Sistem Operasi Transportasi
Mata Kuliah: Sistem Transportasi Fakultas Teknik Teknik - Universitas Sebelas Maret Surakarta - Indonesia
5.1. Maksud dan Tujuan Sistem operasi transportasi adalah suatu sistem pengoperasian yang diterapkan pada masing-masing masing-masing moda transportasi untuk memperoleh manfaat yang yang maksimal maksimal dengan dengan tidak tidak meninggalkan faktor keselamatan bagi pemakainya Secara garis besar untuk mendukung maksud di atas maka harus dipenuhi target pengopereasian pengopereasi an dari setiap moda , yakni : 1. Keselamatan (safety (safety ) yang maksimum 2. Kenyamanan yang maksimum 3. Efisiensi yang tinggi
Pencapaian target efisiensi yang tinggi dapat diperoleh apabila pada pengoperasian moda transportasi diperoleh kondisi : o
kendaraan bergerak secepat mungkin
o
apabila terjadi kelambatan sekecil mungkin, dan
o
kendaraan sampai di tempat tempat tujuan tepat tepat pada pada waktunya Apabila
kendaraan kenda raan bergerak secepat secepat mungkin atau dioperasikan pada tingkat kecepatan yang optimum, maka tingkat keselamatan menjadi menurun.
Sebaliknya apabila faktor keselamatan menjadi target utama, maka tartget pengoperasia pengoperasian n akan minimum minimum..
Sistem operasi ideal
model pengoperasian yang dapat menampung dua kepentingan yang kontradiktif, yakni capaian operasi yang efisien dengan tetap mengedepankan faktor keselamatan
Upaya pencapaian oprasi ideal : o
o
membuat suatu bentuk pengendalian dan kontrol dari setiap moda transportasi, yang sesuai sesuai dengan ciri/karakteristik ciri/karakteristik yang melekat pada setiap moda Karena setiap moda memiliki karakteristik yang berlainan, maka bentuk pengendalian pengendalian dan kontrol dari setiap moda akan berbeda berbeda
Tindakan Kontrol Operasional Meliputi secara umum : o
tindakan dan kegiatan di bidang hukum dan perundangundangan (regulasi)
o
pengaturan
o
penerapan standar operasi yang baku,
o
pemakaian rambu dan marka,
o
komunikasi,
o
kegiatan pencataatan dan pelaporan
Pengendalian adalah suatu bentuk aturan dan prosedur baku yang harus ditaati oleh setiap pengoperasian moda transportasi .
Bentuk pengendalian dapat digolongkan dalam berbagai tingkatan : o
Sederhana Biasanya dilakukan untuk lalu lintas di jalan raya, contoh::
o
mengendarai kendaraan harus di sebelah kiri,
lampu merah harus berhenti, dsb.
Kompleks Biasanya diterapkan pada pengaturan di pelayaran dan penerbangan
o
Sangat kompleks Biasanya diterapkan untuk pengaturan di jalan rel
Bentuk pergerakan Bentuk pergerakan yang baik dalam pengoperasian kendaraan adalah independence, yakni idealnya kendaraan berjalan tunggal tanpa gangguan dari pihak luar misalnya :
kereta api berjalan dengan masing-masing rel, mulai dari asal sampai dengan tujuan,
Rel dipakai sendiri tidak terganggu oleh kereta api yang lain
tidak ada penghalang akibat kendaraan lain yang melintas.
Dapat mengatur kecepatan sesuai keinginan
Pada kenyataannya di Indonesia satu rel dipakai untuk banyak sekali kereta api baik yang searah maupun yang berlawanan
Setiap Jawatan / instansi mempunyai sistem pengendalian yang berbeda-beda yang tertuang dalam Standar Operating Prosedur (SOP). Selain SOP tersebut, pihak-pihak yang berkepentingan dengan sistem pengoperasian ( terutama yang membuat sarana dan prasarana transportasi), telah memiliki keselamatan yang melekat padanya (self safety ), misalnya : Pada prasarana jalan raya :
adanya kemiringan melintang pada tikungan untuk mencegah agar kendaraan tidak terlempar akibat adanya gaya sentrifugal
jarak pandangan henti untuk mencegah kendaraan dari celaka ketika ada halangan di depannya
jarak pandangan menyiap, dll
Pada Sarana :
Dalam hal kemampuan daya angkut kendaraan, pabrik mobil telah menyiapkan kendaraan dengan daya angkut yang lebih tinggi dari ketentuan maksimum yang ditetapkan oleh DLLAJ, hal ini untuk mencegah kondisi fatal apabila pengemudi melampaui batas daya angkut
Pabrik membuat sistem rem ABS ( Antilock breaking system)
Analisis gerakan kendaraan : o
Terputus (Discete flow ) Analisis gerakan terputus adalah suatu analisis pergerakan dari sarana transportasi di dalam prasrana yang dilakukan secara parsial antara satu kendaraan dengan yang lainnya. Contoh :
o
Kendaraan yang berada di Jalan raya,
Kereta api yang berada di jalan KA,
pergerakan pesawat di udara,
Pergerakan kapal di laut, dll
Tak terputus (continous flow ) Berbeda dengan analisis gerakan terputus, analisis gerakan tak terputus merupaka gerakan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa putus, dengan ciri utama sarana yang bergerak di atas prasarana memiliki kecepatan yang seragam, sebagai contoh : aliran fluida dalam pipa, aliran material curah di dalam conveyor, dll.
