BAB I PENDAHULUAN
Sindroma Horner merupakan akibat dari terganggunya suplai persarafan simpatis ke mata dan bercirikan dengan triad klasik antara lain miosis, ptosis parsial
dan anhidrosis hemifasial. Sindroma Horner merupakan pertanda dari
masalah medis seperti tumor, cedera sumsum tulang belakang atau stroke yang meru merusak sak saraf saraf di waja wajah. h. Terkad rkadan ang g kasu kasuss peny penyeb ebab ab utam utamany anyaa tida tidak k dapa dapatt ditemukan ditemukan karena sindroma Horner Horner sebenarnya sebenarnya bukanlah bukanlah penyakit. penyakit. Sindroma Horner Horner tidak mempunyai mempunyai penatalaksan penatalaksanaan aan spesifik. spesifik. Namun jika dimungkin dimungkinkan, kan, penatalaksanaan diarahkan pada penyebab utamanya. 1,2etika saraf yang berjalan dari otak ke mata dan wajah rusak, suatu gangguan yang jarang ditemui terjadi yakni Syndrom Horner. !iasanya, hanya satu sisi wajah yang dipengaruhi oleh syndrom Horner.
"rang pertama yang memperkenalkan syndroma ini adalah #ohann $riedrich Horner, seorang ahli oftalmologi berkebangsaan Swiss %1&'1 ( 1&&)*. +imana ia menemukan beberapa kelainan dari gejala klinis pada orang yang terinfeksi lues. elain elainan an tersebu tersebutt sangat sangat khas, khas, yaitu yaitu adany adanyaa ptosis, ptosis, miosis, miosis, enoftal enoftalmus mus dan anhidosis.1,2
BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGI
2.1. Anatomi Anatomi dan fisiologi mata
ata ata adala adalah h organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.-a cahaya.-ang ng dilakukan mata mata yang yang pali paling ng sederh sederhan anaa tak tak lain lain hany hanyaa meng menget etah ahui ui apak apakah ah ling lingku kung ngan an sekitarnya adalah terang atau gelap. ata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian isual.
/ambar 1.1. 0natomi mata.1
0natomi mata •
alp alpeb ebra ra untu untuk k melin melindu dung ngii bola bola mata mata,, serta serta meng mengelu eluark arkan an sekr sekresi esi kelenj kelenjarny arnyamem amemben bentuk tuk film air mata mata di depan depan korne kornea. a.alp alpebr ebraa juga juga merupakan alat menutup mata yang berguna untuk meindungi bolamata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan mata. !ola mata, pada orang dewasa diameter antero3posterior 24,5 mm '
•
onjungtia onjungtia merupakan membran yang menutupi sclera dan kelopak mata bagian belakang. !erbagai macam obat mata dapat diserap melalui konjungtia. onjungtia ini mengandung sel musin yang dihasilkan oleh sel goblet. 4 onjungtia terdiri atas tiga bagian, yaitu
onjungtia tarsal yang menutupi tarsus, konjungtia tarsal ini sukar digerakkan dari tarsus.
onjungtia bulbi, menutupi sclera dan mudah digerakan dari sclera dibawahnya.
onjungtia forniks, merupakan tempat peralihan konjungtia tarsal dengan konjungtia bulbi
4
onjungtia bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak. 2
/ambar 1.2. onjungtia bulbi. 4
•
Sklera dan episklera Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata bagian luar.#aringan ini padat dan berwarna putih, nyambung dengan kornea di anterior adndurameter optikus di belakang. ermukaan luar sklera di bungkus oleh sebuah lapisan tipis dari jaringan elastik halus yaitu episklera yang mengandung banyak pembuluh darah yang memasok sklera.
•
ornea ornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata bagian depan. ornea terdiri dari lima lapis, yaitu 1. 6pitel
Tebalnya 57 8m, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih9 satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
ada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depanya melalui desmosom dan makula okluden9 ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.
6pitel berasal dari ektoderm permukaan.
