D I S U S U N NOBERTUS BUMBUNGAN G 401 10 049
UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS MIPA 2011
KATA PE
ANTAR
Puji Syukur Syukur ke hadirat hadirat Tuhan Yang Maha Maha Esa atas berkat berkat dan rahmat -Nya makalah inti dapat selesai. Di dalam makalah terdapat berbagai jenis system integument hewan beserta dengan gambar yang dapat di gunakan sebagai tambahan ilmu untuk kita semua, Akhir kata, tiada gading tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini kami nantikan.
Palu,
Maret 2011
Penulis
i
DAFTAR
1
ISI
2
3
Kata
4
Daftar
5
BAB
Pengantar .i Isi«««««««««««««««««««« Isi«««««««««« ««««««««««««««««««««ii ««««««««««ii
....................... ............... .......... ............... ....................... ................ .......... ................ ........................ ............... ......... ..... 1 I PENDAHULUAN ................
6
a.
Latar
7
b.
Tujuan Tujuan ............... ....................... ................ .......... ................ ........................ ............... ......... ............... ....................... ................ .......... ............... ................... .... 1
8
BAB
II PE
Belakang Masalah....................... ......... .......................... ...... ....................... .. 1
BAHASAN ............... ....................... ................ .......... ............... ....................... ............... ......... .. ................ ....................... ............... .......... ...... 2
a. Sistem Integument Mamalia ................................ ......................... ....... ................... 2
9
10
c.
Sistem Integumen Reptil Reptil ........................... ..... ......................... ....... ........................ 5
11
d.
Sistem Integumen aves «««««««««««««««««««««««.6
12
e.
System Integumen Pis ces««««««««««««««««««««««..8
13
f .
Sistem Integumen Amf ibi««««««««««««««««««««««11 ibi««««««««««««««««««««««11
14 15
16
BAB
III PENUTUP««««««««««««««««««««««««««««14 a.
esimpulan K esimpulan
DAFTAR
«««««««««««««««««««««««««««.14
ISI
17
2
BAB
I
PENDAHULUAN A.
Latar
belakang
ulit K ulit
adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi &
melindungi permukaan tubuh.
ulit K ulit
merupakan organ tubuh yang paling luar yang
membatasinya dengan dunia luar. Organ yang sangat essensial, vital, serta dan kehidupan.
ulit K ulit
cermin
kesehatan
juga sangat kompleks, elasti c, dan sangat sensitive, bervariasi pada
keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh.
Luas
kulit kira-kira 1,5-2 m2, berat kulit
kira-kira 4kg. pada orang dewasa 7% dari berat badan, tebal 1,5-4 mm, berbeda pada setiap bagian dari tubuh. Setiap 1 cm2 kulit mengandung 70 cm pembuluh darah, 55 cm sara f , 100 kelenjar keringat, 15 kelenjar, 230 reseptor sensori, dan ½ juta sel mati dan sel baru. ulit K ulit
mempunyai susunan serabut sara f yang teranyam se cara halus & berguna untuk
merasakan sentuhan/sebagai alat peraba.
ulit K ulit
merupakan organ hidup yang mempunyai
keadaan yang sangat bervariasi. Bagian kulit yang sangat tipis terdapat disekitar mata & yang paling tebal terdapat ditelapak kaki & telapak tangan. Masing-masing mempunyai
cirri
khas
(dermatoglipic pattern) yang berbeda-beda pada setiap orang yaitu berupa garis lengkung & berkelok-kelo.
ulit K ulit
dapat dibedakan menjadi 3 lapisan yaitu kulit ari (epidermis), kulit
jangat (dermis=kutis), dan hipodermis (sub kutis). Pada setiap hewan mempunyai system integument (kulit) yang berbeda dan
ungsi f ungsi
yang berbeda namun mempunyai banyak
persamaan juga. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui f u ungsi ngsi kulit dari beberapa makhluk hidup. 2. Untuk mengetahui bagian-bagian integumen dari makhluk hidup
1
BAB
PE
II
BAHASAN
A. Sistem Integumen Mamalia a. Sistem integumen Mamalia Secara f ilogenetik, ilogenetik, yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang
monotremata (seperti ekidna) dan mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau marsupial).
Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah epidermis, epidermis, yang tengah adalah dermis, dermis, dan paling dalam adalah hipodermis. hipodermis. Epidermis biasanya terdiri atas tiga puluh lapis sel yang ber f ungsi ungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini sering terkelupas; epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar). Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan lima belas hingga empat puluh kali dibanding epidermis. Dermis terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar. Hipodermis tersusun atas jaringan adiposa dan ber f menyimpan lemak, penahan benturan, fungsi ungsi untuk menyimpan dan
insulasi.
etebalan K etebalan
lapisan
ini
bervariasi
pada
setiap
spesies.
Susunan jaringan kulit 1. Epidermis dari ektoderm ektoderm Terdiri dari : a. Stratum corneum : lapisan terluar b. Stratum lucidum : lapisan peralihan c.
Stratum granulosum - terdiri dari 3 lapis sel - menghasilkan : keratohyaline ( calon pembentuk tanduk)
d. Stratum germinativum : selalu membelah, untuk mengganti mengganti sel ± sel s el yang tua 2. Dermis / corium dari mesoderm Terdiri dari : a. Stratum papilaris : dibawah dibawah stratum germinativum germinativum Membentuk papilae papilae (jonjot) untuk pemberian nutrisi ke epidermis b. Stratum retikularis : susunan sangat berserabut, berserabut, menghasilkan chromatopora 2
3. . Rambut Pertumbuhan : a. Sel str. Germinativum membelah tumbuh kearah corium b. Terbentuk papila corium bersama pembuluh darah masuk ke papila membawa bahan ( makanan) pembentuk rambu ra mbutt c.
Rambut terdiri dari bagian ± bagian : - Matrik : selubung papila yg selnya tetap hidup - Rongga rambut : merupakan bagian yg sel ± selnya mati
4.
Tanduk - Cula : ^ tonjolan daerah nasal ^ dibungkus kulit dengan papil ± papil epidermis badak - Tanduk rusa (antler) Penonjolan tulang dari (os f rontalis) ronta lis) dibungkus kulit yang mengalami mengala mi nekrobiose masih masih tampak pada pangkal - Tanduk jerapah ( f am. am. Giraf idae) idae) Dari tulang tanduk (os. corni) yg bersenyawa dengancranium & ditutup kulit yg berambut berambut tulang telanjang
3
4
b. Sistem Integumen Reptil
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh
cecak,
atau pun
berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modi f ikasi ikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidenti f ikasi ikasi spesies hewan tersebut.Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat.
Lapisan
terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung
sel-sel sara f dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi.
Lapisan
ini akan ikut hilang
apabila hewan berganti kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami modi f ikasi ikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan dikarenaka n adanya adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang berma cam-ma cam. Pada
calotes
(bunglon) perubahan ini relati f cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum. omicum.
Contoh Reptile,
5
adal K adal
c.
.
System Integument Aves
Bulu Pertumbuhan Pertumbuha n bulu : berasal dari epidermis yang menyembul perlahan perlaha n kepermukaa n kulit, berupa kun cup bulu yang nantinya akan membuka dan menjadi bulu muda muda dipermukaan kulit yang selanjutnya selanjutnya menjadi bulu dewasa. Macam bulu : a. Bentuk ^ Plumae : menutupi tubuh ( contour f eaters) eaters) ^ Filoplumae : bulu rambut ( hair f eaters) eaters) ^ Plumulae : bulu bawah ( down f eaters) eaters) b. Letak ^ Rectrises ekor, berdera bulu simetris ^ Remiges sayap, bendera bulu asimetris ^ Tectrises tubuh (penutup) ^ Alula kaki
.