Analisis gerakan kendaraan : o
Terputus (Discete flow ) Analisis gerakan terputus adalah suatu analisis pergerakan dari sarana transportasi di dalam prasrana yang dilakukan secara parsial antara satu kendaraan dengan yang lainnya. Contoh :
o
Kendaraan yang berada di Jalan raya,
Kereta api yang berada di jalan KA,
pergerakan pesawat di udara,
Pergerakan kapal di laut, dll
Tak terputus (continous flow ) Berbeda dengan analisis gerakan terputus, analisis gerakan tak terputus merupaka gerakan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa putus, dengan ciri utama sarana yang bergerak di atas prasarana memiliki kecepatan yang seragam, sebagai contoh : aliran fluida dalam pipa, aliran material curah di dalam conveyor, dll.
5.2. Sistem Kontrol Operasi Sistem kontrol operasi dibagi dalam tiga bentuk : o
Sistem interval waktu
o
Sistem interval ruang
o
Sistem melihat dan dilihat
1. Sistem interval waktu Adalah sistem operasi dengan cara memisahkan kendaraan dengan dasar interval waktu. Contoh penerapan :
Pesawat pada elevasi yang sama dipisahkan dengan selisih waktu 10 menit, dan jika diukur dengan jarak adalah : o
30 mil (48,3 km) pada kecepatan 180mph(289,6kph)
o
100 mil (160,9 km) pada kecepatan 600 mph (965,4 kph).
Pemberangkatan kapal dengan selisish waktu 10 menit,
Pemberangkatan kereta api dengan selisish waktu rel 5 – 10 menit.
Simpang bersinyal
Pemakaian Sistem Kontrol Operasi
Kelemahan sistem interval waktu:
sulit untuk diadakan kendaraan tambahan ( ekstra) yang diperlukan mendadak
kecepatan kendaraan tidak konstan akibat adanya perlambatan dan percepatan , yang hal ini akan mengacaukan sistem interval waktu
adanya kendaraan lain yang rusak/berhenti di luar perhitungan juga akan mengacaukan sistem interval waktu
2. Sistem interval ruang Adalah pemisahan kendaraan dengan dasar ruang atau sistem blok. o
o
o
Sistem interval ruang ini dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan atau cacat yang ada pada pengaturan sistem interval waktu. Pada sistem interval ruang rute perjalanan suatu moda dibagi dalam blokblok tertentu dan hanya satu kendaraan yang didijinkan berada dalam satu blok tsb. Untuk keselamatan, harus ada satu blok di antara dua moda dalam satu rute yang kosong. Pada suatu simpang pemakaian interval ruang merupakan sistem yang paling menjamin keselamatan sekalipun mahal (Fly over atau Underpass) Pemakaian Sistem Kontrol Operasi
3. Sistem melihat dan dilihat ( s ee and be s een s ys tem) Yakni sistem operasi dengan cara visual atau penglihatan, pengemudi saling melihat sehingga bisa saling mengatur perjalanan kendaraannya, digunakan pada moda transportasi dengan kecepatan rendah misal kendaraan di jalan raya dan kapal .
Derajad Kebebasan ( degree of freedom) Adalah tingkat kebebasan operasi suatu sistem moda transportasi di atas prasarana. Jenis derajad kebebasan : o o
o
Derajad kebebasan satu, yakni hanya bisa maju mundur (moda KA) Derajad kebebasan dua, yakni dapat melakukan gerakan maju-mundur dan ke kiri-kanan (moda jalan raya) Derajad kebebasan tiga, yakni dapat melakukan gerakan maju-mundur, ke kiri-kanan, dan ke atas-bawah (moda pesawat)
Pemakaian Sistem Kontrol Operasi
5.3. Sistem Operasi Pada Pesawat 1. Sistem Pengaturan Lalu Lintas Pesawat Terbang o
o
pelayanan lalu lintas udara ( Air Traffic Services) adalah pemanduan dan pengaturan pesawat terbang yang diberikan air traffic control (ATC) dengan jalur khusus. Operasi lalu lintas udara menitikberatkan kegiatannya pada manajemen lalu lintas dan pergerakan pesawat udara di wilayah sisi udara ( airside)
Tujuan pengaturan : o
untuk menjamin terciptanya serta keteraturan lalu lintas udara
o
menghindari kecelakaan antar pesawat terbang
o
Mencegah tabrakan pesawat terbang dengan penghalang penerbangan.