4
2. embran !owman
Terletak dibawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
:apis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
4
'. Stroma Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen ini bercabang9 terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu yang lama yang kadang3kadang sampai 15 bulan. eratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. +iduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma. 4 4.
embrane
descement
erupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.
!ersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 47;m.4
5. 6ndotel !erasal dari mesotellium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 273 47;m.
endotel
melekat
pada
hemidesmosom dan
membrane 4
descement
melalui
ornea dipersyarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke = saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membrane bowman melepaskan selubung schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. !ulbus rause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. +aya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu ' bulan. 4 Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan system pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. 6ndotel tidak mempunyai daya regenarasi. 4 ornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. embiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 47 dioptri dari 57 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.
4
/ambar 1.'. Histologi kornea.&
•
>ea >ea terdiri dari iris, korpus siliare, dan khoroid, bagian ini adalah lapisan as.Tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera, bagian ini ikut mensuplai darah ke retina.4
•
upil dan ?ris upil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. upil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Sedangkan iris adalah perpanjangan dari korpus siliare ke anterior. ?ris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam
mata, ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktiitas parasimpatis yang di hantarkan melelui n.kranialis ??? dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktiitas simpatik. 4 orpus siliaris
•
. Siliaris tersusun dari gab. Serat longitudinal, sirkuler dan radial. $ungsinya untuk kontraksi dan relaksasi serat3serat
•
0dalah segmen posterior uea, diantara retina dan sklera. :ensa
•
0dalah suatu struktur bikoneks, aaskuler, tidak berwarna dan hampir transparan sempurna , tebal 4 mm , diameter @ mm. :ensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang di kenal sebagai
•
Aetina selembar tipis jaringan tipis yang semi transparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua sepertiga posterior dinding bola mata. :apisan retina dari dalam 1. membrana limitans interna 2. lapisan serat saraf '. lapisan sel ganglion 4. lapisan pleksiform dalam 5. lapisan inti dalam badan sel bipolar % amakrin dan sel hori
=itreous adalah suatu badan gelatin yang jernih atau aaskuler, yang membentuk 2C' dariolume dan berat mata , itreous merupakan ruangan
yang di batasi lensa , retina dan diskus optikus. =itreous berisi @@ D air , 1 D meliputi 2 komponen , kolagen dan asam hialuranat yang memberikan bentuk dan konsistensi mirip gelombang pada itreous karena kemampuannya mengikat banyak air.4
2.2 N!"oanatomi Mata
!agian3bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia '. !agian3bagian tersebut adalah5 •
ornea erupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.
•
Sklera erupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata3 rata 1 milimeter tetapi pada irensi otot, menebal menjadi ' milimeter.
•
upil dan iris +ari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. upil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. upil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. :ebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.?ris berfungsi sebagai diafragma. ?ris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.
•
:ensa mata :ensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. $ungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. >ntuk melihat objek yang jauh %cahaya datang dari jauh*, lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat %cahaya datang dari dekat*, lensa mata akan menebal.
•
Aetina atau Selaput #ala Aetina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.
•
Saraf optik Saraf yang memasuki sel batang dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak '. !erikut adalah sistem kerja penglihatan pada saraf optik % isual pathway* . Aetina
merupakan
reseptor
permukaan
untuk
informasi
isual.
Sebagaimana halnya nerus optikus, retina merupakan bagian dari otak meskipun secara fisik terletak di perifer dari sistem saraf pusat %SS*. omponen yang paling utama dari retina adalah sel3sel reseptor sensoris atau fotoreseptor dan beberapa jenis neuron dari jaras penglihatan. :apisan terdalam %neuron pertama* retina mengandung fotoreseptor %sel batang dan sel kerucut* dan dua lapisan yang lebih superfisial mengandung neuron bipolar %lapisan neuron kedua* serta sel3sel ganglion %lapisan neuron ketiga*. Sekitar satu juta akson dari sel3sel ganglion ini berjalan pada lapisan serat retina ke papila atau kaput nerus optikus. ada bagian tengah kaput nerus optikus tersebut keluar cabang3cabang dari arteri centralis retina yang merupakan cabang dari a.oftalmika.
