TUGAS SISTEM REFERENSI DAN PENENTUAN POSISI MINGGU PERTAMA PERTAMA DAN KEDUA KE DUA
Oleh : Hesti Nur Septa Anggraini Mahasiswa Fast Tra! "#
%$&URUSAN TEKNIK GEODESI FAKU'T FAKU'TAS AS TEKNIK UNI(ERSITAS GAD&AH MADA )OG)AKARTA "#$*
Tugas Minggu !e I $+
&ela &elas! s!an an apa ,ang ,ang -i.a -i.a!s !suu- tent tentan ang g:
Tugas Tugas Pengganti Pengganti Minggu I dan II Sistem Sistem Referensi Referensi dan Penentuan Penentuan Posisi a.
ID’74 ID’74 ID’74 merupak merupakan an salah salah satu datum geodeti geodeticc yang pernah digunaka digunakan n di Indonesi Indonesia. a.
Sebelum Sebelum menjela menjelaskan skan mengenai mengenai datum datum geodetic geodetic,, terlebih terlebih dahulu dahulu kita perlu perlu memaham memahamii pengertian datum menurut SNI Jaring Jarin g ontrol on trol !orisontal Indonesia, yaitu datum merupakan sejumla sejumlah h paramet parameter er yang digunaka digunakan n untuk untuk mende"i mende"inisi nisikan kan bentuk bentuk dan ukuran ukuran elipsoid elipsoid re"erens re"erensii yang yang digunaka digunakan n untuk untuk pende"in pende"inisi isian an koordina koordinatt geodeti geodetik, k, serta serta keduduka kedudukan n dan orientasinya dalam ruang terhadap "isik bumi yang dalam hal ini direpresentasikan oleh sistem #$S. %rogram pemetaan Dasar Nasional yang dimulai pada masa &epelita I ' ()*+()74 bertepatan dengan dibentuknya
adan oordinasi Sur/ey dan %emetaan Nasional
'ako 'akosur surtan tanal al-- pada pada tahun tahun ()*), ()*), dan dimula dimulainy inyaa proga progam m penya penyatua tuan n siste sistem m re"ere re"erensi nsi.. %rogram ini memiliki tujuan utamanya untuk membangun sistem in"ormasi geogra"is yang integ integra rati" ti" di Indone Indonesi sia. a. Saat Saat itu penent penentuan uan posisi posisi dengan dengan sateli satelitt dilak dilaksan sanaka akan n denga dengan n teknolog teknologii Satelit Satelit Doppler Doppler dari 0S Na/y Na/igation Na/igation Satelite Satelite system system ' NNSS NNSS -. Dengan Dengan teknologi ini, seluruh datum Indonesia yang terpisah telah disatukan dalam satu sistem. emudian akosurtanal memutuskan untuk memilih satu titik triangulasi di %adang sebagai titik a1al sistem dan dinamakan Datum %adang. Selanjutnya Datum %adang ini dinam dinamaka akan n dengan dengan nama nama baku baku yang yang terka terkait it denga dengan n tahun tahun peneta penetapan panny nyaa yaitu yaitu Datum Datum Indonesia ()74 ' Indonesia Datum, ()74 atau ID74 -. Dalam datum tunggal ini Indonesia mengganti 2llipsoid essel (34( dengan ellipsoid yang diadopsi secara internasional pada 1aktu itu, yaitu &S ()*7 ' eodetic &e"erence System ()*7 - denga nilai a 5 *.673.(*+ m dan " 5 (8)3.89. %ada datum Indonesia ()74 'ID()74-, initial point adalah Stasiun Doppler di %adang. oordinat stasiun tersebut adalah : ;intang : +< 9*= 63.4(4> S ujur
: (++< 88’ +3.3+4> $
$inggi
: 6()+ m diatas INS
Sutisna '()38- menghitung triangulasi dari Sumatera dan Ja1a dalam datum ID()74 dengan 2?3 sebagai geoid re"erensinya. Dalam periode ()74 @ ()38 telah terbentuk 673 Doppl Doppler er stat station ion di selur seluruh uh kepula kepulauan uan Indone Indonesi sia. a. (9 stasiu stasiun n di Suma Sumate tera ra,, 37 stasi stasiun un di alimantan, (66 stasiun di Sula1esi, ) stasiun di Nusa $enggara dan (64 stasiun di Irian Jaya. Jumlah stasiun doppler di pulau Ja1a baru selesai pada a1al tahun ()34. erikut merupakan ilustrasi ID’74
2
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi
ekuator
idang datum
?eridian green1ich
Nilai %arameter a *.673.(*+ (" (8)3.89 %arameter $rans"ormasi ke Datum AS 34 2llipsoid &e"erensi dan %arameter Datum ;okal Nama Datum Indonesia &S ()*7
%erbedaan Ba 'm- B" C (+4 86 +.++((4)6+
%arameter $rans"ormasi B 'm84G89
BE 'm(9G89
BF 'm9G89
()74 %arameter trans"ormasi ID’74 'Hbidin, ())7 b.