o
o
mengatur arus lalu lintas udara agar pesawat yang sedang terbang dapat selamat, cepat, dan teratur, melalui penggunaan jalur yang telah ditentukan mengatur arus lalu lintas udara agar pesawat yang sedang grounded dapat selamat, cepat, dan teratur, melalui penggunaan jalur yang telah ditentukan Sistem Operasi Pada Pesawat
Dengan semakin tingginya frekuensi penerbangan yang melintasi ataupun mendarat di bandar udara, maka tugas dan tanggung jawab pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara menjadi semakin berat. Oleh karena itu, kualitas dan kehandalan perangkat kerja dan SDM yang ada dibelakangnya harus benar-benar prima untuk menjamin insiden penerbangan yang terjadi sekecil mungkin atau mendekati nol kecelakaaan.
Menara air traffic control (ATC). Sistem Operasi Pada Pesawat
Ruang air traffic control (ATC).
Bagan sistem dari ATC
Sistem Operasi Pada Pesawat
Ke depan pengendali lalu lintas udara dan pilot akan memiliki kesadaran yang jauh lebih besar dan kontrol di darat maupun di udara. Dengan manajemen yang lebih baik, aliran bahan bakar jalur penerbangan akan optimum dan efisien, dengan instruksi manuver tunggal, dan seluruh cuaca pengoperasian baik siang maupun malam hanya menjadi ciri utama. Beban kerja Pilot dan pengendali akan berkurang agar keselamatan meningkat tanpa harus merubah tanggung jawab antara controller dan pilot.
Gambar Bagan sistem dari ATC
Sistem Operasi Pada Pesawat
2. Fungsi dan Peranan A ir Tr affic C ontroller Tugas Pemandu Lalu Lintas Udara (ATC/ Air Traffic Controller ) yang tercantum di dalam Annex 2 (Rules of the Air ) dan Annex 11 ( Air Traffic Services) Konvensi Chicago 1944 adalah : o
mencegah tabrakan antar pesawat,
o
mencegah tabrakan pesawat dengan penghalang penerbangan,
o
mengatur arus lalu lintas udara dengan selamat, cepat dan teratur kepada pesawat terbang, baik yang berada di ground atau yang sedang terbang / melintas dengan menggunakan jalur yang telah ditentukan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut diperlukan seorang petugas ATC dalam pengaturan arus lalu lintas udara yang dimulai dari pesawat melakukan komunikasi (contact ) pertama kali sampai dengan pesawat tersebut mendarat (landing ) di bandara tujuan. Disamping itu diperlukan dukungan prasarana, sarana, serta perangkat peraturan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan I CAO (International Civil Aviation Organization) yakni Organisasi Penerbangan Sipil International, yang dari hari ke hari terus dilakukan amandemen sesuai dengan pengembangan arus lalu lintas penerbangan dan teknologi. Sistem Kontrol Operasi
Dalam dunia penerbangan fasalitas yang mutlak diperlukan adalah fasilitas komunikasi penerbangan, yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a. Peralatan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan ( Aeronautical Fixed Services/AFS) b. Peralatan Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan ( Aeronautical Mobile Services/AMS)
Petugas Air Traffic Control (ATC).
Sistem Kontrol Operasi
a. Peralatan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan ( A eronautical Fi xed S ervices /AFS) o
A utomatic Mes s ag e S witching C entre (AMSC), yakni sarana komunikasi teleprinter antar unit-unit ATS ( point to point ) dengan memakai system transmisi satelit (VSAT), dimana berfungsi pengontrol berita.
o
o
Teleprinter Machine, adalah peralatan komunikasi yang digunakan untuk mengirim dan menerima berita-berita penerbangan dalam bentuk berita tertulis, dimana peralatan ini terhubung dengan suatu jaringan yang mencakup seluruh dunia yang ditetapkan berdasarkan ketentuan ICAO ( Aeronautical Fixed Telecommunication Network /AFTN) HF SSB Transceiver , yakni peralatan komunikasi yang digunakan untuk melakukan pertukaran berita penerbangan melalui suara (untuk koordinasi antar unit-unit ATS/ Air Traffic services), dalam bentuk single side band (SSB) Sistem Kontrol Operasi
Peralatan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan (lanjutan) o
Very S mall Aperture Terminal (VSAT), adalah fasilitas transmisi dimana pemancar dan penerimanya pada frekuensi yang berbeda sehingga komunikasi dapat berlangsung secara full duplex dengan menggunakan media satelit.