/ambar 1.4. :apisan Neuron pada Aetina.
Nerus optikus memasuki ruang intrakranial melalui foramen optikum. +i depan tuber sinerium %tangkai hipofisis* nerus optikus kiri dan kanan bergabung menjadi satu berkas membentuk chiasma optikum. +i depan tuber sinerium nerus optikus kanan dan kiri bergabung menjadi satu berkas membentuk kiasma optikum, dimana serabut bagian nasal dari masing3masing mata akan bersilangan dan kemudian menyatu dengan serabut temporal mata yang lain membentuk
traktus optikus dan melanjutkan perjalanan untuk ke korpus genikulatum lateral dan kolikulus superior. Ehiasma optikum terletak di tengah anterior dari sirkulus Fillisi. Serabut saraf yang bersinaps di korpus genikulatum lateral merupakan jaras isual sedangkan serabut saraf yang berakhir di kolikulus superior menghantarkan impuls isual yang membangkitkan refleks opsomatik seperti refleks pupil.5
/ambar 1.5. erjalanan Serabut Saraf Nerus "ptikus %tampak basal*
Setelah sampai di korpus genikulatum lateral, serabut saraf yang membawa impuls penglihatan akan berlanjut melalui radiatio optika %optic radiation* atau traktus genikulokalkarina ke korteks penglihatan primer di girus kalkarina. orteks penglihatan primer tersebut mendapat askularisasi dari a. kalkarina yang merupakan cabang dari a.Serebri posterior. Serabut yang berasal dari bagian medial korpus genikulatum lateral membawa impuls lapang pandang bawah sedangkan serabut yang berasal dari lateral membawa impuls dari lapang pandang atas %gambar 1.)*.5,)
/ambar 1.). Aadiatio "ptika
ada refleks pupil, setelah serabut saraf berlanjut ke arah kolikulus superior, saraf akan berakhir pada nukleus area pretektal. Neuron interkalasi yang berhubungan dengan nukleus 6idinger3Festphal %parasimpatik* dari kedua sisi menyebabkan refleks cahaya menjadi bersifat konsensual. Saraf eferen motorik berasal dari nukleus 6idinger3Festphal dan menyertai nerus okulomotorius %N.???* ke dalam rongga orbita untuk mengkonstriksikan otot sfingter pupil %gambar 1.B*.5
/ambar 1.B. #aras Aefleks upil 5
BAB I SIND#OM HO#NE#
1. Dfinisi
Sindrom Horner adalah suatu sindrom yang terdiri dari kelainan berupa masuknya bola mata, ptosis kelopak mata atas, kelopak mata atas sedikit naik, kontraksi dari pupil, penyempitan dari fissura palpebra, anhidrosis dan warna kemerahan di sisi wajah yang sakit, disebabkan oleh paralisa saraf3saraf simpatis serikal.B Sindroma Horner juga disebut dengan Bernard’s Syndrome, Bernard Horner’s Syndrome dan Horner’s Ptosis. B
2. Etiologi
Sindrom Horner terutama disebabkan oleh adanya kerusakan pada jalur saraf simpatis. ),&,@ Sentral ( Tumor ( 6nsefalitis ( +ifus ensefalitis erifer 3 reganglionik ( Syringomyelia ( +ifus ensefalitis ( Trauma ( Tumor rhinopharyngeal ( /oiter ( 0neurisma ( roses di apeks paru 3 Pancoast’s Syndrome ( kerusakan pleksus brachialis* erifer 3 ostganglionik ( 0neurisma carotis interna ( Tumor basis kranii