ID’)9 ID’)9 atau Datum eodetik Indonesia ())9 atau DN’)9 merupakan sistem re"erensi koordinat nasional di Indonesia berdasarkan surat keputusan epala akosurtanal
Nomor
!.+8.+4IIH)*
tanggal
(8
ebruari
())*
untuk
menggunakan Datum eodesi Nasional ())9 'DN)9- yang merupakan re"erensi tunggal dalam pengelolaan 'pengumpulan, penyimpanan dan penggunaan- data geospasial pada strata lokal, regional, nasional bahkan internasional. DN)9 adalah datum geodesi yang geosentris dan diberlakukan untuk keperluan sur/ei dan pemetaan di seluruh 1ilayah N&I. DN)9 menggantikan datum yang telah ada seperti Datum Indonesia ()74 'ID74-. &amdani '8+((- berpendapat bah1a pekerjaan pemetaan telah dilakukan oleh Indonesia sejak dulu berdasarkan pada datum lokal, seperti datum ata/ia 'gn. enuk-, datum n. Sagara dan Datum Indonesia ()74. Semua pekerjaan pemetaan telah menggunakan sistem kordinat yang baru, yaitu berdasarkan Datum eodesi Nasional ())9 'DN)9-. DN)9 adalah sistem koordinat Indonesia, dimana sistem koordinat ini kompatibel dengan %S yang berbasiskan Aorld eodetic Sistem ()34 'AS34-, DN)9 merupakan datum geosentris. %erbedaan datum DN)9 dan ID 3
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi 74 mengakibatkan pergeseran koordinat berkisar 6+ meter dan datum DN)9 dengan datum Jakartaenuk, Sagara, ?oncongloe berkisar antara 8++ meter 'dalam komponen utara, timur-. 0ntuk merubah koordinat dari satu sistem ke sistem diperlukan trans"ormasi. Datum oordinat eodesi
eosentris Datum eodesi Nasional ())9 'DN)9-
oordinat rid%eta 0ni/ersal $rans/ere ?ercator'0$?erangka &e"erensi International $ereseterial &e"erence rame 'I$&2llipsoid Aorld eodetic Sistem ()34 'AS34Sumbu semi mayor *.673.(67,+ meter aktor %enggepengan '("8)3,89788869*6 Spesi"ikasi DN ’)9 '&amdani, 8+((%enentuan DN untuk pertama kalinya dilakukan pengukuran Jaring ontrol !orisontal Nasional 'J!N- yang dilaksanakan sejak tahun ())8 dengan teknologi %S. Jumlah titik *+ dan tersebar di seluruh 1ilayah Indonesi. J!N orde + dirapatkan dengan J!N oder (. eberapa orde - dan orde ( ditempatkan pada titik yang memiliki koordinat pada datum Indonesia ()74 dan merupakan titik sekutu sebanyak 63 titik. Dari 63 titik sekutu dihitung parameter trans"ormasi koordinat. %erubahan sistem koordinat ID 74 ke DN )9 menggunakan rumus trans"ormasi sebagai berikut :
[] [] [ X Tx Y = Ty Z II Tz
+
( 1 + D )
1
RZ
−
RY
RZ 1
R X
−
][ ]
RY X R X Y Z I 1
−
eterangan rumus : ',E,F-II
: oordinat dalam sistem DN’)9
',E,F-I
: oordinat dalam sistem ID’74
$C
: besarnya translasi pada sumbu
4
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi $y
: besarnya translasi pada sumbu E
$
: besarnya translasi pada sumbu F
&C
: besarnya rotasi pada sumbu
&y
: besarnya rotasi pada sumbu E
&
: besarnya rotasi pada sumbu F
$ 'm(.)77 m G
$E 'm(6.+*+ m G
%arameter $rans"ormasi $F 'm& &E ).))6 m G +.6*4>G +.894>G
(.8++ m
(.66) m
6.934 m
+.(+)>
+.+*+>
&F +.*3)>G +.+48>
D (.6+7>G+.(77>
5
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi
c.