o
Direct Speech Sistem di dalam ATN, yang digunakan untuk menggantikan AFTN (suatu struktur jaringan hubungan komunikasi seluruh dunia yang ditetapkan bedasarkan ketentuan ICAO (Annex 10, Volume II), dimana berita secara tertulis (printed) disimpan dan disalurkan dengan menggunakan prosedur yang berorientasi pada karakter) dalam melakukan pertukaran berita-berita penerbangan
Sistem Kontrol Operasi
Peralatan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan ( Lanjutan) o
Radio Link, suatu pemancar dan penerima dengan frekuensi yang berbeda sehingga komunikasi dapat berlangsung secara full duplex . Dalam system transmisi dengan Radio Link, data awal dirubah oleh suatu interface / modem kemudian dimodulasikan ke pemancar dan oleh penerima diproses sebaliknya
Peralatan Radio Komunikasi Air Traffic Control (ATC).
Sistem Kontrol Operasi
Peralatan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan (lanjutan) o
o
ATS Message Handling System (AHMS) Peralatan komunikasi yang digunakan untuk mengirim dan menerima berita-berita penerbangan dalam bentuk berita tertulis, dimana pealatan ini terhubung dengan suatu jaringan yang mencakup seluruh dunia yang ditetapkan berdasarkan ketentuan ICAO (Aeronautical Fixed Telecommunication Network/AFTN) ATN System (Ground-Ground) Jaringan global yang menyediakan komunikasi digital untuk system automasi yang mencakup Air Traffic Services Communication (ATSC), Aeronautical Operational Control (AOC), Aeronautical Administrative Communication (AAC) dan Aeronautical Passenger Communication (APC).
o
HF Data Link
Untuk komunikasi darat-udara, digunakan di daerah oceanic dan ruang udara dengan lalu lintas sedikit. Kombinasi penggunaan HF Data Link dengan AMSC akan meningkatkan availabilitas (karena dual redundant). Sistem Kontrol Operasi
b. Peralatan Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan (AMS)
Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan, yaitu komunikasi timbal balik antara pesawat udara dengan unit-unit ATS di darat. Peralatan-peralatan yang digunakan adalah: o
High Frequency Air / Ground Communication (HF A/G)
Peralatan transceiver (pemancar dan penerima) yang digunakan untuk komunikasi antara pilot (pesawat udara) dengan unit-unit ATS (FSS, FIC) dalam bentuk suara yang bekerja pada frekuensi HF. Ditujukkan untuk melayani suatu daerah tertentu yang dibagi atas 2 (dua) wilayah, yaitu:
RDARA (Regional and Domestic Air Route Area) Untuk pelayanan penerbangan domestic, dengan menggunakan pemancar sebesar 1 KW atau lebih kecil.
MWARA (Major World Air Route Area), untuk pelayanan penerbangan International, dengan menggunakan pemancar sebesar 3-5 KW. Sistem Kontrol Operasi
Peralatan Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan (Lanjutan) o
VHR A/G (AFIS, ADC, APP) Peralatan transceiver (pemancar dan penerima) yang digunakan untuk komunikasi antara pilot (pesawat udara) dengan pemandu lalu lintas udara (unit ATS) dalam bentuk suara yang bekerja pada frekuensi VHF
o
VHF-ER (ACC) Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan ACC yang mempunyai wilayah tanggung jawab yang sangat luas, maka di beberapa tempat dipasang peralatan VHF-Extended Range (VHF-ER). Pemancar penerima serta tiang antenna VHF yang sangat tinggi ditempatkan di daerah pegunungan atau di daerah dataran tinggi. Selanjutnya dibangun stasiun radio untuk penempatan peralatan dimaksud, sehingga dapat menjangkau daerah yang sangat luas sesuai kebutuhan .
Sistem Kontrol Operasi
Peralatan Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan (Lanjutan) o
ATIS Fasilitas di bandara-bandara yang broadcast (secara terus-menerus menyiarkan) informasi-informasi penting seperti cuaca, R/W in use & terminal area. Rekaman informasi yang dibroadcast secara terusmenerus (30 menit sekali di upgrade) ini membantu untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban kerja ATC dengan repetitive transmisi untuk informasi penting secara rutin.
o
VSCS Mengorganisir semua komunikasi yang berhubungan dengan tugas ATC menggunakan tombol simulasi pada layer sentuh.
o
Recorder ,
yakni perangkat perekam yang dihubungkan dengan seluruh perangkat komunikasi yang ada, sehingga proses pengendalian penerbangan yang dilaksanakan oleh petugas LLU selalu ada bukti Sistem Kontrol Operasi jika suatu saat diperlukan.
