SISTEM KEBUDAYAAN DAN UNSUR-UNSUR PEMBENTUKANNYA Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia
Dosen pengampu : Cut Dhien Nourwahida, MA
Disusun Oleh : Dwi Puspa Meilani
11140150000023
Niken Kesuma Wardani
11140150000032
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Kebudayaan Dan Unsur-Unsur Pembentukannya” dengan upaya untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia. Dengan selesainya makalah yang penulis buat ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Perubahan Sosial Budaya yang penuh pengabdian memberikan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menulis, menyusun dan menyelesaikan tugas ini. Namun semua ini kembali pada pembelajaran dan penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Jakarta, 15 Oktober 2017 Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1 1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2 BAB II: PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kebudayaan .......................................................................3 2.2 Unsur-Unsur Kebudayaan ...................................................................6 2.3 Faktor-faktor Kebudayaan ...................................................................13 2.4 Struktur Kebudayaan ...........................................................................17 2.5 Realitas Kebudayaan ...........................................................................18 2.6 Realitas Sosial Budaya Di Indonesia ...................................................21 BAB III: PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 25 3.2 Saran .................................................................................................. 25 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 26
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan faktor penting dalam kehikdupan manusia. Sebab kebudayaan memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia. Kebudayaan yang telah ada akan tetap berjalan meski kadang-kadang wujudnya dapat berubah. Kebudayaan bukan hanya kesenian dan benda-benda budaya, akan tetapi mencakup seluruh sendi kehidupan manusia untuk menciptakan sebuah tatanan yang diharapkan. Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lainlainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan sosial. Memang banyak faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik. Sistem dan Unsur-unsur yang mempengaruhi keberadaan budaya akan terus memberikan arah bagaimana wujud dari kebudayaan itu untuk masa yang akan datang, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem dan unsur-unsur pembentukan kebudayaan tersebut.
1
1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimana pendapat para ahli mengenai kebudayaan ? 2) Apa saja unsur-unsur kebudayaan ? 3) Bagaimana struktur kebudayaan itu ? 4) Bagaimana peran kebudayaan sebagai sistem sosial ? 5) Bagaimana realitas kebudayaan masa kini ?
1.3 Tujuan Penelitian 1) Mengetahui Pengertian kebudayaan dan pendapat para Ahli 2) Untuk memahami unsur-unsur kebudayaan 3) Mengetahui Struktrur Kebudayaan 4) Untuk mengetahui Kebudayaan sebagai sistem Sosial 5) Untuk Memahami Realitas Kebudayaan di masa kini
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebudayaan Kebudayaan
sangat
erat
hubungannya
dengan
masyarakat.
Kebudayaan -- cultuur (bahasa belanda) -- culture (bahasa Inggris) berasal dari kata Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktifitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. Dilihat dari sudut bahasa Indonesia, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhyah yang merupakan bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal1. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi” sehingga “budaya” yang berarti “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja. Mengenai definisi kebudayaan, banyak ahli-ahli ilmu sosial yang mencoba menerangkan, atau setidak-tidaknya telah menyusun definisinya. Ada dua tokoh antropologi yaitu : A.L. Kroeber dan C.Kluchohn yang pernah mengumpulkan sebanyak mungkin definisi tentang kebudayaan yang dijadikan dalam banyak buku yang berasa dari banyak pengarang dan ahli-ahli lainnya. Terbukti ada 160 macam definisi tentang kebudayaan yang kemudian
1
Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada 2007), hal.149150.
3
dianalisis dicari intinya dan diklasifikasikan dalam berbagai golongan, dna kemudian hasil penyelidikan itu diterbitkan dalam satu buku bernama ‘Culture A Critical Review of Concept and Devinitions” pada tahun 1952. Beberapa Ahli Antropologi diantaranya yang mengemukakan definisi tentang kebudayaan antara lain: 1.
Melville J. Herskovits seorang ahli antropologi Amerika dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah CulturalDeterminism.