Datum static Datum static merupakan datum yang bersi"at tetap, artinya penentuan posisi di suatu
permukaan bumi mengacu pada parameter datum tertentu secara tetap. Dalam datum static, posisi jaring kontrol geodesi dianggap tidak berubah dari 1aktu ke 1aktu. #ontoh datum geodesi yang static adalah DN’)9 dan ID’74. %enetapan kedua datum tersebut bersi"at nasional dan diman"aatkan untuk menentukan posisi dan pembuatan peta secara nasional. Namun pada kenyataannya, 1ilayah Indonesia berada pada tektonik akto" sehingga posisi jaring kontrol geodesi tersebut selalu berubah. DN)9 merupakan sistem re"erensi geospasial yang bersi"at statis, dimana perubahan nilai koordinat terhadap 1aktu sebagai akibat dari pergerakan lempeng 6
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi tektonik dan de"ormasi kerak bumi, tidak diperhitungkan. DN)9 mengacu pada I$& ())8 pada epoch ())(.+. %erubahan nilai koordinat terhadap 1aktu perlu diperhitungkan dalam mende"inisikan suatu sistem re"erensi geospasial untuk 1ilayah Indonesia. !al ini dikarenakan 1ilayah Indonesia terletak diantara pertemuan beberapa lempeng tektonik yang sangat dinamis dan akti", diantaranya lempeng 2uroasia, Hustralia, %aci"ic dan %hilipine. Ailayah Indonesia yang terletak pada pertemuan beberapa lempeng inilah yang menyebabkan seluruh objekobjek geospasial yang ada diatasnya termasuk titiktitik kontrol geodesi yang membentuk Jaring ontrol eodesi Nasional, juga bergerak akibat pergerakan lempeng tektonik dan de"ormasi kerak bumi. Datum geodesi static tidak mempertimbangkan pergerakan lempeng bumi akibat bencana. #ontoh akibat tektonik akti", kejadian luar biasa seperti gempa besar, perubahan posisi %ulau Ja1a akibat pergerakan lempeng yang terus menerus telah bergeser sejauh kira kira +,9 meter. yaitu gempa besar di Hceh pada tahun 8++4, posisi Hceh bergeser dalam 1aktu singkat sejauh kirakira 9 meter lebih. Seharusnya, pada setiap penentuan posisi menghasilkan in"ormasi posisi yang "aktual. Sudah sepatutnya Indonesia untuk menggunakan datum yang mempertimbangkan pergerakan lempeng. $eknologi penentuan posisi berbasis satelit, seperti %S 'lobal %ositioning System- dan NSS 'lobal Na/igation Satellite System-, saat ini telah berkembang dengan pesat sehingga memungkinkan untuk digunakan dalam penyelenggaraan kerangka re"erensi geodetik nasional yang terintegrasi dengan sistem re"erensi global, serta mampu memberikan ketelitian yang memadai untuk memantau pergerakan lempeng tektonik dan de"ormasi kerak bumi yang berpengaruh terhadap nilainilai koordinat. d.
Datum semi dinamik Datum semi dinamik merupakan sistem re"erensi geospasial yang diperbarui dalam
kurun 1aktu tertentu. Diperbarui tersebut dalam artian bah1a dengan mempertimbangkan permukaan bumi yang terus berubah, posisi di permukaan bumi dapat terus dipantau dengan mengacu pada re"erensi yang diperbarui. Di Indonesia, penggunaan datum semi dinamik sudah diresmikan semenjak 8+(6 lalu.