Peralatan Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan (Lanjutan) o
VHF Data Link Atau disebut VDL, menggunakan protocol Bit Oriented dan memakai model referensi OSI (Open System Interconnection), dirancang sebagai subnetwork dan ATN untuk komunikasi digital aeronautica guna kebutuhan Air Traffic Servce / ATS dan Airline Operation Centre /AOC
o
Mode S Format mode S tersedia 24 bit untuk menyatakan alamat dari pemakai. Berarti dengan kombinasi 24 bit tersebut dapat melayani 16.777.216 pemakai. Sehingga diharapkan dapat memberikan system surveillance untuk terminal area dan ruang udara continental yang sangat padat.
o
ATN System Adalah jaringan global yang menyediakan komunikasi digital untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi yang bertumbuh dari pelayanan komunikasi air traffic, control operasi penerbangan dan komunikasi administrasi penerbangan. Sistem Kontrol Operasi
3. Tata Cara Komunikasi antar Awak Pesawat dan A ir Traffic Controller
Komunikasi yang dilakukan antara awak pesawat dengan petugas Air Traffic Controller menggunakan bahasa Inggris. Bahasa Inggris digunakan karena bahasa Inggris adalah bahasa resmi international. Pada saat akan melakukan pendaratan, awak pesawat wajib memberitahukan pada petugas bandara yang akan dituju. Jarak minimal pada saat pemberitahuan adalah 23 km.
Gambar 1. Sistem pantauan perjalanan pesawat oleh bandara
Sistem Kontrol Operasi
o o
interval ruang kiri-kanan sejauh 40 mil jarak vertikal 1000-2000ft ( 304,8 – 609,6 m)
o
ketinggian jelajah antara 24.000 s.d 35.000 ft.
o
Jarak antar pesawat pada masing-masing kondisi :
(1) Jarak antar pesawat dipertahankan dalam selisih waktu 10 menit
(2) Pesawat yang akan mendarat dengan selang waktu 5 menit dengan pesawat lainnya (3) Pesawat yang akan naik dengan selang waktu 5 menit dengan pesawat lainnya Sistem Kontrol Operasi
Navigasi di udara Jika pesawat melintasi wilayah yang tidak terjangkau oleh stasiun radio pembimbing, pilot dapat mengetahui posisi pesawat dengan menggunakan INS (Inertial Navigation System) sehingga diketahui arah penerbangannya, kecepatan, dan jarak yang ditempuh
INS terdiri dari o
o
Giroskop, untuk menjaga supaya pesawat selalu berposisi datar pada sudut tegak lurus terhadap tarikan gravitasi bumi Akselerometer, untuk mendeteksi percepatan pesawat di setiap arah dan computer menggunakan data ini untuk menghitung gerakan dan lokasi pesawat
Sistem Autopilot Penerbangan Pesawat INS dihubungkan ke autopilot di dalam kokpit. Sebelum tinggal landas Pilot dapat
memasukkan rencana penerbangannya, arah, kecepatan, dan ketinggian ke komputer. Data masukan diolah oleh komputer dan komputer akan membimbing pesawat ke tujuannya melalui jalur yang sudah ditentukan tanpa bantuan tambahan dari darat.
Sistem Kontrol Operasi
Sistem pemantauan saat mau mendarat : 1. Visual Landing System ( VLS) 2. Instrument Landing System ( ILS) ILS dipakai terutama pada saat cuaca buruk dan jarak pandang tidak terjangkau, berupa penunjuk tempat , indikator jalur luncur, dan serangkaian penanda berurutan
Sistem Kontrol Operasi
4. Sistem Operasi Pada Kapal Pada navigasi kendaraan air utamanya dilakukan dengan memakai sinyal / lampu di sepanjang tempat-tempat rawan kecelakaan. Titik-titik rawan semacam lokasi batu karang dsb. ditandai dengan pelampung bersinyal (buoys). Tower (lighthouses) selalu ada di tempat-tempat yang menunjukkan adanya tanjung, pelabuhan , atau pintu masuk ke suatu kanal. Pada lalu lintas yang padat ditambahi dengan adanya lampu kedap-kedip (flasing lights).
Pengendalian antar pelabuhan atau bandar a. Komunikasi antar kapal dengan pelabuhan : o
Internasional :
- antara kepala bandar dengan kapal
Bandar
: kapan kapal boleh berlabuh, posisi (tempat) , penyediaan alat bantu,dll
Kapal
: posisi & kecepatan, barang yang dibawa, informasi lain seperti perusahaan yang dituju, perlu bahan bakar atau tidak, dll.
