RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA SECARA DINI KENKER KANDUNGAN BERBASIS JSP
SKRIPSI Diajukan Kepada Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Strata Satu (S-I)
Oleh : Siti MaiMuna 05550102
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA SECARA DINI KANKER KANDUNGAN BERBASIS JSP
SKRIPSI Oleh SITI MAIMUNA NIM. 05550102 Telah Disetujui,………..............2010 Pembimbing I
Pembimbing II
Moh. Faisal M.T NIP. 197 405 102 005 011
Ach Nachichuddin M.A NIP. 197 307 252 000 031 002
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Ririen Kusumawati, M.Kom Nip. 197 203 092 005 002 HALAMAN PENGESAHAN
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA SECARA DINI KANKER KANDUNGAN BERBASIS JSP
SKRIPSI
Oleh : Siti Maimuna Nim. 05550102 Telah dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom) Pada Tanggal, .......Januari 2010 SUSUNAN DEWAN PENGUJI
TANDA TANGAN
1. Penguji Utama
: Ririen Kusumawati, M.Kom NIP. 197 203 092 005 002
(
)
2. Ketua Penguji
: Totok Chamidy, M.Kom NIP. 196 912 222 006 041001
(
)
3. Sekretaris Penguji: Moh Faisal, M.T NIP. 197 405 102 005 011
(
)
4. Anggota penguji : Ach Nachichuddin M.A NIP. 197 307 252 000 031 002
(
)
Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Ririen Kusumawati, M.Kom Nip. 197 203 092 005 002
MOTTO
” Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam Mimpi dan Angan-angan”
”Apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi. Berfikirlah bisa, niscaya pasti akan bisa, karena Allah bersama sangkaan hamba-Nya”
”Sesungguhnya Allah Tidak Akan Merobah Nasib Suatu Kaum sehingga Mereka Merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d 11)
”Tampa agama manusia binasa” ”Tampa ilmu manusia binasa” ”Tampa iman manusia sengsara” ”Tampa ukhuwah manusia tersiksa”
”jika Allah cepat mengabulkan doamu, Dia menyayangimu” ”Jika Allah lambat mengabulkan doamu, Dia sedang mengujimu” ”Tetapi, jika Allah tidak mengabulkan doamu, itu artinya Dia mempunyai rencana lain yang lebih baik untukmu ”
∞ Bapak Qu (Tajuddin) & IbuQu (Suhama) tersayang yang telah banyak
memberikan doa, motivasi dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini. ∞ Saudara-saudaraku Mbak Sana, Mbak Izza, Mbak Suna, Mbak Uma, Mbak Nda, Adekku nung tersayang yang telah banyak memberikan doa, motivasi dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini. ∞ SahabatQu: Bak Nung, Hersa, Gianto yang selalu membantu dan memberi motivasi serta dukungan selama ini, hingga terselesainya penulisan skripsi ini. ∞ Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikanya skripsi ini, khususnya kepada Anis, Uswatun, Rummi, Ermi, Nurul dan Dek Amsa. ∞ KekasihQu yang selama pembuatan Skripsi ini, selalu memberi motivasi serta dukungan kepadaQu selama ini, hingga terselesainya penulisan skripsi ini
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang menjadi salah satu syarat mutlak untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika jenjang Strata-1 Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada: 1.
Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang beserta seluruh staf. Darma Bakti Bapak dan Ibu sekalian terhadap Universitas Islam Negeri Malang turut membesarkan dan mencerdaskan penulis.
2.
Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc, selaku Dekan Fakults Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang beserta staf . Bapak dan ibu sekalian sangat berjasa memupuk dan menumbuhkan semangat untuk maju kepada penulis.
3.
Ibu Ririen Kusumawati, M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika yang telah member memotivasi, membantu dan memberikan penulis arahan yang baik dan benar dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini .
4.
Bapak Faisol, M.T selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak Ahmad Nachichuden, M.A selaku dosen pembimbing Integrasi Sains dan Islam yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan terhadap permasalahan integrasi dalam skripsi ini.
6.
Seluruh staf di Yayasan Kanker kandungan Indonesia yang telah bersedia memberikan data-data yang dibutuhkan oleh penulis sehubungan dengan penulisan skripsi ini.
7.
Seluruh Dosen Teknik Informatika maupun Dosen matakuliah keagamaan dan staf Universitas Islam Negeri Malang yang telah mengajar penulis selama
empat
tahun
lamanya,
dan
memberikan
dukungan
untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8.
Bapak Ibuku tersayang yang telah banyak memberikan doa, motivasi dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
9.
Saudara-saudaraku bak Sana, bak Izza, bak Uma, bak Nda, adekku nung tersayang yang telah banyak memberikan doa, motivasi dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
10.
Sahabat-sahabat dan teman-teman di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dan di (UMM) Universitas Muhammadiyah Malang.
11.
Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikanya skripsi ini, khususnya kepada Bak Nung, Hersa, Gianto, Anis, Uswatun, Rummi
Ermi, Nurul dan Amsa semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya tidak akan luput dari kekurangan dan keterbatasan. Maka dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan penulisan ini sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Malang, Januari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ MOTTO .......................................................................................................... PERSEMBAHAN........................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ABSTRAK ......................................................................................................
i ii iii iv v viii xi xiii xv xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1 Latar belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5 1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 6 1.4 Tujuan ............................................................................................ 7 1.5 Manfaaat......................................................................................... 7 1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 10 2.1 Kanker Dari Tinjauan Ilmu Medis ................................................. 10 2.1.1 Difinisi Kanker ................................................................... 10 2.1.2 Faktor Penyebab Terjadinya Kanker Kandungan ............... 11 2.1.3 Jenis-Jenis Penyakit (Kanker) Kandungan ......................... 14 2.1.3.1 Kanker Leher Rahim (Servix)................................. 14 2.1.3.2 Kanker Ovarium ..................................................... 18 2.1.3.3 Kanker Rahim (Uterus) ........................................... 21 2.1.3.4 Kanker Vulva .......................................................... 24 2.1.3.5 Kanker Vagina ........................................................ 27 2.1.3.6 Kanker Tuba Fallopi ............................................... 30 2.1.3.7 Kanker Troblas ....................................................... 32 2.1.3.8 Kanker Mulut Rahim .............................................. 33 2.1.3.9 Kanker Badan Rahim .............................................. 34 2.1.4 Penyebaran Penyakit (Kanker) Kandungan ........................ 35 2.2 Sistem Pakar ................................................................................... 37 2.2.1 Definisi Sistem Pakar.......................................................... 37 2.2.2 Latar Belakang Perkembangan Sistem Pakar ..................... 39 2.2.3 Ciri-ciri Sistem Pakar.......................................................... 41 2.2.4 Perbandingan sistem konvensional dengan sistem pakar ... 42 2.2.5 Keuntungan Sistem Pakar ................................................... 44 2.2.6 Kelemahan Sistem pakar .................................................... 45
2.3
2.4 2.5 2.6
2.7 2.8 2.9
2.2.7 Konsep dasar sistem pakar .................................................. 45 2.2.8 Bentuk sistem pakar ............................................................ 47 2.2.9 Struktur sistem pakar .......................................................... 48 2.2.9.1 Basis pengetahuan (Knowledge based) .................. 50 2.2.9.2 Mesin Inferensi ....................................................... 51 2.2.10 Kategori permasalahan dalam sistem pakar........................ 54 2.2.11 Probabilitas klasik (a priori probability) ............................ 55 Perangkat pemodelan sistem dalam pembuatan suatu program ..... 56 2.3.1 Diagram konteks (Context Diagram) ................................. 57 2.3.2 Data Flow Diagram ............................................................ 59 2.3.3 Entity Relationship (ERD) ................................................. 61 2.3.3.1 Kardinalitas/derajat relasi ...................................... 62 Pengertian sistem database............................................................. 65 Bagan Alir Flowchart ..................................................................... 67 JSP (Java Server Page) ................................................................... 74 2.6.1 Kelebihan JSP ....................................................................... 76 2.6.2 Script JSP .............................................................................. 77 MySQL........................................................................................... 78 QUERIES ....................................................................................... 80 Penyakit, Pengobatan dan Kesehatan Dalam Islam ....................... 81
BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM.................................... 91 3.1 Metodologi penelitian .................................................................... 91 3.2 Analisis Basis Pengetahuan (Knowledge based) ........................... 93 3.2.1 Blok Diagram area permasalahan ..................................... 93 3.2.2 Blok Diagram Fokus permasalahan .................................. 96 3.2.3 Blok Diagram Faktor kritis ............................................... 98 3.2.4 Dependency diagram ........................................................ 99 3.2.5 Pembentukan aturan (rule) ................................................ 100 3.2.6 Analisa prosentase dengan probabilitas klasik ................. 105 3.3 Analisisa dan Perancangan Sistem ................................................. 109 3.3.1 Diagram Konteks (Data Context Diagram) ....................... 109 3.3.2 Data Flow Diagram (DFD) ................................................ 111 3.3.2.1 DFD Level 1 .......................................................... 111 3.3.2.2 DFD level 2 Pada proses input data ....................... 113 3.3.2.3 DFD Level 2 Proses Konsultasi ............................. 113 3.3.2.4 DFD Level 2 Proses Administrator ....................... 117 3.3.3 Entity Relationship Diagram (ERD) .................................. 123 3.3.4 Struktur Basis Data ............................................................ 125 3.4 Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju (Forward chaining) ... 130 3.5 Flowchart ....................................................................................... 132 3.5.1 Flowchart Konsultasi ......................................................... 132 3.5.2 Flowchart hasil diagnosa .................................................... 133 3.5.3 Flowchart saran dan Kritik ................................................. 135 3.5.4 Flowchart Input Penyakit ................................................... 137
BAB IV HASIL DAN IMPLEMENTASI ................................................... 139 4.1 Implementasi .................................................................................... 139 4.1.1 Kebutuhan Hardware dan Software ..................................... 140 4.2 Struktur Menu Program ................................................................... 141 4.2.1 Struktur Menu Program Pengguna ...................................... 142 4.2.2 Struktur Menu Program Admin (Pakar Kandungan) ........... 143 4.3 Penjelasan Program .......................................................................... 144 4.3.1 Halaman Menu Program Pengguna ..................................... 144 4.3.1.1 Halaman menu index ............................................. 144 4.3.1.2 Halaman menu about ............................................. 145 4.3.1.3 Halaman menu saran kritik .................................... 145 4.3.1.4 Halaman menu data penyakit ................................. 146 4.3.1.5 Halaman menu Konsultasi ..................................... 147 4.3.1.5.1 Halaman Pertanyaan Konsultasi ................... 147 4.3.1.5.2 Halaman Hasil Konsultasi ............................ 148 4.3.1.5.3 Halaman Cetak laporan konsultasi ................ 154 4.3.2 Halaman Menu Program Admin (Pakar Kandungan) ......... 155 4.3.2.1 Halaman Login Pakar ............................................ 155 4.3.2.2 Halaman index admin ............................................ 156 4.3.2.3 Halaman input jenis penyakit ................................ 157 4.3.2.4 Halaman Input gejala ............................................. 157 4.3.2.5 Halaman input relasi .............................................. 158 4.3.2.6 Halaman input solusi ............................................. 159 4.3.2.7 Halaman input pakar .............................................. 159 4.3.2.8 Halaman Laporan Saran Kritik .............................. 160 4.4 Hasi Ujicoba .................................................................................... 161 4.4.1 Hasil Ujicoba program............................................................ 161 4.4.2 Statistik Probabilitas. .............................................................. 164 4.5 Pengujian Sistem ............................................................................. 167 4.5.1 Uji Coba Konsultasi (Perbandingan Seorang Pakar dan Program) ................................................................ 167 4.5.2 Ujicoba Kuisioner ................................................................... 170 4.5.2.1 Rekapitulasi Hasil Kuisionermengenai tampilan dan desain sistem ................................................................................... 171 4.5.2.2 Rekapitulasi Hasil Kuisioner mengenai keakuratan dan kelayakan sistem .................................................................. 172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 175 5.1 Kesimpulan................................................................................... 175 5.2 Saran ............................................................................................. 176 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 178 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sistem Pakar yang terkenal ............................................................. 39 Tabel 2.2 Perbedaan pakar dengan system pakar ............................................ 39 Tabel 2.3 Bagan Alir Sistem (Sistem Flowchart) ............................................ 73 Tabel 2.4 Bagan Alir Program ......................................................................... 73 Tabel 2.5 Bagan Alir Proses ............................................................................ 73 Tabel 3.1 Pembentukan Aturan/rule ................................................................ 100 Tabel 3.2 Deskripsi proses untuk proses diagnosa .......................................... 114 Tabel 3.3 Deskripsi proses untuk proses pertanyaan ....................................... 115 Tabel 3.4 Deskripsi proses untuk proses hasil konsultasi ................................ 116 Tabel 3.5Deskripsi proses untuk proses input gejala ....................................... 118 Tabel 3.6 Deskripsi proses untuk proses input gejala/rule............................... 118 Tabel 3.7 Deskripsi proses untuk proses input jenis penyakit ......................... 119 Tabel 3.8 Deskripsi proses untuk proses laporan hasil konsultasi ................... 119 Tabel 3.9 Deskripsi proses untuk proses laporan data pasien .......................... 120 Tabel 3.10 Deskripsi proses untuk proses laporan saran dan kritik ................. 121 Tabel 3.11 Deskripsi proses untuk proses laporan input gejala ....................... 121 Tabel 3.12 Deskripsi proses untuk proses laporan input penyakit ................... 122 Tabel 3.13 User_Admin ................................................................................... 125 Tabel 3.14 Pengisian Tabel data pasien ........................................................... 126 Tabel 3.15 Perancangan Tabel saran dan kritik ............................................... 126 Tabel 3.16 Perancangan Tabel Gejala .............................................................. 127 Tabel 3.17 Perancangan Tabel Penyakit .......................................................... 127 Tabel 3.18 Perancangan Tabel Relasi .............................................................. 128 Tabel 3.19 Perancangan Tabel Solusi .............................................................. 128 Tabel 3.20 Perancangan Tabel Gejalah pilih ................................................... 129 Tabel 3.21 Perancangan Tabel hitung .............................................................. 129 Tabel 3.22 Perancangan tabel probabilitas....................................................... 130
Tabel 4.1 Tabel hasil ujicoba program............................................................. 161 Tabel 4.2 Tabel ujicoba Konsultasi (Perbandingan Seorang Pakar dan Program .................................... 165 Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil kuisioner mengenai tampilan dan desain System ............................................................................................. 167 Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil kuisioner mengenai keakuratan dan kelayakan system .............................................................................................. 169
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Anatomi Kandungan .................................................................... 10 Gambar 2.2 Servix (leher rahim) ..................................................................... 14 Gambar 2.3 Ovarium (indung telur)................................................................. 18 Gambar 2.4 Uterus ........................................................................................... 21 Gambar 2.5 Vulva ............................................................................................ 24 Gambar 2.6 Konsep Dasar Fungsi Sistem Pakar ............................................. 46 Gambar 2.7 Struktur Sistem Pakar ................................................................... 48 Gambar 2.8 Proses Back word Chaining ......................................................... 52 Gambar 2.9 Proses Forward Chaining ............................................................. 52 Gambar 2.10 Diagram Alir Teknik Penelusuran DFS ..................................... 53 Gambar 2.11 Diagram Alir Teknik Penelusuran Breadth First Search ............ 53 Gambar 2.12 Best-First Search ........................................................................ 54 Gambar 2.13 Proses ......................................................................................... 60 Gambar 2.14 Aliran .......................................................................................... 60 Gambar 2.15 Simpanan Data ........................................................................... 60 Gambar 2.16 Kesatuan Luar ............................................................................ 61 Gambar 2.17 Simbol Entitas ............................................................................ 61 Gambar 2.18 Simbol Tabel .............................................................................. 62 Gambar 2.19 Simbol Penghubung ................................................................... 62 Gambar 2.20 Relasi One to One ...................................................................... 63 Gambar 2.21 Relasi One to Many .................................................................... 64 Gambar 2.22 Relasi Many to One .................................................................... 64 Gambar 2.23 Relasi Many to Many ................................................................. 65 Gambar 2.24 Garis Besar Arsitektur Pemakaian ............................................. 75 Gambar 3.1 Blok Diagram Area Permasalahan ............................................... 94 Gambar 3.2 Blok Diagram Fokus Permasalahan Secara Umum ..................... 96 Gambar 3.3 Blok Diagram Faktor Kritis ......................................................... 99 Gambar 3.4 Dependency Diagram ................................................................... 100 Gambar 3.5 Data Context Diagram.................................................................. 109
Gambar 3.6 Data Flow Diagram Level 1 ......................................................... 112 Gambar 3.7 Data Flow Diagram level 2 Proses Input Data ............................. 113 Gambar 3.8Data Flow Diagram level 2 Proses Konsultasi .............................. 114 Gambar 3.9 Data Flow Diagram Level 2 Administrator.................................. 117 Gambar 3.10 Entity Relationship Diagram ...................................................... 124 Gambar 3.11 Flowchart Proses Inferensi penalaran maju ............................... 131 Gambar 3.12 Flowchart Konsultasi ................................................................. 132 Gambar 3.13 Flowchart Hasil diagnosa kanker kandungan............................. 133 Gambar 3.14 Flowchart saran dan kritik .......................................................... 135 Gambar 3.15Flowchart input penyakit............................................................. 137 Gambar 4.1 Struktur Menu Program Pengguna ............................................... 142 Gambar 4.2 Struktur Menu Program Admin .................................................. 143 Gambar 4.3 Halaman Menu Home/index ........................................................ 144 Gambar 4.4 Halaman Menu About .................................................................. 145 Gambar 4.5 Halaman Menu Saran dan Kritik .................................................. 146 Gambar 4.6 Halaman Menu Penyakit .............................................................. 146 Gambar 4.7 Halaman Menu Konsultasi ........................................................... 147 Gambar 4.8 Halaman Menu Pertanyaan .......................................................... 148 Gambar 4.9 Halaman Hasil konsultasi/proses identifikasi .............................. 149 Gambar 4.10 Halaman Cetak laporan konsultasi ............................................. 154 Gambar 4.11 Halaman Login Pakar ................................................................. 155 Gambar 4.12 Halaman Index admin ................................................................ 156 Gambar 4.13 Halaman Input jenis penyakit..................................................... 157 Gambar 4.14 Halaman Input gejala ................................................................. 158 Gambar 4.15 Halaman Input relasi .................................................................. 158 Gambar 4.16 Halaman Input solusi .................................................................. 159 Gambar 4.17 Halaman Input pakar .................................................................. 159 Gambar 4.18 Halaman Laporan saran dan kritik ............................................. 160
ASTRAK Muna, Siti Maie.2009.05550102. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Mendiagnosa Secara Dini Kanker Kandungan. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Jurusan Teknik Informatika. Universitas Islam Negeri Malang. Pembimbing (I) Moh Faisol, M.T. (II) Ahmad Nashichudin, M.A. Kata Kunci : Sistem Pakar, Diagnosa Kanker Kandungan, Forward Chaining, Probabilitas klasik. Sistem pakar mendeteksi secara dini kanker kandungan, penyakit kanker adalah sebuah penyakit yang selama ini ditakuti oleh semua orang. Hal ini disebabkan karena pertumbuhannya yang cepat dan sangat menggerogoti tubuh penderita kanker. Apabila kanker telah memasuki stadium lanjut, maka harapan hidup penderita akan semakin tipis, padahal, apabila kanker masih berada pada stadium awal, harapan untuk sembuh amat besar. Sebagian besar kasus kanker, penderita baru melakukan pemeriksaan apabila kanker yang dideritanya sudah memasuki stadium lanjut.. Sehingga Allah SWT menganjurkan kepada seluruh umat manusia hendaklah senantiasa bersabar dan banyak mengingat Allah SWT,karena sesungguhnya cobaan yang diberikan itu merupakan perwujudan kasih saying Allah SWT kepada umatNya. Firman Allah Surat Al-Anbiya/ 21:83,
artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: " (Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS.Al-Anbiya/ 21:83). Dari sepotong ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kita sebagai umat manusia wajib bersyukur, sabar dan tabah terhadap segala cobaan penyakit yang diberi Allah, dan hendaknya kita selalu mengingat asma Allah SWT. Dan dengan adanya bermacam-macam penyakit yang timbul pada manusia khususnya pada seorang wanita yang sering terkena kanker kandungan. Untuk itu diperlukan suatu program aplikasi yang sederhana tapi cukup berguna untuk memberi infromasi kepada seseorang akan kemungkinan adanya kanker pada dirinya Program aplikasi ini berbasis pada sistem pakar, yaitu meniru cara berpikir seorang ahli dalam menganalisa suatu kasus dan mencari kesimpulan atau keputusan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat sistem pakar yang mampu mendiagnosa secara manifestasi klinis serta memberikan
solusi untuk penyakit kanker kandungan. Sistem pakar ini berbasis web menggunakan pemrograman JSP dan MySQL sebagai basis data. Dengan Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining, yaitu proses inferensi yang memulai pencarian dari premis atau data masukan berupa gejala menuju pada konklusi yaitu kesimpulan prosentase jenis kan serta solusi mengenai materi berdasarkan usia penderita, dimana prosentase didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus probabilitas klasik dimana peluang P(A) dengan A adalah gejala kanker kandungan, N adalah total banyaknya gejala kandungan, serta nA merupakan banyaknya hasil mendapatkan A sehingga di dapatkan prosentase tiap kanker kandungan yaitu, servix adalah 12,96 %, Uterus adalah 16,67 % , Ovarium adalah 11,111%, Vulva adalah 14,81%, Vagina adalah 12,96%, Troblas adalah 9,252%, Tuba fallopi adalah 1,851%, Korpus rahim adalah 7,407 % sedangkan Mulut rahim adalah 9252% serta solusi dan terapi. Hasil pengujian berdasarkan kuisioner menunjukan bahwa, aplikasi ini membantu pengguna dalam mendapatkan informasi, melakukan proses diagnosa secara manifestasi klinis serta pemilihan terapi dan materi yang sesuai. Hal ini diperoleh dari sepuluh orang responden yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang semakin maju terkadang masih saja terdapat beberapa orang yang kurang memperhatikan masalah kesehatan terutama terhadap bagian rahim atau alat kandung seorang wanita. Kegelisahan masyarakat pada akhir – akhir ini tentang kanker semakin menghangat. Hingga saat ini, para ilmuwan pun masih belum menemukan penyebab pasti dari kebanyakan kasus kanker yang muncul. Penyakit ini sendiri masuk dalam kategori jenis penyakit dengan ciri khas pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dan meluas sebagai bentuk sel-sel yang tidak lazim. Apabila perluasannya tidak dikontrol, jenis penyakit inipun mampu bersifat mematikan. (Ika maya susanti, 2007) Sampai sekarang masih menjadi teka-teki, mengapa seseorang mengidap kanker, sedang orang lainnya tidak. Yang sudah diketahui, kanker bisa disebabkan oleh banyak faktor, dan berkembang dalam waktu bertahuntahun. Riset membuktikan bahwa beberapa faktor dapat meningkatkan resiko seseorang terkena kanker. Untungnya sebagian besar faktor resiko itu dapat dihindari, dikontrol, dan dikendalikan, dengan memilih gaya hidup yang tepat. (Rachmad Yuliadi Nasir, 2008).