7
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi %ada (7 Kktober 8+(6, diluncurkanlah Sistem &e"erensi eospasial Indonesia 8+(6 'S&I 8+(6-. S&I adalah suatu terminologi modern yang sama dengan terminologi Datum eodesi Nasional 'DN- yang lebih dulu dide"inisikan, yaitu suatu sistem koordinat nasional yang konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global. S&I mempertimbangkan perubahan koordinat berdasarkan "ungsi 1aktu, karena adanya dinamika bumi. Secara spesi"ik, S&I 8+(6 adalah sistem koordinat kartesian 6dimensi ', E,F- yang geosentrik. Implementasi praktis di permukaan bumi dinyatakan dalam koordinat eodetik lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya beserta nilai laju kecepatan dalam koordinat planimetrik 'toposentrik-. erikut ini merupakan perbedaan mendasar antara DN ())9 sebagai datum static dan S&I 8+(6 sebagai datum dinamik, yaitu eterangan Si"at sistem re"erensi
DN ())9 Statik
S&I 8+(6 ?emperhitungkan perubahan nilai koordinat sebagai "ungsi
Sistem re"erensi koordinat erangka re"erensi koordinat
1aktu I$&S I$&S Jaring ontrol eodesi yang Jaring ontrol eodesi yang terikat pada I$&8+++
Datum eodetik AS 34 Sistem re"erensi geospasial ?S; /ertikal Sistem akses dan layanan
tertutup
terikat
pada
I$&
8++3
epoch 8+(8 AS 34 eoid $erbuka dan self service Sumber : http:srgi.big.go.idsrgiLp577
Dengan ditetapkannya S&I 8+(6 sebagai re"erensi tunggal dalam penentuan posisi dan penyelenggaraan in"ormasi geospasial nasional diharapkan in"ormasi geospasial yang diselenggarakan oleh banyak pihak dapat diintegrasikan dengan mudah dan akurat, menjadi satu peta 'one map- sehingga dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan kebijakan secara tepat terkait berbagai aspek kehidupan bangsa yang bersi"at kompleks dan lintas batas. S&I 8+(6 akan mende"inisikan beberapa hal, yaitu:
8
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi (. Siste. Re/erensi K00r-inat , yang mende"inisikan titik pusat sumbu koordinat, skala dan orientasinya. 8. Kerang!a Re/erensi K00r-inat , sebagai realisasi dari sistem re"erensi koordinat berupa Jaring ontrol eodesi Nasional= 6. Ellips0i- Re/erensi yang digunakan= 4. Peru1ahan nilai !00r-inat terha-ap wa!tu sebagai akibat dari pengaruh pergerekan lempeng tektonik dan de"ormasi kerak bumi di Ailayah Indonesia= 9. Siste. Re/erensi Tinggi= *. Garis pantai nasi0nal ,ang a!urat -an ter!ini , yang dipublikasi secara resmi= 7. Siste. -an la,anan berbasis 1eb untuk mengakses S&I 8+(6. e.
Datum dinamik Datum dinamik merupakan sistem re"erensi spasial yang diperbarui terus menerus
secara kontinyu. Datum dinamik merupakan datum yang paling sempurna. Dalam penyelenggaraannya, datum dinamik memerlukan teknologi modern dan SD? yang berkompeten untuk menyelenggarakan pengukuran secara terus menerus. !al ini belum dapat di1ujudkan. erikut ini akan disajikan perbandingan datum static, datum semidinamik dan datum dinamik
Datum
Dimensi
&e"erensi koordinat
%erubahan koordinat $etap, tidak
Statik
Semidinamik
8D dan 6D
8D dan 6D
iC pada epok tertentu
mempertimbangka n adanya gerakan tektonik maupun
?emerlukan
de"ormasi oordinat "iC pada
model
epok tertentu
urang update seiring berjalannya 1aktu Jumlah koordinat dapat 9
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi
de"ormasi untuk memantau perubahan
Dinamik
".
4D
'dimana setiap epok diukur dalam inter/al 1aktu
diminimalkan
tertentu-
?emerlukan
oordinat
model
mengalami
de"ormasi untuk perubahan secara memantau
berkelanjutanterus
perubahan
menerus
Jumlah koordinat banyak dan perlu manajemen khusus.