2.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
3.
Menurut E.B. Tylor, kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain
kemampuan-kemampuan
serta
kebiasaan-kebiasaan
yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya,
mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir,
merasakan, dan bertindak.2
2
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: PT. Eresco 1988), hal.12.
4
4.
J.P.H. Dryvendak mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
5.
Ralph Linton (1893- 1953) yang merupakan antropolog Amerika juga memberikan definisi kebudayaan adalah ‘Man’s Social Heredity” 9sifat sosial manusia yang temurun).
6.
Prof.Dr.Koentjaraningrat mengatakan kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
7.
Drs.Sidi Gazalba, mendefinisikan kebudayaan adalah cara berpikit dan merasa menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.
Definisi-definis di atas kelihatannya berbeda-beda, namun semuanya berprinsip sama, yaitu mengakui adanya ciptaan manusia, meliputi perilaku dan hasil kelakuan manusia, yang diatur oleh tata kelakuan yang diperoleh dengan belajar yang semuanya tersusun dalam kehiduan masyarakat. Di dalam masyarakat kebudayaan sering diartikan sebagai the general body of the arts, yang meliputi seni sastra, seni music, seni pahat, seni rupa, pengetahuan filsafat atau bagian-bagian yang indah dari kehidupan manusia. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa yang didapat dari kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Segala sesuatu yang diciptakan manusia baik yang kongkrit maupun abstrak, itulah yang disebut kebudayaan.
5
2.2 Unsur-Unsur Kebudayaan Unsur merupakan bagian terkecil dari suatu benda. Unsur kebudayaan adalah bagian terkecil dari kebudayaan. Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu. 1.
Alat-Alat Teknologi
2.
Sistem Ekonomi
3.
Keluarga
4.
Kekuasaan Politik
Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Herskovits juga memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang super-organic karena kebudayaan yang turun-temurun dari generasi kegenerasi tetap hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kemaatian dan kelahiran. Unsur-unsur Kebudayaan Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur
kebudayaan misalnya, Melville J. Herskovits
mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu: 1.
Alat-alat teknologi.
2.
Sistem ekonomi.
3.
Keluarga.
4.
Kekuasaan politik.
Bronislaw Malinowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan, antara lain.
6
1.
Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
2.
Organisasi ekonomi
3.
Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama,
4.
Organisasi kekuatan.3
Unsur-unsur di atas tersebut, lazim disebut cultural universals. Istilah ini menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan. Setiap masyarakat terdapat pola-pola perilaku atau patterns of behavior. Pola-pola
perilaku
merupakan
cara-cara
masyarakat
bertindak
atau
berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut. Setiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu mengikuti polapola perilaku masyarakta tadi, pola-pola perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakatnya. Pola-pola perilaku berbeda dengan kebiasaan. Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang anggota masyarakat yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan dilaksanakan khususnya apabila seseorang berhubungan dengan orang-orang lain, dinamakan social organization. Kebiasaan tidak perlu dilakukan seseorang di dalam hubungannya dengan orang lain4. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok, meliputi. 1.
Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2. 3 4
Organisasi ekonomi
Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada 2007), hal.153. Ibid. Hlm.29
7
3.
Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
4.
Organisasi kekuatan (politik)
Koentjaraningrat berpendapat bahwa unsur-unsur kebudayaan ada tujuh. Ketujuh unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut 1.
Teknologi (Peralatan dan Perlengkapan Hidup). Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu. a. Alat-Alat Produktif b. Senjata c. Wadah d. Alat-Alat Menyalakan Api e. Makanan f. Pakaian g. Tempat Berlindung dan Perumahan h. Alat-Alat Transportasi
2.
Sistem Mata Pencaharian (Sistem Ekonomi) Pembahasan para ilmuwan tentang sistem mata pencaharian biasanya terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya. a. Berburu dan Meramu 8
b. Beternak c. Bercocok tanam di ladang d. Menangkap ikan 3.
