sebagai perpaduan dua hal yang mengarah kepada terbentuknya kepribadian muslim. Kepribadian
anasional dalam realitasnya dapat sekaligus mencerminkan kepribadian muslim, sementara pribadi muslim juga tidak mendapat halangan untuk mencintai bangsanya.