Bagian bulu 1. Calamus (tangkai bulu), terdapat t erdapat umbili cal inf erior erior (bawah) dan superior (atas) 2. Rachis, lanjutan calamus, tempat melekatnya vexilum vexilum (bendera (bendera bulu) 3. Vexilum terdiri atas barbae 4. Barbae terdiri atas barbulae in f erior erior dan superior yang dihubungkan oleh kait (radioli)
6
7
d.
System Integumen Pis ces Lapisan
epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan
oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan dan sistem somatis, mempunyai sejarah evolusi yang kompleks. Integumen sekalian hewan merupakan lapisan protekti f yang menjaga lalulintas air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya se cara bebas. Epidermis tidak dilengkapi dengan pembuluhpembuluh darah, keperluan metabolisme diperoleh se cara dif usi, usi, karena itu kecenderungan dari sel-sel yang paling di luar untuk menjadi mati dan lepas sangat besar sekali. Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang disebut stratum germinativum (lapisan malphigi).
Lapisan
ini sangat giat dalam melakukan
pembelahan untuk menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan pengembangan tubuh.Dermis yang didalamnya dida lamnya terkandung pembuluh darah, sara f dan jaringan pengikat memiliki struktur yang lebih tebal dan sel-sel yang susunannya lebih kompak dari pada epidermis. Derivat-derivat kulit juga juga dibentuk dalam lapisan ini.
Lapisan
dermisi berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang
bersisik, dan derivat-derivat kulit lainnya. Asal mula terbentuknya dermis ini belum banyak diketahui; diperkirakan bahwa jaringan ikat di bawah epidermis dulunya berubah, terutama sekali menjadi tulang pada hewan nenek moyang vertebrata, seperti yang terlihat pada f osilosil-f osil osil Ostra codermi yang mempunyai prisai-prisai tulang pada kulitnya, yang pertumbuhannya sangat baik.
Lendir
Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih banyak dan tebal dibanding dengan ikan yang bersisik.
etebalan K etebalan
lendir yang meliputi kulit ikan
dipengaruhi oleh kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak di dalam epidermis.
elenjar K elenjar
ini akan memproduksi lendir lebih banyak pada saat tertentu,
misalnya pada saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya/ genting dibanding pada saat atau keadaan normal. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ia dapat berenang dengan lebih
cepat,
mencegah inf eksi eksi dan menutup luka,
berperan dalam osmoregulasi sebagai lapisan semi-permiable yang men cegah keluar masuknya air melalui kulit. Pada beberapa ikan tertentu menggunakan lendir sebagai alat
perlindungan
pada
saat
terjadi 8
kekeringan,
misalnya
ikan
paru-paru
(Protopterus)yang menanamkan diri pada lumpur selama musim panas dengan membungkus tubuhnya dengan lendir hingga musim penghujan tiba. Beberapa ikan yang menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar, misalnya anggota dari genus Tri chogaster.
Sisik
Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan primitive, sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah f lleksibel. eksibel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis. Di samping ikan bersisik terdapat pula ikan yang sama sekali tidak bersisik, di temukan pada ikan lajur (Tri chiurus, Lepturancanthus,
Demissolinea), ikan sub-ordo Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta
alba). Sebagai suatu kompensasi dari tidak terdapatnya lendir pada tubuhnya, mereka memiliki lendir yang lebih tebal sehingga badannya menjadi lebih li cin.Ada beberapa jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian ba gian tubuh tertentu tertentu saja. S eperti ³paddle ish´, f ish´,
ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian oper culum dan ekor. Dan adapula
yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang terlihat seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya ke cil dan dilapisi lendir yang tebal. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Pla coid, Cosmoid, ganoid, Cy cloid dan Ctenoid.
a. Sisik Placoid
Jenis
sisik
ini
karakteristik
bagi
golongan
ikan
bertulang
rawan
(Chondri chthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Sisik ma cam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada ostei chthyes yang terdir i atas lempeng dasar, dasar , tangkai sentral sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan sara f yang berasal dari dermis. Sisik pla coid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan
9
dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.
b. Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan f o osil sil dan ikan primitive yang sudah punah dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi sema cam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan non cellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, ba wah, sedangkan pada bagian ba gian atas tidak tida k terdapat sel-sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan
c.