Sistem Kekerabatan (Organisasi Sosial). Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan
suatu
masyarakat
dapat
dipergunakan
untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit kegiatan sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan; anggotanya terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologiantropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan; dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar, seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral. Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. 4.
Bahasa Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya 9
atau orang lain. Melalui bahasa manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus
mudah
membaurkan
dirinya
dalam
segala
bentuk
masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial; sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. 5.
Kesenian Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian, mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Kesenian adalah karya manusia yang mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Terdapat beberapa pembagian kesenian dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya membagi seni ke dalam Seni Tari, yang meliputi tari tradisional, tari klasik, tari rakyat (social dance), tari primitif, tari upacara, tari tertrikal dan tari kreasi baru, tari modern (modern dance/terlepas dari gerak tari tradisional); Seni Musik yang mencakup musik tradisional (gamelan, rebab, suling dll), musik modern (gitar, piano, biola dll);. Seni Rupa, meliputi lukis, ukir, patung, pahat; Seni Peran (Teater) meliputi teater tradisional, teater modern, film. Adalagi pembagian seni dalam tiga kelompok, yaitu seni rupa, seni pertunjukan, dan seni media rekam. Masih terdapat banyak pembagian seni yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang 10
kesemuanya merupakan cara pandang seseorang atau sekelompok orang terhadap seni. 6.
Sistem Kepercayaan (Religi, Agama) Sistem kepercayaan sering kali diartikan sebagai agama. Ada kalanya sistem kepercayaan diartikan sebagai keyakinan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang mengendalikan manusia dan sebagai salah satu bagian jagad raya. Pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas, sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Agama dan sistem kepercayaan seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasal dari bahasa Latin religare, berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi.
7.
Sistem Pengetahuan Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, 11
dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error). Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi. a. Pengetahuan Tentang Alam b. Pengetahuan Tentang Tumbuh-Tumbuhan dan Hewan di Sekitarnya c. Pengetahuan Tentang Tubuh Manusia, d. Pengetahuan Tentang Sifat dan Tingkah Laku Manusia e. Pengetahuan Tentang Ruang dan Waktu
2.3 Faktor-faktor Kebudayaan Faktor adalah hal-hal yang menyebabkan/mempengaruhi terjadinya sesuatu. Faktor kebudayaan adalah hal-hal yang menyebabkan terjadinya kebudayaan, baik itu perubahan ke arah baik maupun kejadian yang mengarah sebaliknya. Terdapat beberapa faktor kebudayaan, antara lain. 1.
Interaksi Manusia dengan Alam Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan alam.
Manusia memanfaatkan alam untuk mencapai
kehidupan yang diinginkan. Dalam hal itu dijumpai permasalahanpermasalahan yang perlu dipecahkan dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik sebagai tujuan hidup manusia itu sendiri. Hasil pemikiran pemcahan permasalahan itulah yang disebut kebudayaan, mulai dari ide pemecahan, tindakan pemecahan, dan hasil dari pemecahan permasalahan tersebut. 2.
Evolusi Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
12
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama, yaitu variasi, reproduksi, seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen dengan mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antara spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Evolusi mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik yang
diakibatkan
meningkatkan
oleh
kebugaran
seleksi
alam.
Adaptasi-adaptasi
dengan
membantu
aktivitas
ini
seperti
menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis. Dalam jangka waktu yang lama, evolusi menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin. 3.
Degenerasi Degenerasi berarti kemunduran atau kemerosotan generasi (tidak sebaik generasi sebelumnya). Degenerasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya penggunaan obat bius di kalangan anak-anak muda dapat mengakibatkan atau kemunduran, perubahan menjadi sesuatu yang rusak. Kemunduran mempengaruhi
atau
seluruh
rusaknya aspek
13
suatu
kehidupan.
generasi Dalam
ini
dapat
kebudayaan
degenerasi mengakibatkan nilai-nilai yang telah dibangun dalam taraf tertentu tidak dapat diterima generasi yang bersangkutan. Akibatnya terjadi pencarian nilai baru yang sesuai dengan masyarakat tersebut. 4.
