PENGELOLAAN B3 & LIMBAH B3
Materi PDIL: Setyo S. Moersidik Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana - Universitas Indonesia 12 Mei 2009
BAGIAN I: PRINSIP SML
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
2
DEFINISI SML
Pendekatan pengorganisasian untuk pengelolaan lingkungan Target dan obyektif dari pengelolaan dilaksanakan sebagai bagian dari operasi/kegiatan sehari-hari SML dilaksanakan dalam struktur dan kebijakan yang dilembagakan dan merupakan bagian dalam sistim perbaikan lingkungan yang berlanjut
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
3
KEBERHASILAN SML
Efektif dalam pembiayaan Ekonomis/murah Selaras dengan peraturan Berlandaskan sistim dan kinerja Dapat dilaksanakan, praktis dan terpakai Fokus pada perbaikan secara terusmenerus (continuous improvement )
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
4
PRINSIP UMUM
SML membantu/mendukung lembaga/institusi dalam menjalankan misinya – bukan sebaliknya SML adalah sebuah proses – bukan hasil akhir SML adalah orang dengan kegiatannya – bukan aspirasi/ gagasan atau kata-kata yang tidak terimplementasikan Perbaikan lingkungan tercermin pada perubahan sikap dan perilaku pada lingkungan Berawal dari komitmen atasan dan yang dilaksanakan pada seluruh jajaran institusi/lembaga
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
5
KOMPONEN BESAR SML
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
6
SIKLUS PDCA
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
7
P: PLANNING (Perencanaan)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
8
P: PLANNING (Perencanaan)
Identifikasi sumber kegiatan penghasil Limbah B3 Identifikasikan peraturan dan perundangan terkait Identifikasi aspek lingkungan dan dampaknya Tetapkan dampak yang harus dikelola sebagai prioritas Susun obyektif dan target pengelolaannya Buat program pengelolaan lingkungannya !
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
9
D: DO (Implementasi)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
10
D: DO (Implementasi)
Pengorganisasian dengan struktur yang dilembagakan Training tentang keperdulian dan kompetensi yang terkait Komunikasikan pada seluruh jajaran manajemen Kontrol:
4/21/2012
Dokumentasi SML Dokumen kontrol Dokumen pengoperasian Dokumen Sistim Tanggap Darurat (STD)
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
11
C: Check (Kontrol & Awasi)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
12
C: Check (Kontrol & Awasi)
Pengukuran dan monitoring dari kegiatan yang sedang berjalan Audit internal SML secara periodik Koreksi dan pencegahan pada penyimpangan yang ada Rekam seluruh kejadian
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
13
A: ACTION (Kaji dan Kelola)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
14
A: ACTION (Kaji dan Kelola)
Perhitungkan: Hasil temuan audit Rekaman kemajuan dan obyektif perubahan pada fasilitas yang ada Perubahan pada aktivitas, produk dan jasa yang ada Perubahan teknologi Concern pada fihak terkait Informasi lain yang relevan Kaji: kelayakan, kepantasan, dan kinerja SML Tetapkan dan putuskan hal terkait:kebijakan lingkungan secara umum, kebijakan dan target SML yang dibuat, elemen lain dari SML yang diperlukan
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
15
KETERKAITAN DALAM SML
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
16
BAGIAN II: PENGELOLAAN LIMBAH B3
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
17
LATAR BELAKANG PENGELOLAAN B3-LIMBAH B3
meningkatnya penggunaan bahan berbahaya dan beracun pada berbagai kegiatan, antara lain pada kegiatan perindustrian, pertambangan, kesehatan dan juga kegiatan rumah tangga adanya kebutuhan industri penghasil limbah B3 - terutama sekitar Jakarta - terhadap kesediaan fasilitas pengolahan dan penimbunan limbah B3 yang berwawasan lingkungan meningkatnya upaya pengendalan pencemaran udara dan pengendalian pencemaran air yang akan menghasilkan lumpur atau abu yang berbahaya dan beracun Indonesia merupakan salah satu negara tujuan tempat pembuangan limbah
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
18
MENGAPA LIMBAH HARUS DIOLAH/KELOLA ?