Penyakit kanker adalah sebuah penyakit yang selama ini ditakuti oleh semua orang. Hal ini disebabkan karena pertumbuhannya yang cepat dan sangat menggerogoti tubuh penderita kanker. (Hanifa Winjosastro,2005: 368). Apabila kanker telah memasuki stadium lanjut, maka harapan hidup penderita akan semakin tipis, padahal, apabila kanker masih berada pada stadium awal, harapan untuk sembuh amat besar. Sebagian besar kasus kanker, penderita baru melakukan pemeriksaan apabila kanker yang dideritanya sudah memasuki stadium lanjut. (Gegg Miller, 2008:1). Gejala-gejala kanker memang dapat disembuhkan, akan tetapi kelambanan penyembuhan kanker menimbulkan sejumlah kondisi (multi faktor) yang mengakibatkan kerusakan pada organ reproduksi wanita akan menjadi semakin parah. Diagnosis dini dan penatalaksanaan yang mutakhir maka 80-90% pasien dapat mencapai harapan hidup 10 tahun dengan kualitas hidup yang hampir normal (Media Aesculapius,2001) . Pada dasarnya memang kesembuhan berbagai macam penyakit, adalah atas kehendak Allah Swt. Seperti dalam firman Allah Swt. dalam AlQur’an surat Asy Syu’araa’/26 : 80 di bawah ini.
Artinya: ”Dan Apabila Aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.”(QS. Asy-Syu’araa’/26:80). Dan dalam Al-Qur’an surat (QS. An-Anbiya 21 : 83) dibawah ini.
Artinya:“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang". Konteks dari ayat tersebut di atas secara tersirat, mejelaskan bahwa Kita sebagai manusia, ciptaan Allah SWT tidak ada yang diciptakan sempurna, semua nikmat, rejeki, jodoh termasuk musibah berupa penyakit yang diturunkan Allah kepada kita itu semata untuk menguji seberapa besar rasa iman kita kepada Sang Pencipta, Namun Allah juga tidak akan memberi cobaan di luar kemampuan kita. Oleh karena itu, kita harus merasa yakin bahwa segala penyakit pasti bisa disembuhkan. Jadi, selain meminta kesembuhan dengan cara berdoa juga diperlukan usaha untuk proses penyembuhannya. Dan pada konteks ayat ke dua menjelaskan bahwasannya obat dan upaya hanyalah “sebab”, sedangkan penyebab yang sesungguhnya dibalik sebab
dan upaya itu adalah Allah Swt (Muhammad Qurais sihab,
1996:187). Dan seseorang yang tertimpah penyakit atau terkena penyakit senantiasa ingat kepada allah karena allah itu maha penyayang, dan maha mengetahui serta allah tidak akan membiarkan ummatnya yang benar-benar percaya atas apa yang tertimpa pada dirinya yaitu semat-mata karna dia di
sayang oleh allah, dan senantiasa allah akan menyembuhkan penyakit yang tertimpah dengannya. Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang pesat membuat proses dalam pendeteksian dini untuk diagnosa kanker kandungan pada wanita pun semakin dipermudah. Kemampuan komputer untuk mengolah informasi dan pengetahuan pada saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi, hal ini terlihat dengan banyak munculnya program kecerdasan buatan atau disebut Artifical Intelligence yang merupakan salah satu bentuk dari kecanggihan komputer yang dapat berpikir dan menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia. Salah satu bentuk dari kecerdasan buatan atau Artifical Intelligence yang banyak digunakan pada saat ini antara lain adalah sistem pakar. Sistem pakar sudah banyak dikembangkan, baik untuk kepentingan penelitian maupun untuk kepentingan bisnis, juga dari berbagai ilmu seperti ekonomi,
keuangan,
teknologi,
kedokteran.
Dalam
penelitian
ini
dikembangkan permasalahan sistem pakar dalam bidang psikologi klinis. Sistem pakar yang merupakan suatu program untuk penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu, akan lebih terasa efektif serta efisien, apabila pengguna dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dimana pun dan kapan pun. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi JSP yang bersifat dinamis. Saat ini, aplikasi program jsp merupakan salah satu sumber informasi yang tidak banyak digunakan walaupun berbasis web akan tetapi
kebelakang akan semakin banyak digunakan. Teknologi internet begitu menyentak dan membawa banyak pembaharuan termasuk memperbaiki metode pengembangan aplikasi. Aplikasi sistem pakar dengan program jsp dibuat agar pemakai dapat berinteraksi dengan penyedia informasi secara mudah dan cepat, melalui dunia internet. Aplikasi web jsp tidak lagi terbatas sebagai pemberi informasi yang statis, melainkan juga mampu memberikan informasi yang berubah secara dinamis, dengan cara melakukan koneksi terhadap database. Melihat betapa pentingnya sistem pakar sebagai program aplikasi yang ditujukan untuk penyedia nasehat dan sarana bantu memecahkan masalah
di
bidang-bidang
spesialisasi
tertentu,
khususnya
dalam
mempermudah dan mempercepat seorang wanita, terapis (orang yang menerapi), dokter dalam proses mendiagnosa secara dini kanker kandungan pada wanita untuk mendapatkan solusi penanggulangan terbaik, maka penulis mencoba meneliti dan menuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul
“RANCANG
BANGUN
APLIKASI
SISTEM
PAKAR
MENDIAGNOSA SECARA DINI KANKER KANDUNGAN ”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah pada penelitian Skripsi ini, yaitu: Bagaimana merancang dan membuat suatu program aplikasi sistem pakar yang mampu mendiagnosa secara dini kanker
kandungan pada seorang wanita serta memberikan solusi dan informasi secara optimal.
1.3. Batasan masalah Agar penyusunan skripsi ini tidak keluar dari pokok permasalahan yang dirumuskan, maka ruang lingkup pembahasan dibatasi pada: 1. User yang dapat menggunakan sistem pakar ini adalah masyarakat, dokter dan pasien 2. Input dari user berupa gejala-gejala yang timbul untuk menentukan jenis kaker kandungan. 3. Informasi macam-macam penyakit yang menyerang kandungan atau rahim dengan gejala yang didapat dari buku-buku, pakar kandungan yaitu terapi/pengobatan, jenis kanker dari dokter kandungan. 4. Membahas tentang proses perancangan suatu program aplikasi sistem pakar pada diagnosa awal seputar kanker kandungan dan gejalahgejalahnya. 5. Sistem pakar ini hanya mendiagnosa sementara (untuk prediksi awal) penyakit kanker kandungan yaitu kanker servix, kanker uterus, kanker ovarium, kanker vulva, kanker vagina, kanker troblas, kanker tuba fallopi, kanker mulut rahim, kanker korpus rahim
yang menyerang
seorang wanita guna meningkatkan kewaspadaan dan menghindarkan ke tingkat penyakit yang lebih lanjut/parah. bukan sebagai pengganti dokter
6. Pembuatan dan perancangan aplikasi system pakar ini berbasis web dengan menggunakan macromedia dreamweaver 8.0, pemrograman JSP MySQL 7. Pengembangan aplikasi ini akan dititikberatkan pada implementasi metode inferensi foward chaining 8. Penelitian ini dilakukan untuk diagnosa kanker kandungan secara dini pada wanita yang berusia 20 tahun keatas.
1.4. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah merancang dan membuat suatu program aplikasi sistem pakar yang mampu memberikan diagnosis penyakit kanker kandungan berdasarkan gejala dan keluhan yang dialami pasien dan hasil dari diagnosis tersebut akan lebih memudahkan orang awam untuk mengetahui prediksi awal akan kemungkinan seorang pasien menderita kanker kandungan dan memberikan solusi dan informasi secara optimal.
1.5. MANFAAT PENELITIAN Mamfaat yang dapat dihasilkan dari hasil penelitian dalam skripsi ini adalah: 1. Di harapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan dalam membuat suatu aplikasi perancangan sistem pakar dan bisa memberi informasi dan solusi kepada masyarakat secara optimal.
2. Memberikan kemudahan dan mempercepat user khususnya pada wanita dalam mendiagnosis kanker kandungan. 3. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pijakan bagi para peneliti berikutnya yang akan membahas mengenai masalah sistem pakar.
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan permasalahan yang diambil. BAB III
DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang analisa yang dilakukan dalam merancang dan membuat sistem pakar yang meliputi Data Context
Diagram
(DCD),
Data
Flow
Diagram
(DFD),
Dependency Diagram, Pohon Keputusan, Entity Relationship Diagram (ERD), Rancangan Database, Flowchart.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang implementasi dari aplikasi yang dibuat secara keseluruhan. Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berguna untuk pengembangan sistem pengetahuan dari penulis.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Kanker Dari Tinjauan Ilmu Medis
2.1.1. Definisi Kanker
Gambar 2.1 Anatomi Kandungan Kanker adalah perkembangbiaan sel secara abnormal yang tak terkendali yang akan terus mengalami pertumbuhan kecuali jika ada sesuatu yang bisa menghentikannya. Kanker adalah suatu kelompok yang banyak dari penyakit yang berhubungan. Semua kanker-kanker mulai di sel-sel, unit dasar kehidupan dari tubuh. Sel-sel membuat jaringanjaringan, dan jaringan-jaringan membuta organ-organ tubuh. (Gegg Miller, 2008:1). Ketika kanker kandungan (uterine cancer) menyebar (metastasizes) keluar uterus, sel-sel kanker seringkali ditemukan di simpul-simpul getah bening, syaraf-syaraf, atau pembuluh-pembuluh darah yang berdekatan. Jika kanker telah mencapai simpul-simpul getah bening, sel-sel kanker mungkin telah menyebar ke simpul-simpul getah bening lainnya dan organ-organ lainnya, seperti paru-paru, hati, dan tulang-tulang.
Ketika kanker menyebar dari tempat asalnya ke bagian lain tubuh, tumor baru mempunyai macam sel-sel abnormal yang sama dan nama yang sama seperti tumor primer. Contohnya, Jika kanker uterus menyebar ke paru-paru, sel-sel kanker di paru-paru sebenarnya adalah sel-sel kanker kandungan (uterine). Penyakitnya adalah kanker kandungan metastatic, bukan kanker paru-paru. Ia diperlakukan sebagai kanker kandungan, bukan kanker paru-paru. Dokter-dokter kadangkala menyebut tumor baru penyakit "jarak jauh".
2.1.2. Faktor Penyebab Terjadinya Kanker Kandungan 1. Bahan Makanan Tertentu Tembakau Tembakau
merusak
sistem
kekebalan
dan
mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. Formalin, boraks, dan zat kimia lain, berbagai senyawa dalam makanan, aneka polutan dan banyak lagi. Susu Tidak Sehat Memang sudah lama muncul, namun tetap saja banyak yang percaya bahwa susu menyebabkan kanker dan osteoporosis. Inilah klarifikasinya. Adalah Robert Cohen, pengarang buku yang isinya menyerang habis Si Putih Susu. Judulnya membuat orang bergidik, Milk: The Deadly Poison. Disebutkannya, susu sama sekali tidak ada
manfaatnya buat tubuh, bahkan menyebabkan kanker. Biang keladinya, kata Cohen. Asupan Garam Pada Tubuh Garam meja yang biasa anda pakai mengandung senyawa kimiawi yang terdiri dari dua elemen sodium (Na) sebanyak 40% serta 60% klorida (Cl). Kedua mineral ini berperan penting bagi kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan. Ternyata kandungan mineralnya tidak mudah rusak oleh panas atau proses pengolahan makanan. Kandungan sodium dibutuhkan untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh, tekanan darah. Bahan-Bahan Kimia Lainnya, yang
menjadi Penyebab terjadinya
kanker Seperti makanan-makanan ringan dan bahan makanan yang mengandung bahan kimia. 2. Radiasi Cadwell dan Thoms (1930 an), telah meneliti arsitektur pelviks secara radiologik. Sejak itu peran serta radiologi dalam menentukan kesempitan dan kelainan dalam kehamilan banyak dikerjakan. Walau demikian kita harus sadari bahwa radiasi sinar rontgen yang berlebihan dapat membahayakan ibu terutama janin dalam kandungan. Karena itu pemakaiannya harus dengan indikasi yang tepat dan berguna untuk diagnosis dalam kebidanan. (Gegg Miller, 2008:21). 3. Lingkungan dan Pekerjaan yang Berkaitan Dengan Zat Kimia Lingkungan dan pekerjaan yang berkaitan dengan zat kimia dapat mempengaruhi atau menjadi faktor akan timbulnya suatu pennyakit
(kanker). Karena lingkungan dan zat kimia akan masuk kedalam kehidupan kita, dan menjadi penyebab timbulnya penyakit. Penyakit akan masuk melalui tubuh, seperti pernafasan mulut dan masuk kedalam tubuh. Karna apabila dilingkungan sekitarnnya tidak bersih atau banyak folusi dan pekerjaan yang berkaitan dengan zat kimia maka akan bersifat fatal pada kehidupan, karena zat kimia sangat keras dan membahayakan bagi kehidupan. (Gegg Miller, 2008:19). 4. Hormon Estrogen Hormon estrogen meningkat dengan diiringi peningkatan hormon progesteron juga. Wanita dengan produksi estrogen yang tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan produksi progesteron dapat meningkatkan faktor resiko terjadi kanker rahim / endometrium. (Arif Masjoer, Kuspuji Triyanti, 2001: 392) 5. Faktor lain yang menyebabkan resiko terhadap terjadinya kanker kandungan 1. HPV (human papilloma virus) HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45&36. 2. Merokok, Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. 3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini 4. Berganti-ganti
pasangan
seksual.
Suami/pasangan
seksualnya
melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun,
berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks (rahim) 5. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970) 6. Gangguan sistem kekebalan 7. Pemakaian pil KB 8. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun 9. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin) 10. Usia. Usia juga merupakan faktor terjadinya kanker
2.1.3.
Jenis-Jenis Penyakit (Kanker) Kandungan
2.1. 3.1. Kanker Leher Rahim (Serviks Uterus)
Gambar 2.2 Servix (leher rahim) Kanker serviks (cervical cancer) adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim atau serviks. Serviks adalah bagian rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker serviks adalah kanker nomor 2 yang paling sering menyerang perempuan di seluruh dunia. Kanker serviks adalah kanker nomor 2 yang paling sering menyebabkan kematian pada perempuan di seluruh dunia. Kanker servix merupakan
karsinoma geniologi yang terbayak diderita seorang perempuan. (Arif Masjoer, Kuspuji Triyanti, 2001: 379). Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Setiap tahunnya sekitar 500.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih dari 250.000 meninggal dunia. Total 2,2 juta perempuan di dunia menderita kanker serviks. Kanker serviks cenderung muncul pada perempuan berusia 35-55 tahun, namun dapat pula muncul perempuan dengan usia yang lebih mudah. Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker tersering di Indonesia (34,4 % dari kanker pada perempuan). Hampir 70 % pasien sudah pada stadium lanjut ( stadium II B ke atas) dengan angka kesintasan rendah. Diperkirakan setiap tahun terjadi 15.000 kasus baru dengan 8000 kematian per tahun. Per harinya terjadi 40-45 kasus baru dengan 20-25 kematian per hari atau satu orang meninggal tiap jamnya. (Sumber:http://library.
Kanker
rahim.htm.ac.id/files/disk1/2/jbptgunadarma-gdl-
course-2007-imamahmadt-66-perancis-r.pdf)
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat kejadiaanya mempunyai hubungan kuat dengan faktor ekstrinsik, diantyaranya yang penting: jarang ditemukan pada perawan (vorgo), insidensi lebih tinggi dari mreka yang kawin dari pada yang tidak kawin,
terutama pada gadis yang koitus pertama (coitrache) dialami pada usia sangat mudah (<20 tahun), insidensi meningkat dengan
tingginya
paritas, apalagi bila jarak persalinan terlampau dekat, mereka dari golongan sosial ekonomi rendah ( hegine seksual yang jelek, aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promis kuitas), jarang dijumpai pada masyarakat yang suaminya disunat(sirkumisi ), sering ditemukan pada wanita yang terkena infeksi virus HPV. Dan kebiasaan merokok. (Hanifa Winkjosastro. 2005 : 380-381). Gejala Kanker Serviks (Leher Rahim) Gejala awal kondisi pra-kanker umumnya ditandai dengan ditemukannya sel-sel abnormal serviks yang dapat ditemukan melalui tes Pap Smear. Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sel-sel abnormal ini berkembang menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala sebagai berikut: 1. Pendarahan vagina yang tidak normal seperti: Pendarahan di antara periode menstruasi yang regular. Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya. Pendarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul. Keputihan warna putih atau purulen yang berbau dan tidak gatal. 2. Rasa sakit saat berhubungan seksual. 3. Perdarahan pasca kuitus, pendarahan sepontan dan bau busuk yang khas. (Arif Masjoer, Kuspuji Triyanti, 2001: 379).
Penanganan kanker servik: Melakukan terapi 1. Cryotherapy. Sel abnormal dimatikan dengan sejenis alat pendeteksi logam yang mengandung cairan nitrogen. Teknik ini tidak menganggu kesuburan sehingga masih terbuka peluang untuk hamil di kemudian hari. 2. Terapi laser. Sel abnormal dipanaskan dengan sinar laser agar tidak aktif
lagi dan tidak berkembang lagi. Terapi ini juga tidak
mempengaruhi kesuburan. 3. Pembedahan. Pembedahan bisa dilakukan pada tahap manapun dalam perawatan kanker, mulai dari diagnosa sampai perawatan peliatif. Pembedahan akan membuang sebagian jaringan abnormal atau membuang leher rahim, rahim dan jaringan sekitarnya termasuk kelenjar getah bening. (Gegg Miller, 2008:71). Penanganan secara umum 1. Hindari merokok dan Asap rokok 2. Janngan melakukan hubungan seksual pada usia dini 3. Jangan gonta ganti pasangan seksual. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks (rahim) 4. sistem kekebalan tubuh dijaga 5. Hindarkan diri dari antiseptik
6. Hindari pemakaian bedak (talk), hindari pemakaian talk pada vagina, karena bisa mengakibatkan kanker. (Refda sabellah.2009 : 22). 2.1.3.2. Kanker Ovarium Merupakan kanker bagian kandungan yang paling sering terjadi, yang diduga disebabkan karena meningkatnya tingkat kemakmuran pada wanita sehingga mereka enggan untuk melahirkan anak.
Gambar 2.3 Ovarium (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998:431-432). Tomur ganas ovarium. Tomor ganas ovarium merupakan 20% persden dari semua alat reproduksi wanita. Insedensi rata-rata dari semua janis diperkirakan 15 kasus baru per 100.000 populasi wanita setahun. Kaganasan indung telur merupakan keganasan yanng sering dijumpai, tatapi sebagian besar datang ketika stadium lanjut atau ditemukan pada saat operasi. Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut yang sangat berbahanya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita. Pertumbuhan tumor primer di ikuti oleh inflitrasi jaringan yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar. Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari tiga dermoblast (ektodermal, entodermal, dan
mesodermal), dengan sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogonesis maupun klafikasinya masi sering menjadi perdebatan. Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam keadaan reprodoksi, 10% pada usia yang jauh lebih muda. Mengandung, menyusui dan mengangkat Ovarium atau Indung telur terutama pada wanita yang beresiko tinggi pada riwayat keluarga kehamilan disertai kista ovarium. Kehamilan dengan kista ovarium jarang dijumpai. Pada kehamilan yang disertai kistoma ovarii seolah-olah terjadi perebutan ruangan, dimana kehamilan semakin membesar. Oleh karena itu, kehamilan dengan kista dilakukan operasi untuk mengangkat kista tersebut pada umur hamil 16 minggu. Pada kedudukan kista ovarii didaerah fundus uteri, persalinan dapat berlangsung normal, tetapi bahayanya pospartom mungkin terjadi kista, infeksi sampek akses. Oleh karena itu, segera setelah persalinan normal bila diketahui segera dilakukan laparatomi untuk mengangkat kista tersebut. (Hanifa Winkjosastro, 2005: 401). Gejala Kanker Ovarium: 1. Perut terasa penuh, tidak nyaman dan perut menegang. 2. Susah BAB (buang air besar), kehilangan napsu makan / penurunan berat badan 3. Kaki membengkak
4. Perasaan sebah 5. Kecenderungan untuk melakukan inplantasi dirongga, perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan ascitis. 6. Teraba tumor di abdomen kistik atau padat. Penanganan Kanker Ovarium Melakukan terapi 1. Pengobatan dengan pembedahan. Terlebih dahulu apakah fungsi ovarium dipertahankan atau tidak. 2. Kemoterapi (tambahan terapi pada stadium awal). Kemoterapi berarti penggunaan bahan kimia untuk melawan, mengendalikan atau menyembuhkan penyakit. Dan ini adalah penggunaan obat anti kanker untuk menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dapat merupakan pilihan tunggal atau kombinasi. Umumnya program kemoterapi berkisar 1 – 5 hari sekali yang diberikan setiap 2 – 4 minggu selama 6 – 12 kali untuk satu siklus. lewat vena, lewat port. 3. Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut) Kanker ovarium tidak akan menunjukkan gejala hingga penyakit sudah berkembang lanjut, gejala yang ada sangat umum dan tidak spesifik. (Gegg Miller, 2008:86).
Penanganan secara umum 1. Tidak menunda kehamilan, tidak melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan waktu haid 2. Pemberian obat anti inflamsinonsteroid dan inhibitor sintesis protaslandin dilakukan pada pasien dengan nyeri premensturasi yang hebat pada endometriosis. 3. Hindari pengangkatan indung telur (Arif Masjoer, Kuspuji Triyanti, 2001: 383) .
2.1.3. 3. Kanker Rahim (kanker uterus) Kanker Rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun. Rahim adalah organ reproduksi betina yang utama pada manusia.
Gambar. 2.4 Kanker Rahim (Sumber:http://library.Kanker rahim.htm.ac.id/ 2007-imamahmadt-66-perancis-r.pdf).
Kanker Rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim). Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 tahun. Kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya
kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah). Gejala kanker rahim (uterus): 1. Perdarahan setelah menopause. 2. Siklus menstruasi yang tidak teratur. 3. Perdarahan diantara periode menstruasi. 4. Tercium bau yang tidak biasanya (amis) dari vagina 5. Pendarahan rahim abnormal siklus mensturasi abnormal 6. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause 7. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun) 8. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause) 9. Nyeri atau kesulitan dalam berkemih 10. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual Penanganan Kanker Rahim: Melakukan Terapi 1. Terapi
hormonal:
merupakan
terapi
sistemik
karena
bisa
mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron. 2. Penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan ataupun terapi penyinaran.
3. Penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh lainnya. penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh. Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi hormonal, maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin. 4. Terapi tambahan: Radiasi dan atau Kemoterapi diperlukan apabila kanker sudah menyebar ke jaringan sekitarnya (metastasis). Radiasi dapat mencegah kambuhnya kembali kanker rahim.
Perawatan
diberikan 5 hari seminggu selama beberapa minggu (biasanya sebagai bagian rawat jalan) – untuk melindungi sel sehat maka dosis radiasi dibagi-bagi. Istirahat di akhir minggu memberi kesempatan sel normal untuk memperaiki diri. 5. Operasi, bisa dilakukan operasi secara partial histerektomi (pengangkatan
rahim
sebagian)
dan
radikal
histerektomi
(pengangkatan seluruh rahim). 6. Hindari Rokok dan Asap rokok 7. Janngan melakukan hubungan seksual pada usia dini 8. Jangan gonta ganti pasangan seksual. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks (rahim) 9. sistem kekebalan tubuh dijaga 10. tidak diperbolehkan memakaian pil KB terlalu lama
2.1.3.4. VULVA Pembangunan berhasil meningkatkan kesehatan, sehingga dapat mencapai usia lanjut dengan kemungkinan mendapatkan keganasan semakin besar, terutama pada golonngan sosial ekonomi rendah. Daerah vulva yang sering terserang karsinoma adalah bibir besar (labium mayus) dan klitoris. Pada kasus yang sudah lanjut terdapat metastae tumor ganas berbentuk olkus denngan pinggir agak padat, tumbuh eksifitik seperti bunga kol, dan kerusakan jaringan nekrosis dan berbau.
