PEMERIKSAAN FISIK SISTEM INTEGUMEN Secara umum, kulit berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya, sebagai presepsi sensori, pengatur suhu tubuh dan tekanan darah, sintesis vitamin, serta sebagai tempat pengeluaran/sekresi keringat. Tujuan pemereiksaan fisik disini adalah mengeta mengetahui hui kondis kondisii kulit, kulit, rambut rambut,, dan kuku. kuku. Sebaga Sebagaii contoh contoh,, warna warna kulit kulit dapat dapat berubah menjadi kuning (ikterik) pada beberapa gangguan hati. enderita diabetes mellitus yang tidak dapat terkontrol dapat mengalami gangguan kulit berupa kematian sel!sel kulit (gangren). emeriksaan fisik disini meliputi inspeksi dan palpasi. •
Prosedur pemeriksaan fisik integumen "lat khusus #. Steto etosko skop $. enc encah ahay ayaaa aaan n yan yang g cuku cukup p %. &and &andsc scon on sekali sekali paka pakaii ersiapan pasien #. 'ntu ntuk peng engkaji kajian an tota totall selu seluru ruh h perm permuk ukaa aan n kuli kulit, t, pasie asien n haru arus melakukan beberapa posisi. $. "rea "rea yang yang diperik diperiksa sa sebaik sebaikny nyaa terbuka terbuka penuh. penuh. %. ila area yang diperik diperiksa sa tidak bersih bersih atau atau tertutup tertutup kosmetik kosmetik,, sebaiknya sebaiknya kita bersihkan dahulu untuk memungkinkan inspeksi yang adekuat
•
INSPEKSI DAN PALPASI
"gar data yang diperoleh benar!benar tepat, harus dilakukan dengan pencahayaan yang memadai. ulit harus dikaji secara menyeluruh dan tidak terbatas pada lokasi abnormal saja. *alam pelaksanaanya, kulit dapat dikaji bersama!sama sewaktu mengkaji bagian tubuh yang lain. erawat seringkali dapat mendeteksi adanya gangguan kulit karena adanya kesempatan untuk mengadakan mengadakan kontak dengan pasien. pasien. engkajian engkajian kulit juga dapat dilakukan dilakukan sewaktu perawat membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri. diri. agi agi pasien pasien yang yang harus harus tirah tirah baring baring atau yang yang menga mengalam lamii ganggu gangguan an mobil mobilitas itas,, perawa perawatt secara secara teratu teraturr juga juga harus harus mengk mengkaji aji kondis kondisii kulit kulit untuk untuk mengamati mengamati adanya adanya tanda!tanda tanda!tanda luka tekan / decubitus. decubitus. 'ntuk mempermuda mempermudah h kita kita dalam dalam mendet mendeteks eksii ganggu gangguan an ini, ini, kita kita dapat dapat menggu menggunak nakan an alat/fo alat/forma rmatt pengkajian yang sudah disepakati bersama.
+S-S+ ariasi warna kulit
arna okelat
Proses *eposisi melanin
*eposisi melanin hemosiderin
iru (sianosis)
*eoksihemoglobin meningkat akibat hipoksia, yang merupakan periferal/kapiler atau sentral/aterial &emoglobin abnormal
iru kemerah! merahan
0erah
uning (ikterik)
Pen!e"a" Sinar matahari, hamil, penyakit "ddison, dan beberapa tumor pituitary
hemokromatosis
"nsietas/dingin
enyakit jantung/ paru!paru 0ethemoglobinemia didapat/ kongengital 1 sulfhemoglobinemia olositemia
ombinasi akibat jumlah total hemoglobin meningkat, peningkatan hemoglobin reduksi, dan statis kapiler eningkatan visibilitas oksihemoglobin karena3 *emam alcohol, *ilatasi atau • peradangan lokal peningkatan jumlah pembulu darah superfisial atau peningkatan aliran darah enggunaan • 4ingkungan yang oksigen di kulit dingin menurun adar bilirubin meningkat
Lokasi "rea terbuka, muka (topeng kehamilan/ kloasma/ melasma), putting susu, areola, linea nigra, vulva
enyakit hati, hemolysis sel darah merah
"rea terbuka, genetalia, jaringan parut, sering menyeluruh uku,kadang bibir
ibir, mukosa, mulut, lidah, kuku ibir, mukosa, mulut, lidah 2ajah, konjungtiva, mulut, tangan, kaki
2ajah dan dada atau daerah sekitar peradangan
"rea yang terkena dingin (mis. Telinga) 4ebih tampak meningkat pada konjungtiva
arotenemia
adar karotin meningkat
'remia kronis
"kibat retensi kromogen urinaria
2arna berkurang
enurunan kadar melanin elainan bawaan • tidak dapat membentuk ehilangan • melanin