Mengapa penggunaan -atu. -i In-0nesia .engala.i peru1ahan 2
%enggunaan datum di Indonesia mengalami perubahan disebabkan karena kondisi Indonesia berada pada ona de"ormasi kerak bumi akibat interaksi pergerakan lempeng tektonik dan akti/itas seismic mengakibatkan posisi suatu titik akan berubah sebagai "ungsi 1aktu. Secara geogra"is Indonesia berada diantara pertemuan dua lempeng tektonik. ?elihat kondisi geogra"is seperti itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang ra1an akan terjadinya gempa. Sehingga pemodelan de"ormasi dan geodinamika merupakan cara pendekatan yang baik untuk dijadikan sebagai mitigasi bencana alam. 0ntuk mencapai tujuan tersebut, maka penggunaan datum di Indonesia sebaiknya menggunakan datum semi dinamik. Diharapkan dengan diluncurkannya S&I 8+(6 sebagai sistem koordinat yang konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global, laju kecepatan pergerakan lempeng tektonik, de"ormasi kerak bumi dan in"ormasi tunggal re"erensi astronomi dan epoch, setiap perubahan posisi dapat direkonstruksi dengan teliti. &urin '8+(4- menyatakan bah1a model de"ormasi gempa bumi dapat dimodelkan dengan model interseismic, coseismic, poseismic. Namun untuk model de"ormasi lokal yang si"atnya lebih komplek dapat didekati dengan model komplek de"ormasi.0ntuk model geodinamika 'pergerakan lempeng atau blok- dapat di dekati dengan model 2uler %ole. Sedangkan untuk model geodinamika dan de"ormasi gempa bumi juga dapat dimodelkan oleh griding data geodetic, seperti gambar diba1ah ini:
10
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi
'a-. ?odel riding /elocity model
Tugas Minggu !e II $+
&elas!an tentang SRGI
Sistem &e"erensi eospasial merupakan suatu sistem koordinat nasional yang konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global, yang secara spesi"ik menentukan lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya mencakup seluruh 1ilayah N&I, termasuk bagaimana nilainilai koordinat tersebut berubah terhadap 1aktu. Dalam realisasinya sistem re"erensi geospasial ini dinyatakan dalam bentuk Jaring ontrol eodesi Nasional dimana setiap titik kontrol geodesi akan 11
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi memiliki nilai koordinat yang teliti baik nilai koordinat horisontal, /ertikal maupun gayaberat. Selama ini, Indonesia dalam hal ini I, telah mende"inisikan beberapa sistem re"erensi geospasial atau datum geodesi untuk keperluan sur/ei dan pemetaan atau penyelenggaraan in"ormasi geospasial diantaranya adalah Datum Indonesia ()74 atau Indonesian Datum 1974 'ID 74-. Selanjutnya, seiring dengan perkembangan teknologi %S, maka pada tahun ())* akosurtanal mende"inisikan datum baru untuk keperluan sur/ei dan pemetaan untuk menggantikan ID74, yang disebut dengan Datum eodesi Nasional ())9 atau DN )9. Sistem ini 1alaupun telah mengalami beberapa pemutakhiran, ternyata belum memperhitungkan adanya perubahan nilai nilai koordinat sebagai "ungsi dari 1aktu pada titik kontrol geodesi, akibat dari pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan de"ormasi kerak bumi, sehingga perlu segera dide"inisikan sistem re"erensi geospasial atau datum geodesi yang baru yang lebih sesuai untuk 1ilayah Indonesia. %erubahan nilai koordinat terhadap 1aktu perlu diperhitungkan
dalam
mende"inisikan sistem re"erensi geospasial untuk 1ilayah Indonesia. !al ini dikarenakan 1ilayah N&I terletak di antara pertemuan beberapa lempeng tektonik yang sangat dinamis dan akti". eberapa lempeng tektonik tersebut diantaranya lempeng 2uroasia, Hustralia, %aci"ic dan %hilipine. Ailayah N&I yang terletak di pertemuan beberapa lempeng inilah yang menyebabkan seluruh objekobjek geospasial yang ada di atasnya termasuk titiktitik kontrol geodesi yang membentuk Jaring ontrol eodesi Nasional, juga bergerak akibat pergerakan lempeng tektonik dan de"ormasi kerak bumi.
I kemudian menyediakan sistem dan layanan berbasis 1eb untuk mengakses berbagai hal terkait S&I 8+(6, diantaranya: •
Nilai koordinat horisontal, /ertikal dan gaya berat serta deskripsi titik kontrol geodesi.
12
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi •
%erubahan nilai koordinat terhadap "ungsi 1aktu, sebagai koreksi akibat pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan de"ormasi kerak bumi.
•
eoid dan kon/ersi sistem tinggi.
•
%etunjuk penggunaan S&I 8+(6 dan berbagai in"ormasi terkait.
•
Hplikasi maupun tools yang memudahkan pengguna untuk menggunakan S&I 8+(6 Datum semi dinamik memperhatikan e"ek geodinamika dan de"ormasi gempa bumi
'earthMuake- dengan "ungsi epoch tertentu dan model de"ormasi, secara bagan seperti terlihat di ba1ah.
