RUMAH SAKIT UMUM
PERMATAMADINASIBUHUAN Jl. KI. Hajar Dewantara Kab. Padang Lawas - SUMUT Telp. (0636) 421211- (0636) 421891 Fax. (0636) 421311 Email :
[email protected]
KEPUTUSAN DIREKTUR RS UMUM PERMATA MADINA SIBUHUAN NOMOR :025 / AP / SK / DIR / V / 2018 TENTANG ASESMEN (PROSES PENILAIAN) GIZI DAN KEBUTUHAN FUNGSIONAL RS UMUM PERMATA MADINA SIBUHUAN DIREKTUR RS UMUM PERMATA MADINA SIBUHUAN
Menimbang
:
Mengingat
:
a.
bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, maka perlu penyelenggaraan skrining gizi dan kebutuhan fungsional yang efektif; b. bahwa agar pelaksanaan asesmen pasien di rumah sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan asesmen (proses penilaian) gizi dan kebutuhan fungsional di RS Permata madina Sibuhuan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan kebijakan tentangAsesmen (Proses Penilaian) Gizi dan Kebutuhan Fungsional RS Umum Permata Madina Sibuhuan dengan Keputusan Direktur RS Umum Permata Madina Sibuhuan. 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004tertanggal 15 Oktober 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014tertanggal 17 Oktober 2014 tentang TenagaKesehatan; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/ MENKES/PER/ III/ 2008 tertanggal 12Maret 2008 tentang Rekam Medis; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 tertanggal 15 Maret 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit; 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 370 / MENKES/SK/ XII / 2007 tertanggal 27 Maret 2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan; 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432 / MENKES/SK/ IV / 2007tertanggal 10 April 2007 tentang PedomanManajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1014 / MENKES/SK/ XI / 2008 tertanggal 03 November 2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 410 / MENKES/SK/ III / 2010 tertanggal 25 Maret 2010 tentang
11.
12.
13. 14. 15.
Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1014 / MENKES/SK/ XI / 2008 Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087 / MENKES/SK/ VIII / 2010 tertanggal 10 Agustus 2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit; Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04 / I / 2790 / 11 tertanggal 1 Januari 2012 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit; Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan, Depkes, 2001; Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar, Depkes, 2008; Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, 2015.
MEMUTUSKAN
Menetapkan Kesatu
Kedua
Ketiga
: : KEPUTUSAN DIREKTUR RS X TENTANG ASESMEN (PROSES PENILAIAN) GIZI DAN KEBUTUHAN FUNGSIONAL RS UMUM PERMATA MADINA SIBUHUAN. : Kebijakan tentang Asesmen (Proses Penilaian) Gizi Dan Kebutuhan Fungsional Rumah Sakit Umum Umum Permata Madina Sibuhuan sebagai mana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Sibuhuan Pada Tanggal 30 Mei 2018 Direktur RS Umum Permata Madina Sibuhuan,
dr. Yudhi Wijaya
Lampiran Keputusan Direktur RS X Nomor : 025 / AP / SK / DIR / V / 2016 Tanggal : 30 Mei 2016
ASESMEN (PROSES PENILAIAN) GIZI DAN KEBUTUHAN FUNGSIONAL RS X
Kebijakan Umum
Semuapasiendiskrining/penyaringan
awal
oleh
perawatuntuk
status
gizidankebutuhanfungsionaldandikonsultasikanuntukdiasesmen lebih lanjut / lebih mendalam tentang status gizi atau status fungsional, termasuk asesmen risiko jatuh. Kebijakan Khusus 1. Asesmen Status Gizi
a. Skrining gizi bertujuanuntukmengidentifikasipasien/klien yang berisiko, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus (pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisis, anak, geriatri, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya). b. Perawat melakukan asesmen (proses penilaian) awal status gizi dengan metode skrining yaitu Malnutri tion Screening Tool (MST). c. Bila hasil skrining dengan Malnutri tion Screening Tool (MST)skor ≥ 2 menunjukkan pasien berisiko malnutrisi dan atau dengan kondisi khusus (pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisis, anak, geriatri, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya) maka ahlimadyaGizi (Technical Registered Dietisien) melakukanasesmen (proses penilaian) lanjutan gizi.
2. Asesmen Status Fungsional
a. Skrining fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang membutuhkan pelayanan rehabilitasi medis atau pelayanan lain terkait dengan kemampuanfungsi yang independen atau pada kondisi potensial yang terbaik. b. Perawatmelakukanpenilaiankebutuhanfungsionalawaldengan melihat : a) Sensorik Penglihatan
Normal
Kabur
Kacamata
Lensakont
ak Penciuman Pendengaran b) Kognitif Orientasipenuh Bingung c) Motorik Aktifitassehari-hari : Berjalan :
Normal
Tidak
Normal
TuliKanan/Kiri
Alat
bantu dengarkanan/kiri
Pelupa Tidakdapatdimengerti
Mandiri
Denganbantuan
Tidakadakesulitan
PerluBantuan
Seringjatuh
c. Perawatmelakukanasesmen
(proses
Kelumpuhan
penilaian)fungsional
lebih
lanjutdengan
penilaianStatus Fungsional (BerdasarkanPenilaianBarthel Index). d. PerawatmenginformasikanhasilskordariPenilaian
Status
Fungsional
(BerdasarkanPenilaianBarthel Index) yang berkategoriketergantunganringan,
ketergantunganberat, danketergantungan total kepadaDokterPenanggungjawab Pelayanan (DPJP) untukkebutuhankonsultasiasesmenlainnya.
3. Asesmen Risiko Jatuh
a. Semuapasienrawatinapdanrawatjalandiskrininguntukrisikojatuhdandilakukanasesmen (proses penilaian) apabilaterdapatrisikojatuh. b. Skriningterhadaprisikojatuhbertujuanuntukmengidentifikasipasiendenganpotensirisik ojatuh,
mengevaluasirisikopasienjatuh,
mengambiltindakan,
danmengurangirisikocederabilasampaijatuh. c. Perawat melakukan skriningrisiko jatuh dari hasil pengkajian fungsi dan penilaian risiko jatuh lainnya dalam asesmen (proses penilaian)awal keperawatan. d. Asesmen(proses penilaian) risikojatuhdengan : -
RisikoJatuhDewasadenganSkala Morse
-
RisikoJatuhAnakdenganSkala Humpty-Dumpty
-
Risiko Jatuh Pada Pasien Rawat Jalan dengan metode Timed Up and Go
e. Asesmen(proses
penilaian)
awalrisikojatuhdidokumentasikan
memudahkanasesmenulang yang regulerdan follow up sesuairisikopasienjatuh.
Ditetapkan di Medan Pada Tanggal 30 Mei 2016 Direktur RS X,
dr.
agar