Bioma Bioma atau Ekosistem adalah komunitas organisme yang saling tergantung bersama dengan komponen anorganik dari lingkungan mereka, termasuk air, tanah, dan udara. Bumi adalah ekosistem terbesar, dibagi menjadi biomes atau daerah yang luas dengan iklim dan vegetasi yang serupa. Suatu ekosistem yang besar, membentang dari kawasan geografis yang luas, dicirikan oleh beberapa bentuk kehidupan yang dominan. Ada dua jenis dasar bioma: darat, atau berbasis darat (dari mana terdapat enam), dan perairan. Kedua jenis ini dibagi lebih jauh ke laut dan air tawar biomas. Dalam bioma atau ekosistem, jumlah dari semua makhluk hidup disebut sebagai komunitas biologis. Kadang-kadang istilah biota, yang mengacu pada semua flora dan fauna (tanaman dan hewan) di suatu daerah, digunakan sebagai gantinya. Dengan demikian, masyarakat biologis adalah konsep yang lebih besar, karena itu termasuk mikroorganisme, yang vital bagi fungsi jaringan makanan. Makanan, yang dapat dianggap sebagai suatu jaringan saling berhubungan rantai makanan adalah cara energi yang ditransfer melalui komunitas biologis. Tanpa mikroorganisme yang dikenal sebagai dekomposer, kunci hubungan dalam jaringan makanan akan hilang.
5.
Lingkungan Sosial Lingkungan sosial atau lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dan segala benda, daya dan keadaan serta makhluk hidup, termasuk manusia dan perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejateraan manusia serta makhluk-makhluk lainnya. 14
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah bisa hidup seorang diri. Dimanapun dan bilamana pun manusia senantiasa memerlukan kerjasama dengan orang lain. Manusia membentuk kelompok sosial diantara sesama dalam upayanya mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan. Dalam suatu kehidupan sosial, manusia juga memerlukan organisasi, yaitu suatu jaringan interaksi social antar sesama untuk menjamin ketertiban sosial, seperti keluarga, kelompok masyarakat dan lain-lain. Lingkungan sosial merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara anggota atau kelompok masyarakat beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta norma yang sudah mapan, serta terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan buatan. Lingkungan alam hayati dan lingkungan alam non hayati merupakan bagian-bagian dari 1ingkungan alam yang berujud fisik . Lingkungan alam buatan adalah lingkungan yang dikelola manusia untuk kepentingannyca. Manusia membentuk linglkungan dengan mengubah sumber-sumber alam (hayati dan non hayati ) untuk kenikmatan hidup manusia. Dengan menggunakan ketrampilan dan teknologi canggih/tepat guna dapat mengubah 1ingkungan fisik. Dalam lingkungan buatan, manusia menjadi subyek. Contoh lingkungan buatan yaitu manusia mengubah padang pasir menjadi daerah pertanian dengan sistem irigasi dan mekanisasi pertanian yang baik. Dalam lingkungan alam, manusia sebagai obyek, masih hidup meramu, dengan hanya mengumpulkan buah, daun dari alam sekitar sebagai bahan makanan. Lingkungan sosial meliputi manusia sebagai subyek maupun obyek, sebagai perorangan dalam kaitan dengan orang lain, dimana fungsi dan peranan manusia ditentukan oleh pranatapranata dan nilai-nilai sosial, seperti perkawinan, organisasi, adat, tradisi dan lain-lain. 15
2.4 Struktur Kebudayaan Struktur biasanya diartikan sebagai susunan, membahas tentang terbentuknya suatu bangunan. Dalam kebudayaan, pembahasan struktur selalu dikaitkan dengan ujud kebudayaan. Ujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu kebudayaan yang berupa gagasan, aktivitas, dan artefak atau hasil karya. 1.
Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.
Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitasaktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3.
Artefak (hasil karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
16
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Selain pembagian tersebut terdapat kalsifikasi lain. Klasifikasi ini membagi kebudayaan dalam kebudayan materiil dan kebudayaan nonmateriil. : a. Kebudayaan Material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi, seperti mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. b. Kebudayaan Nonmaterial Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
2.5 Realitas Kebudayaan Realitas berarti kenyataan atau menurut keadaan yang sesungguhnya (W.J.S Poerwadarminta, 1984: 808). Budaya merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan sebagainya (W.J.S Poerwadarminta, 1984: 157). Oleh karena itu, realitas budaya merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
17
manusia yang memang benar–benar terjadi di lingkungan masyarakat atau sesuai dengan fakta yang ada. 5 Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat di masyarakat. 1.
Masyarakat, adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial terntentu dalam waktu yang cukup lama.
2.
Interaksi Sosial dalah hubungan dan pengaruh timbal balik antarindividu,antara individu dari kelompok dan antarkelompok.
3.
Status dan Peran, status adalah posisi seseorang dalam masyarakat yang merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat statis. Peran merupakan pola tindakan dari orang yang memiliki status tertentu dan merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat dinamis.
4.
Nilai, nilai itu adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang diidamidamkan.Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan dan tata kelakuan.
5.
Norma, norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial,dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar.
6.
Lembaga Sosial, menurut Paul B.Horton dan Chester L Hunt,lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir dan mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umu tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.Lembaga merupaka satu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting.
5
Riza fahmi. Realitas Budaya Masyarakat Bali Dalam Novel “Sukreni Gadis Bali” Karya A.A. Pandji Tisna Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus 2011 hal. 874
18
7.
Sosialisasi, sosialisasi merupakan proses individu belajar berinteraksi di tengah masyarakat.Melalui proses sosialisasi ,seorang individu akan memperoleh pengetahuan,nilai-nila dan norma-norma yang akan membekalinya dalam proses pergaulan.
8.
Perilaku Menyimpang, merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.
9.
Pengendalian Sosial, setiap masyarakat menginginkan adanya suatu ketertiban agar tata hubungan antarwarga masyarakat dapat berjalan secara tertib dan lancar,untuk kepentingan ini masyarakat membuat norma sebagai pedoman yang pelaksanaannya memerlukan suatu bentuk pengawasan dan pengendalian.
10. Proses Sosial, proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi antarkomponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga mewujudkan suatu perubahan.Dlama suatu proses sosial terdapat komponen-komponen yang saling terkait satu sama lain,yaitu: a. Struktur sosial,yaitu susunan masyarakat secara komprehensif yang menyangkut individu ,tata nilai,dan struktur budayanya. b.
Interaksi
Sosial,yaitu
keseluruhan
jalinan
antarwarga
masyarakat. c. Struktur alam lingkungan yang meliputi letak,bentang alam,iklim,flora dan fauna.Komponen isi merupakan salah satu komponen yang turut mempengaruhi bagaimana jalannya proses sosial dalam suatu masyarakat. 11. Perubahan Sosial Budaya, adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsurnya sehingga memunculkan suatu corak sosial budaya baru yang dianggap ideal.
19
2.6 Realitas Sosial Budaya Di Indonesia Menurut Tilaar tidak ada suatu masyarakat yang tidak berubah. Oleh sebab itu telah lahir berbagai jenis teori mengenai perubahan sosial. Philip H. Phenix menjelaskan social change can be analyzed in terms of the concepts of structure, function and social needs. While no exact laws of social behavior have yet been formulated, some insight may be gained into the basis for individual conformity and deviation and for the transformation that take place in cultures, institutions, norms, roles and rankings as a result of internal stresses, environmental factors, or external pressures. Tilaar mengemukakan bahwa perubahan yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu; kebutuhan akan demokratisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi. 1.