%eran Datum SemiDinamik '&urin, 8+((%emodelan de"ormasi sudah banyak dilakukan di berbagai negara, karena mengingat bumi ini bersi"at dinamik. Datum dinamik merupakan datum yang paling sempurna untuk diterapkan dinegara Indonesia ini. Namun melihat kondisi teknologi dan kemampuan SD? yang masih kurang, datum semi dinamik menjadi salah satu sistem yang cocok untuk diterapkan di Indonesia. Secara geogra"is Indonesia berada diantara pertemuan dua lempeng tektonik. ?elihat kondisi geogra"is seperti itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang ra1an akan terjadinya gempa. Sehingga pemodelan de"ormasi dan geodinamika merupakan cara pendekatan yang baik untuk dijadikan sebagai mitigasi bencana alam.
13
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi Sistem &e"erensi eospasial Indonesia 'S&I- juga merupakan In"ormasi eospasial Dasar 'ID- yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan In"ormasi eospasial
$ematik
'I$-.
0ntuk
itu
diperlukan
berbagai
kegiatan
pemasyarakatannya baik melalui berbagai seminar, 1orkshop maupun pertemuan organisasi pro"esi. Sistem &e"erensi eospasial Indonesia 'S&I- $ahun 8+(6 merupakan jaring kontrol geodesi yang menjadi acuan dalam penentuan posisi suatu obyek dalam sistem kinersial dan terestrial, dan penentuan medan gaya berat. %enetapan S&I 8+(6 dilakukan dengan kajian akademis yang melibatkan para akademisi dari beberapa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. !al tersebut tersebut berhubungan dengan peluncuran In"ormasi eospasial Dasar 'ID- >?ilik %ublik>, pada 8( Hpril 8+(4, di akhir masa peralihan 0ndang 0ndang Nomor 4 $ahun 8+(( tentang In"ormasi eospasial, menjadikan semua layer dalam ID adalah milik publik, kecuali layer hipsogra"i yaitu garis kontur dan batimetri, pada skala (:(+.+++, (:9.+++, (:8.9++, dan (:(.+++. ID ?ilik %ublik> merupakan penerapan ebijakan Satu %eta yang meliputi Satu &e"erensi, Satu Standard, Satu eodatabase dan Satu eoportal. ebijakan ini dimaksudkan untuk menjamin in"ormasi geospasial yang dihasilkan setiap lembaga andal, akurat dan dapat dipertanggungja1abkan, serta dapat berbagai pakai untuk diintegrasikan satu sama lain dengan tepat. epala %usat %emetaan &upabumi dan $oponim I, 2d1in !endrayana menambahkan, ebijakan Satu %eta sangat penting untuk menghindari tumpang tindih tata kelola lahan. eberapa kasus kerusakan lingkungan, dan penggunaan lahan yang melanggar tata ruang disebabkan oleh perbedaan re"erensi saat melakukan pemetaan 1ilayah. %eta rupabumi skala besar sangat diperlukan untuk membuat &encana Detil $ata &uang, yang menjadi ke1ajiban pada tiap pemerintah daerah otonom. Saat ini, kebutuhan %eta &I skala besar dan menengah sesuai amanat 00 No. 4 $ahun 8+(( tentang In"ormasi eospasial masih sangat besar. !al ini merupakan potensi besar bagi SD? I untuk bekerja di dalamnya.
14
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi Inaeoportal dengan alamat 1ebsite http:tanahair.indonesia.go.id, telah dikembangkan oleh I untuk mengintegrasikan Jaringan In"ormasi eospasial Nasional 'JIN-. %ada demo aplikasi Inaeoportal , penerapan satu re"erensi akan terlihat jelas dimana data dengan sistem re"erensi yang sama akan dapat tepat dan sesuai saat dilakukan o/erlay satu dengan lainnya. $ugas dan "ungsi terkait pemetaan dari berbagai lembaga yang telah terhubung dalam JIN juga akan terlihat jelas, sehingga tidak ada lagi o/erlap atau duplikasi data dan in"ormasi geospasial.