:okalisasi sindrom Horner sentral dan preganglionik sering terlihat dari gambaran klinis yang terkait. @ $. Patofisiologi dan Manifstasi %linis
Sindrom horner sentral, serabut simpatis sentral timbul dari hipotalamus posterolateral, turun melalui otak tengah dan pons, dan berakhir dalam sel intermediolateral dari sumsum tulang belakang pada E&3T2 %pusat siliospinal !udge*.2 Sindrom horner preganglion, serabut pupillomotor preganglionik keluar dari sumsum tulang belakang setinggi T1, dan memasuki rantai simpatis seriks, dimana berada di dekat puncak paru dan arteri subklaia. Serabut naik melalui rantai simpatik dan sinaps di ganglion serikalsuperior di tingkat bifurkasi dari arteri karotid komunis %E'3E4*. 2
/ambar 2.1. ?lustrasi yang menggambarkan adanya gangguan neuroanatomi jalur simpatis dari hipotalamus dapat menyebabkan sindrom Horner. Serabut pupillomotor postganglionik keluar dari ganglion serikal superior dan naik di sepanjang arteri karotid internal. Setelah serabut postganglionik
meninggalkan
asomotor
ganglion
sepanjang arteri karotid eksternal
serikal
superior, lalu
berjalan di
untuk menginerasi pembuluh darah
dam
kelenjar keringat pada wajah. Serabut pupillomotor naik sepanjang arteri karotis interna, masuk ke sinus kaernosa. emudian, serabut meninggalkan pleksus karotis untuk bergabung dengan N. 0bducens %=?* pada sinus kaernosus dan masuk orbita melalui fisura orbital superior bersama dengan cabang oftalmik dari N. trigeminus %=1* melalui N. ciliary longus. emudian menginerasi dilator iris dan otot Gller.2 ada sindrom Horner, adanya suatu patologi dalam jalur simpatik bermanifestasi sebagai miosis ipsilateral, ptosis parsial, enophthalmos dan anhidrosis.17
0.
!. /ambar 2.2. Sindrom Horner pada mata kanan %0* dan mata kiri %!*
•
iosis %perbedaan sekitar 132mm* karena kegagalan dari otot dilator pupillae.
•
tosis %perbedaan sekitar 132mm karena kegagalan dari otot Gller.
•
6nophthalmos karena kegagalan retraktor kelopak mata bawah yang belum sempurna. Hal ini membuat mata tampak lebih kecil. ondisi ini hanya mewakili jenis pseudoenophthalmos.
•
enurunan sekresi kelenjar keringat %hanya pada gangguan preganglionik yang mana kelenjar keringat menerima suplai saraf melalui karotid eksternal*.&
&. Pm"i'saan Pn!n(ang
:aboratorium Tergantung pada lokalisasi dan etiologi yang dicurigai, tes laboratorium yang dapat dipertimbangkan dalam hubungannya dengan konsultasi medis yang tepat. eliputi •
Hitung sel darah lengkap
•
Tes fluorescent treponemal antibody absorption %$T030!S*
•
Tes Venereal Disease Research Laboratory %=+A:*
•
Tes purified protein deriatie %+* placement
•
Tes urin %sebagai contoh, anillylmandelic acid =0I, homoanillic acid H=0I* untuk menyingkirkan neuroblastoma pada sindrom Horner anak.