Gambar. 2.5 Vulva (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998: 427). 80-85% terdapat pada wanita bagi (pasca mopause), terutama dalam dekade ke-7 sebagai puncak insidensi, paling tidak mengenai 30% wanita kelompok umur 27-70 tahun, terbanyak umur 50-70 tahun dan merupakan 3-4% dari semua keganasan genelogik. Karsinoma vulva jarang ditemukan pada golongan umur < 45 tahun dari jauh lebih jarang lagi pada wanita hamil (dalam kepustakaan perna dilaporkan pada wanita hamil berusia 29 tahun). Umumnya ditemukan pada golongan sosial ekonomi rendah dengan hegiene seksual yang kurang dapat perhatian, obesitas dan hepertensi (>50%). Paritas dan suku/ras tidak mempunyai peran. (Hanifa Winkjosastro, 2005: 367).
Etiologi tidak banyak diketahui mengenai faktor etiologi jenis kanker /tomur ganas ini. Meskipun tentang lambatnya menarche (15-17 tahun), dan awalnya monupause 40 tahun dalam riwayat penyakitnya. Faktor eknik tidak berpengaruh, miskipun lesi granulomatosa sering ditemokan pada suku negro. Patologi, Lensi primer sering berupa ulkus dengan tepi induratif (ulkeru-granolating) atau sebagai tumbuhan eksofitik (wart kutil), dengan tepat predeleksi terutama di labia mayora, labia minora, klitoris dan komisura posterior. Lesi bilateral tidaklah jarang, bahkan kedua labia mayora dapat semetris terkena (kissing). Histologik lebih dari 80% adalah eperdimoid dengan deferensiasi baik, sedang sisanya yang 10% karsesuma basosisulare, adenokarsinoma, fibrokarsoma, atau mosarkoma, tumor campuran (silindroma dan melanoblastoma) yang merupakan 1-2% dari semua karsinoma vulva. Gejala Kanker Vulva: 1. Pendarahan atau mengeluarakna bau tak sedap. 2. Iritasi vulva atau pruritus (gatal-gatal) vulva sulit sembuh. 3. Ditemukan benjolan. 4. Ulkus atau lesi berdarah 5. Nyeri bila lesinya terdapat dekat dengan klitoris atau uretra, dan pedih waktu kencing. 6. Tumbuh benjolan kecil kemerahan, keputihan atau berpigmen agak tinggi.
7. Hygene seksual yang tidak baik. 8. Terasa seperti terbakar dan kehilangan pigmen kulit. Solusi/Penanganannya Pada tingkat klinik 0 (KIS/ interpitelial karsinoma) dikerjakan vulvektomi dengan mengangkat kedua labia mayora, labia minora sebagai mons veneris danhimen. Untuk mengembalikan bentuk yang baik dari vulva, dapat dikerjakan beda rekontruksi. Pemberian obat-obatan secara rutin pada pasien dan membersihkan vulva dan sekitar vulva. (Hanifa Winkjosastro, 2005: 368) Dialakukan juga pembedahan 1. Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah jaringan normal di sekitar kanker 2. Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar jaringan normal di sekitar kanker, mungkin juga disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening 3. Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker. 4. Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang mengandung kanker 5. Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva 6. Vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva 7. Salep yang mengandung obat kemoterapi
2.1.3.5. VAGINA Vagina adalah saluran sepanjang 7,5-10 cm ujung atasnya berhubungan dengan serviks (leher rahim/bagian terendah dari rahim), sedangkan ujung bawahnya berhubungan dengan vulva. Dinding vagina dilapisi oleh epitelium yang terbentuk dari sel-sel skuamosa. Di bawah epitelium terdapat jaringan ikat, otot involunter, kelenjar getah bening dan persarafan. Dinding vagina memiliki banyak lipatan yang membantu agar vagina tetap terbuka selama hubungan seksual atau proses persalinan berlangsung. Vagina adalah saluran yang menghubungkan mulut dan leher rahim dengan bagian luar tubuh. Kanker yang menyerang vagina biasanya ditemukan disaluran vagina atau pada dinding dalam vagina. Umumnya kanker ini mnyerang perempuan yang memasuki usia menopause, Sekalipun demikian bukan berarti perempuan yang tidak mungkin terkena penyakit ini. Resiko besar juga dihadapi oleh perempuan yang tidak menjaga kebersihan vagina serta perempuan yang sering melakukan hubungan seksual gonta ganti pasangan. Sekitar 50% penderita karsinoma skuamosa adalah wanita berusia 60 tahun keatas. Sebagian besar kasus kanker vagina ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dicurigakan. (Refda sabellah. 2009 : 84). Terbanyak hampir 99 % adalah squamous cell carcinoma (eperdimoid karsinoma), tomor primer vagina jauh lebih jarang dibandingkan dengan tumor sekunder yang berasal dari penyebaran
jaringan disekitarnya. Dan ini terjadi kebanyakan pada wanita usia 50-70 tahun. Biasanya lesi muncul pada epertiga bagian progsimal diding belakang vagina, yang kemudian melibatkan septum reuktovagina. Penyebab kanker vagina 1. Masa menopause, Kebiasaan merokok 2. Perempuan pengidap kanker rahim 3. Perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan pasangan berbeda-beda 4. Hubungan seksual pada usia dini 5. Infeksi HPV (human papiloma virus), sejenis virus yang menular melalui hubungan seksual. Gejala kanker vagina: 1. Yeri atau kesulitan dalam berkemih 2 . Sekresi (keluar)cairan encer dari vagina. 3 . Mengeluarkan cairan encer, dapat bercampur darah. 4 . Keluar cairan abnormal dari vagina 5 . Benjolan pada vagina bila kanker sudah berukuran besar, bisa mempengaruhi fungsi kandung kemih dan rectum sehingga penderita mengalami nyeri ketika berkemih. 6. Pendarahan vagina yang disebabkan kerusakan pada lapisan vagina dan membentuk luka terbuka
Penangananya: •
Basuhlah bagian luar vagina dengan air hangat bersih. Hindari pemakaian produk-produk seperti cairan pembersih vagina (douching) atau bedak. Ingat, douching akan membuat pH vagina menjadi tidak seimbang dan mematikan bakteri komensal (bakteri yang hidup dalam vagina) yang merupakan "penjaga" vagina .
•
Untuk tingkat klinik 0, dapat dilakukan vaginiktomi (pengangkatan vagina), elektrokoteresasi, bedah krio (cryo surgery), penggunaan sitostika topikal atau sinar leser. Vaginektomi. Setelah vaginektomi mungkin harus dilakukan pencangkokan kulit untuk memperbaiki kerusakan pada vagina.
•
Pembedahan
Bedah laser - Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkatan kanker dan sebagian jaringan di sekitarnya. Untuk memperbaiki vagina bisadilkukan pencangkokan kulit yang diambil dari bagian tubuh lainnya. - Vaginektomi (pengangkatan vagina). Jika kanker telah menyebar keluar vagina, dilakukan vaginektomi dan histerektomi radikal (pengangkatan rahim, ovarium/indung telur dan tuba falopii/saluran indung telur). Pembedahan tersebut bisa disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening. - Eksenterasi dilakukan jika kanker telah menyebar keluar vagina dan organ wanita lainnya. Pada pembedahan ini dilakukan pengang katan
kolon bawah, rektum atau kandung kemih (tergantung lokasi penyebaran tumor) disertaipengangkatan serviks/leher rahim, rahim dan vagina. Setelah pembedahan ini mungkin perlu dilakukan pencangkokan kulit dan bedah plastik untuk membuat vagina buatan. •
Terapi penyinaran Pada terapi penyinaran digunakan sinar X dosis tinggi atau sinar berenergi tinggi lainnya untuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor. Penyinaran yang berasal dari sebuah mesin disebut radiasi eksterna, sedangkan penyinaran yang berasal dari sebuah
kapsul/tabung
yang
mengandung
zat
radioaktif
dan
dimasukkan ke dalam vagina radiasi interna. Radiasi bisa digunakan secara terpisah atau sesudah pembedahan. •
Kemoterapi Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi tersedia dalam bentuk pil atau suntikan intravena (melalui pembuluh darah). Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik karena obat masuk ke dalam aliran darah dan bergerak ke seluruh tubuh serta membunuh sel-sel kanker yang berada diluar vagina. Pada kemoterapi intravagina, obat kemoterapi dimasukkan langsung ke dalam vagina. (Hanifa Winkjosastro, 2005: 376-378).
2.1.3.6. Tuba fallopi (saluran telur) Telah diketahui secara umum bahwa patensi tuba mutlak diperlukan
untuk pembuahan. Tumur ganas primer dituba sangat jarang lebih banyak yang sekunder yang berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, klorektal, lambung dan payudara. Paling jarang diantara keganasan alat reproduksi wanita (< 0,1%): Ditemukan 1:1000 kasus operasi genikologik abdominal, dapat dijumpai pada semua umur mulai dari 20- 80 tahun, dengan rata-rata puncaknya pada usia 52 tahun. Kejadian paling sering ialah pada kelompok umur seperti pada karsinoma endometrium. Kelainan pada tuba seperti akibat radang atau neoplasma hampir tidak memungkinkan kehamilan. Apabila pembuahan terjadi juga, maka akan menghasilakan kehamilan diluar uterus. ( Hanifa Winkjosastro, 2005: 396-397). Gejala Tuba fallopi: 1.
Perasaan nyeri terus menerus dan menjalar kepangkal paha, punggung bagian bawah dan berdarah.
2.
Mengalami infeksi gonokokus.
Penanganannya: Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM + APP. Dan kemoterapi profilaksis, dinding perut harus logitodinal di lenia mediana, cukup panjang untuk memungkinkan mengadakan eksplorasi secara gentle (lembut) seluruh rongga perut dan panggul, khususnya didaerah subdiafgramatika dan mengirimkan sampel cucian rongga perut untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatis. Bila perlu dapat dilakukan biopsi pada jaringan yang dicuriga. (Hanifa Winkjosastro, 2005: 398-399).
2.1.3.7. Trofoblas Penyakit trofoblas sekelompok penyakit yang berasal dari jaringan trofoblas karena penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada kehamilan. Penyakit troblas disebabkan karena kekurangan protein. Kematian modigah menyebabkan perubahan pada vili korealis yang mengalami heperplasia dan mengisap cairan, sehingga membentuk gelembung. Kelainan pada sel troblas (Prak) , bahwa sel troblas mengalami pertumbuhan abnormal, mengisap cairan dan mengalami kematian. Penyakit troblas banyak dijumpai pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, paritas tinggi dan umur kehamilan wanita dibawah 20 tahun. dan kehamilan diatas umur 35 tahun. Untuk menurunkan kejadian penyakit troblas tidak dapat hanya pemberian penobatan klinis, tetapi harus diikuti dengan perbaikan sosial ekonomi masyarakat, serta meneriama program keluarga berencana. (Ida Bagos Gde Manuaba,1998 l: 422-423). Gejala Troblas: 1. Rahim Membesar 2. Pendarahan dan syok 3. Ekspulsi gelembung mola hidatidosa 4. Pendarahan dari vagina yang tidak teratur 5. Kadar HCG yang meningkat
Penangananya: 1. Penangananya yaitu,
dengan pengobatan intensif mola hidatidosa
sehingga kario karsinoma dapat diturunkan. 2. pemberian pengobatan klinis, tetapi harus diikuti dengan perbaikan sosial ekonomi masyarakat, serta meneriama program keluarga berencana. 3. Pengobatan penyakit Trofoblas ganas dilakukan terutama dengan kemoterapi/sitostatika (obat pembunuh sel kanker). Pada saat iti sudah ditemukan sebuah obat sitostatika yang sangat ampuh untuk keberhasilan
pengobatan
penyakit
Trofoblas
ganas,
yaitu
Methotrexate. 4. Semakin dini Penyakit Trofoblas Ganas ditemukan semakin baik hasil pengobatannya. Walaupun penyakit Trofoblas ganas telah menyebar ke paru, kemungkinan untuk sembuh masih besar. 5. Setelah pengobatan penyakit Trofoblas ganas, pemeriksaan berkala oleh dokter tetap dibutuhkan. 6. Dianjurkan untuk menunda kehamilan sesuai dengan petunjuk dokter.
2.1.3.8. Kanker Mulut Rahim Mulut Rahim adalah merupakan keganasan wanita yang paling banyak. Perkembangan keganasan mulut rahim berjalan sangat lambat, tetapi ironisnya, sebagian besar kedatangan penderiata sudah dalam stadium lanjud, sehingga pengobatanya tidak memuaskan. Umur
keganasan mulut rahim antara 20, 30-60 tahun bahkan cenderung lebih muda. (Ida Bagos Gde Manuaba,1998: 427). Gejala Mulut Rahim: 1. Beser putih yang sulit sembuh. 2. spotting gangguan patrum mensturasi 3. Beser putih berdarah darah 4. Beser putih yang berbau 5. Pendarahan yang berkelanjutan dan disertai gejala anak sebar (metastase) keganasan Penangananya: Lakukan pemeriksaan paska persalinan yaitu hari ke-42 (enam minggu) karena perlukaan servix dapat menjadi awal terjadinya kanker mulut rahim. Dengan pengobatan nitra sagerti tingtura, albutyl tingtura, termokauter, komisasi dan dianjurkan periksa Pap Smear. (Ida Bagos Gde Manuaba.1998l: 428).
2.1.3.9. Korpus Uteri (Badan Rahim) Keganasan korpus uteri terjadi pada usia lanjut, sekitar 40-80 tahun setelah melewati mati haid (menopause). Kejadiannya makin meningkat sejalan dengan banyaknya wanita mencapai usia lanjut.
Gejala Korpus Uteri: 1. Beser putih kadang bercampur darah 2. Beser putih yang berbau serta campur darah 3. Pendarahan setelah beberapa tahun mati haid 4. Keluhan sesak di abdomen bagian bawah Penanganannya: 1. Di lakukan pemeriksaan papsemear 2. Melakukan pemeriksaan dalam 3. Pemberian obat klinis, dan terutama dengan kemoterapi/sitostatika (obat pembunuh sel kanker). Pada saat ini sudah ditemukan sebuah obat sitostatika yang sangat ampuh untuk keberhasilan pengobatan penyakit. Kemoterapi dapat merupakan pilihan tunggal atau kombinasi. Umumnya program kemoterapi berkisar 1 – 5 hari sekali yang diberikan setiap 2 – 4 minggu selama 6 – 12 kali untuk satu siklus. lewat vena, lewat port.
2.1.4. Penyebaran Penyakit (Kanker) 1. Penyebaran Karsinoma pada vagina Penyebaran tumor ganas (kanker) menuju kekelenjar getah bening tergantung pada lokasi tumor. Biala proses ganas terdapat pada sepertiga bagian atas vagina, penyebarannya akan terjadi seperti karsinoma serviks; bila berlokasi pada sepertiga bagian distal vagina, menyebarnya akan menyerupai karsinoma vulva.
2. Penyebaran karsinoma servisis Uterus Pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menujuh 3 arah a. Kearah fornises dan dinding vagina. b. Kearah korpus Uterus c. Kearah parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut (Hanifa Winkjosastro,2005: 377, 382).
Mengemfiltrasi septum rektovaginal dan kandunagan kemih. Melalui membuluh getah bening dalam peratmitrium kanan dan kiri sel tumor dapat menyebar kekelenjar iliak luar dan kelenjar iliak dalam (hipograstika). Penyebaran melalui pembuluh darah tidak lazim. Karsinoma serviks hanya terbatas pada daerah panggul saja. Penyebaran secara limfogen menuju limfa regional dan secara perkontinutatum (menjalar) menuju vergesis vagina, korpus uterus, rektum dan kandunan kemih yang pada tingkat akhir (terminal stage) dapat menimbulkan vestula rektum atau kandung kemih. Kanker leher rahim dapat menyebar ke berbagai macam organ. Diantaranya ke kelenjar getah bening, vagina, kandung kemih, rektum, endometrium (selaput dinding rahim), dan ovarium (indung telur). Masing-masing memberikan gejala yang berbeda-beda. Penyebaran kanker leher rahim pada umumnya melalui peredaran kelenjar getah bening, penyebaran melalui peredaran darah jarang terjadi. 3. Penyebaran pada karsinoma Ovarium
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar aorta, mediastinal dan suprakvikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh, terutama paru-paru, hati dan otak obstruksi usus dan uretur merupakan masalah yang sering menyertai penderita ganas ovarium. 4. Penyebaran pada Tuba Fallopi (saluran telur) Pada umumnya terjadi secara langsung ke alat sekitarnya, kemudian melalui pembuluh getah bening ke abdomen, leher, daerah inguineal, vagina, tuba, ovarium dan uterus. (Hanifa Winkjosastro,2005: 391, 397, 404).
2.2
Sistem Pakar Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah sistem pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama dibidang bisnis telah terbukti sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Sistem pakar juga merupakan bidang teknik kecerdasan buatan yang paling luas penerapannya.
2.2.1. Definisi Sistem Pakar Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan
bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman (Kusumadewi, 2003:110). Ada beberapa definisi tentang sistem pakar, antara lain: (Kusumadewi, 2003:109) 1. Menurut Durkin: Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar. 2. Menurut Ignizio: Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar. 3. Menurut Giarratano dan Riley: Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar. 4. Menurut Martin dan Oxman: Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Kusumadewi, 2003:109). Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, beberapa contoh diantaranya : Sistem Pakar
Kegunaan
MYCIN
Diagnosa penyakit radang pembuluh darah
DENDRAL
Mengindentifikasi struktur molekular campuran yang tidak dikenal
XCON& XCEL
Membantu konfigurasi sistem komputer besar
SOPHIE
Analisis sirkit elektronik
PROSPECTOR
Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit
FOLIO
Membantu memberikan keputusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi
DELTA
Pemeliharaan lokomotif listrik diesel Tabel 2.1 Sistem Pakar yang Terkenal
(Sumber: Kusumadewi, 2003:110)
2.2.2 Latar Belakang Pengembangan Sistem Pakar Seorang pakar dengan sistem pakar mempunyai banyak perbedaan. Darkin (1994) mengemukakan perbandingan kemampuan antara seorang pakar dengan sebuah sistem pakar. Faktor
Human Expert
Expert System
Time availibility
Hari kerja
Setiap saat
Geografis
Lokal/tertentu
Dimana saja
Keamanan
Tidak tergantikan
Dapat diganti
Perishable/dapat habis
Ya
Tidak
Performansi
Variable
Konsisten
Kecepatan
Variable
Konsisten
Biaya
Tinggi
Terjangkau
Tabel 2.2 Perbedaan seorang pakar dengan sistem pakar
(Sumber: Muhammad Arhami, 2005:6)
Pengembangan penjelasan lebih lanjut mengenai keunggulan sistem pakar dibanding seorang pakar, yaitu: 1. Sistem pakar bisa digunakan setiap hari menyerupai sebuah mesin sedangkan seorang pakar tidak mungkin bekerja terus menerus setaip hari tanpa beristirahat. 2. Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat diperbanyak dan kemudian dibagikan ke berbagai lokasi maupun tempat yang berbedabeda untuk digunakan sedangkan seorang pakar hanya bekerja pada satu tempat dan pada saat yang bersamaan. 3. Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk menentukan siapa saja yang diberikan hak akses untuk menggunakannya dan jawaban yang diberikan oleh sistem terbebas dari proses intimidasi atau ancaman, sedangkan seorang pakar bisa saja mendapat ancaman atau tekanan pada saat menyelesaikan permasalahan. 4. Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak akan bisa hilang atau lupa, yang dalam hal ini tentu harus didukung oleh maintenance yang baik, sedangkan pegetahuan seorang pakar manusia lambat laun akan hilang karena meninggal, usia yang semakin tua, maupun menderita suatu penyakit. 5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan, faktor ekonomi atau perasaan tidak suka.
6. Umumnya kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem pakar relatif lebih cepat dibandingkan oleh seorang pakar manusia. 7. Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan penggunaan program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program sistem pakar itu sudah ada). Ada
beberapa
alasan
mendasar
mengapa
sistem
pakar
dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar, diantaranya: 1. Dapat menyediakan kepakaran tiap waktu dan di berbagai lokasi 2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar 3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi 4. Seorang pakar akan mahal 5. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat 2.2.3
Ciri-ciri Sistem Pakar Sistem
pakar
merupakan
program-program
prakris
yang
menggunakan strategi heuristic yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
yang
spesifik
(khusus).
Disebabkan oleh keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan, maka umumnya sistem pakar bersifat: 1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkahlangkah antara maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.
2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya. 3. Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang seringkali tidak sempurna) untuk mendapatkan penyelesainannya. 4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer. 5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi. 6. Terbatas pada bidang yang spesifik. 7. dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap 8. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang dapat dipahami. 9. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu. 10. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. 11. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran. 12. Output tergantung dari dialog dengan user. 13. Knowledge base dan Inference engine terpisah. 2.2.4
Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar Perbandingan sistem konvensional dan sistem pakar yaitu : Sistem Konvensional : 1. Informasi dan pemrosesan umunya digabungkan dalam satu program sequential. 2. Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah). 3. Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil diperoleh.
4. Data harus lengkap. 5. Perubahan pada proram merepotkan. 6. Sistem bekerja jika sudah lengkap. 7. Eksekusi secara algoritmik (step-by-step). 8. Manipulasi pada database yang besar. 9. Efisiensi adalah tujuan utama. 10. Data Kuantitatif. 11. Representasi data dalam numerik. 12. Menangkap, menambah dan mendistribusikan data numerik atau informasi.
Sistem Pakar : 1. Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (interface). 2. Program bisa saja melakukan kesalahan. 3. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari sistem pakar. 4. Data tidak harus lengkap. 5. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah. 6. Sistem dapat bekerja hanya dengan rules yang sedikit. 7. Eksekusi dilakukan secara heuristik dan logik. 8. Manipulasi efektif pada knowledge base yang besar. 9. Efektif adalah tuuan utama. 10. Data kualitatif. 11. Representasi pengetahuan dalam simbol.
12. Menangkap,
menambah
dan
mendistribusikan
pertimbangan
(judgment) dan pengetahuan. 2.2.5
Keuntungan Sistem Pakar Secara garis besar, banyak keuntungan yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain: 1. Memungkinkan orang awam mengerjakan pekerjaan para ahli 2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis 3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian pakar 4. Menigkatkan output dan produktifitas 5. Meningkatkan kualitas 6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka) 7. Mampu beroperasi dengan lingkungan yang berbahaya 8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan 9. Memiliki reliabilitas 10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer 11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian 12. Sebagai media pelengkap dan pelatihan 13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah 14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan
2.2.6
Kelemahan Sistem Pakar Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: 1.
Masalah dalam mendapatkan pengetahuan dimana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah karena kadang kala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.
2.
Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang angat besar untuk pengembangan dan pemeliharaannya.
3.
Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.
4.
Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.
2.2.7 Konsep Dasar Sistem Pakar Menurut Efraim Turban (1995), konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian adalah: 1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu. 2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.
3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup permasalahan tertentu. 4. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah. 5. Meta- knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).
Gambar 2.6 Konsep dasar fungsi sistem pakar (Sumber: Muhammad Arhami, 2005:4)
Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya (Kusrini, 2006:3). Knowledge base berisi pengetahuan sangat spesifik yang disediakan oleh seorang pakar untuk memecahkan masalah tertentu. Contohnya: knowledge dari seorang dokter ahli untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Knowledge planning disediakan oleh seorang konsultan investasi. Knowledge pada sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat dalam buku, majalah, dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan terhadap suatu bidang.