Limbah harus dikelola dengan alasan lingkungan, bahwa limbah dapat (berpotensi) mencemari lingkungan kehidupan manusia. Limbah harus dikelola dengan proses dan pendekatan untuk memperkecil dampak melalui upaya memperpanjang nilai tambah sebagai produk/produk sampingan sebelum nantinya limbah diolah Upaya yang dilakukan adalah melalui pendekatan reduce dengan 3R (reuse, recycle dan recovery) Dengan bertambahnya nilai manfaat limbah maka pemakaian sumberdaya dapat diefesiensikan pemanfaatannya Pengolahan limbah sendiri harus menggunakan proses dan pendekatan teknologi yang akrab lingkungan
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
19
APA ITU LIMBAH
Limbah adalah sisa dari suatu usaha/kegiatan (UU 23/1997 PLH) Limbah dihasilkan dari suatu proses transformasi dari bahan menjadi produk Dalam proses dan transformasi yang terjadi terdapat perubahan karakteristik dan sifat dari bahan yang berpotensi merusak/mencemari lingkungan
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
20
PRINSIP PENGKAJIAN LIMBAH
Aliran Bahan Baku & Penolong
Proses Produksi
Pengelolaan limbah Pada proses produksi
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
Produk
Pengelolaan limbah Pasca produk
21
Persepsi atas nilai Dan manfaat barang (pengaruh budaya)
Pengembangan Produk (sbg.kebutuhan)
Manufacturing
Packaging
Sales Transportation & Distributions
Consumers
Limbah
Dampak Pada Lingkungan
Final Dispositions
SIFAT DAN KARAKTERISTIK LIMBAH Kegiatan
Jenis Limbah
Sifat
Potensi Pencemar
Media Tercemar
Domestik (rumah tangga
Padat, cair,
Non B3
Pencemaran ringan-sedang
Air, tanah, pantai
Pertanian/ perikanan
Padat, cair,
Non B3
Pencemaran ringan-sedang
Air, tanah, pantai
Industri wisata
Padat, cair
Non B3 dan Limbah B3
Pencemaran sedang-berat
Air, tanah, pantai
Industri rumah (kerajinan dsb)
Padat, cair, gas
Non B3 dan Limbah B3
Pencemaran sedang-berat
Air, tanah, pantai
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
23
MATRIKS TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH Input Proses
Proses Pengel. Produksi Limbah
Pasca Produksi
(Teknologi) bahan yang terkait dengan proses
Jenis dan karakteristik teknik unit-proses
Pengolahan Limbah padat dari proses dan pendukung kegiatan
Pewadahan dan Transportasi bahan baku
Unit pendukung proses untuk air,udara,energy system
Pengolahan limbah cair dari proses dan pendukung kegiatan
Storage: stock system, layout dan flow
Flow process: system, layout dan flow
Pengendalian pencemaran udara dan kebisingan
Recovery bahan dari produk pasca penggunaan (limbah) Pengolahan dan pemusnahan bahan off-spec dan kadaluawarsa Pengelolaan kemasan
Pengelolaan sludge dan limbah B3
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
24
DEFINISI B3
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
25
B3 – LIMBAH B3 Penggunaan/ Pemanfaatan
B3
Penanganan Bahan
Limbah B3
Off spec Sisa Bahan 26