). Diagnosis Banding
+iagnosis utama untuk sindroma Horner adalah Argyll Robertson *!*il. !rgyll Robertson pupil diakibatkan oleh cedera pada jalur parasimpatis sentral di area periaJuaduktus. Secara klasik, !rgyll Robertson pupil merupakan tanda khas dari penyakit meningoaskular sifilis %misalnya, neurosifilis, tabes dan parese yang umum* dan sesekali dapat ditemukan pada ensefalitis batang otak, alkoholisme, pinealoma dan diabetes mellitus yang lanjut. !rgyll Robertson pupil ditandai dengan hilangnya refleks pupil terhadap cahaya, pupil tidak berkontraksi meskipun cahaya terang dipancarkan ke mata. iosis biasanya ada dan bilateral. etika cocaine diteteskan ke mata, pupil akan berdilatasi pada sisi kontralateral. #uga dijumpai dilatasi pupil yang tidak sempurna setelah penetesan atropine. 11 ondisi3kondisi atau penyakit3penyakit lain yang dipertimbangkan sebagai diagnosis banding sindroma Horner meliputi pemakaian unilateral obat3obatan miotikum dan keracunan obat3obatan sistemik, serta lesi pada pons. "bat3obatan miotikum yang dapat menyebabkan miosis unilateral antara lain pilocarpine" neostigmine" physostigmine" carbachol" #ethacholine" dan lain3lain. Sedangkan keracunan obat3obatan sistemik menyebabkan miosis bilateral antara lain
narcotika,
barbiturat, phentolamine"
guanethidine"
reserpine"
meprobamate,
dan lain3lain. erdarahan
kolinergik,
mariyuana,
intrapontine biasanya
berhubungan dengan pin-point pupil, kehilangan kesadaran, dan tetraparese spastik dengan refleks yang meningkat. 11
+. Pnatala'sanaan
enanganan medis tergantung dari etiologi yang berkaitan. embedahan dilakukan berdasarkan etiologi tertentu, termasuk diantaranya bedah syaraf pada sindrom Horner yang terkait aneurisma, dan juga bedah askular untuk penyebab seperti diseksi arteri karotis atau aneurisma.
BAB I,. GAMBA#AN #ADIOLOGIS
&.1. Pn-a Sind"oma Ho"n"
enguji pupil dengan tetes mata kokain 4D dapat mengkonfirmasi diagnosis
sindroma
Horner.
1D
hydroKyamphetamine
dapat
digunakan
membedakan lesi sentral dan preganglionik dari post3 ganglionik9 bagaimanapun, dalam praktik sehari3hari pengujian farmakologik jarang dilakukan. 0kan tetapi, untuk membedakan penyakit sentral, pre dan post3ganglionik bergantung pada tanda3tanda klinis yang ada. Sebagai contoh, seorang pasien dengan lesi pada sinus caernosus akan sering bersamaan dengan defisit neurologis yang mempengaruhi berbagai derajat saraf kranial ',4,5, dan ). ada pasien yang diketahui memiliki keganasan paru menunjukkan gejala berupa nyeri pada bahu dan lengan, sindroma Horner mungkin merupakan ciri tambahan dari tumor an3coast. kebanyakan pasien yang hadir dengan Sindrom Horner dalam isolasi tanpa tambahan /ambaran klinis akan memiliki lesi postganglionik atau mungkin idiopatik, yaitu, tidak ada kelainan pencitraan dapat ditunjukkan. +alam suatu rangkaian kasus besar, 47D dari kasus sindroma Horner yang tidak diketahui diagnosisnya, dianggap berhubungan dengan penyakit askular. +ari sisa 2B7 pasien, 1'D berhubungan dengan lesi sentral, 44D lesi preganglionik, dan 4'D lesi postganglionik. ada anak, penyebab sindroma Horner terutama berhubungan dengan kongenital atau lesi didapatCpost3operasi. 12 &.1.1 Snt"al
enyebab sentral yang paling sering teridentifikasi adalah infark dari arteri cerebellar posterior inferior %?E0* atau penyumbatan arteri etebralis distal yang menghasilkan sindroma medullary lateral
%/ambar'.1*. asien ini
juga
mengeluhkan ertigo, kesulitan menelan, mati rasa wajah unilateral, dan
kehilangan sensasi nyeri dan suhu pada tungkai yang berlawanan. Tanda3tanda sensoris atau motorik tersilang sangat mungkin dari sebuah lesi batang otak. atologi
dalam
otak
tengah
menghasilakan
lumpuhnya
saraf
keempat
kontralateral. Tumor, trauma, stroke, dan penyakit askular lainnya, seperti malformasi arterioenosus %0=*, yang dapat meliputi otak dan spinal cord, semuanya telah terlibat. enyebab yang lebih jarang meliputi L acute disseminated encephalomyelitisM. 12
/ambar'.1. ?nfark cerebellar posterior inferior kanan. et Seorang pria 4B tahun menunjukkan secara mendadak sulit bicaraCcadel, nistagmus, kelemahan sisi kanan tubuh, dan sindroma Horner ipsilateral . &.1.2 P"ganglioni'
Sindroma Horner preganglionik sering disebabkan oleh trau ma atau tumor. 0ulsi akar saraf mengganggu jalur simpatik dapat menghasilkan gejala mencapai distribusi pleKus brachialis. ada bayi baru lahir, penyebab iatrogenik seperti persalinan dengan forcep dapat bertanggung jawab. Tumor di apeks %puncak*
paru3paru, tumor ancoast dan tumor neurogenik %/ambar'.2* merupakan yang paling sering berhubungan. Hal ini lebih sering ganas daripada jinak.