"+
Mengapa -i -ala. un-ang3" Ge0spasial .engguna!an ru4u!an SRGI 2
Jaring ontrol !orisontal : %engukuran $emporer: *6+ titik geodetik untuk re"erensi tunggal 'Datum eodesi Nasional ())9-
Jaring ontrol Oertikal : $erdiri atas 7+++ titik tinggi geodesi setiap jarak 9 km
15
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi
Jaring ontrol aya erat : %engukuran gaya berat dilakukan di 7+++ titik tinggi geodesi, setiap jarak 9 km ?enurut pasal 8 %eraturan epala adan In"ormasi eospasial Nomor (9 tahun 8+(6 yang menyatakan bah1a '(- S&I8+(6
digunakan
sebagai
sistem
re"erensi
geospasial
tunggal
dalam
penyelenggaraan nasional. '8- Setiap penyelenggara I 1ajib menggunakan S&I8+(6 dalam penyelenggaraan I ?enurut 00 No 4 $ahun 8+(( pasal 8 tentang penyelenggaraan In"ormasi eospasial yaitu I diselenggarakan berdasarkan asas: a. kepastian hukum : Eang dimaksud dengan kepastian hukum> adalah bah1a penyelenggaraan I berlandaskan
hukum dan peraturan perundangundangan yang
memberikan kepastian hak dan ke1ajiban bagi para pemangku kepentingan. b. keterpaduan : Eang dimaksud dengan PketerpaduanP adalah bah1a penyelenggaraan I dilakukan bersamasama oleh %emerintah, %emerintah daerah dan setiap orang, yang harus saling mengisi dan saling memperkuat dalam memenuhi kebutuhan I, menghindari terjadinya duplikasi, dan mendorong peman"aatan I bersama. c. keterbukaan : Eang dimaksud dengan keterbukaan> adalah bah1a penyelenggaraan I dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh banyak pihak dengan memberikan akses yang mudah kepada masyarakat untuk mendapatkan I.
16
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi d. kemutakhiran : Eang dimaksud dengan PkemutakhiranP adalah bah1a I yang disajikan danatau tersedia harus dapat menggambarkan "enomena danatau perubahannya menurut keadaan yang terbaru.
e. keakuratan= Eang dimaksud dengan PkeakuratanP adalah bah1a penyelenggaraan I harus diupayakan untumk enghasilkan D dan I yang teliti, tepat, benar, dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan. ". keman"aatan : Eang dimaksud dengan Pkeman"aatan> adalah bah1a I harus dapat memberikan man"aat yang sebesar besarnya bagi masyarakat. g. demokratis : Eang dimaksud dengan demokratis> adalah bah1a penyelenggaraan I dilaksanakan secara luas dengan melibatkan peran serta masyara %asal 87 ayat 8 yang menyatakan bah1a %engumpulan D sebagaimana dimaksud pada ayat '(- harus dilakukan sesuai dengan standar yang meliputi: a. sistem re"erensi geospasial yaitu datum geodesi, sistem re"erensi koordinat, dan sistem proyeksi. b. jenis, de"inisi, kriteria, dan "ormat data.
etentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan standar pengumpulan D sebagaimana dimaksud pada ayat '(- dan ayat '8- diatur dengan %eraturan epala adan.
%asal 6( '(-
%engolahan D dan I dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak yang:
a. berlisensi= danatauwww+hu!u.0nline+0. b. bersi"at bebas dan terbuka. '8- %emerintah
memberikan
insenti" bagi setiap orang
yang dapat membangun,
mengembangkan, danatau menggunakan perangkat lunak pengolah D dan I yang bersi"at bebas dan terbuka. '6- etentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara pemberian insenti" sebagaimana dimaksud pada ayat '8- diatur dengan %eraturan %emerintah S&I 'Sistem &e"erensi eospasial Indonesia- tunggal sangat diperlukan untuk mendukung kebijakan Satu %eta 'One Map- bagi Indonesia. Dengan satu peta maka 17
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi semua pelaksanaan pembangunan di Indonesia dapat berjalan serentak tanpa tumpang tindih kepentingan. .