DEFINISI B3 (PP74/2001)
Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
27
PENGELOLAAN B3
Penghasil Pengangkut Pengedar Penyimpan Pengguna Pembuangan
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
28
KLASIFIKASI B3
Mudah meledak Pengoksidasi Sangat mudah menyala Mudah menyala Amat sangat beracun Beracun
4/21/2012
Berbahaya Korosif Bersifat iritasi Berbahaya bg lingkungan Karsinogenik Teratogenik Mutagenik
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
29
TINGKATAN RACUN B3 Urutan
Kelompok
1 Amat sangat beracun 2 Sangat beracun 3 Beracun 4 Agak beracun 5 Praktis tidak beracun 6 Relatif tidak berbahaya 4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
LD 50 (mg/kg)
<1 1 – 50 51 – 500 501 – 5000 5001 – 15000 > 15000 30
KLASIFIKASI B3 (PP 74/2001)
B3 yang dapat dipergunakan (209 bahan: Ammoniak, Asam khlorida …) B3 yang dilarang dipergunakan: jenis B3 yg dilarang digunakan, diproduksi, diedarkan dan atau diimpor (10 bahan: Aldrin, Endrin, DDT …) B3 yang terbatas dipergunakan: B3 yg dibatasi penggunaan, impor, dean atau produksinya (45 bahan: Mercury, CFC …)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
31
TATALAKSANA PENGELOLAAN B3
Registrasi oleh penghasil dan pengimpor Prosedur notifikasi bagi impor B3 yg terbatas dipergunakan dan atau pertama kali Produsen wajib membuat MSDS Pengangkutan menggunakan sarana yang memenuhi syarat dari instansi yang berwenang Penggunaan simbol dan label Tempat penyimpanan sesuai syarat teknis dan mempunyai STD
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
32
NOTIFIKASI B3
Notifikasi ekspor: pemberitahuan terlebih dahulu dari otoritas negara penerima dan negara transit apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas batas untuk B3 yg terbatas dipergunakan Notifikasi impor: pemberitahuan terlebih dahulu dari otoritas negara pengekspor dan negara transit apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas batas untuk B3 yg terbatas dipergunakan dan atau yg pertama kali diimpor
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
33
PENGGUNAAN/ PEMANFAATAN B3
Kaidah penggunaan bahan berdasarkan prinsip K3 Prosedur penggunaan peralatan kerja Kaidah penggunaan bahan berdasarkan MSDS (merek dagang, rumus kimia B3, jenis B3, klasifikasi b3, teknik penyimpanan, tata cara bila terjadi kecelakaan)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
34
PENANGANAN B3
Faktor-faktor dalam penyimpanan B3 (temperatur, kelembaban, interaksi dengan wadah, interaksi antar bahan) Persyaratan teknis penyimpanan Sarana dan prasarana penyimpanan (pencahayaan, sirkulasi udara exhaust fan, pendingin, termometer, higrometer..)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
35
PENANGANAN SISA OFF-SPEC B3
Prosedur pembuangan dan pemusnahan bahan Sarana dan prasarana pembuangan
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
36
TEKNOLOGI PENGOLAHAN 1. 2. 3. 4. 5.