- antara perusahaan tempat asal/tujuan dengan kapal berupa : tanggal berangkat, nama kapal, jenis barang, dll Sistem Operasi pada Kapal
Domestik : - antara kepala bandar dengan kapal - antara perusahaan tempat asal/tujuan dengan kapal Alat bantu navigasi o
Pelampung bersinyal (buoys)
o
Lighthouses
o
Pelampung & genta (whistle)
Aturan Lalu lintas Laut Untuk mencegah tabrakan antar kapal, terdapat aturan baku bagi navigator yang harus ditaati yakni : o
o o
o
Kapal harus memasang lampu berlayar dengan warna tertentu yakni : merah di lambung kiri, dan hijau di lambung kanan, putih untuk lampu tiang utama Jika dua kapal berpapasan maka keduanya harus berbelok kanan
Jika dua kapal berpotongan, salah satu yang berda di posisi lebih kiri harus memutar Jika menyiap harus membunyikan peluit dan dipilih sisi yang lebih longgar Sistem Operasi pada Kapal
Gambar 2. Aturan Lalu Lintas Laut
Angkutan sungai :
Sistem Operasi pada Kapal
Gambar 3 . Sistem Navigasi pada Angkutan Sungai
5. Sistem Operasi Jalan Rel o
o
o
o
o
Sistem operasi jalan rel menggunakan kombinasi antara sistem interval waktu dan ruang. Karena satu jalan baja dipakai untuk berbagai jenis kereta api dengan berbagai rute maka pengendalian memerlukan peralatan yang mandiri (dikelola sendiri) tidak tergantung pada PT Telkom misalnya atau yang lainnya.
Sistem pengendalian dibuat sistem blok dengan stasiun-stasiun kecil di antara stasiun besar untuk mengadakan gerakan papasan, menyiap, menunggu, dll. dengan sistem jaringan kabel di sepanjang jalan rel serta semaphore dan lampu. Untuk lampu dikenal tiga jenis nyala lampu misal hijau yang menandakan bebas, kuning menandakan hati-hati, dan merah yang menandakan stop. Sedang gerak semaphore juga menunjukkan tanda boleh jalan atau track/lintasan kosong (posisis tegak), kurangi kecepatan (posisis membuat sudut 45 o) , sedangkan posisi datar mengindikasikan berhenti.
Sistem Operasi Jalan Rel
Sistem Penjaga Jarak Sekarang perusahaan KA beralih ke sistem yang lebih selamat yakni sistem penjaga jarak. Inti utama sistem penjaga jarak adalah sebagai berikut: Sebuah kereta api tidak boleh memasuki suatu bentang jalur tertentu s ebelum o bentang itu kosong. o Di jalur sepanjang rel dibuat semacam seksi-seksi (ruang-ruang dengan panjang tertentu). Jika lampu sinyal menunjukkan warna merah berarti bahwa pada seksi di o depan terdapat kereta, Jika lampu sinyal menunjukkan warna kuning berarti bahwa dalam dua seksi di o depan terdapat kereta, Jika lampu sinyal menunjukkan warna hijau berarti bahwa jalur di depan o kosong tidak ada kereta. Sistem Penghenti kereta otomatis o
Penghenti kereta otomatis dipasang di bawah gerbong akan membuat bekerjanya rem secara otomatis, apabila alat tersebut tidak menerima sinyal ‘aman dari sebuah pemancar di jalur. ’
o
Jika ada sinyal berhenti atau peringatan, rem akan langsung bekerja sekalipun masinis tertidur. Sistem Operasi Jalan Rel
Gambar 4 menggambarkan bagaimana sistem penghenti kereta api bekerja. o
o
o
Bila ada sebuah kereta (1) mendekati sinyal merah atau kuning tanpa memperlambat atau berhenti (2) sebuah sensor pada jalur itu memicu suatu alat pemberi peringatan di kabin kereta (3). Masinis harus menekan tuas pencegah dalam beberapa detik atau system penghenti otomatis akan mengaktifkan remnya.
Gambar 4. Sistem Penghenti KA Otomatis
Sistem penghenti otomatis digunakan pada sistem kereta bawah tanah dan wilayah yang dilalui banyak kereta. Sistem Operasi Jalan Rel
Gambar 5 merupakan sinyal otomatis . o
o
o
Baterai memberikan arus pada sebentang jalur. Bila kereta mencapai bentang jalur itu (paling bawah), arus listrik akan melewati rodanya. Sinyal untuk bentang jalur itu menyala merah.