Bagian dalam sistem pakar terdiri dari 2 komponen utama, yaitu knowledge base yang berisi knowledge dan mesin inferensi yang menggambarkan kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan respon dari sistem pakar atas permintaan pengguna. Menurut Christian (2005) Inference engine adalah “engine” pemroses knowledge yang dimodelkan berdasarkan konsep berpikir dari expert penyedia knowledge. Inference engine beserta informasi yang didapat dari sebuah masalah, berpasangan dengan knowledge yang disimpan pada knowledge base, berusaha untuk mencari/ menarik kesimpulan, jawaban dan rekomendasi guna memecahkan masalah tersebut. 2.2.8
Bentuk Sistem Pakar Ada 4 bentuk sistem pakar, yaitu: 1. Berdiri sendiri. Sistem pakar jenis ini merupakan software yang berdiri-sendiri tidak tergabung dengan software yang lainnya. 2. Tergabung. Sistem pakar jenis ini merupakan bagian program yang terkandung didalam suatu algoritma (konvensional), atau merupakan program dimana didalamnya memanggil algoritma suburtin lain (konvensional). 3. Menghubungkan ke software lain. Bentuk ini biasanya merupakan sistem yang menghubungkan misalnya dengan DBMS.
ke suatu paket program tertentu,
4. Sistem Mengabdi. Sistem pakar merupakan bagian dari komputer khusus yang dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu. Misalnya sistem pakar yang digunakan untuk membantu menganalisis data radar. 2.2.9
Struktur Sistem Pakar Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu: lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation
environment).
Lingkungan
pengembangan
digunakan
sebagai pembangun sistem pakar baik dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh
seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi. Gambar 2.7 Struktur sistem pakar (Sumber: Sri Kusumadewi, 2003:114) Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar adalah sebagai berikut:
1. Subsistem penambahan pengetahuan. Bagian ini digunakan untuk memasukkan
pengetahuan,
mengkonstruksi
atau
memperluas
pengetahuan dalam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari: ahli, buku, basis data, penelitian dan gambar. 2. Basis pengetahuan. Berisi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, memformulasikan dan menyelesaikan masalah. 3. Motor inferensi (inference engine). Program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasiinformasi dalam basis pengetahuan dan blackboard, serta digunakan untuk memformulasikan konklusi. Ada 3 elemen utama dalam motor inferensi, yaitu: a. Interpreter: mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai. b. Scheduler: akan mengontrol agenda. c. Consistency enforcer: akan berusaha memelihara kekonsistenan dalam mempresentasikan solusi yang bersifat darurat. 4. Blackboard. Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu: a. Rencana: bagaimana menghadapi masalah. b. Agenda: aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi. c. Solusi: calon aksi yang akan dibangkitkan.
5. Antarmuka. Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program 6. Subsistem penjelasan. Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan: a. Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar? b. Bagaimana konklusi dicapai? c. Mengapa ada alternatif yang dibatalkan? d. Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi? 7. Sistem
penyaring
pengetahuan.
Sistem
ini
digunakan
untuk
mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan dimasa mendatang. 2.2.9.1 Basis Pengetahuan (Knowledge Based) Basis
pengetahuan
berisi
pengetahuan-pengetahuan
dalam
penyelesaian masalah, tentu di dalam domain tertentu. Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu: 1. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu, juga digunakan apabila
dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah – langkah) pencapaian solusi. 2. Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning). Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusisolusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini akan digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu, bentuk ini juga digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan. Dalam studi kasus pada sistem berbasis pengetahuan terdapat beberapa karakteristik yang dibangun untuk membantu dalam membentuk serangkaian prinsip-prinsip arsitekturnya. Prinsip tersebut meliputi: 1. Pengetahuan merupakan kunci kekuatan sistem pakar 2. Pengetahuan sering tidak pasti dan tidak lengkap 3. Pengetahuan sering miskin spesifikasi 4. Amatir menjadi ahli secara bertahap 5. Sistem pakar harus fleksibel 6. Sistem pakar harus transparan 2.2.9.2 Mesin Inferensi Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (forward chaining). Pelacakan ke belakang adalah
pendekatan yang di motori tujuan terlebih dahulu (goal-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya.
Gambar 2.8 Proses Backward Chaining
(Sumber: Muhammad Arhami, 2005:19)
Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang dimotori data (datadriven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN.
Gambar 2.9 Proses Forward Chaining
(Sumber: Muhammad Arhami, 2005:20)
Kedua metode inferensi tersebut dipengauhi oleh tiga macam penulusuran, yaitu Depth-first search, Breadth-first search dan Bestfirst search. 1. Depth-first search, melakukan penulusuran kaidah secara
mendalam
dari simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan.
Gambar 2.10 Diagram Alir Teknik Penelusuran Depth First Search
(Sumber: Muhammad Arhami, 2005:21)
2. Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya.
Gambar 2.11 Diagram Alir Teknik Penelusuran Breadth-first search
(Sumber: Muhammad Arhami, 2005:21)
3. Best-first search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode sebelumnya.
Gambar 2.12 Best-First Search (Sumber: Muhammad Arhami, 2005:21)
2.2.10 Kategori permasalahan dalam Sistem Pakar Ada beberapa masalah yang menjadi area luas aplikasi sistem pakar, antara lain: 1. Interpretasi. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk diantaranya:
pengawasan,
pengenalan
ucapan,
analisis
citra,
interpretasi sinyal, dan beberapa analisis kecerdasan. 2. Prediksi. Termasuk diantaranya: peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi, prediksi lalulintas, estimasi hasil, militer, pemasaran, atau peramalan keuangan.
3. Diagnosis. Termasuk diantaranya: medis, elektronis, mekanis, dan diagnosis perangkat lunak. 4. Perancangan. Termasuk diantaranya: layout sirkuit dan perancangan bangunan. 5. Perencanaan.
Termasuk
diantaranya:
perencanaan
keuangan,
komunikasi, militer, pengembangan produk, routing, dan manajemen produk. 6. Monitoring. Misalnya: Computer-Aided Monitoring Systems. 7. Debugging. Memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan. 8. Perbaikan. 9. Instruksi. Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging, dan perbaikan kinerja. 10. Kontrol. Melakukan kontrol terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan, dan monitoring kelakuan 2.2.11 Probabilitas Klasik (a priori probability) Probabilitas merupakan suatu cara kuantitatif yang berhubungan dengan ketidakpastian yang telah ada (Arhami, 2005:137). Teori probabilitas klasik pertama kali diperkenalkan oleh Pascal dan Fermat pada tahun 1654 (Arhami, 2005:137). Kemudian banyak kerja yang telah dilakukan untuk mengerjakan probabilitas dan ada beberapa cabang baru dari probabilitas yang dikembangkan. Probabilitas klasik disebut juga a priori probability karena berhubungan dengan suatu permainan (games) atau sistem. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, istilah a priori berarti “sebelum” (Arhami, 2005:138). Rumus umum untuk probabilitas klasik di definisikan sebagai peluang P(A) dengan n adalah banyaknya kejadian, nA merupakan banyaknya hasil mendapatkan A. Frekuensi relatif terjadinya A adalah
n( A) n
maka (Arhami, 2005:138) :
P(A) =
n( A) n
Keterangan : A
: Gejala per usia
P(A)
: Peluang gejala per usia
n
: Total banyaknya gejala per usia
n(A)
: Banyaknya hasil mendapatkan A
2.3 Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu Program. Didalam merancang sistem informasi diperlukan suatu pemodelan sistem untuk menggambarkan dan mengkomunikasikan secara sederhana rancangan sistem yang dibuat, agar sistem mudah dipahami dan dikoreksi. Melalui pemodelan sistem, dapat digambarkan aliran data yang akan diproses menjadi informasi dan aliran distribusinya secara sederhana, sehingga arus data dan informasi dapat terlihat secara jelas. Ada tiga alasan yang menyebabkan pemakaian pemodelan sistem, yaitu: (Pohan&Bahri, 1997:9)
1. Dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal penting dalam sistem tanpa mesti terlibat terlalu jauh 2. Mendiskusikan perubahan dan koneksi terhadap kebutuhan pemakai dengan resiko dan biaya minimal 3. Menguji pengertian penganalisa sistem terhadap kebutuhan pemakai dan membantu pendisain sistem dan pemrograman membangun sistem Dalam dunia pemodelan sistem terdapat sejmlah cara yang mempresentasikan sistem melalui diagram, perangkat pemodelan sistem tersebut meliputi: 2.3.1
Diagram Konteks (Context Diagram) Untuk menggambarkan suatu interaksi dalam sistem informasi secara umum diperlukan suatu diagram konteks yang menjelaskan mengenai keterkaitan sistem informasi tersebut dengan entitas-entitas yang ada didalam sistem. Diagram konteks menurut Pohan dan Bahri (1997:11) merupakan kasus khusus DFD (Data Flow Diagram) atau bagian dari DFD yangberfungsi memetakan model lingkungan, yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Diagram konteks menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem, yaitu: Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain, dimana sistem melakukan komunikasi yang disebut terminator
Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus diproses dengan cara tertentu Data keluar, data yang dihasilkan sistem dan diberikan ke dunia luar Penyimpana data (data store), digunakan secaa bersamaan bersama antara sistem dengan terminator. Data ini dapat dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem. Hal ini berarti pembuatan sistem data store dalam diagram konteks dibenarkan, dengan syarat simbol tersebut merupakan bagian dari dunia di luar sistem Batasan antara sistem dan lingkungan (rest of the word) Aturan-aturan konteks diagram: Jika terdapat banyak terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan ditandai secara khusus untuk menelaskan bahwa terminator yang dimaksud adalah identik Jika terminator mewakili individu atau personil, sebaiknya diwakili oleh peran yang dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah kerana personil yang berfungsi melakukan itu dapat berganti sedangkan diagram konteks harus tetap akurat walaupun personil berganti. Alasan kedua adalah seorang personil dapat memainkan lebih dari satu peran
Karena fokus utama adalah mengembangkan model esensi, maka penting untuk membedakan sumber (sources) dan pelaku (handler). Pelaku adalah mekanisme, perangkat atau media fisik yang mentransformasikan data ke atau dari sistem. Karena pelaku serig kali familiar dengan pemakai dalam implementasi sistem berjalan, maka sering menonjol sebagai sesuatu yang harus digambarkan lebih dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem baru dengan konsep pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi sesuatu yang tidak perlu digambarkan 2.3.2. Data Flow Diagram (DFD). Menurut Pohan dan Bahri (1997:16) Data Flow Diagram (DFD) ini menggambarkan model sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data. Sebagai perangkat analisis, model ini hanya mampu memodelkan sistem dari satu sudut pandang yaitu sudut pandang fungsi. Pada sjumlah kasus, model ini biasa dinamakan berbeda seperti buble chart, buble diagram, process model, work flow diagram dan function model. DFD ini tidak hanya dapat digunakan untuk memodelkan sistem pemrosesan informasi tetapi bisa juga sebagai jalan untuk memodelkan keseluruhan organisasi, sebagai perencana kerja dan perencana strategi. Ada empat komponen dari Data Flow Diagram : (Pohan dan Bahri, 1997:16)
•
Proses, merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
Gambar 2.13 Proses
(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265) •
Arus Data, komponen ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
Gambar 2.14 Aliran (Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)
•
Simpanan Data, merupakan simpanan dari data yang dapat berupa database di sistem komputer, arsip, kotak tempat data di meja seseorang, tabel acuan manual, dan agenda atau buku.
Gambar 2.15 Simpanan Data.
(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265) •
Kesatuan Luar, merupakan kesatuan (entitas) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem
lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.
Gambar 2.16 Kesatuan Luar (Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)
Data Flow Diagram level n merupkan suatu diagram level yang berfungsi menjabarkan diagram konteks (diagram level sebelumnya) pada suatu sistem. Level tertinggi dalam DFD hanya mempunyai sebuah proses yang memodelkan seluruh sistem. Pemberian nomor pada setiap proses dalam DFD berguna untuk memudahkan penurunan DFD pada level yang lebih rendah. 2.3.3. Entity Relationship (ERD). Menurut Edi Winarko (2006:13) Entity Relationship Diagram (ER-Diagram) adalah sebuah digram yang menggambarkan hubungan atau relasi antar entitas (Entity), setiap entity terdiri atas satu atau lebih attribut yang merepresentasikan seluruh kondisi atau fakta dari dunia nyata yang ditinjau. Dengan ER-Diagram untuk mentransformasikan keadaan dari dunia nyata ke dalam bentuk basis data. Dalam pembahasan tentang ER-Diagram, terdapat bberapa komponen yang terkait dan pelu dibahas: Entitas. Gambar 2.17 Simbol Entitas (Sumber : winarko, 2006:13)
Dilambangkan dengan lingkaran elipse dengan keterangan nama field didalamnya. Entitas memiliki fungsi sebagai simbol untuk identitas nama field yang ada dalam tabel. 1. Tabel. Gambar 2.18 Simbol Tabel
(Sumber : winarko, 2006:13) Dilambangkan dengan persegi panjang dengan keterangan nama label di dalamnya. Simbol ini akan berhubungan langsung dengan entitas dan penghubung. 2. Penghubung.
Gambar 2.19 Simbol Penghubung (Sumber : winarko, 2006:13)
Dilambangkan dengan belah ketupat yang akan berhubungan dengan entitas yang menghubungkan antar tabel. 2.3.3.1. Kardinalitas atau Derajat Relasi Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Entitasentitas pada himpunan entitas mahasiswa dapat berelasi dengan satu entitas , banyak entitas atau bahkan tidak satupun entitas dari himpunan entitas kuliah. Begitu juga sebaliknya, entitas-entitas pada himpunan entitas mahasiswa dan ada pula yang berelasi dengan satu entitas pada himpunan entitas mahasiswa.
Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas tersebut, kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitujuga sebaliknya. Hubungan maksimum dari himpunan entitas mahasiswa ke himpunan entitas kuliah adalah banyak (lebih dari satu) dan demikian pula hubungan maksimum dari himpunan entitas kuliah ke himpunan entitas mahasiswa adalah banyak (lebih dari satu). Dengan demikian, kardinalitas relasi antara kedua himpunan entitas adalah banyak ke banyak. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa: a. Satu ke satu (One to One) Setiap setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu sebaliknya setiap entitas pada himpunan etitas A berhubungan dengan paling banyak dengan entitas A
Gambar 2.20 Relasi satu ke satu
(Sumber: Fathansyah , 1999:77)
b. Satu ke banyak (One to Many) Setiap setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya , dimana setiap entitas pada himpunan entitas B behubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.21 Relasi satu ke banyak
(Sumber: Fathansyah , 1999:78) c. Banyak ke Satu (Many to One) Setiap entitas pada himpunan entitas A behubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya , dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan degan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
Gambar 2.22 Relasi banyak ke satu
(Sumber: Fathansyah , 1999:78)
d. Banyak ke banyak (Many to Many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.23 Relasi banyak ke banyak (Sumber: Fathansyah , 1999:79)
2.4. Pengertian Sistem Database Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi atau tugas khusus) yang saling berhubungan dan saling bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses atau pekerjaan tertentu (Fatansyah, 1999:9). Sedangkan basis dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang (Fatansyah, 1999:2), yaitu: 1. Himpunan kelompok data atau arsip yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan 3. Kumpulan file atau tabel atau arsip yang berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis secara umum sebuah basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah komputer) dan sekumpulan program DBMS yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut. Dalam sebuah sistem basis data secara lengkap akan terdapat komponen-komponen utama sebagai berikut: 1. Perangkat keras (Hardware) 2. Sistem Operasi (Operating System) 3. Basis Data (Database) 4. Sistem (Aplikasi perangkat lunak) Pengelola Basis Data (DBMS) 5. Pemakai (User) 6. Aplikasi (perangkat lunak) lain (bersifat opsional) Sebuah bahasa basis data biasanya dapat dipindah kedalam 2 bentuk (Fatansyah, 1999:15), yaitu: 1. Data Definition Language (DDL) Struktur skema basis data yang menggambarkan atau mewakili desain basis data secara keseluruhan disefinisikan dengan bahasa
khusus yang disebut Data Definition Language (DDL). Dengan bahasa inilah dapat membuat tabel baru, membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur penyimpanan tabel, dan sebagainya. Hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khususnya yang disebut kamus data (Data Dictionary). Kamus Data merupakan suatu metadata atau superdata yaitu data yang mendeskripsikan data sesungguhnya. Kamus data ini akan selalu diakses dalam suatu operasi basis data sebelum suatu file data sesungguhnya diakses. 2. Data Manipulation Language (DML) Merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi dalam pengambilan data dalam suatu basis data. Manipulasi data dapat berupa: Penyisipan dan penambahan data baru ke suatu basis data Penghapusan data dari suatu basis data Pengubah data di suatu basis data 2.5.
Bagan Alir (Flowchart.) Bagan alir (Flowchart) dapat didefinisikan sebagai sebuah bagan (chart) yang menunjukkan aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika (Jogianto, 1999: 75). Flowchart ini biasanya digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus kegiatan dari keseluruhan sistem. Bagan ini menjelaskan urutan–urutan dari
prosedur–prosedur yang ada dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Pedoman untuk menggambarkannya: 1.
Sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri suatu halaman
2.
kegiatannya harus ditunjukkan dengan jelas
3.
Ditunjukkan dengan jelas dimulai dan berakhirnya suatu kegiatan
4.
Masing-masing kegiatan sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan
5.
Kegiatannya sudah dalam urutan yang benar
6.
Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ditunjukkan dengan jelas oleh simbol penghubung
7.
Digunakan simbol-simbol yang standar
Ada lima macam bagan alir : a. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan : •
Bagan yg menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.
•
Menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada didalam sistem.
•
Menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem
•
Simbol-simbol
Simbol Dokumen;
Simbol manual;
menunjukkan
menunjukkan
input dan output
pekerjaan manual
baik untuk proses manual, mekanik atau komputer Simbol simpanan
Simbol simpanan
offline
offline;file
;
file
nonkomputer yg
diarsip
nonkomputer urut
yg diarsip urut huruf
angka (numerical)
(akphabetical)
Simbol simpanan
Simbol kartu punc;
offline; file non
menunjukkan i/o
komputer yg
yg menggunakan
diarsip urut tanggal
kartu punch
(chronological) Simbol Proses;
Simbol operasi
menunjukkan
luar; menunjukkan
kegiatan proses
operasi yg
dari operasi
dilakukan diluar
program computer
operasi komputer
Simbol sort offline;
Simbol pita magnetic;
menunjukkan
menunjukkan i/o
proses pengurutan
menggunakan pita
data diluar proses
magnetic
computer Simbol disk ;
Simbol diskette;
menunjukkan i/o
menunjukkan i/o
menggunakan
menggunakan Disket
harddisk Drum magnetik;
Pita kertas berlubang;
menunjukkan i/o
menunjukkan i/o
menggunakan
menggunakan pita
drum magnetic
kertas pita berlubang
Keyboard;
Display; menunjukkan
Menunjukkan input
output yg ditampilkan
yg
di monitor
menggunakan
online keyboard Hubungan
Garisalir;
komunikasi;
Menunjukkan
menunjukkan
arus dari proses
proses transmisi data mell. Saluran komunikasi
Penjelasan;
Penghubung;
Menunjukkan
Menunjukkan
penjelasan dari
penghubung ke
suatu proses
hlman yg sama atau hlman lain
Pita Kontrol; menunjukkan penggunaan pita kontrol (control tape) dlm batch control utk pencocokan di proses batch processing Tabel 2.3 Bagan alir sistem (sistem flowcharts) (Sumber:http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/2/jbptgunadarma-gdl-course-2004imamahmadt-66-perancis-r.pdf)
b.
Bagan Alir Dokumen Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan : • Bagan alir yg menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya • Menggunakan simbol-simbol yg sama dengan bagan alir sistem
c.
Bagan Alir Skematik (schematic flowchart) Merupakan bagan alir yg mirip dengan bagan alir sistem, yaitu menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah Bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yg digunakan. Fungsi penggunaan gambar tsb adalah untuk
memudahkan komunikasi kepada orang yg kurang mengerti dgn simbol-simbol bagan alir. d.
Bagan Alir Program (Program flowchart) •
Merupakan bagan yg menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program.
•
Dibuat dari derivikasi bagan alir sistem
•
Terdiri dari 2 bentuk : a. Bagan Alir logika; digunakan untuk menggambarkan setiap langkah didalam program komputer secara logika --> disiapkan oleh analis sistem b. Bagan alir komputer terinci Menggunakan simbol-simbol sbb : Input/output;
Proses; digunakan utk
digunakan utk
mewakili suatu proses
mewakili data i/o Garis alir;
Keputusan;
Menunjukkan
digunakan utk suatu
arus dari proses
selrksi kondisi didlm program
Penghubung;
Proses terdefinisi;
Menunjukkan
Menunjukkan
penghubung ke
operasi yg rinciannya
halaman yg sama
ditunjukkan
suatu
atau halaman lain
ditempat lain
Persiapan;
Terminal;
digunakan utk
Menunjukkan awal &
memberi nilai awal
akhir
suatu besaran
proses
dari
suatu
Tabel 2.4 Bagan alir program(program flowcharts) (Sumber:http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/2/jbptgunadarma-gdl-course-2004imamahmadt-66-perancis-r.pdf)
e.
Bagan Alir Proses Merupakan bagan alir yg banyak digunakan di teknik industri. Berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur. Juga dapat menunjukkan jarak kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta waktu yg diperlukan oleh suatu kegiatan Simbol-simbol : Tabel 2.5 bagan alir proses (proses flowcharts)
Menunjukkan suatau operasi
Menunjukkan suatu pemindahan
Menunjukkan suatu simpanan Menunjukkan suatu inspeksi Menunjukkan suatu penundaan/delay (Sumber:http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/2/jbptgunadarma-gdl-course-2004imamahmadt-66-perancis-r.pdf)
2.6. JSP (Java Server Pages) JSP ( JavaServer Pages ) adalah suatu bahasa pemrograman web (scripting) yang bersifat side server yang menggabungkan HTML dengan scripting tag dan program java. Suatu dokumen JSP ditandai dengan berkas ekstensi . Untuk menggunakan JSP pada modul ini, dibutuhkan aplikasi Apache Tomcat sebagai webserver dan Java Runtime Environment (JRE) JSP ( JavaServer Pages ) merupakan perluasan dari tegnologi servlet. Tujan dari JSP sendiri untuk mennyederhanakan penulisan servlet. JSP sendiri sebelum dijalankan di servlet, akan dilkomplikasikan terlebih dahulu menjadi servlet meskipun proses ini tidak terlihat oleh kita. (Sirhartati wijono, 2007: 20) JSP merupakan bagian dari J2EE. Meski demikian halaman JSP dapat di jalankan pada server dengan tanpa J2EE. Sepanjang tersedia library dari API JSP maka halaman JSP akan dapat dijalankan. Halaman jsp merupakan sebuah file teks yan g berisikan tag-tag JSP, skriplet untuk membungkus (encapsulate) kode java, content static (HTML, XML) dan berbagai content lainnya. Pada prinsipnya halaman JSP dapat di anggap sebagai sebuah halaman HTML dengan tambahan content khusus lainnya. File JSP memiliki ekstensi “jsp”. JSP merupakan perluasan dari servlet yang ketika di jalankan JSP maka akan dikomplikasikan terlebih dahulu dengan servlet sehingga fungsinya sama seperti servlet, yaitu menerima request dari client dan menerima response dinamis kepada client. Resplonse dinamis dapat berupa HTML, DHTML, XHTML.
Garis Besar Pemakaian JSP Pada prinsipnya pemakaian JSP mirip dengan pemakaian servlet. Secara garis besar JSP dipakai sebagai berikut: •
Client mengirimkan request HTTP kepada JSP-container (atau disebut juga JSP engine).