Latimeria chalumnae.
Sisik Ganoid
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan
Lepidosteus
(Holostei) dan S caphyrynchus
(Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah
c osmine,
dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.
Pertumbuhan Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah ba wah dan bagian atas. Ikan Ika n bersisik type ini ini adalah adala h antara lain, Polypterus,
Lepisostidae,
Acipenceridae dan Polyodontidae.d.Sisik
Cycloid dan CtenoidSisik Ctenoi dSisik ini ditemuka n pada golongan ikan teleostei, tele ostei, yang masingmasing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Mala coptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras (A canthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut
ctenii
beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis,
leksibel f leksibel
dan transparan. Penempelannya se cara
tertanam ke dalam sebuah kantung ke cil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat.
Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih
gelap daripada bagian ba gian depan (anterior) (ant erior) karena bagian posteriornya mengandung butirbutir pigmen ( chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid
10
adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan
ctenii
(gerigi kecil).
Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.
Ikan Betok atau Iwak Papuyu (Anabas testudi neus Bloch) e. System integument amfibi
Amf ibi ibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa isik.
ulit K ulit
ini harus selalu dijaga agar tetap lembab karena ia
cenderung
mengering.
Bahkan walaupun mereka memiliki kelenjar lendir yang membantu menjaga kelembaban, amf ibi ibi harus tetap hidup di daerah lembab.
ulit K ulit
dari sebagian besar
amf ibi ibi melindungi mereka dari predator dan memiliki kelenjar ra cun yang mengeluarkan zat yang tidak nyaman dan bahkan bisa bera cun.
.
ulit K ulit
masuk´.
kodok memiliki si f at at permeabilitas, dimana air dan gas dapat ³keluar-
ulit K ulit
katak juga ber f ungsi sebagai alat perna f asan asan dan harus lembab f ungsi
sehingga tidak kekeringan. Oleh karena itu katak harus mengembangkan adaptasi yang berhubungan erat dengan si f at at dari kulit mereka. Untuk mengurangi kemungkinan kemungkinan kulit mengering maka adaptasi yang dilakukan antara lain:
1) Merapatkan tubuh untuk mengurangi luas permukaan yang bisa mongering, 2) Hidup dekat badan air, 3) Berlindung di tumbuhan tumbuha n teduh tedu h atau ata u permukaan permukaa n batu, 4) Menutupi kulit dengan b bahan licin 5) Masuk ke dalam tanah
11
Anatomi kodok
K ulit ulit
kodok dibawah Mikroskop (credit: Tjc)
12
13
BAB
III
PENUTUP a. Kesimpulan 1. Seperti kita ketahui kulitterbagi dari beberapa lapisan yang ber f ungsi ungsi melindungi tubuh dari gangguan mekanis,
isis, f isis,
organis dan terhadap mikroorganisme lain
serta hewan-hewan lain, sebagai isolator dengan adanya bulu dan rambut dan sebagai stimuli dar i lingkungan. 2. Integumen atau kulit merupakan bagian tubuh yang langsung berhubungan dengan lingkungan luar tempat hewan itu hidup.
ulit K ulit
itu sendiri terbagi beberapa lapisan
diantaranya epidermis, dermis ( corium) dan sub cutan. Diantara integumen kulit tersebut terbagi lagi organ-organ pendukung yang di miliki oleh setiap kelompok makhluk hidup, misalnya rambut, kuku, bulu dan kelenjar dari hewan tersebut.
14
DAFTAR
PUSTAKA
http://mblarah.files.wordpress. com/2010/11/integumen-kulit.ppt http://sistem-integumen-pada-reptil.html http://sistem-integumen-pada-pisces.html http://sistem-integumen-pada-mamalia-binatang.html http://www.s cribd.com/doc/19874662/KULIT http://www.gu dangmateri. com/2010/03/amphibi.html