Demokratisasi demokratisasi menjadi sangat berpengaruh mengingat masyarakat dunia menjadi masyarakat tanpa sekat yang harus saling berpengaruh dan saling membutuhkan.
2.
Kemajuan teknologi telah membawa pengaruh yang besar terhadap perubahan suatu masyarakat. Kemajuan ini disebabkan oleh kebutuhan umat manusia untuk lebih cepat dalam bertindak dan untuk memudahkan segala kebutuhan manusia yang ada serta didasarkan pada keingintahuan manusia. Ketiga , globalisasi sangat berpengaruh bagi perubahan mengingat hubungan antar manusia akan terasa lebih dekat dan saling bersaing. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya
bahwa
terdapat
kekuatan-kekuatan
yang
dapat
mempengaruhi adanya perubahan sosial di tengah masyarakat. Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia juga akan terkena dampaknya. Masyarakat Indonesia dewasa ini sangat bergantung dan terpengaruh oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi. Sebagaimana bisa disaksikan bahwa pengaruh 20
teknologi sudah merambah sampai ke pelosok-pelosok desa yang dulu merupakan masyarakat yang kurang mendapatkan akses keluar. Teknologi ini dapat kita lihat perkembangannya pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa bangsa Indonesia ke masa transisi yang sangat sulit. Kehidupan politik, ekonomi dan sosial sangat berbarengan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan ini perlu dihadapi dengan sangat cepat dan tepat sehingga masyarakat kita tidak akan menjadi sasaran negatif dari sebuah teknologi, akan tetapi dapat menjadi pemain untuk mengarahkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada untuk dimanfaatkan menjadi kekuatan yang dapat membangun masyarakt Indonesia yang lebih baik. Idealnya untuk dapat memberikan arah yang jelas terhadap perubahan ini, pendidikan adalah solusi yang terbaik. Pendidikan harus mampu menjadi penyaring antara kekuatan positif dan negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan komunikasi dan teknologi informasi dewasa ini menyebabkan para siswa mendapatkan semburan informasi yang amat deras, jauh lebih deras dari yang pernah dialami orang tua mereka. Puluhan ribu halaman dicetak baik dalam wujud buku, majalah atau koran beredar di masyarakat. Banyak TV dipancarkan masing-masing stasiun televisi dengan jam tayang amat panjang.
Di balik perubahan yang amat cepat dalam kehidupan
bermasyarakat, anehnya, pendidikan sendiri selama ini tidak mengalami perubahan yang berarti. Sekolah dewasa ini sama dengan sekolah masa lampau. Bagaimana keadaan sekolah dan kelas, bagaimana guru mengajar, bagaimana siswa belajar dan bagaimana hubungan di antara warga sekolah sama dengan lima puluh tahun yang lampau. Perubahan nilai sosial budaya juga bisa dirasakan ketika kita melihat maraknya kekerasan, perkelahian antar peserta didik baik 21
individual
maupun
kelompok
sampai
meminta
korban
jiwa,
menyontek sudah menjadi hal yang wajar, penjiplakan karya tulis berkembang,
demo
oleh
guru
bermunculan,
sampai
dengan
penyalahgunaan narkoba masuk dalam lembaga pendidikan 3.