Gambar 5. Sistem Penghenti KA Otomatis
Sistem Operasi Jalan Rel
6. Sistem Operasi Pada Jalan Raya Sistem operasi pada jalan raya merupakan sistem yang lebih simpel bahkan dapat dilakukan dengan tindakan saling melihat (see and bee seen), pemakaian rambu dan marka, sampai dengan sistem interval waktu yakni dengan pengaturan lampu merah,kuning, dan hijau pada persimpangan. Rambu Lalu lintas Definisi : sejumlah alat pada tempat yang tetap atau berpindah-pindah dimana pesan-pesan khusus disampaikan oleh arti dari kata-kata atau simbolsimbol yang ditempatkan / didirikan bagi kegunaan pengaturan, peringatan, atau pemanduan lalu lintas Disain rambu lalu lintas MUTCD ( Manual on Uniform Traffic Control Devices) dan California Traffic Mutual menetapkan standar keseragaman dalam hal :
a. Bentuk
e. pesan
b. warna
f. pencahayaan dan pemantulan
c. Ukuran
g. batas rambu-rambu
d. huruf
h. rambu-rambu pelengkap
Sistem Operasi Jalan Raya
Macam Rambu : Peringatan (regulatory device) o Tipikal/bahaya : STOP, YIELD, lampu lalu lintas, perlintasan KA o
o
o
Penuntun . petunjuk (guide device) Penandaan rute, rambu tujuan, informasi, nama jalan Larangan Larangan belok, memutar, menyiap Perintah Rambu batas kecepatan, arah belok
Marka Lalu lintas o
Definisi : semua garis pola, simbol, huruf, kata-kata, warna-warna, atau alat-alat lainnya (kecuali rambu dan alat kontrol lalu-lintas yang dioperasikan dengan pembangkit daya), dipasang pada permukaan perkerasan atau ditempelkan pada perkerasan/kerb yang berfungsi untuk mengatur, memperingatkan, dan mengarahkan / menuntun pengemudi Sistem Operasi Jalan Raya
Macam Rambu : o
Peringatan (regulatory device) Tipikal/bahaya : STOP, YIELD, lampu lalu lintas, perlintasan KA
o
Penuntun . petunjuk (guide device) Penandaan rute, rambu tujuan, informasi, nama jalan
o
Larangan
Larangan belok, memutar, menyiap o
Perintah Rambu batas kecepatan, arah belok
Marka Lalu lintas o
Definisi
:
semua garis pola, simbol, huruf, kata-kata, warna-warna, atau alat-alat lainnya (kecuali rambu dan alat kontrol lalu-lintas yang dioperasikan dengan pembangkit daya), dipasang pada permukaan perkerasan atau ditempelkan pada perkerasan/kerb yang berfungsi untuk mengatur, memperingatkan, dan mengarahkan / menuntun pengemudi
Sistem Operasi Jalan Raya
Fungsi
: Untuk melengkapi perangkat-perangkat lainnya (rambu dan lampu lalulintas) atau digunakan tersendiri untuk menyampaikan pengaturan / peringatan tertentu yang tidak akan menimbulkan pengertian yang lain.
Secara khusus marka digunakan : o
Pengaturan ( marka kerb, zona tidak boleh mendahului, dll)
o
Melengkapi perangkat lainnya (STOP, dilarang belok kiri, dll.)
o
Menuntun lalu lintas (garis lajur, penyebrangan jalan, dll)
o
Memperingatkan lalu lintas misal : lampu kedap-kedip ,dll.
Disain Marka 1. Material
Seluruh marka, pada malam hari harus memantulkan cahaya (berpendar) Jenis Material : o
Cat dari jenis khusus
o
Marka perkerasan yang timbul dengan tinggi maks.25mm
o
o o
Batang yang menyembul ( jingle bars), digunakan untuk kanalisasi dengan tinggi 75 mm,dibuat dari campuran asphalt / beton Rumble strips, tinggi 15 mm, dibuat di atas perkerasan Delineator , adalah bahan pemantul kecil yang dipasang pada bantalan logam yang fleksibel. Sistem Operasi Jalan Raya
2. Warna o
Putih dan kuning adalah warna marka yang utama.
o
Hijau, merah, biru, digunakan pada beberapa kondisi untuk marka kerb
o
Warna hitam boleh digunakan untuk dikombinasikan dengan putih atau kuning, untuk mendapatkan kontras yang lebih baik dengan perkerasan.