Proses Kimia-Fisik Metoda Thermal Kombinasi kimia-fisik dan thermal Stabilisasi dan Solidifikasi Land disposal (setelah stabilisasi)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
37
PROSES KIMIA-FISIK 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Reaksi oksidasi-reduksi Netralisasi Stripping Presipitasi Evaporasi Destilasi
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
38
METODA THERMAL (Incenerasi)
Proses pembakaran Gas dan uap beracun Sistim injeksi Pengendalian gas pencemar Pengelolaan bottom ash dan fly ash
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
39
LAND DISPOSAL (pasca stabilisasi)
Stabilisasi bahan B3 Solidifikasi Encapsulasi Landfill system Leachate management
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
40
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
41
IDENTIFIKASI LIMBAH B3 Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): Lampiran I, tabel 1: sumber tidak spesifik Lampiran I, tabel 2: sumber spesifik Lampiran I, tabel 3:
4/21/2012
bahan kimia kadaluarsa tumpahan, bekas kemasan, buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
42
IDENTIFIKASI LIMBAH B3 Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): Lampiran I, tabel 1: sumber tidak spesifik
Pelarut terhalogenasi (kode limbah D1xxxa) Pelarut yang tidak terhalogenasi (kode limbah D1xxxb) Asam/Basa (kode limbah D1xxxc) Yang tidak spesifik lainnya (D1xxxd)
4/21/2012
Contoh PCB (poly chlorinated Biphenyls) di trafo lama PLN Lead scrap Limbah minyak diesel industri Pelumas bekas
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
43
IDENTIFIKASI LIMBAH B3 Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): Lampiran I, tabel 2: sumber spesifik
Jenis industri/kegiatan – sumber pencemaran dan pencemar utama
4/21/2012
Kode limbah D2xx Berasal dari mulai penyimpanan bahan, proses sampai dengan pemanfaatan bahan dan limbah
Di lingkungan PLN: Khas di pembangkit berbahan bakar batubara (D223) Semua jenis industri yang menghasilkan/menggunakan listrik (proses replacement, refilling, reconditioning, atau retrofitting dari transformer dan capasitor (D249)
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
44
IDENTIFIKASI LIMBAH B3 Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): Lampiran I, tabel 3:
bahan kimia kadaluarsa tumpahan, bekas kemasan, buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
Kode (D3xxx) Terdapat 178 bahan pencemar dari asetaldehida s/d seng fosfit
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
45
KARAKTERISASI LIMBAH B3 Berdasarkan Karakteristik (PP 85/1999): Mudah meledak Mudah terbakar Bersifat reaktif Bersifat racun Infeksius Korosif
Bersifat toksik/racun (BMTCLP-Lampiran II) Bersifat kronis (daftar zat pencemar-Lampiran III)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
46
KARAKTERISASI LIMBAH B3
Bersifat toksik/racun (BMTCLP-Lampiran II)
Kode limbah (D4xxx) Terdapat 53 jenis Dari Aldrin/dieldrin s/d Zinc Prosedur pengetesan TCLP, LD50 dan LC50 Diperuntukkan dari kerangka penggunaan bahan sampai dengan pemanfaatan limbah B3
Bersifat kronis (daftar zat pencemar-Lampiran III)
4/21/2012
Kode limbah (D4xxx) Terdapat 491 jenis Dari Acetonitrile s/d Ziram
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
47
DASAR PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1993, tentang Pengesahan Basel Convention on The Control of Transboundary Movement of Hazardous Wastes and Their Disposal Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
48
DASAR PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 Surat Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-68/Bapedal/05/1994 tentang Permohonan Ijin Pengelolaan Limbah B3 No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpana dan Pengumpulan Limbah B3 No. Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang tentang Dokumen Limbah B3 No. Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3 No. Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara & Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi bekas Pengolahan dan Lokasi bekas Penimbunan Limbah B3 No. Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah B3 No. Kep-255/Bapedal/08/1996 tentang Tata Cara & Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas No. Kep-02/Bapedal/01/1998 tentang Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 No. Kep-03/Bapedal/01/1998 tentang Program Kemitraan dalam Pengelolaan Limbah B3 (KENDALI) No. Kep-04/Bapedal/01/1998 tentang Penetapan Prioritas Daerah Tingkat I Program KENDALI B3
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
49
PP 18/1999 jo. PP 85/1999 mengatur tentang..
Kewajiban bagi setiap penghasil limbah B3 untuk mengolah limbahnya. Jika tidak sanggup, maka tanggung jawab pengolahan dapat dialihkan kepada badan usaha pengolah limbah B3 yang telah mendapat ijin Bapedal. Pengaturan ini juga termasuk kewajiban untuk melakukan pengelolaan sebelum limbah diolah, speerti pengemasan, penyimpanan, pengangkutan dll. Kewajiban-kewajiban bagi badan usaha /kegaiatan pengelola limbah B3, seperti badan usaha yang melakukan pengumpulan, pengolahan, penimbunan, pemanfaatan dan usaha pengangkut limbah B3. Ketentuan mengenai pengawas dan pelaksanaan pengawasan dalam kegiatan pengelolaan limbah B3. Ketentuan teknis administratif dalam kegiatan pengelolaan limbah B3, termasuk sanksi-sanksi bagi pelanggarannya. Ketentuan dalam penetapan limbah B3.