12
enyebab lain termasuk paraganglioma dari rantai simpatik kista hydatidosa, insersi drain intercostal, anestesi blok regional, simpatektomy, aneurysma arteri subclaia, keganansan thyroid, dan prolaps discus. +igre et al. enyediakan
protocol
untuk
inestigasi
A?
dari
sindroma
Horner
preganglionik. Eakupan seluruh tulang leher pada tiga pesawat ortogonal direkomendasikan, untuk melibatkan tulang thorakal atas dan thoracic inlet . otongan koronal dengan dan tanpa supresi lemak dapat memberikan detail dari setiap cedera pleksus brakhialis. #ika sebuah lesi apikal paru3paru atau sebuah tumor dalam mediastinum atas atau leher depan dianggap mungkin diperlukan a$ial contrast-enhanced %& . 12
/ambar'.2. Neuroma apikal. et Seorang wanita 'B tahun dengan nyeri sisi kanan leher yang timbul gradual dan sindroma Horner ipsilateral. %a* radiografi dada menunjukkan lesi massa pada aspek medial dari apeks lobus kanan atas. %b* pencitraan ET reformat dengan peningkatan kontras multiplanar parasagital obliJue dari leher menunjukkan detail kedua askular dan hubungan massa terhadap etebra pada leel tulang thorakal atas. %c* A? dengan T23weighted parasagital obliJue menunjukkan massa apikal berukuran 4 cm. 12
&.1.$. Postganglioni'
Sindroma Horner ostganglionik dapat disebabkan oleh kondisi mulai dari relatif sepele mengancam jiwa sampai yang mengancam jiwa. Nyeri sering merupakan gejala yang menyertai. +istribusi anatomikal meluas dari arteri carotis interna sampai ke basis kranii, sinus caernosus dan apeks orbita. enyebab paling umum adalah diseksi arteri carotis spontan atau traumatik %/ambar'.'*, sering bersamaan dengan carotydynia %nyeri dari wajah dan leher*. Thrombosis dalam essel merangsang hemiplegia kontralateral. asien dengan gangguan jaringan ikat, seperti bromuscular dysplasia atau sindrom 6hlerse +anlos, mungkin lebih rentan. !aik tumor dan trauma dapat mengganggu saraf ketiga dalam basis kranii dan sinus caernosus %/ambar'.4*.
12
Terjadinya kelumpuhan saraf kranial ketiga, keempat, kelima, dan keenam menunjukkan sebuah lesi dalam sinus caernosus atau fissura orbita superior. Sebuah lesi apeks orbita juga dapat menyebabkan kehilangan penglihatan sebagai tambahan. Sakit kepala tipe Eluster dianggap merupakan akibat cedera serabut simpatik dalam tulang canalis carotikus. Aiwayat pasien sering tipikal9 unilateral berat, sakit kepala singkat yang terlokalisir ke area orbita, temporal dan pertengahan wajah dimana pencitraan mungkin tidak membantu. >mumnya, pencitraan memiliki hasil positif yang lebih besar pada penyakit postganglionik jika gejalanya akut dibandingkan kronik. 0ngiografi digital dengan formal kateter merupakan teknik yang berharga yntuk mendeteksi diseksi arteri carotis interna, tapi sedang digantikan dengan A dan ET angiografi. A? aKial leher dengan &'-eighted , lemak ditekan dan magnetic resonance angiography %A0* akan mendeteksi sebagian besar diseksi arteri carotis interna. 12
/ambar'.'. +iseksi 0rteri Earotis ?nterna.