Dalam 00 No 4 $ahun 8+(( terdapat syaratsyarat yang harus dipenuhi untuk
penyelenggaraan In"ormasi eospasial. Syaratsyarat tersebut dipenuhi dalam S&I 8+(6 sehingga 00 No 4 $ahun 8+(( tersebut harus mengacu pada Peraturan Kepala 5a-an In/0r.asi Ge0spasial N0.0r $* Tahun "#$6 tentang Siste. Re/erensi Ge0spasial In-0nesia "#$6+
%emutakhiran dalam S&I dimaksudkan untuk me1ujudkan re"erensi tunggal yang konsisten dalam setiap penyelenggaraan in"ormasi geospasial oleh berbagai negaranegara di dunia. Sistem re"erensi geospasial global yang saat ini telah disepakati oleh dunia internasional, telah memperhitungkan dinamika pergerakan lempeng tektonik di seluruh dunia. Dalam skala nasional, merupakan ke1ajiban masingmasing negara untuk mende"inisikan sistem re"erensi geospasial nasional yang sesuai untuk 1ilayah negaranya masingmasing, namun dengan tetap mengacu kepada sistem re"erensi geospasial global. S&I 8+(6 direncanakan
akan luncurkan secara resmi pada akhir bulan
September 8+(6 di Jakarta. Dengan ditetapkannya S&I 8+(6 sebagai re"erensi tunggal dalam penentuan posisi dan penyelenggaraan in"ormasi geospasial nasional diharapkan in"ormasi geospasial yang diselenggarakan oleh banyak pihak dapat diintegrasikan dengan mudah dan akurat, menjadi satu peta 'one map- sehingga dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan kebijakan secara tepat terkait berbagai aspek kehidupan bangsa yang bersi"at kompleks dan lintas batas. ?engapa Indonesia tidak menggunakan datum "ull dinamikL !al tersebut disebabkan karena datum dinamik sulit diterapkan di dunia praktis, seperti mengintegrasikan peta, stacking out dan Industri In"ormasi eospasial 'I- lain ke dalam satu kerangka re"erensi. Kleh karena itu, perlu jembatan supaya tetap mengakomodasi perubahan koordinat terhadap "ungsi 1aktu dan memudahkan aplikasi praktis dalam bidang I, maka Indonesia mengacu pada sistem semidinamik 'semikinematik- datum. Dengan menerapkan sistem semidinamik ini, maka perlu adanya model de"ormasi Indonesia.
18
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi
?odel De"ormasi '?eilano, 8+(4ambar di atas menunjukkan model de"ormasi yang masih preliminary. ?enurut ?eilano '8+(4-, model de"ormasi di Indonesia sangat kompleks, sehingga dibuatlah beberapa tahapan dalam pembuatan model de"ormasi yang terbagi menjadi beberapa orde. •
Krde + 5 merupakan model de"ormasi yang mengakomodasi rotasi blok 'euler poleseperti pada gambar (.
•
Krde ( 5 merupakan model de"ormasi yang mengakomodasi gempabumi '2M-
•
Krde 8 5 merupakan model de"ormasi yang mengakomodasi gempabumi dan pergerakan pasca gempanya '2M dan %ost 2M-
•
Krde 6 5 merupakan model de"ormasi yang sudah mengakomodasi regangan sesar akti" yang si"atnya sangat local
19
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi
%enentuan %osisi erbasis Satelit NSS 20
Tugas Pengganti Minggu I dan II Sistem Referensi dan Penentuan Posisi
#ontoh %ilar Jaring ontrol eodesi dan Stasiun $etap NSS 'sumber : http:srgi.big.go.idsrgiLpageQid5()-
Re/erensi
http:blogs.itb.ac.iddadanramdani8+((+)(7re"erensigeodesi diakses pada Sabtu, 8 ?ei 8+(9 pukul ().6+ http:ismail"ata.blogspot.com8+(6+4datumgeodetikQ83.html diakses pada Sabtu, 8 ?ei 8+(9 pukul ().4+ http:srgi.big.go.idsrgiLp577 diakses pada Sabtu, 8 ?ei 8+(9 pukul ().49 http:big.go.idberitasurtasho1srgitunggaluntukonemappolicy diakses pada Sabtu, 8 ?ei 8+(9 pukul 8+.++ http:111."ig.netcommission9e/ents8+(6Qre"erenceQ"rameQinQpractice8.6QdynamicQdat umsQdonnelly.pd" diakses pada Sabtu, 8 ?ei 8+(9 http:111.bakosurtanal.go.idberitasurtasho1mengenallebihjauhsistemre"erensi geospasialindonesia diakses pada ?inggu, 6 ?ei 8+(9 pukul 8+.++ http:geospasial.in"oLp5(6* diakses pada ?inggu, 6 ?ei 8+(9 pukul 8+.++ http:111.bakosurtanal.go.idjaringkontrolgeodesi diakses pada ?inggu, 6 ?ei 8+(9 pukul 8+.++ http:srgi.big.go.idsrgiLpageQid5() diakses pada ?inggu, 6 ?ei 8+(9 pukul 8+.++
21