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
50
PELAKU PENGELOLAAN LIMBAH B3
penghasil pengumpul pengangkut pengawas pengolah (penimbun dan pemanfaat)
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
51
KETENTUAN PENGHASIL LIMBAH B3
wajib mengolah limbah B3 atau menyerahkannya kepada Pengolah tempat penyimpanan sesuai dengan persyaratan melaporkan kegiatan dapat menjadi pengumpul, pengangkut, pemanfaat atau pengolah bila memenuhi persyaratan label pada kemasan mengisi dokumen limbah B3 membantu pengawas memiliki sistim tanggap darurat
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
52
KETENTUAN PENGANGKUT LIMBAH B3
ijin dari Departemen Perhubungan dengan rekomendasi dari Bapedal alat angkut memenuhi ketentuan menyerahkan dokumen muatan dan dokumen limbah menyerahkan dokumen kepada penghasil/pengumpul membantu pengawas mempunyai sistm tanggap darurat
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
53
KETENTUAN PENGUMPUL LIMBAH B3
lokasi pengumpulan sesuai dengan persyaratan membuat catatan tentang kegiatan dan mel;aporka kepada Bapedal maksismum 90 hari penyimpanan sebelum diolah/diserahkan ke pengolah ijin operasi dari bapedal membantu pengawas memiliki sistim tanggap darurat
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
54
KETENTUAN PENGOLAH/ PENIMBUN LIMBAH B3
memiliki dokumen Amdal badan hukum ijin Bapedal memiliki laboratorium minimum luas lahan 1 Ha dan memenuhi persyaratan permeablitas tanah minimum 10-7 cm/detik fasilitas pengolahan atau penimbunan sesuai ketentuan teknis kegiatan dan pemantauan sesuai ketentuan memiliki sistim tanggap darurat
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
55
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH B3 Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3. Pengemasan: prakemas, kemasan, prinsip pengemasan, tata cara pengemasan Pewadahan dengan tangki dan penempatannya Persyaratan penyimpanan: palet, penumpukan, jarak bangunan penyimpanan: konstruksi, cuaca, limbah mudah terbakar, limbah mudah meledak dsb. Pengumpulan: lahan, syarat bangunan, lay out, fasilitas tambahan.
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
56
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH B3 Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang Dokumen Limbah B3. Chain of custody Jumlah lembar dokumen 7 atau 11 Bagian diisi penghasil/pengumpul, pengangkut, pengumpul/pemanfaat/ pengolah/penimbun.
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
57
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH B3 Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolah Limbah B3. Syarat lokasi Syarat fasilitas keamanan (security, kebakaran, tumpahan, STD, pengujian, peralatan, pelatihan) Penanganan limbah sebelum pengolahan Pengolahan: fisika-kimia (pretreatment), pengolahan thermal, BMLC-PPLIB3
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
58
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH B3 Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Penimbunan Limbah B3. Lokasi: banjir, geologi lingkungan, hidrogeologi, hidrologi, iklim, flora-fauna Rancang bangun landfill Persyaratan prakonstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi Fasilitas landfill Persyaratan sebelum penimbunan dan kualitas limbah untuk penimbunan Pengelolaan lindi: kontrol air, pengumpul, pengolahan, dan pembuangan Pemantauan kualitas air tanah/permukaan Persyaratan penutupan akhir 4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
59
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH B3 Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah B3. Simbol: bentuk dasar, jenis (mudah meledak, mudah terbakar, reaktif, beracun, korosif, infeksius, campuran) Cara pemasangan pada: kemasan, kendaraan pengangkut, tempat penyimpanan Label: label identitas limbah, kemasan kososng, penunjuk tutup kemasan.