5
et Seorang wanita berusia 57 tahun dengan carotydynia dan sindroma Horner sisi kanan. %a* aKial T23weighted A? setinggi basis kranii menunjukkan perubahan sinyal tinggi menggantikan kekosongan aliran normal dalam arteri carotis interna ekstrakranial kanan %panah putih*. %b* aKial T13weighted enhanced A? menunjukkan diseksi flap dan sinyal tinggi dalam lumen yang menyempit.
Gama"$.&. etastasis Sinus Eaernosus.5
et Seorang pria berusia 55 tahun dengan riwayat karsinoma nasopharyngeal berkembang menjadi sindroma Horner pada sisi kanan yang berhubungan dengan ophthalmoplegia. %a* aKial T13weighted A? dari kepala sampai setinggi basis kranii menunjukkan massa jaringan lunak yang isointense terhadap otak mengisi sinus caernosus kanan dan meluas sepanjang dasar fossa kranial tengah. ?ntracaernosus arteri carotis interna sebagian tertekan. %b* aKial T13weighted A? setelah intraena gadolinium menunjukkan peningkatan massa sinus caernosus.
%ESIMPULAN
•
Sindrom Horner adalah suatu sindrom yang terdiri dari kelainan berupa masuknya bola mata, ptosis kelopak mata atas, kelopak mata atas sedikit naik, kontraksi dari pupil, penyempitan dari fissura palpebra, anhidrosis dan warna kemerahan di sisi wajah yang sakit, disebabkan oleh paralisa saraf3saraf simpatis serikal
•
Sindrom Horner terutama disebabkan oleh adanya kerusakan pada jalur saraf simpatis baik sentral, preganglionik maupun postganglionik.
•
encitraan dapat dilakukan bersamaan dengan konsultasi medis tergantung dari lokalisasi dan etiologi yang dicurigai. +iantaranya termasuk A?CA0, angiografi, ekstrakranial >S/ Doppler dan rontgen dada.
DAFTA# PUSTA%A
'
)eorge !*" Haydar !*!*" !dams +*#*" ,.* /maging of Horner’s Syndrome* 0nited 1ingdom2 http233*sepeap*org3archios3pdf3'456*pdf*
,
Horner Syndrome* http233emedicine*medscape*com3article3',,4'-oerie*
7
anski ##. Elinical "phthalmology 0 Systematic 0pproach9 6disi ). hiladelphia !utterworth Heinemann 6lseier. 277)
8
=oughan O 0sbury. "ftalmologi umum , aul Aiordan3ea, #ohn . Fhitcher edisi 1B #akarta 6/E, 277@
9
Stephen /.FaKman. Elinical neuroanatomy The =isual System 9 edisi 25.New Haen :ange, 2772
5 :ang, /erhard . 277). "phthalmology, 0 ocket TeKtbook 0tlas. 2nd 6dition. New -ork Thieme Stuttgart
6 +orland. 277). amus edokteran. 6disi 2@. #akarta enerbit !uku edokteran 6/E .
Erick, Aonald itts and eng Tee haw. 277'. TeKtbook of Elinical "phthalmology. 'rd 6dition. New #ersey Forld Scientific ublishing.
4
Aiordan3ea, aul and #ohn . Fithcher. 277B. =aughan and 0sburyPs /eneral "pthalmology. 1Bth edition. New -ork c/raw Hill3:ange.
' ing, 0rthur :im Siew and ?an #. Eonstable. 277B. Eolor atlas of ophthalmology. 'rd edition. New #ersey Forld Scientific ublishing. '' Tsementnited ingdom 277&. httpCCwww.sepeap.orgCarchiosCpdfC17@
25