•
JSP-container menentukan class yang mengimplementasikan halaman JSP, yang dituju oleh request. (class ini disebut JSP page implementation class).
•
JSP-container kemudian memanggil sala satu method dari class implementasi tersebut untuk menangani request secatra dinamis yang menghasilkan response yang berupa content halaman HTML.
•
Outpuht halaman HTML diserahkan kepada JSP-Container unuk dikirimkan sebagai response kepada client/ Gambaran berikut ini memberikan ilustrasi sistem request atau
response berupa client dengan JSP.
(Sumber: Sirhartati wijono, 2007: 21)
JSP-container berada dibelakang sebuah server web atau server aplikasi karena halaman JSP berisi komponen tekstual maka JSP harus diterjemahkan supaya dapat diterjemahkan oleh jsp container. Halaman JSP terdiri dari empat komponen utama: •
Bahasa pokok, yaitu bahasa yang dipakai dalam file output ketika JSP di eksekusi. Ini dapat berupa HTML, XML, DHTML atau XHTML.
•
Elemen-elemen JSP. Secara garis besar ada tiga elemen dalam spesifikasi JSP yang berkaitan dengan sintaks inti (core syntax): Directive standar. Elemen Scrilptipe. Action standar
•
Expression language.
•
Kode java yang terletak dalam elemen-elemen skripting: scriplet,
declaration san exprension. (sumber: Sirhartati wijono, 2007: 255-260). 2.6.1. Kelebihan JSP JSP semakin popular mereka memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1. Mudah dibuat dan dijalankan tetapi lebih sulit dari pada program lainnya seperti PHP dll. 2. Mampu berjalan pada web server dengan sistem operasi yang berbedabeda: JSP mampu berjalan dengan sistem operasi UNIX, keluarga windows dan machintos
3. JSP bisa didapatkan secara gratis 4. Dapat berjalan pada web server yang berbeda: JSP mampu berjalan pada web server yang berbeda-beda, seperti Microsoft personal Web Server, Apache Jakarta Tomcat, Apache HTTP Server, Sun Java System Aplication Server, Orecle Aplication Server dan Microsoft Internet Information. 5. Dapat di-embeded: JSP dapat diletakan dalam tag HTML, XML, XHTML. 2.6.2. Skrip JSP Skrip JSP berkedudukan sebagai tag dalam bahasa HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa standar membuat halamanhalaman web (Sirhartati wijono, 2007: 35). Adapun kode berikut adalah contoh kode jsp yang berada di dalam kode HTML: <%@ page contentType="text/html; charset=iso-8859-1" language="java" import="java.sql.*" errorPage="" %> <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-8859-1" />
My First JSP
<%
>Hello World !> %> } %> Kode inilah yang merupakan kode JSP. Kode JSP diawali dengan <%@page dan diakhiri dengan %>. pasangan kedua kode inilah yang berfungsi sebagai tag kode JSP.
2.7. MySQL
⌧
⌧ ☺
☺ ☺
Artinya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS Al-an’aam/6:59) Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Ibnu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata ; ”Allah menciptakan an-nun, yaitu tinta dan Allah juga menciptakan alwah (jamak dari lauh yang berarti papan, batu atau sejenisnya, yang ditulisi di atasnya, atau dapat juga berarti lembaranlembaran tulisan). Kemudian Allah menuliskan semua urusan dunia di dalamnya hingga tuntas penulisann penciptaan makhluk atau rizki yang halal ataupun yang haram, amal kebaikan atau amal keburukan,” lalu Ibnu Abbas membaca ayat di atas. Dengan memahami ayat dan tafsir ayat di atas, maka fungsi kitab yang nyata (Lauh Mahfudz) dalam konteks sains adalah sebagai sebuah database untuk menyimpan semua data. Salah satu program database adalah MySQL. MySQL adalah suatu database server yang sangat terkenal di dunia dan merupakan open source SQL database (database SQL yang opensource) (Sunyoto, 2007:145). MySQL merupakan database server di mana pemrosesan data terjadi di server dan client hanya mengirim data dan memindah data. Pengaksesan dapat dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja dengan catatan komputer telah terhubung ke server. Lain halnya dengan database dekstop dimana segala pemrosesan data seperti penambahan data ataupun penghapusan data harus dilakukan pada komputer. MySQL termasuk dalam kategori database management system, yaitu database yang terstruktur dalam pengolahan dan penampilan data. MySQL merupakan Relational
Database Management System (RDBMS) yaitu hubungan antar tabel yang berisi data-data pada suatu database (Kadir, 2001:353). Hal tersebut lebih baik daripada jika semua data terkumpul menjadi satu dalam satu tabel. Kelebihan hal diatas, yaitu dapat mempercepat, pencarian suatu data. Tabeltabel tersebut di-link oleh suatu relasi yang memungkinkan untuk mengkombinasikan
data
dari
beberapa
tabel
ketika
seorang
user
menginginkan menampilkan informasi dari suatu database maka data akan dapat ditampilkan. 2.7.1. QUERIES MySQL dapat melakukn proses query dan menentukan informasi yang diinginkan. Nilai yang dikembalikan dari proses query berupa recordset (Sunyoto, 2007:146). Contoh perintah query: SELECT fName FROM Customer
Query diatas menyeleksi semua data dalam kolom fName pada tabel Customer. Nilai recordset yang dikembalikan dapat dilihat seperti tabel di bawah ini: fName Andi Joni
2.8. Penyakit, Pengobatan dan Kesehatan Dalam Islam 1.
Pandangan Islam Pada Penyakit Dalam pandangan Islam sehat dan sakit adalah anugerah dan takdir Allah. Pada sisi lain, sakit juga pada hakikatnya merupakan ujian dari-Nya. Setiap orang yang diuji – misalnya dengan sakit atau musibah harus mampu bersabar dan tawakal. Ujian itu jika dihayati secara mendalam, sesungguhnya karena Allah mencintai hambanya yang di ujinya itu. Thurmudzi dan Ibn Majah meriwayatkan hadist. “Sesungguhnya jika Allah Ta’ala mencintai suatu kaum, diujinya dengan berbagai macam cobaan. Maka barang siapa dengan ridha menerima ujian itu, niscaya ia akan mendapatkan keridhaan Allah. Dan siapa yang berkeluh kesah dalam menerima ujian itu, dia akan memperoleh kemurkaan Allah” Karena itu setiap orang yang mendapat cobaan baik berupa sakit atau musibah sepatutnya ia tawakal, tidak berputus asa. (Basri Iba Asghary, 1994: 4-5) Ditekankan juga peringatan bahwa perut merupakan sumber utama penyakit: Al-ma’idat baid adda’ dan oleh karena itu ditemukan banyak sekali tuntutan baik dalam Al-Qur’an maupun hadist Nabi Saw yang berkaitan dengan makanan, jenis maupun kadarnya. (Moh Quraish Shihab, 2001: 184)
Para ahli dibidang kedokteran mengakui bahwa perut itu merupakan sumber dari segala penyakit “Perut adalah sumber penyakit, dan pemeliharaannya merupakan obat yang paling utama.” Dikalangan medis terkenal semboyan “Mencegah lebih baik dari pada mengobat.” Umar Ibn Khattab pernah berkat : “Kuasailah nafsu lambungmu, sebab dialah yang merusak jasadmu, yang mendatangkan penyakit dan menyia-nyiakan shalat”. Rasulullah memberikan peringatan kepada ummatnya: “ Ilmu dan akal tidak mungkin ada bersamah lambung yang penuh dengan makanan. ”Keadaan yang terlalu kenyang bisa menimbulkan macam-macam penyakit yang dapat mengganggu fungsi organ-organ tubuh. (Basri Iba Asghary, 1994: 91) Dan dikatakn dalam Riwayat (HR.Bukhari): Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau. {HR.Bukhari}. Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah berfirman kepada malaikat: Catatlah bagi hambaku pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sehat. Adapun orang-orang dzalim yg tidak membenarkan dan tidak mengamalkannya maka ayat- ayat tersebut tidaklah menambah baginya kecuali kerugian. Karena hujjah telah ditegakkan kepadanya dengan ayat-ayat itu. Pandangan islam tentang penyakit-penyakit mencakup banyak hal, yang boleh jadi tidak terjangkau oleh pandangan ilmu kesehatan moderen, oleh karena itu islam mendorong agar memiliki kalbu yang
sehat dari segala macam penyakit dengan jalan bertobat, dan mendekatkan diri kepada tuhan, karena sesungguhnya dengan mengingat Allah jiwa akan memperoleh ketenangan (Al-Ra’d: 28)
☺ Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Namun dalam ajaran islam juga ditekankan bahwa penyakit, obat dan upaya hanyalah sebab, sedangkan penyebab sesungguhnya dibalik sebab dan upaya itu adalah Allah Swt seperti ucapan nabi Ibrahim a.s yang diabadikan dalam AlQur’an surat Al-Syu’ara ayat 80
Artinya: “apabila aku sakit dialah (allah) yang menyembuhkan aku” Para ulama’ sering mengaitkan penyakit dengan siksa Allah. AlBaqih dalam tafsirnya mengenai surat al-fatihah mengemukakan sabda Nabai saw “penyakit adalah cambuk tuhan dibumi ini, denganya dia mendidik hambah-hambanya” “Hai manusia , telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ". ( QS. 10 : 57 )
" Setiap Penyakit itu pasti ada obatnya, jika tepat obatnya maka Penyakit akan Sembuh dengan izin Allah 'Azza wa Jalla ". ( HR. Muslim ). Siksa Allah didunia, akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum alam. Hukum alam antara lain membuktikan bahwa makanan yang kotor mengakibatkan penyakit, seseorang yang melanggar hukum pada hakikatnya melanggar perintah Allah, sehingga penyakit merupakan siksa-nya didunia yang harus dihindari oleh orang yang bertaqwa. Oleh karena itu Islam Menekankan bahwa timbulnya penyakit yaitu datang dari kecerobohan manusia itu sendiri selain ujian dari Allah Ta’ala, dan Allah memberikan penyakit serta memberikan obatnya. Serta timbulnya penyakit juga dijelaskan dalam Islam dari perut. (Moh Quraish, 2001: 145) 2.
Pengobatan Penyakit dalam Islam • AlQuran Sebagai Penawar/ Pengobat Penyakit
⌦
⌧ ☺ ☺
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S. Al-Isra’:82).
Indikasi secara implisit yang terdapat dalam ayat diatas menyebutkan bahwa Al-Qur’an dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk penyembuhan/penawar atau obat dan rahmat. Ayat suci Al-Qur’an, dalam surat Al-Isra’ diatas dapat ditafsirkan dengan beberapa ayat dalam surat lain, dan diluar itu kemudian dijelaskan oleh Rasululah SAW. Al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit rohani, yakni jika isinya diaplikasikan dalam kehidupan. Al-Qur’an memberikan petunjuk dengan metode yang rasional bagaimana menyembuhkan penyakit yang terdapat dalam kalbu, yakni harus mempercayai Al-Qur’an, menambilmamfaat membaca dan menerimanya. (Basri Iba Asghary, 1994: 1-2) Adapun metode Al-Qur’an dalam penyembuhan penyakit luar atau fisik, dengan jelas Allah megajarkan kepada hambahambanya yang mukmin bahwa “Jika aku sakit dialah (Allah) yang menyembuhkan”, penyembuhan itu harus dengan sarana, seperti obat. Sala satu sarana obat yang disodorkan Al-Qur’an adalah madu yang dihasilkan oleh lebah, sebagai minuman yang mengandung unsur penyembuhan bagi manusia (Q.S 16/An-Nahl:69)
☺ ⌧
⌦
⌧ ⌧
Artinya: Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buahbuahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Basri Iba Asghary, 1994: 3) Dan dijelaskan juga dalam hadist: Bisyr bin Muadz Al-Bashri menceritakan dari Usama bin syarik berkata: ” Wahai Rasulullah kita tidak perlu berobat?” Beliau bersabda: “Ya, hai hamba-hamba Allah, berobatlah karena sesunguhnya Allah tidak menciptakan penyakit melainkan menciptakan pula obatnya, kecuali satu penyakit”.Mereka berkat:”Wahai Rasulullh apa itu?” Beiau menjawab: “Tua Bangka” (Moh. Zuhri Dipl 1992. Terjemah Sunan At-Tirmidzi: hal. 542) Dalam hadist lain di jelaskan yang di Riwayatkan (H.R. AnNasa’i). “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan diturunkan juga obatnya. Maka berobatlah.” (H.R. An-Nasa’i). (Basri Iba Asghary, 1994: 4) Dan dijelaskan juga “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan obat, dan dijadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka
berobatlah. Tetapi janganlah kamu berobat dengan obat yang haram.” (H.R. Abu Daud). Dari hadist diatas yang diriwayatkan oleh H.R. Abu Daud, bahwasannya suatu obat yang diperbolehkan oleh Rasulullah kepada ummat muslim yaitu obat yang halal dan tidak haram. (Bey Arifin, 1993: 344) Barang siapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung jawab Allah tidak menjadikan penyembuhanmu degan apa yang diharamkan atas kamu.Yang haram tidak dapat dijadikan obat utk menyembuhkan penyakit. Apabila seorang yg sakit dari kamu menginginkan sesuatu makanan berikanlah. Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat . Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian Allah sesudah keyakinan lebih baik daripada kesehatan. Dalam ayat ini menjelaskan ketika kita sakit maka yang pertama kali yang bisa menolong kita adalah Allah dan hanya karena kehendaknya kita akan sembuh. Dan dalam Al-Qur’an surat (QS. An-Anbiya 21 : 83) dibawah ini.
Artinya:“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang". (Moh Quraish Shihab, 2001: 186)
3.
Kesehatan dalam Islam Islam menetapkan tujuan pokok untuk memelihara kesehatan, dan tidak heran bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan. Kesehatan dalam pandangan Islam yaitu: sehat yang diartikan sebagai keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). (Sumber : Moh Quraish Shihab, 2001:181) Telah di singgung bahwa dalam tinjauan ilmu kesehatan dikenal berbagai jenis kesehatan dan penyakit, yang di akui pulah oleh pakar Islam. Oleh karena itu dalm konteks kesehatan ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi Saw, dan pada dasarnya mengarah pada pencegahannya. Salah satu sifat manusia yang secara tegas dicintai Allah adalah orang yang menjaga kebersihan. Firman Allah SAW dalam surat (Al-Muddatstsir 74:4-5)
Artinya: “Dan bersihkanlah pakaianmu dan tinggalkanlah segala macam kekotoran”. (Sumber : Moh Quraish Shihab, 2001: 183)
Oleh karena itu kesehatan identik dengan kebersihan dan suci dimana dalam Agama Islam manusia diajarkan untuk membersihkan diri, dan juga dalam ilmu kesehatan manusia diharuskan untuk membersihkan diri agar diajauhkan dari segala penyakit. Dan AlQur’an juga mengagungkan thaharah dengan segala demensi yang berbeda-beda daiantaranya dalam firman Allah.
☺ Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat yang menyukai orang-orang yang mensucukan diri. (QS. AlBaqarah:222). Firmannya yang lain:
☺ Artinya:
Di
dalamnya
ada
orang-orang
yang
ingin
membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At-Taubat:108). Dalam ayat-ayat Al-Qur’an diatas menjelaskan wudu atau bersusuci dengan segala macam tata cara ketentuan-ketentuan Islamiyah merupakan sarana untuk kesucian badan dan pakaian. Dan Rasulullah juga memerintahkan untuk selalu menjaga kebersihan.,
“yang apabilah tubuh manusia kotor maka akan mudah diserang penyakit, dan jika tubuh manusia bersih maka akan sehat.” (Zaghlul an-Najjar. 2006: 187) Dan ditegaskan dalam alQur’an surat (QS. Al-Maidah 5:32)
⌧ ☺
⌧ ☺ Artinya:“Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”. Menghidupkan disini bukan saja yang berarti “memelihara kehidupan”, tetapi juga dapat mencakup upaya memperpanjang harapan hidup” dengan cara apapun yang tidak melanggar hukum. Demikian suatu contoh, bagaimana ayat-ayat Al-Qur’an dipahami dalam konteks peristiwa paling mutakhir dalam bidang kesehatan. (Moh Quraish Shihab, 2001: 187)
BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. 1.
Metodologi Penelitian Pengumpulan data-data yang diperlukan Beberapa metode yang akan dipakai dalam pengumpulan data: a.
Studi Literatur Pada metode ini penulis akan melakukan pencarian, pembelajaran dari berbagai macam literatur dan dokumen yang menunjang pengerjaan tugas akhir ini khususnya yang berkaitan dengan sistem pakar untuk mendiagnosa secara dini penyakit kanker kandungan.
b.
Observasi Melakukan pengamatan terhadap data yang diteliti, melakukan interview dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pembuatan program untuk mendiagnosa penyakit kanker kandungan yaitu dengan pakar dokter
c.
Browsing Melakukan pengamatan ke berbagai macam website di internet yang menyedikan informasi yang relevan dengan permasalahan dalam pembuatan sistem ini.
2. Analisa data yang telah dikumpulkan Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil observasi yaitu menggabungkan dengan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan. 3. Perancangan dan Desain Sistem Memahami rancangan sistem pakar sesuai data yang ada dan mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pengguna. Pemodelan sistem ini berupa blok diagram area permasalahan, blok diagram fokus permasalahan, blok diagram faktor kritis, dependency diagram serta perancangan database dengan didukung pembuatan context diagram , data flow diagram, ER-Diagram dan flowchart, guna mempermudah dalam proses-proses selanjutnya. 4. Pembuatan Aplikasi Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi sesuai dengan desain sistem yang ditetapkan pada tahap sebelumnya. Sistem Pakar untuk mendiagnosa dini penyakit kanker kandungan ini dibangun berbasis web dengan JSP dan MSQL. 5. Uji Coba dan Evaluasi Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara keseluruhan. Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun dengan menggunakan kuisioner. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai
dengan karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung di dalamnya. 6. Pembuatan Laporan Tahap terakhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan tugas akhir. Diharapkan, laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengembangkan sistem ini lebih lanjut maupun pada lain. 3.2. Analisis Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Dalam pembangunan sistem berbasis pengetahuan, pengetahuan yang telah diekstrak dipresentasikan ke dalam bentuk yang dapat di proses oleh komputer.
Representasi
pengetahuan
merupakan
kombinasi
sistem
berdasarkan dua elemen, yaitu struktur data dan penafsiran prosedur yang digunakan sebagai pengetahuan untuk menyimpan struktur data. Basis pengetahuan merupakan inti program dari sistem pakar dimana basis pengetahuan
ini
merupakan
representasi
pengetahuan
(Knowledge
Representation) dari seorang pakar. 3.2.1 Blok Diagram Area Permasalahan Pembuatan blok diagram dimaksudkan untuk membatasi lingkup permasalahan yang dibahas dengan mengetahui posisi pokok bahasan pada domain yang lebih luas. Pada blok diagram ini, dapat dilihat bahwa penyakit kanker kandungan yang dijadikan sebagai area permasalahan. Sedangkan yang akan di prototipekan hanyalah sebuah bagian dari domain permasalahan yaitu penyakit kanker kandungan.
Gambar 3.1. Blok Diagram Area Permasalahan
Keterangan Blok Diagram Permasalahan a. Kanker adalah perkembangbiakan sel secara abnormal yang tak terkendali yang akan terus mengalami pertumbuhan kecuali jika ada sesuatu yang bisa menghentikannya. b. Kanker kandungan adalah kanker yang terjadi pada seorang wanita yang menyebar (metastasizes) keluar uterus, sel-sel kanker seringkali ditemukan di simpul-simpul getah bening, syaraf-syaraf, atau pembuluh-pembuluh darah yang berdekatan, yang dapat menggorogoti seorang wanita. (Gegg Miller, 2008:1) c. Rheumatoid arthritis (RA) adalah suatu penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis sendi-sendi. Rheumatoid arthritis dapat juga menyebabkan peradangan dari jaringan sekitar sendi-sendi, begitu juga pada organ-organ lain dalam tubuh. (Sumber:http://library
Informasi
tentang
Penyakit
Rheumatoid
Arthritis.htmaco.id/files/disk1/2/jbptgunadarma-gdl-course-2007-imamahmadt-66 perancisr.pdf).
d. Multiple sclerosis (MS) adalah suatu penyakit dimana syaraf-syaraf dari sistim syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang atau spinal cord) memburuk atau degenerasi. Myelin, yang menyediakan suatu penutup atau isolasi untuk syaraf-syaraf, memperbaiki pengantaran (konduksi) dari impuls-impuls sepanjang syaraf-syaraf dan juga adalah penting untuk memelihara kesehatan dari syaraf-syaraf. (Sumber:http://library
Informasi
Tentang
Penyakit
Multiple
Sclerosis.htm
co.id/files/disk1/2/jbptgunadarma-gdl-course-2007-imamahmadt-66 perancisr.pdf).
e. Antinuclear antibodies (ANAs) adalah antibodi-antibodi yang tidak biasa, dapat terdeteksi di darah, yang mempunyai kemampuan mengikat pada struktur-struktur tertentu didalam nukleus dari sel-sel. Nukleus adalah inti yang paling dalam didalam sel-sel tubuh dan mengandung DNA, materi genetik utama. (Sumber:http://library Informasi Tentang Antinuclear Antibody Test (ANA).htm co.id/files/disk1/2/jbptgunadarma-gdl-course-2007-imamahmadt-66 perancisr.pdf).
f. Scleroderma adalah suatu penyakit autoimun dari jaringan penghubung. Penyakit autoimun adalah penyakit-penyakit yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh diserang oleh sistim imunnya sendiri. Scleroderma dikarakteristikan oleh pembentukan dari jaringan parut (fibrosis) pada kulit dan organ-organ tubuh. (Sumber:http://library Informasi Tentang Scleroderma.htmco.id/files/disk1/2/ jbptgunadarma-gdl-course-2007 imamahmadt-66 perancisr.pdf).
3.2.2 Blok Diagram Fokus Permasalahan Setelah menemukan area permasalahan yang akan diprototipekan yaitu Kanker kandungan maka proses selanjutnya adalah membentuk ke dalam blok diagram yang lebih fokus. Pada blok diagram fokus permasalahan terdapat permasalahan yaitu lupus di mana terfokus pada jenis penyakit , yaitu diklasifikasikan Servix, Uterus, dan Ovarium, Vulva, Vagina, Tuba Falopi, Troblas, Mulut Rahim dan Korpus Uterus. Blok diagram fokus permasalahan digunakan untuk menjelaskan situasi penentuan keputusan untuk diagnosa akhir berupa prosentase kanker kandungan, yang terdiridari 9 macam antara lain prosentase servix, prosentase ovarium, prosentase vulva, prosentase vagina, prosentase troblas, prosentase mulut rahim dan prosentase korpus uterus berdasarkan gejala yang dipilih user.
Gambar 3.2 Blok Diagram fokus permasalahan
Keterangan Blok Diagram fokus Permasalahan a. Kanker serviks (cervical cancer) adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim atau serviks. Serviks adalah bagian rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. (Arif Masjoer, Kuspuji Triyanti, 2001: 379) b.
Kanker Rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun. Rahim adalah organ reproduksi betina yang utama pada manusia. (Sumber:http://library.Kanker rahim.htm.ac.id/files/disk1/2/jbptgunadarma-gdlcourse 2007-imamahmadt-66-perancis-r.pdf).
c.
Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998: 431-432)
d. Kanker Vulva adalah tumor ganas di dalam vulva. Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia, lubang vagina, lubang uretra dan klitoris. 3-4% kanker pada sistem reproduksi wanita merupakan kanker vulva dan biasanya terjadi setelah menopause. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998: 427) e. Karsinoma Vulva adalah kanker yang terdapat pada wanita bagi (pasca mopause), terutama dalam dekade ke-7 sebagai puncak insidensi, paling tidak mengenai 30% wanita kelompok umur 27-70 tahun,
terbanyak umur 50-70 tahun dan merupakan 3-4% dari semua keganasan genelogik. ( Hanifa Winkjosastro, 2005: 367) f. Kanker Vagina adalah tumor ganas pada vagina. Vagina adalah saluran sepanjang 7,5-10 cm; ujung atasnya berhubungan dengan serviks (leher rahim/bagian terendah dari rahim), sedangkan ujung bawahnya berhubungan dengan vulva (Sumber http: //medicastore.com/penyakit/1050/Kanker_Vagina.html ) g. Tuba fallopi secara umum merupakan patensi tuba yang mutlak diperlukan untuk pembuahan. Tumur ganas primer dituba sangat jarang lebih banyak yang sekunder yang berasal dari tumor ganas ovarium,
uterus,
klorektal,
lambung
dan
payudara.
(Hanifa
Winkjosastro, 2005: 396). 3.2.3 Blok Diagram Faktor Kritis Blok diagram faktor kritis pada gambar 3.3 merupakan blok diagram yang dipakai untuk
menegaskan faktor-faktor kritis dalam area target
keputusan yang akan diprototipekan. Menurut kamus ilmiah populer faktorfaktor kritis yaitu berusaha melakukan analisa secara tajam dan teliti terhadap realitas suatu kejadian atau suatu permasalahan. Tiga faktor kritis yang berpengaruh dalam pembuatan aplikasi ini adalah 1. Usia, menjelaskan batasan untuk pasien yang dapat dilakukan diagnosa dan untuk mengetahui hasil diagnosa jenis penyakit. Umumnya gejala yang dialami penderita kanker kandungan terlihat sekitar usia 20-70 tahun.
2. Klasifikasi jenis penyakit berupa prosentase dari penyakit penderita yang di dapat dari pemilihan gejala. 3. Gejala, dibutuhkan dalam pencapaian keputusan. Dari masukan gejala yang dirasakan oleh pengguna kemudian digabungkan dengan klasifikasi jenis kanker kandungan dan usia, maka akan didapatkan pencapaian hasil konsultasi berupa prosentase perhitungan probabilitas klasik dan jenis kanker kandungan serta solusinya.
Gambar 3.3 Blok Diagram Faktor Kritis
3.2.4 Dependency Diagram Dependency diagram merupakan diagram yang mengindikasikan hubungan antara pertanyaan, aturan, nilai dan rekomendasi dari suatu basis pengetahuan. Bentuk segitiga menunjukkan himpunan aturan (rule set) dan nomor dari himpunan tersebut. Bentuk kotak menunjukkan hasil dari rule baik berupa kesimpulan awal, fakta baru maupun rekomendasi atau saran. Sedangkan tanda tanya menunjukkan kondisi yang akan mempengaruhi isi dari rule.
Dari dependency diagram pada gambar 3.4 diatas, dapat dijelaskan bahwa gejala menunjukan kondisi yang mempengaruhi rule set 2 dari kondisi tersebut menghasilkan kesimpulan awal berupa prosentase jenis penyakit kanker kandungan. Selanjutnya yang berasal dari rule set 2, user menginputkan usia yang mempengaruhi rule set 1 . Sehingga dalam rule set 1, terdapat basis pengetahuan berupa aturan yang telah diklasifikasikan berdasarkan jenis penyakit, usia, prosentase Jenis kanker kandungan. Kemudian menghasilkan hasil diagnosa berupa solusi. 3.2.5 Pembentukan Aturan (Rule) Dengan aturan (rule) dapat dengan mudah mengetahui hasil akhir nanti berdasarkan rule- rule yang ada. Berikut adalah aturan/rule dalam diagnosa kanker kandungan. Table 3.1 Pembentukan aturan/rule
Kanker Kadungan
Jenis
Gejala
P001Servix
G001 Pendarahan Pasca kuitus
(LeherRahim)
G002
Pendarahan
diantara
periode
mensturasi yang reguler G003 Periode mensturasi yang lebih lama dan lebih
banyak dari
biasanya G004
Pendarahan
setelah
hubungan
seksual G005 Keputihan perulen yang berbau dan tidak gatal G006 Rasa sakit pada saat berhubungan seksual G007 Pendarahan spontan dan bau busuk yang khas P003 (Rahim)
Uterus G008 Keluar cairan putih yang encer atau jernih G010 Nyeri ketika melakukan hubungan seksual. .G011Pendarahan
Rahim
abnormal
Siklus mensturasi abnormal G017 Pendarahan setelah munopause G018 Siklus mensturasi yang tidak teratur G019 Tercium bau yang tidak biasanya (amis) dari vagina G020 Nyeri pinggang, nyeri pendarahan saat BAB G033 Pendarahan diantara dua periode
mensturasi G032 Nyeri ketika buang air kecil P002 Ovarium
G012 Perut terasa penuh, tidak nyaman
(Indung Telur)
dan perut menegang G013
Susah
BAB,
Nafsu
makan
berkurang dan penurunan berat badan G014 Kaki membengkak G015 Perasaan sebah G016 Kecenderungan untuk melakukan inplatansi di rongga G051 Teraba tumor di abdomen kistik P004 Vulva
G021 Iritasi atau pruritus gatal-gatal pada vulva G023 Ulkus atau lesi berdarah G024 Nyeri biala lesinya dekat dengan klitoris dan uretra G025
Tumbuh kemerahan,
benjolan
kecil
keputihan
atau
berpigmen agak tinggi.
G026 Hygene seksual yang tidak baik
G032 Terasa sakit ketika buang air
kecil/kencing
G049
Terasa
seperti
terbakar
dan
kehilangan pikmin kulit
G050 Pendarahan dan mengeluarkan bau tak sedap P005 Vagina
G031 Terdapat benjolan pada vagina. G028 Mengeluarkan Sekresi cairan encer dari vagina. G029 Mengeluarkan cairan encer, dapat bercampur darah. G030 Keluar cairan abnormal dari vagina G027 Nyeri ketika berkemih/buang air kecil G033Pendarahan Vagina G032Merasakan bersetubuh
sakit
ketika
waktu
(dispareunia),
dan
berdarah. P006 Fallopi
Tuba G034 Perasaan nyeri terus menerus dan menjalar
kepangkal
paha,
punggung bagian bawah dan berdarah G035 Mengalami infeksi gonukokus
P007 Troblas
G040 Rahim Membesar G041 Pendarahan dan Syok G042
Ekspulsi
gelembung
mola
hidatidosa G052 Kadar HCG Meningkat G055 Pendarahan dari vagina tidak teratur P008
Mulut G043 Beser putih yang sulit sembuh
Rahim
G044 Beser putih yang berbau G045 Pendarahan yang berkelanjutan disertai
gejala
anak
sebar
(metastase) keganasan G054 Beser putih dan bercampur darah G053 Kontak berdarah dan spotting gangguan partum mensturasi P009
Korpus G046 Beser putih yang berbau serta Rahim
campur darah G047 Pendarahan setelah beberapa tahun mati G048 Keluhan sesak di abdomen bagian bawah G054 Beser putih dan bercampur darah
3.2.6 Analisa Prosentase dengan Probabilitas Klasik Probabilitas merupakan suatu cara kuantitatif yang berhubungan dengan ketidakpastian yang telah ada (Arhami, 2005:137). Teori probabilitas klasik pertama kali diperkenalkan oleh Pascal dan Fermat pada tahun 1654 (Arhami, 2005:137). Kemudian banyak kerja yang telah dilakukan untuk mengerjakan probabilitas dan ada beberapa cabang baru dari probabilitas yang dikembangkan. Rumus umum untuk probabilitas klasik di
n( A) n
definisikan sebagai peluang P(A) dengan n adalah banyaknya kejadian, nA merupakan banyaknya hasil mendapatkan A. Frekuensi relatif terjadinya A adalah. (Arhami, 2005:138). P(A)
n ( A ) n
=
Manfaat Pobabilitas: membantu pengambilan keputusan yang tepat, untuk keputusan yang tidak ada kepastian, dan informasi yang tidak sempurna. Rumus probailitas klasik ini digunakan untuk medapatkan nilai prosentase jenis penyakit kanker kandungan yang didapat dari perhitungan probabilitas tiap gejala yang telah diklasifikasikan berdasarkan jenis penyakit kanker. Adapun perhitungan probabilitas diagnosa penyakit Kanker Kandungan yaitu, Kanker Kandungan: ada 54 gejala, per gejala mewakili :
Dimana: P(A) dimana A= gejalah kanker kandungan n(A) = merupakan banyaknya hasil mendapatkan A n = total banyaknya gejala kanker kandungan
Leher Rahim (Servix) Ada 7 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 7. Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsikan bahwa ada 7 kemungkinan hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap gejala untuk jenis kanker servix.
Rahim (Uterus) Ada 9 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 9. Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 9 kemungkinan hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap gejala jenis kanker rahim (uterus)
Ovarium (Indung Telur) Ada 6 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 6. Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 6 kemungkinan hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap jenis kanker ovarium
Vagina Ada 7 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 7. Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 7 kemungkinan hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap jenis kanker vagina.
Vulva Ada 8 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 8. Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 8 kemungkinan hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap jenis kanker vulva
Tuba fallopi Ada 2 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 2. Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 2 kemungkinan hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk jenis kanker Tuba Fallopi
Troblas Ada 5 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 5. Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 5 kemungkinan hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk jenis kanker Troblas
Mulut Rahim Ada 5 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 5. Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 5 kemungkinan hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk jenis kanker Mulut Rahim
Korpus Uteri (Badan Rahim) Ada 4 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 4. Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 4 kemungkinan hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk jenis kanker korpus Uteri
3.3
Analisis dan Perancangan Sistem
3.3.1 Diagram Konteks (Data Context Diagram) Diagram konteks merupakan aliran yang memodelkan hubungan antara sistem dengan entitas. Selain itu diagram konteks merupakan diagram yang paling awal yang terdiri dari sutau proses data dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem secara garis besarnya. Aliran dalam diagram konteks memodelkan masukan ke sistem dan keluaran dari sistem.
Lihat Daftar penyakit
Input Data Gejala Rule Input data Solusi
Input Gejala Input Data Saran & Kritik
Input Data User name_pasword admin
Input data pasien
Input Data Jenis Penyakit 0 Sistem pakar Diagnosa Secara Dini kanker Kandungan
User
Info Saran & Kritik
Pakar Kandungan
Laporan Solusi
Tampil Hasil Konsultasi Info Data Konsultsi Info data penyakit
Lapoaran data Jenis Penyakit Laporan data Gejala Rule login admin sukses Laporan data Pasien Laporan saran & Kritik
Gambar 3.5. Data Context Diagram Sistem Pakar Diagnosa dini kanker kandungan
Diagram konteks diatas menerangkan bahwa arus data secara umum yang melibatkan dua buah entitas, yaitu : a. Pengguna (user) merupakan pengguna dari aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kanker kandungan yaitu dokter, perawat, pihak VCT, orang terdekat pasien dan pihak-pihak yang peduli terhadap
kanker kandungan. Pada entitas pengguna (user) terdapat sepuluh aliran data, dimana lima aliran data menuju ke sistem, yaitu input saran dan kritik, daftar konsultasi, input data pasien/peserta serta input gejala. b. Pakar Kanker Kandungan dapat di kategorikan dokter spesialisasi penyakit Kandungan, atau siapapun yang memahami permasalahan mengenai kanker kandungan di mana pakar kandungan ini merupakan seseorang yang ditunjuk untuk mengelola situs di karenakan pemahaman yang lebih luas mengenai permasalahan mengenai kanker kandungan. Pakar kandungan dapat menghapus, merubah dan menambah data yang nantinya digunakan oleh sistem. Terdapat sembilan aliran data, dimana tiga aliran data menuju ke sistem, yaitu input username dan password admin, input data jenis kanker, dan input data gejala atau rule. Serta enam aliran data dari sistem menuju ke admin, yaitu laporan gejala atau rule, laporan jenis kanker kandungan, laporan hasil konsultasi, laporan data pengunjung, login admin sukses, dan laporan saran dan kritik.
3.3.2 Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram ini menjelaskan proses yang ada pada Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa secara dini kanker kandungan.
3.3.2.1 Data Flow Diagram Level 1 Data Flow Diagram Level 1 menjelaskan mengenai kegiatan arus data yang terjadi dalam sistem pakar untuk mendiagnosa Penyakit kanker kandungan secara dini pada seorang wanita yaitu proses untuk pencarian informasi.
Input Data Jenis Penyakit
1
Data Penyakit
Input Data Gejala Pakar Kandungan
Input data Solusi Input Data Probabilitas
1
Penyakit
2
Data Gejala
3
Solusi
4
Probabilitas
Data Gejala Proses Input Data
Data Solusi
+ Data Probabilitas
Dt Penyakit msk ke konsultasi
Dt Gejala masuk ke proses konsultasi Dt Solusi masuk ke dlm proses konsultasi
2 Dt probabilitas masuk ke proses konsultasi
Konsultasi User
Hasil Konsultasi
Proses Konsultasi
+
Gambar 3.6. Data Flow Diagram Level 1
3.3.2.2 Data Flow Diagram Level 2 Yang terjadi pada proses Input Data Data Flow Diagram Level 2 ini menjelaskan mengenai kegiatan arus data yang terjadi dalam sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kanker kandungan secara dini pada seorang wanita yaitu proses mulai dari pengiditan data, hapus data serta menyimpan data yang dilakukan oleh seorang pakar atau orang yang ahli dibidangnya yaitu dalam ilmu kanker kandungan atau pihak yang ber kompeten. Edit Login Pakar
1
t Hapus Jenis Penyakit Edit Hapus Gejala Edit_Hapus
Edit Hapus Solusi Edit Hapus Probabilitas
Dt edit hapus penyakit Dt Login di edit hapus Dt edit hapus gejala 5
Input Data Jenis Penyakit
2
Input data Solusi Pakar Input Data Probabilitas Simpan Kandungan Input Data Gejala
Data Penyakit Data Gejala Data Solusi Data Probabilitas
1
login dt solusi di edit & hapus Penyakit
2 Data Gejala 3
Dt probabilitas di edit & diha Solusi
4 Probabilitas
Gambar 3.7. Data Flow Diagram Level 2
3.3.2.3 Data Flow Diagram Level 2 Proses Konsultasi Data Flow Diagram Level 2 Proses Konsultasi memiliki dua proses, yaitu proses input data diagnosa kanker kandungan, dan proses hasil diagnosa. Untuk memperjelas input dan output Data Flow Diagram Level 2 Proses Konsultasi ini, akan diuraikan dalam spesifikasi proses sesudah gambar berikut.
1
Tampil Hasil Konsultasi User
Tampil Data Penyakit
1
Penyakit
3
Solusi
tampil dt Solusi Proses Hasil Diagnosa
4 Tampil presentase Probabilitas
Tmpil Dt pasien & gejalah pilih
5
Probabilitas
Gejala pilih Dt Penyakit
2 Konsultasi Info Dt konsultasi
Proses Diagnosa kanker Kandungan
prosentasejns penyakit Dt kd_pasien & kd_ gejala yg dipilih 6
Tabel hitung
2
Data Gejala
3
Tampil Gejalah yg akan dipilih
Pertanyaan
Input pertanyaan Gejala
Dt Gejala
Gambar 3.8 Data Flow Diagram Level 2 Proses Konsultasi
Berikut adalah spesifikasi deskripsi dari tiap proses yang terdapat dalam subprosess dari Proses Konsultasi : Tabel 3.2 Deskripsi Proses Untuk Proses Diagnosa
Nomor
1
Nama
Proses Diagnosa kanker Kandungan
Input
Input data Konsultasi
Output
Info Data Konsultasi
Keterangan Proses Dalam proses menapilkan data konsultasi yaitu: pengimputan data idintitas pasien, kemudian akan tampil gejalah yang akan dipilih.
Tabel 3.3 Deskripsi Proses Untuk Proses Pertanyaan
Nomer
2
Nama
Proses Pertanyaan
Input
Input_Gejala, Data penyakit, Data gejala
Output
Prosentase jenis penyakit, kd_pasien, kode gejalah yang dipilih pasien Proses
Keterangan Proses
pertanyaan
ini
berhubungan
dengan proses input data anak dimana dari hasil inputan data anak yang kemudian terlihat output berupa gejala berdasarkan usia. Dalam proses ini terjadi pembacaan data dari tabel gejala. Kemudian user menginputkan gejala sebagai akibat dari pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Data yang di masukan oleh user diterima oleh proses secara temporary sampai semua data jawaban terkumpul. Output dari proses ini adalah Prosentase Jenis peenyakit/kanker yang langsung menuju pada proses hasil diagnosa. Dalam proses ini terjadi pembacaan data dari tabel jenis penyakit/kanker.
Tabel 3.4 Deskripsi Proses Untuk Proses Hasil Diagnosa
Nomor
3
Nama
Proses Hasil Konsultasi
Input
Prosentase_Jns_penyakit,kd_pasien&kd_gejal a, tampil solusi
Output
Tampil_Hasil_Konsultasi,
Keterangan
Dalam proses hasil konsultasi ini akan
Proses
menampilkan
hasil
konsultasi
kepada
pengguna, hasil konsultasi yang ditampilkan berdasarkan atas inputan gejala oleh pengguna pada
proses
pertanyaan,
jns_penyakit,kd_pasien&kd_gejala
prosentase yang
diberikan pada proses sebelumnya kepada proses hasil konsultasi dan solusi, serta menapilkan gejalah yang dipilih.
3.3.2.4 Data Flow Diagram Level 2 Proses Administratro
4 7 Data_Jns_kanker kandungan
Laporan_Jns_p enyakit_kanker kandungan
laporan data pasien Laporan_Jns_kanker kandungan
Laporan_Data_ Pasien
2
pasien
6
saran
Data_Pasien
2 4
penyakit
Input_Jns_Peny Simpan_Data_Jenis_kanker kandungan akit_kanker Pakar Input_Jns_kanker kandungan kandungan Kanker Kandungan Laporan_Gejala
5 Laporan_Saran laporan_saran_kritik _Kritik
Data_Saran
6 Data_Gejala Laporan_Gejala 3 1 3
laporan hasil konsultasi
Gejala_ Simpan_Data_Gejala
Input_Gejala
Laporan_Hasil_ Konsultasi
Input_Data_Gejala hasil konsultasi
Gamabar 3.9 Data Flow Diagram Level 2 Proses Administratro
Data Konsultasi
5
tabel hitung
7
solusi
Berikut adalah spesifikasi deskripsi dari tiap proses yang terdapat dalam subprocess dari Proses Administrator : Tabel 3.5 Deskripsi Proses Untuk Proses Input gejala
Nomor
4
Nama
Proses Input Gejala
Input
Input Gejala
Output
Simpan_Data_Gejala
Keterangan Proses Pakar Kandungan sebagai admin, dalam proses input gejala ini memberikan inputan berupa data gejala, Kemudian data-data tersebut disimpan oleh sistem ke dalam table gejala
Table 3.6 Deskripsi Proses Untuk Proses Input Gejala atau Rule
Nomor
5
Nama
Proses Input Gejala
Input
Input Gejala_Rule
Output
Simpan_Data_Gejala_Rule
Keterangan
Proses input gejala rule berkaitan dengan proses input jenis penyakit/kanker kandungan dimana dalam prosesini, masi diharuskan untuk mengimputkan jenis gejala rule yang telah di klasifikasikan. Serta tambahan inputan gejala dan probabilitasnya, inputan ini disebut sebagai input data gejala atau rule yang kemudian akan disimpan oleh system kedalam table gejala
Tabel 3.7 Deskripsi Proses Untuk Proses Input Jenis Penyakit Kanker
Nomor
6
Nama
Proses input_jns_penyakit_kanker kandungan
Input
Input_jns_penyakit_kanker kandungan
Output
Simpan_Data_jns_penyakit
Keterangan Proses Proses
input
jns_penyakit_kanker
kandungan. Disini nanti admin pakar lupus memberikan masukan berupa data penyakit dengan
gejalanya.
Kemudian
data-data
tersebut disimpan ke dalam tabel penyakit.
Tabel 3.8 Deskripsi Proses Untuk Proses Laporan Hasil Konsultasi
Nomor
7
Nama
Proses Laporan Hasil Konsultasi
Input
Data_Konsultasi, Hasil_Konsultasi
Output
Laporan_Hasil_Konsultasi
Keterangan Proses Proses
ini
yaitu
berupa
laporan
hasil
konsultasi yang telah diinputkan oleh user, dimana laporan tersebut akan di tampilkan berupa data konsultasi dan hasil konsultasi yang diambil dari tabelhitung dan tabel solusi. Kemudian akan ditampilkan berupa laporan
hasil
konsultasi
kepada
kandungan.
Tabel 3.9 Deskripsi Proses Untuk Proses Laporan Data Pasien
Nomor
8
Nama
Proses Laporan Data pasien
Input
Data_pasien
pakar
Output
Laporan_data_pasien
Keterangan Proses Proses
laporan
data
pasien
merupakan
laporan yang dihasilkan dari inputan user pada proses daftar dan kemudian tersimpan di dalam tabel pasien. Dari tabel ini, sistem mendapatkan data berupa data pasien yang kemudian menghasilkan tampilan laporan data pasien. Sehingga admin yaitu pakar kandungan dapat melihat hasil data tiap orang yang telah melakukan konsultasi.
Tabel 3.10 Deskripsi Proses Untuk Proses Laporan Saran Kritik
Nomor
9
Nama
Proses Laporan Saran Kritik
Input
Data_Saran
Output
Laporan_Saran_Kritik
Keterangan Proses Proses laporan saran kritik ini ditampilkan berdasarkan tanggapan
hasil saran
inputan serta
user kritikan
berupa yang
berhubungan dengan aplikasi. Inputan dari user tersebut di simpan dalam tabel saran, kemudian sistem akan mendapatkan data, berupa data saran dari tabel saran. Setelah itu, sistem akan memberikan tampilan dalam bentuk laporan saran kritik yang dapat dilihat oleh pakar kandungan yang ditunjuk sebagai admin.