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
60
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH B3 Kep-68/Bapedal/05/1994 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan, Pengumpulan, Pengoperasian Alat Pengolahan, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah B3. Persyaratan administratif Dokumen penunjang Berita acara pemeriksaan
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
61
EVALUASI INTERNAL PENGELOLAAN LIMBAH B3 Menggunakan data pengelolaan yang sudah berjalan, maka observasi dan kaji:
Layout dari fasilitas Process flow diagram Deskripsi dari sumber limbah B3 yang diketahui Peraturan perundangan yang berlaku termasuk perijinannya Perintah-perintah yang bersifat khusus dari pengadilan dan/atau badan administrasi yang terkait Kebijakan perusahaan yang diterapkan Fasilitas yang digunakan dalam menunjang kebijakan dan prosedur yang digunakannya SOP dan instruksi yang menunjang prosedur dalam penanganan limbah B3 Cara pengelolaan limbah B3 (on site maupun off site), yang meliputi pengumpulan, transportasi, pengolahan, pembuangan akhir.
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
62
EVALUASI INTERNAL PENGELOLAAN LIMBAH B3 Dokumentasikan hasil temuan dan informasi yang diperoleh untuk memudahkan pengkategorian tanggungjawab dan langkah dalam pengelolaan limbah B3: Penanggungjawab dalam pengkategorian/penetapan limbah B3 Labelling Penyimpanan Transportasi/pengangkutan Pengujian sample Pemelihara/penyimpan/pengolah manifest limbah Tindakan lain yang diperlukan
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
63
EVALUASI INTERNAL PENGELOLAAN LIMBAH B3 Pada saat dilaksanakan audit dan evaluasi, ikuti process flow diagram untuk lebih mengikuti alur kegiatan dan kemanfaatannya untuk:
4/21/2012
Menetapkan titik pengahasil limbah B3 dengan tidak melewati untuk memperhitungkannya Menginspeksi cara pengumpulan, penanganan dan penimbunannya Menginspeksi fasilitas penannganan Menginspeksi tempat yang berpengaruh pada luasan dari pengelolaan limbah b3 Menginspeksi tempat pembuangan yang tidak diketahui/disembunyikan Menginspeksi penggunaan bahan, alat dan sistim dsb. S. S. Moersidik: SML Limbah B3
64
EVALUASI INTERNAL PENGELOLAAN LIMBAH B3 Pada Timbulan limbah:
Catat pada titik teridentifikasi sebagai pengahasil dan titik yang tidak teridentifikasi sebelumnya Kaji bilamana limbah tersebut telah diujikan atau bahkan belum diujikan Tetapkan pada titik mana limbah tersebut telah diujikan dan diukur serta diberi tanda/label, runut siapa penanggung jawabnya Bilamana limbah diolah oleh fihal lain, runut siapa – kapan dan dengan apa mereka mengambil/mengelolaanya Catat dan kaji laporan mengenai mutu limbah yang dilaporkan serta jenis dan frekuensi pelaporan yang dilakukan Catat bilamana ada laporan lain seperti laporan tahunan yang berkenaan dengan timbulan limbah ini.