emunduran visibilitas oksihemoglobin "liran darah • menurun dalam aliran darah superfisial adar oksi • hemoglobin menurun
eningkatan asupan karotin dari sayur dan buah!buahan1 miksedema, hipopituitarisme, diabetes mellitus, anoreksia nervorsa enyakit ginjal kronis
"lbinisme
daripada selaput lender yang lain dan bagian yang lain Telapak tangan, telapak kaki, wajah, tidak mempengaruhi konjungtiva atau selaput lender yang lain. anyak terjadi pada area terbuka, mungkin menyeluruh1 tidak mengenai konjungtiva dan selaput lender lainya
ekurangan pigmen pada, kulit, rambut, mata
ertiligo
Tinea versikolor (infeksi jamur yang umum)
Sinkop, syok beberapa variasi normal
Tidak sempurna, simetris sering pada area yang terbuka *ada, punggung atas, leher
Sering pada wajah, konjungtiva, mulut, kuku
"nemia
-dema Sindrom nefrotik
Sering pada wajah, konjungtiva, mulut, kuku "rea yang dalam
4esi kulit primer dan sekunder Gam"ar
4esi primer
Keterangan 0acula 3 perubahan warna kulit, tidak teraba, dengan batas jelas, kurang dari # cm
apula 3 menonjol, batas jelas, elevasi kulit yang padat, kurang dari 5,6 cm odula 3 tonjolan padat berbatas tegas, lebih besar daripada papula 5,6!$ cm Tumor 3 tonjolan padat seperti nodula, lebih besar ukuranya esikula 3 papula dengan cairan serosa di dalamnya ustule 3 papula dengan cairan pus didalamnya ula 3 peningkatan kulit berbatas tegas berisi cairan dengan ukuran 7# cm
4esi sekunder
'rtika 3 peninggian kulit yang datar oleh karena edema pada dermis bagian atas. ersifat gatal, timbulnya cepat, hilangnya cepat, pori!pori melebar, warna pucat 'lkus 3 luka yang menembus epidermis sampai korium, bisanya disertai nekrosis jaringan, bentuk dan kedalaman luka bervariasi "trofia 3 menipisnya kulit karena berkurangnya satu atau lebih lapisan kulit, kulit tampak pucat, elastisitas berkurang Skuama 3 partikel epidermal dapat kering atau berminyak , tipis atau tebal dan dilapisi masa keratin. 2arnanya bervariasi putih, keabu! abuan, kuning, atau cokelat. -rosi 3 hilanghnya lapisan kulit sebatas epidermis dan sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut -kskoriasi 3 hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare rusta 3 pengeringan cairan tubuh bercampur
epitel debris bakteri Sikatriks 3pembentukan jaringan baru yang sifatnya lebih banyak mengandung jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit atau trauma pada dermis yang lebih dalam. *apat terjadi atrofi disrbut sikatriks atrofi, bila membesar disebut sikatriks hipertrofi 8isura 3 adalah retakan kulit yang linier sepanjang epidermis atau sampai dermis, dapat multiple.
erbagai kondisi kuku Gam"ar
Keterangan uku normal
#onto$ kondisi
Clubbing
&ipoksia, kangker paru!paru
Beau’s line
enyakit akut berat "nemia difisiensi besi
Koilonychias
"nemia difisiensi besi
Spliter hemorranges
-ndocarditis bacterial Trichinosis trauma
Paronychia
Paronychia (cantengan)
"4"S+
#. Tekstur kulit. ormalnya kulit adalah elastis dan dapat cepat kembali apabila dilakukan pencubitan yang disebut turgor kulit baik $. elembapan ormalnya kulit akan teraba kering. "pabila ada peningkatan aktivitas dan kecemasan maka kelembapan akan meningkat. %. Suhu. ormalnya suhu kulit adalah hangat 9. 0obilitas dan turgor etika mengkaji secara terpusat, diatas klavikula, kulit seharusnya mudah untuk dicubit, dan cepat kembali ke posisi awal. 0obilitas kulit menurun pada scleroderma atau pada pasien dengan peningkatan edema. Turgor kulit menurun pada pasien dehidrasi. 6. -dema, nonpitting atau pitting edema onpitting edema, tidak terdepresi dengan palpasi, terlihat pada pasien dengan respon inflamasi lokal dan disebabkan oleh kerusakan endotel kapiler. ulit terlihat merah, keras, dan hangat.
itting edema biasanya pada kulit ekstremitas dan dapat menimbulakan depresi ketika dilakukan palpasi. Pengukuran Keda%aman Pitting Edema :Skala (#; to ;9)< ;#, $ mm. yaris dapat terdeteksi segera ;$, 9 mm. itting lebih dalam beberapa detik ;%, = mm. itting dalam #5!$5 detik ;9, > mm. Sangat dalam 7$5 detik, (menurut potter, 1996)