Tabel 3.11 Deskripsi Proses Untuk Proses Laporan gejala
Nomor
10
Nama
Proses Laporan Gejala
Input
Data_Gejala
Output
Laporan_Gejala
Keterangan Proses Proses Laporan gejala masih berhubungan dengan proses pertama yaitu proses input gejala,
dimana
dalam
proses
pertama
tersebut, data yang disimpan dalam tabel gejala kemudian dikirimkan kedalam sistem sehingga mendapatkan data berupa gejala. Setelah itu sistem akan menampilkan kepada pakar kandungan sebagai admin berupa laporan gejala. Tabel 3.12 Deskripsi Proses Untuk Laporan jenis kanker kandungan
Nomor
11
Nama
Proses Laporan Jenis kanker kandungan
Input
Data_Jns_kanker kandungan
Output
Laporan_Jenis_kanker kandungan
Keterangan Proses Proses Laporan Jenis kan mker kandungan masih berhubungan dengan proses kedua yaitu proses input jenis penyakit lupus, dimana dalam proses kedua tersebut, data yang
disimpan
kemudian
dalam
dikirimkan
tabel kedalam
penyakit sistem
sehingga mendapatkan data berupa jenis penyakit lupus dan keterangannya . Setelah itu sistem akan menampilkan kepada pakar kandungan sebagai admin berupa laporan jenis kanker kandungan
3.3.3 Entity Relationship Diagram (ERD) ERD digunakan untuk menunjukkan hubungan antara entity dengan database dan objek–objek (himpunan entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi diantara objek-objek tersebut. ERD yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan beberapa atribut yang mempresentasikan seluruh fakta yang ditinjau dari keadaan yang nyata. Dimana dapat digambarkan secara lebih sistimatis dengan menggunakan ERD. adapun perancangan ERD sistem ini adalah :
`gejala` `kd_gejala` = `kd_gejala``kd_gejala`
`nm_gejala`
varchar(6) varchar(100)
`pasien` `kode_pas ien` = `kode_pas ien`
`kode_pasien` `nama` `status` `alamat` `telepon` `usia` `pekerjaan`
int(6) varchar(60) varchar(10) varchar(100) varchar(15) varchar(40) varchar(100)
`penyakit` `kd_penyakit` varchar(10) `nm_penyakit` varchar(100) `usia_awal` varchar(6) `usia_akhir` varchar(6) `keterangan` text
`kd_gejala` = `kd_gejala`
`tabelprobabilitas` `kd_penyakit` varchar(10) varchar(100) `kd_penyaki t` = `kd_penyaki `probabilitas` t`
`gejala_pilih` `kode_pasien` varchar(6) `kd_gejala` varchar(6)
`kode_pas ien` = `kode_pas ien`
`kode_pas ien` = `kode_pas ien`
`kd_penyaki t` = `kd_penyaki t`
`kd_penyakit` `kd_gejala`
`relasi` varchar(10) varchar(10)
`kd_penyaki t` = `kd_penyaki t`
`analisa_hasil` `kode` `kode_pasien` `kd_penyakit` `tanggal`
int(11) varchar(10) varchar(10) varchar(15)
`tabelhitung` `kode_pasien` int(6) `kd_penyakit` varchar(6) `jumlah_centang` varchar(6) `propabilitas` varchar(20)
`solusi`
`kd_penyaki t` = `kd_penyaki t`
`kd_penyaki t` = `kd_penyaki t`
Gambar 3.10 Entity Relationship Diagram (ERD)
`kode` `kd_penyakit` `solusi`
int(6) varcha text
3.3.4. Struktur Basis Data Berikut ini adalah penjelasan mengenai struktur basis data dari file yang terdapat pada Entity Relationship Diagram. Adapun tabel - tabel yang digunakan dalam aplikasi ini antara lain : Struktur Basis Data Berikut ini adalah penjelasan mengenai struktur basis data dari file yang terdapat pada Entity Relationship Diagram. Adapun tabel - tabel yang digunakan dalam aplikasi ini antara lain : 1. Desain Tabel Pakar Kunci Utama (*)
: users
Fungsi
: Untuk menyimpan data admin
Kamus Data
: {users* + passwords}
Adapun perancangan dari tabel pakar adalah : Tabel 3.13 Tabel user_admin
Field
Jenis
Kode*
Int(12)
Nama
VARCHAR (100)
Password
VARCHAR(100)
2. Desain Tabel Pasien Kunci Utama (*) Fungsi Kamus Data
: kode_pasien
: Untuk menyimpan data peserta diagnosa kanker kandungan :{kode_pasien *+ nama + status+alamat+ telepon +usia +pekerjaan}
Adapun perancangan tabel pasien adalah : Tabel 3.14 Tabel pengisian data pasien
Field
Jenis
Kode_pasien*
Int (6)
Nama
VARCHAR (60)
Status
VARCHAR (10)
Alamat
VARCHAR (100)
Telepon
VARCHAR (15)
Usia
VARCHAR (40)
Pekerjaan
VARCHAR (100)
3. Desain Tabel Saran Kunci Utama (*) Fungsi
: kode* : Untuk menyimpan data saran dan kritik dari pengunjung yang mengunjungi website ini
Kamus Data
:{kode*+nama+ e-mail+saran} Tabel 3.15 Tabel Saran & Kritik
Field
Jenis
Kode*
Int (11)
Nama
Varchar (50)
Email
Varchar (50)
Saran
Varchar (100)
4. Desain Tabel Gejala Kunci Utama (*)
: kd gejala*
Fungsi
: Untuk menyimpan gejala kanker kandungan
Kamus Data
: {kode_gejala*+nama}.
Adapun perancangan tabel gejala adalah : Tabel 3.16 perancangan tabel gejala
Field
Jenis
kd_gejala*
Varchar (6)
nm_gejala
Varchar (100)
5. Desain Tabel penyakit Kunci Utama (*)
: kd_penyakit*
Fungsi
: Untuk menyimpan jenis kanker kandungan
Kamus Data
: {kode_penyakit*+nama+keterangan }.
Adapun perancangan tabel penyakit adalah : Tabel 3.17 perancangan tabel penyaki
Field
Jenis
kd_penyakit*
Varchar (6)
Nama
Varchar (100)
Keterangan
Text
6. Desain Tabel relasi Kunci Utama (*) : -
Fungsi
: Untuk menyimpan relasi antara kd_penyakit dan kd_gejala
Kamus Data
: {kode_penyakit,kode_gejala}.
Adapun perancangan tabel relasi adalah : Tabel 3.18 perancangan tabel relasi
Field
Jenis
kd_penyakit
Varchar (10)
kd_gejala
Varchar (10)
7. Desain Tabel solusi : Kunci Utama (*)
: Kode*
Fungsi
: Untuk menyimpan solusi sesuai dengan kode penyakit dan usia
Kamus Data
: {kode,kode_penyakit,usia,solusi}.
Adapun perancangan tabel solusi adalah : Tabel 3.19 perancangan tabel solusi
Field
jenis
Kode
Int (6)
Kode_penyakit
Varchar (6)
Usia
Varchar (6)
Solusi
text
8. Desain Tabel gejala pilih: Kunci Utama (*) Fungsi
:: Untuk mengetahui kode pasien dengan kode gejala yang dipilih pasien tersebut
Kamus Data
: {kode_pasien,kode_gejala}.
Adapun perancangan tabel gejala pilih adalah : Tabel 3.20 perancangan tabel gejala_pilih
Field
Jenis
Kode_pasien
Varchar (6)
kd_gejala
Varchar (6)
9. Tabel hitung Kunci Utama (*)
:-
Fungsi
: Untuk mengetahui kapan pasien tersebut berkonsultasi,kode
pasien
dengan
banyaknya
gejala yang dicentang dan tidak dicentang serta probabilitasnya. KamusData
: {kode_pasien,kode_penyakit, jumlah_centang, tdk_centnag,probabilitas}.
Adapun perancangan tabelhitung adalah : Tabel 3.21 perancangan tabelhitung
Field
Jenis
Kode_pasien
Int (6)
kd_penyakit
Varchar (6)
Jumlah_centang
Varchar (6)
probabilitas
Varchar (6)
10. Tabel Probabilitas Kunci Utama (*) : Fungsi
: Untuk mengetahui probabilitas jenis
penyakit
pada kanker kandungan Kamus Data
: {kd_penyakit,probabilitas}.
Adapun perancangan tabel probabilitas adalah : Tabel 3.22 perancangan tabel probabilitas
Field
Jenis
kd_penyakit
Varchar (6)
Probabilitas
Varchar (6)
3.4. Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju (Foward Chaining) Suatu kaidah dapat disusun jika pengetahuan dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian fakta dan bagian kesimpulan. Selanjutnya bagian fakta sendiri dikelompokkan lagi menjadi fakta-fakta yang lebih spesifik untuk kemudian masing-masing kelompok fakta akan membentuk sebuah kaidah yang memiliki sebuah kesimpulan tertentu. Dalam hal ini, akan dijelaskan bagaimana aliran proses jika menggunakan metode forward chaining yang dapat dilihat pada flowchart di bawah ini:
Gambar 3.11 Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju (Foward Chaining)
3.5. Flowchart 3.5.1. Flowchart konsultasi
Gambar 3.12 Flowchart konsultasi
Flowchart program di atas, merupakan proses dari flowchart program konsultasi pengguna, dapat dijelaskan langkah-langkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut: Setelah validasi pada proses pengisian pengguna mengisi semua data, maka sistem akan menampilkan proses masukan data gejala atau memilih data gejalah. Dalam proses ini, sistem akan menampilkan data peserta diagnosa berupa nama, status, alamat,umur, pekerjaan yang nantinya akan digunakan untuk menentukan hasil diagnosa berupa prosentase jenis
kanker. kemudian pengguna memilih gejala – gejala kanker kandungan yang nantinya akan digunakan pada saat diagnosa. Kemudian, proses berlanjut menuju pada kondisi nomor 3 yaitu flowchart hasil tes diagnosa. 3.5.2 Flowchart hasil diagnosa kanker kandungan
Gambar 3.13 Flowchart hasil diagnosa kanker kandungan
Flowchart program di atas, merupakan lanjutan proses dari flowchart input diagnosa kanker kandungan, dapat dijelaskan langkah-langkah proses pada sistem yang dilakukan adalah sebagai berikut : Dalam proses konsultasi yang telah diinputkan pada proses sebelumnya yaitu proses input data pasien/peserta akan ditampilkan. Setelah data pasien/peserta tersebut di tampilkan, proses selanjutnya query bekerja dalam sistem untuk mencari gejala yang dipilih pada tabel gejala. Apabila pada proses sebelumnya tidak terdapat inputan gejala, maka menghasilkan probabilitas 0%, sehingga pada saat memunculkan data hasil konsultasi dan diagnosa penyakit kanker kandungan maka hasil konsultasi kosong/tidak ada. Akan tetapi, apabila terdapat inputan gejala pada proses sebelumnya, maka query pada sistem bekerja menyimpan kode_gejala inputan pasien dan kode_pasien berdasarkan gejala yang dipilih ke dalam tabel “gejala” yaitu tabel yang berfungsi untuk tempat penyimpanan kode_pasien dengan kode_gejala yang dipilih. Setelah itu dilanjutkan dengan proses penyimpanan gejala inputan pasien, kode_pasien_kode penyakit, jumlah gejala yang dicentang, jumlah gejala yang tidak dicentang, nilai probabilitasnya. Dari hasil perhitungan jumlah probabilitas tersebut, maka sistem menampilkan prosentase kanker kandungan secara satu persatu. Kode_pasien dan probabilitas telah ditampilkan oleh sistem, maka selanjutnya data dan probabilitas tersebut di simpan ke dalam tabel “tabelhitung”, fungsinya adalah agar data-data tersebut masih dapat dilihat oleh admin dalam laporan hasil konsultasi.
Dilanjutkan dengan proses selanjutnya, dimana query dalam sistem mencari kd_penyakit, usia dan solusi pada tabel “solusi”. Serta probabilitas yang masih tersimpan pada tabel “tabelhitung”. Setelah semua telah diproses, maka untuk berikutnya sistem akan menampilkan probabilitas dan jenis penyakit kanker kandungan, solusi berdasarkan jenis penyakit dan gejalah yang dipilih. Data-data yang telah ditampilkan, berupa probabilitas, jenis penyakit dan solusi. Apabila semua proses telah dilakukan berikutnya keadaan menuju pada posisi END. 3.5.3. Flowchart saran & kritik
Gambar. 3.14 Flowchart saran & kritik
Dari flowchart program di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut : Saran kritik merupakan salah satu menu dalam aplikasi sistem pakar untuk diagnosa lupus secara dini dimana user dapat memberikan saran serta kritikan yang membangun pada aplikasi ini. Saat sistem akan dijalankan posisi berada pada START terlebih dahulu, kemudian user memberikan inputan ke pada sistem berupa nama, email dan saran. Setelah itu sistem akan melihat apakah nama telah terisi atau tidak. Jika tidak terisi maka proses akan kembali pada tahap inputan awal, akan tetapi jika nama telah terisi maka sistem akan melihat untuk tahap berikutnya, yaitu apakah nama yang diinputkan sama atau dalam artian bahwa nama tersebut telah dipakai sebelumnya. Jika iya maka proses akan kembali lagi pada tahap inputan awal dan jika tidak proses berlanjut dengan menjalankan query dimana nama, email, dan saran yang baru diinputkan disimpan pada tabel saran, yang kemudian akan ditampilkan hasil inputan pada tabel saran. Apabila semua proses telah dilakukan berikutnya keadaan menuju pada posisi END.
3.5.4. Flowchart Input penyakit
Gambar. 3.15 flowchart Input Penyakit
Dari flowchart program di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut : Proses dalam sistem ini hanya bisa digunakan oleh admin dari program ini atau pakar kanker kandungan. Saat sistem siap untuk dijalankan, kemudian admin memasukkan inputan berupa kode dan nama penyakit. Setelah itu sistem akan melihat apakah kode telah terisi atau tidak. Jika tidak terisi maka proses akan kembali pada tahap inputan awal, akan tetapi jika kode telah terisi maka sistem akan melihat untuk tahap berikutnya, yaitu apakah kode yang
diinputkan sama atau dalam artian bahwa nama tersebut telah dipakai sebelumnya. Jika iya maka proses akan kembali lagi pada tahap inputan awal dan jika tidak proses berlanjut dengan menjalankan query dimana kode, nama penyakit yang baru diinputkan disimpan pada tabel penyakit, yang kemudian akan ditampilkan hasil inputan pada tabel penyakit. Apabila semua proses telah dilakukan dapat dikatakan proses input penyakit telah berakhir.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Implementasi Teknologi yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah teknologi aplikasi berbasis web, yang membentuk sebuah program yang dapat berdiri sendiri dan dapat dijalankan dalam lingkungan Internet. Sehingga dimanapun pengguna (user) berada dapat menggunakan aplikasi ini, dengan mengakses situs tersebut secara cepat dan mudah. Dengan sistem web based ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta memberikan suatu kemudahan dalam hal mendiagnosa kanker kandungan.
Dalam proses pengaplikasiannya sistem ini membutuhkan beberapa komponen. Apabila semua komponen pendukung aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa secara dini kanker kandungan terpasang (installed) dalam komputer, seperti Macromedia Dreamweaver 8 AppServ 2.5.7, Apache Tomcat 5.0, NetBeans-6.0 Windows, serta browser yang mendukung yaitu Mozilla Firefox, Opera ataupun Internet Explorer. Maka langkah selanjutnya adalah mewujudkan rancangan sistem yang telah dibuat. Berikut ditunjukkan bagian (modul) terpenting dari sistem yang akan di implementasikan.
4.1.1. Kebutuhan Hardware dan Software Mulai tahap penelitian sampai dengan tahap implementasi dalam Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Secara Dini Kanker Kandungan menggunakan sebuah perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Hardware dan software untuk pembuatan aplikasi: Hardware: - Processor Intel(R) Pentium (R) Dual CPU, 1.86 GHz (2 CPUs). - Memory 512 MB - Hardisk 80 GB. - Mouse, Keyboard, dan Monitor. - Printer Canon IP 1980 Software: - Windows XP Profesional - Appserv 2.5.7 - Adobe Pothosop Cs2 - NetBeans-6.0 Windows - Microsoft Office 2007 - Microsft Office Visio 2003 - Macromedia Dreamweaver 8
b. Hardware dan software minimal untuk menjalankan progam: Hardware: - Processor Pentium IV 450 MHz. - Memory 128 MB. - Hardisk 20 GB. - Mouse, Keyboard, dan Monitor. Software: - Windows XP Profesional - Appserv 2.5.7 - Macromedia Dreamweaver 8 - Macromedia FLEX MX - Apache Tomcat 5.0 - NetBeans-6.0 Windows 4.2. Struktur menu program Desain menu dalam program Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa secaradini kanker kandungan, user serta admin yang merupakan seorang pakar kandungan dihadapkan pada halaman yang terdeskripsi dalam struktur menu program berikut ini.
4.2.1. Struktur Menu Program Pengguna
Gambar 4.1 Struktur Menu Program Pengguna
4.2.2. Struktur Menu Program Admin (pakar kanker kandungan)
Gambar 4.2 Struktur Menu Program Admin
4.3.
Penjelasan Program Didalam penjelasan program ini dijelaskan tentang alur pembuatan dan kegunaan program yang dibuat beserta tampilan desain. Berikut ini tampilan-tampilan halaman yang ada dalam program yang dibuat :
4.3.1. Halaman Menu Program Pengguna Dalam halaman menu proram pengguna akan ditampilkan halaman menu yang dapat diakses oleh pengguna, Adapun halaman menu tersebut adalah sebagai berikut : 4.3.1.1. Halaman Menu Index Halaman pada menu index ini merupakan tampilan awal saat progam dijalankan, dimana dalam index ini terdapat deskripsi dan sedikit informasi mengenai kanker kandungan. Adapun desain halamannya adalah:
Gambar 4.3 Halaman Menu Index
4.3.1.2 Halaman Menu About Halaman pada menu about menjelaskan mengenai programer yang membuat dan merancang dan jika ingin tahu lebih lanjud mengenai permasalahan Aplikas Sistem Pakar Mendiagnosa secara dini kanker kandungan. Adapun desain halamannya adalah :
Gambar 4.4 Halaman menu about 4.3.1.3. Halaman Menu Saran Kritik Pada halaman menu saran kritik ini, pengguna dapat mengisikan beberapa saran serta kritikan yang berfungsi untuk perbaikan program Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Secara Dini kanker kandungan Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.5 Halaman Menu Saran Kritik 4.3.1.4. Halaman Menu Data Penyakit Halaman menu data penyakit dimaksudkan jika pengguna ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kanker kaandungan secara detailnya. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.6 Halaman menu penyakit
4.3.1.5. Halaman Menu konsultasi Halaman menu konsultasi dimaksudkan jika pengguna ingin melakukan proses konsultasi. Langsung mengisi data yang dimasukan dalam menu konsultasi yang dilakukan oleh pengguna. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.7 Halaman Menu Konsultasi 4.3.1.5.1 Halaman Pertanyaan dalam proses konsultasi Halaman pertanyaan merupakan halaman inti dari sistem pakar diagnosa kanker kandungan, dimana dalam halaman pertanyaan ini pengguna yang ingin melakukan proses diagnosa diharuskan untuk memilih gejala sesuai dengan apa yang dialaminya. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut
Gambar 4.8 Halaman Pertanyaan/konsultasi 4.3.1.5.2. Halaman Hasil Konsultasi Halaman hasil konsultasi merupakan halaman yang memberikan informasi hasil dari masukan pengguna yang melakukan proses diagnosa/proses identifikasi. Masukan tersebut berupa gejala yang telah dipilih. Informasi yang diberikan pada halaman ini berupa prosentase kanker kandungan, prosentase tiap bagiannya, terapi dan solusinya. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut
Gambar 4.9 Halaman Hasil Konsultasi/proses identifikasi Di bawah ini merupakan scipt JSP yang digunakan untuk menghasilkan sebuah proses konsultasi dalam hal diagnosa kanker kandungan adalah sebagai berikut:
<%@ include file="content/koneksiDB.jsp" %> <%@ page import="javax.swing.*" %>
Hasil Analisa Pasien
width="100%"
border="0"
cellpadding="2"
cellspacing="1"
bgcolor="#FFCC00">
HASIL ANALISA PENYAKIT |
DATA PASIEN : |
<% String kode_pasien=request.getParameter("pasien"); String namax=""; String status=""; String alamat=""; String telepon=""; String usia=""; String pekerjaan=""; String kd_penyakit=""; String tanggal=""; String sql=""; String penyakit=""; String keterangan=""; String solusi=""; try { theResult = statement.executeQuery ("SELECT analisa_hasil.*,pasien.*FROM analisa_hasil,pasien WHEREanalisa_hasil.kode_pasien=pasien.kode_pasien and pasien.kode_pasien='"+kode_pasien+"'"); if(theResult.next()) { namax=theResult.getString("pasien.nama"); status=theResult.getString("pasien.status"); alamat=theResult.getString("pasien.alamat");
telepon=theResult.getString("pasien.telepon"); usia=theResult.getString("pasien.usia"); pekerjaan=theResult.getString("pasien.pekerjaan"); kd_penyakit=theResult.getString("analisa_hasil.kd_penyakit"); tanggal=theResult.getString("analisa_hasil.tanggal"); theResult = statement.executeQuery("SELECT penyakit.*,solusi.* FROM penyakit,solusi WHERE penyakit.kd_penyakit=solusi.kd_penyakit and solusi.kd_penyakit='"+kd_penyakit+"'"); if(theResult.next()) { penyakit=theResult.getString("nm_penyakit"); keterangan=theResult.getString("keterangan"); solusi=theResult.getString("solusi.solusi"); } out.println("
"); out.println(" Nama | "); out.println(" "+namax+" | "); out.println("
"); out.println("
"); out.println(" Status | "); out.println(" "+status+" | "); out.println("
"); out.println("
"); out.println(" Alamat | "); out.println(" "+alamat+" | "); out.println("
"); out.println("
"); out.println(" NoTlpn | "); out.println(" "+telepon+" | "); out.println("
"); out.println("
"); out.println(" Usia | "); out.println(" "+usia+" | "); out.println("
"); out.println("
"); out.println(" Pekerjaan | "); out.println(" "+pekerjaan+" | ");
out.println("
"); } } catch(Exception ei) { out.println("Errorrr..."+ei); } %>
HASIL ANALISA TERAKHIR : |
Kemungkinan_Penyakit | <% out.println(""+penyakit+""); %> |
Persentase_Kemungkinan | <% try { ResultSet rss = statement.executeQuery("SELECT * FROM tabelhitung where kd_penyakit='"+kd_penyakit+"' and kode_pasien='"+kode_pasien+"'"); if(rss.next()) { double hitungan=Double.parseDouble(rss.getString(4))*100; out.println(""+hitungan+" %"); } else { out.println("-"); }} catch(Exception rr) { out.println("Error"+rr); } %> |
Gejala | Berikut Adalah gejala yang ditimbulkan : |
<% try { int i=0; sql= "SELECT gejala.*,relasi.* FROM gejala,relasi WHERE gejala.kd_gejala=relasi.kd_gejala and relasi.kd_penyakit='"+kd_penyakit+"'"; theResult =statement.executeQuery(sql); while(theResult.next()) { i++; String gjl=theResult.getString("nm_gejala"); out.println("
"); out.println(""+i+". | "); out.println(""+gjl+" | "); out.println("
"); } theResult.close(); } catch(Exception rr) { out.println("Error"+rr); } %>
Keterangan | <% out.println(""+keterangan+""); %> |
Solusi | <% out.println(""+solusi+""); %> |
Tanggal |
<% out.println(""+tanggal+""); %> |
| "> Cetak Hasil analisis |
4.3.1.5.3. Halaman Cetak Laporan konsultasi Halaman cetak laporan konsultasi merupakan halaman yang digunakan untuk mencetak hasil diagnosa dini kanker kandungan. Adapun desain halamanya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.10 Halaman Cetak Laporan konsultasi
4.3.2. Halaman Menu Program Admin (pakar Kandungan) Dalam halaman menu program admin (pakar kanker kandungan) akan ditampilkan halaman menu yang dapat diakses oleh admin, Adapun halaman menu tersebut adalah sebagai berikut : 4.3.2.1. Halaman Login Pakar Halaman login merupakan halaman bagi admin untuk mengisikan username dan password jika ingin mengakses halaman admin berikutnnya. Adapun desain halamannya adalah :
LOGIN PAKAR Nama
:
Password
: Login
Gambar 4.11 Halaman Login Pakar Di bawah ini merupakan scipt JSP yang digunakan untuk proses validasi username dan password yang telah dimasukan oleh admin : <%@ include file="koneksiDB.jsp" %> <% String nama=null; String password=null; nama=request.getParameter("nama"); password=request.getParameter("password"); theResult = statement.executeQuery("SELECT * FROM user where nama='"+nama+"' and password='"+password+"'"); if (theResult.next()) { session.setAttribute("user",nama);
%>
<% } else { out.println("Password dan nama yang anda masukkan salah"); out.println("Klik
Login
Lagi
untuk
ulangi
kembali
:
Login Lagi"); } theResult.close(); statement.close(); %>
4.3.2.2. Halaman index admin Halaman index admin merupakan tampilan pertama setelah melakukan login. Pada halaman index ini, terdapat penjelasan mengenai menu kerja dalam administrator dan penjelasan untuk admin itu sendiri. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.12 Halaman Index Admin
4.3.2.3. Halaman input jenis penyakit Halaman input jenis penyakit berfungsi untuk memasukan data-data atau fakta basis pengetahuan dalam sistem pakar untuk mendiagnosa secardini kanker kandungan berupa kode, nama, tambah, detail, edit, hapus. Adapun desaian halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.13 Halaman input jenis penyakit 4.3.2.4 Halaman input gejala Halaman input gejala berfungsi untuk memasukan data-data atau fakta basis pengetahuan dalam sistem pakar untuk mendiagnosa dini penyakit kanker kandungan berupa kode, nama, edit, hapus. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.14 Halaman input gejala 4.3.2.5 Halaman input relasi Halaman input relasi berfungsi untuk memasukan data-data atau fakta basis pengetahuan dalam sistem pakar untuk mendiagnosa dini kanker kandungan berupa jenis penyakit dengan ciri-ciri gejalanya yang kemudian disimpan. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.15 Halaman input relasi
4.3.2.6 Halaman input Solusi Halaman input solusi berfungsi untuk memasukan data-data atau fakta basis pengetahuan dalam sistem pakar untuk mendignosa dini kanker kandungan berupa persentase hasil hitung berdasarkan jenis penyakit dan usia pasien. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.16 Halaman input solusi 4.3.2.7 Halaman input Pakar Halaman input pakar berfungsi untuk memasukkan data pakar yang nantinya digunakan apabila ingin login ke administrator. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.17 Halaman input pakar
4.3.2.8 Halaman Laporan Saran Kritik Halaman laporan saran kritik berfungsi untuk menampilkan datadata mengenai pengguna yang memberikan saran dan kritik untuk pengembangan program selanjutnya. Adapun desain halamannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.18 Halaman saran dan kritik
4.4.1. Hasil UjiCoba 4.4.1.1. Hasil Ujicoba Program Tabel 4.1 Hasil Ujicoba program
Hasil UjiCoba Aplikasi Program Uji Coba 1 No 1
INPUT
Kode_Gejala
• Pendarahan
G004
setelah
RULE P009, P002,
hubungan sexsual • Mensturasi lebih lama dari
P008,
P001,
P003,P004,
P005, P006, P007 G003
biasanya Diagnosa program
: P001 (servix)
Presentase kemungkinan : 3.7037% Dari hasil konsultasi yang di centang atau yang di inputkan sebayak 2 kali oleh pasien maka hasilnya kemungkinan penyakit serta prosentase tertera diatas. Kesimpulan
: Dari hasil konsultasi diatas dapat dianalisis atau disimpulkan bahwa ketika pasien menginputkan 2 gejala diatas maka kemungkinan pasien akan terkena kanker servix serta persentase kemungkinan sedikit.