3. Marka Memanjang Marka memanjang yakni sejajar dengan sumbu jalan mempunyai konsep dasar : o
o o
garis kuning, memisahkan arus lalu lintas dengan arah berlawanan atau tanda ujung kiri perkerasan yang membagi jalur jalan raya
garis putih, menggambarkan arus lalu lintas pada arah yang sama garis putus-putus , diperbolehkannya karakteristik perilaku tertentu (boleh menyiap)
o
garis tegas, untuk membatasi perilaku tertentu (dilarang menyiap)
o
lebar garis, menyatakan tingkatan perhatian / penekanan
o
garis dobel, menyatakan pembatasan
Sistem Operasi Jalan Raya
4. Marka Melintang o
batas-batas stop melintasi lajur pendekat
o
marka penyebrangan
o
marka sebelum dan sesudah perlintasan kereta api
o
diagonal crosshatching digunakan untuk kanalisasi
Sinyal Lalu lintas ( Traffic Signal) Definisi : adalah tenaga untuk mengoperasikan sinyal yang digunakan untuk mengatur atau memperingatkan lalu lintas
Sinyal lalu lintas terdiri dari : o
pengatur simpang (intersection control)
o
lampu kedap kedip (flashing beacons)
o
sinyal pembagi lajur (lane direction signal)
o
sinyal pejalan kaki (pedestrian signal)
o
sinyal penyebrangan jalan kereta api
Sistem Operasi Jalan Raya
Keuntungan pemasangan sinyal o o
menyediakan pergerakan yang menerus pada arus lalu lintas mengurangi frekuensi kecelakaan lalu lintas tipe tertentu ( kecelakaan dari samping, kecelakaan pejalan kaki )
o
menambah kapasitas simpang
o
memberi kesempatan untuk menyela pada kondisi arus padat
o
lebih ekonomis jika dibandingkan dengan kontrol secara manual
o
menaikkan kepercayaan pengemudi dengan memberikan hak jalan
Kelemahan pemasangan sinyal o o
o
menambah tundaan, khususnya pada kondisi arus sepi (off peak) kemungkinan menambah tingkat kecelakaan dari arah belakang (rear-end collisions) ketidak tepatan penempatan sinyal akan kenyebabkan ketidakpatuhan pada alat control ini dan pemborosan
Sistem Operasi Jalan Raya
Tipe sistem Sinyal o
Pretime Actuated Signals / Fixed Time Signal Waktu interval dalam satu siklus tetap
o
Semi Actuated Signal
Lampu dari kaki utama selalu hijau kecuali ada jika kendaraan datang dari arah kaki minor o
Fully Actuated Signal Waktu siklus serta waktu hijau,merah, dan kuning berubah sesuai dengan perubahan arus
7. Kapasitas Jalan dan Tingkat Pelayanan Definisi kapasitas jalan: Kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan atau orang yang dapat melintasi suatu titik pada lajur jalan pada peroide waktu tertentu dalam kondisi jalan tertentu atau merupakan arus maksimum yang bisa dilewatkan pada suatu ruas jalan.
Sistem Operasi Jalan Raya
Macam-macam Kapasitas o
Kapasitas Dasar (Basic capasity) Adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu penampang jalan tertentu selama 1 jam pada kondisi jalan dan lalu-lintas yang ideal
o
Kapasitas yang Mungkin (Possible Capasity) Adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu penampang jalan tertentu selama 1 jam pada kondisi jalan dan lalu-lintas yang sedang berlaku atau ada pada saat itu
o
Kapasitas Design (Design Capacity)
Adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu penampang jalan tertentu selama 1 jam pada kondisi jalan dan lalu-lintas yang sedang berlaku tanpa mengakibatkan kemacetan, kelambatan, dan bahaya yang masih dalam batas-batas yang diinginkan
Sistem Operasi Jalan Raya
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas o o
o o
Kondisi lalu-lintas Komposisi lalu-lintas secara umum yang ditunjukkan oleh proporsi mobil penumpang, truk, bus, dan mobil pribadi (wisata) pada arus lalu-lintas tsb. Kondisi Jalan Karakteristik geometrik jalan seperti rencana kecepatan, alinemen horisontal dan vertikal, jumlah dan lebar lajur, kebebasan pandangan samping, dan konfigurasi lajur
o
Kondisi Fasilitas Jalan
o
Rambu, marka, lampu lalu lintas, kontrol tata guna lahan, jalan satu arah, dll
Tingkat Pelayanan ( Level of Service /LOS) Definisi : Adalah tingkat pelayanan dari suatu jalan yang menggambarkan kualitas suatu jalan dan merupakan batas kondisi pengoperasian Ukuran tingkat pelayanan : o
Kecepatan dan waktu tempuh (speed dan travel time)
o
Kerapatan (density)
o
Tundaan (delay )
o
Ukuran-ukuran lainnya seperti arus dan saturation flow Sistem
Operasi Jalan Raya