KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH PADAT BERBAHAY (L-B3) RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH NOMOR : 172/RSNH/SK-DIR/V/2013 DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH
MENIMBANG
:
1. Bahwa untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makluk hidup lainnya perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah padat medis ke lingkungan 2. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 33 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 3. Bahwa kegiatan Rumah Sakit Nur Hidayah menghasilkan limbah padat medis yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup
MENGINGAT
:
1. Kepmenkes
No
1204/Menkes/SK/X/2004
tentang
persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, point ke IV 2. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 7 tahun 2010 tentang Pengelolaan Limbah Padat Medis
MEMUTUSKAN MENETAPKAN KESATU
: : KEPUTUSAN
DIREKTUR
NUR
HIDAYAH
TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH PADAT BERBAHAYA (L-B3) RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH KEDUA
: Setiap pasien, pengunjung, karyawan dan masyarakat sekitar wajib dilingdungi oleh rumah sakit dari pengelolaan bahan dan limbah padat berbahaya dengan beberapa upaya umum sesuai yang terlampir dalam keputusan ini
KETIGA
: Rumah sakit wajib mengidentifikasi kebutuhan dalam pengelolaan
bahan dan limbah padat berbahaya (L-B3) untuk rumah sakit, pasien, pengunjung, karyawan dan masyarakat sekitar KEEMPAT
: Pembinaan dan pengawasan terlaksanaanya pengelolaan bahan dan limbah padat berbahaya (L-B3) lingkungan rumah sakit nur hidayah dilaksanakan oleh kepala bagian sanitasi RS Nur Hidayah
KELIMA
: Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila dipandang perlu
Bantul, 27 May 2013 Direktur RS Nur Hidayah
Dr. Arrus Ferry
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS NUR HIDAYAH NOMOR
: 172/RSNH/SK-DIR/V/2013
TANGGAL
: 27 May 2013
1. Rumah Sakit Nur Hidayah harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia kemudian di reduksi dan di awasi penggunaan bahan berbahaya beracun dimulai dari sumber yang dilaksanakan oleh bagian sanitasi, cleaning service dan IPSRS 2.
Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan L-B3 mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.
3.
L-B3 padat berasal dari ruangan bangsal perawatan, kamar operasi, kamar bersalin, Instalasi Gawat Darurat, Laboraturium, Poliklinik, Farmasi, IPSRS, dll.
4.
Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya. Limbah non benda tajam wadah harus kuat dan kedap air. Limbah B3 di kelola dengan pewadahan yang dipersyaratkan.
5.
L-B3 yang dihasilkan oleh rumah sakit dilabeli agar mudah diidentifikasi yaitu dengan acuan : cairan mudah terbakar, korosif, infeksius, reaktif, mudah meledak, dan beracun
6. Jika rumah sakit belum memiliki alat pemusnah L-B3 padat tajam dan non tajam maka dapat di pihak k-3 untuk pemusnahannya, dengan ketentun memiliki reputasi yang baik dan memenuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku yang telah terakreditasi atau bersertifikat 7. Pewadahan L-B3 harus memenuhi persyaratan dengan menggunakan wadah dan label yang telah ditentukan. 8. Penampungan L-B3 sesuai dengan jenis dan volume yang dihasilkan di tampung di tempat penampungan sementara (TPS). 9. Melakukan penulisan berat L-B3 yang masuk ke TPS 10. Melakuakn penempelan identitas L-B3 di pintu TPS L-B3
11. Pengangkutan L-B3 keluar sarana pelayanan kesehatan menggunakan kendaraan khusus. 12. Jika terdapat paparan dari L-B3 harus wajib melaporkan kepada atasan langsung atau P2K3 maksimal 1x24 jam 13. Setiap penanganan L-B3 harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu masker, celemek, googles, handscoon, sepatu bood, dan pelindung kepala.
14. Melakukan pelaporan neraca L-B3 per 3 bulan sekali ke KLH
Bantul, 27 May 2013 Direktur RS Nur Hidayah
dr. Arrus Ferry