Uji Coba 2 No 2
INPUT • Susah
BAB,
Kode_Gejala nafsu
G013
Penyakit P009, P008, P001, P002,
makan berkurang, dan
P003,P004, P005, P006,
berat badan turun
P007
• Kaki Membengkak
G014
• Perasaan sebah G015
Diagnosa program
:Kemungkinan_penyakit Kanker Ovarium
Persentase_Kemungkinan : 5.555555 % Dari hasil konsultasi yang di lakukan oleh pasien maka hasil diagnosanya yaitu gejala yang di inputkan akan
menghasilkan
kesimpulan
akhir
yaitu,
kemungkinan penyakit serta persentase kemungkinan terkena kanker kandungan. Kesimpulan
: Dari hasil uji coba 2 konsultasi di atas hasil yang didapat yaitu hasil diagnosa sesuai dengan aplikasi program.
Uji Coba 3 No
INPUT
Kode_Gejala
3
• Terdapat bejolan pada
G031
vagina
Penyakit P009, P008, P001, P002, P003,P004, P005, P006, P007
Diagnosa program
:Kemungkinan_penyakit Kanker Vagina
Persentase_Kemungkinan :1.851 % Dari hasil nilai konsultasi yang di lakukan oleh pasien ketika 1 gejala yang di inputka, maka hasil diagnosanya yaitu gejala yang di inputkan akan menghasilkan kesimpulan akhir yaitu, kemungkinan penyakit serta persentase kemungkinan terkena kanker kandungan. Kesimpulan
:
Dari hasil uji coba 3 konsultasi di atas hasil yang
dilakukan pasien akan menghasilkan kesimpulan akhir yaitu
kemungkinan
penyakit
serta
persentase
kemungkinan terkena kanker kandungan Uji Coba 4 No
INPUT
Kode_Gejala
Penyakit
Semua Gejala penyakit
Semua
P009, P008, P001, P002,
kode_gejala
P003,P004,
P005,
P006,
P007 Diagnosa program
:Kemungkinan_Terkena semua penyakit (Servix, Uterus,
Ovarium, Vulva, Vagian, Troblas, Tuba Fallopi, Mulut Rahim) Persentase_Kemungkinan : masing-masing: Servix 12,96%, Ovarium 11,11%, Uterus 14,81%, Vulva 12,96%, Vagina 11,11%, Tuba Fallopi 3.703%, Troblas 7,407% dan mulut Rahim 9,259% Dari hasil nilai konsultasi yang di lakukan oleh pasien ketika semua gejala yang di pilih maka penyakit muncul semua dan nilai probabilitas muncul semua. Kesimpulan
: Dari hasil uji coba 4 konsultasi di atas hasil yang dilakukan pasien akan menghasilkan kesimpulan akhir yaitu pasien kemungkinan terkena semua penyakit/kanker kandungan dari apa yang telah di inputkan oleh pasien serta masing-masing nilai probabilitasnya.
4.4.1.2. Statistik Probabilitas Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Ujicoba program N
UjiCoba
Penelitian Probabilitas
Tanpa Probabilitas
o 1
Ujicoba 1. (Kanker servix)
Kanker Servix
3.7037%
KankerServix
Tidak ada
Kanker Uterus
5.555%
Kanker Uterus
Tidak ada
Kanker Ovarium
3.7037%
Kanker
Tidak ada
• Pendarahan paska kuitus • Rasa sakit saat berhubungan sexsual 2
Ujicoba 2. (Kanker Uterus) • Pendarahan setelah menopause • Siklus mensturasi yang tidak teratur. • Pendarahan
diantara
periode
mensturasi 3
Ujicoba 3 (kanker Ovarium)
Ovarium
• Susah BAB • Kaki membengkak 4
Ujicoba 4 (Kanker Vulva)
Kanker Vulva
3.7037%
Kanker Vulva
Tidak ada
• Terasa terbakar & kehilangan pigmen kulit • Iritasi vulva (gatal-gatal ) vulva sulit sembuh 5
UjiCoba 5 (Kanker Vagina)
Kanker Vagina
3.7037%
Kanker
Tidak ada
Vagina
• Merasa sakitsaat bersetubuh • Mengeluarkan cairan encer & berdarah 6
Ujicoba 6 (Kanker Tubafallopi) • Perasaan nyeri terus menerus dan
Kanker
3.7037%
Tubafallopi
Kanker
Tidak ada
Tubafallopi
menjalar kepangkal paha • Mengalami infeksi gonokokus 7
Ujicoba 7 (Kanker Troblas)
Kanker Troblas
5.555%
KankerTroblas
Tidak ada
Kanker Mulut
5.555%
KankerMulut
Tidak ada
• Rahim membesar • Pendarahan & syok • Kadar HCG yang meningkat 8
Ujicoba 8 (Kanker Mulut Rahim)
• Tadak mau makan
Rahim
Rahim
• Mual,muntah, BAK Sulit, Mencret • Pendarahan padaVagina 9
Ujicoba 9 (Kanker Korpus Rahim)
Kanker Korpus Rahim
• Pendarahan setelah beberapa tahun
5.555%
Kanker
Tidak ada
Korpus Rahim
mati haid • Keluhan sesak diabdomen bagian bawah • Beser putih kadang bercampur darah
Kesimpulan Pada
ujicoba
statistik
probabilitas
ini, Pada ujicoba tanpa statistik probabilitas ini, setelah pasien
menghasilkan berapa persen (%) kemungkinan melakukan konsultasi, dan menginputkan keluhan/gejala pasien terkena penyakit (kanker) kandungan yang dirasakan maka hanya menghasilkan penyakit (kanker) sesuai keluhan/gejala yang di inputkan setelah kandungan sesuai keluhan/gejala yang di inputkan oleh melakukan konsultasi
pasien setelah melakukan konsultasi
4.5. Pengujian Sistem Pengujian dalam hal kelayakan penggunaan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa secara dini kanker kandungan yaitu dengan menjalankan program aplikasi yang dilakukan oleh pengguna. Kemudian diamati mengenai tampilan aplikasi selain itu pengguna juga mengamati beberapa hal mengenai materi yang disuguhkan dalam aplikasi. 4.5.1 Uji Coba Konsultasi (Perbandingan Seorang Pakar dan Program) Pada uji coba ini digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya system ini melakukan diagnose sebuah penyakit. Untuk memulai konsultasi user memilih menu konsultasi pada halaman utama. Pada halaman konsultasi user langsung mlakukan pengisian data pasien, karena hasil konsultasi user akan dikirim ke rekam medis sesuai nama yang dimasukkan. Pada form konsultasi user diharuskan mengisi data secara lengkap untuk agar dapat melanjutkan ke proses selanjutnya. Pada proses selanjutnya akan tampil gejala, pada setiap gejala yang muncul mulai dari gejala yang pertama sampai ke gejala terakhir harus dijawab sesuai dengan gejala yang dirasakan atau yang di keluhkan oleh user. Setelah itu system akan mlakukan Diagnosa untuk mengetahui hasil anlisa penyakit dari pengimpitan atau pemilihan gejalah yang telah dilakukan oleh user. Kemudian system akan menampilkan data hasi analisisnya
meliputi
identitas
user,
nama
penyakit,
gejalanya,
probabilitasnya, dan solusinya berupa pengobatan dan terapi.dan juga tanggal melakukan konsultasi.
Dalam aplikasi ini proses konsultasi untuk menghasilkan sebuah diagnose untuk penalarannya hingga ditemukan sbuah konklusi adalah menggunakan metode forward chaining
yang digunakan untuk
menghasilkan sebuah penyakit. Berikut uji coba mendiagnosa penyakit pada user yang dilakukan antara seorang pakar/dokter dan aplikasi ini. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui keakurasian antara hasi diagnosa yang dilakukan oleh aplikasi pakar untuk kanker kandungan dengan seorang pakar/dokter. Tabel 4.2 Uji Coba Konsultasi (Perbandingan Seorang Pakar dan Program)
Hasil Analisis Dokter dengan program Uji Coba 1. ketika ada 2 gejala No 1
INPUT
Kode_Gejala
• Pendarahan setelah munopase
G006
RULE P003
• Siklus menysturasi yang tidak G018
teratur Diagnose dokter: Suspect P003 Diagnosa program: Kemungkinan P003
Kesimpulan: Hasil data sesuai dengan diagnosa dokter Uji Coba 2. ketika 3 gejala No
INPUT
Kode_Gejala
2
• Pendarahan Pasca kuitus
G001
• Rasa
saat
G003
• Keputihan perulen yang
G002
sakit
Penyakit P001
berhubungan sexsual
berbau dan tidak gatal Diagnose dokter
: Suspect P001 (Servix)
Diagnosa program
: Kemungkinan P001 (Servix)
Kesimpulan
: Hasil sesuai dengan diagnosa dokter
Uji Coba 3. Ketika 1 gejala No 3
INPUT • Rasa
Kode_Gejala
sakit
saat
G003
Penyakit P001, P004, P005
berhubungan sexsual Diagnose dokter
:Suspect P001,P004,P005 (vulva,vagina,servix)
Diagnosa program : Kemungkinan P001 Kesimpulan
: Hasil tidak sesuai dengan diagnosa dokter
Uji Coba 4. Ketika semua gejalah yang dipilih No 4
INPUT
Kode_Gejala
Penyakit
Semua
P001, P002, P003,P004,
kode_gejala
P005, P006, P007, P008,
Semua Gejala penyakit
P009 Diagnosa Dokter
: Suspect Terkena pada daerah organ kandungan (Servix, Uterus, Ovarium, Vulva, Vagian, Troblas, Tuba Fallopi, Mulut Rahim
Diagnosa
program:
Kemungkinan_Terkena
semua
penyakit
(kanker
kandungan) Kesimpulan
: Hasil sesuai dengan diagnosa dokter
Ujicoba 5. Ketika 4 gejala No 5
INPUT
Kode_Gejala
• Pendarahan & syok
G041
• Rahim membesar
Go40
• Keluar cairan abnormal
G030
Penyakit P003, P005, P006
G027
dari vagina • Nyeri ketika buang air kecil Diagnose dokter Diagnosa
: Suspect P003,P005,P006 (uterus, vagina, tubafallopi)
program:
Kemungkinan tubafallopi)
P003,P005,P006
(uterus,
vagina,
Kesimpulan
: Hasil sesuai dengan diagnosa dokter
Ujicoba 6. Ketika 2 gejala No 6
INPUT • Tiadak
Kode_Gejala makan,
G044
mual, muntah & mencret
G045
mau
Penyakit P008
• Pendarahan pada vagina Diagnose dokter
: Suspect P008 (Mulut Rahim)
Diagnosa program
: Kemungkinan P008 (MulutRahim)
Kesimpulan
: Hasil sesuai dengan diagnosa dokter
Kesimpulan : Berdasarkan analisis dokter dibandingkan dengan hasil program dapat disimpulkan perbandingan antara program dengan seorang pakar/dokter tidak 100% sama akan tetapi lebih banyak kesamaanya.
4.5.2 Uji Coba Kuisioner Kuisioner ini penulis memberikan angket kepada responden yang kemudian responden diminta untuk mengisi angket mengenai hasil pengujian dan penilaian mereka terhadap program aplikasi ini dimana terdapat beberapa pertanyaan menurut klasifikasinya yaitu dalam hal tampilan dan desain, keakuratan dan kelayakan serta tanggapan secara umum mengenai aplikasi. Keakuratan serta kelayakan sistem pakar ini bergantung dari hasil kesimpulan yang didasarkan atas pengisian kuisioner yang dilakukan oleh 10 orang responden yaitu mahasiswa dan mahasiswi kedokteran & perawat, dan dokter umum. Penilaian berdasarkan kriteria sebagai berikut :
SB : Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang 4.5.2.1 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Mengenai Tampilan dan Desain Sistem Untuk pengujian tampilan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa secara dini kanker kandungan, responden diberikan beberapa pertanyaan yang menyangkut permasalahan tampilan dan desain sistem, beberapa hal yang ditanyakan adalah mengenai bentuk tampilan, komposisi warna, tulisan atau penggunaan huruf, bahasa yang digunakan, tata letak, kesesuaian gambar, dan kemudahan penggunaan. Hasil dari rekapitulasi penilaian 10 orang responden terhadap tampilan dan desain program aplikasi sistem pakar ini ditunjukkan dalam Tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Mengenai Tampilan dan Desain Sistem
No
Uraian
1.
Jumlah Penilaian Responden SB
B
C
Bentuk Tampilan
5
3
2
2.
Komposisi Warna
2
7
1
3.
Tulisan (Penggunaan Huruf)
3
5
2
4.
Bahasa yang Digunakan
1
6
3
5.
Tata Letak
2
7
1
6.
Kesesuaian Gambar
5
5
7.
Kemudahan Penggunaan
3
7
K
Dari hasil rekapitulasi yang dapat dilihat pada tabel diatas, di dapatkan bahwa bentuk tampilan pada aplikasi sistem pakar untuk mendignosa secara dini kanker kandungan dalam kategori sangat baik dengan jumlah responden 5 dari 10 responden, komposisi warna, penggunaan huruf, bahasa yang digunakan, tata letak, dan kemudahan penggunaan dapat dikatakan baik dengan jumlah responden secara berurutan adalah8,5,7,7 responden dari 10 responden. Sedangkan dalam kesesuaian gambar 5 responden mengatakan sangat baik. Sehingga di dapatkan kesimpulan secara umum bahwa dalam sistem pakar untuk diagnosa dini kanker kandungan dapat dikatakan baik dalam tampilan dan desain sistem. 4.5.2.2 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Mengenai Keakuratan dan Kelayakan Sistem Pengujian mengenai keakuratan dan kelayakan sistem aplikasi ini, berdasarkan atas beberapa pertanyaan yang menyinggung permasalahan tersebut, hal yang ditanyakan dalam kuisioner adalah mengenai materi atau informasi pada aplikasi, akurasi kesimpulan dan solusi serta kelayakan sistem. Hasil dari rekapitulasi penilaian 10 orang responden terhadap keakuratan dan kelayakan program aplikasi sistem pakar ini ditunjukkan dalam Tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Mengenai Keakuratan dan Kelayakan Sistem
No
Uraian
Jumlah Penilaian Responden SB
B
1.
Materi (Informasi pada aplikasi)
6
4
2.
Akurasi Kesimpulan atau solusi
6
4
3.
Kelayakan Sistem
7
3
C
K
Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil kuisioner dari 10 responden yang menjawab mengenai keakuratan dan kelayakan sistem, terlihat bahwa 6 responden menjawab sangat baik dan 4 responden lain menjawab baik mengenai materi atau informasi yang disampaikan pada sistem aplikasi ini. Untuk akurasi kesimpulan atau solusi dan juga kelayakan sistem, dapat dikatakan sangat baik karena jumlah responden yang menjawab sangat baik lebih banyak dbandingkan dengan responden yang menjawab baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem aplikasi ini memiliki materi atau informasi yang disampaikan pengguna dengan baik, sistem memiliki keakuratan yang sangat baik dalam menghasilkan sebuah kesimpulan dan solusi. Mengenai kelayakan sistem ini, dapat dikatakan bahwa sistem ini sangat layak digunakan untuk diagnosa dini kanker kandungan terlihat dari 7 dari 10 responden yang menjawab sangat baik. Kesimpulan dari hasil kuisioner secara menyeluruh menunjukan bahwa, program cukup bermanfaat dalam memberikan informasi dan hasil diagnosa kanker kandungan, dan dapat dikatakan layak untuk digunakan,
juga dikatakan cukup akurat serta mempunyai desain tampilan yang menarik, sehingga membantu pengguna dalam mendapatkan informasi, melakukan proses diagnosa kanker kandungan serta pemilihan terapi dan materi yang sesuai, dilihat berdasarkan hasil prosentase jenis penyakit.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Sistem pakar untuk mendiagnosa secara dini kanker kandungan ini menggunakan sistem berbasis aturan dengan metode foward chaining ini diharapkan dapat menjadi bahan atau salah satu referensi bagi pengembangan sistem pakar lainnya atau bagi mahasiswa yang menyusun tugas akhir yang berkaitan dengan sistem pakar. Ada beberapa kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan penulis sebagai hasil dari evaluasi pengembangan sistem dalam laporan tugas akhir ini. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan diselesaikan melalui laporan ini, maka terdapat beberapa kesimpulan: -
Berdasarkan hasil pengujian, aplikasi sistem pakar ini berguna untuk membantu dan mempermudah user dalam memperoleh informasi mengenai kanker kandungan serta mendapatkan hasil diagnosa penyakit (kanker) kandungan secara dini pada wanita. - Berdasarkan hasil uji coba konsultasi yang dilakukan seorang pakar/dokter dengan aplikasi program maka dapat disimpulkan bahwa akurasi antara diaknosa dokter dan diagnosa program adalah hasilnya tidak 100% sama . - Berdasarkan hasil uji coba konsultasi pasien maka dapat disimpulkan bahwasannya ketika hanya salah satu gejala yang dipilih, yaitu ketika 1 gejala yang diinputkan pasien maka kemungkinan terkena penyakit hanya
1 penyakit dan masiminim atau ringan, ketika semua gejalah dipilih maka pasien akan kemungkinan terkena semua penyakit kanker kandungan dan presentase kemungkinan sesuai dengan banyaknya gejala perpenyakit. 5.2 Saran Setelah mengembangkan sistem pakar ini, ada beberapa saran yang harus diterapkan guna pengembangan sisten pakar lebih lanjut: - Kiranya pengembangan portal informasi yang diperlukan untuk membantu dalam melakukan identifikasi jenis kanker kandungan secara dini dapat dijadikan media yang tepat bagi penggunanya, dalam menerima informasi yang akurat, terpercaya, dan memiliki nilai yang efektif serta efisien bagi pengguna. - Pengetahuan sistem pakar diagnosa kanker kandungan kiranya semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas gejala yang diberikan, agar dapat memberikan penjelasan informasi kepada pengguna yang lebih optimal. - Dilakukan pengembangan program sejenis dengan permasalahan domain yang lebih luas. - Data mengenai kanker kandungan kiranya dapat lebih dimaksimalkan, sampai mendapatkan perhitungan probabilitas yang lebih akurat serta dicari alternatif lain yang memungkinkan penyelesaian yang jauh lebih baik. - Untuk solusi dan pengobatan serta terapi lebih lanjut sehingga dapat menghasilkan perkembangan yang maksimal, sebaiknya user langsung
mendatangi pusat atau tempat pengobatan serta Dokter spesialis rumah sakit terdekat. - Progam aplikasi ini masih jauh dari kesempurnaan karena tidak semua penyakit dan gejala yang ada dapat dideteksi, dan juga dalam program ini tidak menyertakan hasil laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Abul Fida’ ’Imaduddin Ismail.2003. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i Al-Jauziyyah. 2008. Ath-Thibbun Nabawy, Pengobatan Cara Nabi Muhammad SAW. Surabaya : Arkola Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakata: ANDI. An-Najar Zaghlul. 2006. Pmembuktian Sains Dalam Sunnah. Jakarta: Amza. Arifin Bey. 1993. Terjemah Sunan Abi Daud. Semarang: CV. Asy Syfa. Fakultas Kedokteran UI. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius. Hariyanto
Bambang.
2005.
Esensi-esensi
Bahasa
Pemrograman
Java.
Informatika. Iba Asghary Basri. 1994. Solusi Al-Qur’an Tentang Problema Sosial, Politik, Budaya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kroenke M. David 2007., Dasar-dasar, Desain Dan Implementasi Data Base Processing. Jakarta : Erlangga. Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI. Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence. Yogyakarta: Graha Ilmu. Manuaba Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGD. Muchtar Rustam. 1998. Sinupsis Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGD.
Miller Gregg. 2008. Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Kanker. Jakarta: Prestasi Pustaka. Quraish Shihab M. 2001. Tafsir Maudui atas berbagai Persoalan Ummat: Wawasan Al-Qur’an .Bandung: Mizan. Sabella Rifdah. 2009. Cara Pinter Atasi Kanker. Klaten: Cable Book. Saputro, Wahju T. 2005. MYSQL Untuk Pemula. Yogyakarta: Pena Media Susanti Ikamaya. 2007. Cerita Kanker Wiksjo Sastro Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi ke Empat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wiksjo Sastro Hanifa. 2005. Ilmu ke Bidanan Edisi ke Tiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wijo Srihartati, Suhenarto Herry. 2006. Pemugraman Java Servlet dan JSP dengan NetBans. Yogyakarta: ANDI Zuhri Dipl. 1992. Terjemah Sunan At-Trimidzi. Semarang: CV.Asy Syfa Winarko, Edi. 2006. Perancngan Database dengan Power Desaigner 6.32. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Kanker kandungan, (online) (http://www.dakiunta.com/content/kanker-rahim, diakses taanggal 17 september 2009) Kanker kandungan, (online) (http://www.dakiunta.com/content/kanker, diakses taanggal 17 september 2009) http://shasaimut.blogspot.com/kanker-leher-rahim-pada-wanita.html, diagses tanggal 08 juli 2009