Globalisasi Perubahan yang dapat kita lihat juga sebagai akibat dari perubahan sosial adalah keinginan banyak pihak untuk membangun otonomi daerah yang terarah. Otonomi daerah ini adalah akibat dari kekuatankekuatan yang mempengaruhi perubahan sosial tadi. Pada dasarnya tujuan dari adanya otonomi daerah sangat relevan dengan reformasi yang sedang dibangun masyarakat sekarang ini, akan tetapi dampak negatif yang bisa timbul adalah disintegrasi bangsa apabila tidak diarahkan dengan baik. Kebijakan otonomi daerah untuk menjawab tuntutan lokal dan desakan kecenderungan arus global perlu diarahkan dan dicermati dengan baik mengingat kondisi masyarakat dan daerah yang beragam dan sangat rentan terhadap perpecahan bangsa. Perubahan sosial, politik dan pembangunan daerah dari model sentralistis ke desentralisasi, bukanlah perkara yang mudah dalam prosesnya. Perubahan ini memerlukan perubahan sikap dan mental yang baik dari seluruh aparat di dalamnya. Menurut Muchsan terdapat sendi-sendi otonomi yang harus terpenuhi dalam melaksanakan otonomi daerah : a. pembagian kewenangan ( sharing of power ), b. pembagian pendapatan ( distribution of income ), c. kemandirian atau penguatan daerah ( empowering ) (Tilaar, 2002:223) Oleh karena itu, perlu adanya persiapan yang matang, terencana, seksama, bertahap dan berkelanjutan dalam melaksanakan otonomi
22
daerah sebagai bentuk dari perubahan sosial masyarakat Indonesia. Perubahan sosial yang berdampak pada perilaku keseharian sosial di Indonesia serta adanya otonomi daerah perlu dihadapi dengan pendidikan. Pendidikan harus mampu menjadi agen perubahan yang dapat memberikan perubahan positif terhadap perubahan sosial. Pendidikan harus mampu mengembangkan kreativitas dan pikiran masyarakat guna menemukan sesuatu yang baru dan berguna bagi perbaikan masyarakat. Makin banyak masyarakat yang menampilkan kemampuan kreativitasnya, masyarakat akan kaya dengan perubahanperubahan. Introduktif hal-hal baru, produk perubahan masyarakat, ke dalam
lembaga
pendidikan
akan
memperbesar
peluang
berkembangnya kreativitas peserta didik. Dengan kata lain, proses pembelajaran yang mengembangkan kreativitas peserta didik dan memproduksi perubahan masyarakat akan lebih memperkaya peran pendidikan dalam upaya perubahan sosial ke arah yang berkualitas (Abdullah, 2005:5).
23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Kebudayaan -- cultuur (bahasa belanda) -- culture (bahasa Inggris) berasal dari kata Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktifitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. Koentjaraningrat berpendapat bahwa unsur-unsur kebudayaan ada tujuh. Ketujuh unsur yang dimaksud adalah ; Teknologi (Peralatan dan Perlengkapan Hidup). Sistem Mata Pencaharian (Sistem Ekonomi) . Sistem Kekerabatan (Organisasi Sosial). Bahasa. Kesenian. Sistem Kepercayaan (Religi, Agama). Dan Sistem Pengetahuan . Terdapat beberapa faktor kebudayaan, antara lain.
Interaksi Manusia
dengan Alam. Evolusi. Degenerasi. Bioma. Lingkungan Sosial Realitas berarti kenyataan atau menurut keadaan yang sesungguhnya (W.J.S Poerwadarminta, 1984: 808). Budaya merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan sebagainya (W.J.S Poerwadarminta, 1984: 157). Oleh karena itu, realitas budaya merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia yang memang benar–benar terjadi di lingkungan masyarakat atau sesuai dengan fakta yang ada Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat di masyarakat, diantaranya : Masyarakat, Interaksi Sosial, Status dan Peran, Nilai,
Norma,
Lembaga
Sosial,
24
Sosialisasi,
Perilaku
Menyimpang,
Pengendalian Sosial, Proses Sosial, Struktur sosial, dan Perubahan Sosial Budaya.
3.2 Saran Setelah mengetahui dan memahami tentang kebudayaan dan ruang lingkupnya, diharapkan pembaca dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Riza fahmi. 2011. Realitas Budaya Masyarakat Bali Dalam Novel “Sukreni Gadis Bali” Karya A.A. Pandji Tisna Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus Soekanto , Soerjono.
2007. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada Soelaeman, M. Munandar. 1988. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : PT. Eresco Widagdho,Djoko. 1991. Ilmu Budaya Dasar Cetakan kedua. Jakarta:Bumi Aksara.
25