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
65
EVALUASI INTERNAL PENGELOLAAN LIMBAH B3 Pada saat melihat dan mengkaji fasilitas pengolahan yang berhubungan dengan limbah:
Kaji sejarah penggunaan peralatan, jenis dan karakteristiknya Identifikasikan jenis dan fungsi masing-masing unit peralatan pengolahan serta hasil kinerjanya Catat bilamana ada temuan tentang penyimpangan alat/cara dalam mengolah limbah misalnya adanya saluran siluman dan atau proses lain
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
66
EVALUASI INTERNAL PENGELOLAAN LIMBAH B3 Identifikasi, karakterisasi dan analisis dari laporan bagian lingkungan yang diperoleh untuk mengetahui lebih lanjut atas:
Status administrasi pelaporan
Status kinerja dari pengelolaan limbah
Status dari ketaatan terhadap hukum dan peraturan
Perijinan dan rekomendasi yang dipunyai serta penyimpangan dan/atau kebenanrannya; termasuk masa berlakunya
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
67
EVALUASI INTERNAL PENGELOLAAN LIMBAH B3 Terhadap fasilitas pengelolaan limbah lakukan kajian yang rinci secara teknis dengan melihat persyaratannya, teknologi yang digunakannya, keandalan dan kinerjanya, pengoperasiannya termasuk SDMnya.
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
68
BAGIAN III: LIMBAH B3 KEGIATAN PLN
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
69
LIMBAH B3 – KEGIATAN PLN
Limbah PLTD
Limbah Cair
Limbah Padat
Minyak pelumas ex penggantian Bahan bakar bekas pencucian Limabh reject purifier Ceceran limbah dari mesin Filter-filter/saringan bekas Battery ex pakai Isolasi asbes/keramik Meterial non metal ex pemeliharaan
Limbah PLTU
Limbah Cair
Limbah Padat
4/21/2012
Minyak pelumas ex penggantian Bahan bakar bekas pencucian Limbah reject purifier/separator Ceceran limbah dari mesin Limbah water treatment plant dan limbah lab Blowdown dan drain steam water cycle Filter-filter saringan bekas Battery ex pakai Isolasi asbes/keramik Material non metal ex pemeliharaan Unburn carbon, fly ash, bottom ash, reject mill
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
70
LIMBAH B3 – KEGIATAN PLN
Limbah PLTG/U
Limbah Cair Minyak pelumas ex penggantian Bahan bakar bekas pencucian Limabah reject purifier Ceceran limbah dari mesin Limbah water treatment plant dan limbah lab Blowdown dan drain steam water cycle Limbah Padat Filter-filter/saringan bekas Battery ex pakai Isolasi asbes/keramik Meterial non metal ex pemeliharaan Unburn carbon
Limbah PLTP
4/21/2012
Limbah Cair Minyak pelumas ex penggantian Bahan bakar bekas pencucian Limbah reject purifier/separator Ceceran limbah dari mesin S. S. Moersidik: SML Limbah B3
71
LIMBAH B3 – KEGIATAN PLN
Limbah PLTP
Limbah Padat Filter-filter/saringan bekas Battery ex pakai Isolasi asbes/keramik Meterial non metal ex pemeliharaan Limbah ex water washing Limbah water treatment plant dan limbah lab
Limbah PLTA
4/21/2012
Limbah Cair Minyak pelumas ex penggantian Limbah reject purifier/separator Limbah Padat Filter-filter saringan bekas Battery ex pakai Material non metal ex pemeliharaan
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
72
PERMASALAHAN DI PLN
Pengusaha pengumpul limbah padat B3 belum ada, sehingga sehingga limbah padat B3 bertumpuk di Pusat Pembangkit Tempat Penyimpanan Sementara limbah B3 semua Pusat Pembangkit memiliki tempat ijin Belum semua Pusat Pembangkit bersertifikat ISO 14001 & SMK3 Pembangkit yang berbahan bakar MFO lebih banyak menghasilkan limbah dan lebih sulit penanganannya Belum ada pos anggaran khusus untuk pengelolaan limbah Tidak semua Pusat Pembangkit memiliki organisasi yang menangani lingkungan dan keselamatan kerja (selama ini ditangani Sup Operasi) Bukti penerimaan limbah/manifes oleh Pengelola diterimakan kepada PLN cukup lama (+ 4 bulan) Belum ada legalisasi masalah kompensasi penggantian drum
4/21/2012
S. S. Moersidik: SML Limbah B3
73